• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara : Suatu Pendekatan Stochastic Frontier

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah di Desa Sumber Tani Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara : Suatu Pendekatan Stochastic Frontier"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Efisiensi

Dalam memproduksi beras petani memerlukan faktor produksi, faktor produksi sering dikenal dengan input. Proses produksi merupakan proses perubahan input menjadi output. Berdasarkan defenisi efisiensi dibagi atas 3 yaitu efisiensi teknis, efisiensi biaya dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknis merupakan upaya untuk menghasilkan output maximun dengan input tertentu. Sedangkan efisiensi biaya adalah upaya untuk menghasilkan output tertentu dengan biaya minimum. Dan efisiensi ekonomis merupakan gabungan antara efisiensi teknis dengan efisiensi biaya. Efisiensi ekonomis merupakan perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari alokasi sumber daya yang digunakan petani dalam usahataninya secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan. Usahatani efektif bila petani mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimilikinya dengan baik dan efisien (Soekartawi, 2005).

(2)

Namun dalam kenyataannya produksi petani belum berada pada kondisi yang efisien dikarenakan oleh berbagai kendala yang dikenal dengan gap. Menurut Gomez di dalam Soekartawi (1994) dalam berproduksi dikenal 2 gapyaitu :

1. Gap I adalah gap yang terjadi akibat variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia seperti agroklimat, keberuntungan, bencana alam dll. Variabel ini disebut stochastic disturbance.

2. Gap II adalah gap yang terjadi akibat variabel-variabel teknis biologis. Variabel-variabel inilah yang menyebabkan gangguan efisiensi pada usahatani Gap ini dapat dikendalikan/diperkecil oleh petani dengan cara efisiensi (Soekartawi, 2005).

2.2. Faktor Produksi

Secara umum faktor-faktor produksi yang dapat mempengaruhi produksi adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen. Akan tetapi pada kenyatannya dilapangan diketahui berbagai faktor sosial ekonomi yang juga mempengaruhi produksi. Faktor sosial ekonomi tersebut adalah tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat keterampilan dll (Soekartawi, 1994).

(3)

contohnya dalam penggunaan pupuk cenderung melebihi anjuran. Pemilikan atau penguasaan lahan sempit biasanya kurang efisien dibanding lahan yang luas. Dimana keputusan penggunaan sarana produksi oleh petani didasarkan pada kebiasaan, naluri, maupun imitasi dari petani lain. Dan sebaliknya, petani dengan lahan yang luas sering pula tidak efisien kembali lagi kepada penggunaan saprodi yang berlebihan akibat lemahnya pengawasan faktor-faktor produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Modal juga merupakan faktor produksi yang sangat penting. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang baru dalam hal ini hasil pertanian (Mubyarto, 1989). Modal berkaitan erat dengan uang, jadi modal adalah uang maupun pinjaman yang digunakan petani untuk memperoleh sarana produksi dan membayar biaya-biaya yang dikeluarkan dalam produksi. Kekurangan modal meyebabkan penyediaan input terganggu sehingga mempengaruhi produksi (Jamin, 1994).

2.3. Penelitian Terdahulu

Galawat dan Yabe (2011) pada penelitian An Analysis of Firm Level Technical

Efficiency in The Rice Production in Brunei Darussalam; A Stochastic Frontier

(4)

eksogen yang menyebabkannya adalah luas lahan, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman bertani, anggota kelompok tani, kesuburan tanah, irigasi, penyuluhan, dan varietas. Dimana luas lahan bertanda negatif dan berpengaruh signifikan terhadap produksi, petani dengan luas lahan yang lebih luas cenderung lebih efisien. Umur bertanda positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produksi begitu juga variabel jenis kelamin dan pendidikan. Pengalaman bertani bertanda negatif dan signifikan meningkatkan produksi, petani yang memiliki pengalaman bertani lebih lama cenderung lebih efisien dari pada yang tidak. Keanggotaan kelompok tani bertanda negatif dan signifikan menunjukkan petani yang tergabung dalam kelompok tani lebih efisien dari pada yang tidak. Kesuburan tanah menunjukkan perbedaan efisiensi dari setiap petani, infastruktur yang buruk seperti irigasi secara positif menunjukkan inefisiensi teknis pada petani. Penyuluhan memiliki hubungan yang positif terhadap efisiensi tetapi tidak signifikan secara statistik. Rata-rata mean dari efisiensi teknis adalah 0,76 menunjukkan rata-rata petani memproduksi maksimum pada level output tersebut.

Backman et all (2011) dalam penelitian Determinant of Technical Efficiency of Rice Farms in North-Central and North-Western Region in Bangladesh

(5)

meningkat maka produksi padi juga meningkat. Variabel pupuk bertanda negatif hal ini dikarenakan penggunaan pupuk khususnya N pada UREA cenderung berlebihan ketika harga pupuk relative murah. Koefisien variabel independen lain seperti bibit, irigasi dan biaya variabel lainnya bernilai posistif tetapi tidak signifikan. Nilai analisis efisiensi teknis bervariasi dari 16,22% sampai 94,47% dengan rata-rata 83%. Nilai adalah 0,β5 artinya β5% variasi output dijelaskan oleh perbedaan efisiensi teknis usahatani di Bangladesh. Selain itu nilai * menunjukkan perbedaan efisiensi antara produksi observasi dengan maximum peroduksi frontier sebesar 11% pada sampel usahatani. Berdasarkan skala elastisitas produsen berada pada kondisi increasing returns to scale dengan nilai RTS 1,04 menunjukkan petani dapat meningkatkan skala efisiensi dengan penambahan input untuk meningkatkan produksi kecuali input kapital seperti traktor, bangunan dan mesin. Tanda negatif pada kapital menunjukkan marginal yang rendah terhadap total output jika kapital ditambahkan. Faktor-faktor yang diestimasi untuk menjelaskan inefisiensi adalah umur, pendidikan, pengalaman, jumlah petakan lahan, wilayah (variabel dummy), akses ke lembaga keuangan mikro (variabel dummy), pendapatan diluar usahatani, kunjungan penyuluh dan pengalaman terhadap inefisiensi teknis. Hanya pengalaman dan jumlah petakan yang berpengaruh signifikan.

(6)

bertanda positif dan signifikan kecuali tenaga kerja. Sedangkan pada fungsi translog pupuk dan tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan. Nilai pad model

(7)

pada akses kredit menunjukkan penggunaan kredit dapat menurunkan efek inefisien terhadap produksi. Koefisien pendidikan petani juga bernilai negatif dan signifikan menunjukkan hasil peningkatan level pendidikan petani menurunkan efek inefisiensi atau meningkatkan efisiensi teknis pada usahatani.

Samad (2013) pada penelitiannya yang berjudul Estimating Technical Efficiency

of IRRI Rice Production in Northern Parts of Bangladesh mengestimasi total lahan irigasi yang diusahakan petani, total tenaga kerja, dan total traktor dengan fungsi stokhastik produksi frontier. Dari hasil estimasi menunjukkan tenaga kerja dan traktor merupakan faktor yang tidak signifikan. Untuk menjelaskan faktor efisiensi variabel yang diestimasi adalah pupuk, petani tanpa pendidikan, petani dengan pendidikan dibawah SMP, dan petani dengan pendidikan diatas SMPdan pengalaman bertani. Dari hasil estimasi diperoleh pupuk, pendidikan diatas SMP, pengalaman bertani merupakan faktor signifikan untuk efisiensi produksi. Nilai

sebesar 0,829 menunjukkan 82,9% variasi produksi usahatani dari maximum usahatani adalah merupakan komponen efisiensi dijelaskan oleh variabel dan nilainya signifikan. Hanya 4,47% usahatani yang memiliki tingkat efisiensi dibawah 70%, 27 petani memiliki efisiensi teknis daiatas 90%, dan range efisiensi teknis dari 106 petani berada pada 16,5%-90,5%.

(8)

rata-rata biaya variabel (herbisida, insektisida, dan pupuk), biaya suku bunga dari pinjaman kredit, dan rata-rata biaya sewa lahan per ha. Dari hasil estimasi diperoleh nilai = 0,668 berbeda dari 0 dan null hipotesisμ Tidak terdapat efek

ineffisiensi ditolak pada α = 5%. Berdasarkan nilai diperoleh nilai sebesar 0,47

(9)

menunjukkan kunjungan penyuluh menurunkan efek inefisiensi. Koefisien estimasi umur bernilai positif dan signifikan menunjukkan umur berkontribusi positif terhadap efek inefisiensi. Petani yang muda lebih efisien dibandingkan dengan petani yang lebih berumur. Akses ke kredit memiliki nilai koefisien yang negatif artinya semakin tinggi akses petani ke kredit semakin efisien usahataninya.

2.4. Landasan Teori

Fungsi produksi frontier adalah fungsi produksi untuk mengukur bagaimana fungsi produksi sebenarnya terhadap posisi frontiernya. Karena fungsi produksi adalah hubungan fisik antara faktor produksi dan produksi, maka fungsi produksi frontier adalah hubungan fisik faktor produksi dan produksi pada frontiernya (Soekartawi, 1994)

Fungsi produksi merupakan hubungan input dengan output. Fungsi produksi frontier menunjukkan maksimum output yang dapat dicapai suatu usahatani dari setiap level input. Sebuah usahatani dapat berproduksi pada frontiernya disebut dengan kondisi efisien secara teknis atau dibawah frontiernya yang disebut dengan kondisi inefisien secara teknis. Hal ini dapat dijelaskan pada Gambar 1. Titik OF’ menunjukkan fungsi produksi sebuah usahatani. Titik F

(10)

dapat meningkatkan output sama seperti usahatani B tanpa memerlukan penambahan input.

Gambar. 1 Fungsi Produksi dengan Fungsi Produksi Frontier

(Sumber : Coelli et all. 2005)

Stokhastict Production Frontier pertama kali dikemukakan oleh Aigner, Lovell, Scmidt (1977) dan Meeusen dan Van den Broek (1977). Mereka menyatakan bahwa tidak semua usahatani mampu mencapai posisi frontiernya, dalam hal ini posisi frontier yang dimaksud adalah posisi frontier dari produksi dan biaya usahataninya. Produsen diasumsikan sebagai price taker pada pasar input. Fungsi transformasi pada efisiensi teknis TE (y,x) dimana y ≤ f (x). Teknikal efisiensi secara umum dijelaskan berada pada 0<TE(yi,xi)≤1, adalah vektor parameter dari fungsi produksi yang akan diestimasi, i adalah sampel yang diobservasi(Greene, 1993).

Secara sederhana sebuah usahatani menggunakan dua faktor produksi untuk menghasilkan satu produk pada keadaan constans return to scale. Garis isokuan

SS’ menunjukkan berbagai kombinasi β faktor produksi (input) yang mungkin

(11)

R berada dibawah kurva isoquant SS’.Kurva SS’ memiliki slope yang negatif peningkatan input perunit output ceteris paribus akan menunjukkan efisiensi teknis yang rendah. Sebuah usahatani akan efisien secara biaya bila berada pada kurva isocost AA’ seperti yang ditunjukkan pada titik R dan Q’. Titik Q efisien

secara teknis dan titik R menunjukkan efisien secara biaya namun dikatakan sebuah usahatani efisien bila sudah efisien secara ekonomis yaitu efisien secara teknis dan biaya, dalam hal ini ditunjukkan oleh equilibrium pada titik Q’

Gambar 2. Efisiensi Teknis dan Efisiensi Biaya

(12)

2.5. Kerangka Pemikiran

Usahatani padi sawah mempelajari tentang bagaimana proses transformasi input menjadi output pada usahatani padi sawah. Adapun input yang digunakan dalam usahatani padi sawah sepertibibit,tenaga kerja, traktor, pupuk dan pestisida. Sedangkan output yang dihasilkan adalah padi dalam bentuk gabah basah panen (GBP). Dalam menghasilkan padi ada berbagai cara untuk meningkatkan produksi salah satunya adalah dengan cara peningkatan efisiensi baik efisiensi teknis maupun biaya. Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi sawah petani di daerah penelitian adalah bibit,tenaga kerja, traktor, pupuk dan pestisida. Faktor-faktor tersebut perlu dianalisis untuk mengetahui apakah usahatani yang dijalankan oleh petani di daerah penelitian sudah berada pada keadaan efisien atau inefisien, analisis ini dikenal dengan istilah efisiensi teknis.Efisiensi pada usahatani diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkatpendidikan petani, pengalaman bertani, ketersediaan modal, jumlah lahan yang diusahakan, dan serangan hama.

(13)
(14)

2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya adalah :

1. Ada pengaruh signifikan antara faktor-faktor produksi (bibit, tenaga kerja, traktor, pupuk, dan pestisida) terhadap produksi padi sawah di daerah penelitian.

2. Ada pengaruh signifikan antara harga faktor-faktor produksi (harga bibit, upah tenaga kerja, sewa traktor, harga pupuk, harga pestisida, produksi) terhadap biaya produksi usahatani padi sawah di daerah penelitian.

3. Usahatani padi sawah di daerah penelitian inefisien baiksecara teknis, biaya dan ekonomis.

Gambar

Gambar. 1 Fungsi Produksi dengan Fungsi Produksi Frontier
Gambar 2. Efisiensi Teknis dan Efisiensi Biaya
Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini ialah efisiensi teknis dan alokatif usaha tani, dengan judul Analisis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi skala produksi ayam broiler sudah berada di kondisi efisiensi karena increasing return to scale (IRS) atau berada pada tahap