• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari (Fix)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari (Fix)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Implementasi Pancasila dalam

Kehidupan Masyarakat Sehari-hari

Disusun Oleh

Fakrunisa Isnaini A.

4411413040

Biologi

Universitas Negeri Semarang

2013

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah meemberikan rahmat taufik hidayahnya & melimpahkan ilmu, Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasululla Muhammad SWT beserta keluarganya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester I mata kuliah Pendidikan Pancasila di Universitas Negeri Semarang Progam Biologi.

Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba membuat makalah yang berjudul “ IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI” Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis terbatas, cukup banyak tantangan dan hambatan yang penulis temukan dalam menyusun makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

(3)

DAFTAR ISI

SAMPUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan BAB II ISI A. Pengertian Pancasila

1) Pengertian Pancasila Secara Etimologis 2) Pengertian Pancasila Secara Historis B. Implementasi Pancasila

C. Pentingnya Pancasila Dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB 1. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bangsa Indonesia merupakan Negara pewaris kepulauan terbesar didunia.Dengan ribuan pulau yang tersebar diseluruh penjuru nusantara, dapat dibayangkan betapa besarnya bangsa ini dengan segala keberagaman dan keunikannya. Bagi bangsa Indonesia konsep persatuan dan kesatuan sangat bermakna, lebih bermakna daripada umumnya bangsa dan Negara lain. Bangsa Indonesia menyadari bahwa pancasila adalah roh dan jiwa yang digali dari nilai-nilai luhur yang telah lama ada dan tumbuh dalam masyarakat Indonesia.

Pancasila merupakan cerminan dari karakter bangsa dan negara Indonesia yang beragam. Semua itu dapat diterlihat dari fungsi dan kedudukan pancasila, yakni sebagai jiwa bangsa indonesia, keribadian bangsa, pandangan hidup bangsa, sarana tujuan hidup bangsa Indonesia, dan pedoman hidup bangsa indonesia.

Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pun memiliki arti yang mendalam baik itu secara historis maupun pengamalannya dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai pancasila ini bagi bangsa Indonesia meupakan landasan atau dasar, cita-cita dalam malakukan sesuatu juga sebagai motivasi dalam perbuatannya, baik dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat maupun dalam kehidupan kenegaraan.

Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi. Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.

(5)

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan makalah ini, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa arti pancasila ?

2. Bagaimana pandangan masyarakat tentang pancasila ?

3. Bagaimana masyarakat menerapkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari ? 4. Apa peran pancasila dalam kehidupan masyarakat ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengertian dari pancasila dan sejarah lahirnya pancasila 2. Mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang pancasila 3. Mengetahui implementasi pancasila dalam kehidupan masyarakat

(6)

BAB 2. ISI

A. PENGERTIAN PANCASILA

Untuk memahami pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya maupun peristilahannya, maka pengertian pancasila meliputi :

1. Pengertian Pancasila secara Etimologis

Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu : Panca dan Sila. Panca artinya lima, sila artinya batu sendi, alas, dasar, peraturan tingkah laku yang baik/senonoh.

Secara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang memiliki arti secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur. Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India.Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui Samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang berbeda.Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.

2. Pengertian Pancasila secara Historis

Pembahasan historis Pancasila dibatasi pada tinjauan terhadap perkembangan rumusan Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan keluarnya Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968.

Pembatasan ini didasarkan pada dua pengandaian, yakni:

a. Telah tentang dasar negara Indonesia merdeka baru dimulai pada tanggal 29 Mei 1945, saat dilaksanakan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI);

b. Sesudah Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 tersebut, kerancuan pendapat tentang rumusan Pancasila dapat dianggap tidak ada lagi.

(7)

1) Sidang BPUPKI – 29 Mei 1945 dan 1 Juni 1945

Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan telaah pertama tentang dasar negara Indonesia merdeka sebagai berikut: 1) Peri Kebangsaan; 2) Peri Kemanusiaan; 3) Peri Ketuhanan; 4) Peri Kerakyatan; 5) Kesejahteraan Rakyat. Ketika itu ia tidak memberikan nama terhadap lima (5) azas yang diusulkannya sebagai dasar negara.

Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sidang yang sama, Ir. Soekarno juga mengusulkan lima (5) dasar negara sebagai berikut: 1) Kebangsaan Indonesia; 2) Internasionalisme; 3) Mufakat atau Demokrasi; 4) Kesejahteraan Sosial; 5) Ketuhanan Yang Berkebudayaan. Dan dalam pidato yang disambut gegap gempita itu, ia mengatakan: “… saja namakan ini dengan petundjuk seorang teman kita – ahli bahasa, namanja ialah Pantja Sila …” (Anjar Any, 1982:26).

2) Piagam Jakarta 22 Juni 1945

Rumusan lima dasar negara (Pancasila) tersebut kemudian dikembangkan oleh “Panitia 9” yang lazim disebut demikian karena beranggotakan sembilan orang tokoh nasional, yakni para wakil dari golongan Islam dan Nasionalisme. Mereka adalah: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, H.A. Salim, Mr. Achmad Subardjo, K.H. Wachid Hasjim, Mr. Muhammad Yamin.

(8)

Rumusan sistematis dasar negara oleh “Panitia 9” itu tercantum dalam suatu naskah Mukadimah yang kemudian dikenal sebagai “Piagam Jakarta”, yaitu:

a) Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemelukknya;

b) Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab; c) Persatuan Indonesia;

d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;

e) Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945, “Piagam Jakarta” diterima sebagai rancangan Mukadimah hukum dasar (konstitusi) Negara Republik Indonesia. Rancangan tersebut – khususnya sistematika dasar negara (Pancasila) – pada tanggal 18 Agustus disempurnakan dan disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menjadi:

a) Ketuhanan Yang Maha Esa;

b) Kemanusiaan yang adil dan beradab; c) Persatuan Indonesia;

d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan;

e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945.

(9)

3) Konstitusi RIS (1949) dan UUD Sementara (1950)

Dalam kedua konstitusi yang pernah menggantikan UUD 1945 tersebut, Pancasila dirumuskan secara „lebih singkat menjadi: 1) Pengakuan Ketuhanan Yang‟ Maha Esa; 2) Perikemanusiaan; 3) Kebangsaan; 4) Kerakyatan; 5) Keadilan sosial. Sementara itu di kalangan masyarakat pun terjadi kecenderungan menyingkat rumusan Pancasila dengan alasan praktis/ pragmatis atau untuk lebih mengingatnya dengan variasi sebagai berikut: 1) Ketuhanan; 2) Kemanusiaan; 3) Kebangsaan; 4) Kerakyatan atau Kedaulatan Rakyat; 5) Keadilan sosial. Keanekaragaman rumusan dan atau sistematika Pancasila itu bahkan tetap berlangsung sesudah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang secara implisit tentu mengandung pula pengertian bahwa rumusan Pancasila harus sesuai dengan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

4) Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968

Rumusan yang beraneka ragam itu selain membuktikan bahwa jiwa Pancasila tetap terkandung dalam setiap konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, juga memungkinkan terjadinya penafsiran individual yang membahayakan kelestariannya sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang nilai-nilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Menyadari bahaya tersebut, pada tanggal 13 April 1968, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968 yang menyeragamkan tata urutan Pancasila seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.

(10)

B. IMPLEMENTASI PANCASILA

Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Pancasila dan masyarakat sangat berkaitan, karena pancasila merupakan pandangan hudup bangsa, dasar negara Republik Indonesia, dan ideologi bangsa, yang dijadikan pedoman masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Berikut adalah hasil observasi dari beberapa narasumber tentang implementasi pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

No Narasumber Profesi Pendapat

1. Sittatun Ibu Rumah Tangga Pancasila dalam kehidupan

sehari-hari sering tidak disadari implementasinya, karena dalam kebiasaan sudah menjalankan sedikit dari nilai-nilai pancasila itu sendiri. Contohnya beribadah, bersosialisasi dalam masyarakat, dan lain-lain.

2. Rahmad

Ramadhon

Mahasiswa Pancasila kita itu intinya bagus cuma masih banyak kekurngan dalam implementasinya. maka dari itu perlu implementasi pancasila ke penerus bangsa kita sejak dini, dan implementasinya harus sesuai jgn disalah artikan.

(11)

Pancasila semua sila-sila sudah berjalan tapi masih banyak kekurngan yg perlu dibenahi, bukan berarti dgn menganut ideologi pancasila kita tidak bisa maju, kita bisa maju kalau implementasi makna sudah berjalan sesuai tanpa perlu mengganti ideologi kita.

4. Arnaldy Indra Mahasiswa Implementasi pancasila dalam

kehidupan sehari-hari sudah diteraapkan di semua aspek. Misal sila 1, sebagai implementasi sila ketuhanan yang Maha Esa, kita menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan dan beribadah dengan cara yang sudah ditentukan.

5. Rendy Irawan Mahasiswa Pancasila dalam kehidupan

sehari-hari pastinya sudah diterapkan. Tetapi hanya nilai-nilai dari pancasila itu sendiri yang mulai memudar. Contohnya kurangnya rasa nasionalisme pada pemuda jaman sekarang.

6. Wahyu Nugroho Karyawan UNNES Penerapan pancasila sekarang ini tidak bisa diterapkan. Karena masih banyak sistem pemerintahan

(12)

yang tidak adil dan beradap. Maka dalam implementasinya pun masih kurang matang.

7. Budi Astuti Guru SMP Pancasila dalam penerapannya

masih banyak dilaksanakan oleh masyarakat. Contohnya pada lingkungan sekolah, sudah dilaksanakannya upacara secara rutin. Hal tersebut sudah

menunjukkan implementasi

pancasila tercapai.

8. Ana Setyaningrum Guru SMA Belum tercapai nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila. Perlu ditingkatkan agar kedepannya pancasila tidak pudar. Dalam hal ini yang berperan penting yaitu guru, orang tua, dan lain-lain.

9. Diana Irawati Ibu Rumah Tangga Penerapan pancasila dalam

kehidupan sekarang ini sudah ada yang terlaksana ke dalam pancasila itu sendiri. Misalnya dengan beribadah, komunikasi dengan anak, dan bersosialisasi dengan tetangga. Contoh-contoh tersebut sudah masuk dalam kisi-kisi pancasila.

(13)

tercapai. Masih susahnya melakukan proses pengurusan administrasi secara langsung pada negara ini. Selalu membutuhkan hal-hal yang berbelit-belit,

sehingga menyusahkan

masyarakat.

11. Salim Pedagang Penerapan pancasila dalam

kehidupan sehari-hari sudah diamalkan oleh masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan kondisi stabilitas negara yang aman dan terkendali, hanya saja masih ada sebagian warga yang kurang bisa menerima keadaan sekarang ini sehingga masih saja ada benturan di tengah-tengah masyarakat.

12. Didik Karyawan SMA N

1 Semarang

Pancasila sudah mutlak menjadi satu kesatuan yang merupakan pedoman dari Bangsa Indonesia. Untuk itu pancasila mutlak untuk diterapkan. Tetapi pancasila untuk sekarang ini sudah mulai bergeser. Karena mulai dari remaja saja untuk hal sopan santun, toleransi, dll itu sudah tidak sesuai dengan karakter pancasila itu sendiri, terutama adanya berbagai tindakan

(14)

kriminal yang banyak terjadi sekarang ini.

13. Fatahilah Bahario Pelajar SMA Pancasila sudah tidak dapat diterapkan lagi dalam kehidupan sekarang. Buktinya banyak pejabat yang memberikan contoh yang tidak baik, dengan berkorupsi yang tidak ada habis-habisnya.

14. Faezal Rachman PNS Masyarakat pada sekarang ini

sudah menyalahi pancasila itu sendiri. Adanya saling jatuh-menjatuhkan antara satu dengan yang lainnya.Itu semua sudah melenceng dari nilai-nilai pancasila, terutama pada sila Persatuan Indonesia

15. Cendikia Novi Karyawan Kantor Dalam hal ini, pancasila sudah mengalami pergeseran oleh derasnya arus globalisasi. Masyarakat lebih mencintai produk luar daripada produk dalam negeri sendiri.

16. Arifin Imam Ketua RT Belum terwujudnya implementasi

pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai pancasila sudah luntur dengan tindakan dari masyarakat yang tidak sejajar

(15)

dengan pancasila. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya partai-partai yang hanya mementingkan popularitasnya saja.

17. Suwartono Wiraswasta Pancasila hanya sebagai

pengetahuan atau simbol saja. Karena banyak masyarakat yang sudah tidak peduli dengan pancasila. Hal itu dibuktikan masih banyak orang yang tidak peduli dengan rakyat kecil.

18. Eko Purnomo Satpam Penerapan pancasila dalam

kehidupan sehari-hari sudah berjalan dengan baik. Buktinya saat ini nilai-nilai luhur dari sila-sila Pancasila-sila masih terpelihara dengan cukup baik.

19. Iqbal Fachtur Pelajar SMP Pancasila untuk penerapannya saat

ini sudah tidak sesuai dan hampir dilupakan oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan masih banyak pejabat tinggi ataupun tokoh penting yang tadak hafal dengan bunyi pancasila.

20. H. Masrukan Ketua RW Nilai-nilai pancasila masih banyak

(16)

Terbukti dari masih banyaknya sikap toleransi antar umat

beragama, saling tolong menolong, gotong royong, dan musyawarah bersama.

C. PENTINGNYA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Meskipun di Indonesia sudah pernah berdiri berbagai Negara atau kerajaan dan pemerintahan yang hidup sebelum bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain, namun belum ada satupun yang mempunyai undang – undang dasar, apalagi dasar filsafat Negara. Didalam masa penjajahan yang cukup lama bangsa Indonesia tidak mempunyai kesempatan yang banyak untuk mempelajari dan meneliti kekayaan kebudayaannya sendiri. Meskipun mendapat berbagai pengaruh baik yang bersifat material maupun non material dan perlakuan yang tidak adil dari kaum penjajah,

(17)

namun bangsa Indonesia masih mampu tegak mempertahankan kebudayaannya sendiri.

Setelah bangsa Indonesia ditantang apakah dasarnya jika Indonesia merdeka, maka Bung Karno sebagai putra Indonesia memberi jawaban yaitu pancasila. jawaban tersebut merupakan hasil analisa dan abstraksi dari kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Hal ini terbukti dapat menggerakkan setiap pemimpin bangsa Indonesia dan menggerakkan hati mereka. Usul bungkarno mendapat sambutan hangat yang kemudian diterima secara bulat. Hal ini pulalah yang menghasilkan kebulatan tekad bangsa Indonesia.

Pancasila yang diusulkan oleh bung karno sebagai dasar filsafat Negara Indonesia Merdeka ternyata dapat menggetarkan jiwa pemimpin – pemimpin dan bahkan juga bangsa Indonesia menunjukkan bahwa pancasila adalah identitas bangsa Indonesia (Sunoto, 1984 : 107).

Pendapat diatas menyatakan bahwa pancasila merupakan identitas bangsa Indonesia yang bisa diartikan pula sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Kepribadian bangsa Indonesia sendiri dijabarkan sebagai sifat – sifat atau ciri – ciri khusus yang dimiliki dan merupakan watak bangsa Indonesia. Ciri – ciri ini yang membedakan antara bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Oleh karena unsur – unsur Pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia dan terdapat didalam diri dan kebudayaan bangsa Indonesia, maka kepribadian bangsa Indonesia tidak lain adalah kepribadian pancasila.

Adanya kesamaan antara beberapa unsur dengan unsur yang dimiliki oleh bangsa lain tidak dapat diartikan bahwa bangsa Indonesia mengambil sebagian unsur dari bangsa lain. Begitu pula dengan adanya pengaruh dari luar ataupun sebaliknya menunjukkan bahwa kepribadian memang berkembang tanpa mengurangi ciri khas yag dimilikinya. Misalnya pada sila pertama yang digambarkan dengan perilaku bangsa Indonesia yang bersikap jujur dan taat merupakan pengejawantahan unsur

(18)

Ketuhanan. Unsur tersebut keluar dengan sendirinya sehingga merupakan identitas kepribadian bangsa Indonesia.

Makna yang selanjutnya yaitu pancasila sebagai dasar dan pedoman. Dikatakan sebagai dasar berarti pancasila itu berperan sebagai pondasi atau landasan tempat bertumpu bagi segala kegiatan bangsa Indonesia. Sehingga, dalam kehidupan sehari – hari tidak boleh lepas apalagi menyimpang dari pancasila. seiring dengan majunya jaman, inti unsur – unsur sila Pancasila tetap dan tidak mengalami perubahan. Ini bukan berarti Pancasila yang tengah dijadikan dasar Negara tersebut telah usang dan membutuhkan pembaharuan, tetapi dalam hal ini kandungan atau makna – makna yang ada didalamnya adalah tetap.

Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu negara dan tercermin di dalam identitas nasional bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka dan cenderung terus-menerus berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya. Implikasinya adalah bahwa identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.

Indonesia adalah negara yang plural, terdiri dari banyak suku, ras, bahasa daerah, agama, sistem kepercayaan, kultur, subkultur, dan sebagainya. Walaupun demikian, para pemuda pada tahun 1928 merasa senasib dan sepenanggungan; mereka merasa sebangsa dan setanah air. Mereka juga mendeklarasikan Bahasa Indonesia (Bahasa Melayu yang sudah disempurnakan dan dipakai di seluruh Nusantara sebagai bahasa dagang) sebagai bahasa persatuan. Para bapak pendiri bangsa kita pun menyadari hal ini. Maka diciptakan sebuah sistem filsafat yang sekiranya dapat menjembatani segala keanekaragaman tersebut, sistem filsafat yang sebenarnya sudah berurat-berakar dalam hati sanubari, adat-istiadat, dan kebudayaan Nusantara, bahkan jauh sejak masa Nusantara kuna (400-1500 M). Sistem filsafat itu adalah manifestasi kemanusiaan Indonesia.

(19)

Kelima sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai. Nilai-nilai yang merupakan perasaan dari sila-sila Pancasila tersebut adalah: nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai itu selanjutnya menjadi sumber nilai bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara Indonesia.

Dalam filsafat Pancasila juga disebutkan bahwa ada 3 (tiga) tingkatan nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.

1. Nilai dasar, yaitu nilai mendasari nilai instrumental. Nilai dasar adalah asas-asas yang

kita terima sebagai dalil yang bersifat sedikt banyak mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi.

2. Nilai instrumental, yaitu nilai sebagai pelaksanaan umum dari nilai dasar. Umumnya

berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme perkembangan zaman, baik dalam negeri maupun dari luar negeri. Nilai ini dapat berupa Tap MPR, UU, PP, dan peraturan perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan ideologi Pancasila sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Nilai praktis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai

praktis sesungguhnya menjadi batu ujian, apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral. Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk dala tingkatan nilai dasar. Nilai dasar ini mendasari nilai berikutnya, yaitu nilai instrumental. Nilai dasar itu mendasari semua aktivitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai dasar bersifat fundamental dan tetap.

Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, bukan bangsa yang

(20)

ateis. Pengakuan terhadap Tuhan diwujudkan dengan perbuatan untuk taat pada perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya sesuai dengan ajaran atau tuntutan agama yang dianutnya. Nilai ketuhanan juga memiliki arti bagi adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminasi antar umat beragama.

BAB 3. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai ideologi negara, Pancasila masih cenderung sebagai pengetahuan dan pajangan serta belum menjadi pedoman berperilaku sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun pada kenyataannya,masyarakat masih belum sadar akan pentingnya pancasila. Pancasila hanya di anggap seperti hiasan yang menghiasi

(21)

negeri ini , tanpa tahu apa maksud dari pancasila itu sendiri. Hal itu dibuktikan dengan wawancara yang telah dilakukan dengan berbagai narasumber dari kalangan masyarakat, dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat belum paham betul tentang pentingnya peran pancasila, bahkan sampai sekarang masih ada tokoh masyarakat yang tidak hafal teks pancasila.

Kebanyakan dari masyarakat menyatakan bahwa implementasi pancasila dalam kehidupan sekarang ini sudah berrgeser dari segi nilai-nilainya. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya conth penyimpangan yang terjadi seperti yang telah dipaparkan pada hasil wawancara, misalnya korupsi, tindak kriminal, dan lain-lain. Namun tidak sedikit pula dari masyarakat yang mempunyai jiwa Pancasialis yang menyatakan bahwa nilai-nilai dalam pancasila tersebut masih diterapkan dalam masyarakat sampai sekarang ini. Contoh konkritnya yaitu beribadah, adanya sikap menghargai antar sesama warga, gotong royong, dan rasa persatuan yang tinggi.

Sebagai warga negara yang baik , sudah selayaknya kita mempelajari seberapa penting pancasila bagi kehidupan masyarakat Indonesia.Tak hanya itu kita juga harus menjalankan apa maksud dan tujuan di buatnya pancasila . Dengan kata lain ,kita harus mengamalkan pancasila. Maka dari itu, penting adanya sosialisasi ke masyarakat tentang implementasi pancasila itu sendiri.

B. SARAN

Uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar negara kita republik Indonesia, maka kita harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Soegito,AT. 2013. Pendidikan Pancasila.Universitas Negeri Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKLDK-LP3

(23)

Janhari,KD.2011.Arti Pancasila di Masyarakat, Bangsa dan Negara.Yogyakarta:STMIK AMIKOM Yogyakarta

http://ridwanaz.com/akademik/kewarganegaraan/mengetahui-arti-atau-pengertian-pancasila/

Referensi

Dokumen terkait

Kullback-Leibler (KL). Bola marble yang memiliki gumpalan berkosentrasi paling tinggi tersebut dikarenakan gerakannya yang lebih cepat dibandingkan gerakan bola marble

Apa manfaat kemajemukan itu bagi bangsa Indonesia Mendampingi siswa bagaimana menggunakan Ensiklopedi, manfaatnya bagi pemustaka Mempernalkan “kata kunci” dalam penelusuran,

Undang-undang ini sudah selayaknya berlaku untuk setiap orang, yang atas pekerjaannya wajib menyimpan rahasia, bukan hanya untuk setiap orang, yang atas pekerjaannya wajib

pendapat yang ada tentang keterhubungan antara bahasa dan kebudayaan yang cukup lama bertahan adalah (i) struktur bahasa menentukan cara-cara penutur bahasa tersebut

Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya. Bagi STIE

Pimpinan keluarga, komunitas atau kelompok, kampung, dan suku serta pimpinan ritual siklus hidup seperti salametan ( hajat ), inisiasi, perkawinan, kematian, pemujaan

• Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Jumlah karyawan dengan status lajang tersebut nampaknya hampir separuh lebih yakni sebanyak 66 orang atau 50.77% menginginkan atau memiliki intensi untuk