1 Entrepreneur and Leadership
( Wirausahawan dan Kepemimpinan )
KARYA ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
2 Abstract
The purpose of this scientific paper is to share to the readers the many benefits of being an entrepreneur which one one them is building a leadership character, because entrepreneurs are required to be the leaders of their company, as someone to look up to for the people under his lead and also being someone that can be a motivation to the people.
Tujuan penulisan karya ilimiah ini adalah untuk berbagi kepada pembaca dengan berbagai manfaat dari menjadi seorang
entrepreneur yang salah satunya adalah membangun jiwa kepemimpinan, karena para entrepreneur dituntut untuk
menjadi seorang leader yang membawahi perusahaan, sebagai panutan bagi orang – orang yang di bawahi nya dan juga
3 Table of Contents
Abstract ... 2
Chapter 1 Introduction ... 5
Chapter 2 Theoretical Basis ... 8
Entrepreneur ... 9
Kepemimpinan ... 11
Chapter 3 Processes and Outcomes ... 13
Perbedaan Seorang Bos Dan Seorang Pemimpin ... 14
4
Bagaimana Cara Membangun Jiwa Kepemimpinan? ... 18
What next? ... 19
Chapter 4 Conclusion ... 20
Kesimpulan yang diambil ... 21
6 Dampak adanya globalisasi, keterbukaan demokrasi,
rasionalisasi berfikir dan budaya kompetisi/persaingan dalam beberapa tahun terakhir ini telah mempengaruhi dunia
pendidikan. Eddy Soeryanto Soegoto (2011:131).
Pada zaman sekarang ini sudah tidak jaman kita ketika kita lulus kuliah dan mencari pekerjaan pada orang lain, banyak diluar sana sarjana yang ketika lulus kuliah menjadi
pengangguran dikarenakan susahnya mencari pekerjaan dan juga kurangnya lahan pekerjaan atau mungkin saja karena mereka hanya menunggu panggilan pekerjaan yang tidak tahu datangnya kapan. Negara ini membutuhkan banyak orang yang bisa
berinisiatif dan menjadi leader. Persoalan ketenagakerjaan merupakan persoalan ketersediaan (supply) tenaga kerja dan persoalan kebutuhan (demand) tenaga kerja oleh pelaku ekonomi. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan, atau lebih spesifik lagi pengangguran,
kebijakan yang harus dilakukan adalah bagaimana menangani sisi demand dan supply tenaga kerja. Eddy Soryanto Soegoto (2011:132)
Dengan dituliskannya karya tulis ini diharapkan akan membuka mata semua bahwa kita membutuhkan banyak orang yang
7 sendiri. Bukalah lahan pekerjaan sendiri sesuai dengan
kemampuan dan kesukaan masing – masing dan menjadi para pemimpin.
Try ot to e o e a a of
success, but rather try to
9 Entrepreneur
Selain membangun jiwa kepemimpinan, menjadi Entrepeneur juga dapat membantu orang banyak. Eddy Soryanto Soegoto (2015:3) Mengatakan bahwa Entrepreneur melakukan Pekerjaan Mulia, karena ia memeberi kesempatan bagi orang lain untuk memperoleh nafkah dan biaya hidup bagi keluarganya dari perusahaan yang ia bangun, mulai dari beberapa orang hingga ribuan orang, yang berarti ia telah memberi nafkah bagi begitu banyak keluarga yang membutuhkan pekerjaan untuk
10
“Everyone can tell you the
risk. An entrepreneur can see
the reward
”.
11 Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, menginstrusikan atau memengaruhi orang lain atau organisasi untuk
melaksanakan suatu tugas atau tujuan organisasi.
Kepemipinan merupakan :
1. Sifat yang melekat pada diri seorang pemimpin, seperti: kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan
2. Serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat
dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri
3. Proses antarhubungan atau interaksi Antara pemimpin, bahawan dan situasi
4. Seni untuk menciptakan kesesuaian paham 5. Bentuk persuasi dan inspirasi
6. Kepribadian yang mempunyai pengaruh 7. Tindakan dan Perilaku
8. Trik sentral proses kegiatan kelompok 9. Hubungan kekuatan / kekuasaan
12 11. Hasil dari interaksi
12. Peranan yang dipolakan 13. Inisiasi struktur
14
Untuk menjadi seorang Entrepreneur dan seorang leader yang sukses tentunya bukan sesuatu yang bisa diraih dalam semalam. Perlulah proses agar kedua hal itu menjadi singkron, dan perlu banyak orang ketahui juga perbedaan dari menjadi seorang pemimpin dan seorang bos.
Perbedaan Seorang Bos Dan Seorang Pemimpin
1. Seorang Bos hanya memerintah bawahannya dengan tuntutan bahwa mereka harus bisa melainkan
membimbingnya seperti yang dilakukan seorang pemimpin.
2. Seorang Bos akan mengeluarkan aura ketakutan pada
seluruh karyawannya dengan begitu mereka akan menuruti kemauan si bos tersebut, sedangkan seorang pemimpin akan menciptakan suasana entusiasme pada karyawannya dengan cara apapun yang positif.
3. Seorang bos akan mengatakan “I” sedangkan seorang
15 4. A boss knows hows it’s done meanwhile a leader shows
16
“A leader is one who knows
the way, goes the way, and
shows the way”.
17 Dampak Dari Kepemimpinan Yang Baik Dan Yang Buruk
Ketika jiwa entrepreneur dan kepemimpinan menyatu akan menjadikan sebuah perusahaan yang baik karena bila
kepemimpinan baik ada di perusahaan, hal itu bisa dirasakan di seluruh organisasi. Dengan kepemimpinan yang baik, budaya perusahaan tidak dipaksakan, namun berkembang. Komunikasi sehari-hari yang terbuka. Semua orang memahami visi dan
tujuan organisasi, dan setiap orang memiliki masukan mengenai bagaimana mereka dapat ditingkatkan. Karyawan merasa bahwa mereka adalah bagian penting dari keseluruhan dan bahwa setiap pekerjaan penting dalam perusahaan. Keputusan untuk promosi jabatan didasarkan pada pemilihan orang-orang yang memiliki integritas dan talenta dan pengalaman yang paling sesuai dengan posisinya. Karyawan didorong untuk bersaing dengan yang
terbaik untuk maju dan mereka mengerti bahwa membantu
rekan kerja mereka untuk sukses adalah cara terbaik untuk maju. Hasil kepemimpinan yang baik adalah semangat tinggi, retensi karyawan yang baik, dan kesuksesan jangka panjang yang berkelanjutan.
Kepemimpinan yang buruk juga bisa dirasakan di seluruh organisasi - tidak hanya dengan cara yang baik. Budaya perusahaan menjadi istilah yang tidak berarti dimana para pemimpin mengklaim adanya sementara karyawan
18 penggilingan, politik dan permainan. Karyawan tidak yakin
dengan tujuan dan sasaran perusahaan untuk sukses dan mereka tidak tahu bagaimana mereka sesuai dengan gambaran itu, atau tingkat kepentingan mereka untuk mewujudkannya.
Keputusan untuk promosi jabatan tidak didasarkan pada
integritas atau bakat, namun berdasarkan pada siapa yang dapat berbicara tentang pembicaraan terbesar atau yang dianggap paling tidak mengancam tim kepemimpinan saat ini. Karyawan diajari bermain kotor melawan rekan kerja untuk maju dengan menonton karena terus mendapat penghargaan dari
kepemimpinan yang mengarah ke Lobster Syndrome untuk merobek satu sama lain di seluruh organisasi. Hasil
kepemimpinan yang buruk adalah rendahnya semangat kerja, perputaran tinggi, dan kemampuan menurun untuk memiliki kesuksesan yang berkelanjutan.
Bagaimana Cara Membangun Jiwa Kepemimpinan?
Ini tentunya adalah pertanyaan yang sering diajukan,
bagaimanakah caranya membangun jiwa kepemimpinan?
Sebelum kita akan membahas cara membangun jiwa
kepemimpinan itu ada beberapa hal yang harus dimiliki untuk menjadi pemimpin. Eddy Soryanto Soegoto (2015:347)
19 1. Purposeful - memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai:
tujuan yang sesungguhnya
2. Responsible – tanggung jawab: keandalan yang sejati 3. Integrity – integritas: nilai yang sejati
4. Courageous – keberanian: kekuatan yang sejati
5. Patience – kesabaran: hubungan yang sesungguhnya 6. Listen – mendengarkan: pasar yang sesungguhnya
7. Enthusiasm – antusiasme: komunikasi yang sesungguhnya 8. Service – layanan: tindakan yang sesungguhnya
What next?
21 Kesimpulan yang diambil
Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil adalah kita tidak perlu menunggu nunggu datangnya tawaran pekerjaan dan akhirnya menjadi pengangguran. Selama krisis ekonomi di Indonesia, berbagai media memberitakan secara luas terjadi pembengkakan pengangguran yang mencapai angka 6.151.272 jiwa atau sekitar 6% dari seluruh angkatan kerja pada Tahun 2002.
Eddy Soeryanto Soegoto (2011:132)
karena hanya menunggu dan menunggu
atau mencari – cari pekerjaan dan terjebak selamanya dalam itu, kalaupun kita harus bekerja ditempat lain kita jangan
menjalaninya secara buta namun ambillah pelajaran dari
pekerjaan tersebut dan cobalah untuk mengaplikasikan ilmunya untuk kita buat usaha sendiri.
22 kepemimpinan yang baik, budaya perusahaan tidak dipaksakan, namun berkembang. Komunikasi sehari-hari yang terbuka.
Semua orang memahami visi dan tujuan organisasi, dan setiap orang memiliki masukan mengenai bagaimana mereka dapat ditingkatkan. Karyawan merasa bahwa mereka adalah bagian penting dari keseluruhan dan bahwa setiap pekerjaan penting dalam perusahaan. Keputusan untuk promosi jabatan didasarkan pada pemilihan orang-orang yang memiliki integritas dan talenta dan pengalaman yang paling sesuai dengan posisinya. Karyawan didorong untuk bersaing dengan yang terbaik untuk maju dan mereka mengerti bahwa membantu rekan kerja mereka untuk sukses adalah cara terbaik untuk maju. Hasil kepemimpinan yang baik adalah semangat tinggi, retensi karyawan yang baik, dan kesuksesan jangka panjang yang berkelanjutan.
Dengan memiliki karakter kepemimpinan orang akan cenderung dapat mengendalikan diri sendiri dan mau melayani orang lain.
Pentingnya kontak secara personal dengan konsumen Eddy Soeryono Soegoto(2008:135).
Mengendalikan diri merupakan satu aspek penting dalam kecerdasan emosi (emotional quotient) sebab penghalang
23 Dan dengan semua itu kita dapat mengubah kanvas Strategi
produk Eddy Soeryono Soegoto (2008:140)
24
“In the absence of
information,
we jump to the worst
conclusions”.
26
1. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, Edisi Revisi, Elexmedia Komputindo, 2015,
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto;
2. Penerapan Manajemen Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Perguruan Tinggi, Jurnal Majalah Ilmiah
UNIKOM 6 (2), 2011, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto.
3. Menciptakan Strategi Keunggulan Bersaing Perguruan Tinggi, Graha Ilmu, 2008,
Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto.
1. Soegoto, Eddy Soeryanto. Entrpreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung. Elex Media Komputindo, 2009.
2. Soegoto, Eddy Soeryanto. "Penerapan Manajemen Kinerja Dengan Pendekatan Banlanced Scorecard Dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Perguruan Tinggi." Jurnal Majalah Ilmiah Unikom 6.2 (2011).