• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prospek Kerjasama Maritim IndonesiaChina Paska Klaim Sepihak Laut Natuna oleh Republik Rakyat China T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prospek Kerjasama Maritim IndonesiaChina Paska Klaim Sepihak Laut Natuna oleh Republik Rakyat China T1 BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Laut China Selatan merupakan laut yang menjadi bagian dari Samudera Pasifik. Laut ini terletak di antara beberapa negara meliputi Vietnam, Filipina, Republik Rakyat China, Singapura, Brunei dan Indonesia. Kawasan Laut China Selatan menjadi sangat memanas beberapa tahun belakangan ini diakibatkan adanya klaim sepihak Republik Rakyat China atas seluruh wilayah Laut China Selatan. Pemerintah Republik Rakyat China mengklaim kawasan Laut China Selatan didasarkan pada klaim historisnya yang dinamakan 9 Dash Line. Klaim sepihak yang dilakukan Pemerintah China ini lantas mendapat penolakan dari beberapa negara yang wilayah Zona Ekonomi Eksklusifnya dimasukkan dalam peta berdasarkan 9 Dash Line tersebut diantaranya yang bereaksi cukup keras adalah Vietnam dan Filipina.

Indonesia sendiri selama ini terkesan cukup santai dan tetap mengambil sikap netral dalam sengketa Laut China Selatan ini, karena menganggap sengketa Laut China Selatan tidak mengganggu kedaulatan wilayah Indonesia. Namun, belakangan ini fakta ini terbantahkan dengan adanya peta yang dikeluarkan Pemerintah China menyatakan bahwa seluruh kawasan Laut China Selatan, termasuk wilayah perairan Natuna, dimasukkan dalam apa yang disebut sebagai hak maritim wilayah penangkapan ikan tradisional Republik Rakyat China. Ketegangan antara Indonesia dan Cina mencuat ketika penjaga pantai dan marinir Indonesia berusaha menahan sebuah kapal pukat Cina yang dituduh melakukan penangkapan secara ilegal di perairan Kepulauan Natuna. Kapal coast-guard

(2)

China.1 Hal ini kemudian menjadikan Indonesia diposisi yang berlawanan dengan Republik Rakyat China dalam sengketa Laut China Selatan ini. Masalah ini lantas menjadi isu yang cukup penting mengingat hubungan Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah China di era Presiden Joko Widodo ini dapat dikatakan cukup erat. Adapun kepentingan maritim Republik Rakyat China mengacu pada keseluruhan laut di Asia Tenggara sampai ke Selat Malaka.

Gambar 1: Peta Traditional Fishing Ground RRC

Sumber: Rene Pattiradjawane, Balancing National Interests in Post-PCA Rulings. Dalam

Presentasi di Habibie Center 2016. Diolah

Kerjasama dan kedekatan antara Pemerintah Indonesia dengan China ini sendiri dimulai ketika Presiden Jokowi memulai tahun awal pemerintahannya dengan mengunjungi Beijing pada tanggal 26 Maret 2014. Dalam kunjungan kenegaraan Jokowi yang diterima langsung Presiden Republik Rakyat China (RRC) Xi Jinping, kedua kepala negara tersebut terlibat dalam pembicaraan yang masif mengenai penguatan kerjasama di bidang ekonomi khususnya sektor perdagangan, keuangan, infrastruktur, perindustrian, pariwisata, hingga hubungan

1

(3)

antar masyarakat.2 Selain membahas kerjasama perdagangan hingga isu kawasan, kedua presiden tersebut juga menyepakati kerjasama bilateral demi mensinergikan gagasan Poros Maritim Dunia dan inisiatif Jalan Sutera Maritim Abad 21 atau yang dikenal 21st Century Maritime Silk Road. Rencana ini semakin dikuatkan ketika kedua negara melakukan pertemuan bilateral pada pertemuan APEC ke 22.3 Pemerintah China memang dikenal sedang berusaha membangun kembali Jalur sutra maritime yang baru dan sedangkan Indonesia memiliki cita-cita untuk menjadi Poros Maritim Dunia. Maka dari itu kedua negara merasa perlu mensinergikan kedua idenya tersebut. Menko Kemaritiman Indonesia Indroyono menjelaskan, rintisan kerja sama maritim yang segera ditindaklanjuti antara Indonesia dan China adalah pengembangan iptek maritim, peningkatan kunjungan wisatawan dari China ke Indonesia, pembangunan pembangkit tenaga listrik, pembangunan galangan kapal, hingga kerja sama di bidang perikanan.4

Kelanjutan dan keefektian kerjasama antar negara ini tentunya akan menjadi pertanyaan jika Pemerintah China menyeret Indonesia kedalam sengketa di Laut China Selatan yaitu dengan adanya klaim Traditional Fisherground di Perairan Natuna. Jika terjadi ketegangan antar negara tentunya kerjasama antar negara sulit untuk berjalanan dengan baik. Selain itu, dengan adanya negara-negara lainnya di kawasan regional ASEAN yang juga bermasalah dengan China dalam sengketa laut china selatan tentunya akan menjadi batu pengganjal bagi Indonesia dalam bekerja sama dengan China, apalagi selama ini Indonesia selalu mengidentikan diri dan berusaha menjadi The Leader of ASEAN. Tentunya kerjasama dengan China dapat dianggap menjadi sesuatu yang tidak etis ketika masalah China dengan anggota ASEAN lainnya belum diselesaikan. Apalagi baru-baru ini Pemerintah China baru saja dengan tegas menolak putusan

2

Jokowi Kuatkan Kerjasama Ekonomi Indonesi a-Tiongkok. Dikutip dari CNNIndonesia.com pada tanggal 14/10/2016

3

Cina, Indonesia sepakat tingkatkan kerja sama maritim. Dikutip dari BBC.com pada tanggal 16/10/2016

4

(4)

Permanent Court of Arbitration (PCA) dalam sengketa Laut China Selatan ini yang bisa saja membawa perseteruan antar negara ini ke babak yang baru.

Gambar 2: Peta 9 Dash Line

Sumber: Rene Pattiradjawane, Balancing National Interests in Post-PCA Rulings. Dalam

(5)

1.2Pertanyaan Penelitian

Bagaimana dampak sengketa Laut Natuna antara Indonesia dan China terhadap hubungan bilateral Indonesia dan China khususnya pada prospek kerjasama di maritim yang sempat di canangkan kedua negara?

1.3 Tujuan Peneliatan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai dampak klaim China terhadap Laut Natuna bagi kelanjutan prospek kerjasama maritim kedua negara.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan pembaca memahami korelasi antara sengketa di Laut Natuna antara Indonesia dengan China dengan Kebijakan Kerjasama Maritim yang sempat dicanangkan kedua negara.

1.5 Batasan Penelitian

Gambar

Gambar 1: Peta Traditional Fishing Ground RRC
Gambar 2: Peta 9 Dash Line

Referensi

Dokumen terkait

Kontribusi dari kegiatan ini adalah sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga yang memiliki potensi banyak

Ameliorasi keracunan Fe yakni tambahkan kapur untuk mencegah keracunan Fe pada lahan kering yang digenangi (dosis kapur berkisar antara 500 – 2.000 kg/ha,

Data pretest digunakan sebagai data sebelum perlakuan yang diambil dari nilai UAS (Ujian Akhir Semester), yaitu untuk mengetahui kedua kelompok yang diteliti berasal dari

Penerapan model pembelajaran tipe Team Games Tournament yang telah dilakukan ini terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran manajemen

Untuk mewujudkan lembaga KPH yang mandiri tergantung pada Pengelola KPH sebagai motor penggerak, partisipasi para pihak khusus- nya komitmen pemerintah daerah dan

This study was found that the challenges that were faced by the teacher and students when using song lyrics in the classroom can be concluded, as follows : (1)

Cedera kepala adalah proses patologis pada jaringan otak yang bersifat non- degenerative, non-congenital, dilihat dari keselamatan mekanis dari luar, yang

correlation between the results of the questionnaire and the result transcribed of the video transcriptions, teacher’s field note and student’s checklist, in order