• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Problematika Hukum Pemberian Imbalan bagi Pengurus dan Pengawas Koperasi T2 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Problematika Hukum Pemberian Imbalan bagi Pengurus dan Pengawas Koperasi T2 BAB II"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. KOPERASI

1.1 Pengertian Koperasi

Secara etimologi, Koperasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu Cooperativies; merupakan gabungan dua kata co dan operation. Dalam bahasa Belanda disebut cooperatie, yang artinya adalah kerja sama.1

Sehingga di Indonesia disebut Koperasi. Mohammad Hatta mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Selanjutnya dikemukakan pula oleh Mohammad Hatta bahwa gerakan koperasi adalah melambangkan harapan bagi kaum yang lemah ekonominya berdasarkan self-help dan tolong-menolong di antara anggota-anggotanya yang melahirkan di antara mereka rasa percaya diri sendiri dan persaudaraan. koperasi menyatakan semangat baru untuk menolong diri sendiri yang didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan kebersamaan.2

1 Andjar Pachta W.,dkk, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta : Kencana, 2005, hal. 15.

(2)

Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 1 angka 1 memberikan definisi koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

1.2 Tujuan Koperasi

(3)

anggota dalam organisasi, hubungan antar sesama anggota dan hubungan anggota dengan pengurus.3

Pasal 3 dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyebutkan tujuan dari Koperasi yaitu :

“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

1.3 Nilai dan Prinsip Koperasi

Nilai Koperasi:

Nilai yang menjadi dasar koperasi adalah kemandirian, bertanggung jawab, demokrasi, kesetaraan, keadilan dan solidaritas. Nilai-nilai etika yang diyakini anggota adalah kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab, dan perhatian terhadap sesama.

Prinsip-prinsip Koperasi :4

a. Prinsip ke 1

3 Ibid. hal. 21.

(4)

Koperasi adalah organisasi sukarela, terbuka kepada semua orang untuk dapat menggunakan pelayanan yang diberikannya dan mau menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa membeda-bedakan suku, sosial, politik atau agama.

b. Prinsip ke 2

Koperasi adalah organisasi demokratis yang dikontrol oleh anggotanya yang aktif berpartisipasi dalam merumuskan kebijakandan membuat keputusan

c. Prnsip ke 3

Anggota berkontribusi secara adil dan pengawasan secara demokrasi atas modal koperasi.

d. Prinsip ke 4

Koperasi adalah organisasi mandiri yang dikendalikan oleh anggota-anggotanya walaupun koperasi membuat perjanjian dengan organisasi lainnya termasuk pemerintah atau menambah modal dari sumber luar, koperasi harus tetap dikendalikan secarademokrasi oleh anggota dan mempertahankan otonomi koperasi.

e. Prinsip ke 5

(5)

sehingga mereka dapat berkontribusi secara efektif untuk perkembangan koperasi.

f. Prinsip ke 6

Koperasi melayani anggota-anggotanya dan memperkuat gerakan koperasi melalui kerja sama dengan struktur koperasi lokal, nasional dan internasional

g. Prinsip ke 7

Koperasi bekerja untuk perkembangan yang berkesinambungan atas komunitasnya.

1.4 Asas-Asas Koperasi

(6)

ciri-ciri Ketuhanan Yang Maha Esa, kekeluargaan dan gotong-royong.5

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 juga dipaparkan asas-asas yang berkaitan dengan Koperasi, yakni pada Pasal 2 yang menetapkan:

“Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan”

1.5 Fungsi Koperasi

Koperasi dalam rangka pembangunan ekonomi dan kesejahteraan anggota serta masyarakat memiliki fungsi dan peran. Koperasi pada dasarnya adalah organisasi ekonomi dari orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang dalam gerak usahanya tidak hanya mementingkan motif ekonomi. Selain merupakan suatu bentuk perusahaan yang memerlukan keuntungan, Koperasi juga memiliki motif sosial. Sebagaimana tercermin dalam asas dan prinsip yang dianutnya, Koperasi adalah suatu bentukperusahaan yang berasas kekeluargaan dan dikelola secara demokratis.6

5 Pandji Anotaga, Dinamika Koperasi, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007, hal. 17

(7)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pada Pasal 4 juga menyebutkan fungsi dan peran Koperasi, yaitu :

Fungsi dan Peran Koperasi adalah:

a) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat;

c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya;

d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan

perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

(8)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 21 ditetapkan ada 3 (tiga) perangkat organisasi Koperasi, yakni:

1. Rapat Anggota

2. Pengurus

3. Pengawas

Dari organ di atas maka dapat diuraikan peran serta tanggung jawab dari masing-masing organ Koperasi yaitu sebagai berikut :

a) RapatAnggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang bertugas menentukan dan memutuskan kebijakan-kebijakan umum dalam organisasi dan manajemen koperasi. Rapatanggota mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasiKoperasi. Rapat anggota itu adalah tempat di mana suara-suaraanggota berkumpul dan hanya diadakan pada waktu-waktutertentu.7

Beberapa keputusan penting yang biasanya ditetapkan melalui rapat anggota antara lain adalah:8

7 Hendrojogi, 2004, Koperasi : Asas-asas, Teori dan Praktik, PT. Raja Grafindo, hal. 145.

(9)

1. menetapkan anggaran dasar;

2. menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi;

3. pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian pengurus dan pengawas;

4. menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi;

5. pengesahan laporan keuangan, pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;

6. pembagian Sisa Hasil Usaha;

7. penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.

pada Pasal 23 Undang-Undang Perkoperasian, Rapat anggota menetapkan :9

a. anggaran dasar;

b. kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi;

c. pemilihan, pengangkatan , pemberhentian pengurus dan pengawas;

(10)

d. rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan;

e. pengesahan pertanggung jawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;

f. pembagian sisa hasil usaha;

g. penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.

b) Pengurus

Pengurus merupakan pelaksana kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dalam rapat anggota koperasi. Pengurus itu dirumuskan sebagai badan pemerintahan terhadap siapa pengelolaan urusan koperasi itu dipecaya, karena itu pengurus adalah badan eksekutif yang bertugas dibidang pengelolaan. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggotauntuk masa jabatan paling lama lima tahun. Pengurus secara hukum berbicara sebagai himpunan manusia pribadi yang bertindak atas nama badan hukum. Kedudukan hukum pengurus adalah wakil yang bertindak atas nama prinsipal badan hukum yaitu koperasi.10

Pada umumnya kekuasaan yang dipegang oleh pengurus koperasi adalah :11

10Abdulkadir Muhamad, Hukum Koperasi, Bandung : penerbit Alumni, 1982, hal. 104.

(11)

1. Mewakili koperasi dalam hubungan dengan dan mengadakan transaksi dengan penguasa negara dan pihak ketiga ( sebagai wakil atau alat perlengkapan koperasi);

2. Bertindak atas nama koperasi, yang mengikat koperasi secara sah;

3. Mengambil keputusan kebijakan sesuai dengan anggaran dasar dan resolusi Rapat Umum;

4. Mendelegasikan pengelolaan sehari-hari, yaitu pelaksanaan kebijaksanaan, kepada manajer tetap atau manajer separuh harga.

Sebagai pengurus maka akan mmiliki tugas dan kewajiban. Tugas dan kewajiban pengurus secara intern diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pada Pasal 30 menyebutkan bahwa :

(1) Pengurus bertugas :

a. Mengelola koperasi dan usahanya;

b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan-rancangan pendapatan dan belanja koperasi;

(12)

d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;

f. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus;

(2) Pengurus berwewenang :

a. Mewakili koperasi di dalam dan diluar pengadilan;

b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentikan anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar;

c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggungjawabnya dan keputusan rapat anggota.12

c) Pengawas

Pengawasan yang dalam bahasa Inggris disebutControlling

adalah merupakan salah satu fungsi dari

managemen.13

Pengawasan merupakan mendeterminasi apa yang telah dilaksanakanmaksudnya mengevaluasi prestasi kerja

12Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Pasal 30.

(13)

dan apabila perlu menetapkan tindakankorektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana.14

Controlling seringditerjemahkan dengan pengendalian, termasuk di dalamnya pengertianrencana-rencana dan norma-norma yang mendasarkan pada maksud dan tujuanmanajerial, dimana norma-norma ini dapat berupa target maupunpedoman pengukuran hasil kerja nyata terhadap yang ditetapkan. Pengawasanmerupakan kegiatan dimana suatu sistem terselenggarakan dalamkerangka norma-norma yang ditetapkan atau dalam keadaan keseimbanganbahwa pengawasan memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dapatditerima, dipercaya atau mungkin dipaksakan, dan batas pengawasan (controllimit) merupakan tingkat nilai atas atau bawah suatu sistem dapat menerimasebagai batas toleransi dan tetap memberikan hasil yang cukup memuaskan.15

Pengawas koperasi dipilih oleh anggota koperasi dalam Rapat anggota sehingga juga bertanggung jawab kepada Rapat anggota,hal ini diatur dalam Undang-Undang Perkoperasian pada Pasal 38.Sedangkan tugas dan wewenang pengawas diatur

14 M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Yogyakarta :Ghalia, 2000, hal. 128.

(14)

dalam Undang-Undang Perkoperasian pada Pasal 38, yang mengatakan bahwa :16

(1) Pengawas bertugas :

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi;

b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya;

(2) Pengawas berwewenang :

a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi;

b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;

(3) Pengawasan harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.

2. KERANGKA TEORI

(15)

Kerangka Teori merupakan suatu kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang dijadikan bahan pegangan teoritis yang dijadikan masukan dalam membuat kerangka berpikir dalam penulisan.17

Teori adalah untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses tertentu terjadi dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang ada.18

Fungsi teori dalam penulisan tesis ini adalah untuk memberikan arahan dan menjelaskan gejala yang diamati, karena penelitian ini bersifat empiris. Sehingga penelitian ini berusaha memahami masalah-masalah hukum dalam pemberian gaji dan imbalan kepada pengurus dan pengawas koperasi.

a. Teori Ekonomi Kerakyatan

Teori ekonomi kerakyatan merupakan salah satu konsep teoritis tentang ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan merupakan sebuah sistem ekonomi yang berdasarkan pada ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rakyat secara swadaya dengan mengelola sumberdaya ekonomi yang dimilikinya. Substansi ekonomi kerakyatan yaitu19

:

17M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu Dan Penelitian, Bandung : Mandar Madju, 1994, Hal. 80.

18JJJ M. Wuisman, dengan penyunting M. Hisman, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jilid 1, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996 Hal. 203.

(16)

1. Adanya partisipasi masyarakat dalam proses produksi nasional;

2. Adanya jaminan bahwa semua anggota masyarakat ikut serta menikmati hasil dan produksi nasional;

3. Setiap anggota masyarakat tidak hanya menjadi objek kegiatan perekonomian tetapi juga harus menjadi subjek kegiatan ekonomi.

Tujuan dari ekonomi kerakyatan adalah untuk mewujudkan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia dengan adanya peningkatan kemakmuran masyarakat dalam proses pengendalian roda perekonomian.jika dijabarkan tujuan dari kegiatan ekonomi kerakyatan yaitu :

1. Tersedianya lapangan kerja serta penghidupan yang layak untuk semua anggota masyarakat;

2. System jaminan nasional tersedia untuk semua anggota tersedia untuk semua anggota masyarakat;

3. Kepemilikan modal material terdistribusi merata ditengah anggota masyarakat;

4. Pendidikan nasional terselenggara secara Cuma-Cuma ditengah anggota masyarakat;

(17)

Dari tujuannya maka ekonomi kerakyatan adalah untuk menjamin agar kemakmuran masyarakat senantiasa lebih diutamakan daripada kemakmuran orang seorang, dan agar produksi tidak jatuh ke tangan orang seorang, sehingga memungkinkan ditindasnya rakyat banyak oleh segelintir orang yang berkuasa.Efisiensi ekonomi berdasar atas keadilan, partisipasi, dan keberlanjutan. Efisiensi dalam sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya dipahami dalam perspektif jangka pendek dan berdimensi keuangan, melainkan dipahami secara komprehensif dalam arti memperhatikan baik aspek kualitatif dan kuantitatif, keuangan dan non-keuangan, maupun aspek kelestarian lingkungan.

Nilai-nilai ekonomi kerakyatan merupakan nilai-nilai ekonomi yang termanifestasi dan diderivasi dari nilai-nilai moral, agama, moral kemerataan sosial, moral nasionalisme ekonomi, moral kerakyatan dan moral keadilan sosial.20 Nilai-nilai ekonomi kerakyatan berisi cita-citavisioner terwujudnya keadilan sosial dan bertujuan mengangkatrealitas sosio-kultural ekonomi rakyat Indonesia sekaligus ramburambuyang bernilai sejarah untuk tidak terjerumus dalam pahamliberalisme dan kapitalisme. Fokus pendekatan ekonomi kerakyatanbukan hanya bagaimana kemakmuran ditingkatkan tapi jugabagaimana produksi dan

(18)

konsumsi didistribusikan.Sehingga didorong untuk diselenggarakan melalui mekanisme usaha bersama yaitu koperasi.

b. Teori Organ

Badan hukum adalah himpunan orang sebagai perkumpulan baik perkumpulan itu diadakan atau diakui oleh pejabat umum. Maupun perkumpulan itu diterima sebagai diperoleh, atau telah didirikan untuk maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang dan kesusilaan yang baik.21Perlu selanjutnya mengetahui sebenarnya yang dimaksud dengan badan hukum yaitu suatu organisasi, badan, kumpulan, istitusi, harta benda, yang dibentuk atau dikukuhkan oleh hukum dimaksudkan sebagai pemangku hak, kewenangan, kewajiban, kekayaan, tugas, status yang pada prinsipnya yang terpisah daru yang dimiliki oleh manusia individu memiliki pengurus yang mewakili dan menjalankan kepentingan badan hukum.

Teori organ dikemukakan oleh Gierke dan didukung oleh Mitland.22

Teori ini berpendapat bahwa badan hukum adalah suatu badan yang membentuk kehendaknya dengan perantaraan alat-alat 21Ibid. hal. 172-172.

(19)

atau organ-organ. Inti teori ini difokuskan kepada pribadi-pribadi hukum yang nyata sebagai sumber kepribadian hukumnya.Menurut teori organ, badan hukum merupakan een bestaan, dat hun realiteit dari konstruksi yuridis seolah-olah sebagai manusia, dalam lalu lintas hukum yang juga mempunyai kehendak sendiri yang dibentuk melalui alat-alat kelengkapannya yaitu pengurus dan anggotanya dan sebagainya.

Inti dari teori organ adalah badan hukum itu seperti manusia, menjadi penjemaan dengan perantara alat-alat atau organ-organ badan tersebut, misalnya anggota-anggota atau pengurus-pengurusnya seperti manusia yang mengucapkan kehendaknya dengan perantara mulut atau tangan. Apa yang mereka (pengurus) putuskan adalah kehendak dari badan hukum.23

Dalam teori organ dapat dikatakan bahwa badan hukum tidak mempunyai kehendak sendiri. Badan hukum hanya dapat melakukan perbuatan melalui perantaraan organ atau orang yang duduk sebagai pengurus. Orang atau orang-orang yang menjadi pengurus tersebut bekerja tidak untuk dirinya sendiri melainkan untuk dan atas nama badan hukum tersebut.

Koperasi memiliki suatu organ-organ yang ada didalamnya. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian Pasal 21 ditetapkan terdapat 3 perangkat organisasi koperasi, yaitu :

(20)

1. Rapat anggota

2. Pengurus

3. Pengawas

Dari masing-masing organ dalam koperasi memiliki peran masing-masing untuk kemajuan koperasi. Dalam hal pengelolaan koperasi yang berperan aktif untuk kemajuan koperasi. Peran-peran organ dalam koperasi dapat dilihat melalui Level of Strategi, sebagai berikut24

:

corporate level

business level

functional

(21)

operating

(22)

Dari bagan pelaksanaan koperasi tersebut dapat di lihat bahwa pengurus dan pengawas memiliki peran masing-masing yaitu dalam pengelolaan dan pengawasan yang nantinya akan dilaporkan kepada RAT. Peran dari organ Koperasi dalam hal ini pengurus dan pengawas dapat dikatakan bahwa kedudukannya sama dengan Direksi dan Komisaris pada Perseroan Terbatas. Direksi merupakan organ yang bekerja atas nama Perseroan Terbatas sedangkan Komisaris melakukan pengawasan jalannya perseroan.Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada Pasal 1 angka 5 menyebutkan bahwa :

“Direksi adalah organ perseroan yang berwewenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untukkepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilansesuai dengan anggaran dasar.”

Pasal 94 ayat (1) jo. Pasal 92 ayat (1) dan (2)

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 menyebutkan bahwa, Direksi

diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk

bertugas melakukan pengurusan PT untuk kepentingan Perseroan

(23)

kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan

dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar.Dapat

dikatakan bahwa hubungan hukum antara anggota Direksi dengan

RUPS adalah hubungan kepercayaan (fiduciary duties) dan

pemberian amanat (legal mandatory), tidak ada

atasan-bawahan.25Berdasarkan Pasal 96 ayat (1) Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2007, hak yang dimiliki oleh Direksi PT adalah hak atas

gaji dan tunjangan yang besarnya ditetapkan oleh keputusan RUPS.

Yang menjadi pedoman Direksi dalam menjalankan pengelolaan Perseroan adalah kepentingan Perseroan, maksud (visi) perseroan dan tujuan perseroan. Dengan itu direksi dimaksudkan bertindak secara tepat mengandung maksud adanya pemberian kewenangan yang luas tetapi kepadanya dituntut sifat profesionalisme.26

Sejalan dengan berkembangnya perseroan menjadi semakin besar, maka pengelolaan perseroan yang semula dipegang oleh pemilik harus diserahkan ke kaum profesional. Hal ini berkaitan dengan teori agensi yang dimana teori agensi

merupakan konsep yang menjelaskan

hubungankontraktualantara principals dan agents.

Teori agensi pada mulanya dikembangkan oleh Michael Jonhson, yang memandang bahwa menejemen perseroan sebagai agen bagi pemegang saham, akan bertindak dengan penuh 25 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ee1cdcb3b9fc/status-direksi-perusahaan--pengusaha-atau-pekerja-revisi.

(24)

kesadaran kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijak sana serta adil terhadap pemegang saham sebagaimana yang diasumsikan dalam stewardship model.27

Teori agensi menyatakan bahwa hubungan agensi muncul ketika suatu orang atau lebih (principals) memperkerjakan orang lain (agent) untuk meberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasi wewenang

pengambilan keputusan kepada agen

tersebut.Pihak principals adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimalkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal.

c. Teori Kompensasi

Suatu organisasi atau perusahaan tercapai peran dari pengelola ini sangat penting, karena semua aktifitas dalam organisasi atau perusahaan tergantung pada orang yang bekerja didalamnya. Sehingga organisasi atau perusahaan harus memberikan suatu dorongan dan motivasi salah satunya adalah memberikan kompensasi. Pemberian kompensasi dapat berguna

(25)

baik bagi organisasi atau perusahaan karena kompensasi digunakan untuk mendorong dalam memperbaiki kualitaskerjanya. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga kebutuhan-kebutuhan tersebut akan berpengaruh pada perilaku individu didalam organisasi atau perusahaan, karena tingkah laku manusia didorong oleh kebutuhan yang belum terpuaskan dan bukan kebutuhan yang telah terpenuhi.28

kompensasi merupakan konteks yang lebih luas mengenai pemberian gaji dan imbalan oleh suatuinstitusi yang diorganisasikan meliputi seluruh paket keuntungan yang disediakan organisasikepada para anggotanya dan mekanisme-mekanisme serta prosedur-prosedur dimana keuntungan dapat didistribusikan.Menurut Malayu S.P. Hasibuan, kompensasi adalah sebuah pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima sebagai imbalan atas jasa yang diberikan.29

Menurut Biro Pusat Statistik;30

“imbalan adalah suatu penerimaan ganjaran dari pengusaha kepada karyawan atau buruh untuk pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan yang dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut persetujuan atau peraturan yang dibayarkan atas dasar

28Strauss dan Sayles, Manajemen Personalia, Yogyakarta : Yayasan Kanisius, 1997, Hal. 146.

29Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Dasar dan Kunci Keberhasilan), Cet. Ke 6, Jakarta : Haji Masagung, 1994, Hal. 133.

(26)

suatu perjanjian kerja antara karyawan atau buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja.”

Menurut Edwin .B Flippo, “gaji sejumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan untuk tenaga yang diberikan meliputi syarat-syarat tertentu.”31

Sehingga dapatdikatakan bahwa gaji danimbalan merupakan segalasesuatu yang diberikan oleh organisasi atau perusahaan kepada seseorang baik secara finansialmaupun non finansial sebagai pengganti jasa atau seberapa besar kontribusinya pada organisasi atau perusahaan dalammencapai standar kinerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima seseorang yang telah melaksanakan kewajibannya berupa pekerjaan sebagai balas jasa. Jadi melalui kompensasi tersebut dapat meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja serta meningkatkan kebutuhan hidupnya.

Besarnya gaji dan imbalan ini mencerminkan status, pengakuan dan tingkat pemenuhan kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang. Jika balas jasa yang diterima semakin besar maka jabatannysa semakin tinggi , sehingga kepuasan kerjanysa semakin baik. Disinilah letak pentingnya kompensasi.32

Kompensasi bertujuan untuk memastikan organisasi memiliki orang yang profesional yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta 31Edwin .B Flippo, Menejemen Personalia, BPEE, Yogyakarta, 1984, hal. 138.

(27)

dilengkapi dengan sarana untuk menghadapi perubahan yang dapat memenuhi kebutuhan. Dalam usaha mendukung pencapaian kinerjayang memilikmotivasi dan profesional, yaitu dengan cara

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.33

Sistem kompensasi juga berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja.Secara umum kompensasi merupakan sebagai kunci pemecahan bagaimana membuat anggota berbuat sesuai dengan keinginan organisasi. Sistem kompensasi ini akan membantu menciptakan kemauan diantara orang-orang yang berkualitas untuk bergabung dengan organisasi dan melakukan tindakan yang diperlukan organisasi. Secara umum berarti bahwa seseorang yang bergabung dalam organisasi tersebut harus merasa bahwa dengan melakukannya, mereka akan mendapatkan kebutuhan penting yang mereka perlukan. Dimana didalamnya termasuk interaksi sosial, status, penghargaan, pertumbuhan dan perkembangan.34

Program kompensasi dalam organisasi harus memiliki empat tujuan, antara lain :

1. Terpenuhinya sisi legal, dengan segala peraturan dan hukum yang sesuai;

2. Efektifitas biaya untuk organisasi;

33http://www.academia.edu/7706605/teori_kompensasi.

(28)

3. Keseimbangan inividual, internal, eksternal untuk seluruh karyawaan;

4. Peningkatan keberhasilan kinerja organisasi.

Pemberian Kompensasi dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kompensasi finansial dankompensasi non finansial.35Berikut beberapa komponen imbalan finansial langsung dan imbalan finansial tidak langsung :

1) Gaji adalah bentuk pemberian finansial yang dibayarkan secara teratur,seperti tahunan, caturwulan, bulanan, atau mingguan.

2) Insentifmerupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karenakinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat digunakan untuk mendorong prestasi yang dihasilkan lebih tinggi, maka merekayang produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja. Ada beberapa sifat dasar dalam sistem pengupahan insentif yang perlu mendapatkan perhatian adalah sebagai berikut:

(29)

 Upah insentif yang diterima benar-benar dapat menaikkan motivasi kerjasehingga output dan efisiensi kerja juga meningkat.

 Penentuan standar kerja ataupun produksi hendaknya secermat mungkin.

 Besarnya upah normal dengan standard kerja per jam hendaknya cukupmerangsang untuk lebih giat lagi bekerja.

3) Kompensasi tidak langsung ( fringe benefit) Fringe benefit merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkankebijakan perusahaan dalam usaha meningkatkankesejahteraan. Contohnya asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan bantuan perumahan

Beberapa faktor yang mempengaruhi kompensasi :36

1. Kebenaran dan keadilan

Kompensasi haus berdasarkan pada kondisi riil yang telah dikerjakan, artinya disesuaikan dengan kemampuan, kecakapan, pendidikan dan jasa yang telah ditunjukkan kepada organisasi;

(30)

2. Dana organisasi

Kemampuan organisasi untuk memberi kompensasi baik berupa financial maupun non financial, disesuaikan dengan dana yang tersedia;

3. Produktivitas kerja

Profuktivitas merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian prestasi kerja sedangkan prestasi kerja merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penetapan kompensasi.

Pemberian kompensasi penting dilakukan karena tujuannya adalah memotivasi anggota, membuat kerasan dan menarik orang yang berkualitas masuk dalam organisasi atau perusahaan.37Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur agar menjadi sistem yang baik dalam organisasi, tujuan pemberian kompensasi atau imbalan sebagai berikut :

1) Menghargai prestasi kerja, pemberian imbalan yang memadai adalah suatu penghargaan terhadap prestasi kerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi.

2) Menjamin keadilan, dengan adanya gaji yang baik akan menjamin adanya keadilan dalam organisasi.

(31)

3) Mempertahankan organisasi atau perusahaan, dengan gaji yang baik maka orang akan lebih betah bertahan bekerja padaorganisasi.

Dengan diberikannya kompensasi membantu perusahaan atau organisasi mencapai tujuan keberhasilan strategis dan menjamin terjadinya keadilan internal dan eksternal. Ada beberapa prinsip yang ditetapkan dalam manajemen kompensasi :38

a. Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan pendapatan;

b. Setiap pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan dan kinerja;

c. Mempertimbangkan keuangan organisasi atau perusahaan;

d. Nilai rupiah dalam sistem penggajian mampu bersaing dengan harga pasar tenaga kerja sejenis;

e. Sistem penggajian yang baru dapat membedakan orang yang berprestasi baik dan tidak baik dalam golongan yang sama;

f. Sistem penggajian yang baru harus dikaitkan dengan penilaian kerja.

Kompensasi juga dapat dikatakan sebagai sebuahreward. Reward adalah ganjaran, hadiah atau imbalan. Dalam konsep

(32)

manajemen reward merupakan salah satu alat untuk meningkatkan motivasi dalam bekerja, metode ini bisa juga mengasosiasikan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia, senang dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu perbuatan yang berulang-ulang , selain motivasi reward juga bertujuan agar seseorang menjadikan giat lagi usahanya untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya.39

Dalam sistem reward organisasi terdapat 3 kriteria

umum, yaitu :40

a. Prestasi hasil : Hasil yang nyata dari prestasi atau kualitas kerja individu, kelompok organisasi.

b. Prestasi tindakan dan perilaku : Dalam bentuk kerjasama tim, pengambilan resiko dan kreativitas.

c. Pertimbangan selain prestasi, menurut kebiasaan atau menurut kontrak : Dimana jenis pekerjaan, sifat pekerjaan, ketekunan, tingkat dalam hirarki.

39Amin Widjaja Tunggal, Kamus Managemen strategi, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000, Hal. 70.

(33)

Tujuan utama dari pemberian Reward yang diberikan kepada setiap individu mempunyai alasan dan tujuan khusus. Tujuan diberikannya reward yaitu :41

a. Menarik orang yang memiliki kualifikasi untuk bergabung dengan organisasi;

b. Mempertahankan orang yang sudah bergabung dalam organisasi tersebut;

c. Memotivasi untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi.

d. Teori Hukum Responsif

Teori Hukum Responsif dikemukakan oleh Nonet dan Selznick di tengah kritik pedas Neo-Marxis terhadap liberal legalism.Menurut keduanya hukum yang baik seharusnya memberikan sesuatu yang lebih daripada sekedar prosedur hukum. Hukum tersebut harus berkompeten dan juga adil ia seharusnya mampu mengenali keinginan publik dan punya komitmen terhadap tercapainya keadilan substantif. Sebagaimana yang dikatakan Jerome Frank, tujuan utama kaum realisme hukum adalah untuk membuat hukum”menjadi lebih responsif terhadap

(34)

kebutuhan masyrakat”.42

Hukum adalah alat bagi manusia. Ia merupakan instrumen untuk melayani kebutuhan manusia. Hukum dengan mudah berubah menjadi institusi yang melayani diri sendiri, bukan lagi melayani manusia. Tanda bahaya tentang terkikisnya otoritas tersebut dan macetnya keadilan substantif, telah menjadi fokus kritik terhadap hukum.43

Pencarian hukum responsif telah menjadi perhatian yang sangat besar yang terus menerus dari teori hukum modern, untuk membuat hukum lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan untuk memperhitungkan secara lebih lengkap danlebih cerdas tentang fakta sosial yang menjadi dasar dan tujuan penerapan dan pelaksanaan hukum. Sifat responsif dapat diartikan sebagai melayani kebutuhan dan kepentingan yang dialami masyarakat dan ditemukan tidak oleh pejabat melainkan oleh rakyat.Menetapkan hukum dalam sarana respons dalam ketentuan-ketentuan yang ada pada masyarakat. Maka tipe hukum ini mengedepankan akomodasi untuk menerima perubahan-perubahan sosial demi mencapai keadilan dan emansipasi publik.

Hukum hendaknya mampu mengikuti perkembangan zaman, mampu menjawab perubahan dengan segala dasar di dalamnya, serta mampu melayani masyarakat dengan

42Philippe Nonet dan Philip Selznick,Hukum Responsif, ( terjemahan dari : Law and Society in Transition : Toward responsive Law, Harper and Row 1978 ) Bandung : Nusa Media, 2010, hal. 83.

(35)

menyandarkan pada aspek moralitas dari sumber daya manusia penegak hukum itu sendiri. Hukum adalah institusi yang secara terus-menerus membangun dan mengubah dirinya menuju pada tingkat kesempurnaan yang lebih baik.

Mengutip dari Satjipto Rahardjo, hukum adalah sebuah tataran yang dapat dibagi ke dalam tiga hal, yaitu :

a. tataran transedental,

b. tataran sosial,

c. tataran politik yang selalu bergerak.

Sifat pergerakan itu merupakan suatu yang tidak dapat dihilangkan

tetapi sebagai sesuatu yang eksis dan prinsipal.44

Berkembangnya pemikiran hukum sebagai alternatif pencarian hukum yang ideal adalah tidak terlepas dari perkembangan mahzab pemikiran sosilogi hukum.45

Hukum bisa berfungsi untuk mengendalikan masyarakat dan bisa juga menjadi sarana untuk melakukan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Antara hukum dengan lingkungan terdapat hubungan yang era, yaitu hubungan interaksi atau tukar menukar antara keduanya. Hal ini berarti bahwa,

44Suyo Gilang Romandon, Penegakan Hukum Progresif Dalam Putusan Mahmakah Konstitusi, Cahaya Atma Pustaka, Cet-5, Yogyakarta, 2016, Hal. 9.

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel pada penelitian ini adalah angket kreativitas siswa yang dikembangkan Juliantine (2010, hlm. 153) dengan skala

Orang-orang Australia berasal dari seratus lebih negara yang berbeda-beda. Ada banyak kebudayaan di Australia. Sebagai contoh perbedaan orang Australia dapat dilihat dalam

 Memahami pendekatan manajemen penyediaan pelayanan publik. 

Berdasarkan hasil dari analisis data di atas, akhirnya penelitian tentang peran pelatihan, kualifikasi dan kompetensi terhadap kinerja pegawai pada Balai Besar Sumber Daya

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (1) kertas koran dapat digunakan sebagai bahan pembuatan bioetanol generasi kedua dengan proses pretreatment

Menurut van Hiele siswa dalam belajar geometri akan melalui 5 tahap yaitu.. Tipe Jawaban adalah suatu kriteria yang ditetapkan untuk menilai setiap. respon

Di dalam air, ikan akan hidup normal jika pada kondisi lingkungan perairan yang sesuai , misalnya dengan nilai oksigen terlarut (DO), pH, suhu dan faktor-faktor

Tahun 2017 jumlah jamaah umroh yang telah berangkat sebanyak 62.000 dan tahun 2017 PT. First Travel telah merugikan calon jamaah haji dan umroh sebanyak