• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Motivasi Belajar dan Kecemasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Motivasi Belajar dan Kecemasan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Motivasi Belajar dan Kecemasan Bahasa Asing terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UNDIKSHA

Kusuma, I Putu Indra

Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Ganesha

indrakusuma.edd@gmail.com

Abstrak

Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UNDIKSHA, sebagai salah satu jurusan yang paling diminati oleh peserta didik, memiliki jumlah mahasiswa yang besar yang tentu saja memiliki tingkat motivasi dan kecemasan bahasa asing yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian regresi berganda untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing dengan hasil belajar. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan studi dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif dan uji hipotesis dengan bantuan spss 16. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi mahasiswa dalam belajar bahasa Inggris tergolong tinggi. Namun di sisi lain, kecemasan bahasa asing mereka dalam belajar bahasa Inggris juga tergolong tinggi. Data juga menunjukan bahwa secara bersama-sama motivasi dan kecemasan bahasa asing berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa sebesar 12,4% dan sisanya 81,6% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dianalisis. Namun secara parsial, hanya motivasi belajar mahasiswa yang tidak berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama motivasi dan kecemasan bahasa asing berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa. Namun, secara parsial hanya motivasi belajar mahasiswa yang tidak berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Kecemasan bahasa asing

Abstract

English Education Departmen UNDIKSHA as one of the favorite departments, has a big amount of students who have various motivations and anxieties. This study belonged to multiple regression to investigate the relationship between learning motivation and foreign language anxiety (FLA) toward learning result. Data collection was conducted through administering questionnaires and document study. The data was analyzed descriptively by using SPSS. 16 for Windows. The results show that both students’ learning motivation and foreign language anxiety were in high category. It also shows that learning motivation and FLA simultaneously had significant effect toward learning result as shown by 12.4% and the other 81.6% was affected by another unanalyzed variable. But partially, only students’ learning variable had no significant effect toward learning result. Based on the aforementioned results, it can be concluded that learning motivation and FLA simultaneously had significant effect toward learning result. But partially, only students’ learning variable had no significant effect toward learning result.

Keywords: Learning Motivation, Foreign Language Anxiety

Pendahuluan

Keberhasilan proses pembelajaran dalam perkuliahan yang tercermin dari hasil belajar yang diperoleh di setiap akhir semester ini tidak terlepas dari pengaruh beberapa faktor yang muncul dalam proses pembelajaran. Dua dari beberapa faktor tersebut adalah motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing dalam proses pembelajaran.

(2)

Namun kenyataannya, motivasi belajar bahasa Inggris masih menjadi perbincangan pada abad 21 ini. Dornyei (1994) menyebutkan bahwa motivasi yang merupakan salah satu kunci dari keberhasilan proses belajar mengajar, dapat diartikan sebagai daya upaya yang mampu mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan. Jadi, motivasi belajar adalah adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar, sehingga hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar meningkat. Iskandar (2009) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah gaya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi.

Berdasarkan interview awal yang dilakukan peneliti pada mahasiswa tahun pertama di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tidak semua mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi untuk melanjutkan pendidikannya di jurusan ini. Beberapa mahasiswa mengatakan orang tua merekalah yang menginginkan mereka melanjutkan studi di jurusan ini, beberapa mahasiswa lain mengatakan mereka berada di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris karena mereka tidak diterima di jurusan yang mereka inginkan. Perbedaan alasan yang ada dapat menimbulkan perbedaan motivasi dalam mengikuti perkuliahan dan dapat berimbas pada prestasi belajar mereka.

(3)

Berdasarkan observasi yang dilaksanakan pada mahasiswa semester pertama, banyak mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang kurang aktif berbicara menggunakan bahasa Inggris. Berdasarkan hasil interview, mahasiswa merasa cemas saat harus berkomunikasi dengan bahasa Inggis. Terlebih lagi, mereka kurang percaya diri dan merasa minder melihat teman yang lain berbicara. Ketika seorang temannya berbicara, mahasiswa merasa cemas atau khawatir bahwa mereka tidak mampu berbicara sebagus temannya tersebut sehingga mereka mengurungkan niatnya untuk berbicara di depan kelas. Dampak yang ditimbulkan adalah hanya beberapa mahasiswa yang dengan kemauan sendiri mau aktif berpartisipasi dalam pembelajaran.

Dari pemaparan di atas, maka penting untuk dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui kontribusi motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing peserta didik terhadap hasil belajar mengingat prestasi belajar merupakan cerminan kesuksesan proses belajar mengajar. Oleh karena itu dalam penelitian ini, dilihat seberapa besar motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris berkorelasi terhadap hasil belajarnya. Adapun dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang duduk di tahun pertama. Sedangkan hasil belajar yang diamati adalah prestasi belajar mahasiswa pada akhir semester.

Penelitian ini sangat perlu untuk dilakukan guna mengetahui seberapa besar motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris berkorelasi terhadap hasil belajarnya, sehingga hasil yang didapatkan nantinya akan menjadi bahan pertimbangan dosen pengajar dalam mengajar pada tahun-tahun berikutnya.

Dalam melaksanakan penelitian ini tentunya diperlukan kerangka berpikir yang melandasi. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut dimana motivasi belajar mahasiswa akan diukur berdasarkan 12 indikator oleh gardner, sedangkan untuk mengukur kecemasan bahasa asing mahasiswa akan diukur berdasarkan 3 komponen oleh Horwitz, Horwitz dan Cope. Kemudian nilai dari kedua variable tersebut akan dicari kontribusi dari masing-masing variable serta secara bersama-sama terhadap hasil belajar pada akhir semester.

(4)

mengenai tujuan penelitian, penelitian ini difokuskan pada investigasi besarnya korelasi motivasi belajar dan kecemasan bahasa asing mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris terhadap prestasi belajarnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian korelasional digunakan untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini variabel-variabel tersebut akan dikorelasikan dengan motivasi belajar (X1) terhadap hasil belajar (Y), kecemasan bahasa asing (X2) terhadap hasil belajar (Y), motivasi belajar (X1) dan kecemasan bahasa asing (X2) secara bersama-sama terhadap hasil belajar (Y).

Berdasarkan metode pengambilan datanya, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini ditandai dengan adanya analisis statistik dengan tehnik regresi linier berganda. Rancangan penelitian ini terdiri dari : 2 variabel bebas (independent variable) atau prediktor, dan 1 variabel terikat (dependentvariable) atau kriterium.

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tahun pertama tahun akademik 2014-2015. Sampel merupakan bagian dari populasi. Elemen anggota sampel, merupakan anggota populasi dimana sampel ini diambil. Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto 2002: 108). Terkait dengan jumlah sampel yang akan digunakan, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris memiliki jumlah mahasiswa semester dua berjumlah 234 mahasiswa. Oleh karena itu dengan menggunakan rumus Slovin, maka 70 mahasiswa digunakan sebagai sampel penelitian.

Langkah yang ditempuh dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data tentang motivasi belajar, kecemasan bahasa asing, dan hasil belajar . Data diperoleh dengan kuesioner yang diuji validitas dan reabilitasnya. Sebagai responden adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tahun pertama. Dalam penelitian ini dibuat angket tentang : (1) Motivasi Belajar (X1), (2) Kecemasan bahasa asing (X2), dan khusus pada instrumen (3) Hasil belajar (Y) diperoleh melalui metode dokumentasi.

(5)

dapat memilih satu sampai enam alternatif jawaban yang tersedia. Walaupun prosedur yang digunakan sama, namun alternatif pilihan jawaban dan indikator-indikatornya berbeda antara instrumen untuk mengukur variabel yang lainnya.

Hasil dan Pembahasan

Data mengenai hubungan motivasi belajar dan kecemasan terhadap hasil belajar matakuliah Speaking 2 mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UNDIKSHA dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner motivasi belajar dan kuesioner mengenai kecemasan. Selanjutnya, data yang terkumpul diolah dengan menggunakan program SPSS for Windows 16. Adapun data yang telah terkumpul dapat dilihat di bawah ini.

Obyek penelitian ini adalah hubungan motivasi belajar dan kecemasan terhadap hasil belajar matakuliah Speaking 2 mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UNDIKSHA. Oleh karena itu, data pada penelitian ini dapat dikelompokan menjadi (1) Motivasi belajar mahasiswa pada matakuliah Speaking 2, (2) Kecemasan mahasiswa pada matakuliah Speaking 2, dan (3) hasil belajar mahasiswa pada matakuliah Speaking 2.

Tabel 1 Rekapitulasi Deskriptif Statistik Masing-masing Variabel

Variabel

X1 : Data motivasi belajar mahasiswa yang mengikuti matakuliah Speaking 2. X2 : Data kecemasan mahasiswa yang mengikuti matakuliah Speaking 2. Y : Data hasil belajar mahasiswa yang mengikuti matakuliah Speaking 2.

(6)

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan nilai VIF dan Tolerance. Adapun melalui hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 16., didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Motivasi .905 1.105

Kecemasan .905 1.105

Tabel di atas menunjukan bahwa nilai tolerance dan VIF pada motivasi

belajar mahasiswa adalah 0,905 dan 1,105. Hal ini menunjukan bahwa nilai

tolerance di atas 0,01 dan nilai VIF pada variable motivasi di bawah 5 atau 10. Hasil

yang sama juga dapat ditemukan pada variable kecemasan di mana nilai tolerance

dan VIF adalah 0,905 dan 1,105. Dari data tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada kedua variable bebas tersebut. Sehingga,

dapat dilanjutkan dengan uji asumsi analisis selanjutnya.

Uji autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan nilai

Durbin-Watson. Adapun nilai Durbin-Watson yang didapatkan melalui hasil analisis

dengan menggunakan SPSS 16. adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Nilai Durbin-Watson

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

(7)

Melalui tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai durbin Watson adalah

1,714. Sedangkan nilai dL dan dU pada tabel DW dengan k-3 menunjukan nilai dL =

1,5245 dan dU = 1,7028 dan untuk nilai 4-dU = 2,2972 dan 4-dL = 2,4755.. Adapun

nilai keseluruhan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1 Sebaran nilai Durbin-Watson

Melalui gambar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dL dan dU ≤ 1,714 ≤ 4-dU dan 4-dL atau nilai Durbin-Watson berada di atas nilai dL dan dU dan berada di bawah nilai 4-dU dan 4-dL. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada variable-variabel yang dianalisis. Oleh karena itu, uji asumsi selanjutnya dapat dilakukan.

Uji heterokedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan membuat

scatterplot (Alur Sebaran) antara residual dan nilai prediksi dari variable trikat yang telah distandarisasi. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2 Sebaran Alur (Scatterplot)

0 1,524

5

1,702 8

2,297 2

2,475 5

4

d

L

d

U

4-d

U

4-d

L

Positi f

Negat if

Tidak ada Autokorelas

i

Ragu -ragu

(8)

Melalui gambar scatterplot di atas maka dapat diketahui bahwa sebaran titik tidak membentuk suatu pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. Oleh karena itu, uji asumsi dapat dilanjutkan pada uji normalitas.

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat sebaran titik pada gambar Normal P-P plot dengan melihat apakah titik tersebut mendekati atau meraat dengan garis diagonal atau tidak. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3 P-P Plot

Melalui gambar P-P Plot di atas maka dapat diketahui bahwa sebaran titik

mendekati dan merapat dengan garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa

data terdistribusi normal.

Selain pengujian dengan menggunakan gambar P-P Plot di atas, dilakukan

juga pengujian dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov

(9)

Unstandardize d Residual

N 70

.0000000

Normal Parametersa Mean

Std. Deviation 4.22695656

Most Extreme Differences

Absolute .139

Positive .069

-.139 Negative

Kolmogorov-Smirnov Z 1.163

Asymp. Sig. (2-tailed) .133

Tabel di atas menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 1,33

dimana nilai ini lebih besar dari nilai 0,05 atau 1,33 > 0,05. Maka dapat disimpulkan

bahwa data terdistribusi normal. Oleh karena itu, analisis dapat dilanjutkan.

Uji keterandalan model pada peelitian ini menggunakan uji F untuk mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variable-variabel bebas terhadap variable terikat. Adapun hasil uji F ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5 Uji keterandalan Model dan Uji Linieritas

F Sig.

4.724 .012a

Melalui tabel di atas, maka diketahui bahwa nilai F adalah 4,724 dengan nilai signifikansi sebesar 0,012. Sedangkan nilai F dengan pembilang 2 dan penyebut 67 pada tabel F dengan taraf sig. 5% adalah 3,13. Maka 4,724 > 3,13. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variable-variabel bebas terhadap variable terikat. Selain itu, terkait dengan uji linieritas, tabel di atas menunjukan bahwa nilai sig. 0,012 < 0,05. Oleh karena itu data yang dianalisis pada penelitian ini bersifat linier.

(10)

Tabel 6 Uji Simultan dengan menggunakan Uji F

F Sig.

4.724 .012a

Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai F adalah 4,724 dan nilai signifikansinya adalah 0,012. Maka dapat diketahui bahwa nilai Sig. F < 0,05 atau 0,012 < 0,05. Hal ini berarti Ho3 ditolak dan Ha3 atau terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan kecemasan mahasiswa secara bersama-sama dengan hasil belajar.

Pada uji parsial ini dilakukan pengujian apakah terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak antara motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah Speaking 2 dan kecemasan mahasiswa dengan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah Speaking 2. Dengan menggunakan SPSS 16. Maka didapatkan hasil Uji parsial seperti yang ditunjukan oleh tabel di bawah ini.

Tabel 7 Uji Parsial dengan Menggunakan Uji t

t Sig.

Motivasi Kecemasan

-.248 -2.837

.805 .006

Tabel di atas menunjukan bahwa nilai t pada variable motivasi adalah -0,248 dan nilai signifikansinya adalah 0,805. Sedangkan nilai t pada variable kecemasan adalah -2,837 dan nilai signifikansinya adalah 0,006. Maka dapat dilihat bahwa 0,805 > 0,05 dan 0,006 < 0,05. Hal ini berarti Ho1 diterima atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar secara parsial dan Ha2 diterima atau terdapat pengaruh yang signifikan antara kecemasan mahasiswa dengan hasil belajar secara parsial.

Koefisien determinasi menjelaskan pengaruh variable-variabel bebas terhadap variable terikatnya. Melalui pengujian dengan menggunakan SPSS 16, didapatkan hasil sebagaimana disajikan pada tavel berikut:

Tabel 8 Koefisien Determinasi R

R Square

(11)

Melalui tabel di atas, diketahui bahwa nilai R adalah 0,352 dan nilai R Square adalah 0,124. Hal ini menunjukan bahwa proporsi pengaruh variable motivasi belajar dan kecemasan mahasiswa terhadap hasil belajar mahasiswa pada matakuliah

Speaking 2 adalah sebesar 12,4% sedangkan sisanya 88,6% (100% – 12,4%) diengaruhi oleh variable lain yang tidak ada di dalam model regresi linier.

Sedangkan persamaan regresi yang bisa dilihat pada penelitian ini adalah sebagaimana ditunjukan oleh tabel berikut:

Tabel 9 Persamaan Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

B

Std. Error

1 (Constant

) 97.753 6.215

Motivasi -.006 .024

Kecemas

an -.116 .041

a. Dependent Variable: Nilai

Dari tabel di atas maka dapat dilihat bahwa persamaan regresi yang dapat ditarik adalah Y = 97,753 – 0,006 – 0,116. Persamaan ini memiliki makna yaitu tanpa adanya kecemasan dan motivasi, maka nilai hasil belajar mahasiswa pada matakuliah Speaking 2 secara konstan adalah 97,753. Jika variabel motivasi naik (satu point) maka hal ini akan menyebabkan pengurangan nilai hasil belajar sebesar 0,006 dan jika variable kecemasan naik (satu point) maka akan menyebabkan pengurangan nilai hasil belajar sebesar 0,116.

Dari data yang telah dipaparkan diatas, maka berbicara mengenai kecemasan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, data menunjukan bahwa tingkat kecemasan mahasiswa pada matakuliah Speaking 2

(12)

Sebagaimana yang disampaikan oleh Horwitz (2001), kecemasan sudah menjadi perhatian bagi banyak peneliti dan mereka telah melakukan berbagai penelitian mengenai kaitan antara kecemasan dan pembelajaran bahasa. Hasilnya adalah kecemasan sangat mungkin mempengaruhi pembelajaran bahasa dan kinerja siswa dalam belajar bahasa. Lebih jauh, Horwitz (2001) menyatakan bahwa kecemasan dalam pembelajaran berbicara yang lebih dikenal sebagai Foreign Language Anxiety (FLA) adalah sebagai penyebab buruknya kinerja siswa dalam mempelajari bahasa.

Pendapat ini telah dibuktikan dengan berbagai penelitian yang dilakukan oleh Kleinmann (1977), Scovel (1978), Horwitz dkk. (1986) bahwa FLA sangat berpengaruh terhadap buruknya kinerja siswa dalam mempelajari bahasa. Oleh karena itu, memiliki kecemasan yang tinggi merupakan sebuah permasalahan yang harus dijadikan pertimbangan bagi pejabat di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris terkait dengan menghasilkan Guru bahasa Inggris yang kompeten tidak hanya dalam mendengarkan, membaca, dan menulis, tetapi juga dalam berbicara karena berbicara dalam bahasa Inggris adalah kegiatan yang akan paling sering dilakukan oleh para guru bahasa Inggris di kelas.

Terlebih lagi, data di dalam penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial, kecemasan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa pada matakuliah Speaking 2. Hasil ini didukung dengan data mengenai kaitan antara kecemasan mahasiswa dan hasil belajar mereka adalah banyaknya jumlah mahasiswa yang mendapat nilai di bawah 85 yang ditandai dengan 41 dari 70 mahasiswa. Tentunya, ini merupakan hasil nyata yang bukan merupakan teori saja. Oleh karena itu, para pemangku kebijakan harus segera mengantisipasi permasalahan ini. Terutama, mahasiswa yang dijadikan subyek penelitian adalah mahasiswa di semester 2. Perjalanan mereka di Jurusan Pendidikan bahasa Inggris masih tersisa 3 tahun atau lebih. Sungguh akan dapat diprediksi bagaimana kinerja mereka di tahun-tahun mendatang apabila tingkat kecemasan mereka masih tergolong tinggi.

(13)

Namun, bertentangan dengan Han (2013), Young (2001) menyatakan bahwa kecemasan dalam belajar bahasa bisa diakibatkan oleh 6 kategori. Adapun kategori tersebut yaitu kecemasan personal dan interpersonal, kepercayaan dan pengetahuan siswa terhadap bahasa yang dipelajari, kepercayaan dan pengetahuan guru terhadap bahasa yang diajar, interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar bahasa, prosedur di dalam kelas di saat mempelajari bahasa, dan tes terkait bahasa yang dipelajari.

Berapapun factor yang ada yang dapat menyebabkan kecemasan siswa menjadi tinggi hendaknya menjadi perhatian bagi para pengajar dan para pemangku kebijakan sehingga penyebab tingginya kecemasan dalam belajar bahasa dapat segera diidentifikasikan dan secara cepat ditanggulangi. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka dosen pengajar serta perangkat Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris harus mampu mengidentifikasi factor-faktor penyebab kecemasan menjadi tinggi. Lebih jauh, mereka harus mampu untuk memberikan jalan keluar yang bisa menjadi solusi untuk menanggulangi kecemasan menjadi tinggi.

Kesimpulan dan Saran

Adapun kesimpulan yang dapat dapat diambil sejauh ini terkait analisis hubungan motivasi belajar dan kecemasan terhadap hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UNDIKSHA adalah Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner motivasi belajar dan kecemasan dengan menggunakan skala 1-6 telah diuji validitasnya dan kedua instrument tersebut memiliki validitas yang tinggi. Selain itu, instrumen pengumpulan data berupa kuesioner motivasi belajar dan kecemasan dengan menggunakan skala 1-6 telah diuji reliabilatasnya dan kedua instrument tersebut terbukti reliable untuk dapat digunakan dalam pengumpulan data.

Adapun saran yang dapat diberikan adalah penelitian analisis hubungan motivasi belajar dan kecemasan terhadap hasil belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UNDIKSHA hendaknya didukung oleh berbagai pihak agar proses pelaksanaannya bisa lebih maksimal lagi. Terkait dengan pengumpulan data, diharapkan agar mahasiswa memberikan data yang sebenar-benarnya dikarenakan hal ini tidak terkait dengan mendapatkan nilai yang memuaskan pada mata kuliah yang digunakan sebagai salah satu variable dalam penelitian ini.

(14)

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Dornyei, Z. (1994). “Motivation and Motivating in the Foreign Language Classroom”.

Modern Language Journal. 78(3). 273-284. Tersedia pada

http:www.jstor.org/stable/330107. Diakses pada tanggal 1 September 2014. Han, Luo. (2013). Foreign Language Anxiety: Past and Future. Chinese Journal of

Applied Linguistics. (Volume 36). p.442-464. Diunduh dari https://www.academia.edu/10090536/A_Review_of_Foreign_Language_Anxi ety. Diunduh pada 1 September 2015.

Horwitz, Elaine K. (2001). Language Anxiety and Achievement. Annual Review of Applied Linguistics. (Volume 21). p.112-127. USA: Cambridge University Press.

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Gaung Persada Press

Laskowski, J. (1996). “Overcoming Speaking Anxiety”. International journal. Tersedia pada http://www.ijlseminars.com/anxiety.htm. Diakses pada tanggal 1 September 2014

Na, Z. (2007). “A Study of High School Students’ English Learning Anxiety”. Asian

EFL Journal, 9(3), Tersedia pada

http://www.asian-efl-journal.com/Sept_2007_zn.php. Diakses pada tanggal 26 Agustus 2012 Ushioda, E. (2014). Motivation in the 21th Century EFL Classroom: Language

Learning and Professional Challenges. IATEFL CHILE XIII International Conference, Santiago 17-18 July 2014

Gambar

Tabel 2. Uji Multikolinieritas
Gambar 1 Sebaran nilai Durbin-Watson
Gambar 3 P-P Plot
Tabel di atas menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 1,33
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah jenis obat yang diresepkan dalam satu resep pada peresepan obat antidiabetik oral pada pasien rawat jalan RSAL Dr. Jenis obat

• Menjelaskan pengertian dan proses perencanaan tenaga kerja (SDM); peran Manajer Lini dalam perencanaan (SDM); keterkaitan perencanaan SDM dengan uraian pekerjaan;

Ketegangan berlanjut ketika kedua belah pihak mengirim tentara di perbatasan kedua negara. Insiden tembak menembakpun terjadi pada tanggal 17 September 1980. Selanjutnya

Dengan demikian dapat disimpulkan secara statisik dengan derajat kepercayaan 95%, berhasil menolak Ho, yang artinya ada perbedaan yang bermakna antara rata- rata

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMA MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING - VIRTUAL PRIVATE NETWORK (MPLS-VPN) DENGAN METODE.. GENERIC ROUTING ENCAPSULATION PADA LAYANAN BERBASIS FILE

Hal ini dapat teridentifikasi dari dimensi-dimensi menurut Bandura (1977) terlihat bahwa mahasiswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi mampu untuk melakukan

Praktikum ini menggunakan metode titrasi asam-basa yaitu alkalimetri dimana larutan standar yang digunakan telah distandarisasi berupa NaOH 0,1 N. Fungsi dari larutan

Tanah dapat didefinisikan sebagai sistem tiga fase yg terdiri atas padatan, cairan, dan gas. Tanah merupakan lapisan yang menyelimuti bumi dengan ketebalan yang bervariasi