• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KIM 1200387 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KIM 1200387 Chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

113

Dea Santika Rahayu, 2016

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA SUBMATERI SEL VOLTA DENGAN MENGGUNAKAN TDM-POE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Profil model mental siswa dengan menggunakan TDM-POE dibagi ke dalam

tiga tahap, yaitu tahap prediksi, observasi dan eksplanasi. Analisis jawaban siswa

berdasarkan level representasi kimia yaitu level makroskopik, submikroskopik

dan simbolik dengan empat kategori tipe jawaban menurut Sendur (2010) yaitu

Benar (B), Sebagian Benar (SB), Salah (S) dan Tidak ada Jawaban (TJ). Profil

model mental pada submateri sel volta disebar ke dalam 4 konsep utama yaitu (1)

konsep konstruksi sel volta yang dapat menghasilkan arus listrik, (2) nilai

potensial sel standar yang dihasilkan sel volta, (3) proses sel volta yang terjadi

dalam sel batu baterai alkaline dan (4) menemukan faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya korosi serta mengajukan ide untuk mengatasinya.

Berdasarkan temuan-temuan pada analisis data hasil penelitian dan pembahasan,

diperoleh kesimpulan:

1. Profil model mental siswa pada konsep konstruksi sel volta terdapat 7 pola

profil model mental yang muncul yaitu: tipe 1 (23,53%) menunjukkan bahwa

siswa mampu menjelaskan pada level makroskopik, sumbikroskopik dan

simbolik; tipe 2 (32,35%) menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan

pada level makroskopik dan simbolik disertai penjelasan pada level

submikroskopik yang kurang tepat; tipe 3 (8,82%) menunjukkan bahwa siswa

mampu menjelaskan pada level makroskopik dan submikroskopik disertai

penulisan pada level simbolik yang kurang tepat; tipe 4 (11,76%)

menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan pada level makroskopik

disertai penjelasan pada level submikroskopik dan simbolik yang kurang

tepat; tipe 5 (5,88%) menunjukkan bahwa siswa kurang tepat dalam

menjelaskan pada level makroskopik dan submikroskopik, namun disertai

penulisan pada level simbolik yang tepat; tipe 6 (11,76%) menunjukkan

bahwa siswa kurang tepat dalam menjelaskan pada level makroskopik,

(2)

114

Dea Santika Rahayu, 2016

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA SUBMATERI SEL VOLTA DENGAN MENGGUNAKAN TDM-POE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurang tepat dalam menjelaskan pada level makroskopik, serta tidak mampu

menjelaskan pada level submikroskopik dan simbolik.

2. Profil model mental siswa pada konsep menghitung nilai potensial sel standar

terdapat 5 pola profil model mental yang muncul yaitu: tipe 1 (41,18%)

menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan pada level makroskopik,

sumbikroskopik dan simbolik; tipe 2 (44,12%) menunjukkan bahwa siswa

mampu menjelaskan pada level makroskopik dan simbolik disertai penjelasan

pada level submikroskopik yang kurang tepat; tipe 3 (2,94%) menunjukkan

bahwa siswa mampu menjelaskan pada level makroskopik dan simbolik

disertai penjelasan pada level simbolik yang salah; tipe 4 (8,82%)

menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan pada level makroskopik

disertai penjelasan pada level submikroskopik dan simbolik yang kurang

tepat; dan tipe 5 (2,94%). menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan

pada level makroskopik dan simbolik, namun tidak mampu menjelaskan pada

level submikroskopik.

3. Profil model mental siswa pada konsep proses sel volta yang terjadi dalam sel

baterai alkaline terdapat 7 pola profil model mental yang muncul yaitu: tipe 1

(23,53%) menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan pada level

makroskopik, sumbikroskopik dan simbolik; tipe 2 (23,53%) menunjukkan

bahwa siswa mampu menjelaskan pada level submikroskopik dan simbolik

disertai penjelasan pada level makroskopik yang kurang tepat; tipe 3 (2,94%)

menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan pada level makroskopik dan

simbolik disertai penjelasan pada level submikroskopik yang kurang tepat;

tipe 4 (32,35%) menunjukkan bahwa siswa kurang tepat dalam menjelaskan

pada level makroskopik dan submikroskopik, namun disertai penulisan pada

level simbolik yang tepat; tipe 5 (8,82%) menunjukkan bahwa siswa kurang

tepat dalam menjelaskan pada level makroskopik disertai penulisan pada level

simbolik yang tepat, namun tidak mampu dalam menjelaskan pada level

submikroskopik; tipe 6 (2,94%) menunjukkan bahwa siswa kurang tepat

dalam menjelaskan pada level makroskopik dan submikroskopik serta tidak

(3)

115

Dea Santika Rahayu, 2016

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA SUBMATERI SEL VOLTA DENGAN MENGGUNAKAN TDM-POE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa siswa kurang tepat dalam menjelaskan pada level makroskopik, serta

tidak mampu menjelaskan pada level submikroskopik dan simbolik.

4. Profil model mental siswa pada konsep korosi terdapat 6 pola profil model

mental yang muncul yaitu: tipe 1 (8,82%) menunjukkan bahwa siswa mampu

menjelaskan pada level makroskopik, sumbikroskopik dan simbolik; tipe 2

(35,29%) menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan pada level

submikroskopik dan simbolik disertai penjelasan pada level makroskopik yang

kurang tepat; tipe 3 (26,47%) menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan

pada level makroskopik dan simbolik, namun tidak mampu menjelaskan pada

level submikroskopik; tipe 4 (11,76%) menunjukkan bahwa siswa kurang

tepat dalam menjelaskan pada level makroskopik dan submikroskopik, namun

disertai penulisan pada level simbolik yang tepat; tipe 5 (5,88%) menunjukkan

bahwa siswa kurang tepat dalam menjelaskan pada level makroskopik disertai

penulisan pada level simbolik yang tepat, namun salah dalam menjelaskan

pada level submikroskopik; tipe 6 (11,76%) menunjukkan bahwa siswa

kurang tepat dalam menjelaskan pada level makroskopik disertai penulisan

pada level simbolik yang tepat, namun tidak mampu dalam menjelaskan pada

level submikroskopik.

B. Implikasi

Melalui hasil penelitian ini, guru bisa menggunakan instrumen TDM-POE

ini untuk menemukan profil model mental siswa di kelasnya. Profil model mental

yang diperoleh dapat dijadikan salah satu referensi oleh guru untuk

mengembangkan strategi pembelajaran, media atau bahan ajar sesuai dengan

profil model mental yang telah ditemukan.

C. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menuliskan beberapa

rekomendasi sebagai berikut:

1. Perlu diteliti lebih lanjut mengenai profil model mental pada konsep

submateri sel volta dengan menggunakan instrumen tes diagnostik model

(4)

116

Dea Santika Rahayu, 2016

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA SUBMATERI SEL VOLTA DENGAN MENGGUNAKAN TDM-POE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam yaitu dari profil model

mental yang diuraikan dalam penelitian ini, bisa diperoleh miskonsepsi,

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode (Penetran Tes, Ultrasonik Tes dan Magnetic Tes) yang paling efektif dan effisien dalam memeriksa cacat las, metode yang

Menurut udji organoleptik, kombinasi 6% pitjung dengan 3 atau 6 persen garam dapat mempertahankan kwalitas ikan sebagai ikan segar, djadi berguna untuk pengawetan

Namun demikian, perkebunan kelapa sawit bisa menjadi peluang bagi pengembangan ternak kerbau karena beberapa hal diantaranya kemampuan perkebunan menghasilkan produk

Syarat-syarat lokasi yang dipillih dalam beternak ayam kampung petelur adalah:.. Lokasi tidak jauh dari pemasaran hasil dan sumber-sumber factor

Dengan ini kami Kelompok Kerja (Pokja) I Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Barito Timur mengundang Calon Penyedia Barang/Jasa untuk dapat menghadiri Pembuktian Kualifikasi

seluruh dokumen yang sesuai dengan daftar isian dokumen kualifikasi perusahaan saudara. pada aplikasi SPSE, yang akan dilaksanakan

Model regresi probit ordinal terbaik yang didapatkan berdasarkan hasil analisis pemodelan ketahanan pangan di Indonesia adalah dengan menggunakan 5 variabel prediktor

Instalasi dan gudang peralatan radiasi ditempatkan pada lokasi yang jauh dari tempat yang rawan kebakaran, tempat ber- kumpul orang banyak. Karyawan medis/non