• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemurnian Gliserol Dengan Metode Asidifikasi Asam Klorida dan Ekstraksi Dengan Pelarut Kloroform

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemurnian Gliserol Dengan Metode Asidifikasi Asam Klorida dan Ekstraksi Dengan Pelarut Kloroform"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Produksi biodiesel semakin meningkat dari tahun ke tahun sebagai sumber

energi alternatif untuk menggantikan bahan bakar fosil yang semakin menipis [1].

Dari 2008 sampai 2011, total produksi gliserol dunia meningkat dari 2,06 menjadi

2,88 juta ton [2].

Reaksi transesterifikasi antara trigliserida dan alkohol akan menghasilkan

gliserol dan biodiesel yang akan terbentuk dua fasa, dimana fasa gliserol dan fasa

biodiesel terpisah [3]. Gliserol sebagai hasil samping produksi biodiesel ini

rata-rata terbentuk 10 % dari persen berat biodiesel. Gliserol ini memiliki harga yang

rendah akibat impuritis yang terkandung di dalamnya [4]. Impuritis yang

terkandung dalam gliserol seperti sabun, methanol, air, garam dan material

organik non gliserol (MONG) memberikan pengaruh signifikan pada konsentrasi

gliserol [3]. Gliserol hasil samping biodiesel memiliki karakteristik berwarna

coklat gelap, pH tinggi, viskositas dan densitas yang rendah dengan kandungan

kontaminan yang tinggi [5].

Gliserol memiliki banyak sekali kegunaan dalam bidang industri, baik dalam

bidang makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, otomotif, pulp and paper [5], sebagai

solven ramah lingkungan [6] dan juga dapat dikonversi menjadi produk yang

bernilai tinggi, seperti biosintesis 1,3 propanadiol dari gliserol, produksi hydrogen

[1], pembuatan gliserol asetat [7], acrolein [8]. Umumnya, gliserol dengan

konsentrasi tinggi (di atas 99%) digunakan untuk industri makanan, obat – obatan,

atau kosmetik [9] serta dapat juga dengan mudah dioksidasi, direduksi,

dihalogenasikan, dieterifikasi, dan diesterifikasi untuk menjadi komoditas

alternatif sebagai bahan baku proses kimia [10]. Bagaimanapun , gliserol dari

hasil samping biodiesel belum cukup murni untuk digunakan dalam aplikasi

berteknologi tinggi. Untuk itu diperlukan beberapa perlakuan terutama untuk

menghilangkan impuritisnya [2]. Akan tetapi, pemurnian gliserol segar untuk

mencapai konsentrasi tinggi memerlukan biaya operasi yang tinggi, untuk itu,

(2)

2

2

diperlukan metode yang lebih murah dengan efisiensi tinggi [11]. Cara umum

yang digunakan untuk meningkatkan kemurnian gliserol diantaranya adalah

dengan distilasi, filtrasi, perlakuan kimia, adsorpsi, resin penukar ion, ekstraksi,

filtrasi, dekantasi dan kristalisasi, dimana berbagai metode yang digunakan

tergantung pada karakteristik gliserol yang akan dimurnikan [12]. Ada pula

dengan mengombinasikan beberapa proses diatas, seperti pemurnian dengan

proses ekstraksi dan distilasi [13] dan proses ekstraksi dan adsorpsi [14] .

Sebagai pre treatment awal, perlunya dilakukan asidifikasi yaitu dengan

penambahan asam pada bahan baku gliserol. Ooi, et al., 2001, melaporkan bahwa

perlakuan kimia dengan pH yang rendah lebih baik karena meningkatkan gliserol

dan mengurangi kadar abu dalam proses rekoveri gliserol [15].

Kongjao, et al., pada tahun 2009 melaporkan proses pemurnian gliserol

dengan menggunakan ekstraksi pelarut dengan pelarut pelarut polar yaitu ethanol

dengan didahului proses asidifikasi, didapat gliserol dengan tingkat kemurnian

hingga 93,34 %. Penggunaan pelarut polar menyebabkan kuantitas air dan MONG

masih lebih tinggi dari yang diperbolehkan. Untuk meningkatkan kemurnian

gliserol dan menurunkan kandungan air dan MONG, penggunaan pelarut non

polar diperlukan untuk mengeliminasi asam lemak bebas [16]. Sedangkan

Andrade, et al., pada tahun 2015 memurnikan gliserol dengan mengombinasikan

metoda ekstraksi bertingkat dan juga adsorpsi. Proses ekstraksi dilakukan dengan

menggunakan dua pelarut non polar, petroleum eter dan toluen. Penggunaan

pelarut petroleum eter ditemukan tidak terlalu efektif dalam poses ekstraksi

gliserol ini.[17]. Oleh sebab itu, perlunya dilakukan percobaan untuk melihat

kinerja pelarut non polar lain dalam proses pemurnian gliserol.

Tahapan terakhir dari proses pemurnian gliserol ini adalah adsorpsi.

Manosak, et al., 2011 melaporkan bahwa semakin tinggi penggunaan dosis

adsoprsi, maka semakin tinggi pula warna yang dapat direduksi mencapai 99,7 %

yaitu dengan dosis 200 g/l [18].

Dalam penelitian ini, beberapa proses tersebut dikombinasikan yaitu dengan

menggunakan perlakuan asidifikasi dengan asam klorida sebagai pretreatment

awal dan ekstraksi dengan pelarut non polar yaitu kloroform kemudian

(3)

3

3

dilanjutkan dengan adsorpsi diharapkan akan didapat gliserol dengan kemurnian

yang tinggi dan juga warna yang bersih.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Gliserol merupakan hasil samping biodiesel yang terbentuk tidak dalam

keadaan murni melainkan memiliki banyak impuritis di dalamnya. Untuk itu perlu

dilakukan pemurnian terhadap gliserol untuk mendapatkan gliserol yang sesuai

standard dalam aplikasinya pada bidang industri. Oleh sebab itu, peneliti ingin

mengetahui kinerja metode asidifikasi asam klorida (HCl) dan ekstraksi dengan

menggunakan pelarut non polar (kloroform) terhadap kemurnian gliserol yang

dihasilkan.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio mol (n n⁄ ) asam klorida yang

optimum pada proses asidifikasi dan rasio volum (v v⁄ ) kloroform serta waktu

reaksi yang optimum pada proses ekstraksi untuk menghasilkan kemurnian

gliserol dengan kadar yang tertinggi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh gliserol yang murni sebagai produk utama dan asam lemak

bebas sebagai produk samping.

2. Memberi pengetahuan kepada peneliti tentang pemurnian gliserol dengan

metode asidifikasi dengan asam klorida (HCl) dan ekstraksi dengan

kloroform

3. Sebagai referensi kepada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti

metode apa yang menjadi metode terbaik untuk pemurnian gliserol

(4)

4

4

1.5 RUANG LINGKUP

1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen

Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Bahan baku yang digunakan adalah crude gliserol hasil samping

pembuatan biodiesel dengan kemurnian 74,7161 %

3. Asidifikasi dengan asam klorida dilakukan dengan kondisi reaksi:

a. Variabel tetap

 Suhu = 70 oC [19]

 Waktu = 60 menit [19]

b. Variabel bebas

 Rasio mol (n n⁄ ) HCl : gliserol = 1:1; 3:1; 5:1

4. Ekstraksi dengan kloroform dilakukan dengan kondisi reaksi:

a. Variabel tetap

 Kecepatan pengadukan = 200 rpm [14]

 Suhu = 50 oC

b. Variabel bebas

 Rasio volum (v v⁄ ) gliserol : pelarut = 1:1; 1,5:1; 2:1

 Waktu ekstraksi = 20 menit:40 menit:60 menit

5. Analisis yang dilakukan adalah:

a. Analisis komposisi bahan baku gliserol dengan menggunakan GC

b. Analisis kadar air dengan menggunakan metode Standard ISO

2097-1972

c. Analisis kadar abu dengan menggunakan metode Standard ISO

2098-1972

d. Analisis pH dengan menggunakan pH meter

e. Analisis komposisi gliserol yang dihasilkan dengan menggunakan

GCMS

Referensi

Dokumen terkait

Perjuangan Fatayat NU tidak terbatas pada sekedar memperjua- ngkan kesetaraan gender , namun juga lebih melihat realita sosial dan fenomena yang dialami oleh

( Direct Method ) dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab ( Muhadatsah) (Studi. Kasus MA Darul Amanah

Dengan kondisi bangunan yang seperti ini, gedung DPRD Kabupaten Halmahera Selatan dianggap kurang memadai sebagai sebuah gedung wakil rakyat yang diharapkan dapat

[r]

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, kami telah menetapkan 30 (tiga puluh) perguruan tinggi di Indonesia sebagai penerima bantuan PKKUI 2016 (daftar terlampir).

(2) Dalam  hal  hasil  kajian  kelayakan  Analisis  Mengenai  Dampak  Lingkungan  Hidup  (AMDAL)  atau rekomendasi  Upaya  Pengelolaan  Lingkungan  Hidup  (UKL) 

Pada penelitian ini ingin dilihat aktivitas antioksidan pada rebusan daun sambang getih dan sambang solok secara in vitro dengan metode DPPH.. Penentuan aktivitas

Dalam model pembelajaran cooperatife Learning tipe Teams Games Tournament ini pengawas berperan sebagai penyedia pelayanan pelatihan pada guru mata pelajaran matematika tingkat