95 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. a. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan
bahwa pemberian imbalan dilakukan oleh koperasi yang diteliti, tetapi dengan bentuk imbalan yang berbeda-beda. Penerapan pemberian imbalan terhadap pengurus dan pengawasnya diberikan
pada setiap rapat pengurus bahkan juga ada yang diberikan pada setiap bulannya. Imbalan ini disesuaikan dengan kemampuan
koperasi yang didasarkan dari anggaran koperasi. Perincian pembiayaan bagi pengurus dan pengawas koperasi dihitung dari honor uang transport, uang makan, tunjangan pulsa dan tunjangan
hari raya.
Masing-masing koperasi memiliki cara yang berbeda untuk memberikan imbalan kepada pengurus dan pengawasnya. Tetapi
dalam pemberian imbalannya koperasi menerapkan pembayarannya diupayakan agar cukup sederhana sehingga lebih
96
b. Alasan pemberian imbalan didasarkan pada kegiatan
pengelolaan koperasi yang membutuhkan curahan waktu yang penuh, meningkatkan pelayanan secara profesional
kepada anggota koperasi serta memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjalankan tugasnya. Pengurus dan
pegawas koperasi kedudukan hukumnya sebagai seseorang wakil yang bertindak atas nama principal badan hukum. Peran pengurus dan pengawas yang dilihat dalam Level of
Strategi dalam functional sangat dibutuhkan. Pengelolaan yang profesional memerlukan adanya sistem pertanggung
jawaban yang baik dan informasi yang relevan serta dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan perencanaan dan pengendalian koperasi. Dalam perkembangannya koperasi
membutuhkan tenaga-tenaga yang profesional untuk memajukan koperasi tetap harus mendapatkan imbalan. Suatu koperasi yang tercapai peran dari pengelola ini sangat
penting, karena semua aktifitas dalalam organisasi tergantung pada orang yang mengelola dan bekerja
didalamnya. Sehingga pemberian imbalan pada pengurus dan pengawas koperasi merupakan salah satu alat untuk meningkatkan motivasi dalam melaksanakan tanggung
97
2. Dalam pengaturan Koperasi pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 mengenai imbalan pengurus dan pengawas koperasi tidak diatur secara eksplisit. Ini dapat diartikan dibolehkannya atau tidak mengenai
pemberian gaji pengurus dan imbalan pengawas koperasi, ini terdapat kekosongan hukum dalam pemberian imbalan. Sehingga organisasi
koperasi mempunyai hak untuk mengaturnya dalam RAT. Berdasarkan hasil penelitian koperasi yang memberikan gaji dan imbalan kepada pengurus dan pengawasnya disadarkan pada aturan koperasi itu sendiri
(RAT). Tetapi seharusnya Undang-Undang Perkoperasian mengatur secara rinci mengenai pemberian imbalan pengurus dan pengawas,
mengingat koperasi saat ini berkembang menjadi koperasi modern. Koperasi saat ini membutuhkan pengaturan hukum yang lebih memadahi mengikuti perkembangan dan kebutuhan dari masyarakat.
Pada hukum responsif, menyebutkan bahwa sifat responsif diartikan sebagai melayani kebutuhan masyarakat. Hukum responsif menempatkan hukum dalam sarana respons dalam ketentuan-ketentuan
masyarakat. Dalam Undang-Undang Perkoperasian memang sebetulnya sudah tidak relevan jika digunakan untuk mengatur koperasi saat ini.
Perkembangan koperasi sekarang semakin maju dan dapat dikatakan menjadi koperasi modern. Seperti yang dikatakan Satjipto Rahardjo bahwa melihat hukum sebagai objek ilmu dari pada profesi, dengan
selalu berusaha untuk memahami atau melihat hal-hal dibelakang hukum, keinginan untuk melihat logika sosial dari hukum lebih besar
98
bahwa hukum harus melihat realita yang ada pada saat ini bahwa koperasi dalam dewasa ini sudah mengalami perkembangan. Bahwa hukum haruslah dapat merespons atau hendaknya mampu mengikutui
perkembangan yang ada pada amasyarakat. koperasi membutuhkan orang yang profesional dan mampu bersaing dalam ekonomi dengan
pelaku ekonomi lainnya. sehingga dalam pengaturan hukumnya harus mengikuti perkembangan jaman. Sifat pergerakan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dihilangkan tetapi sebagai sesuatu yang eksis
dan prinsipall. Hukum merupakan ilmu yang sebenarnya yang harus selalu memaknai sehingga selalu up to date. Undang-Undang
Perkoperasian harus dapat melihat kebutuhan dan perkembangan koperasi yang ada saat ini. Pengaturan koperasi tentang pemberian imbalan harus up to date untuk terwujudnya keadilan dan keserasian
pada koperasi di Indonesia.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang diperoleh, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Pemberian imbalan bagi pengurus dan pengawas koperasi seharusnya diberikan berdasarkan pengaturan koperasi dan pemberiannya diberikan pada setiap bulannya. Karena pemberian
dari gaji dan imbalan tersebut untuk memotivasi dan memberikan keadilan kepada pengurus dan pengawas yang sudah diberikan
99
Pemberian gaji dan imbalan dalam suatu organisasi harus diatur menjadi sistem yang baik.
2. Alasan pemberian imbalan koperasi bahwa untuk menghargai
prestasi kerja pengurus dan pengawas yang sudah secara profesional mengelola koperasi sehinga termotivasi, menjamin
keadilan bagi pengurus dan pengawas (pemberian gaji dan imbalan sebanding dengan apa yang sudah diberikan pengurus dan pengawas terhadap koperasi) serta untuk mempertahankan
koperasi yang mampu bersaing didunia ekonomi modern saat ini. 3. Pengaturan hukum dalam hal koperasi saat ini seharusnya melihat
perkembangan koperasi dijaman modern seperti sekarang. Melihat berdasarkan realita yang ada bahwa koperasi yang mampu bersaing dibidang ekonomi serta meraih manfaat bagi anggota dan
masyarakat sekitar sehingga membutuhkan orang yang profesional harus memperoleh gaji dan imbalan. Hukum harus eksis dan up to date dalam pengaturan mengenai koperasi. Sehingga sudah
selayaknya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menerapkan Pasal mengenai pemberian gaji dan