• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALSIS LANDASAN SATUAN PENDIDIKAN SEKOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALSIS LANDASAN SATUAN PENDIDIKAN SEKOL"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALSIS LANDASAN SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA NEGERI DI DAERAH REMBANG

STUDI KASUS SMP N 1 SULANG

Oleh: Angga Debby Frayudha, M. Pd

1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri sekolah yang bermutu adalah dapat merespon kepercayaan

masyarakat artinya, bagaimana pihak sekolah mampu memberikan pelayanan yang

terbaik bagi putra-putrinya sehingga menghasilkan anak-anak yang bermutu dalam

segala hal. Mengingat perkembangan dunia IPTEK serta era globalisasi di depan mata

maka tujuan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat

maka pihak sekolah perlu melakukan pembenahan-pembenahan dalam hal sumber

daya manusia yang profesional, manajemen yang handal, kegiatan belajar-mengajar

yang berkualitas, adanya akses terhadap lembaga pendidikan tinggi baik dalam maupun

luar negeri bermutu serta ketersediaan sarana-prasana yang setaraf dengan pendidikan

bertaraf internasional. Tantangan yang semakin ketat dalam dunia pendidikan

khususnya bagi para pelaksana perencanaan dan manajemen, pengambil kebijakan

urusan pendidikan dalam hal ini pemerintah, harus memiliki alat atau peranti untuk

mengevaluasi sampai sejauh mana pembangunan pendidikan terutama kinerja layanan

pendidikan bagi masyarakat dapat tercapai secara optimal. Salah satu strategi

manajerial yang dikembangkan untuk menjamin sebuah organisasi (sekolah) memiliki

daya tahan dan daya hidup dari masa sekarang dan berkelajutan sampai masa yang akan

datang yaitu dengan menerapkan landasan-landasan pendidikan.

Organisasi yang dipilih oleh pemakalah dalam kajian analisis makalah ini adalah

SMP N 1 Sulang Kabupaten Rembang. Analisis landasan-landasan pendidikan

digunakan untuk menganalisis kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses) dari

(2)

sejauh mana nilai “PLUS” yang terdapat di sekolah tersebut dan bagaimana kondisi

dan situasi dari sekolah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut di atas

dirumuskan permasalahan dalam pertanyaan penelitian ini sebagai berikut:

1. Landasan pendidikan apa saja yang diterapkan di SMP N 1 Sulang?

2. Kelebihan dan Kelemahan Landasan pendidikan yang diterapkan di SMP N 1

Sulang?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Landasan pendidikan apa saja yang diterapkan di SMP N 1 Sulang?

2. Mengetahui Kelebihan dan Kelemahan Landasan pendidikan yang diterapkan di

(3)

II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 Profil Sekolah SMPN 1 Sulang

SMPN 1 Sulang, yang beralamat di jalan P nomor Q kabupaten Rembang,

mempunyai nilai akreditasi sekolah amat baik (A) dengan nilai akreditasi 98,95.

Jumlah total siswa SMPN 1 Sulang tahun 2008/2009 adalah 659 siswa dengan rincian

211 siswa kelas tingkat VII, 203 siswa kelas tingkat VIII, dan 245 siswa kelas tingkat

IX. Latar belakang ekonomi orangtua siswa dominan pada tingkat status menengah ke

atas dengan sebaran profesi terbesar pada PNS dan TNI/POLRI (58%), swasta (20,5%),

petani (9%), pedagang (9%), dan lainnya.

SMPN 1 Sulang mempunyai fasilitas dan sarana prasarana fisik yang telah sesuai

dengan standar sarana prasarana yang diharuskan dalam Standar Nasional Pendidikan

(SNP).

SMPN 1 Sulang dalam dua tahun terakhir (2007/2008 dan 2008/2009) meraih

rerata nilai UAN 8,09 dan 8,89. Peringkat sekolah menurut nilai rerata UAN di tahun

2007/2008 adalah peringkat 1 tingkat kecamatan, peringkat 6 tingkat kabupaten.

Sedangkan di tahun 2008/2009 meraih peringkat 1 tingkat kecamatan dan peringkat 8

tingkat kabupaten. Angka kelulusan studi dan kelanjutan studi untuk dua tahun terakhir

100 persen yaitu 231 siswa (tahun 2007/2008) dan 243 siswa (tahun 2008/2009).

Prestasi dan lomba akademik dan non akademik, olahraga, seni dan lainnya juga meraih

juara di tingkat kabupaten.

2.2 Analisa Landasan Yang diterapkan di SMP N 1 Sulang

(4)

Keluarga besar SMP Negeri 1 Sulang kabupaten Rembang (SMPN 1 Sulang )

melangsungkan pengajian kelas. Pengajian kelas tersebut dilangsungkan setelah

dhuhur hingga menjelang Ashar setiap satu bulan sekali di mushola .

"Pengajian kelas merupakan agenda rutin SMPN 1 Sulang. Kegiatan ini sengaja

dilaksanakan rutin untuk mempererat silaturahmi setiap siswa," ungkap Tuharno

mewakili pihak sekolah dalam sambutannya, Sabtu 21 September 2013.

Pengajian kelas diikuti semua siswa dan guru kelas. Dalam kesempatan tersebut

pengajian menghadirkan pembicara guru agama SMPN 1 Sulang, asal. Dalam

tausiahnya, guru agama menekankan pentingnya meneladani kepribadian Rasulullah

SAW.

"Rasulullah merupakan uswatun hasanah yang harus diteladani. Keteladanan

Kanjeng Nabi tidak hanya dalam hal ibadah kepada Allah tetapi juga kasih sayang

sesama manusia," jelas KH Ismail.

Setelah itu pengajian diakhiri dengan acara ramah tamah. "Saya senang dengan

materi pengajian. Insya Allah akan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari,"

Pungkas Adit, siswa yang mengikuti pengajian. (Ary Gunawan/Mar) Ary Gunawan

adalah pewarta warga.

Mengingat begitu pentingnya aspek pendidikan terhadap manusia, maka setiap

usaha pendidikan sebaiknya dilandasi oleh nilai-nilai ideal (Ideal core values) dan

berlaku secara umum (General Pattern). Dasar nilai-niai ideal itu harus merupakan

sumber kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan pada apa yang

dicita-citakan. Dasar tersebut harus merupakan standar nilai yang dapat mengevaluasi

kegiatan yang berjalan. Dalam Persfektif Islam pandangan hidup yang mendasari

seluruh proses pendidikan Islam adalah pandangan hidup yang islami, yang merupakan

(5)

Dari paparan artikel diatas disebutkan bahwa SMPN 1 Sulang menerapkan dan

menjalankan landasan religius pada sekolahnya sehingga asumsi-asumsi yang

bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak ukur dalam rangka praktek

pendidikan dan atau studi pendidikan sudah diterapkan.

b. Landasan Politik

UUD 1945 telah menjamin hak warga negaranya di dalam mendapatkan

pendidikan sebagai upaya membangun bangsa dan ini menjadi landasan paling dasar

pada setiap SMP di seluruh Indonesia. Jaminan tersebut tercermin di dalam Pasal 28 C

ayat 1 UUD 1945. Dalam Pasal tersebut disebutkan bahwa: “setiap orang berhak

mengembangkan pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan

dan memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya, demi

meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”.

Selain itu di Pasal 31 ayat 1 sampai dengan ayat 5 UUD 1945 dijelaskan bahwa:

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Setiap warga negara wajib

mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur didalam undang-undang.

Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh

persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan

belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Pemerintah akan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban

umat manusia.

Sebagai penyelenggara negara, pemeritah berkewajiban menyediakan layanan

(6)

bebas biaya ini berlaku untuk pendidikan dengan standar pelayanan minimum. Bila

warga negara menghendaki pendidikan di atas standar pelayanan minimum, maka

biaya pendidikan ditanggung sendiri oleh warga negara yang bersangkutan. Layanan

pendidikan minimum yang bebas biaya diselenggarakan oleh sekolah negeri.

Sedangkan layanan pendidikan yang di atas standar pelayanan minimum lazimnya

diselenggarakan oleh swasta.

landasan politik penting untuk melatih jiwa masyarakat, berbangsa dan bertanah

air dan juga dapat dimaknai sebagai suatu studi untuk mengkritisi suatu sistem

pendidikan SMP yang bila memungkinkan melakukan penyimpangan amanat.

Budaya politik seseorang atau masyarakat sebenarnya berbanding lurus dengan

tingkat pendidikan seseorang atau masyarakat. Hal itu bisa dipahami mengingat

semakin tinggi kesempatan seseorang atau masyarakat mengenyam pendidikan,

semakin tinggi pula seseorang atau masyarakat memiliki kesempatan membaca,

membandingkan, mengevaluasi, sekaligus mengkritisi ruang idealitas dan realitas

politik. Maka, kunci pendidikan politik masyarakat sebenarnya terletak pada politik

pendidikan masyarakat.

Dan hal lainya berkaitan dengan politik adalah pencalonan kepala sekolah SMP

yang sekarang ini menjadi hak bupati untuk menunjuk dan memilih kepala sekolah,

dan ini menjadikan status kepala sekolah menjadi posisi yang identik dengan politik,

siapa yang kuat dia yang akan menang, dan ini menjadi hal yang berlawanan dengan

pendidikan bahwa pendidikan dilaksanankan secara bebas, transparan namun tetap

berkwalitas.

Di lain sisi Politik pendidikan yang dimaksud termanifestasikan dalam

kebijakan-kebijakan strategis pemerintah dalam bidang pendidikan. Politik pendidikan

yang diharapkan tentunya politik pendidikan yang berpihak pada rakyat kecil atau

miskin. Bagaimanapun, hingga hari ini masih banyak orang tua yang tidak mampu

(7)

yang kekurangan fasilitas yang lengkap termasuk SMPN 1 Sulang atau bahkan tidak

memiliki gedung yang representatif atau tak memiliki ruang belajar sama sekali. Masih

banyak sekolah yang sangat kekurangan guru pengajar. Masih banyak pula guru

(honorer) yang dibayar sangat rendah yang menyebabkan motivasi mengajarnya sangat

rendah.

c. Landasan Hukum

Pada pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMPN 1 Sulang dilandasi oleh

landasan hukum yang berupa undang-undang dan peraturan. Dengan adanya landasan

hukum ini makin mengokohkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di

SMPN 1 Sulang. Berikut ini beberapa peraturan yang melandasi pelaksanaan

pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

1) Di dalam kurikulum 1975 Buku III C untuk SD, SMP dan SMA telah dibakukan

secara operasional pelasanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah demikian pula

dalam kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan 1976 Buku III D.

Di dalam kurikulum tersebut dalam bab pendahuluan (1.4) berbunyi: Pelaksanaan

pendidikan di SD/SMP/SMA bertujuan mengembangkan siswa secara optimal. Untuk

mencapai tujuan tersebut perlu melibatkan 3 komponen Pokok yaitu:

a. Program kurikulum yang baik.

b. Administrasi pendidikan yang lancar

c. Pelayanan bimbingan yang terarah; disertai dengan sarana dan prasarana yang

mamadai.

Ketiga komponen pokok itu merupakan komponen-komponen yang integral dan tidak

(8)

2) SK Mendikbud No 0370/0/1978, untuk SMP, tanggal 22 Desember 1978, dan SK

Mendikbud No. 0371/01978, untuk SMA, tanggal 22 Desember 1978, menyatakan

bahwa fungsi SMP / SMA adalah :

a. Melaksankan pendidikan sesuai dengan kurikulum.

b. Melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan bagi siswa.

c. Melakasanakan urusan tata usaha dan urusan rumah tangga sekolah.

d. Pembinan kerjasama dengan orang tua siswa dan masyarakat.

3) Kurikulum SMP dan SMA tahun 1984 tentang pelakasanaan bimbingan karir yang

terdiri dari 5 paket, paket I Pemahaman diri, paket II nilai-nilai, paket III pemahaman

lingkungan, paket IV hambatan dan cara mengatasi hambatan, paket V merencanakan

masa depan.

4) Undang-undang pendidikan no 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional

menegaskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perannya yang akan datang. Tenaga

pendidikan adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, dan atau

melatih peserta didik. Pendidikan nasional bertujuan mencerdasarkan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa dan Berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan ketrampilan, dan kesehatan jasmani dan rohani, mandiri seta memiliki

rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

5) Peraturan Pemerintah no 28 tahun 1990, Menurut PP No. 28/1990 Tentang

Pendidikan Dasar Bab X Bimbingan pasal 25 ayat (1) Bimbingan merupakan bantuan

yang diberikan pada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal

(9)

pembimbing, ayat (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2

diatas oleh menteri.

6) (1) dan (2) di atas oleh menteri.Peraturan Pemerintah No 29 thun 1990 Bab X pasal

27 tentang Sekolah Menengah: Pasal 27 Ayat (1) Bimbingan merupakan bantuan yang

diberikan pada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan

dan merencanakan masa depan. Ayat (2) Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan pada siswa dalam rangka upaya

menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan, kalimat

tersebut telah secara langsung memuat pengertaian dan tujuan pokok bimbingan dan

konseling di sekolah.

7) Menurut SK Menpan no 26 tahun 1989 Surat Edaran Bersama Mendikbud dan

Kepala BAKN tanggal 15 Agustus 1989 serta Surat Edaran Mendikbud tanggal 5 juli

1990 terdapat guru BP dengan latar belakang yang berbeda-beda:

a. Guru kelas sekaligus sebagai guru BP

b. Guru bidang studi yang merangkap guru BP

c. Guru BP yang merangkap sebagai guru bidang studi

d. Guru BP yang dengan latar pendidikan no BP

e. Kepala Sekolah yang sekurang-kurangnya membimbing 40 siswa.

f. Guru yang memiliki minor BP

g. Guru BP yang memiliki ijasah BP.

d. Landasan Sosial

SMPN 1 Sulang mengadakan rangkaian kegiatan Bakti Sosial Idul Adha di

Dusun Galsari, Karangharjo, Banyurowo. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga

(10)

penyembelihan hewan qurban, pengajian bersama, dan penyerahan bantuan sosial

pemberdayaan masyarakat.

"Kegiatan baksos idul adha merupakan program rutin unggulan SMPN 1 Sulang.

Tujuannya adalah menumbuhkan kepedulian peserta didik terhadap." Demikian

disampaikan Subarkah, Kepala SMPN 1 Sulang.

Kegiatan baksos idul adha ini mengangkat tema "Indahnya Berbagi Bersama

untuk Membantu Sesama". Kegiatan ini diikuti oleh 126 peserta didik kelas IX dengan

didampingi 11 guru. Dengan mengadopsi format house family, peserta didik tinggal di

rumah warga selama pelaksanaan baksos.

"Peserta didik kami wajibkan tinggal bersama warga. Harapannya, mereka

mampu membantu aktivitas warga dan berlatih kemandirian dan kepedulian dalam

hidup bermasyarakat." Demikian disampaikan Luky Kurniawan, salah seorang guru

pendamping.

Dalam kegiatan baksos ini dilakukan penyembelihan satu ekor sapi dan enam

ekor kambing. Daging qurban dibagikan kepada warga yang membutuhkan ditambah

bantuan sosial berupa kebutuhan pokok. (Ary Gunawan/ kw).

Dari data yang ada diatas bisa dimaknai sebagai proses interaksi antara 2 individu

atau lebih yang saling belajar sehingga memungkinkan perkembangan peradaban di

masyarakat. pada sisi lain sosoal pendidikan atau sosiologi pendidikan adalah ilmu

yang mempelajari tentang hubungan interaksi manusia satu dengan yang lain baik

individu dengan kelompok sehingga terjalin kerjasama yang sinergis dan

berkesinambungan manfaat lain dari sosiologi ini adalah manusia itu sendiri adalah

makhluk sosial dan manusia tidak bisa hidup sendiri dan terpisah karena saling

(11)

e. Landasan Psikologi

Landasan psikologis mengemukakan beberapa hal pokok yang mempunyai

pengaruh terhadap pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu tentang tingkah laku,

motif dan motivasi, pembawaan dan lingkungan, perkembangan dan tugas-tugas

perkembangan, belajar dan penguatan, dan kepribadian.

Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman

bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan ( klien ).

Psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis

dalam bimbingan dan konseling memberikan pemahaman tentang tingkah laku

individu yang menjadi sasaran layanan. Hal ini diperlukan karena ruang lingkup

bimbingan dan konseling adalah ruang lingkup klien, yang perlu diubah atau

dikembangkan.

Tingkah laku individu tidak terjadi dalam keadaan kosong, melainkan

mengandung latar belakang, latar depan, sangkut paut dan isi tertentu. Tingkah laku

berlangsung dalam lingkungan tertentu yang didalamnya terdapat unsur waktu, tempat,

dan berbagai kondisi lain. Tingkah laku merupakan perwujudan hasil interaksi antara

keadaan intern dan ekstern.

Belajar merupakan salah satu konsep yang sangat mendasar dari psikologi. Topic

tentang belajar menjadi materi dasar dan pokok dari pembahasan psikologis, bahkan

menjadi inti dalam penjelasan tentang persepsi dan berpikir; kemampuan dan imajinasi,

berargumentasi, dan menilai/mempertimbangkan; sikap, ciri- ciri kepribadian, dan

sistem nilai; serta perkembangan dan organisasi kegiatan yang membentuk kepribadian

individu.

Belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan

(12)

Pertama, terjadinya perubahan dan tercapainya sesuatu yang baru pada diri

individu itu tidak berlangsung dengan sendirinya, melainkan harus diupayakan. Jika

perubahan atau sesuatu yang baru terjadi pada individu tersebut tanpa disengaja atau

diupayakan, maka perubahan atau sesuatu yang baru itu bukanlah hasil belajar,

melainkan suatu yang berlangsung secara kebetulan atau hasil

pertumbuhan/perkembangan yang berupa kematangan.

Kedua, proses belajar terjadi pada suatu kondisi tertentu. Untuk terjadinya proses

belajar diperlukan prasyarat, berupa hasil kematangan ataupun hasil belajar yang

terdahulu. Misalnya, apabila seorang anak hendak belajar berhitung, terlebih dahulu ia

harus memahami tentang konsep tentang angka sebagai prasyarat belajar berhitung itu.

Ketiga, hasil belajar yang diharapkan adalah sesuatu yang baru, baik dalam

kawasan kognitif, afektif, konotatif, maupun psikomotoris/keterampilan. Hasil yang

merupakan sesuatu yang baru akan memberikan nilai tambah bagi individu yang

belajar.

Keempat, kegiatan belajar sering kali memerlukan sejumlah sarana, baik

peralatan(berupa buku, alat-alat latihan, alat-alat peraga, peralatan elektronik, peralatan

komunikasi, dan berbagai alat bantu belajar lainnya) maupun suasana hati dan

hubungan sosio-emosional. Suasana hati dan hubungan sosio-emosional yang

kondusif, sehingga tidak ada sesuatu yang menghambat, melainkan mendorong

berlangsungnya perbuatan belajar, akan lebih memungkinkan lagi tercapainya hasil

belajar yang diinginkan.

Kelima, hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar hendaknya dapat diketahui

atau diukur, baik oleh individu yang belajar maupun oleh orang lain. Pengetahuan

tentang hasil belajar merupakan balikana bagi individu yang belajar, terutama tentang

seberapa jauh kesuksesannya dalam upaya belajar itu. Adanya balikan seperti itu sangat

diperlukan oleh individu yang belajar agar ia dapat mengadakan perhitungan tentang

(13)

Keenam, upaya belajar merupakan upaya yang berkesinambungan. Kegiatan

belajar tidak terbatas oleh waktu, tempat, keadaan, dan objek yang dipelajari, ataupun

oleh usia. Upaya belajar dikehendaki berlangsung terus-menerus, sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan individu yang bersangkutan. Untuk itu diperlukan

penguatan (reinforcement). Apabila penguatan itu sering dilakukan, maka individu

yang diberikan penguatan itu akan melanjutkan atau bahkan meningkatkan upaya

belajarnya, sampai ia memiliki kebiasaan belajar yang baik.

Pemberian penguatan dilakukan memakai pernyataan berkenaan dengan hal-hal

positif yang ada pada diri individu, khususnya berkenaan dengan kegiatan belajarnya

itu; misalnya pernyataan tentang motivasi belajarnya cukup tinggi, hasil belajarnya

bagus, caranya menjawab soal-soal cermat, bahasanya lancer, pekerjaannya rapi, dan

sebagainya. Dengan pernyataan positif itu diharapkan mendorong tumbuhnya rasa

puas, rasa diri mampu bekerja dan mampu menghasilkan sesuatu yang berguna,

sehingga ia terdorong untuk mengulangi kegiatan tersebut. Apabila hal itu terjadi maka

upaya pemberian penguatan menampakkan hasilnya.

Para konselor perlu mengenal dan memahami teori-teori belajar yang telah

dikembangkan oleh para ahli seperti, teori pembiasaan dan keterpaduan (conditioning

dan connectionism theories), teori gestalt (gestalt theories), teori perkembangan

kognisi (cognitive development theories), teori proses informasi (informating

processing theories), proses peniruan (social learning theory). Hal tersebut dilakukan

dalam upaya pengembangan kegiatan belajar klien.

Jadi psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang

ditampakkan dalam bentuk perilaku siswa yang pemanfaatannya untuk kepentingan

siswa itu sendiri atau orang lain ataupun aktivitas-aktivitas individu baik yang disadari

ataupun yang tidak disadari yang diperoleh melalui suatu proses atau langkah-langkah

ilmiah tertentu serta mempelajari penerapan dasar-dasar atau prinsip-prinsip, metode,

(14)

masalah-masalah dalam pendidikan. Kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik psikofisik

siswa sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam

interaksinya dengan lingkungan. Perilaku merupakan manifestasi dari ciri-ciri

kehidupan baik yang tampak maupun tidak tampak.

Prayitno dan Erman Amti,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,Rineka

Cipta,Jakarta,2004,hal.154

f. Landasan Ekonomi

1) Biaya honor/intensif guru

Aktivitas biaya ini proporsional dengan jumlah siswa, sehingga termasuk aktivitas di

level unit. Berdasarkan data realisasi APBS diketahui total biaya honor/intensif guru

sebesar Rp 173.156.000.

2) Biaya honor/intensif non guru (PTT)

Aktivitas biaya ini bersifat proporsional dengan rombongan belajar (rombel kelas),

sehingga termasuk aktivitas di level batch. Berdasarkan data realisasi anggaran APBS

diketahui total biaya honor/intensif non guru (PTT) sebesar Rp 52.760.000.

3) Biaya pengembangan SDM

Aktivitas biaya ini meliputi biaya seminar guru, IHT, workshop, penataran, pertemuan

MGMP. Aktivitas biaya ini bersifat proporsional dengan rombongan belajar (rombel

kelas), sehingga termasuk aktivitas di level batch. Berdasarkan data realisasi APBS

diketahui biaya pengembangan SDM Rp 159.000.000.

4) Biaya alat tulis

Aktivitas biaya ini meliputi biaya alat tulis KBM dan alat tulis kantor. Aktivitas biaya

ini bersifat proporsional dengan rombongan belajar (rombel kelas), sehingga termasuk

aktivitas di level batch. Berdasarkan data realisasi anggaran APBS diketahui total biaya

(15)

5) Biaya buku siswa

Aktivitas biaya ini meliputi biaya pengadaan buku text-book sebagai pegangan siswa.

Aktivitas biaya ini bersifat proporsional dengan jumlah siswa, sehingga termasuk

aktivitas di level unit. Berdasarkan data realisasi anggaranAPBS diketahui total biaya

buku siswa sebesar Rp 14.490.000.

6) Biaya buku perpustakaan

Aktivitas biaya ini meliputi biaya pengadaan buku referensi perpustakaan dan buku

lain-lain. Aktivitas biaya ini bersifat proporsional dengan kelas/rombongan belajar

(rombel), sehingga termasuk aktivitas di level batch. Berdasarkan data realisasi

anggaran APBS diketahui total biaya buku perpustakaan sebesar Rp 14.000.000.

7) Biaya evaluasi belajar siswa

Aktivitas biaya ini meliputi biaya ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan

akhir semester, ujian akhir sekolah, ujian akhir nasional, ulangan remidial, ulangan

pengayaan. Aktivitas biaya ini bersifat proporsional dengan jumlah siswa, sehingga

termasuk aktivitas di level unit. Berdasarkan data realisasi anggaran APBS diketahui

biaya evaluasi belajar siswa sebesar Rp 67.254.000.

8) Biaya alat dan bahan habis pakai

Aktivitas biaya ini meliputi biaya alat bahan KBM, alat kebersihan, alat listrik,

kebutuhan rumah tangga sekolah. Aktivitas biaya ini bersifat proporsional dengan

rombongan belajar (rombel kelas), sehingga termasuk aktivitas di level batch. Dari data

realisasi anggaran APBS diketahui total biaya alat dan bahan habis pakai sebesar Rp

90.175.000.

9) Biaya daya dan jasa

Aktivitas biaya ini meliputi biaya listrik, air, telepon, internet. Aktivitas biaya ini

(16)

aktivitas di level batch. Berdasarkan data realisasi anggaran APBS diketahui total biaya

daya dan jasa sebesar Rp 42.218.000.

10) Biaya layanan perpustakaan

Aktivitas biaya ini meliputi biaya kartu perpustakaan, sirkulasi dan perawatan buku,

administrasi perpustakaan. Aktivitas biaya ini bersifat proporsional dengan jumlah

siswa, sehingga termasuk aktivitas di level unit. Berdasarkan data realisasi anggaran

APBS diketahui total biaya layanan perpustakaan sebesar Rp 4.720.000.

11) Biaya laboratorium

Aktivitas biaya ini meliputi biaya penggunaan alat praktikum, pemeliharaan alat

laboratorium, administrasi laboratorium. Aktivitas biaya ini bersifat proporsional

dengan kelas/rombongan belajar (rombel), sehingga termasuk aktivitas di level batch.

Berdasarkan data realisasi anggaran APBS diketahui total biaya laboratorium sebesar

Rp 17.352.000.

12) Biaya pembinaan akademik siswa

Aktivitas biaya ini meliputi biaya jam tambahan, pembinaan lomba, olimpiade,

pengayaan akademik. Aktivitas biaya ini bersifat proporsional dengan

kelas/rombongan belajar (rombel), sehingga termasuk aktivitas di level batch.

Berdasarkan data realisasi anggaran APBS diketahui total biaya pembinaan akademik

siswa sebesar Rp 100.620.000.

13) Biaya pembinaan non akademik siswa

Aktivitas biaya ini meliputi biaya kegiatan ekstrakurikuler, pramuka, PMR, PKS,

olahraga, kesenian, pesantren, dan lain-lain kegiatan kesiswaan. Aktivitas biaya ini

bersifat proporsional dengan kelas/rombongan belajar (rombel), sehingga termasuk

aktivitas di level batch. Berdasarkan data realisasi anggaran APBS diketahui total biaya

(17)

14) Biaya penerimaan peserta didik baru (PPDB)

Aktivitas biaya ini meliputi biaya pendaftaran, tes seleksi, administrasi, kepanitiaan,

orientasi siswa baru. Aktivitas biaya ini bersifat proporsional dengan jumlah siswa,

sehingga termasuk aktivitas di level unit. Berdasarkan data realisasi anggaran APBS

diketahui total biaya penerimaan peserta didik baru (PPDB) sebesar Rp 7.000.000.

15) Biaya pemeliharaan sarana prasarana

Aktivitas biaya ini meliputi biaya pemeliharaan fasilitas sekolah (ruang belaiar, ruang

fasilitas sekolah, ruang kantor, pagar). Aktivitas biaya ini bersifat proporsional dengan

kelas/rombongan belajar (rombel), sehingga termasuk aktivitas di level batch.

Berdasarkan data realisasi anggaran APBS diketahui total biaya pemeliharaan sarana

prasarana sebesar Rp 9.740.000.

16) Biaya kebersihan

Aktivitas biaya ini meliputi biaya kebersihan kelas, kantor, ruang fasilitas sekolah, WC,

taman, masjid, lingkungan sekolah. Aktivitas biaya ini bersifat proporsional dengan

kelas/rombongan belajar (rombel), sehingga termasuk aktivitas di level batch.

Berdasarkan data realisasi anggaran APBS diketahui total biaya kebersihan sebesar Rp

6.585.000.

17) Biaya lain-lain administrasi sekolah

Aktivitas biaya ini meliputi biaya pembinaan, pemantauan, pengawasan, pelaporan,

rapat kordinasi. Aktivitas biaya ini lebih kepada kepentingan organisasi keseluruhan

sehingga termasuk pada aktivitas di level produk. Berdasarkan data realisasi anggaran

APBS diketahui total biaya lain-lain administrasi sekolah sebesar Rp 71.766.500.

2.3 Kekuatan dan Kekurangan

(18)

a. Motivasi guru dan siswa cukup tinggi dalam menerapkan aspek religius untuk

meningkatkan iman dan takwa siswa.

b. Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan siswa atau siswa

dengan siswa sangat kondusif dengan adanya program bimbingan konsultasi.

c. Dasar Penerapan hukum yang berlaku menjadikan Sekolah memiliki kekuatan

hukum untuk mengatur sistem yang baik dan teratur.

d. Kegiatan amal yang dilakukan sekolah berdampak positif bagi masyarakat ataupun

siswa karena bisa menumbuhkan dan menguatkan tali persaudaraan di daerah tersebut.

e. Pembiayaan yang dikelola dengan baik akan berdampak sistematis dan kondusif di

sekolah.

f. Politik yang baik harusnya berdampak baik juga bagi kepentingan pendidikan dan

ini menjadi kekuatan tersendiri bagi pendidikan.

2.3.2 Kekurangan

a. Masih ada siswa atau guru yang terkadang tidak mengikuti pengajian sehingga

berimplikasi munculnya keinginan yang serupa untuk tidak mengikuti kajian agama.

c. Pembiyaan Orang tua siswa dalam anggaran pembangunan sangat sulit dikarenakan

kondisi perekonomian kebanyakan dibawah rata-rata.

e. Belum bisa memfasilitasi sarana dan prasarana yang mendukung untuk

pembelajaran terutama di perpustakaan dan di laboratorium sehingga kurang kondusif

dalam kelengkapan buku dan juga alat praktek yang dimanfaatkan oleh siswa untuk

penunjang pembelajaran.

f. Gedung sekolah sudah membutuhkan banyak perbaikan dan penambahan ruang

seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan juga ruang kantor yang masih

(19)

III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Setelah menganalisis data sekolah SMP N 1 Sulang dari enam komponen

landasan pendidikan yang diterapkan di SMP N 1 Sulang dan diketahui bahwa landasan

tersebut sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistem yang sudah lama

dibangun, dan menurut analisa dapat disimpulkan jika salah satu landasan tidak ada

maka sekolah bisa dikategorikan sebagai sekolah kurang baik, karena sekolah yang

baik harus menerapkan landasan-landasan pendidikan yang sudah ditetapkan oleh

pemerintah, kita juga dapat melihat bobot antara kekuatan dan kelemahan yang ada

sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kekuatan dan kelemahan yang dimiliki SMP

N 1 Sulang seimbang. Hal ini bisa dijadikan pelajaran untuk pihak sekolah bahwa

kekuatan yang ada kurang begitu dimaksimalkan untuk meminimalisir kelemahan yang

ada. Diharapkan dengan analisis ini sekolah akan terus berusaha dan meningkatkan

kekuatan sekolah dengan seoptimal mungkin agar kelemahan yang ada dapat teratasi.

Begitu juga peluang dalam sarana dan prasarana adalah peluang yang paling besar yang

dimiliki oleh SMP N 1 Sulang walaupun ini peluang ini masih jauh tetapi haruslah

dimanfaatkan secara maksimal dengan kerjasama yang baik antara pihak sekolah

dengan pihak diluar sekolah.

3.2 Saran

Analisis ini tidak terlepas dari keterbatasan. Faktor yang menjadi penyebab

keterbatasan analisis ini antara lain adalah data yang kurang detail menyebabkan

perhitungan belum optimal dalam menggambarkan keadaan yang sesungguhnya, baik

dalam perhitungan kondisi faktual maupun dalam perhitungan. Data kurang mendetail

(20)

Daftar Pustaka

Tim Perencanaan Dinas Pendidikan. 2007. Profil Pendidikan Kabupaten Rembang

Tahun 2007. Rembang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Rembang.

Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Soekarto Indarafachrudi. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif. Bogor:

Ghalia Indonesia

Bordovsky, T., Neal R.V. dan George R.W. 2005. Activity-Based Costing System

Required For Successful Customer Relationship Management. Journal of

Business & Economics Research 3(3): 35.

Anonim. Undang-undang Dasar (UUD) 1945. Negara Republik Indonesia.

Anonim. 2003. Undang-undang (UU) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Negara Republik Indonesia.

Anonim. 2005. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. Pemerintah Republik Indonesia.

Anonim. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar.

Pemerintah Republik Indonesia.

Anonim. 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Djatmika seperti yang dikutip oleh Galang (2013) menyatakan bahwa kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang

e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945... Sementara itu di kalangan masyarakat pun

Perancangan tata letak ini dilakukan dengan merancang tata letak fasilitas bagian produksi termasuk lintasan produksi, merancang tata letakkantor, merancang tata letak gudang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh biaya promosi terhadap volume penjualan pada studi pada perusahaan manufaktur food and beverages yang terdaftar

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATA PELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN ABAD 21 (4Cs) SISWA SMP.. Universitas

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATA PELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN ABAD 21 (4Cs) SISWA SMP.. Universitas

Konten blog tidak harus berisi produk yang Anda jual atau jasa yang Anda tawarkan, konten blog bisa saja berisi pengetahuan yang berguna bagi pembaca namun tetap relevan dengan

Dalam pengolahan data sebaran pergerakan penumpang dengan model DCGR tahun 2016 dan metode Furness tahun 2016 dibandingkan yang mengahasilkan persamaan y = 0,8337x +