• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Implementansi Strategi Promosi Kesehatan dan Pengaruhnya terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita di Wilayah Puskesmas Helvetia Kota Medan tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Implementansi Strategi Promosi Kesehatan dan Pengaruhnya terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita di Wilayah Puskesmas Helvetia Kota Medan tahun 2014"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

135 Lampiran 1

Nama Informan :

Umur :

Jenis Kelamin : Pendidikan terakhir :

Jabatan :

Lama Jabatan : Tanggal Wawancara :

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014

I. Advokasi

1. Apakah ada dukungan politik dari pengambil keputusan dalam bentuk kebijakan/peraturan daerah yang mendukung atau berkaitan dengan strategi promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita

Probing :

- Seberapa sering advokasi dilakukan pada pengambil keputusan untuk terciptanya kebijakan

- Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi - Tentang kebijakaan wajib operasi timbang

- Tentang pencanangan Medan bebas gizi buruk 2015

- Jika ya, sejauh mana sosialisasi tentang kebijakan/peraturan daerah pada masyarakat

2. Apakah tersedia dana/anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita tersebut

Probing :

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau media elektronik (promosi kesehatan tentang ASi esklusif,MP ASI, gizi seimbang dan pola asuh ibu dan anak)

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan revitalisasi posyandu - Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan PMT balita

- Apakah ada dana untuk suplementasi gizi (pemberian tablet vit A pada balita, tablet FE pada bumil)

(2)

3. Apakah ada sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Apakah cukup tersedia posyandu dan sarana dan prasarananya (untuk biaya operasional posyandu, dll)

- Apakah sarana dan prasarana puskesmas cukup untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk di puskesmas Helvetia

4. Apakah cukup tersedia SDM (petugas) untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Apakah tersedia petugas gizi dan petugas promosi kesehatan puskesmas - Apakah petugas rutin menjalankan tugasnya

- Apakah jumlah petugasnya cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut - Apakah petugas cukup berkualitas untuk melaksanakan kegiatan tersebut

- Apakah ada pelatihan pada petugas

5. Apakah ada pendataan dan pelaporan mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, balita , bumil, busui - Pendataan jumlah keluarga miskin

- Pendataan tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbang balita (D/S)

II.Bina Suasana

1. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada masyarakat

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan gizi buruk pada masyarakat

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut

2. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan sosialisasi pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama

- Jika ya, siapa saja sasaran kegiatan tersebut

(3)

3. Apakah pernah dilaksanakan lomba balita sehat Probing:

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut

- Jika ya apakah kegiatan tersebut sangat membantu dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk pada balita

4. Apakah pernah dilakukan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau elektronik

Probing:

- Apakah ada leaflet, poster, booklet tentang pencegahan gizi buruk - Apakah jumlahnya cukup untuk seluruh sasaran

- Apakah ada promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita melalui radio atau televise

- Jika ya seberapa sering ditayangkan

III. Pemberdayaan Masyarakat

1. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan gerakan pemberdayaan masyarakat

Probing :

- Apakah pernah dilaksanakan pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

- Apakah pernah dilaksanakan pendampingan pada masyarakat dalam

pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

- Apakah ada bantuan anggaran untuk merangsang timbulnya pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

2. Apakah ada pemetaan keluarga untuk mengidentifikasi keluarga yang mempunyai masalah gizi :

Probing :

- Jika ya, seberapa sering dilakukan

- Siapa yang bertugas melakukan pemetaan

- Apakah hasil pemetaan di gunakan untuk pengambilan kebijakan dalam pencegahan gizi buruk dimasyarakat

3. Apakah tersedia kader gizi masyarakat Probing :

- Jika Ya, apakah jumlahnya cukup untuk membantu masyarakat dalam pencegahan gizi buruk

- Siapa yang membentuk - Apa tugasnya

(4)

4. Apakah terdapat pos gizi Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di pos gizi tersebut - Siapa yang membentuk

- Apakah kegiatannya berjalan aktif

- Apakah dilaksanakan pembinaan terhadap pos gizi tersebut

5. Apakah dilaksanakan revitalisasi posyandu dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk

Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi posyandu - Apakah dilaksanakan pelatihan kader secara berkala

- Apakah dilaksanakan pembinaan dan pendampingan kader

- Apakah dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana posyandu - Apakah disediakan dana operasional posyandu

6. Apakah dilaksanakan kegitan revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

- Apakah PWS-gizi, system kewaspadaan dini gizi (SKD), TPG berfungsi dengan baik

- Apakah informasi, data , peta rawan gizi dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan dalam pencegahan gizi buruk

7. Apakah ada kemitraan dengan LSM atau organisasi masyarakat lainnya dalam pencegahan gizi buruk

Probing :

- LSM atau organisasi masyarakat apa saja yang sudah bermitra

- Kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh LSM atau organisasi masyarakt tersebut

(5)

139 Lampiran 2

No :

KUESIONER

ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAPPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENCEGAHAN GIZI BURUKPADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Pendidikan : a. SD b. SLTP c. SLTA d. Akademi

e. Perguruan Tingggi Pekerjaan :

Jumlah anak : Jumlah Balita :

B. Pertanyaan Penelitian I. Advokasi

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah ada peraturan dari kecamatan/puskesmas atau walikota yang mengharuskan ibu untuk membawa balita untuk ditimbang di posyandu atau sarana kesehatan lainnya?

2 Apakah di lingkungan tempat tinggal ibu terdapat tempat untuk menimbang balita ibu seperti posyandu atau sarana kesehatan lainnya

3 Apakah peralatan di sarana tersebut cukup baik dan sangat membantu ibu dalam pencegahan gizi buruk pada balita ?

4 Apakah di sarana tersebut tersedia media penyebaran informasi (leaflet, poster, film dll tentang gizi buruk dan pencegahannya ? 5 Apakah di sarana tersebut terdapat petugas

(6)

memperoleh informasi tentang gizi buruk dan pencegahnnya?

6 Apakah dilingkungan ibu pernah dilaksanakan pendataan balita gizi buruk?

7 Apakah ada dana dari pemerintah untuk

pencegahan gizi buruk pada balita ibu, contohnya pemberian PMT

8 Apakah pernah dilaksanakan dilakukan sosialiasai dari petugas kesehatan tentang pecegahan gizi buruk pada balita

II. Bina Suasana

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah ibu pernah diundang untuk menghadiri acara pertemuan tentang gizi buruk dan pencegahannya dikelurahan, posyandu atau puskesmas?

2 Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan dari petugas kesehatan mengenai gizi pada balita serta pencegahan, gizi buruk pada saat membawa anak berobat ke puskesmas maupun di luar puskesmas seperti posyandu, dan lain-lain?

3 Apakah ibu pernah mendengar atau ikut pada

kegiatan lomba balita sehat

4 Apakah ibu pernah memperoleh informasi dari tokoh agama, tokoh masyarakat tentang gizi buruk dan pencegahannya?

5 Apakah tokoh masyarakat, tokoh agama pernah menganjurkan pada ibu untuk membawa balitanya agar ditimbang di posyandu atau sarana kesehatan? 6 Apakah ibu pernah memperoleh informasi gizi

buruk dan pencegahannya melalui

selebaran/leaflet, poster atau surat kabar? 7 Apakah ibu pernah memperoleh informasi gizi

(7)

III. Pemberdayaan Masyarakat

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah ibu pernah memperoleh informasi dari tenaga kesehatan tentang gizi, agar keluarga dapat

melakukan pencegahan terjadi kelainan gizi di dalam keluarga

2 Apakah ibu memperoleh informasi dari tenaga

kesehatan tentang rujukan anak balita yang menderita masalah gizi, dengan tujuan agar keluarga mampu mencari rujukan manakala terjadi kelainan gizi di dalam keluarga

3 Apakah tenaga kesehatan memberikan informasi kepada ibu tentang pemanfaatan pekarangan, agar keluarga mampu menghasilkan makanan melalui pekarangan

4 Apakah petugas kesehatan atau tokoh masyarakat pernah mengajak ibu atau keluarga untuk

berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan Kadarzi dan posyandu

5 Apakah di lingkungan ibu terdapat posyandu yang aktif melaksanakan kegiatannya?

6 Menurut ibu, apakah posyandu merupakan sarana yang sangat bermanfaat dalam pemberian informasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang untuk membantu ibu mencegah terjadinya gizi buruk pada balita ibu?

7 Apakah di lingkungan ibu terdapat kader gizi masyarakat?

8 Menurut ibu apakah kader gizi masyarakat sangat diperlukan dalam membantu ibu meningkatkan pengetahuan tentang gizi balita?

9 Apakah di lingkungan ibu terdapat pos gizi yang aktif melaksanakan kegiatannya

10 Menurut ibu, apakah pos gizi merupakan sarana yang sangat bermanfaat dalam pemberian informasi tentang makanan sehat dan bergizi seimbang untuk membantu ibu mencegah terjadinya gizi buruk pada balita ibu? 11 Menurut ibu apakah pengorganisasian masyarakat

(8)

IV. Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah sebelumnya ibu hanya memberikan ASIeksklusif saja kepada bayi?

2 Apakah ibu akan tetap memberikan ASI kepada balita sampai usia 2 tahun?

3 Apakah sebelumnya ibu memberikan makanan tambahan selain ASI kepada balita setelah berusia 6 bulan?

4 Apakah ibu selalu memberi makanan yang beraneka ragam (jenis sayur, lauk-pauk dan buah) pada balita setelah berusia 6 bulan ?

5 Apakah ibu selalu mendampingi balita saat makan? 6 Apakah balita makan tiga kali dalam sehari?

7 Apakah waktu pemberian makan diberi secara teratur?

8 Apakah balita selalu menghabiskan porsi makanan setiap kali makan?

9 Apakah ibu selalu menyiapkan makanan untuk balita?

10 Apakah ibu rutin membawa balita setiap bulan ke posyandu?

11 Apakah ibu rutin menimbang berat badan balita setiap bulan?

12 Apakah balita telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap?

13 Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan?

14 Apakah ibu menerapkan nasehat tentang gizi balita yang dianjurkan petugas kesehatan?

(9)

143 Lampiran 3 : Transcript Wawancara Mendalam

Nama Informan : Dr. Iman Surya

Umur : 40 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan terakhir : Dokter

Jabatan : Kabid Bina Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Medan Lama Jabatan : 3 Tahun

Tanggal Wawancara : 22 Mei 2014

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014

I. Advokasi

1. Apakah ada dukungan politik dari pengambil keputusan dalam bentuk kebijakan/peraturan daerah yang mendukung atau berkaitan dengan strategi promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita ?

Probing :

- Seberapa sering advokasi dilakukan pada pengambil keputusan untuk terciptanya kebijakan

- Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi - Tentang kebijakaan wajib operasi timbang

- Tentang pencanangan Medan bebas gizi buruk 2015

- Jika ya, sejauh mana sosialisasi tentang kebijakan/peraturan daerah pada masyarakat

Jawaban informan :

(10)

….Kalau tentang operasi timbang dulu pernah kita lakukan langsung kunjungan ke rumah-rumah, tahun 2008 kalau gak sala, sekarang dialihkan ke posyandu, kader sekarang yang melakukan kunjungan kerumah, bagi balita yang tidak mau datang ke posyandu

….Kalau yang mengadvokasi segala bentuk kegiatan adalah kepala dinas biasanya baik ke pemerintah daerah yaitu walikota maupun ke DPRD.

2. Apakah tersedia dana/anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita tersebut ?

Probing :

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau media elektronik (promosi kesehatan tentang ASi esklusif,MP ASI, gizi seimbang dan pola asuh ibu dan anak)

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan revitalisasi posyandu - Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan PMT balita

- Apakah ada dana untuk suplementasi gizi (pemberian tablet vit A pada balita, tablet FE pada bumil)

- Jika ya, apakah dana tersebut cukup untuk memaksimalkan kegiatan tersebut - Jika tidak, berapa seharusnya dana yang dianggarkan

Jawaban informan :

Anggaran atau dana untuk pencegahan dan penanggulangan gizi buruk lumayan cukup ditambah lagi sejak adanya pencanangan Medan Bebas gizi buruk, dan penandatangan kesepakatan, jadi pemerintah konsern terhadap masalah gizi, sehingga jarang ada hambatan dana untuk masalah gizi terutama penanggulangan gizi buruk, tetapi anggaran untuk kegiatan promosi kesehatan untuk pencegahan gizi buruk sangat sedikit atau kuranglah.

…Kalau anggaran promosi kesehatan untuk media cetak jaranglah, yang paling banyak dari APBN, kalau anggaran untuk media elektronik, jaranglah

tetapi anggaran untuk revitalisasi posyandu kan termasuk untuk pencegahan gizi buruk, itu bentuknya berupa reward kader atau transport kader, semua kader dapat perbulan serta penyediaan sarana dan prasarana posyandu, sedangkan kalau anggaran untuk penyebaran informasi tentang penannggulangan gizi buruk, sangat dibantu oleh adanya anggaran dari BOK (bantuan Operasional Kesehatan) di puskesmas, sehingga upaya pencegahan dan promosi kesehatan lebih banyak di lakukan oleh puskesmas, seperti penyuluhan dan kunjungan kerumah, banyak didanai oleh BOK puskesmas.

(11)

3. Apakah ada sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk ?

Probing :

- Apakah cukup tersedia posyandu dan sarana dan prasarananya (untuk biaya operasional posyandu, dll)

- Apakah sarana dan prasarana puskesmas cukup untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk di puskesmas Helvetia

Jawaban Informan :

Kalau sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promotif itu yang masih kurang, karena untuk kegiatan promosi kesehatan dari Dinas kesehatan kurang dilakukan, sehingga sarana dan prasarana pendukungnyapun masih kurang.

…Tapi kalau posyandu sebagai tempat yang sangat baik untuk pencegahan dan penanggulangan masalah gizi, sarana dan prasarana juga sudah lumayan bagus, bahkan dari Dinas ada bantuan pemberian dacin untuk melengapi sarana dan prasarana posyandu.

4. Apakah cukup tersedia SDM (petugas) untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Apakah tersedia petugas gizi dan petugas promosi kesehatan puskesmas - Apakah petugas rutin menjalankan tugasnya

- Apakah jumlah petugasnya cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut - Apakah petugas cukup berkualitas untuk melaksanakan kegiatan tersebut - Apakah ada pelatihan pada petugas

Jawaban informan :

Di dinas ada satu orang petugas penanggung jawab promosi kesehatan ada petugas penanggung jawab gizi,kalau di puskesmas ada juga petugas promkes dan penanggung jawab gizi.

…Petugas tersebut rutin menjalankan tugasnya, apalagi yang dipuskesmas, ada pemantauan tugas mereka melalui rapat rutin petugas promkes dan gizi di dinas keseahatan, kalau dilihat dari segi jumlah, lumayan cukuplah intuk menjalankan kegiatan pencegahan dan penanggulangan gizi masalah gizi, untuk puskesmas lagi, petugas tersebut, dibantu oleh petugas lainnya yang rutin dijadwalkan untuk melaksanakan kegiatan promosi dan penanggulangan posyandu, yaitu harus hadir pada hari buka posyandu.

(12)

5.Apakah ada pendataan dan pelaporan mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, balita , bumil, busui - Pendataan jumlah keluarga miskin

- Pendataan tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbang balita (D/S) Jawaban informan :

Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, bumil, busui tetap ada, dilakukan oleh puskesmas biasanya, datanya didapat dari kader, baik data yang diperoleh dari data kunjungan balita ke posyandu, atau kunjungan kerumah yang dilakukan oleh kader, data bisa berupa data tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbangatau data D/S, data jumlah keluraga miskin kita dapat dari puskesmas, puskesmas dapat dari kelurahan.

…Kalau pelaporan tentang pendataan BB balita dan TB balita tetap ada dilakukan puskesmas, didapat dari posyandu, dari data tersebut dipantau untuk mendetekasi mana tau ada balita yang mengalami gizi buruk.

II.Bina Suasana

1. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada masyarakat

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan gizi buruk pada masyarakat

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut JawabanInforman :

Promosi kesehatan yang dilaksanakan secara langsung pada masyarakat dalam bentuk penyuluhan langsung, jarang dilaksanakan, karena tidak dianggarkan

Tapi kalau dari puskesmas terkadang juga dilaksanakan dengan memakai dana BOK.

2. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama ?

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan sosialisasi pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama

- Jika ya, siapa saja sasaran kegiatan tersebut

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut Jawaban informan :

(13)

3. Apakah pernah dilaksanakan lomba balita sehat Probing:

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut

- Jika ya apakah kegiatan tersebut sangat membantu dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk pada balita

Jawaban informan :

Lomba balita sehat juga sudah lama tidak dilakukan, walaupun dirasa lomba balita sehat memang sangat membantu dalam memotivasi ibu untuk meningkatkan kesehatan balitanya.

4. Apakah pernah dilakukan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau elektronik

Probing:

- Apakah ada leaflet, poster, booklet tentang pencegahan gizi buruk - Apakah jumlahnya cukup untuk seluruh sasaran

- Apakah ada promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita melalui radio atau televise

- Jika ya seberapa sering ditayangkan Jawaban informan :

Promosi kesehatan melalui media cetak dari dana APBD tidak ada dilakukan, tetapi kalau bantuan media cetak dari APBN tetap ada, bentuknya berupa poster dan leaflet. Jumlahnya untuk sasaran kurang tapi yah kita cukup-cukupkanlah Kalau promosi kesehatan melalui media elektronik, dari anggaran rutin tidak ada, kecuali ada permintaan dari media elektronik itu sendiri misalnya ada permintaan talkshow dari tv local dari radio, baru kita lakukan.

III. Pemberdayaan Masyarakat

1. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan gerakan pemberdayaan masyarakat ?

Probing :

- Apakah pernah dilaksanakan pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

- Apakah pernah dilaksanakan pendampingan pada masyarakat dalam

pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

- Apakah ada bantuan anggaran untuk merangsang timbulnya pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

Jawaban informan :

(14)

pembinaan terhadap kelompok –kelompok hasil pemberdayaan masayarakat tersebut, tidak ada pendampingan lagi pada kelompok tersebut kecuali posyandu,ya tetapi kita lakukan pembinaan, pembinaannnya ya dapat berupa pemberian transport kader, pelatihan kader dan pemberian PMT

2. Apakah ada pemetaan keluarga untuk mengidentifikasi keluarga yang mempunyai masalah gizi :

Probing :

- Jika ya, seberapa sering dilakukan

- Siapa yang bertugas melakukan pemetaan

- Apakah hasil pemetaan di gunakan untuk pengambilan kebijakan dalam pencegahan gizi buruk dimasyarakat

Jawaban informan :

Pemetaan tidak ada,yang dilakukan hanya berupa pelaporan untuk mengidentifikasi keluarga yang punya masalah gizi terutama pelaporan balita gizi buruk dan gizi kurang, itu pelaporannya setiap bulan ke dinas dilakukan oleh petugas gizi puskesmas, kemudain direkap dan data tersebut sangat membantu kami dalam pengambilan kebijakan untuk melaksanakan program-program pencegahan dan penanggulangan gizi buruk.

3. Apakah tersedia kader gizi masyarakat Probing :

- Jika Ya, apakah jumlahnya cukup untuk membantu masyarakat dalam pencegahan gizi buruk

- Siapa yang membentuk - Apa tugasnya

- Apakah ada dana operasional untuk kader gizi masyarakat Jawaban informan :

Kader gizi masyarakat, dulu ada kita bentuk, tapi sekarang mungkin tidak aktif lagi, pembinaan terhadap kader tersebut, kita serahkan ke puskesmas, kalau dari dinas jarang kita pantau lagi, dulu tugasnya adalah melakukan pendataan dan pelaporan kasus gizi buruk ke puskesmas, dulu dulu pernah dianggrakan dana operasional bagi mereka, tidak terealisasi, tapi dana untuk kader posyandu tetap ada, karena sebagian besar kader gizi masyarakat adalah kader posyandu.

4. Apakah terdapat pos gizi Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di pos gizi tersebut - Siapa yang membentuk

- Apakah kegiatannya berjalan aktif

- Apakah dilaksanakan pembinaan terhadap pos gizi tersebut Jawaban informan :

(15)

5. Apakah dilaksanakan revitalisasi posyandu dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk

Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi posyandu - Apakah dilaksanakan pelatihan kader secara berkala

- Apakah dilaksanakan pembinaan dan pendampingan kader

- Apakah dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana posyandu - Apakah disediakan dana operasional posyandu

Jawaban informan :

Revitalisasi posyandu sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat masih terus berjalan, bentuk kegiatannya berua pemberian PMT dan reward bagi kader, sehingga kader tetap aktif melaksanakan kegiatan di posyandu, baik berupa aktif dalam kegiatan penimbangan ataupun aktif melakukan kunjungan kerumah, selain itu juga ada peningkatan sarana dan prasarana posyandu berupa pemberian dacin, kalau dana operasional posyandu tidak ada

6. Apakah dilaksanakan kegitan revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

- Apakah PWS-gizi, system kewaspadaan dini gizi (SKD), TPG berfungsi dengan baik

- Apakah informasi, data , peta rawan gizi dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan dalam pencegahan gizi buruk

Jawaban informan :

(16)

7. Apakah ada kemitraan dengan LSM atau organisasi masyarakat lainnya dalam pencegahan gizi buruk

Probing :

- LSM atau organisasi masyarakat apa saja yang sudah bermitra

- Kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh LSM atau organisasi masyarakt tersebut

- Apa saja yang dilaksanakan untuk menggalang kemitraan tersebut. Jawaban informan :

Kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program ada, misalnya dengan ketapang, tapi kalau dengan LSM secara dulu ada bermitra secara rutin seperti dengan NICE dan Save the children, sekarang sudah tidak lagi

(17)

Nama Informan : Asnita

Umur : 44 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan terakhir : S2 IKM

Jabatan : Penanggung jawab program gizi Dinkes Kota Medan Lama Jabatan : 15 Tahun

Tanggal Wawancara : 19 Mei 2014

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014

I. Advokasi

1. Apakah ada dukungan politik dari pengambil keputusan dalam bentuk kebijakan/peraturan daerah yang mendukung atau berkaitan dengan strategi promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita ?

Probing :

- Seberapa sering advokasi dilakukan pada pengambil keputusan untuk terciptanya kebijakan

- Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi - Tentang kebijakaan wajib operasi timbang

- Tentang pencanangan Medan bebas gizi buruk 2015

- Jika ya, sejauh mana sosialisasi tentang kebijakan/peraturan daerah pada masyarakat

Jawaban informan :

Ada, kita didukung sama walikota

Kebijakan diharapkan nanti tahun 2015 medan itu bebas gizi buruk, itu pernah dicanangkan di lapangan medan labuhan kelurahan Martubung, isi pencanangan semua kegiatan harus berorintasi pada kegiatan pencegahan dan penanggulangan gizi buruk sehingga tahun 2015 Medan harus bebas gizi buruk, pada pencanangan ada penandatangan komitmen dari beberapa SKPD semua SKPD konsern terhadap gizi buruk seluruh SKPD terlibat, yang paling menonjol adalah Dinas kesehatan dan badan ketahanan pangan, membantu balita gizi kurang, pemberian PMT, pemberian makan untuk pangan, bumil juga dibantu , kerjasama seluruh SKPD berat jempitan.

(18)

bulankan ada hari posyandu di seluruh kelurahan yanga ada di kota medan, bentuk operasi timbang, seluruh balita dijaring semua, dijaring kita kerumah-rumah, kan pada hari buka posyandu tidak semua balita datang keposyandu, kalau operasi timbang semua balita harus ditimbang, jemput bola, pada operasi timbang itulah kita bisa dapat apa yang kita ingingkan, misalnya BB/U, BB/TB TB/U IMT, kalau pas posyandu kan hanya balita yang datang aza kalau operasi timbangkan semua dijaring.

Adovasi dilaksanakan kepala dinas, sering dilaksanakan, kepala dinas selalu menghayu-hayokan seluruh kepala puskesmas untuk melaksanakan surveilans gizi buruk itu, pakai dana BOK, turun kelapangan.

2. Apakah tersedia dana/anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita tersebut ?

Probing :

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau media elektronik (promosi kesehatan tentang ASi esklusif,MP ASI, gizi seimbang dan pola asuh ibu dan anak)

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan revitalisasi posyandu - Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan PMT balita

- Apakah ada dana untuk suplementasi gizi (pemberian tablet vit A pada balita, tablet FE pada bumil)

- Jika ya, apakah dana tersebut cukup untuk memaksimalkan kegiatan tersebut - Jika tidak, berapa seharusnya dana yang dianggarkan

Jawaban informan :

Kalau anggaran di cukup-cukupkan, karena melalui penangan kasus gizi buruk, kota medan lumayan sudah berbuat banyak, kita di kota medan, ada membuat 10 pusk rawat inap, untuk merawat balita gizi buruk, namanya PPG ada di 10 pusk rawat inap salah satunya Helvetia, disitu anak gizi buruk yang dari 39 pusk di cover disitu, dengan dana anggaran dari APBD, kan ada PMT balita gizi kurang dan gizi buruk, kendalanya banyak masyarakat yang mempunyai balita gizi buruk tidak mau dirawat, karena jika anaknya dirawat, maka kondisi anak yang lain bagaimana, mata pencarian terganggu, karena banyak yang mata pencahariannya cuman pembantu rumah tangga, buruh cuci, padahal untuk orang tuanya ada pendamping selama satu bulan dikasi makan, cuman untuk keluarga yang lain bagaimana.

Revitalisasi posyandu masih jalan samapai saat ini, pada revit kita memberikan reward kader setiap bulan 30 ribu perbulan.

(19)

Untuk PMT balita sehat namanya PMT penyuluhan, direvit adanya, pemberian kacang hijau di posyandu, diseluruh posyandu dapat, kita ada 1396 posyandu itu dana APBD.

Suplemen gizi ada, vitamin A dan Fe, ditribusi ke pusk.

3. Apakah ada sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk ?

Probing :

- Apakah cukup tersedia posyandu dan sarana dan prasarananya (untuk biaya operasional posyandu, dll)

- Apakah sarana dan prasarana puskesmas cukup untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk di puskesmas Helvetia

Jawaban Informan :

Sarana dan prasarana cukup, kita punya 39 pusk, diantara 39 kita punya 10 pusk pusk rawat inap yang menerima balita gizi buruk itulah PPG itukan, trus ada posyandu dimana-mana, saya rasa cukup sarananya, kan medankan kemana-mana mudah aksesnya dijangkau.

4. Apakah cukup tersedia SDM (petugas) untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Apakah tersedia petugas gizi dan petugas promosi kesehatan puskesmas - Apakah petugas rutin menjalankan tugasnya

- Apakah jumlah petugasnya cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut - Apakah petugas cukup berkualitas untuk melaksanakan kegiatan tersebut - Apakah ada pelatihan pada petugas

Jawaban informan :

(20)

5. Apakah ada pendataan dan pelaporan mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, balita , bumil, busui - Pendataan jumlah keluarga miskin

- Pendataan tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbang balita (D/S) Jawaban informan :

Setiap bulan puskesmas melaporkan sama kita data balita gizi kurang dan buruk baik yang lama maupun kasus baru yang ditemukan tetap didata, jadi kita sesalu update kasus gizi buruk di kota medan ini dari laporan puskesmas setiap bulan ada rapat rutin setia bulan.

Pendataan D/S ada setiap bulan, balok SKDN ada setiap bulan ada.

II.Bina Suasana

1. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada masyarakat

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan gizi buruk pada masyarakat

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut JawabanInforman :

Ada, kalau dari Dinkes kita lakukan penyuluhan terhadap petugas, kapusk, kelurahan, kecamatan lintas sektor yang ada di kelurahan itu kita kasi penyuluhan tentang pencegahan kasus gizi buruk dan jika ada kasus gizi buruk harus ditangani dengan segera karena itukan instruksi dari walikota dari mereka dari petugas puksesmas mereka juga melakukan penyuluhan pada kader, kader juga melakukan penyuluhan ke masyarakat melalui posyandu, bertahap, berjenjang.

Kita turun langsung kelapangan kemasyarakat juga ada.

2. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama ?

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan sosialisasi pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama

- Jika ya, siapa saja sasaran kegiatan tersebut

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut Jawaban informan :

(21)

3. Apakah pernah dilaksanakan lomba balita sehat Probing:

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut

- Jika ya apakah kegiatan tersebut sangat membantu dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk pada balita

Jawaban informan :

Lomba balita sehat dulu kita ada melaksanakan , karena ada efisiensi anggaran, tidak lakukan, tapi itu mungkin tetap di akomodir dengan dari PKK, kalau dari dinas kesehatan karena efisiensi tidak ada lagi, tapi lima tahun terakhir dulu ada, kita penyelenggaranya.

Kalau saya rasa pengaruhnya lomba balita sehat bagus ya, karena gini kalau kita adakan lomba balita sehat masyarakat termotivasi, jadi dia kan termotivasi bagaimana merawat anaknya, karena banyak dilomba itu kriterianya ada yang lihat KMSnya gimana lihat grafiknya gimana,kebersihannya gimana, semua dilombakan jadi ibunya termotivasi, kemarin tahun berapa itu ya tahun 2012, kami pernah juga pernah mau mengganggarkan lomba balita sehat tapi dari balita gizi buruk, bukan balita umum, balita gizi buruk dilombakan yang sudah sehat itu bagaimana, dulu pernah ada keinginan seperti itu tapi karena efisiensi anggaran gak bisa terlakasana, supaya orang tua balita gizi buruk itu termotivasi kenapa sianu bisa kenapa anakku tidak bisa jadi itunya niat kita supaya termotivasi sehingga lebih baik dari sekarang.

(22)

4. Apakah pernah dilakukan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau elektronik

Probing:

- Apakah ada leaflet, poster, booklet tentang pencegahan gizi buruk - Apakah jumlahnya cukup untuk seluruh sasaran

- Apakah ada promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita melalui radio atau televise

- Jika ya seberapa sering ditayangkan Jawaban informan :

Promosi kesehatan melalui media cetak ada bentuknya poster, leaflet, dibagi ke pusk, ada yang di bagi ke klinik, ke posyandu, misalnya poster gizi seimbang, biasanya poster, leaflet itu dari kepmenkes, tidak dari anggaran rutin dinas kesehatan.

Melalui media elektronik, biasanya melalui TV, itukan sering dilakukan talk show kepala dinas, di TV local, Deli TV, tapi biasanya permintaan dari TV tersebut.

III. Pemberdayaan Masyarakat

1. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan gerakan pemberdayaan masyarakat ?

Probing :

- Apakah pernah dilaksanakan pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

- Apakah pernah dilaksanakan pendampingan pada masyarakat dalam

pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

- Apakah ada bantuan anggaran untuk merangsang timbulnya pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

Jawaban informan :

Kita libatkan tokoh masyarakat, misalnya perusaan untuk membantu gizi buruk misalnya untuk gizi buruk.

2. Apakah ada pemetaan keluarga untuk mengidentifikasi keluarga yang mempunyai masalah gizi :

Probing :

- Jika ya, seberapa sering dilakukan

- Siapa yang bertugas melakukan pemetaan

- Apakah hasil pemetaan di gunakan untuk pengambilan kebijakan dalam pencegahan gizi buruk dimasyarakat

Jawaban informan :

(23)

3. Apakah tersedia kader gizi masyarakat Probing :

- Jika Ya, apakah jumlahnya cukup untuk membantu masyarakat dalam pencegahan gizi buruk

- Siapa yang membentuk - Apa tugasnya

- Apakah ada dana operasional untuk kader gizi masyarakat Jawaban informan :

Pada tahun 2012 pernah dibentuk dan dilatih kader gizi masyarakat sebanyak 100 orang untuk seluruh Kota Medan. Kader gizi masyarakat bertugas untuk pemantaun untuk program gizi diwilayahnya, pelaporan gizi buruk jika ditemukan diwilayahnya, pemetaan kadarzi.

Sesudah dilatih karena tidak terealisasi biaya operasional bagi kader gizi masyarakat, jadi kader gizi masyarakat yang dibentuk tidak jalan.

4. Apakah terdapat pos gizi Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di pos gizi tersebut - Siapa yang membentuk

- Apakah kegiatannya berjalan aktif

- Apakah dilaksanakan pembinaan terhadap pos gizi tersebut Jawaban informan :

(24)

5. Apakah dilaksanakan revitalisasi posyandu dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk

Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi posyandu - Apakah dilaksanakan pelatihan kader secara berkala

- Apakah dilaksanakan pembinaan dan pendampingan kader

- Apakah dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana posyandu - Apakah disediakan dana operasional posyandu

Jawaban informan :

Revitalisasi posyandu seperti yang saya sebut tadi ya ada kita lakukan, bentuk yang paling nyata dan terus rutin dianggarkan adalah dalam bentuk transport kader tadi 30 ribu perbulan… selain itu juga ada pelatihan rutin kader pertahun, itu rutin kita lakukan, kadang ada jambore kader, lomba kader juga ada dulu kita lakukan, kalau pembinaan rutin kader dan pendampingan, kita serahkan untuk ditanggungjawabi puskesmas, trus ada lagi penyediaan sarana dan prasana posyandu, ada pengadaan timbangan dacin, PMT, banyaklah, kalau untuk revitalisasi besarlah anggarannya dan banyak kegiatannya.

6. Apakah dilaksanakan kegitan revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

- Apakah PWS-gizi, system kewaspadaan dini gizi (SKD), TPG berfungsi dengan baik

- Apakah informasi, data , peta rawan gizi dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan dalam pencegahan gizi buruk

Jawaban informan :

Kegiatan revitalisasi sitem kewaspadaan pangan dan gizi, itu merupakan kegiatan rutin yang kita laksanakan, bentuk kegiatannya berupa pendataan sasaran, yaitu bumil, bayi, balita dll. Pada revitalisasi system kewaspadaan pangan dan gizi ada pelaporan rutin dari petugas penanggungjawab posyandu, kepada TPG puskesmas, kemudian dari TPG ke Dinas kesehatan dan kepropinsi. Pelaporannya tiap bulan, berisi laporan balok SKDN perpuskesmas, pelaporan balita bawah garis merah, dll.

7. Apakah ada kemitraan dengan LSM atau organisasi masyarakat lainnya dalam pencegahan gizi buruk

Probing :

- LSM atau organisasi masyarakat apa saja yang sudah bermitra

- Kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh LSM atau organisasi masyarakt tersebut

(25)

Jawaban informan :

(26)

Nama Informan : Drg. Yumna Sari Siregar

Umur : 46 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan terakhir : S2-IKM

Jabatan : Kepala Puskesmas Helvetia

Lama Jabatan : 5 Tahun Tanggal Wawancara :15 Mei 2014

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014

I. Advokasi

1. Apakah ada dukungan politik dari pengambil keputusan dalam bentuk kebijakan/peraturan daerah yang mendukung atau berkaitan dengan strategi promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita?

Probing :

- Seberapa sering advokasi dilakukan pada pengambil keputusan untuk terciptanya kebijakan

- Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi - Tentang kebijakaan wajib operasi timbang

- Tentang pencanangan Medan bebas gizi buruk 2015

- Jika ya, sejauh mana sosialisasi tentang kebijakan/peraturan daerah pada masyarakat

Jawaban informan :

Peraturan Walikota Medan tentang gizi buruk ini sich tidak penah ada tapi kebijakannya mengikuti indikator kinerja MDGs yang salah satu indikatornya kalau gak salah menurunkan gizi kurang ya, jadi kebijakannya mengikuti itu, kalau perwal tidak pernah ada.

Kalau operasi timbang masih, operasi timbang itulah posyandu, gini sebenarnya kalau idealnya sebenarnya kalau tidak datang keposyandu kita datangi siapa tau dia berobat di dokter spesialis atau apa atau saran kesehatan lainnya, itulah istilahnya menyisir namanya, idealnya seperti itu, sekarang pun masih ada kok, itulah kadang kan dia gak sempat keposyandu, mamanya gak sempat bawa, besok-besok datang sikader posyandu jemput kerumahnya nimbang.

(27)

tambahan,dinas sosial memberikan dalam bentuk pinjam modal, dinas pendidikan memberikan dana sekolah gratis kalau ada anak sekolahnya, itulahlah salah satu kerjasamanya itu kesepakatanyanya itu ya..ya..jadi kalau bisa anak gizi buruk yang satu ini ini dibantu oleh beberapa SKPD dari kesehatannya ngasi makanan, dinas pendidikan ngasi bebas biaya sekolah, dinas sosial ngasikan kerjaan, ada ngasi beras murah.

Jadi dia jangan berjalan sendiri-sendiri SKPD ini, dari pendidikan ini, dari kesehatan ini, ada komitmennya di Kantor walikota, yang jelas itu, dari pendidkan dikasi gratis biaya sekolah, dari kesehatan di kasilah dia PMT dari Ketapang beras jimpitan, dari sosial dikasi raskin2 itu, dapat bos, ada juga bantuan dana bergulir ya..untuk modal si orang tuanya, pokoknya banyaklah.

2. Apakah tersedia dana/anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita tersebut ?

Probing :

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau media elektronik (promosi kesehatan tentang ASi esklusif,MP ASI, gizi seimbang dan pola asuh ibu dan anak)

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan revitalisasi posyandu - Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan PMT balita

- Apakah ada dana untuk suplementasi gizi (pemberian tablet vit A pada balita, tablet FE pada bumil)

- Jika ya, apakah dana tersebut cukup untuk memaksimalkan kegiatan tersebut - Jika tidak, berapa seharusnya dana yang dianggarkan

Jawaban informan :

Kalau mau jujur.. besar kali dananya, kalau untuk pencegahan besar kali dana, untuk pencegahan dari dinas kesehatanlah , ada pemberian makanan tambahan selama 3 bulan jika gizi buruk.

Dari tahun berapa kita berbicara, Kalau dari 2010 kita hanya memberikan PMT pada anak saja, tapi 2011 kita memberikan makan pada sianak dan siibu, karena sianak dirawat di PPG, sehingga dananya besar, itu merupakan suatu tempat dimana balita yang gizi buruk dirawat inap beserta keluarganya,keluargaitu bias penjaganya bias ibu bias bapak bisa penjaganya, jadi kebutuhan si penjaga ditanggung, makanya bengkak dananya

Kalau pencegahan pembuatan leaflet ada sich tapi terlalu sedikit, kalau radio tidak pernah kita laksanakan, kalaupun ada mungkin dari dana Dinas Kesehatan kali ya…kita tidak pernah dilibatkan soal itu.

Dana revit masih jalan sampai sekarang, paling utama bentuknya yah dana transport kader itu, dikasi 30 ribu ya perbulan, itupun dikasi kalau gak salah pertriwulan.

(28)

Kalau soal danya cukup atau tidak yah kita cukup-cukupkan, kan selain dana dari Dinas, dananya kita upayakan dari dana bok, tapi tidak semuanyalah untuk pencegahan dan penanggulangan gizi, masih banyak kegiatan lain di puskesms yang kita laksanakan.

3. Apakah ada sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk ?

Probing :

- Apakah cukup tersedia posyandu dan sarana dan prasarananya (untuk biaya operasional posyandu, dll)

- Apakah sarana dan prasarana puskesmas cukup untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk di puskesmas Helvetia. Jawaban Informan :

Kalau sarana dan prasarana untuk pencegahan gizi buruk dipuskesmas, apa ya… oh kalau sarana, alat dan peralatan posyandu, sudah lengkap, biasanya berasal dari dinas, ada penyediaan dacin, balok SKDN juga, kalau soal dana operasional tidak ada, dan transport kader yang ada.

Kalau peralatan promosi kesehatan di puskesmas, apa ya, kalau banner ada, poster ada, yang diletak di puskesmas, itu kan bias dibaca pasien yang berkunjung ke puskesmas, ada juga Tape caseete recoreder, amplifier wireless micropon, itu kalau kita turun langsung kemasyarakat, tapi jaranglah.

4. Apakah cukup tersedia SDM (petugas) untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Apakah tersedia petugas gizi dan petugas promosi kesehatan puskesmas - Apakah petugas rutin menjalankan tugasnya

- Apakah jumlah petugasnya cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut - Apakah petugas cukup berkualitas untuk melaksanakan kegiatan tersebut - Apakah ada pelatihan pada petugas

Jawaban informan :

(29)

5. Apakah ada pendataan dan pelaporan mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, balita , bumil, busui - Pendataan jumlah keluarga miskin

- Pendataan tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbang balita (D/S) Jawaban informan :

Pendataan ada, dilakukan sama TPG, tiap bulan dikirim ke Dinas Kesehatan, data yang dikumpul TPG itu berasal dari posyandu. Kalau data sasaran yang bumil, busui keluarga miskin juga ada kita dapat dari kelurahan, kalau data D/S itu ada kan kita laporkan ke Dinas Kesehatan.

II.Bina Suasana

1. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada masyarakat

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan gizi buruk pada masyarakat

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut JawabanInforman :

Hmmm kalau mengumpulkan masyarakat langsung untuk sosialisasi pencegahan gizi buruk, jarang kita lakukan, yah paling kita lakukan ya sosialisasi sama kader, kepling, itupun dilakukan petugas yang turun ke posyandu.

2. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama ?

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan sosialisasi pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama

- Jika ya, siapa saja sasaran kegiatan tersebut

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut Jawaban informan :

Tokoh agama maksudnya, ulama ya, kita tidak lakukan secara langsung, kalau tokoh masyarakat sama kader karena sering berhubungan adalah kita lakukan, terkadang mau juga sekali-sekali kita lakukan pertemuan di kelurahan, tapi tidak khusus tentang gizi buruk, misalnya tentang medan sehat, tapi saat itu juga kita sisipkan pesan-pesan tentang gizi buruk, yah pandai-pandai kitalah.

3. Apakah pernah dilaksanakan lomba balita sehat Probing:

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut

(30)

Jawaban informan :

Lomba balita sehat tidak ada kayaknya

4. Apakah pernah dilakukan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau elektronik

Probing:

- Apakah ada leaflet, poster, booklet tentang pencegahan gizi buruk - Apakah jumlahnya cukup untuk seluruh sasaran

- Apakah ada promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita melalui radio atau televise

- Jika ya seberapa sering ditayangkan Jawaban informan :

Kalau melalui media cetak dan elektronik dana dari puskesmas ya tidak ada, kalau dana dari dinas kesehatan mungkin ada, tapi jarang orang puskesmas diikutsertakan.

III. Pemberdayaan Masyarakat

1. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan gerakan pemberdayaan masyarakat ?

Probing :

- Apakah pernah dilaksanakan pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

- Apakah pernah dilaksanakan pendampingan pada masyarakat dalam

pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

- Apakah ada bantuan anggaran untuk merangsang timbulnya pemberdayaan masyarakat di bidang gizi.

Jawaban informan :

Pelatihan pemberdayaan masyarakat ada kita lakukan, bentuknya ya pelatihan kader, kan termasuk juga kegiatan pemberdayaan masyarakat posyandu itu, dulu pelatihan kader rutin dilakukan tiap tahun yang pelaksananya adalah Dinas Kesehatan Kota Medan, kalau yang dilakukan oleh puskesmas ya pembinaan terhadap posyandu saja tiap hari buka posyandu yang dilakukan oleh petugas penanggungjawab posyandu.

Kalau penampingan pada masyarakat dalam pemberdayaan bidang gizi ya itu sama sajakan dengan kegiatan pembinaan terhadap posyandu kita lakukan selama ini, diposyandu kan juga ada penyuluhan tentang gizi selain penimbangan balita dan imunisasi.

Bantuan anggaran ada, mungkin transport kader itujuga salah satu bantuan anggaran terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat.

(31)

2. Apakah ada pemetaan keluarga untuk mengidentifikasi keluarga yang mempunyai masalah gizi :

Probing :

- Jika ya, seberapa sering dilakukan

- Siapa yang bertugas melakukan pemetaan

- Apakah hasil pemetaan di gunakan untuk pengambilan kebijakan dalam pencegahan gizi buruk dimasyarakat

Jawaban informan :

Pemetaan kadarzi tidak kita lakukan, yang ada pencatatan dan pelaporan kasus gizi kurang dan gizi buruk

3. Apakah tersedia kader gizi masyarakat Probing :

- Jika Ya, apakah jumlahnya cukup untuk membantu masyarakat dalam pencegahan gizi buruk

- Siapa yang membentuk - Apa tugasnya

- Apakah ada dana operasional untuk kader gizi masyarakat Jawaban informan :

Kader gizi masyarakat dulu sempat ada dan dilatih oleh dinas kesehatan, ada beberapa orang mewakili kecamatan Helvetia, kader gizi ini dulu diharapkan yang berperan aktif untuk pelaporan kasus gizi buruk, tapi sekarang tidak jalan, mungkin karena tidak ada dilakukan pembinaan terhadap kader tersebut, karena dana trasnpor kader gizi masyarakat itupun tidak jadi dianggarkan.

4. Apakah terdapat pos gizi Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di pos gizi tersebut - Siapa yang membentuk

- Apakah kegiatannya berjalan aktif

- Apakah dilaksanakan pembinaan terhadap pos gizi tersebut Jawaban informan :

(32)

5. Apakah dilaksanakan revitalisasi posyandu dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk

Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi posyandu - Apakah dilaksanakan pelatihan kader secara berkala

- Apakah dilaksanakan pembinaan dan pendampingan kader

- Apakah dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana posyandu - Apakah disediakan dana operasional posyandu

Jawaban informan :

Revitalisasi posyandu itu program peningkatan kembali posyandu, kalau dari Dinas kesehatan, bentuk revitalisasi posyandu itu, ya pemberian transport kader, pemberian sarana dan prasarana posyandu, dacin, balok SKDN, dan itu juga pemberian PMT ditiap posyandu, kalau dari puskesmas yang kita lakukan dalam rangka revitalisasi posyandu ya pembinaan secara rutin terhadap posyandu itu, Pelatihan kader secara berkala dilakukan dari dinas kesehatan, kalau kita ya pembinaan terhadap kader langsung di posyandu.

Dana opersional posyandu, tidak ada, yang ada dana kader posyandu itu, tapi kadang ada juga dana operasional posyandu, yang dilaksanakan secara mandiri oleh kader itu, pernah saya lihat ada ditarik sumbangan sukarela dari ibu-ibu yang balita datang keposyandu, trus dananya itu ya dikumpul trus dibeli PMT , misalnya telur, dan dibagi lagi sama balita ibu itu kembali, ya, dari dan untuk orang itu lagi.

6. Apakah dilaksanakan kegitan revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

- Apakah PWS-gizi, system kewaspadaan dini gizi (SKD), TPG berfungsi dengan baik

- Apakah informasi, data , peta rawan gizi dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan dalam pencegahan gizi buruk.

Jawaban informan :

(33)

7. Apakah ada kemitraan dengan LSM atau organisasi masyarakat lainnya dalam pencegahan gizi buruk.

Probing :

- LSM atau organisasi masyarakat apa saja yang sudah bermitra

- Kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh LSM atau organisasi masyarakt tersebut

- Apa saja yang dilaksanakan untuk menggalang kemitraan tersebut Jawaban informan :

Ada salah satunya yang saya bilang tadi sama NICE, itu dulu sampai membetuk kelompok gizi masyarakat, banyak kegiatannya dulu, trus ada lagi bapak asuh-bapak asuh posyandu, yang menyumbang PMT di posyandu.

(34)

Nama Informan : Erita

Umur : 34 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan terakhir : SPAG

Jabatan : Petugas gizi puskesmas Helvetia Lama Jabatan : 3 Tahun

Tanggal Wawancara :14 Mei 2014

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014

I. Advokasi

1. Apakah ada dukungan politik dari pengambil keputusan dalam bentuk kebijakan/peraturan daerah yang mendukung atau berkaitan dengan strategi promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita ?

Probing :

- Seberapa sering advokasi dilakukan pada pengambil keputusan untuk terciptanya kebijakan

- Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi - Tentang kebijakaan wajib operasi timbang

- Tentang pencanangan Medan bebas gizi buruk 2015

- Jika ya, sejauh mana sosialisasi tentang kebijakan/peraturan daerah pada masyarakat

Jawaban informan :

Peraturan daerahnya tidak ada, tapi bentuk dukungan politiknya ya berupa adanya anggaran dan rencana kerja yang disetujui untuk program pencegahan dan penanggulangan gizi buruk, paling banyak itu mulai tahun 2011 setelah pencanangan medan bebas gizi buruk tahun 2015 di medan labuhan.

(35)

2. Apakah tersedia dana/anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita tersebut ?

Probing :

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau media elektronik (promosi kesehatan tentang ASi esklusif,MP ASI, gizi seimbang dan pola asuh ibu dan anak)

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan revitalisasi posyandu - Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan PMT balita

- Apakah ada dana untuk suplementasi gizi (pemberian tablet vit A pada balita, tablet FE pada bumil)

- Jika ya, apakah dana tersebut cukup untuk memaksimalkan kegiatan tersebut - Jika tidak, berapa seharusnya dana yang dianggarkan

Jawaban informan :

Anggaran lumayan besar, ditambah bantuan NICE lagi dulu, lumayan besar, Anggaran revitalisasi posyandu masih ada, anggaran untuk transport kader 30 ribu perbulan.

PMT balita kacang ijo, masih ada dari APBD, baginya ke posyandu, dimasak di posyandu oleh kader, kemudian dibagi pada balita.

Terkadang I posyandu ada juga pembagian PMT berupa telur, dari masyarakat, dari dana yang disisihkan masyarakat yang datang keposyandu dalam bentuk arisan, berupa sumbangan sukarela dari masyarakat, kemudian digunakan dananya untuk PMT misalnya telur.

Vit A masih jalan, Fe bumil masih ada, tapi waktu NICE banyak Fe bumil itu, dibagi keposyandu dan bumil yang periksa kepuskesmas.

Anggaran tahun 2012 dari APBD dan NICE, berupa bantuan susu,telur, biscuit Kacang hijau untuk balita, biscuit dan susu untuk balita gizi kurang dan gizi buruk Ada juga dana untuk PPG.

PPG, petugas gizi yang masak, TPG, perawat, bidan, dari puskemas lain juga membawa balitanya, kita memasak makanan biar dilihat orang tuanya cara memasaknya.hari itu yang dirawat hampir 20 orang. Dan balita yang menderita gizi kurang dan gizi buruk lumayan berhasil.

PMT diantar lagsung ke rumah, sekalian dilakukan penyuluhan dan pemantauan berat badan balita, tetapi untuk selanjutnya diantar ke posyandu yang bagi.

3. Apakah ada sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk ?

Probing :

- Apakah cukup tersedia posyandu dan sarana dan prasarananya (untuk biaya operasional posyandu, dll).

(36)

Sarana dan prasarana kurang, biasanya kegiatan promosi diutamakan dilakukan di posyandu.

4. Apakah cukup tersedia SDM (petugas) untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Apakah tersedia petugas gizi dan petugas promosi kesehatan puskesmas - Apakah petugas rutin menjalankan tugasnya

- Apakah jumlah petugasnya cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut - Apakah petugas cukup berkualitas untuk melaksanakan kegiatan tersebut - Apakah ada pelatihan pada petugas

Jawaban informan :

Cukup, ada petugas penanggung jawab posyandu, perkelurahan 2 orang, yang harus turun setiap hari buka posyandu. Petugas yang turun adalah petugas yang mempunyai basic kesehatan, pelatihan petugas penanggung jawab tidak ada, tapi pas waktu minilokakarya puskesmas, dilakukan pengarahan bagi petugas.

Asumsi masyarakat posyandu ini hanya untuk imunisasi, tapi kami himbau juga pada msayarakt untuk tetap datang keposyandu, minimal 2 bulan sekali.

5. Apakah ada pendataan dan pelaporan mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, balita , bumil, busui - Pendataan jumlah keluarga miskin

- Pendataan tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbang balita (D/S) Jawaban informan :

Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, balita , bumil, busui, Ada, biasanya pendataan dibuat kader, namun ditanggung jawabi petugas penanggung jawab posyandu, hasil pelaporan rutin posyandu kemudian diteruskan pada saya sebagai petugas penanggung jawa gizi puskesmas, dan untuk kasus data gizi kurang dan gizi buruk segera kita tangani.

Kalau pendataan jumlah keluarga miskin ada, biasanya sejalan untuk program jamkesmas atau bpjs sekarang dan medan sehat.

Pendataan tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbang balita (D/S), Ada yang dilaporkan tiap bulan.

II.Bina Suasana

1. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada masyarakat

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan gizi buruk pada masyarakat

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut JawabanInforman :

(37)

2. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama ?

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan sosialisasi pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama

- Jika ya, siapa saja sasaran kegiatan tersebut

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut Jawaban informan :

Ada dengan bekerjasama dengan lintas sector misalnya PKK, sehingga terbentuk kader gizi buruk perkelurahan ada 2 atau 3 orang, laporan gizi buruk darikader, diwajibkan melapor jika ada gizi buruk didaerahnya, dan kader gizi buruk dapat honor.

3. Apakah pernah dilaksanakan lomba balita sehat Probing:

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut

- Jika ya apakah kegiatan tersebut sangat membantu dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk pada balita

Jawaban informan :

Pernah diadakan, tahun terakhir 2012 bulan agustus, diambil perkecamatan, dipilih dilombakan per Kota Medan.

4. Apakah pernah dilakukan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau elektronik

Probing:

- Apakah ada leaflet, poster, booklet tentang pencegahan gizi buruk - Apakah jumlahnya cukup untuk seluruh sasaran

- Apakah ada promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita melalui radio atau televise

- Jika ya seberapa sering ditayangkan Jawaban informan :

Tidak ada melalui radio atau televise, mungkin dinas kesehatan kali ada, tapi entah ya, kalau leaflet, poster kadang ada dibagi ke puskesmas tapi jumlahnya sedikit, itupun jarang, kalau poster ada juga tapi sedikit, kami temple dipuskesmas, kadang kami kasi keposyandu.

III. Pemberdayaan Masyarakat

1. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan gerakan pemberdayaan masyarakat ?

Probing :

(38)

- Apakah pernah dilaksanakan pendampingan pada masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

- Apakah ada bantuan anggaran untuk merangsang timbulnya pemberdayaan masyarakat di bidang gizi

Jawaban informan :

Apa ya.. pemberdayaan masyarakat, posyandulah, pendampingan sama kader posyandu, itukan ada petugas penanggungjawab perposyandu, kalau bantuan anggaran yah cuman transport kader itulah.

2. Apakah ada pemetaan keluarga untuk mengidentifikasi keluarga yang mempunyai masalah gizi :

Probing :

- Jika ya, seberapa sering dilakukan

- Siapa yang bertugas melakukan pemetaan

- Apakah hasil pemetaan di gunakan untuk pengambilan kebijakan dalam pencegahan gizi buruk dimasyarakat

Jawaban informan :

Ada, biasanya datanya dari yang dilaporkan kader, kemudian dilihat kelurahan mana yang paling tinggi kasus gizi buruknya lalu dilakukan pembinaan baik melalui pemantauan dengan memberikan beras jempitan, atau dulu ada PPG (pusat Pemulihan Gizi) di puskesmas kita, PPG itu untuk tahun 2013 ada dilakukan tapi untuk tahun 2014 belum dilakukan karena belum turun anggaran.PPG itu merawat baita gizi buruk yang ada dibeberapa puskesmas yaitu Helvetia, sunggal lalang, darusslam dan rantang dan dilakukan di puskesmas Helvetia, balita gizi buruk di rawat inap selama sebulan di puskesmas dan 2 bulan kemudian rawat jalan, selama dirawat diberi makan bergizi, susu dan biscuit dipantai oleh TPG puskesmas. Jadi kalau pendataaan gizi buruk itu tiap bulan dilaporkan.

Yang mendatanya ya kader yang mendata, kemudian dipetakan petugas gizi puskesmas, dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan.

3. Apakah tersedia kader gizi masyarakat Probing :

- Jika Ya, apakah jumlahnya cukup untuk membantu masyarakat dalam pencegahan gizi buruk

- Siapa yang membentuk - Apa tugasnya

- Apakah ada dana operasional untuk kader gizi masyarakat Jawaban informan :

Diperintahkan mendata kerumah-rumah, kemudian melakukan penyuluhan pas posyandu, trus menentukan kondisi gizi buruk balita, caranya setiap posyandu ada pengukuran BB dan TB, wajib diukur BB/TB, pengukuran lingkar kepala

(39)

4. Apakah terdapat pos gizi Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di pos gizi tersebut - Siapa yang membentuk

- Apakah kegiatannya berjalan aktif

- Apakah dilaksanakan pembinaan terhadap pos gizi tersebut Jawaban informan :

Konsultasi pada petugas gizi, menunya dari petugas gizi

Di kelurahan dibuat posgizi, balita dikumpulkan, ibu-ibunya diajari, tentukan menu, kader yang belanja, cara memasak diperlihatkan pada masyarakat, sampai cara memberi makan pada balita.

Lokasi pos gizi masyarakat yang menentukan.

5. Apakah dilaksanakan revitalisasi posyandu dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk

Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi posyandu - Apakah dilaksanakan pelatihan kader secara berkala

- Apakah dilaksanakan pembinaan dan pendampingan kader

- Apakah dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana posyandu - Apakah disediakan dana operasional posyandu

Jawaban informan :

Ada, kalau revitalisasi apa ya..transport kader ada, itu dinas kesehatan yang mengganggrkan lalu dibagi keposyandu, kita yang membagikan, pelatihan juga ada, ernah ada juga jambre kader, kalau pembinaan dan pendampingan kader baru puskesmas yang melakukan.

6. Apakah dilaksanakan kegitan revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

Probing :

- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)

- Apakah PWS-gizi, system kewaspadaan dini gizi (SKD), TPG berfungsi dengan baik

- Apakah informasi, data , peta rawan gizi dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan dalam pencegahan gizi buruk

Jawaban informan :

(40)

7. Apakah ada kemitraan dengan LSM atau organisasi masyarakat lainnya dalam pencegahan gizi buruk

Probing :

- LSM atau organisasi masyarakat apa saja yang sudah bermitra

- Kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh LSM atau organisasi masyarakt tersebut

- Apa saja yang dilaksanakan untuk menggalang kemitraan tersebut Jawaban informan :

Ada bapak asuh yaitu orang yang mampu dilingkngan, diajak untuk berpartisipasi pada posyandu, dalam bentuk sumbangan dana .

(41)

Nama Informan : Cut Mutia

Umur : 41 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan terakhir : D1 Kebidanan

Jabatan : Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas

Lama Jabatan : 2 Tahun Tanggal Wawancara :16 Mei 2014

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS HELVETIAKOTA MEDAN TAHUN 2014

I. Advokasi

1. Apakah ada dukungan politik dari pengambil keputusan dalam bentuk kebijakan/peraturan daerah yang mendukung atau berkaitan dengan strategi promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita ?

Probing :

- Seberapa sering advokasi dilakukan pada pengambil keputusan untuk terciptanya kebijakan

- Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi - Tentang kebijakaan wajib operasi timbang

- Tentang pencanangan Medan bebas gizi buruk 2015

- Jika ya, sejauh mana sosialisasi tentang kebijakan/peraturan daerah pada masyarakat

Jawaban informan :

Advokasi apa ya… o itu.. soal advokasi biasanya dilakukan kepala puskesmas, atau kepala dinas, kalau petugas seperti saya.. ya tidak ikutan, palingan kalau ada masalah kita dilapangan kita sampaikan sama kepala puskesmas, baru kapusk yang sampaikan sama kepala dinas.

Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi, Tidak ada peraturan khusus sich, tapi bentuk kebijakan atau dukungan pemerintah dalam pencegahan gizi buruk mungkin salah satunya dengan pemberian beras jempitan bekerja sama dengan Ketahanan pangan dan dinas kesehatan.

untuk operasi timbang, ya.. ada operasi timbang yang diwajibkan kepada balita, cara dengan memotivasi kader untuk mengajak masyarakat

(42)

Sosialisasi yang sering dilakukan adalah penyuluhan tentang kebijakan pemerintah yang sudah ada misalnya pemberian beras jempitan itu. Biasanya dilakukan dikantor camat dan kantor lurah.

2. Apakah tersedia dana/anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita tersebut ?

Probing :

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau media elektronik (promosi kesehatan tentang ASi esklusif,MP ASI, gizi seimbang dan pola asuh ibu dan anak)

- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan revitalisasi posyandu - Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan PMT balita

- Apakah ada dana untuk suplementasi gizi (pemberian tablet vit A pada balita, tablet FE pada bumil)

- Jika ya, apakah dana tersebut cukup untuk memaksimalkan kegiatan tersebut - Jika tidak, berapa seharusnya dana yang dianggarkan

Jawaban informan :

Tidak pernah dianggarkan untuk puskesmas Helvetia atau dari Dinas tidak pernah saya dengar

Ada, biasanya bentuknya dana untuk transport kader.

Ada pemberian kacang hijau untuk PMT balita diposyandu, disalurkan melalui kader, untuk balita gizi kurang dan buruk juga ada pemberian beras jempitan

Ada untuk pemberian vitamin A biasanya dua kali dalam setahun yaitu bulan februari dan Agustus, kalau untuk pemberian FE pada bumil juga ada diberikan pada bumil yang memeriksakan kandungannya ke puskesmas.

Dananya untuk saat ini cukuplah.

3. Apakah ada sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk ?

Probing :

- Apakah cukup tersedia posyandu dan sarana dan prasarananya (untuk biaya operasional posyandu, dll)

- Apakah sarana dan prasarana puskesmas cukup untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk di puskesmas Helvetia

Jawaban Informan :

Jumlah posyandu cukup yaitu terdapat 55 posyandu di wilayah kerja puskesmas Helvetia, dan semuanya aktif dan kategori posyandu purnama

(43)

4. Apakah cukup tersedia SDM (petugas) untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Apakah tersedia petugas gizi dan petugas promosi kesehatan puskesmas - Apakah petugas rutin menjalankan tugasnya

- Apakah jumlah petugasnya cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut - Apakah petugas cukup berkualitas untuk melaksanakan kegiatan tersebut - Apakah ada pelatihan pada petugas

Jawaban informan :

Ada petugas gizi dan petugas promosi puskesmas, tetapi untuk menanggung jawabi posyandu ada pembagian seluruh petugas puskesmas, sehingga tiap posyandu ada petugas penanggung jawab yang rutin berkunjung pada jam buka posyandu.

Petugas rutin berkunjung setia hari buka posyandu, petugasnya berbeda tiap posyandu agar tidak bentrokan.

jumlah petugasnya cukup.

Petugas cukup berkualitas, karena semua petuganya memepunyai pendidikan dasar kesehatan.

ada pelatihan pada petugas, yang dilakukan di Dinas kesehatan.

5. Apakah ada pendataan dan pelaporan mendukung kegiatan promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?

Probing :

- Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, balita , bumil, busui - Pendataan jumlah keluarga miskin

- Pendataan tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbang balita (D/S) Jawaban informan :

Pendataan jumlah sasaran diperoleh dari petugas penanggungjawab posyandu, di laporkan pada TPG, kemudian dilaporkan ke dinas.

Pendataan masyarakat miskin dari kelurahan. Pendataan N/S masih ada.

II.Bina Suasana

1. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada masyarakat

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan gizi buruk pada masyarakat

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut Jawaban Informan :

(44)

itu kegiatan rutin, tiap tahun pasti ada, atau pada saat turun petugas keposyandu, skalian dilakukan penyuluhan terhadap masyarakat.

Tahun 2013 ada dilakukan beberapa kali.

2. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama ?

Probing:

- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan sosialisasi pencegahan gizi buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama

- Jika ya, siapa saja sasaran kegiatan tersebut

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut Jawaban informan :

Ada, dilakukan dikantor camat atau pada saat turun petugas keposyandu, skalian dilakukan pembinaan terhadap kader posyandu.

Sasaran kegiatan tersebut biasanya kader, kepling kadang-kadang tokoh agama Untuk kader, tahun 2013 dilakukan sekali dikantor camat pertemuannya pada bulan Desember, kalau pas petugas turun ya dilakukan sebulan sekali di posyandu.

3. Apakah pernah dilaksanakan lomba balita sehat Probing:

- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut

- Jika ya apakah kegiatan tersebut sangat membantu dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk pada balita

Jawaban informan :

Lomba balita sehat tidak pernah lagi saya dengar

4. Apakah pernah dilakukan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau elektronik

Probing:

- Apakah ada leaflet, poster, booklet tentang pencegahan gizi buruk - Apakah jumlahnya cukup untuk seluruh sasaran

- Apakah ada promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita melalui radio atau televise

- Jika ya seberapa sering ditayangkan Jawaban informan :

Tidak ada.

III. Pemberdayaan Masyarakat

1. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan gerakan pemberdayaan masyarakat ?

Probing :

Gambar

Gambar :  Wawancara dengan Informan :
Gambar : Wawancara dengan Responden
Gambar : Wawancara dengan Responden
  Gambar : Wawancara dengan Responden

Referensi

Dokumen terkait

Populasi pada penelitian ini berjumlah 20 siswa, sampel pada pada penelitian ini berjumlah 20 siswa, teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh,

Özellikle Avrupa’da ve Amerika’da son zamanlarda çok sıkça kullanılmaya başlanan Türkçe’de “içrek” sözcüğü ile karşılanan ezoterik sözcüğü içinde saklı

Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil

Peningkatan kecepatan fluida ini diharapkan dapat meningkatkan daya putar fluida terhadap turbin saat menabrak sudu-sudu, karenanya jika diharapkan untuk lebih menekan rugi head

Dengan jumlah penduduk dan sarana kesehatan swasta yang relatif banyak pelayanan pengobatan tidak terkonsentrasi di UPT Puskesmas Garuda, hal ini terlihat dari persentase

Kemampuan berkomunikasi yang efektif tentang faktor risiko insiden terkait patient safety dari kondisi sangat kurang menjadi baik. Kemampuan mengidentifikasi akar penyebab

[r]

UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) POKJA PENGADAAN KONSTRUKSI. MUH.ANWAR SHODIQ,ST.MT