• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E-Procurement) di Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Secara Elektronik (E-Procurement) di Kantor Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Terbentuknya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik semakin menegaskan pentingnya menghadirkan pelayanan publik yang

berkualitas. Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa pelayanan publik

haruslah berasaskan kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak,

keseimbangan hak dan kewajiban, profesional, partisipatif, tidak diskriminatif,

terbuka, akuntabel, tepat waktu, cepat, mudah, dan terjangkau.

Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang

saat ini sangat membantu dalam meningkatkan

efesiensi,efektivitas,transparansi,dan akuntabilitas penyelenggaraan pelayanan

publik. Dukungan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas

semakin bertambah dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Dalam Undang-Undang

tersebut juga mengatakan bahwa teknologi informasi ditujukan untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 menjelaskan bahwa negera

diwajibkan untuk mengelola seluruh keuangan secara benar dan digunakan

sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat. Hal itu juga sejalan dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan barang milik

negara/daerah.

Salah satu kegiatan yang dilakukan pemerintah dalam penyelenggaraan

(2)

publik yaitu pengadaan barang dan jasa pemerintah. Pemerintah sangat serius

dalam memberikan perhatian terhadap proses pengadaan barang dan jasa

pemerintah, hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Keppres tersebut

menjadi standar regulasi di bidang pengadaan bagi seluruh lembaga di indonesia.

Selama ini, pengadaan barang dan jasa pemerintah dilakukan dengan cara

konvensional. Namun cara tersebut dinilai memiliki beberapa kelemahan yaitu

kurang transparan, kurang efisien, dan kurang berfungsi sebagai perangkat untuk

memajukan pembangunan. Melihat kelemahan tersebut memaksa pemerintah

untuk melakukan inovasi dalam pengadaan barang dan jasa yaitu dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Inovasi tersebut dikenal dengan pengadaan barang atau jasa secara elektronik

(e-procurement). Pengadaan secara elektronik (e-procurement) bagi pemerintah

diharapkan dapat meningkatkan trasnparansi dan juga memberikan efesiensi yaitu

dalam hal harga yang lebih rendah, biaya transaksi yang lebih murah, layanan

publik yang lebih baik dan siklus pengadaan yang lebih pendek. Selain bermanfaat bagi pemerintah, e-procurement juga diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas kepada usaha kecil dan menengah.

Pengadaan barang dan jasa pemerintah ini dilaksanakan oleh Lembaga

Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sesuai dengan Peraturan

Presiden Nomor 106 Tahun 2007. LKPP adalah Lembaga Non Kementerian

(LPNK) yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden namun dalam

(3)

Perencanaan Pembangunan Nasional. Selanjutnya, untuk memperluas peran serta

dan kerjasama dengan berbagai pihak dibentuklah Layanan Pengadaan Secara

Elektonik (LPSE) di berbagai instansi termasuk di Kota Medan.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

pengadaan barang/jasa pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Presiden ini,

Pelaksanaan e-procurement dilakukan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). LPSE dalam hal ini adalah unit kerja yang dibentuk untuk

juga menemui berbagai masalah, baik itu masalah internal maupun eksternal.

masalah tersebut menyelenggarakan Sistem Pelayanan Pengadaan

Barang/JasaSecara Elektronik yang selanjutnya disingkat dengan SPSE.

Namun dalam pelaksanaan Sistem Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa Secara

Elektronik masih dapat berupa kurangnya kuantitas sumber daya manusia

khususnya dalam pengelolaan balai LPSE sehingga dalam pengelolaannya relatif

masih belum optimal, terbatasnya penyedia yang memiliki pengetahuan

mendayagunakan informasi dan komunikasi, jaringan internet yang kurang baik,

terbatasnya infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di masyarakat

pelaku usaha, dan masih banyak masalah teknis maupun administrasi yang dapat

menghambat proses pelaksaaan e-procurement di LPSE Kota Medan.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, penulis ingin membahas lebih

dalam lagi mengenai “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK (

E-PROCUREMENT) DI KANTOR LAYANAN PENGADAAN SECARA

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting karena langkah ini

akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan masalah pada

hakikatnya merupakan perumusan pertanyaan yang jawabannya akan dicari

melalui penelitian.

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan, maka

masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimana Implementasi

Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik dikota Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang diajukan mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau

apa yang menjadi tujuan penelitian. Suatu riset khusus dalam pengetahuan empiris

pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji

kebenaran ilmu pengetahuan itu sendiri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Implementasi

Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik dikota Medan ?

1.4Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan dan

menambah khazanah keilmuan dalam bidang Administrasi negara khususnya

(5)

2. Secara akademik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan

secara akademik dan menjadi referensi tambahan dalam kajian keilmuan

khususnya dalam bidang administrasi negara.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menyumbangkan beberapa

masukan dan saran dalam hal memahami dan solusi terhadap persoalan yang

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan pertumbuhan akar dilakukan dengan mengamati pertambahan panjang akar visibel (akar yang menempel pada dinding pot kaca) secara berkala setiap dua minggu

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.: Biro Hukum Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Utami,

satuan dari Penyedia Jasa dengan harga yang ditetapkan oleh Panitia Tender itu. namanya

dalam kesenian ronggeng gunung di kampung Citembong desa Cikalong. kecamatan Sidamulih

Teknologi Mekanik, Mekanika Teknik dan Elemen..

Colombo No.1 Yogyakarta 55281 Telepon : 0274-5861682. fostering-responsibility-underserved-youth

Pengembangan Elektroda Nanostruktur Anorganik untuk Aplikasi Sel Surya Hybrid sebagai Alternatif Sumber Energi Terbarukan. Ketua Hibah Stranas,

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Seleksi Tilawatil