• Tidak ada hasil yang ditemukan

S BIO 1202536 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S BIO 1202536 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Rahmi Maulidia, 2016

PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KADAR LIPID DARAH MENCIT (Mus musculus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Transisi epidemiologi penyakit merupakan pola pergeseran dan

perubahan penyakit. Perubahan tersebut dapat berupa dengan berkurangnya

jumlah penderita penyakit infeksi dan bertambahnya jumlah penderita penyakit

non infeksi atau penyakit degeneratif. Di Indonesia transisi epidemiologi dapat

terjadi diakibatkan perubahan sosial, ekonomi dan lingkungan, perubahan

struktur penduduk, dan adopsi gaya hidup tidak sehat (Harianto & Pratomo,

2013).

Penyakit degeneratif merupakan penyakit non-infeksi yang ditimbulkan

akibat bertambahnya usia sehingga kemampuan sel menjadi berkurang (Ames et

al., 1993). Seiring dengan majunya teknologi maka gaya hidup manusia semakin

beragam dan hal itu dapat menjadi faktor timbulnya penyakit degeneratif lebih

awal. Banyak contoh penyakit degeneratif yang sekarang banyak diderita pada

usia muda seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes. Menurut World

Health Organization (WHO) (2015) banyak negara yang memiliki beban

finansial yang besar akibat penduduknya banyak menderita penyakit degeneratif

sehingga dibutuhkan langkah yang nyata untuk menanggulanginya. WHO juga

menyebutkan bahwa hampir 17 juta orang setiap tahunnya meninggal akibat

penyakit degeneratif. Sebanyak 80% dari jumlah tersebut terdapat di

negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah seperti Tanzania,

Pakistan, Nigeria, dan Indonesia.

Salah satu penyakit degeneratif yang cukup banyak diderita dengan

angka kematian yang tinggi adalah penyakit kardiovaskular seperti jantung

koroner dan aterosklerosis (Waloya et al., 2013). Salah satu faktor yang dapat

meningkatkan terjadinya penyakit kardiovaskular adalah kondisi lipid darah.

Ketika kondisi lipid seperti kolesterol dan trigliserida yang terkandung di dalam

darah tinggi atau biasa disebut hiperlipidemia, resiko terkena penyakit

kardiovaskular juga lebih tinggi. Menurut Centers for Disease Control and

Prevention (CDC) (2008), orang dengan lipid darah yang tinggi memiliki

(2)

Rahmi Maulidia, 2016

PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KADAR LIPID DARAH MENCIT (Mus musculus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

resiko terkena penyakit jantung dua kali lebih banyak dibanding orang dengan

kondisi lipid darah yang normal. Menurut Hutter et al. (2004) sebanyak 18%

penyakit serebrovaskular dan 56% penyakit jantung iskemik di dunia

diakibatkan oleh kondisi hiperlipidemia. Meskipun begitu, tidak semua lipid

dalam darah meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang

dibawa oleh LDL akan meningkatkan resiko penyakit jantung sementara

kolesterol yang dibawa oleh HDL akan menurunkan resiko tersebut (LIPI,

2009).

Seseorang dapat dikatakan mengalami hiperlipidemia jika memiliki

kadar kolesterol darah di atas normal yaitu 200 mg/dL atau jika kadar trigliserida

lebih dari 250 mg/dL (LIPI, 2009). Pada hewan, khususnya mencit batas normal

kadar kolesterol darah adalah 82 mg/dL (Harkness & Wagner, 1989).

Hiperlipidemia berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi

hiperlipidemia primer yang diakibatkan oleh kelainan genetik dan hiperlipidemia

sekunder yang diakibatkan oleh penyakit lain, misalnya diabetes. Penyebab

hiperlipidemia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal

berasal dari dalam tubuh seperti umur dan jenis kelamin. Pada faktor eksternal

yang mempengaruhi adalah keadaan dari luar tubuh seperti, asupan makanan

yang mengandung banyak lemak, kurang melakukan aktivitas fisik, dan

konsumsi alkohol dan tembakau (Neal, 2005).

Langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi kadar lipid dalam

darah seperti mengurangi makanan yang mengandung lemak dan kolesterol,

berolah raga, dan mengonsumsi obat penurun kadar lemak jika diperlukan. Obat

penurun kadar lemak adalah obat yang dapat bertindak sebagai hipolipidemik

atau anti hiperlipidemik. Menurut Rohilla et al. (2012) obat yang digunakan

untuk mengatasi hiperlipidemia dibagi menjadi lima kelompok obat. Lima

kelompok obat tersebut yaitu statin, turunan asam nikotinat, turunan asam fibrat,

resin pengikat asam empedu, dan inhibitor penyerap kolesterol.

Menurut Pranata (2010) obat herbal sama seperti obat modern memiliki

efek samping, tetapi efek samping tersebut berbeda dengan efek samping obat

modern. Pada obat herbal terdapat mekanisme yang dapat menetralkan efek

(3)

Rahmi Maulidia, 2016

PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KADAR LIPID DARAH MENCIT (Mus musculus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

obat herbal lebih sesuai untuk penyakit metabolik dan degeneratif.

Penyembuhan dengan obat herbal memang lebih lama, tetapi efek sampingnya

relatif lebih kecil. Penggunaan obat herbal secara tepat dan rasional dianggap

lebih aman dibandingkan dengan obat modern.

Kementerian Kesehatan Indonesia (2010) mulai serius untuk

mengembangkan obat herbal sebagai obat tradisional, hal itu sudah dimulai

dengan dikeluarkannya legalitas hukum untuk pengobatan tradisional seperti :

1. UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 59-61 yang mengatur tentang pelayanan

kesehatan tradisional, jenis pelayanan kesehatan tradisional, pembinaan

dan pengawasan, serta pengembangannya.

2. Permenkes No. 003/2010 tentang saintifikasi jamu: perlunya pembuktian

ilmiah obat tradisional melalui penelitian berbasis pelayanan, serta

pemanfaatan obat tradisional untuk tujuan pemeliharaan kesehatan dan

kebugaran, mengobati penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup.

Salah satu genus tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat herbal

di Indonesia adalah tumbuhan dari genus Curcuma (temu), seperti Curcuma

aeruginosa (temu hitam), Curcuma heyneana (temu giring), dan Curcuma

zedoaria (temu putih). Di Indonesia terdapat 12 species yang termasuk ke dalam

genus Curcuma. Selain di Indonesia genus Curcuma distribusinya tersebar mulai

dari Asia Selatan, Asia Tenggara, Papua Nugini, hingga ke Australia bagian

utara (Škorničková et al., 2007).

Curcuma zedoaria Rosc. atau temu putih merupakan salah satu temu

yang banyak dimanfaatkan di dunia farmasi. Hasil penelitian mengenai temu

putih seperti, berperan sebagai anti inflamasi (Puangpariote, 2013), anti

hiperglikemik (Rahmatullah et al., 2012), genotoksik (Srividya et al., 2013), anti

mikroba dan anti bakteri (Lai et al., 2004), dapat menekan terjadinya

aterosklerosis pada mencit (Shin et al., 2011) dan dapat mengurangi kolesterol

pada tikus (Srividya et al., 2012).

Berdasarkan uraian di atas maka perlu analisis lebih lanjut untuk

membuktikan bahwa temu putih dapat berpotensi memperbaiki kadar lipid

(4)

Rahmi Maulidia, 2016

PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KADAR LIPID DARAH MENCIT (Mus musculus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

terhadap lipid darah pada mencit yang sebelumnya diinduksi menggunakan

pakan berlemak tinggi hingga mencit mengalami kondisi hiperlipidemia.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka,

rumusan masalah yang didapat sebagai berikut: Bagaimana pengaruh bubuk

rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) terhadap kadar lipid darah mencit

(Mus musculus L.) Swiss Webster jantan yang mengalami hiperlipidemia?

Berdasarkan rumusan masalah di atas beberapa pertanyaan penelitian yang

diajukan ialah:

1. Bagaimana pengaruh bubuk rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.)

terhadap berat badan mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan yang

mengalami hiperlipidemia?

2. Bagaimana pengaruh bubuk rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.)

terhadap kadar kolesterol, trigliserida, HDL, dan LDL dalam darah mencit

(Mus musculus L.) Swiss Webster jantan yang mengalami hiperlipidemia?

3. Bagaimana pengaruh bubuk rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.)

terhadap berat organ mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan yang

mengalami hiperlipidemia?

C. Batasan Masalah Penelitian

Agar permasalahan dalam penelitian ini terfokus pada hal yang

diharapkan dibuta ruang lingkup batasan masalah meliputi:

1. Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih jantan (Mus musculus L.)

galur Swiss Webster usia empat bulan dengan berat badan 25-30 gram.

2. Sampel tanaman yang digunakan yaitu bagian rimpang dari temu putih

(Curcuma zedoaria Rosc.).

3. Dosis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan dosis aplikatif dan

modifikasi dari penelitian sebelumnya oleh Srividya et al. (2012). Dosis

yang digunakan adalah 6, 12, 24, dan 48 mg/30 g BB setiap hari pada pagi

(5)

Rahmi Maulidia, 2016

PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KADAR LIPID DARAH MENCIT (Mus musculus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

4. Kadar lipid darah yang diukur yaitu kandungan kolesterol, trigliserida,

HDL, dan LDL dalam darah mencit.

5. Organ mencit yang diukur beratnya adalah hati, ginjal, limpa, lambung,

dan saluran pencernaan.

6. Kondisi hiperlipidemia yang dimaksud adalah kondisi mencit setelah

pemberian pakan yang mengandung lemak tinggi hingga kadar lipid darah

mencit meningkat.

7. Reagen yang digunakan untuk menghitung kadar lipid darah didapat dari

BIOLABO yaitu Choleserol Oxidase Para-aminophenazone (CHOD-PAP),

Triglycerides, dan HDL-CHOLESTEROL (PTA).

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran bubuk

rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) sebagai antihiperlipidemia pada

mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan.

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat:

1. Memberikan informasi ilmiah mengenai khasiat rimpang temu putih

(Curcuma zedoaria Rosc.) sebagai obat herbal yang berpotensi sebagai anti

hiperlipidemia pada mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan.

2. Memberikan landasan ilmiah dalam hal pengembangan dan pemanfaatan

rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) di bidang kesehatan

terutama sebagai obat alami tradisional untuk penanganan penderita

hiperlipidemia yang akan menyebabkan penyakit-penyakit degeneratif

seperti jantung koroner, stroke, dan aterosklerosis.

F. Asumsi Penelitian

Adapun asumsi yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Pemberian curcumin jangka panjang mengurangi plasma kolesterol dan

menekan terjadinya aterosklerosis pada mencit dibandingkan dengan

(6)

Rahmi Maulidia, 2016

PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KADAR LIPID DARAH MENCIT (Mus musculus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

2. Menurut Hassan (2012) pada temu putih (Curcuma zedoaria) ditemukan 36

senyawa pada minyak esensialnya termasuk 17 terpenoid, 13 alkohol, dan

6 keton. Salah satu senyawa yang kandungannya cukup banyak sekitar

18% adalah curcumin.

3. Srividya et al. (2012) menyebutkan bahwa temu putih (Curcuma zedoaria

Rosc.) efektif untuk mengurangi kolesterol pada tikus (Rattus novergicus)

setelah 12 hari perlakuan dengan persentasi penurunan sebesar 17,1% dan

19,65% menggunakan dosis 200 dan 400 mg/kg BB/hari.

G. Hipotesis Penelitian

Bubuk rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) berpengaruh

terhadap peningkatan High Density Lipoprotein (HDL) dan penurunan Low

Density Lipoprotein (LDL), trigliserida, dan kolesterol darah mencit (Mus

musculus L.) Swiss Webster jantan yang mengalami hiperlipidemia.

H. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan hasil penelitian skripsi ini terdiri atas lima bab

dengan penjelasan singkat setiap bagian babnya adalah sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Isi dari bab satu merupakan latar belakang dan materi yang akan diteliti

secara lebih luas. Selain latar belakang, terdapat penjabaran konteks penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya serta manfaat dan tujuannya.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab kajian pustaka berisi teori-teori mengenai masalah dalam penelitian

yang dilakukan. Isi kajian pustaka berupa konteks dengan materi yang jelas.

3. METODE PENELITIAN

Bab metode penelitian menjelaskan rancangan penelitian mulai dari

tahap pra-penelitian, penelitian, hingga pasca penelitian. Rancangan penelitian

tersebut dijelaskan secara umum dan ditambahkan dengan alur penelitian agar

memudahkan pembaca untuk memahami bagaimana langkah keseluruhan

penelitian.

(7)

Rahmi Maulidia, 2016

PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KADAR LIPID DARAH MENCIT (Mus musculus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Temuan dan pembahaan berisi dua hal penting yaitu hasil dan

pembahasan. Hasil atau temuan yang didapatkan merupakan data dari penelitian

yang sudah diolah dan dianalisis. Pembahasan merupakan penjelasan dari

temuan yang akan menjawab petanyaan penelitian yang sebelumnya dijelaskan

dalam bab satu.

5. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Simpulan, implikasi, dan rekomendasi memiliki isi berupa kesimpulan

dari keseluruhan proses penelitian, manfaat aplikatif, dan rekomendasi untuk

penelitian selanjutnya. Bentuk kesimpulan yang ditulis adalah jawaban dari

pertanyaan penelitian. Selain itu dituliskan juga kekurangan dalam penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Abstraksi ini disusun dengan menggunakan bahasa Pemograman Visual Basic 6.0 yang merupakan bahasa Pemrograman berbasis Windows.Dalam pembuatan aplikasi ini,rancangan file

(Penelitian Single Subject Research pada Siswa Kelas II SDLBSLB YPLAB

aplikasi yang dibuat adalah dengan menggunakan media komputerisasi , aplikasi pengolahan data yang terkomputerisasi akan mengatasi kesulitan-kesulitan yang tengah dihadapi dengan

Macromedia Dreamweaver 4 juga mempunyai fasilitas untuk mempublikasikan Website yang telah dibuat di komputer ke internet sehingga dapat diakses oleh pengguna internet

The frequency of superficial fungal infection in patients with diabetes mellitus and its relation to the level of HbA1c... Ragunatha S, Anitha B, Inamadar C, Palit A,

(Peranan Pancasila dalam Pembentukan Hukum Nasional dan Mempertahankan Pancasila sebagai Cita Hukum Nasional).. Oleh: Rizky Karo Karo

Kemudian adalah pengisian account pada masing-masing softphone , jika sesuai dengan data base pada asterisk maka user tersebut telah berhasil melakukan registrasi,

Sehubungan dengan tahapan lelang evaluasi panitia masuk ke tahap evaluasi kualifikasi untuk pekerjaan Pembangunan Siring dan Jalan Lingkungan TPA anjung Harapan Kecamatan