BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini dengan desain cross sectional yang bersifat analitik dan pengambilan data dilakukan dengan sekali pengukuran.
3.2. TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan. Penelitian dilakukan selama periode Agustus 2012 sampai sempel terpenuhi.
3.3. POPULASI DAN SAMPEL
A. Populasi
Populasi penelitian adalah semua penderita glaukoma yang berobat ke poliklinik mata RSUP. H. Adam Malik Medan.
B. Sampel
Perhitungan besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus berikut:
(Zα√ Po Qo) + Zβ√Pa Qa) N =
(Po-Pa)2 Dimana :
N = jumlah sampel
Zα = deviat baku alfa untuk α = 0,05, Zα = 1,96
Zβ = deviat baku beta untuk β = 0,10, Zβ = 1,282
Po = proporsi POAG dari kepustakaan = 0,80
Q = 1 - P o = 1 – 0,8 = 0,2
Po-Pa = selisih proporsi yang bermakna, ditetapkan sebesar = 0,18
Pa = perkiraan proporsi yang tidak terkena POAG yang diteliti
Po = 1 – 0,2 = 9,8
Maka sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian adalah 29 orang.
3.4. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
2. Pasien dengan TIO > 21 mmHg. 3. Pasien dengan usia > 35 tahun.
4. Pasien dengan kelainan refraksi < 5 D.
5. Pasien dengan tanpa disertai penyakit sistemik (DM, HT).
6. Pasien bersedia ikut dalam penelitian dan kooperatif dengan tehnik pemeriksaan tonometri, gonioskopi, perimetri dan OCT.
Kriteria eksklusi :
1. Pasien POAG dengan kelainan segmen anterior. 2. Pasien POAG dengan kekeruhan lensa (katarak). 3. Pasien dengan penyakit sistemik.
3.5. IDENTIFIKASI VARIABEL
1. Variabel terikat adalah POAG
2. Variabel bebas adalah : - Gambaran lapang pandangan - Ukuran ketebalan retina - Gambaran optic disc
3.6. ALAT DAN BAHAN
1. Pulpen / pinsil 2. Penghapus 3. Kertas folio 4. Senter
6. Tonometer schiotz 7. Slit lamp biomicroscope 8. Gonioskopi
9. Oftalmoskop direk 10. Perimetri Optopol 910 11. Strastus OCT
12. Carbonic Methyl Cellulosa (CMC)
3.7. JALAN PENELITIAN DAN CARA KERJA
- Penjelasan kepada pasien glaukoma yang memenuhi kriteria inklusi mengenai cara pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan yang akan di lakukan.
- Pencatatan identitas pasien yang memenuhi kriteria pemilihan sample.
- Dilakukan anamnesa dan pemeriksaan visus dengan snellen chart. - Dilakukan pemeriksaan slit lamp dan gonioskopi.
- Dilakukan pemeriksaan TIO dengan tonometer schiotz. - Dilakukan pemeriksaan oftalmoskop direk.
- Dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dengan perimetri optopol 910.
3.8. PERSONAL PENELITIAN
Peneliti : dr. Cut Masdalena
Pembantu penelitian : Residen Ilmu Kesehatan Mata FK-USU Medan
3.9. BIAYA PENELITIAN
Biaya penelitian ditanggung oleh peneliti KRITERIA
INKLUSI
SAMPEL
IDENTITAS ANAMNESA
VISUS
SLIT LAMP & GONIOSKOPI
PERIMETRI LAPANG PANDANGAN
OCT
3.10. ANALISIS DATA
Data responden dicatat dalam suatu formulir, semua data ditampilkan dalam bentuk tabel dan persentase. Data yang diperoleh dilakukan analisis menggunakan program komputer dengan dibantu statistik komputer.
3.11. PERTIMBANGAN ETIKA
Usulan penelitian ini terlebih dahulu disetujui oleh rapat bagian Ilmu Kesehatan Mata FK-USU/ RS H. Adam Malik Medan. Penelitian ini kemudian diajukan ke Komite Etika Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3.12. LAMA PENELITIAN
Lama penelitian diperkirakan 3 bulan seperti pada tabel dibawah.
Bulan
Agustus 2012
September 2012
Oktober 2012
November 2012
Desember 2012
Januari 2013
Usulan Penelitian
Penelitian
Penyusunan Lap
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dengan desaign cross sectional yang bersifat analitik dan pengambilan data dilakukan dengan sekali pengukuran. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2012 di RSUP HAM Medan. Dengan jumlah sempel penderita glaukoma sudut terbuka primer sebanyak 31 Orang dengan 62 mata.
Tabel 4.1. Karakteristik jenis kelamin subjek penelitian Jenis kelamin Frekwensi Persentase Laki-laki
Perempuan
4 27
13.0 87.0
Total 31 100.0
Dari subjek penelitian didapatkan jumlah laki-laki sebanyak 4 (13.0%) dan perempuan 27 (87.0%).
Tabel 4.2. Karakteristik Kelompok umur subjek penelitian Umur (Tahun) Frekwensi Persentase
35 – 44 45 – 54
55 – 65
14 9 8
45.2 29.0 25.8
Total 31 100.0
Tabel 4.3. Hubungan lapang pandangan dengan optic disc pada penderita POAG
Optic Disc
Lapang Pandangan
P
Normal
Nasal
Step Ackuata Altitudinal Advanced Jumlah
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)
6.5%, dan advanced sebesar 11.3%. Dengan Somers’d test dijumpai optic disc bagian disc area dan rim area signifikan dengan lapang pandangan.
Tabel 4.4. Hubungan lapang pandangan dengan RNFL pada penderita POAG
RNFL
Lapang Pandangan
P Normal
Nasal
Step Arcuata Altitudinal Advanced Jumlah
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)
Data pada tabel memperlihatkan RNFL superior terjadi penipisan sebesar 64.5%, RNFL inferior 66.1%, RNFL nasal 32.2% dan RNFL temporal sebesar 67.7% Dan yang belum terjada gangguan lapang pandangan 54.8%, nasal step 1.6%, arcuata 25.8%, altitudinal 6.5%, dan advanced sebesar 11.3%. Dengan Somers’d
Tabel 4.5. Hubungan optic disc dengan RNFL Superior pada penderita POAG
Optic Disc
RNFL Superior
p
Normal Menurun Jumlah
n (%) n (%) n (%) volume 62.9%, pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc
vertikal ratio 93.5%, pembesaran cup disc area ratio 98.4% dan RNFL superior
Tabel 4.6. Hubungan optic disc dengan RNFL Inferior pada penderita POAG
Optic Disc
RNFL Inferior
p
Normal Menurun Jumlah
n (%) n (%) n (%)
Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area sebesar 79.0% , penipisan rim area 91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%,
Tabel 4.7. Hubungan optic disc dengan RNFL Nasal pada penderita POAG
Optik Disc
RNFL Nasal
p
Normal Menurun Meningkat Jumlah
n (%) n (%) n (%) n (%)
Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area 79.0% , penipisan rim area 91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%, pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio 93.5%,
Tabel 4.8. Hubungan optic disc dengan RNFL Temporal pada penderita POAG
Optic disc
RNFL Temporal
p
Normal Menurun Meningkat Jumlah
n (%) n (%) n (%) n (%)
Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area 79.0%, penipisan rim area 91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%, pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio 93.5%,
BAB V
PEMBAHASAN
Dari subjek penelitian POAG yang berjumlah 31 pasien dengan 62 mata pada tabel 4.1 Karakteristik jenis kelamin subjek penelitian didapatkan jumlah wanita lebih banyak dari pada laki-laki yaitu sebesar 87.0% . Hal ini sesuai dengan beberapa literatur yang menyatakan sering dijumpai pada perempuan dibandingkan laki-laki, (American Academy of Ophthalmology, 2009-2010) dimana sebagian sex hormon wanita sebagai protektif terhadap saraf optik dan penurunan hormon estrogen berhubungan dengan peningkatan resiko POAG. (TGF, 2013)
Tabel 4.2 Karakteristik kelompok umur pasien menunjukkan bahwa pasien yang terbanyak berumur 35 – 44 tahun berjumlah 14 (45.2%) subjek. Hal ini dikarenakan pada pasien POAG usia demikian lebih banyak yang berobat ke poliklinik mata dan memenuhi syarat penelitian. Namun glaukoma sering terjadi pada usia diatas 40 tahun dimana insidensinya meningkat signifikan sesuai dengan usia. Prevalensi Rotterdam Study menunjukkan o,8%, dan Barbados Eye Study menunjukkan prevalensi 7% dengan usia > 40 tahun.
Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara perubahan optic disc gangguan lapang pandangan pada pasien POAG. (Dacosta, 2007)
Tabel 4.4 Hubungan lapang pandangan dengan RNFL pada penderita POAG memperlihatkan terjadi penipisan RNFL dan terjadi gangguan lapang pandangan. Penipisan RNFL pada kuadran superior (p = 0.002), inferior (p = 0.022) dan nasal (p = 0.027) signifikan dengan gangguan lapang pandangan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan penipisan RNFL dengan gangguan lapang pandangan pada pasien POAG. (Leonard, 2010)
Terjadinya perubahan struktur pada optic disc dan ketebalan retina (RNFL) 30-50% didapati sebelum terjadi perubahan lapang pandangan pada glaukoma. (American Academy of Ophthalmology, 2009-2010)(Novita, 2008)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
1. Pada pemeriksaan lapang pandangan dengan optic disc, memperlihatkan pada perubahan optic disc bagian disc area signifikan dengan gangguan lapang pandangan.
2. Pada pemeriksaan lapang pandangan dengan RNFL, memperlihatkan pada gangguan lapang pandangan signifikan dengan penipisan RNFL kuadran superior, inferior dan nasal.
3. Pada pemeriksaan optic disc dengan RNFL memperlihatkan perubahan optic disc bagian disc area dan cup disc horizontal ratio disertai
dengan penipisan RNFL signifikan dengan RNFL kuadran nasal. 4. Perubahan optic disc dan penipisan RNFL mendahului perkembangan
kehilangan lapang pandangan pada penderita Glaukoma.
6.2. SARAN
1. Untuk mencegah terjadinya kebutaan akibat POAG perlu pemeriksaan optic disc, ketebalan retina dan lapang pandangan agar dapat diketahui
sejauh mana sudah terjadi gangguan.