Tinjau Ulang Prakalkulus Limit, Kekontinuan Turunan dan Diferensial
Limit tak Hingga Aplikasi Turunan
Terapan Konsep dan Prinsip Menggunakan Algoritma
Setiap Solusi Masalah Dikemukakan Strateginya
Oleh
Moch Chotim
Nip. 130781008
Jurusan Matematika
FMIPA
Universitas Negeri Semarang
KATA PENGANTAR
Buku ajar ini merupakan rancangan kegiatan belajar mengajar matakuliah Kalkulus 1. Matakuliah ini diberikan pada semester 1 tahun pertama bersama program D3 dan S1 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan bobot 3 satuan kredit semester (3 SKS).
Tujuan kurikuler matakuliah Kalkulus 1 adalah: “Mahasiswa memahami konsep fungsi, kekontinuan fungsi, limit fungsi, turunan fungsi, dan aplikasinya pada masalah-masalah yang dihadapi di matematika dan kehidupan sehari-hari”.
Untuk dapat mengikuti matakuliah Kalkulus 1 mahasiswa harus sudah memahami matematika sekolah, khususnya matematika di SMA.
Agar perkuliahan dapat berhasil secara optimal, perkuliahan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan setiap minggu dengan masing-masing pertemuan 2 x 50 menit. Dengan cara ini mahasiswa akan lebih sering belajar, latihan, dan berdiskusi dengan dosen dibandingkan dengan jika perkuliahan diberikan 1 kali pertemuan (3 x 50 menit). Dengan cara ini diharapkan mahasiswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Permasalahan matematika pada umumnya dan kalkulus pada khususnya memerlukan pendalaman teori, dan latihan soal yang banyak. Dengan demikian kegiatan belajar mahasiswa tidak cukup dilayani di kelas, dengan demikian mahasiswa harus memperkaya pengetahuan sendiri melalui tugas, baik yang ditetapkan dosen maupun yang dipilih mahasiswa sendiri. Pendekatan yang dipilih adalah pendekatan berbasis strategi dan pelaporannya menggunakan algoritma. Algoritma didefinisikan sebagai seperangkat langkah yang tersusun secara deduktif, setiap langkah dibuka dengan suatu kata pembuka yang merupakan alur berpikir. Setiap memecahkan masalah dilalui dengan suatu diskusi yang aktif dan efisien. Bahan bacaan wajib minimum dan tugas di luar kelas untuk perkuliahan ini dapat dilihat pada daftar pustaka yang dilampirkan.
Untuk memperoleh data kelulusan mahasiswa dilaksanakan 2 kali ujian, yaitu ujian tengah semester (100 menit) dan ujian akhir semester (120 menit). Selain kedua ujian itu direncanakan pula 2 kali ujian formatif masing-masing 50 menit sebelum dan sesudah ujian tengah semester. Nilai akhir mahasiswa ditetapkan berdasarkan pembobotan ujian dan tugas lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas masing-masing.
Semarang, 18 April 2008 Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...
SASARAN BELAJAR ...
BAB 1: TI NJAU ULANG TENTANG KONSEP-KONSEP PRAKALKULUS 1.1 Sistem Bilangan ………...
Garis bilangan ………...
Operasi padaR………...
Urutan padaR ...………...
Nilai mutlak ... 1.2 Bidang koordinat, jarak, dan lingkaran ...
Bidang koordinat ... Jarak ... Lingkaran ... 1.3 Persamaan linear ... Kemiringan garis ... Persamaan garis ……… Garis tegak dan garis datar ………... 1.4 Fungsi ………... Pengertian fungsi ... Operasi aljabar pada fungsi ... Fungsi-fungsi komposisi ... Fungsi invers ... Membuat grafik fungsi dengan metode geseran ... Fungsi Periodik: Tinjau ulang tentang fungsi Trigonometri ... Fungsi sinus dan fungsi kosinus ... Fungsi tigonometri lainnya ...
BAB 2: LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI ... 2.1 Limit fungsi ... Konsep limit secara intuitif ... Konsep limit secara formal ... Teorema-teorema limit ... Limit sepihak ... Limit fungsi trigonometri ... 2.2 Kekontinuan fungsi ... Kekontinuan fungsi di satu titik ... Kekontinuan fungsi pada suatu selang ... Kekontinuan sepihak ...
001 001 001 004 005 008 012 012 014 015 017 018 018 020 021 021 031 035 037
042 048 051
BAB 3: TURUNAN DAN DIFERENSIAL ...
3.1 Turunan ... Kemiringan garis singgung ... Pengertian turunan ... Turunan fungsi pada suatu selang ... Turunan sepihak ... Hubungan antara adanya turunan suatu fungsi dan kekontinuan fungsi di suatu titik ... Turunan fungsi trigonometri ... Teorema-teorema menentukan turunan fungsi ... Turunan fungsi invers ... Turunan fungsi invers fungsi trigonometri ... Turunan fungsi implisit ...
3.2 Diferensial ... Pengertian diferensial ... Hampiran nilai fungsi ...
BAB 4: LIMIT TAK HINGGA DAN LIMIT DI TAK HINGGA ...
4.1 Limit tak hingga ... Pengertian limit tak hingga ... 4.2 Limit di tak hinga ...
BAB 5: PENGGUNAAN TURUNAN ...
5.1 Nilai minimum dan maksimum suatu fungsi ... 5.2 Teorema Rolle dan Teorema nilai rata-rata ... 5.3 Fungsi naik dan fungsi turun ... 5.4 Kecekungan grafik suatu fungsi ... 5.5 Membuat sket grafik fungsi ...
Asimptot grafik fungsi ... Metode membuat sket grafik fungsi ... 5.6 Beberapa penggunan turunan ang lain ... Masalah maksimum dan minimum ... Masalah laju yang berkaitan ...
DAFTAR PUSTAKA
122
122 122 124 124 128
131 135 137 144
140
169 160 162
168
168 170 175
184
Konsep-konsep dan prinsip matematika yang telah diperoleh di sekolah
merupakan prasyarat untuk belajar kalkulus. Konsep dan prinsip ini perlu
diingatkan kembali sebagai penyegaran dan pendalaman.
1. Sistem Bilangan
Bilangan-bilangan real dapat di-gambarkan oleh himpunan semua titik yang terletak pada suatu garis. Pertama dipilih sebuah titik O pada garis itu yang dipakai sebagai titik pangkal. Selanjutnya dipilih ukuran satuan dan tempatkan titik-titik pada garis yang terletak satu satuan di sebelah kanan O. Titik itu ditandai dengan 1 (satu). Cara ini digunakan untuk memberi skala garis bilangan itu dan juga untuk mempertimbangkan letak setiap bilangan real. Sebagai contoh, setiap bilangan real negatif –sterletakssatuan di kiri O.
Terdapat tiga tipe bilangan real yang penting, yaitu bilangan-bilangan bulat, bi-langan-bilangan rasional, dan bilangan-bilangan tak rasional. Bilangan-bilangan-bilangan bulat adalah:
..., – 3, –2,–1, 0, 1, 2, 3,....
Bilangan-bilangan bulat dapat ditulis dalam bentuk desimal dengan di kanan koma desimal hanya terdiri nol, sebagai contoh:
2 = 2, 000...= 2,0, 12 = 12,000...= 12,0, dan
–1 = –1,000...= –1, 0. dengan tanda ” ” dibaca ”bar” berarti angka nol diulang tanpa akhir. Bilangan-bilangan rasional adalah Bilangan-bilangan-Bilangan-bilangan yang dapat dinyatakan sebagai:
b a
,
a dan b bilangan-bilangan bulat, dan b 0.
001 002
0 5 , 0 2
1 , Ini suatu kontradiksi.
Jadi 2 merupakan bilangan tak rasional.
0 1 2 3 4 –1
–2 –3
–s r
s satuan
r satuan
3 , 0 3
1 ,
__ 27 , 2 11
25 , dan
______ 538461 538461 , 1 13
20 .
Contoh 1:
Tunjukkan bahwa
__ 63 ,
2 adalah bilangan ra-sional.
Bukti: Tulis
__ 63 ,
2 =x. Jelas 100x= 263,__63. Jadi 99x= 261
x=
99 261.
Ini menunjukkanx=
__ 63 ,
2 merupakan sua-tu bilangan rasional.
Bilangan-bilangan real yang tak dapat dinyatakan sebagai
b a
, a dan b bilangan-bilangan bulat, dan b 0 disebut bilangan-bilangan tak rasional.
Contoh 2:
Tunjukkan bahwa 2 merupakan bilangan tak rasional.
Bukti:
Andaikan 2 merupakan bilangan rasional.
Tulis
b a
2 ,a,b B,b 0, dan (a,b) = 1. Jadia2= 2b2.
Jadia2merupakan kelipatan 2. Jadiamerupakan kelipatan 2.
Tulisa= 2muntuk suatumbilangan bulat. Jadi 4m2= 2b2 b2= 2m2.
Jadib2merupakan kelipatan 2. Jadibkelipatan 2.
Jadi (a,b) > 1.
Bilangan = 3,14159 ... yang merupakan perbandingan keliling dan diameter suatu lingkaran juga termasuk bilangan tak rasional.
Terdapat lambang-lambang baku untuk mengenali himpunan-himpunan bilangan, misalnya:
R= {x xbilangan real}, N= {x xbilangan asli}, Z= {x xbilangan bulat}, Q= {x xbilangan rasional},dan Qc= {x xbilangan tak rasional}. JelasN= {1, 2, 3, ...} dan
Z= {..., –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, ...}.
2. Operasi Pada
R
Operasi jumlah padaRmerupakan fungsi “+”:RxR R
(x,y) x+y
dan operasi kali padaRmerupakan fungsi “x”:RxR R
(x,y) xx y.
Operasi jumlah dan kali pada R memenuhi sifat-sifat berikut.
Jikax,y,x R, berlaku: (1) Sifat komutatif
x+y=y+xdan x.y=y.x.
(2) Sifat asosiatif
x+y+z=x+ (y+z) = (x+y) +z x.y.z =x.(y.z) = (x.y).z (3) Sifat distributif
x.(y+z) =x.y+x.z (x.y).z=x.z+y.z
(4) Unsur identitas
Terdapat unsur-unsur 0 dan 1 yang memenuhi
x+ 0 = 0 +x x Rdan x. 1 = 1 .x x R. (5) Unsur balikan
x R –x R x+ (–x) = 0 dan x R,x 0, x– 1 R x.x– 1= 1.
Kelima sifat di atas dikenal dengan sifat lapangan (field). Jadi R merupakan suatu lapangan.
Operasi selisih padaRmerupakan fungsi “–“:RxR R
(x,y) x+ (–y)
dan operasi kali padaRmerupakan fungsi “:” :RxR R
(x,y) xxy– 1.
3. Urutan pada
R
Terdapat urutan baku pada R. Jika pada garis bilangan letak b terletak di kanana, dikatakanblebih dariadan ditulis dengan
b>a.
Tentu saja sama artinya apabila dika-takanakurang daribdan ditulis
a<b. Definisi 1
Teorema 2
Contoh 3
Tentukan himpunan selesaian pertidaksa-maan: (a)x+ 2 < 5,x Rdan
(b) 9
2
3x ,x R.
Penyelesaian:
(a) Jelasx+ 2 < 5
x+ 2 + (–2) < 5 +(–2) x < 3.
Jadi HS = {x R x < 3}.
(b) Jelas 9
2 3x
9 . ).
.( 32
2 3 3
2 x
6 x .
Jadi HS = {x R x 6}.
Berikut ini disajikan beberapa kesepa-katan untuk menyatakan selang-selang padaR. Apabilaa,b R, didefinisikan:
(1) (a,b) = {x R a<x<b}, (2) [a,b) = {x R a x<b}, (3) (a,b] = {x R a<x b}, (4) [a,b] = {x R a x b}, (5) [a,+ ) = {x R x a}, dan (6) (– ,a] = {x R x a}.
Contoh 4
Tentukan himpunan selesaianx2– x –2 4. Penyelesaian:
Jelasx2–x– 2 4 x2–x– 6 0 (x+ 2)(x– 3) 0. Titik-titik pembuat nol ruas kiri adalah –2 dan 3.
005 006
Dipunyaia,b R.
a<b b–a 0 dan
a<b,a=bataua>b.
Jikax,y,z,c R
maka (i)x=y, x<y, ataux>y, (ii)x<ydany<z x<z, (iii)x<y x+c<y+c,
Nilai (x+ 2), (x– 3), dan (x+ 2)(x– 3) pa-dan selang (– ,–2),( –2,3), dan (3, + ):
Jadi HS = (– ,–2] [3, + ).
Teorema 3
Bukti (a):
Dipunyai 0 a b.
Jelas a > 0, b > 0, dan a b. Jelas a + b > 0 dan a – b 0.
Jadi (a + b)(a – b) 0 a2– b2 0 a2 b2. Jadi 0 a b a2 b2.
Bukti (b):
Dipunyai 0 a b.
Jelas a > 0, b > 0, dan a b. Jelas a.b > 0 dan a – b 0.
Jadi 0
ab b a
a 1 b 1
b 1 a 1
.
Jadi
b 1 a 1 b a
0 .
Bukti lainnya diserahkan pembaca sebagai latihan.
4. Norm Baku di
RPada garis bilangan berikut ini jarak 2 ke 5 adalah 3, ditulis j(2,5) = 3. Demikian pula jarak 5 ke 2 juga 3, ditulis j(5,2) = 3. Sedangkan
2 – 5 = –3 < 0 dan 5 – 2 = 3.
Berdasarkan fakta ini perlu didefinisikan konsep jarak dua titik diRsebagai berikut: dipunyai a, b R, jarak a ke b didefini-sikan sebagai
J(a,b) =
0 apabila
0 apabila
b a b
a
a b a
b
.
Dengan demikian jarak x 0 ke 0 sama dengan jarak 0 ke x 0, ditulis dengan
J(x,0) =j(0,x) =
0 apabila
0 apabila
x x
x x
.
Selanjutnya, jarak x ke x ditulis j(x,x) = 0. sebagai contohj(7,7) = 0 dan j(0,0) = 0.
Definisi 4
Contoh 5 Tentukan 2,
2
3 , dan 1 .
Penyelesaian: (a) Jelas 2 > 0.
Jadi 2= 2. (b) Jelas 0
2 3 .
007 008
– – – + + + + + +
– – – – – – + + + – – –
+ + + + + +
(x+ 2)
(x– 3)
(x+ 2)(x – 3)
Gambar 2:Daerah nilai (x+ 2), (x– 3), dan (x+ 2)(x– 3).
–2
–2
–2
3
3
3
Jika x R, J(x,0) ditulis dengan x
yang dibaca “nilai mutlakx” didefini-sikan sebagai:
x =
0 apabila
0 apabila
x x
x x
. Dipunyaia,b R.
(a) 0 a b a2 b2, (b)
b a b
a 1 1
0 ,
(c) a b 0 a2 b2, dan (d)
b a b
Jadi
2 3 =
2 3 ) 2 3
( .
(c) Dipunyai 3,14.
Jadi 1 – 1 – 3,14 = – 2,14 < 0. Jadi 1 = –(1 – ) = – 1.
Berikut ini disajikan beberapa teorema yang penting tentang nilai mutlak.
Teorema 4
(1) a a a R. (2) ab a.b a,b R. (3) Jikac> 0 maka
c
a –c a c.
(4) a a a a R. (5) a b a b a,b R.
Bukti (1):
Ambil sembaranga R. Kasusa< 0:
Tulisa= –muntuk suatum> 0. Jelas a m ( m) m dan
m m
a .
Jadi a a. Kasusa= 0:
Jelas –a= 0. Jadi a a = 0. Kasusa> 0:
Jelas –a< 0.
Jadi a a dan a ( a) a. Jadi a a .
Jadi a a a R.
Bukti (3): Dipunyaic> 0.
( ) Ambil sembaranga R. Dipunyai a c.
Kasusa< 0:
Jelas a c –a c a –c. Jadi –c a c.
Kasusa> 0:
Jelas a c a c. Jelas –a< 0.
Jadi –a<c a> –c. Jadi –c a c.
Jadi a c –c a c. ( ) Dipunyai –c a c.
Ambil sembaranga R. Kasusa< 0:
Jelas –c a c c a c
c a
c .
Jadi a c. Kasusa= 0:
Jelas 0 c a c. Kasusa> 0:
Jelas –c a c c a c.
Jadi a c.
Jadi –c a c a c.
Bukti lainnya diserahkan pembaca sebagai latihan.
Teorema 5:
Bukti:
(a) Ambil sembaranga,b R.
Jelas a = (a b) b a b b dan
b = (b a) a b a a.
Jadi a b a b dan (a b) a b. Jadi a b a b.
(b) Ambil sembaranga,b R. Jelas a b = a ( b)
b a
= a b. Jadi a b a b a,b R.
009 010
Untuk setiapa,b Rberlaku: (a) a b a b dan
Contoh 5
Tentukan HS pertidaksamaan berikut ini:
(a) x 5 4 (c) 0
3 x
x
(b) x 1 2x 7 (d) 0
3 x
x
Penyelesaian: (a) Cara 1:
Ambil sembarangx R. Kasusx– 5 < 0:
Jelasx< 5.
Jelas x 5 4 –(x – 5) 4 –x+ 5 4 x 1. Jadi HS1= [1, 5). Kasusx– 5 0:
Jelasx 5.
Jelas x 5 4 x – 5 4 x 9. Jadi HS2= [5, 9].
Jadi HS = [1, 5) [5, 9] = [1, 9].
Cara 2:
Ambil sembarangx R.
Jelas x 5 4 – 4 x– 5 4
1 x 9.
Jadi HS = [1, 9].
(b) Ambil sembarangx R. Kasusx< – 1:
Jelas x 1 2x 7 –(x+ 1) >2x– 7 –x– 1 > 2x– 7 x < 2.
Jadi HS1= (– ,–1). Kasusx – 1:
Jelas x 1 2x 7 x+ 1 > 2x– 7 –x> – 8 x< 8. Jadi HS2= [– 1, 8).
Jadi HS = (– ,–1) [– 1, 8) = (– ,8).
(c) Ambil sembarangx R– {3}. Jelasx 3.
Jadi (x– 3)2> 0.
Jadi 0
3 x
x
x(x– 3) 0.
Selanjutnya daerah nilaix, (x– 3), dan x(x – 3) diperlihatkan pada gambar be-rikut ini.
Jadi HS = [0, 3].
(d) Ambil sembarang x R– {3}. Jelasx– 3 0.
Jadi x 3 0.
Jadi 0
3 x
x
x 3. Jadi HP = (– , 0].
4. Bidang Koordinat
Untuk menganalisis hubungan antara dua variabel, sebagai contoh:
(a) hubungan antara waktu dan jarak yang ditempuh suatu partikel yang bergerak sepanjang garis,
(b) hubungan antara tekanan dan tem-peratur suatu gas ideal,
011 012
– – – + + + + + + – – – – – – + + +
– – –
+ + + + + +
x
x– 3
x(x– 3)
0 0
0
3 3
3
diperlukan suatu sistem kordinat dalam dua dimensi. Sistem koordinat ini dibangun dengan cara sebagai berikut:
(a) pilih titik O sebagai titik pangkal, (b) melalui titik O dibangun sumbu
datar dan sumbu tegak yang selan-jutnya berturut-turut disebut dengan sumbu X dan sumbu Y,
(c) bagian positif sumbu datar adalah sumbu datar yang letaknya di kanan titik pangkal O,
(d) bagian positif sumbu tegak adalah sumbu tegak yang letaknya di atas titik pangkal,
(e) bidang yang dibangun oleh sumbu datar dan sumbu tegak disebut bidang koordinat XOY,
(f) setiap titik pada bidang XY berpa-danan dengan sepasang bilangan real (xo, yo) yang disebut koordinat titik tersebut.
Perhatikan titik P pada bidang koordinat berikut ini.
Titik-titik Q dan R berturut-turut merupa-kan projeksi titik P pada sumbu X dan sumbu Y.
Tulis j(PQ) = yo dan j(PR) = xo .
Jelas yo =yodan xo =xo.
Selanjutnya xo disebut koordinat x titik P, yo disebut koordinat y titik P, dan (xo, yo) disebut koordinat titikP.
Berikut ini disajikan gambar beberapa titik di bidang koordinat.
Jarak titik-titik A, B, C, dan D ke sumbu X berturut-turut adalah:
1
1 , 3 3, 3 3, dan 1 1. Sedangkan jarak titik-titik A, B, C, dan D ke sumbu Y berturut-turut adalah:
4
4 , 1 1, 4 4, dan 2 2. Gambar berikut memperlihatkan dua titik P(x1,y1) dan Q(x2,y2).
Jarak titikPke titikQditulisj(P,Q). Jelasj(P,Q) = x2 x12 y2 y12
= (x2 x1)2 (y2 y1)2
Contoh 6
Tentukan jarak antara dua titik berikut: (a) A(– 3, 1) dan B(1, – 2)
(b) P(1,1) dan Q(–1,–7)
013 014
P(xo,yo)
Q R
X Y
O
Gambar 4:Bidang koordinat
X Y
A(4,1) B(–1,3)
D(2,–1)
C(–4, –3)
Gambar 5:Posisi beberapa titik pada bidang koordinat
) 1 , 1 (x y P
Gambar 6:Jarak titik P ke titik Q Y
X
) 2 , 2 (x y Q
Penyelesaian:
(a) Jelasj(A, B) = (1 3)2 ( 2 1)2
= 25 = 5.
(b) Jelasj(A, B) = ( 1 1)2 ( 7 1)2
= 68 = 2 17.
Contoh 7
Tentukan persamaan lintasan titik-titik yang berjarak sama dari titik A(4,3) dan B(–5, –1).
Penyelesaian:
Ambil sembarang titikP(x,y) pada lintasan. Jelasj(P, A) =j(P, B)
2 ) 3 ( 2 ) 4
(x y = (x 5)2 (y 1)2
8 1 4 9x
y .
Ini menunjukkan bahwa lintasannya meru-pakan suatu garis lurus.
5. Lingkaran
Lingkaran adalah lintasan titik-titik yang berjarak sama ke suatu titik tertentu. Selanjutnya, jarak yang tetap disebut
jari-jari lingkaran dan titik tertentu disebut titik pusat lingkaran.
Sekarang akan dicari persamaan lingkaran yang berpusat di titik O(0,0) dan ukuran jari-jarinyar.
Ambil sembarang titik P(x,y) pada lingkar-an.
Jelasj(O,P) =r
r y
x 0)2 ( 0)2 (
r y
x2 2
(
2 2 2
r y
x .
Tampilanx2 y2 r2 merupakan persama-an lingkarpersama-an berpusat di titik O(0,0) dpersama-an berukuran jari-jarir.
Contoh 8
(a) Tentukan persamaan lingkaran ber-jari-jari 4 dan berpusat di titik A(2,3).
Jelaskan dan sket grafik yang persamaan-nyax2+y2+ 6x – 2y + 6 = 0.
Penyelesaian:
(a) Ambil sembarang titik P(x,y) pada lingkaran.
Jelasj(P,A) = 4
015 016
4 2 ) 3 ( 2 ) 2
(x y hubungan dua peubah lebih rumit dari garis
lurus. Berdasarkan ini para ilmuwan selalu A(4,3)
B(–5, –1)
P(x,y)
X Y
Gambar 7:Lintasan titik-titik yang berjarak sama dari titik A ke B.
X Y
P(x,y)
O
16 2 ) 3 ( 2 ) 2
(x y
0 3 6 4 2
2 y x y
x .
(b) Jelasx2+y2+ 6x– 2y+ 6 = 0
(x2+2.(3x).1+9)+(y2– 2.y.1+1) = 4 (x+ 3)2+ (y– 1)2= 22.
merupakan persamaan lingkaran berpu sat di titik (– 3,1) dan berukuran jari-jari 2.
Gambar lingkaran itu adalah sebagai berikut:
6. Persamaan Linear
Persamaan yang grafiknya merupa-kan garis lurus sangat penting di dalam kalkulus. Masalah mendasar seluruh objek adalah mencari persamaan garis singgung suatu kurva di suatu titik yang diketahui. Secara umum, garis merupakan gambar hubungan antara dua variabel. Biasanya
melinearkan model-model yang diperoleh dengan cara mencari suatu garis lurus yang merupakan hmpiran terbaik sebagai hu-bungan dua variabel itu yang masih dibe-narkan.
Jika P(x1,y1) dan Q(x2,y2) merupakan dua titik berbeda membangun suatu garis (sebut dengan garis l). Kemiringan atau gradien garis l diberi lambang ml didefin-isikan sebagai perbandingan garis berarah vertikal dan garis berarah horizontal dari P keQatau dariQkeP.
Berdasarkan definisi, dapat ditentukan:
1 2
1 2
x x
y y PQ m m
l
atau
2 1
2 1
x x
y y m m
QP
l .
Contoh 9
Tentukan persamaan garis l yang mempu-nyai gradienmdan melalui titikA(x1,y1)!
Penyelesaian:
Ambil sembarang titik P(x,y) pada garisl. Jelasm=
1 1 x x
y y
) 1 ( 1 m x x y
y
y=mx+b,b=y1–mx1.
017 018
X Y
P(–3,1 )
O
r
Gambar 9:Lingkaran berpusat di P(–3, 1) dan berukur-an jari-jari 2.
P(x1,y1)
Q(x2,y2)
X Y
Contoh 10
Tentukan persamaan garis lurus yang: (a) melalui titik (3,6) dan mempunyai
kemiringanm= 3.
(b) Melalui titik-titik A(–2,3) dan B(2,– 3).
Penyelesaian:
(a) Tulisf: garis yang diminta.
Ambil sembarang titikP(x,y) padaf. Jelasm=
3 6 x y
3 =
3 6 x y
3x– 9 =y– 6 y= 3x– 3. Jadif:y= 3x– 3.
(b) Tulisg: daris yang diminta. Jelas
2 3 2 2
3 3 g
m .
Ambil sembarang titikP(x,y) padag. Jadig:
2 3 2 3
x y
3 3 2
3x y
2 3x
y .
Contoh 11
Tentukan kemiringan dan koordinat titik potong garisg: 2x+ 4y– 6 = 0.
Penyelesaian: Jelas 2x+ 4y– 6 = 0
2 3 2 1x
y .
Jadi
2 1 g
m .
Tulis
2 3 2 1 ) (x x
g .
Jelas
2 3 ) 0 (
g .
Jadi grafikgmemotong sumbu Y di (0, ) 2 3 .
Garis vertikal mempunyi sifat bahwa setiap titik ada garis ini mempunyai koor-dinat x yang sama. Sedangkan garis hori-zontal mempunyai sifat bahwa setiap titik pada garis ini mempunyai koordinat yyang sama. Perhatikan Gambar 12 berikut ini:
Teorema 6
Buktinya sederhana, diserahkan pembaca sebagai latihan.
Contoh 12
Dipunyai garisf:y– 3x– 4 = 0. Tentukan: (a) persamaan garis g yang sejajar
dengan garis g dan melalui titik (3,0).
(b) Persamaan garis h yang tegak lurus garisfdan melalui titik (–3, 2).
Penyelesaian:
(a) Jelasy– 3x– 4 = 0 y= 3x+ 4. Jadimf= 3.
Dipunyai garisg//f. Jadimg =mf= 3.
019 020
X Y
h:y= 1 v:x= 1
Gambar 12:Garishhorizontal dan garisvvertical.
X Y
) 2 3 , 0 (
(3,0)
g Gambar 11:Grafikg: 2x+ 4y– 6 = 0
Dipunyai dua garis berbeda yang memiliki persamaan
f:y=m1x+b1dang:y=m2x+b2.
Dipunyai garisgmelalui titik (3,0). Jadig:y– 0 = 3(x– 3) y= 3x– 9.
(b) Dipunyaih f. Jadimh.mf = –1
mh = –
3 1.
Dipunyai garishmelalui titik (–3, 2). Jadih:y– 2 = –
3
1(x+ 3)
y= 1
3 x .
7. Fungsi
Pengertian fungsi merupakan suatu hal yang mendasar dalam kalkulus. Berikut ini disajikan definisi fungsi.
Definisi 7
Selanjutnya apabila (x,y) f, ditulis y=f(x)
atau
f:x y
yang menyatakan y sebagai nilai f di x. Suatu fungsi dari A ke B digambarkan sebagai suatu grafik (Gambar 13), dan sebagai suatu pemetaan (Gambar 14).
Himpunan A disebut daerah asal (domain) fungsifdiberi lambangDf, dan
{y B (x,y) f}
disebut daerah hasil (range) fungsifdan di-beri lambingRf.
Contoh 13
Periksa pengaitan-pengaitan berikut ini merupakan fungsi atau bukan:
(a) f: R R,f(x) =x, (b) g:R R,g(x) =x3, dan
(c) h: [–5,5] [–5,5],x2+y2= 25. Penyelesaian:
(a) Ambil sembarangx R. Jelasx=f(x).
Pilihy=x. Jelasy=f(x).
Jadi x R y R y f(x). Ambil sembaranga,b R,a=b.
Jelasf(a) =a=b=f(b).
Jadi a,b R,a=b,f(a) =f(b). Jadifsuatu fungsi.
021 022
Dipunyai himpunan A dan B. Suatu fungsif dari himpunan Ake B merupa-kan pasang terurutf AxBsehingga: (1) x A y B (x,y) f dan
(2) (x,y) fdan (x,z) f y=z.
A B
f
x f(x)
Gambar 14:Fungsig:A Bsebagai suatu pemetaan.
X Y
(x,y)
x y
A B
(b) Ambil sembarangx R. Jelasx3 R.
Pilihy=x3. Jelasy=f(x).
Jadi x R y R y f(x). Ambil sembaranga, b R,a=b.
Jelasf(a) =a3=b3 =f(b). Jadi a,b R,a=b,f(a) =f(b). Jadifsuatu fungsi.
(c) Pilihx= 3 [–5,5].
Jelas 32+y2= 25 y2= 16
y= –4 y= 4. Ini berarti
a,b [–5,5],a=b,h(a) h(b). Jadihbukan suatu fungsi.
Gambar situasinya:
Contoh 14
Tentukan daerah asal, daerah hasil, dan sket setiap grafik fungsifberikut ini:
(a) f(x) = x2 (d)f(x) =
1 1 2 x x
(b) f(x) =x+ 1 (e)f(x) = x2 2x
(c) f(x) = x (f)f(x) = x2 2x
Penyelesaian:
(a) JelasDf =RdanRf= [0,+ ). Daftar nilaif:
x ... –2 –1 0 1 2 ...
x2 ... 4 1 0 1 4 ...
Grafikf:
023 024
X Y
g
x
g(x)
Gambar 16:Grafikf(x) =x3 Gambar 15:Grafikf(x) =x
X Y
f
x
f(x)
X
Y f
(0,0) (1,1)
(2,4)
(-1,1) (-2,4)
Gambar 18:Grafikf(x) =x2
X Y
3
Gambar 17:Grafikx2+y2= 25 bukan merupakan fungsi
4
–4
(b) Dipunyaif(x) =x+ 1. JelasDf=RdanRf=R. Daftar nilaif:
x ... –1 0 1 ... x2 ... 0 1 2 ... Grafikf:
(c) JelasDf =RdanRf= [0,+ ). Daftar nilaif:
x ... –2 –1 0 1 2 ...
x2 ... 2 1 0 1 2 ...
Grafikf:
(d) Jelasf(x) =
1 1 2 x x
=x+ 1,x 1. JelasDf =R– {1} danRf=R– {2}. Daftar nilaif:
x ... –2 –1 0 1 2 ...
x2 ... –1 0 1 2 3 ...
Grafikf:
(e) Jelasx2– 2x> 0 x(x– 2) > 0 x< 0 x> 2. JadiDf= (– ,0) (2,+ ) dan
Rf= (0,+ ).
Daftar nilaif:
x ... –3 –2 2 3 ...
x2 ... 3 0 0 3 ...
Grafikf:
(f) Jelasf(x) = x2 2x
= .
) 2 , 0 ( , 2 2
) , 2 [ ] 0 , ( , 2 2
x x x
x x x
JelasRf =RdanDf = [0,+ ).
025 026
Daftar nilaif: Grafikf:
X Y
(-3,3) (-2,2)
(-1,1)
(0,0) (1,1)
(2,2) (3,3)
f
Gambar 20:Grafikf(x) = x
X Y
f f
(–2,0) (2,0)
Gambar 22:Gambarf(x) = x2 2x f
X Y
(-1,0) (0,1)
(1,2)
Gambar 19:Grafikf(x) =x+ 1
X Y
(-1,0) (0,1)
(1,2)
Gambar 21:Grafikf(x) = 1
x ... –1 0 1 2 3 ... x2 ... 3 0 1 0 3 ...
Grafikf:
Contoh 15
Jika x R, x didefinisikan sebagai bi-langan bulat terbesar yang kurang dari atau sama denganx.
Dipunyaif:R B,f(x) = x .
Periksa apakah f merupakan fungsi atau bukan.
Penyelesaian:
Ambil sembarangx R.
Pilihy= maks {b B b x}. Jelasy Bdany=f(x).
Jadi x R y B y=f(x).
Ambil sembarangx B. Pilihy=x R.
Jelasf(y) =f(x) = x =x.
Jadi x B y R y=f(x).
Jadifmerupakan suatu fungsi.
Dengan mudah dapat dihitung bahwa: f([–2, –1)) = –2,
f([–1, 0)) = –1, f([0, 1)) = 0, f([1, 2)) = 1,
f([n–1, n)) = n–1.
Berikut ini disajikan beberapa sifat fungsi.
Definisi 9
Contoh 16
Periksa fungsi-fungsi berikut merupakan fungsi injektif atau bukan.
(a)f:R R,f(x) =x3dan (b)g:R R,g(x) =x2– 1.
Penyelesaian:
(a) Ambil sembarangx1, x2 R,x1 x2. Jelas
0 ) 2 1
(x x dan 2) 0
1 2 . 1 2 1
(x x x x .
027 028
Jelasf(x1) –f(x2) (b) Ambil sembarang x [–1,+ ). Dipunyai fungsif:A B.
Fungsi f dikatakan satu-satu (injective) jika untuk setiap dua unsur beda di A mempunyai peta yang beda. Definisi ini dapat disajikan secara formal seba-gai berikut:
x1,x2 A,x1 x2,f(x1) f(x2).
X Y
f f
(0,0) (2,0)
Gambar 23:Gambarf(x) = x2 2x (3,3) (-1,3)
X Y
–1
–2
–3
1` 2` 3`
= 3
2 3
1 x
x
= (x1 x2)(x12 x1.x2 x12)
0.
Jadif(x1) –f(x2) 0.
Jadi x1,x2 R,x1 x2,f(x1) f(x2). Jadifsuatu fungsi injektif.
(b) Pilihx1= –1 danx2= 1.
Jelasg(x1) =g(–1) = 0 =g(1) =g(x2). Jadi x1,x2 R,x1 x2,g(x1) =g(x2). Jadigbukan fungsi injektif.
Definisi 10
Contoh 17
Periksa fungsi-fungsi berikut merupakan fungsi surjektif atau bukan.
(a) f:R R,f(x) = 2x– 1 dan (b)g:R [–1,+ ), g(x) =x2– 1. Penyelesaian:
(a) Ambil sembarangx R.
Jelasx= 1
2 1
2 x .
Pilihy=
2 1 x
R.
Jelasf(y) = 1 2
1
2 x =x.
Jadi x R, y R f(y) =x. Jadifmerupakan suatu fungsi surjek-tif.
Pilihy g(y) = x.
Jelasg(y) = x y2– 1 =x y2=x+ 1
1 x
y y x 1
Jelasy R.
Jadi x [–1,+ ), y R,g(y) =x. Jadigmerupakan suatu fungsi surjek-tif.
Fungsi f: I R dikatakan bijektif apabila fungsi f merupakan fungsi injektif dan sekaligus surjektif.
8. Fungsi naik dan Fungsi Turun
Banyak model fenomena alam yang mempunyai solusi sebagai suatu fungsi yang naik atau turun. Sebagai contoh model populasi suatu mahluk hidup, model peluruhan radio aktif, dan sebagainya.
Definisi 11
Definisi 12
029 030
Dipunyai fungsif:A B.
Fungsi f dikatakan pada (surjective) jika Rf =B. Definisi ini dapat disaji-kan secara formal sebagai berikut:
x B, y A f(y) =x.
Dipunyai fungnsif:A B.
Grafik fungsi f dikatakan naik jika fungsi f melestarikan urutan. Definisi ini dapat disaji-kan secara formal sebagai beri-kut:
) ( ) ( , ,
,b A a b f a f b
a .
Dipunyai fungnsi f: A B. Grafik fungsi f dikatakan turun jika fungsi f tak melestarikan urutan. Definisi ini dapat disaji-kan secara formal sebagai beri-kut:
) ( ) ( , ,
,b Aa b f a f b
Contoh 17
Periksa apakah grafik fungsi berikut naik ataukah turun:
(a)f:R R, f(x) = 2x– 1, (b)f: [0,+ ) R,f(x) =x2, dan (c)f:R R, f(x) =x2.
Penyelesaian:
(a) Ambil sembarangx1,x2 R,x1<x2. Jelasx1–x2< 0.
Jelasf(x1) –f(x2) = 2x1– 1 – 2x2+ 1 = 2(x1–x2) Jadif(x1) <f(x2).
Jadi x1,x2 R,x1<x2,f(x1) <f(x2). Jadi grafikfnaik.
(b) Ambil sembarangx1,x2 (– ,0],x1 x2. Jelasx1 0,x2 0, danx1–x2 0. Jadix1+x2 0, danx1–x2 0. Jelasf(x1) –f(x2) = x12 x22
= (x1+x2)(x1–x2) 0.
Jadi x1,x2 (– ,0],x1 x2,f(x1) f(x2). Jadi grafikfturun pada (– ,0].
(c) Pilihx1= –2 danx2= 1. Jelasx1,x2 Rdanx1<x2. Jelasf(x1) = 4 > 1 =f(x1).
Jadi x1,x2 R,x1 x2,f(x1) f(x2). Jadi grafikftidak naik padaR.
9. Operasi Aljabar Fungsi
Suatu cara untuk membangun suatu fungsi baru adalah dengan menjumlah,
mengurangi, mengalikan, atau membagi fungsi-fungsi yang diketahui. Berikut ini didefinisikan operasi pada fungsi:
Definisi 13
Contoh 18
Dipunyai fungsif:R R,f(x) =xdan g: [1,+ ) [0,+ ),g(x) = x 1.
(a) jika h1 = f + g, tentukan: rumus h1, daerah asal, dan daerah hasilh1.
(b) jikah2=
g f
, tentukan: rumush2, dae-rah asal, dan daedae-rah hasilh2.
Penyelesaian:
(a) Jelash1(x) =f(x) +g(x) =x+ x 1.
Jelas Dh1 [0, ) dan Rh1 [1, ). Grafikh1:
031 032
Contoh 18
Dipunyaifdangadalah fungsi-fung-si dan k suatu konstanta. Fungsi-fungsi f+g, f–g, kg, f.g, dan
g f
didefinisikan sebagai berikut:
(a) (f+g)(x) =f(x) +g(x) (b) (f–g)(x) =f(x) –g(x) (c) kg(x) =k.g(x) (d) (f.g)(x) =f(x).g(x)
(e) , ( ) 0
) (
) ( )
( g x
x g
x f x g f
untuk semuaxdi daerah definisinya.
7
Y h
(b) Jelasg(x) = x 1 0 x (1,+ ). Jelash2(x) = (x)
g f
=
) (
) (
x g
x f
=
1 x
x
.
Jadi Dh2 (1, ) dan Rh2 [2, ).
Grafik h2:
Dipunyaif:R R, f(x) =
0 , 1
0 ,
x x x
dan
g:R R, g(x) =
1 , 2
1 ,
x x
x x
. Tentukan f + g, daerah asal, dan daerah hasilnya.
Penyelesaian:
Tulisf(x) = 1
1 , 1 0 , 1
0 ,
x x x x
dan
g(x) =
1 ,
1 0
, 0 ,
2
x x
x x
x x
.
Jadi (f+g)(x) =
1 , 1
1 0
, 1
0 , 0
2
x x
x x
x
.
Dari Gambar 27, dapat dilihat bahwa:
g f
D R
dan
g f
R = [0,+ ) (–2,–1).
Grafikf+g:
033 034
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 X
X Y
g f
(2,1) (2,2) (1,1)
(1,0)
(5,2) (5,5)
(5, 2 5 )
Gambar 26:Grafikh2(x) =
g f
(x)
Gambar 27:
Gambar (f g)(x) =
1 , 2 1
1 0 , 1
0 , 0
x x
x x
x
Y g
g
f
f
f+g
f+g
f+g
10. Komposisi Fungsi-Fungsi
Kadang-kadang dua fungsi diga-bung tidak menggunakan operasi-operasi aljabar yang telah dikenal, akan tetapi dengan cara fungsi kedua didefinisikan pada daerah hasil fungsi pertama. Fungsi yang dihasilkan dengan cara ini dinama-kan fungsi komposisi.
Sebagai contoh, fungsi h(x) = x 1
dapat dibangun melalui dua fungsi, yaitu: fungsi nilai mutlak
g:R [0,+ ) dengan g(x) = x
dan fungsi linear
g:R Rdenganf(x) =x– 1.
Untuk menghitungh(a), pertama dicari a–1 dan kemudian dihitung nilai mutlaknya, yaitu a 1.
Definisi 14
Pada Gambar 28 terlihat bahwa Df g ada-lah prapeta Rg Df olehgditulis dengan
) (
1
f D g R g
dan Rf g adalah peta Rg Df oleh fdan
ditulis dengan
) (Rg Df
f .
Gambar 28:Diagram
fungsi komposisi f g
Contoh 19
Dipunyai fungsi-fungsi f dang yang disaji-kan berturut-turut oleh
f(x) =x– 2 dang(x) =x2– 1.
Tentukan f g dan g f jika ada, selan-jutnya tentukan daerah asal dan daerah hasilnya.
Penyelesaian:
Jelas Df R, Rf R, Dg R, dan
) , 1 [ g
R .
(a) Jelas Rg Df [ 1, ) R=[ 1, ) . Jadi f g ada.
Jelas (f g)(x) =f[g(x)] =f(x2– 1) – 2 =x2– 3.
Jelas Df g =g– 1([–1,+ )) =Rdan g
f
R =f([–1,+ )) = [–3,+ ). (b) Jelas Rf Dg =R R=R .
Jadi g f ada.
Jelas (g f)(x) =g[f(x)] =g(x– 2) = (x– 2)2– 1.
035 036
Dipunyai fungsi-fungsi f dan g dengan Rg Df . Fungsi komposisi f g didefinisikan sebagai
(f g)(x) =f[g(x)] x Rg Df.
g f
f g
Df g Rg Df Rf g
Df
Rg
Dg
Jelas Dg f =f– 1(R) =Rdan
f g
R =g(R) =R.
Berikut ini disajikan beberapa contoh berbagai fungsi yang dapat dikembalikan sebagi komposisi dua fungsi:
(a) Fungsih(x) = 3 2
) 7 2
(x dibangun dari
3 2
) (x x
f dan g(x) = x2 + 7 dengan rumus ( f g)(x).
(b) Fungsih(x)=4 2 x2 dibangun dari x
x
f( ) 4 dan g(x) = 2 + x2 dengan rumus ( f g)(x).
(c) Fungsih(x) = 4 2 x2 dapat pula di-bangun dari f(x) 4 xdang(x) = 2+x2 dengan rumus (f g)(x).
(d) Fungsi h(x) =
4 3
8 x
dibangun dari
fungsi
x x
f( ) 8 dan g(x) = 3 + x4 de-ngan rumus (f g)(x).
(e) Fungsi h(x) =
4 3
8
x
dapat pula
diba-ngun dari fungsi
x x
f( ) 8 dan g(x) =
4
3 x dengan rumus (f g)(x).
11. Balikan (
Invers
) Fungsi
Banyak fungsi yang sangat berman-faat dibangun dengan menggunakan fung-si yang telah dikenal. Dimulai dengan fungsi yang memetakan titik ke dirinya
sendiri yang disebut dengan fungsi iden-titas.
Definisi 15
Definisi 16
Gambar situasinya:
Perhatian 1: Tampilan f –1 merupakan in-vers fungsifdan f–1
f 1 .
Perhatian 2: jika g adalah invers f, maka
f R g
D sebab g
didefini-sikan oleh:
g(y) =x y=f(x). Contoh 20
(a) Dipunyai fungsi
f:R R,f(x) = 2x dan
g:R R,g(x) =
2 x
.
037 038
f
f–1
A
B
Rf
Gambar 29:Diagram fungsifdanf–1 Fungsii: A BdenganA Bdisebut fungsi identitas apabila
i(x) =xuntuk setiapx A.
Dipunyai fungsif:A B. Jika terda-pat fungsig:Rf Asehingga
g[f(x)] =x x A maka fungsigdisebut inversfdan dituliskan dengan
Ambil sembarangx R. Jelasg[f(x)] =g(2x) =
2 2x =x.
Jadig=f–1.
(b) Dipunyai fungsif:R R,f(x) = 2x– 1. Jelasffungsi bijektif.
Jadif–1ada.
Ambil sembarangx R.
Jelasx= 1
2 1 2
2 x = )
2 1 2 ( x
f .
Jadif–1(x) =f–1[f(
2 1 2x )]
= ( )
2 1 2 )( 1
(f f x
= )
2 1 2 ( x i
=
2 1 2x .
(c) Fungsi f : R R yang disajikan oleh f(x) = x2 tidak mempunyai invers. Hal ini disebabkan untuk setiap bilangan positif x berkorespondensi dengan 2 bilangan berbeda di Df = R. Sebagai contoh, untukx = 4 diperoleh f(–2) = 4 dan f(2) = 4. Ini berarti tak mungkin mendefinisikang(4) = 2 dan g(4) = –2. Jadi tidak ada fungsigyang memenuhi
g[f(x)] =xuntuk setiapx R.
Teorema 17
Bukti:
Bangun pengaitang:Rf Dfsehingga g(x) =y x Rfdanx=f(y).
Ambil sembaranga,b Rf,a=b. Tulisa=f(x1) danb=f(x2). Dipunyaiffungsi injektif. Jadix1=x2.
Jadi a,b Rf,a=b,g(a) =g(b). Jadigsuatu fungsi.
Ambil sembarangx Df.
Jelasg[f(x)] =g(y) untuk suatuy Rf =x.
Jadi x Df,g[f(x)] =x. Jadig=f–1.
Jelas Dg Rf
f
D 1 .
Contoh 21
Dipunyaif:R R,f(x) = 2x– 4. Jelasffungsi injektif.
Jadif–1ada.
Ambil sembarangx R. Tulis 2x– 4 =y x= 2
2 y
. Jadif–1(x) = 2
2 x .
Jelas Rf
f
D 1 =R.
Gambar situasinya:
Hubungan grafik fungsi f dan inversnyaf –1dapat ditentukan dengan cara
039 040
Jikaf:A Bmerupakan fungsi injektif, maka
(a) fungsif–1ada, dan
(b) Rf
f
D 1 .
X Y
(4,4)
–4 2
–4 2
f g
sebagai berikut:
apabila (a,b) f maka (b,a) f –1. Ini berarti bahwa setiap titik di f –1 diperoleh dari titik dif dengan pencerminan terhadap garis y = x. Ini berarti juga bahwa grafik f danf–1simetri terhadap garisy=x.
Contoh 22 Dipunyaif:R–{–
2
1 } R– {
2
3}, dengan
1 2
2 3 ) (
x x x
f .
Tentukanf–1(x) apabila ada. Penyelesaian:
Ambil sembaranga,b R– {–
2
1},a b.
Jelasa–b 0, 2a+ 1 0, dan 2b+ 1 0. Jelasf(a) –f(b) =
1 2
2 3 1 2
2 3
b b a
a
=
) 1 2 )( 1 2
( a b a b
0. Jadi a,b R– {–
2
1 },a b,f(a) f(b).
Jadiffungsi injektif. Jadif–1ada.
Pemeriksaan:
(a) Ambil sembarangx R.
Jelasf(–x) = (–x)2– 2 =x2– 2 =f(x). Jadif(–x) =f(x) x R.
Jadifmerupakan fungsi genap.
(b) Ambil sembarangx R. Jelasg(–x) = –x= –g(x). Jadig(–x) = –g(x) x R. Jadigmerupakan fungsi ganjil.
(c) Ambil sembarangx R. Jelash(x) = x 1 =
1 , 1
1 , 1
x x
x x
.
Jelash(–x) =
1 , 1
1 , 1
x x
x x
.
Jelash(–x) h(x) dan h(–x) –h(x) Jadihbukan fungsi genap danhjuga bukan fungsi ganjil.
(d) Ambil sembarang x R. Jelasl(–x) = (–x)3+x
= –(x3–x) = –l(x). Jadil(–x) = –l(x) x R. Jadilmerupakan fungsi ganjil.
Catatan:
12. Membuat Sket Grafik Fungsi
dengan Metode Geseran
Sebelum membahas konsep perge-seran, perlu diperhatikan bagaimana meng gambar grafik fungsi-fungsi sederhana. Sebagai contoh diberikan fungsi-fungsi kuadrat berikut ini:
(a) f:R R, f(x) =x2,
(b) g:R R, g(x) = (x– 1)2, dan (c) h:R R, h(x) = (x– 1)2– 2.
Penyelesaian:
(a) Daftar nilai fungsif:
x ... –2 –1 0 1 2 ... x2 ... 4 1 0 1 4 ...
Grafikf:
041 042
X
Y f
(1,1) (2,4)
(–1,1) (–2,4)
Gambar 31:Grafikf(x) =x2
(1) Grafik fungsi genap simetri terhadap sumbu X.
(b) Daftar nilai fungsig:
x ... –1 0 1 2 3 ... x–1 ... –2 –1 0 1 2 ... (x–1)2 ... 4 1 0 1 4 ...
Grafikg:
(c) Daftar nilai fungsih:
x ... –1 0 1 2 3 ... x–1 ... –2 –1 0 1 2 ... (x–1)2– 2 ... 4 1 0 1 4 ...
Grafikh:
Pada Gambar 31, 32, dan 33 dapat dilihat bahwa grafik g diperoleh dari grafik f dengan menggeser ke kanan sejauh 1 satuan dan grafik h diperoleh dengan menggeser grafik g ke bawah sejauh 2 satuan.
Definisi 18
Contoh 23
Dipunyai grafik fungsi f. Buatlah sket grafik
y= f(x 1) 1 2.
Penyelesaian:
Tulis f1(x) f(x 1), f2(x) f(x 1) 1,
1 ) 1 ( ) (
3 x f x
f , dan
2 1 ) 1 ( ) (
3 x f x
f
Grafik f1 diperoleh dengan menggeser grafikfke kiri sejauh 1 satuan.
Grafik f2 diperoleh dengan menggeser grafikf1ke bawah sejauh 1 satuan. Grafik f3 f2 .
Sedangkan grafik f4 diperoleh dengan menggeser grafik f3 ke atas sejauh 2 satuan.
Dengan demikian sket grafiknya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
043 044
X Y
h
(2, –1) (3,2)
(0, –1) (–1,2)
Gambar 33:Grafikh(x) = (x– 1)2– 2 (1,–2)
X
Y g
(2,1) (3,4)
(0,1) (–1,4)
Gambar 32:Grafikg(x) = (x– 1)2 (1,0)
Dipunyaifsuatu fungsi danksuatu bilangan positif.
(a) Grafik fungsi y=f(x–k) diperoleh dengan menggeser grafik fke kanan sejauhksatuan.
(b) Grafiky=f(x+k) diperoleh dengan menggeser grafikfke kiri sejauhk satuan.
(c) Grafiky=f(x) +kdiperoleh dengan menggeser grafikfke atas sejauh k satuan.
13. Fungsi Berkala
Fungsi berkala (periodik) banyak ditemukan dalam matematika terapan, seperti: model matematika ayunan mate-matika, pegas, aliran panas, dan lain sebagainya.
Pembaca dianggap telah mengenal satuan ukuran sudut dalam derajat dan telah mengenal pula bahwa ukuran sudut suatu lingkaran adalah 300o. Sistem derajat kurang cocok untuk keperluan-keperluan dalam kalkulus. Dengan demikian perlu didefinisikan ukuran sudut yang lain, yaitu ukuran sudut dalam radian.
Perhatikan suatulingkaran pada bidang koordinat XY yang berpusat di titik pangkal. Dibayangkan sebuah titik yang bergerak sepanjang lingkaran itu yang berlawanan arah dengan gerakan jarum jam dimulai dari titik (1,0).
Ukuran radian untuk sudut sama dengan ukuran panjang busur yang ditem-puh titik sepanjang gerakannya. Jelas ukur-an keliling lingkarukur-an itu adalah 2 . Jadi 2
radian = 360o.
Contoh 24
(a) Jelas 1 radian =
2 180o
57,296o 57o17`45``. (b) Jelas 1o=
180 = 0,017453
dengan 3,14159.
045 046
X
X
X
X
X Y
Y Y Y Y
f4
f3
f2
f1
f
a
a a a a a–1
a–1
a–1
a–1
a–1
Gambar 34:Grafikf4= f(x 1) 1 2
X Y
P
O (1,0)
(c) Berikut ini hubungan sudut-sudut d (dalam derajat) dan r(dalam radian).
d
0o 30o 45o 60o 90o 120o
r 0
6 4 3 2 3
2
d
135o 180o 210o 270o 315o
r 4
3
6 7
2 3
4 7
Setiap bilangan real t berpadanan dengan sebuah titik P pada lingkaran satuan dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) Jikat> 0, dipadankan dengan gerak titik sejauhtberlawanan arah jarum jam sepanjang lingkaran.
(b) Jikat< 0, dipadankan dengan gerak titik sejauh t searah jarum jam sepanjang lingkaran satuan.
14. Fungsi Trigonometri
Titik P(x,y) adalah suatu titik pada lingkaran satuan yang berpadanan dengan sudut . Berikut ini disajikan sinus dan cosinus sudut .
Gambar situasinya adalah sebagai berikut:
Definisi 19
Contoh 25
Tentukan nilai sin dan cos apabila: =
6, = 4
3 , = 3
4 , dan = 2 3 .
Penyelesaian:
(a) Perhatikan Gambar 36. Jelas OP = 1, PQ =
2
1 , dan OQ =
2 3 .
Jadi )
2 1 , 2
3 (
P .
Jadi sin
6 = 2
1 dan cos
6 = 2 3 .
(b) Perhatikan Gambar 37:
Jelas OP = 1, PQ =
2
2 , dan OQ = 2
2 .
Jelasx= –
2
2 dany= 2
2 .
Jadi )
2 2 , 2
2 (
P .
Jadi sin
2 2 4
3 dan cos
2 2 4
3 .
(c) Perhatikan Gambar 37:
Jelas OP = 1, PQ =
2
3 , dan OQ =
2 1 .
Jelasx= –
2
1 dany= –
2 3 .
Jadi sin
2 3 3
4 dan cos
2 1 3
4 .
047 048
Gambar 36:Titik P berpadanan Dengan sudut P(x,y)
X Y
(1,0)
(a) Sinus sudut , ditulis dengan sin , dan
sin =y.
(b) Cosinus sudut , ditulis dengan cos , dan
cos =x.
(d) Perhatikan Gambar 39. Jelas P(0, –1).
Jadi sin 1 2
3 dan cos
0 2
3 .
Berikut ini disajikan fungsi-fungsi trigonometri lainnya.
Definisi 19
Contoh 26
Buatlah sket grafik fungsi-fungsi berikut:
(a)f: [–2 ,2 ] R,f(x) = sinx, (b)g: [–2 ,2 ] R,g(x) = cosx, (c)h: [–2 ,2 ]–{
2 3 , 2 , 2 , 2
3 } R,
h(x) = tanx,
(d)j: (–2 ,2 )–{– , } R, j(x) = cotx,
(e)k: [–2 ,2 ]–{
2 3 , 2 , 2 , 2
3 } R,
k(x) = secx, dan
(f)j: (–2 ,2 )–{– , } R, j(x) = cscx.
Penyelesaian: (a) Grafikf:
Dapat dilihat bahwa:
Grafikfnaik pada selang-selang: [-2
,-2 3 ], [
2 ,
2 , dan [ 2 ,2 3 ].
Grafikfturun pada selang-selang:
049 050
Gambar 38: = 6
) 2
3 , 2 1 ( P
X Y
(0,–1) O Q
Gambar 39: = 2 3
X Y
P(0,–1)
O Gambar 40:Grafikf(x) = sinx
X Y
1
–1
2
–2
f
O X
Y
(0,–1) O
) 2 1 , 2
3 ( P
Q
Gambar 37: = 6
(a) tan =
cos
sin (c) sec = cos
1
(b) cot =
sin
cos (d) csc = cos
[
2 , 2
3 ] dan [ 2 3 , 2 ].
Nilai ) 1
2 ( ) 2 3
( f
f merupakan
nilai maksimum.
Nilai ) 1
2 3 ( ) 2
( f
f merupakan
nilai minimum.
(b) Grafikg:
Dapat dilihat bahwa:
Grafikgnaik pada selang-selang: [- ,0] dan [ ,2 ]. Grafikgturun pada selang-selang:
[-2 ,- ] dan [0, ]. Nilai g( 2 ) g(0) g(2 ) 1
merupakan nilai maksimum.
Nilai f( ) f( ) 1 merupakan nilai minimum.
(c) Grafikh:
Dapat dilihat bahwa: Grafikhnaik padaDh. Asimptot tegak:
2 3
x ,
2 x ,x=
2 , dan 2 3
x .
Memotong sumbu X di:
(–2 ,0), ( ,0), (0,0), ( ,0), dan (2 ,0).
(d) Grafikj:
Dapat dilihat bahwa: Grafikjturun padaDj. Asimptot tegak:
2
x , x ,x= , dan x 2 . Memotong sumbu X di:
) 0 , 2 3
( , ,0) 2
( , ,0) 2
( , dan ,0) 2 3
( .
(f) Grafikk:
051 052
Dapat dilihat bahwa: Asimptot tegak:
Y
Gambar 41:Grafikf(x) = cosx
X 1
–1
2
–2
g
O
X Y
1
–1
2
–2
h
Gambar 42:Grafikh(x) = tanx O
Gambar 44:Grafikk(x) = secx
X Y
1
–1 2
–2
k
O
Gambar 43:Grafikj(x) = cotx
2 2
Grafikknaik pada:
) 2 3 , 2
( , , )
2 3
( , , dan
) , 2
( .
Grafikkturun pada:
) 2 ,
( , ,0) 2
( , )
2 3 ,
( , dan
) 2 , 2 3
( .
Asimptot tegak:
2 3
x ,
2 x ,x=
2 , dan 2 3 x . Grafikktak memotong sumbu X. Nilai k(-2 ) = k(0) = k(2 ) = 1 merupa-kan nilai minimum relatif. Nilai k(- ) = k( ) = –1 merupakan nilai maksimum relatif.
(f) Grafikl:
Dari Gambar 45 dapat dilihat bahwa:
Grafiklnaik pada:
) , 2 3
( , ( , 2), , ) 2
( , dan
) 2 3 ,
( .
Grafikkturun pada:
) 2 3 , 2
( , ,0)
2
( , )
2 , 0
( , dan
) 2 , 2 3
( .
2
x , x ,x= 0, x , dan x 2 .
Grafikltak memotong sumbu X. Nilai l(
2 ) = l( 2
3 )= –1 merupakan nilai
maksimum relatif. Nilail(
2 3 ) = l(
2 ) = 1 merupakan nilai
minimum relatif.
Contoh 27
Gambarlah grafik fungsi-fungsi berikut: (a)f: [–2 ,2 ] R,f(x) = sin 2x, (b)g: [–2 ,2 ] R,g(x) = 2sinx, dan (c)h: [–2 ,2 ] R,h(x) = sin (x–
6).
Penmyelesaian:
(a) Daftar nilai fungsif:
x 2x sin 2x
2 4 0
4 7
2
7 1
4 6
2
6 0
4 5
2
5 –1
2 0
–34 2
3 1
2 0
4 – 2
–1
0 0 0
4 2 1
2 0
4 3
2
3 –1
2 0
Grafikfdiperlihatkan pada Gambar 46.
053 054
) 2 , 0 (
Gambar 45:Grafikl(x) = cscx Y
X 1
–1 2
–2
l
(b) Daftar nilaig:
x sinx 2 sinx
2 0 0
2
3 1 2
0 0
2
–1 –2
0 0 0
2
1 2
0 0
2
3 –1 –2
Grafikgdiperlihatkan pada Gambar 47.
(c) Daftar nilaih:
x
6 x
6 sin x
6
13 –2 0
6 10
2
3 1
6
7 – 0
6 4
2
–1
6
0 0
6 2
2
1
6
5 0
6 8
2
3 –1
6
11 2 0
Grafikgdiperlihatkan pada Gambar 48.
Berikut ini disajikan beberapa teore-ma yang sering digunakan.
Teorema 20
Bukti (1), (2), dan (3):
Perhatikan Gambar 49:
(1) Ambil sembarang titikP(x,y) pada ling-karan satuan.
TitikQadalah projeksiPpada sumbu X.
Jelas OQ =x = –x, PQ = y = –y, dan OP= 1.
055 056
Grafikf:
(1) sin2 + sin2 = 1. (2) Jika cos 0, maka
1 + tan2 = sec2 . (3) Jika sin 0, maka
1 + cot2 = csc2 . (4) sin (– ) = –sin dan
cos (– ) = cos . (5) sin (
2 ) = cos dan
cos (
2 ) = sin .
(6) sin (
2 ) = cos dan
cos (
2 ) = –sin .
(7) sin ( ) = sin dan cos ( ) = –cos . (8) sin ( ) = –sin dan
cos ( ) = –cos . (9) sin (
2
3 ) = –cos dan
cos (
2
3 ) = –sin .
(10) sin (
2
3 ) = –cos dan
cos (
2
3 ) = sin .
(11) sin (2 ) = –sin dan cos (2 ) = cos . (12) sin (2 ) = sin dan
Grafikg:
Grafikh:
057
Gambar 47:Grafikg(x) = 2 sinx Y
2
–2
2
–2
g
O X
Gambar 48:Grafikh(x) = sin (x– 6) Y
1
–1
2 –2
h
O X
Gambar 46:Grafikf(x) = sin 2x
X Y
O 1
–1 2
–2
f