• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengaruh Pencantuman Peringatan Bergambar Pada Bungkus Rokok Terhadap Sikap Remaja di Kota Medan Tahun 2016 (Studi di SMA Swasta Mulia Medan dan SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Pengaruh Pencantuman Peringatan Bergambar Pada Bungkus Rokok Terhadap Sikap Remaja di Kota Medan Tahun 2016 (Studi di SMA Swasta Mulia Medan dan SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan). Kesehatan sangatlah

penting dalam kelangsungan hidup manusia. Tanpa adanya kesehatan manusia

tidak akan mampu beraktivitas sehingga ia tidak mampu berproduksi yang

kemudian akan berdampak ke derajat kehidupannya.

Semua orang tahu mengenai rokok yang dapat mengganggu kesehatan.

Merokok telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Pada

tahun 2000 saja, ada sekitar 4,8 juta kasus kematian prematur di seluruh dunia

akibat rokok. Dari 4,8 juta kasus tersebut, Penyakit kardiovaskuler merupakan

penyebab kematian 1,7 juta kasus, penyakit penyempitan pernapasan akut tercatat

ada 970.000 dan penyakit kanker paru-paru ada 850.000 kasus (Jaya, 2012).

Menurut WHO (2013) Tembakau merupakan ancaman serius untuk kesehatan

global, membunuh sekitar 6 juta orang dan menyebabkan lebih dari setengah

triliun dolar kerusakan ekonomi setiap tahun akibat pengeluaran untuk menerima

pelayanan kesehatan dan berkurangnya produktivitas akibatnya.

Permintaan akan rokok di indonesia sangat besar. Rokok menjadi salah

satu barang yang dicari-cari masyarakat di Indonesia khususnya para kaum pria.

Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa perokok usia di

(2)

laki-laki dengan prevalensi 64,9% sedangkan perempuan sebesar 2,1% (Kemenkes RI,

2013). Maka dari itu diperlukan tindakan pencegahan yang mampu mengurangi

angka perokok di Indonesia.

Pada saat ini perokok bukan hanya ada pada kalangan dewasa saja, remaja

juga telah menjadi konsumen dari rokok. Banyaknya jumlah remaja yang

merokok dipengaruhi oleh promosi, iklan rokok yang banyak di layar kaca

ataupun di berbagai acara bersponsorkan rokok. Berdasarkan data Global Youth

Tobacco Survey (2009), 89,3% remaja Indonesia melihat iklan rokok di billboard,

76,6% di media cetak dan 7,7% pernah menerima rokok gratis. Sedangkan

berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (2014), 62,7% pelajar indonesia

melihat seseorang merokok di televisi, video dan film dan 7,9% pernah menerima

rokok gratis. Sementara studi Universitas Muhamadiyah Prof. Hamka

(UHAMKA) dan Studi Komnas Anak (2007) dalam Kompas.com (2014)

menunjukkan bahwa 70% remaja mengaku mulai merokok karena terpengaruh

oleh iklan, 77% mengaku iklan menyebabkan mereka untuk terus merokok, dan

57% mengatakan iklan mendorong mereka untuk kembali merokok setelah

berhenti.

Pemerintah telah banyak melakukan upaya-upaya dalam menurunkan

angka perokok aktif di indonesia diantaranya juga dengan dikeluarkannya PP. No.

19/2003 tentang Pengamanan Merokok Bagi Kesehatan. Namun di PP. tersebut

tidak ada peraturan yang menyatakan pelarangan anak merokok. Padahal ini

sangat penting mengingat angka perokok pemula yang terus meningkat secara

(3)

merokok ketika usianya belum mencapai usia 18 tahun (Aditama, 2011). Dimana

usia tersebut sangat rawan akibat gencarnya iklan dan promosi rokok serta citra

industri tembakau sementara remaja pada usia tersebut belum memiliki

kemampuan dalam mengambil keputusan dan menilai yang benar. Para remaja

tidak mengetahui informasi yang cukup mengenai bahaya adiktif rokok dan

dampak yang diterima oleh orang lain baik itu dalam hal pembelian maupun

resiko gangguan kesehatan bagi orang lain.

Maka dari itu perlu intervensi dari pemerintah untuk membuat peraturan

yang melindungi anak dan remaja yang merupakan generasi penerus bangsa untuk

mencegah rusaknya generasi sekarang maupun yang akan datang dan mencegah

anak dan remaja menjadi konsumen jangka panjang rokok.

Menurut laporan Health Warning on Tobacco Products Report-Brazil

(2008) dalam beberapa dokumen berbagai perusahaan rokok menunjukkan

pemahamannya mengenai pentingnya peran marketing untuk anak-anak (perokok

pemula) sebagai strategi marketing. Berdasarkan Health Warning on Tobacco

Products Report-Brazil (2008) dikatakan bahwa “According to 70% of the people

interviewed, the warning images are very effective in preventing initiation. A

smaller number (56%) said they believe the method is very effective in making

smokers quit. 30% believe the images have little effectiveness in controlling

tobacco use.”. Artinya adalah bahwa berdasarkan hasil wawancara terdapat 70 %

beranggapan gambar peringatan sangat efektif mencegah inisiasi dan 30 %

lainnya percaya gambar memiliki sedikit efektivitas dalam mengendalikan

(4)

Oleh karena itu pemerintah menerbitkan peraturan yaitu Peraturan Menteri

Kesehatan No. 28 Tahun 2013 Tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan

Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau. Peraturan Menteri

Kesehatan ini dibuat untuk mendukung pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.

109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif

Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.

Kebijakan pencantuman peringatan bergambar telah diterapkan di berbagai

negara seperti pada negara Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei dan berbagai

negara lainnya. Pada Permenkes dijelaskan bahwa setiap kemasan rokok haruslah

mencantumkan gambar peringatan di kemasan rokok.

Banyak negara tetangga yang telah menerapkan kebijakan pencantuman

peringatan bergambar pada bungkus rokok. Negara brazil merupakan negara

kedua setelah canada yang melakukan pencantuman peringatan bergambar yaitu

pada tahun 2001. Kebijakan pengendalian tembakau Brasil telah menunjukkan

hasil yang positif seperti pengurangan prevalensi merokok dari 34,8% menjadi

22,4% pada populasi berusia 18 atau lebih. Pada tahun 2006, sebuah jajak

pendapat penduduk dilakukan melalui telepon oleh Departemen Kesehatan di

semua ibukota negara menunjukkan prevalensi merokok pada populasi berusia 18

atau lebih adalah 16% (Health Warning on Tobacco Products Report-Brazil,

2008). Di Negara Kanada, penelitian yang dilakukan pada tahun 2004 dengan

tujuan mengevaluasi Dampak peringatan kesehatan bergambar menunjukkan

bahwa satu dari lima orang melaporkan mengurangi kebiasaan merokok karena

(5)

ini juga mengamati respon emosional negatif, seperti rasa takut (44%) dan jijik

(58%), perokok yang melaporkan emosi negatif besar kemungkinannya untuk

berhenti merokok, untuk mencoba berhenti atau bahkan untuk mengurangi

penggunaan tembakau di tiga bulan berikutnya (Health Warning on Tobacco

Products Report-Brazil, 2008).

Namun berbeda dengan Indonesia yang telah menerapkan kebijakan ini

mulai 24 juni 2014 kemarin. Berdasarkan data keuangan perusahaan rokok

menunjukkan kenaikan penjualan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan

bahwa masyarakat tetap membeli rokok walaupun telah ada gambar seram pada

bungkus rokok tersebut. Hal ini berdasarkan data dari beberapa perusahaan rokok

yang ada di Indonesia yang telah diperoleh contohnya adalah Perusahaan Rokok

X dan Perusahaan Rokok Y.

Menurut laporan keuangan per kuartal perusahaan rokok X yaitu laporan

untuk periode 6 bulan yang berakhir pada setiap tanggal 30 juni menyebutkan ada

kenaikan penjualan bersih rokok. Berdasarkan laporan keuangan tersebut pada

tahun 2013, penjualan bersih perusahaan rokok X berada pada kisaran 36,199,035,

pada tahun 2014 sebesar 39,093,543 dan sebesar 43,742,575 pada tahun 2015.

Pada perusahaan rokok Y juga menunjukkan kenaikan penjualan bersih rokok

yaitu tampak pada laporan keuangan per kuartal perusahaan rokok Y yang

berakhir setiap tanggal 30 juni. Pada tahun 2013 angka penjualan bersih rokok

berada pada kisaran 26.637.719, tahun 2014 naik menjadi 32.667.729 dan sebesar

(6)

peringatan bergambar pada bungkus rokok tidak berpengaruh untuk menurunkan

angka penjualan rokok di Indonesia.

Oleh karena adanya kesenjangan diatas yang menunjukkan bahwa dari

tahun ke tahun angka penjualan rokok tetap mengalami kenaikan walau telah

dilaksanakan pencantuman peringatan bergambar pada bungkus rokok khususnya

pada rentang tahun 2014 dan 2015. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa

akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang menderita penyakit akibat rokok

baik itu perokok aktif maupun bagi perokok pasif seperti penyakit kardiovaskuler,

penyakit penyempitan pernafasan akut dan kanker paru-paru.

Penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain dengan judul Pengaruh Label

Visual Resiko Merokok Terhadap Sikap Pelajar (Survey pada pelajar SMK Negeri

2 Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin) dengan hasil menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara komunikasi Visual resiko merokok terhadap

sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta (Zulkarnain, 2015).

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dengan judul pengaruh

gambar peringatan kesehatan dan risiko yang dipersepsikan terhadap minat beli

pada rokok menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh negatif gambar peringatan

kesehatan pada iklan berpengaruh terhadap minat beli konsumen; (2) ada

pengaruh negatif gambar peringatan kesehatan pada kemasan terhadap minat beli

konsumen; (3) ada pengaruh negatif resiko yang dipersepsikan (X3) terhadap

minat beli konsumen; (4) ada pengaruh gambar peringatan kesehatan pada iklan,

gambar peringatan kesehatan pada kemasan, dan resiko yang dipersepsikan

(7)

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Grafiyana dengan judul Pengaruh

Persepsi Label Peringatan Bergambar Pada Kemasan Rokok Terhadap Minat

Merokok Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

menunjukkan bahwa pengaruh persepsi label peringatan bergambar terhadap

minat merokok sebesar 6% sedangkan 84% lainnya dipengaruhi faktor lain seperti

teman, lingkungan, kecanduan, dan kesenangan (Grafiyana, 2015). Penelitian

lainnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Choiri dengan judul Hubungan

Antara Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Gambar Penyakit Akibat Merokok

Yang Terdapat Dalam Kemasan Rokok Dengan Perilaku Merokok Masyarakat Di

Kelurahan Purwosari menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan

tentang gambar penyakit akibat merokok yang terdapat dalam kemasan rokok

dengan perilaku merokok dan ada hubungan antara sikap terhadap gambar

penyakit akibat merokok dengan perilaku merokok masyarakat di Kelurahan

Purwosari (Choiri, 2015).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis

pengaruh pencantuman peringatan bergambar pada bungkus rokok terhadap sikap

remaja di kota medan tahun 2016. Peneliti mengambil lokus di SMA swasta

Mulia Medan dan SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan dengan latar belakang

untuk perbandingan yaitu remaja dengan latar belakang sosial ekonomi menengah

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pencantuman peringatan bergambar pada bungkus rokok

memberikan pengaruh terhadap sikap remaja SMA Swasta Mulia Medan dan

Remaja di SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan di Kota Medan tahun 2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pencantuman peringatan bergambar pada

bungkus rokok terhadap sikap remaja SMA Swasta Mulia Medan dan Remaja di

SMA Swasta Muhammadiyah 2 Medan di Kota Medan tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Diharapkan hasil penelitian dapat memberi masukan dan jawaban bagi

permasalahan yang terjadi terkait dengan pengaruh pencantuman

peringatan bergambar pada bungkus rokok bagi remaja di Kota Medan

tahun 2016.

2. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

kegiatan penelitian ini.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi ilmiah untuk penelitian

Referensi

Dokumen terkait

1.2 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah tempat uji yang mempresentasikan tempat kerja, serta

Dengan hormat disampaikan kepada para Rektor/Direktur PTN dan PTS yang menyelenggarakan program studi pendidikan bahwa untuk memberikan kesempatan serta waktu yang

[r]

Grafik Peringkat Provinsi Bali menurut Angka Melek Huruf dalam skala Nasional Tahun 2013. Sumber : Paparan BPS

The English teacher assumed that thematic progression patterns as writing strategy could enhance students’ motivation in hortatory exposition text. It helped students

Penggunaan istilah 4 Pilar MPR RI yang terdiri atas Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia menarik

Data dalam penelitian ini bersifat statistik berupa skor hasil kuesioner dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan, yaitu terpaan tayangan Jejak Petualang

Menurut Hamalik (2006), mutu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif, dalam artian normatif, mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan