• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOK TERBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOK TERBI"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOK TERBIMBING DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

GEOGRAFI PADA MATERI POKOK KONSEP

GEOGRAFI PADA SISWA KELAS X1

SMA NEGERI 10 KENDARI

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari Semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Kependidikan Pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi

OLEH

MUSLIMAH A1A4 11 102

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Penderitaan merupakan suatu motivasi yang sangat

kuat dalam menggapai cita-cita dan kebahagiaan.

Dengan penderitaan membuat kita kuat dalam

menghadapi tantangan dan rintangan.

Dengan penderitaan membuat kita memahami akan

pentingnya arti kehidupan.

Orang yang pernah mengalami penderitaan akan lebih

mengerti perasaan orang lain.

Dan kebahagiaan yang sesungguhnya adalah jika kita

dapat melewati penderitaan dengan sabar, semangat,

berusaha, dan berdoa, karna penderitaan adalah ujian

dari sang Maha Pencipta.

(“

Muslimah

)

(6)

ABSTRAK

Muslimah (2015), telah melakukan penelitian dengan judul ”Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Terbimbing dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Geografi pada Materi Pokok Konsep Geografi pada Siswa Kelas X1 SMA Negeri

10 Kendari”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana gambaran aktivitas belajar geografi siswa kelas X1 SMA Negeri 10

Kendari melalui Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Terbimbing pada materi pokok Konsep geografi ?,2) Bagaimana aktivitas mengajar guru di kelas X1 SMA

Negeri 10 Kendari dengan menerapkan Metode Diskusi Kelompok Terbimbing Pada materi pokok Lingkungan konsep geografi?,3) Apakah melalui penggunaan metode diskusi kelompok terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar Geografi siswa kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari Pada materi Konsep geografi ?. Tujuan

dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan gambaran tentang: 1) Aktivitas belajar siswa kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari melalui Penggunaan

Metode Diskusi Kelompok Terbimbing Pada materi Pokok Konsep Geografi, 2) Mendeskripsikan aktivitas mengajar guru di kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari

dengan menerapkan metode diskusi kelompok terbimbing Pada materi pokok Konsep geografi, 3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Geografi siswa kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari melalui penggunaan metode Diskusi Kelompok

Terbimbing Pada materi pokok Konsep geografi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari yang terdaftar pada semester genap tahun

ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang, yang terdiri 20 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Perbaikan Tindakan kelas ini mengikuti prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut;1) perencanaan; 2) perbaikan tindakan dan observasi; 3) evaluasi; 4) refleksi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang diperoleh dari lembar observasi dan tes hasil belajar. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa: 1) aktivitas siswa dengan penggunaan metode diskusi kelompok terbimbing pada setiap siklus ditunjukkan dengan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,48 yang termasuk pada kategori cukup meningkat pada siklus II menjadi 3,42 yang termasuk pada katergori baik; 2) Aktivitas mengajar guru dengan menerapkan diskusi kelompok terbimbing, ditunjukkan dengan skor rata-rata pada setiap siklus, dimana pada siklus I skor rata-rata aktivitas guru adalah 2,6 yang termasuk kategori baik dan meningkat pada siklus II menjadi 3,5 yang berkategori baik; 3). Terjadi peningkatan hasil belajar siswa X1 SMA Negeri 10 Kendari dari siklus I ke siklus

II. Pada siklus I dari 29 orang siswa hanya 17 orang siswa yang tuntas dengan persentase ketuntasan 58% dengan nilai rata-rata 68. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 29 orang siswa ada 25 orang siswa yang tuntas dengan persentase ketuntasan 86% dengan nilai rata-rata 81.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang Maha Pemberi rahmat karena

hanya berkat Rahmat dan Taufik-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Terbimbing

dalam upaya Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa kelas X1 SMA Negeri

10 Kendari Pada Materi Pokok Konsep Geografi.

Dalam menulis dan menyusun skripsi ini penulis menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada Drs. La Harudu.,M.Si selaku Pembimbing I dan La Ode Nursalam.,S.Pd.,M.Pd., selaku Pembimbing II

yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis terutama kepada: 1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S, selaku Rektor Universitas Halu Oleo.

2. Prof. Dr. La Iru SH., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.

3. La Ode Amaluddin,S.Pd.,M.Pd., selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.

4. Para dosen dalam lingkup Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.Terima kasih atas ilmu

yang bermanfaat, dorongan moril, serta bimbingan yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

(8)

5. Ruslan.,S.Pd.,M.Si selaku Kepala SMA Negeri 10 Kendari

6. Finda.,S.Pd selaku guru mata pelajaran geografi SMA Negeri 10 Kendari

7. Saudara-saudariku yang tercinta ( Nafilah Nurdin S.Si, Syajaruddin Nurdin, dan Nurul Afdhaliyah ).

8. Terkhusus buat Rahmat oktavianus, terima kasih atas bantuan, dorongan dan motivasi di setiap kesempatan.

9. Teman-teman mahasiswa pendidikan Geografi khususnya Angkatan 2011

Mitra sanjaya S.Pd, Jumiati, Jumina, W.d Liami, Ledy dayana, Sarina aba, Nekaria, Omcen, Sabrina, Ande, Nurazisah, Lilis ardila, Syarni, Ode ida yanti,

Alan, Askar) dan masih banyak lagi yang belum sempat saya sebutkan, mereka semua adalah teman-teman seperjuangan penulis dari awal mulai

perkuliahan sampai penyelesaian studi penulis

10.Teman-teman semasa KKN 2015 (Sri rahayu, Desi satriana, Abd. Karim, Adi setiawan syamsul, Ervanto enson, Muh. Aval, dan Hidayatullah), terima kasih

banyak atas canda dan tawa yang tidak akan pernah di lupakan.

11.Semua teman-teman asrama Salsabila (Ucha, Uchi, Susan, Urva, Linda, dan

semua mahasiswa Kabaena) terima kasih banyak kalian telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku yang tidak akan pernah di lupakan.

Dan teristimewa rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga

kepada Ayahanda Yazid Nurdin dan Ibunda Rahmaniar, A.Ma, P.d yang telah membesarkan, mendidik, dan membantu tanpa lelah serta mendoakan penulis

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan tulisan ini . Amin

(9)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari semua pihak penulis sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini.

Kendari, September 2015

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... vii

DARTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian………... E. Definisi Operasional... BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 7 A. Deskripsi Teori... 8

1. Konsep Belajar………... 8

2. Konsep Pembelajaran... 9

3. Aktivitas belajarsiswa... 10

4. Hasil Belajar…... 11

B. Konsep Metode Diskusi Kelompok Terbimbing ... 12

1. Metode Diskusi Kelompok Terbimbing……. 2. Kelebihan, Keuntungan dan Hambatan Pelaksanaan Metode Diskusi Kelompok Terbimbing... 3. langkah-langkah Pelaksanaan Metode Diskusi Kelompok Terbimbing dalam Pembelajaran... C. Hasil Penelitian Relevan... D. Kerangka Pikir... E. Hipotesis Tindakan... BAB III METODE PENELITIAN 12 A. Tempat dan Waktu Penelitian... 25

B. Subjek Penelitian... 25

C.Jenis Penelitian... 25

D. Faktor Yang di Teliti... 26

E. Desain dan Prosedur Penelitian... 26

F. Indikator Keberhasilan Tindakan ... 32 G. Data dan Tekhnik Pengumpulan Data...

H. Teknik Analisis Data...

33 33

(11)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian... 37 1. Data aktivitas siswa... 37 2. Data hasil belajar siswa...

3. Data aktivitas guru...

41 45 B. Pembahasan Hasil Penelitian...

1. Aktivitas siswa selama KBM... 2. Hasil belajar siswa... 3. Aktivitas mengajar guru...

48 48 49 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

53 54

55 56

(12)

DAFTAR TABEL

4.1 Skor rata-rata aktivitas siswa setiap siklus... 37

4.2 Data analisis hasil belajar siswa... 41

4.3 Data peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan... 42

4.5 Skor aktivitas guru pada tiap siklus... 45

(13)

2.1

DAFTAR GAMBAR

Bagan Kerangka Pikir... 23

3.1 Desain penelitian tindakan kelas... 26

4.1 Grafik skor rata-rata aktivitas siswa pada setiap siklus... 38

4.2 Grafik rata-rata aktivitas siswa setiap siklus... 40

4.4 Grafik peningkatan aktivitas siswa secara keseluruhan... 43

4.4 Grafik presentase ketuntasan hasil belajar siswa... 44

4.5 Grafik rata-rata aktivitas guru pada setiap siklus... 47

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran... 57

Lampiran 2 Rencana perbaikan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I... 60

Lampiran 3 LKS 01 Siklus I Pertemuan I... 64

Lampiran 4 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II... 65

Lampiran 5 LKS 02 Siklus I Pertemuan II... 69

Lampiran 6 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I... 70

Lampiran 7 LKS 03 Siklus II Pertemuan I... 74

Lampiran 8 Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II... 75

Lampiran 9 LKS 04 Siklus II Pertemuan II... 79

Lampiran 10 Soal Tes Siklus I ... 81

Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Siklus I ... 82

Lampiran 12 Soal Tes Siklus II ... 84

Lampiran 13 Kunci Jawaban Tes Siklus II ... 85

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Pert I. ... 87

Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I Pert. II... 90

Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II Pert. I... 93

Lampiran 17 Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II Pert. II... Pedoman penskoran aktivitas mengajar guru ... 96 99 Lampiran 19 Lembar Observasi aktivitas siswa siklus I... 104

Lampiran 20 Lembar Observasi aktivitas siswa siklus II... 109

Lampiran 21 Lampiran 22 Rekapitulasi aktivitas guru siklus I ... Rekapitulasi aktivitas guru siklus II... 114 116 Lampiran 23 Rekapitulasi nilai hasil belajar siswa pada siklus I ... 118

Lampiran 24 Daftar nilai hasil belajar siswa pada siklus I... 120

Lampiran 25 Rekapitulasi nilai hasil belajar siswa pada siklus II... 121

Lampiran 26 Daftar nilai hasil belajar siswa pada siklus II... 123

Lampiran 27 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I... 124

Lampiran 28 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II... 125

Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian………... 126

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak lepas dari upaya peningkatan dan pengembangan di bidang pendidikan. Pembangunan di

bidang pendidikan dititik beratkan pada mutu setiap jenis dan jenjang pendidikan. Mengingat di era globalisasi sekarang ini membutuhkan sumber

daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Namun cukup banyak

permasalahan yang dihadapi dalam proses pemenuhan pendidikan, khususnya di Indonesia yaitu masalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan dari

lembaga pendidikan pada jenjang tertentu dapat dilihat dari kualitas lulusan yang dihasilkannya. Salah satu indikator untuk menilai kualitas pendidikan adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah.

Seiring dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia timbul pula berbagai permasalahan di dalam dunia pendidikan ini.

Permasalahan tersebut terutama terletak pada rendahnnya kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di Sekolah baik mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Rendahnya kualitas

pembelajaran tersebut berdampak pada hasil belajar yang diraih oleh siswa di berbagai mata pelajaran yang dibelajarkan. Salah satunya adalah mata

pelajaran Geografi.

(16)

Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas adalah dengan mengganti model pembelajaran

yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa seperti model pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah. Model pembelajaran ini membuat guru

cenderung menjadi sumber informan utama dalam pembelajaran sedangkan siswa cenderung pasif dan jenuh dalam belajar. Suasana pembelajaran seperti ini jauh beerbeda dengan suasana pembelajaran yang diharapkan yaitu

menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari,

sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Suasana pembelajaran seperti ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Berdasarkan observasi awal Di SMA Negeri 10 Kendari pada kelas X1 untuk materi pokok Konsep Geografi memang masih menggunakan sistem

ceramah maupun sistem guru membaca dan siswa mencatat, yang mengakibatkan siswa tidak diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam

kegiatan memecahkan masalah berkaitan dengan materi pembelajaran yang dibawakan, sehingga saat dilakukan evaluasi banyak siswa yang tidak berhasil mendapatkan nilai belajar yang maksimal. Hal ini ditunjukkan

dengan ketuntasan belajar siswa semester 1 tahun ajaran 2014/2015 pada materi pokok konsep geografi dimana sebanyak 11 dari 27 jumlah siswa atau

(17)

sejalan dengan semangat untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang kurang bermakna ini akan semakin meluas

dan apabila pada proses pembelajaran tersebut guru masih menerapkan strategi dan pendekatan pembelajaran konvensional yang memandang siswa

sebagai objek, komunikasi lebih banyak berlangsung searah, dan penilaian lebih menekankan aspek kognitif.

Untuk memecahkan masalah di atas, guru diharapakan dapat

mengembangkan suatu metode pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas siswa maupun aktivitas guru dalam proses belajar

mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan ketiga faktor di atas adalah dengan

menerapkan metode pembelajaran diskusi kelompok terbimbing.

Dalam pembelajaran metode diskusi kelompok terbimbing, terdapat suatu proses penciptaan lingkungan pembelajaran kelas yang memungkinkan

siswa dapat bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mengerjakan tugas. Metode diskusi kelompok terbimbing juga merupakan metode yang dianggap

tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengutamakan aspek kerjasama dalam belajar. Dalam pembelajaran metode diskusi kelompok terbimbing tidak hanya meningkatkan kerja sama antar siswa, akan tetapi juga

bertujuan untuk melancarkan hubungan kerja sama antar siswa agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan secara kolektif. Metode pembelajaran

(18)

heterogen yang beranggotakan beberapa orang siswa dan pengelompokan dapat dilakukan secara bervariasi.

Menurut Sumarni dkk, dalam diskusi kelompok guru berperan sebagai pemimpin diskusi, atau guru dapat mendelegasikan tugas sebagai pemimpin

itu kepada siswa, walaupun demikian guru masih harus mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpin oleh siswa. Pendelegasian itu terjadi jika siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi. Pimpinan

diskusi harus mengorganisir kelompok yang dipimpinnya agar setiap anggota diskusi dapat berpartisipasi secara aktif.

Melalui metode diskusi kelompok siswa dapat belajar melalui keterampilan dan sikap yang telah dipresentasikan oleh guru secara tahap

demi tahap melalui metode ilmiah. Hal ini akan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari dan ingin menguasai suatu mata pelajaran di sekolah sehingga nantinya akan bermuara pada peningkatan hasil belajar

siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

suatu penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Terbimbing dalam Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Geografi pada Materi Pokok Konsep Geografi

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran aktivitas belajar siswa kelas X1 SMAN 10 Kendari

yang diajar dengan menerapkan metode Diskusi Kelompok Terbimbing pada materi pokok Konsep Geografi ?

2. Apakah melalui penerapan metode Diskusi Kelompok Tebimbing dapat

meningkatkan hasil belajar Geografi siswa kelas X1 SMAN 10 Kendari

Pada materi pokok Konsep Geografi ?

3. Bagaimana aktivitas mengajar guru di kelas X1 SMAN 10 Kendari

dengan menerapkan metode Diskusi Kelompok Terbimbing pada materi

pokok Konsep Geografi ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1) Untuk meningkatan aktivitas belajar siswa kelas X1 SMAN 10 Kendari

yang diajar dengan menerapkan metode Diskusi Kelompok Terbimbing pada materi pokok Konsep Geografi

2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar geografi siswa kelas X1

(20)

3) Untuk meningkatkan aktivitas mengajar guru di kelas X1 SMAN 10

Kendari dengan menerapkan metode Diskusi Kelompok Terbimbing

pada materi Konsep Geografi

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti mengharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai berikut: 1) Bagi Siswa

a. Siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar geografi.

b. Dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dengan menerapkan metode diskusi sehingga hasil belajar siswa meningkat.

2) Bagi Guru

a. Menambah pengetahuan tentang pemanfaatan metode diskusi sebagai metode pembelajaran.

b. Guru Termotivasi untuk menerapkan model pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga proses KBM akan lebih menarik dan

menyenangkan. 3) Bagi sekolah

Memberikan masukan yang baik bagi sekolah dalam rangka

mengembangkan kurikulum yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

4) Bagi peneliti,

(21)

E. Defenisi Operasional

1. Metode diskusi kelompok terbimbing adalah salah satu metode yang

diterapkan dalam pembelajaran yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka untuk memecahkan masalah dan mengambil

kesimpulan terhadap materi tertentu yang diajarkan.

2. Hasil belajar siswa adalah nilai yang diperoleh siswa kelas X1 SMAN 10

Kendari setelah mengikuti pembelajaran pada materi pokok Konsep

Geografi yang diajarkan dengan menggunakan metode Diskusi Kelompok Terbimbing.

3. Aktivitas belajar merupakan peran aktiv siswa dalam bentuk sikap, pikiran, serta perhatian siswa selama proses kegiatan belajar berlangsung

yang diajarkan dengan menggunakan Metode Diskusi Kelompok Terbimbing. Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat diketahui dengan melihat jumlah siswa yang bertanya, menjawab, dan berdiskusi antar

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori 1. Konsep Belajar

Muhibin Syah (2000: 101) menyebutkan bahwa belajar adalah

kegiatan dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung pada proses

belajar yang dialamai siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Sejalan dengan itu, Komalasari

(2010: 2) menyatakan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat perubahan yang terjadi tidak

disebabkan oleh adanya kematangan atau perubahan sementara karena suatu hal. Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang

yang sedang belajar. Selain itu kegiatan belajar juga dapat di amati oleh orang lain. Belajar yang dihayati oleh seorang pelajar (siswa) ada hubungannya dengan usaha pembelajaran yang dilakukan oleh

pembelajar (guru). Pada satu sisi, belajar yang di alami oleh pelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi

lain, kegiatan belajar yang juga berupa perkembangan mental tersebut juga didorong oleh tindakan pendidikan atau pembelajaran. Sardiman (2005: 26) mengemukakan tujuan belajar ada tiga yaitu:

(23)

a. Untuk mendapatkan pengetahuan b. Penanaman konsep dan keterampilan

c. Pembentukan sikap

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat di

maknai bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama.

2. Konsep Pembelajaran

Menurut Sriyono (1992: 75), aktifitas pembelajaran adalah bahwa

pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar siswa-siswanya aktif jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani atau rohani itu meliputi, antara lain:

a. Keaktifan indera, pendengaran, penglihatan, peraba, dan lain-lain. Murid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya

sebaik mungkin.

b. Keaktifan akal, akal-akal anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang-nimbang menyusun pendapat dan

mengambil keputusan.

c. Keaktifan ingatan, pada saat menerima bahan pengajaran yang

disampaikan guru dn menyimpannya dalam kotak, kemudin pada suatu saat ia siap dan mampu mengutarakan kembali.

(24)

Menurut Komalasari (2010: 3), pembelajaran dapat dipandan dari dua sudut, yang pertama pembelajaran di pandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran,

pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut kelas. Kedua, pembelajaran di pandang sebagai suatu proses maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat

siswa belajar.

3. Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Arikunto bahwa aktivitas siswa merupakan keterlibatan peserta didik dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian. Dan aktivitas dalam kegiatan proses proses pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses

pembelajaran (Iskandar, 2012: 128).

Peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu meningkatkan jumlah

siswa yang terlibat aktif belajar, bertanya dan menjawab, saling berinteraksi membahas materi pelajaran. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, indikator dari aktivitas siswa dapat dilihat dari:

a. Mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran b. Aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik

c. Mayoritas peserta didik dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam LKS melalui metode pemberian tugas kelompok.

(25)

kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas dapat menjawab pertanyaan guru dan

bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

4. Konsep Hasil Belajar

Oemar Hamalik (1994: 32) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu kegiatan yang setelah dikerjakan, diciptakan secara individu

maupun kelompok. Pada bagian ini dikemukakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang sadar akan tujuan. Pada bagian ini dikemukakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam

belajar adalah suatu aktifitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah suatu perubahan dalam individu. Sejalan dengan itu, Sanjaya

(2006: 28) mengatakan bahwa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru harus dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa dengan: a) memperjelas tujuan yang ingin dicapai; b) membangkitkan

minat siswa; c) ciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran; d) berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan

siswa; e) berilah penilaian; f) berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa; dan g) ciptakan persaingan dan kerjasama.

Hamilton (2000: 1) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan

kemampuan belajar yang ditunjukan dalam penampilan yang tetap sebagai akibat dari proses belajar yang terjadi melalui program yang menyediakan

(26)

itu dapat diketahui dari evaluasi yang berbentuk skor untuk kerja seseorang dalam memahami konsep dan bagaimana menggunakan konsep

itu dalam bidang itu sendiri maupun terhadap ilmu lainnya.

Arikunto (2005: 293) menyatakan dalam kegiatan belajar, guru

harus mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan agar siswa dapat belajar tanpa hambatan dan dapat menguasai apa yang diajarkan oleh guru sehingga siswa memperoleh hasil

belajar yang lebih baik. Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan seseorang dalam memahami materi yang di berikan. Ukuran keberhasilan

itu dapat diketahui dari evaluasi yang berbentuk skor untuk kerja seseorang dalam memahami konsep dan bagaimana menggunakan konsep

itu dalam bidang ilmu itu sendiri maupun terhadap bidang ilmu lainnya (Poneo: 17)

Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat

dimaknai bahwa hasil belajar adalah ukuran keberhasilan seseorang memahami bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap serta hasil yang

telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. B. Konsep Metode Diskusi Kelompok Terbimbing

1. Metode Diskusi Kelompok Terbimbing

Dalam diskusi kelompok selalu ada pokok persoalan yang perlu di perhatikan bersama. Mulyasa (2005: 117) menyatakan bahwa diskusi

(27)

yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah. Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara

verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah ditentukan melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan

pendapat, atau pemecahan masalah. Sedangkan metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan

pembincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu

masalah (Hasibuan dan Moedjiono, 2008: 20).

Metode diskusi kelompok terbimbing adalah cara pembelajaran

dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi dapat saja timbul pertanyaan tersebut tidak direncanakan terlebih dahulu. Dalam diskusi terjadi pertukaran gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan

pendapat. Menurut Suryosubroto (2000: 179) metode diskusi dalam proses pembelajaran adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru

memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok) untuk mengadakan pembincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas

ssuatu masalah.

Metode diskusi dalam proses pembelajaran menurut Kasmadi

(28)

mereka agar kritis dalam menganalisa; dan (4) mengembangkan kemampuan bekerja sama. Diskusi yang baik menurut Kasmadi (1990:

106) bukan semata timbul dari peran guru akan tetapi tepat apabila timbul dari siswa setelah memahami masalah dan situasi yang dihadapinya.

Tetapi dalam hal ini guru dapat pula memberikan arahan kepada siswa dalam memperoleh tema atau masalah yang tepat untuk di diskusikan, yang sebelumnya kepada siswa diberikan tugas untuk mempelajari,

memahami dan menganalisis masalah yang akan dijadikan topik diskusi. Persoalan yang tepat untuk didiskusikan (1) menarik perhatian siswa; (2)

sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; (3) memiliki lebih dari satu kemungkinan pemecahan atau jawaban; (4) pada umumnya tidak mencari

jawaban mana yang benar, melainkan mengutamakan pertimbangan dan perbandingan.

Dengan demikian, metode diskusi dapat diartikan sebagai salah

satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka untuk memecahkan masalah

dan mengambil kesimpulan terhadap materi tertentu yang diajarkan.

2. Kelebihan, Keuntungan dan Hambatan Pelaksanaan Metode Diskusi

Kelompok Terbimbing

(29)

siswa, juga antara siswa dengan siswa; (2) guru dapat membaca pikiran siswa tentang konsep yang baru dipelajarinya, seperti menilai pemahaman

mereka apakah mereka salah mengerti atau biasa terhadap konsep baru tersebut (Budiarjo, 1997: 8).

Metode diskusi menurut Semiawan, dkk (1988: 76) juga memiliki keuntungan antara lain: (1) mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan; (2) memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.

Suryosubroto (2002: 185) juga mengemukakan bahwa keuntungan metode diskusi cukup banyak, yakni: (1) melibatkan semua siswa secara

langsung dalam proses belajar; (2) setiap siswa apat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing; (3)

dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah; (4) dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan

(kemampuan) diri sendiri; (5) dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.

Menurut Tukiran (2011: 29) pada pelaksanaan prakteknya, biasanya metode diskusi mengalami hambatan seperti:

a. Hambatan dari peserta didik. Mengingat bahwa peserta didik berlatar

belakang yang bermacam-macam, ada yang rajin dan ada pula yang malas, ada yang pendiam dan ada pula yang banyak bicara dan

(30)

diam, mungkin karena kurang menarik atau ketika menanggapi pertanyaan dari teman-teman malah diam, mungkin karena kurang

menguasai permasalahan atau mereka sulit berbicara/mengemukakan pendapat, bahkan tidak menutup kemungkinan kelompok penyaji

seluruhnya tidak hadir karena tidak siap.

b. Hambatan dari materi. Harus ada waktu bagi ketua kelompok beserta anggotanya untuk membahas dan mendiskusikan terlebih dahulu tentang

bagian tema yang mereka sajikan, sehingga mereka ada kemantapan dan penguasaan terhadap tema yang menjadi tanggung jawabnya. Guru

sebelumnya perlu memberikan penjelasan kepada mereka, serta siap menjadi konsultan apabila ada kelompok yang belum jelas dan mohon

penjelasan dari guru terkait tema materi mereka.

c. Hambatan dari media, sarana dan prasarana. Penataan ruangan diupayakan sedemikian rupa agar semua siswa dapat melihat siswa lain,

juga tempat duduk pemimpin diskusi, bisa melihat semua peserta diskusi, sehingga lebih komunikatif. Media pembelajaran harus

disiapkan lebih dahulu agar presentasi menjadi lebih mantap dan menarik.

3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Diskusi Kelompok Terbimbing dalam Pembelajaran

Keberhasilan diskusi sebenarnya tergantung pada kenteks. Ada

(31)

Metode belajar kelompok dirancang sesuai dengan tujuan dan fungsinya untuk menghasilkan suasana pembelajaran yang menarik dalam

pembelajaran. Pemilihan anggota kelompok yang terbaik, pemberian peran-peran dan tanggung jawab yang optimal juga sangat

mempengaruhi efektivitas belajar kelompok.

Mulyasa (2005: 90) menyatakan bahwa diskusi kelompok memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) melibatkan sekitar 3 sampai 5

orang peserta dalam setiap kelompok; 2) berlangsung secara informal sehingga setiap anggota kelompok dapat berkomunikasi langsung

dengan anggota lain; 3) memiliki tujuan yang dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok; 4) berlangsung secara sistematis.

Menurut Tukiran (2011: 29) agar diskusi dapat berjalan dengan baik dan hasilnya optimal serta efektif dan efisien, diperlukan pengelolaan sebaik-baiknya, paling tidak berupa langkah-langkah yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. 1. Pembentukan kelompok

Pembentukan kelompok dapat diserahkan kepada siswa untuk memilih teman mereka dalam kelompok. Di samping itu, apabila mereka memilih sendiri dimungkinkan mereka sudah saling

mengenal dengan baik dan akan dapat bekerja sama dengan sebaik-baiknya. Mereka akan memilih teman yang menurut mereka

(32)

membuat situasi kelompok menjadi dinamis maka guru dan siswa dapat bersama-sama menentukan anggota kelompok

masing-masing. Guru di sini dapat berperan sebagai fasilitator pembentukan kelompok. Dalam hal ini akan lebih bagus jika

penetapan anggota kelompok didasarkan pada persamaan antara angota kelompok, misalnya umur, latar belakang, serta tingkat kecerdasan tergantung siswa-siswi yang dapat dicampur secara

random untuk mencapai tujuan.

Banyaknya anggota dalam satu kelompok memang tidak

ada aturan yan pasti. Tetapi perlu diingat apabila anggota kelompok terlalu banyak biasanya kurang efektif, bahkan dimungkinkan ada

beberapa anggota kelompok yang hanya sekedar menumpang nama saja. Tetapi jika terlalu sedikit kemungkinan masukan-masukan pemikiran juga kurang. Oleh karena itu, sebaiknya kelompok

terdiri antara 5 orang sampai 7 orang. 2. Pengaturan tempat

Idealnya ada ruang-ruang kecil yang hanya cukup menampung sejumlah anggota kelompok 5-7 orang, sehingga masing-masing kelompok dengan leluasa bekerja sama atau diskusi

bersama tanpa gangguan dari kelompok lain. Mereka memilih sendiri ketua kelompok mereka secara musyawarah. Posisi duduk

(33)

Jika ruangan-ruangan kecil tidak ada, dapat pula disiasati agar mereka mencari tempat yang dirasa konduktof tntuk

berdiskusi. Guru memberi kesempatan secara bebas untuk menentukan tempat agar mereka dapat melaksanakan berdiskusi

kelompok dengan sebaik-baiknya.

3. Pelaksanaan Diskusi Kelompok Terbimbing

Sebelum mereka menuju tempat-tempat untuk diskusi

kelompok, guru menjelaskan dahulu permasalahan yang perlu didiskusikan. Paling tidak guru harus menjelaskan terlebih dahulu

tema yang akan mereka diskusikan, sehingga mereka telah memahami permasalahan yang harus mereka diskusikan. Siswa

juga harus diberi tahu, agar mereka memilih ketua kelompok dan beberapa lama waktu yang diperlukan untuk diskusi kelompok, dan setelah diskusi kelompok, masing-masing segera kembali ke kelas

untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompok mereka secara bergantian. Sedangkan yang belum atau sudah menyajikan hasil

diskusi kelompok mereka berperan sebagai audien atau peserta yang bertugas untuk memberikan sanggahan, pertanyaan, atau mungkin sasaran atau masukan kepada kelompok penyaji. Posisi

tempat duduk sebaiknay diatur sedemikian rupa agar setiap siswa dapat melihat semua temannya, sehingga diharapkan lebih

(34)

kelompok penyaji di depan dan di tengah kelompok-kelompok lainnya yang sedang tidak menyajikan. Kelompok penyaji

diberikan waktu secukupnya untuk menyajikan hasil diskusi mereka, misalnya paling lama 7 menit. Dalam hal ini guru dapat

bertindah sebagai moderator. Setelah kelompok selesai menyajikan, moderator membuka kesempatan kepada seluruh peserta diskusi untuk mengajukan tanggapan, sanggahan,

pertanyaan, saran atau yang lainnya (misalnya tiga orang) kepada kelompok penyaji. Kelompok penyaji diberikan kesempatan untuk

menanggapinya. Demikian seterusnya, secara bergantian kelompok berkesempatan untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompok

mereka.

Apabila penyajian telas selesai, siswa dengan bimbingan guru untuk merumuskan kesimpulan. Siswa diberikan kesempatan

untuk memberikan evaluasi tentang pelaksanaan diskusi, terutama tentang kelemahan-kelemahannya sehingga kelemahan tersebut

tidak terulang pada diskusi yang akan datang.

Adapun sintaks dari metode diskusi kelompok terbimbing adalah:

a) Pembentukan kelompok b) Pengaturan tempat

(35)

e) Diskusi kelompok (kegiatan pekerjaan tugas kelompok masing-masing)

f) Penyajian hasil diskusi kelompok (presentase hasil diskusi kelompok masing-masing secara bergantian)

g) Umpan balik

h) Merumuskan kesimpulan i) Evaluasi

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian Marini (2010) dengan judul “penggunaan metode

diskusi dalam upaya meningkatkan hasil belajar geografi pada siswa kelas X

SMA Negeri 02 Cadasari Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta” dalam penerapannya memiliki dampak yang positif dalam usaha untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus I (72,2574%), siklus II (80,5 %).

Selanjutnya penelitian Fitriani (2011) dengan judul “penggunaan

metode diskusi dalam upaya meningkatkan hasil belajar Geografi pada siswa

kelas XSMA Negeri 1 Palangga” menunjukan bahwa (1) penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil pengamatan menggunakan lembar observasi yang menunjukan bahwa

aktivitas belajar siswa meningkat pada siklus pertama dalam kategori sedang sebesar 60,25%, dan meningkat pada siklus kedua dalam kategori tinggi

(36)

diskusi pada pembelajaran pembuatan pola ini mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah siswa yang

mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 28 siswa atau 78%. Pada penerapan metode diskusi pada siklus kedua pencapaian

kompetensi meningkat lagi menjadi 32 siswa atau sebesar 92,73%. Peningkatan ini sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ingin dicapai yaitu jumlah siswa yang memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu 75%.

D. Kerangka Berpikir

Pada dasarnya mata pelajaran Geografi adalah mata pelajaran yang

membosankan bagi setiap murid. Salah satu faktornya yaitu guru hanya berceramah dengan monoton dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan

demikian hasil belajar siswa rendah.

Untuk itu, guru dituntut mampu menciptakan suasana belajar yang optimal dengan menerapkan berbagai model pembelajaran dan pendekatan

sehingga siswa cepat dan mudah memahami materi yang diberikan oleh guru di kelas.

Dengan demikian dengan menyikapi kenyataan tersebut maka peneliti berkesimpulan perlu menerapkan metode pembelajaran yang tepat dalam mata pelajaran Geografi yakni dengan menggunakan metode Diskusi. Dengan

(37)

Kerangka berpikir di atas dapat digambarkan melalui bagan berikut ini:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah:

1. Hasil belajar Geografi materi Konsep Geografi pada siswa

kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari dapat ditingkatkan melalui

penggunaan metode diskusi kelompok terbimbing. Hasil belajar geografi dan tugas di kerjakan

secara mandiri

Proses pembelajaran di kelas meningkat

Aktivitas siswa meningkat Aktivitas guru meningkat (

informan dan fasilitator) Metode

pembelajaran bervariasi

(38)

2. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Geografi materi Konsep Geografi pada sisa kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Kendari pada kelas X1

yang berlangsung pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 pada materi pokok Konsep geografi.

B. Subyek Penelitian

Adapun subyek penelitian ini adalah siwa kelas X1 SMA Negeri 10

Kendari pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Penetapan kelas ini didasarkan pada pertimbangan karena hasil belajar geografi siswa kelas X1

SMA Negeri 10 Kendari dalam setahun terakhir masih rendah. Untuk

meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari

maka dilakukan penelitian dengan menerapkan metode diskusi kelompok

terbimbing.

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Karakteristik yang khas dari penelitian ini adalah adanya tindakan yang berulang untuk melakukan perbaikan dalam proses belajar

mengajar. PTK ini dilakukan dengan menerapkan metode diskusi kelompok terbimbing, tindakan untuk meningkatkan hasil belajar geografi siswa kelas

X1 SMA Negeri 10 Kendari.

(40)

D. Faktor Yang di Teliti

Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor siswa: pemahaman dan penguasaan materi pelajaran yang telah disajikan atau dipelajari, serta kemampuan dan keterampilan siswa dalam

menerapkan metode/pendekatan pembelajaran dalam belajarnya.

2. Faktor guru: hal yang diselidiki pada guru adalah mempersiapkan materi pelajaran dan pengorganisasian siswa dalam melaksanakan

pembelajaran dengan penerapan metode diskusi kelompok.

3. Faktor sumber pembelajaran: faktor ini berhubungan dengan perangkat

pembelajaran dan sarana lainnya sperti buku siswa, lembar kegiatan siswa, yang sesuai dengan kompetensi siswa.

E. Desain dan Prosedur Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (Iskandar, 2012: 67)

Orientasi perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Pelaksanan tindakan Refleksi

Orientasi perencanaan Berikut

Perbaikan rencana

Pelaksanan Pengamatan

(41)

Desain model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri atas 4 (empat) tahap, yakni: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan

dan Refleksi. Secara rinci penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

SIKLUS I

1. Perencanaan ( Planing )

Pada tahap perencanaan kegiatan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran sesuai materi yang diajarkan dengan mengacu pada metode diskusi kelompok

terbimbing.

b. Membuat lembar observasi untuk memantau aktivitas guru dalam menerapkan metode diskusi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran

(setiap siklus)

c. Menyiapkan perangkat pembelajaran lainnya yang diperlukan.

d. Merancang alat evaluasi untuk tes tindakan pada setiap siklus. 2. Pelaksanaan Tindakan ( Action)

1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran dengan salam

b. Guru mempersiapkan siswa dan mengecek kehadiran

c. Guru memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa

(42)

2. Kegiatan Inti (70 menit)

a. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dan masing-masing

kelompok terdiri atas 5 sampai 6 orang siswa

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa selama 5 menit

untuk mengatur tempat diskusi

c. Guru menyuruh siswa untuk memilih ketua kelompok masing-masing untuk memimpin jalannya diskusi di tiap-tiap kelompok

akan dilaksanakan selama 20 menit

d. Siswa melakukan diskusi kelompok di tiap-tiap kelompoknya

dengan bimbingan guru.

e. Setelah diskusi di kelompoknya masing-masing selesai, guru

sebagai moderator atau pemimpin jalannya diskusi antar kelompok membuka jalannya diskusi antar kelompok.

f. Guru memanggil salah satu kelompok untuk mempresentasekan

hasil diskusi kelompoknya. Posisi tempat duduk kelompok penyaji berada di depan sehingga kelompoknya lain dapat

menyimak presentase hasil diskusi kelompok penyaji.

g. Kelompok yang belum atau sudah menyajikan hasil diskusi kelompok mereka berperan sebagai audien atau peserta yang bertugas untuk memberikan sanggahan, pertanyaan, atau mungkin sasaran atau masukan kepada kelompok penyaji.

(43)

i. Setelah kelompok selesa menyajikan, guru sebagai moderator membuka kesempatan kepada seluruh peserta diskusi sebanyak

dua orang untuk mengajukan tanggapan, sanggahan, pertanyaan, atau saran kepada kelompok penyaji.

j. Selanjutnya, kelompok penyaji diberikan kesempatan untuk menanggapi tanggapan, sanggahan, pertanyaan, atau saran. Demikian seterusnya, secara bergantian kelompok berkesempatan

untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompok mereka. 3. Kegiatan Akhir

a. Setelah pelaksanaan diskusi selesai, siswa dengan bimbingan guru merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi antar kelompok yang

telah dilaksanakan.

b. Siswa diberikan keempatan untuk memberikan evaluasi tentang pelaksanaan diskusi, terutama tentangbkelemahan-kelemahannya

sehingga kelemahan tersebut tidak terulang pada diskusi yang akan datang.

c. Guru menutup jalannya diskusi dan menyuruh siswa untuk kembali mengatur bangku-bangku seperti keadaan semula sebelum pembentukan kelompok.

(44)

3. Pengamatan (Observation)

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti bersamaan dengan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kolaborasi. Tahap observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui keterlaksanaan

aktivitas guru dan siswa yang sesuai dengan skenario pembelajaran. Pada akhir pelaksanaan pembelajaran dan observasi, peneliti melakukan evaluasi tes hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tertulis (essay) yang telah dibuat oleh peneliti.

4. Refleksi (Reflection)

Pada tahap dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan

peningkatan dari aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran, serta mengetahui peningkatan hasil belajar Geografi siswa setelah

dilakukan evaluasi. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah-langkah kegiatan tindakan perbaikan pembelajaran lebih lanjut pada siklus berikutnya.

SIKLUS II

1. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan kegiatan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Merencanakan penerapan metode diskusi kelompok terbimbing dalam proses pembelajaran geografi.

(45)

dengan penerapan metode diskusidan materi pembelajaran. c) Membuat lembar kerja siswa (LKS)

d) 4Menentukan skenario pembelajaran dengan metode diskusi e) Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.

f) Membuat format observasi pembelajaran, yaitu format observasi guru dan format observasi siswa yang terdiri atas observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa.

g) Menyusun soal evaluasi tes hasil belajar siswa siklus I beserta kunci jawabannya.

2. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3. Pengamatan (Observation)

Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan model pengajaran langsung yang telah dirancang sebelumnya.

Pengamatan dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas:

a) Melakukan observasi terhadap aktitiftas guru dan aktivitas siswa dengan memakai format observasi yang telah disiapkan.

b) Mengevaluasi hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa tentang materi yang diajarkan dengan

(46)

4. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan guru mata

pelajaran berdasarkan hasil yang didapatkan pada tahap observasi untuk meninjau apakah kegiatan pembelajaran telah efektif serta apakah dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap ini peneliti mencari kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan dan memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk

digunakan pada siklus berikutnya.

F. Indikator Keberhasilan Tindakan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu:

1. Dari Segi Proses

Penelitian ini dikatakan berhasil jika skor rata-rata aktivitas guru minimal 3,00.

2. Dari Segi Hasil

a. Secara individu, jika hasil belajar geografi siswa kelas X1 yang

menjadi subyek penelitian telah mencapai ketuntasan belajar minimal 70 sesuai KKM yang ditentukan sekolah.

b. Secara klasikal, jika jumlah siswa telah mencapai ketuntasan

(47)

G. Data dan Teknik Pengumpulan Data b. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah guru dan siswa yang meliputi: a) hasil observasi aktivitas belajar siswa; b) hasil observasi aktivitas mengajar

guru; dan c) hasil belajar siswa. c. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif.

Data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi.

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Data mengenai aktivitas siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi dengan cara memberikan skor pada aspek aktivitas yang dilakukan untuk siswa sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan.

2. Data mengenai hasil belajar Geografi diambil dengan

menggunakan tes hasil belajar (tes siklus) dengan bentuk tes berupa tes essay yang mencakup semua indikator pembelajaran pada siklus I serta siklus II.

H. Teknik Analisis Data

Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Walaupun

(48)

dapat digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya penelitian

tindakan. Sedangkan analisis data akan memberi kehidupan dalam kegiatan penelitian. Untuk itu, seorang peneliti perlu memahami tehnik

analisis data yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang tinggi.

Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

1. Menentukan hasil belajar siswa secara individual

Untuk menentukan nilai hasil belajar siswa dapat menggunakan

rumus:

Dalam menentukan nilai hasil belajar siswa dapat menggunakan rumus:

(Usman dan Setiawati, 2001). Keterangan:

Xi = nilai yang diperoleh siswa ke-i Spi = skor yang diperoleh siswa ke-i Sm = skor maksimal

2. Menentukan nilai rata-rata hasil belajar siswa

dengan rumus:

nilai rata-rata =

(Suparno, 2008; 81)

3. Menentukan tingkat pencapaian ketuntasan belajar secara klasikal

(49)

menggunakan rumus sebagai berikut:

% Tuntas= x 100% Keterangan:

= jumlah siswa yang tuntas belajar (Sudjana, 2002)

N = jumlah siswa secara keseluruhan

Mengklasifikasikan rata-rata skor aktivitas siswa sebagai berikut: 1 ≤ Xi < 2 : Kategori kurang

2 ≤ Xi < 3 : Kategori cukup 3 ≤ Xi < 4 : Kategori baik

Xi = 4 : Kategori sangat baik (Ramly, 2008) Penjelasan kategori rata-rata aktivitas siswa adalah sebagai berikut:

a. Kategori sangat baik jika dalam satu kelompok terdapat lima sampai enam siswa atau semua siswa mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang dinilai.

b. Kategori baik jika dalam satu kelompok terdapat satu sampai dua siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan aktivitas yang dinilai.

c. Kategori cukup jika dalam satu kelompok terdapat tiga sampai empat siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan

(50)

d. Kategori kurang jika dalam satu kelompok terdapat lima sampai enam siswa yang kurang mampu menerapkan semua satuan

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Data Aktivitas Siswa

Data mengenai aktivitas siswa kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari

selama pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi

kelompok terbimbing pada materi pokok konsep geografi yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dengan cara

memberikan skor keterlaksanaan pada setiap aspek aktivitas dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Skor Rata-rata Aktivitas Siswa pada Setiap Siklusnya

No. Aktivitas siswa yang dinilai Skor /Siklus

I II

1 Setiap anggota kelompok bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 2,5 3,2

2 Keberanian dan kemauan mengemukakan pendapat

atau ide dalam diskusi kelompok masing-masing. 2,6 3,4

3 Keberanian dan kemampuan dalam mempresentasekan

hasil kerja kelompoknnya. 2,3 3,9

4 Keberanian dan kemampuan memberikan pertanyaan,

tanggapan dan saran 2,8 3,4

5

Keberanian dan kemampuan memberikan tanggapan terhadap pertanyaan, tanggapan dan saran yang diberikan.

2,2 3,2

Rata-rata aktivitas kelompok untuk semua aspek 2,48 3,42

Kategori Cukup Baik

(52)

Gambaran rata-rata aktivitas siswa dengan menerapkan metode diskusi kelompok terbimbing dari siklus I sampai dengan siklus II untuk setiap satuan

aktivitas yang dinilai dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1 Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Siswa pada Setiap Siklus Selama Kegiatan Pembelajaran untuk Setiap Satuan Aktivitas

Keterangan gambar:

1. Setiap anggota kelompok bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

2. Keberanian dan kemauan mengemukakan pendapat atau ide dalam

diskusi kelompok masing-masing.

3. Keberanian dan kemampuan dalam mempresentasekan hasil kerja kelompoknnya.

(53)

5. Keberanian dan kemampuan memberikan tanggapan terhadap pertanyaan, tanggapan dan saran yang diberikan.

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 tentang aktivitas siswa tersebut,

diperoleh gambaran aktivitas siswa dari tiap siklus. Pada siklus I aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah dengan nilai rata-rata sebesar 2,2 adalah aktivitas nomor 5 yaitu keberanian dan kemampuan memberikan tanggapan

terhadap pertanyaan, tanggapan, dan saran yang diberikan sedangkan aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar 2,8 adalah

aktivitas siswa nomor 4 yaitu keberanian dan kemampuan memberikan pertanyaan, tanggapan dan saran. Pada siklus II terlihat bahwa setiap aktivitas

yang dinilai telah mengalami peningkatan. Pada siklus ini, aktivitas siswa yang mendapatkan skor terendah disiklus I yaitu 2,2, meningkat disiklus II menjadi 3,2 adalah aktivitas nomor 5 yaitu keberanian dan kemampuan memberikan

tanggapan terhadap pertanyaan, tanggapan dan saran yang diberikan, sedangkan aktivitas siswa yang mendapatkan skor tertinggi disiklus I dengan nilai rata-rata

sebesar 2,8 meningkat disiklus II menjadi 3,4 adalah aktivitas siswa nomor 4 yaitu keberanian dan kekmampuan memberikan pertanyaan, tanggapan dan saran. Pada siklus II dari 5 aspek aktivitas siswa yang diobservasi telah memperoleh

nilai rata-rata yang terkategori baik. Secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa meningkat dari siklus I ke siklus II.

(54)

Gambar 4.2 grafik rata-rata aktivitas siswa setiap siklus

Berdasarkan Gambar 4.2 di atas, diperoleh gambaran bahwa

aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode diskusi kelompok terbimbing pada materi pokok konsep geografi cenderung mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata

aktivitas siswa pada siklus I sebesar 2,48 dan pada siklus II meningkat menjadi sebesar 3,42.

2. Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar geografi siswa kelas X1 pada materi pokok

konsep geografi diperoleh dengan menggunakan lembar tes hasil belajar

berupa soal uraian yang diberikan pada setiap akhir siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar siswa pada setiap

(55)

Tabel 4.2 Data Analis Hasil Belajar siswa

Keterangan :

BT : belum tuntas ST : sudah tuntas

No. Nama siswa

Siklus I Siklus II

Nilai Keterangan Nilai Keterangan

(56)

37.5

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa pada setiap siklus diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan

No. Nilai Siklus I Siklus II

diskusi kelompok terbimbing mengalami peningkatan pada siklus I menuju siklus II.

Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran hasil belajar siswa kelas

X1 yang diajar dengan menggunakan metode diskusi kelompok terbimbing

dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:

Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan

Berdasarkan Gambar 4.4 di atas diperoleh bahwa hasil belajar

siswa kelas X1 pada mata pelajaran geografi materi pokok Konsep

(57)

42%

terbimbing menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari setiap siklusnya. Dapat dilihat pada siklus I diperoleh nilai minimum sebesar

37,5, nilai rata-rata 68 dan nilai tertinggi adalah 87 Sedangkan pada siklus II diperoleh nilai minimum 54, nilai rata-rata 81 dan nilai tertinggi adalah

90.

Selanjutnya berdasarkan analisis ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada tabel 4.4 berikut:

KKM akan tetapi belum memenuhi ketuntasan secara klasikal yaitu minimal 80% dan pada siklus II persentase ketuntasan sebesar 86% atau

(58)

metode diskusi kelompok terbimbing dapat memecahkan masalah belajar siswa kelas X1 SMAN 10 Kendari pada materi pokok Konsep geografi.

3. Data Aktivitas Guru

Gambaran aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan

menggunakan metode diskusi kelompok terbimbing pada materi pokok konsep geografi yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi

aktivitas guru pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Skor Aktivitas Guru pada Setiap Siklus

No. Aktivitas yang diamati

Skor/siklus

Siklus I Siklus II

I. A. Kegiatan Awal

1. Guru membuka pelajaran dengan salam 3 3

2. Guru mengecek kehadiran siswa 2,5 3,5

3. Guru memberikan motivasi dan apersepsi

kepada siswa 2,5 3,5

4. guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai 2 3,5

II. B. Kegiatan Inti

1. Guru membentuk kelompok belajar 5 kelompok, dimana tiap kelompok terdiri atas 5 sampai 6 orang.

2,5 3,5

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa selama 5 menit untuk mengatur tempat diskusi.

3 3

3. Guru menjelaskan masalah atau tema yang akan menjadi tugas diskusi kelompok sisa masing-masing sampai tiap-tiap anggota kelompok mengerti dengan tugas yang diberikan.

3 3,5

4. Guru menyuruh siswa untuk memilih ketua kelompok masing-masing untuk memimpin jalannya diskusi di tiap-tiap kelompok dan menyampaikan bahwa diskusi di tiap-tiap kelompok akan dilaksanakan selama 20 menit.

2,5 3

5. Guru membimbing siswa dalam

mengerjakan tugas kelompok masing-masing.

3 3,5

(59)

B guru. Dimana Pada siklus I aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah

dengan nilai sebesar 2 adalah aktivitas nomor 4 dan 13 yaitu Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan guru

memberikan kesempatan kepada kelompok penyaji untuk menanggapi bersama siswa. Sedangkan yang mendapatkan skor tertinggi dengan nilai sebesar 3 terdapat pada 6 aktivitas guru diantaranya guru membuka

pelajaran dengan salam, guru memberikan kesempatan kepada siswa selama 5 menit untuk mengatur tempat diskusi, guru menjelaskan masalah

atau tema yang akan menjadi tugas diskusi kelompok siswa masing-masing sampai tiap-tiap anggota kelompok mengerti dengan tugas yang

membuka jalannya diskusi antar kelompok.

7. Guru mempersilahkan siswa untuk mempresentasekan hasil kerja kelompok mereka masing-masing selama 5 menit.

2,5 3,5

8. Guru sebagai moderator membuka

kesempatan kepada seluruh peserta diskusi sebanyak dua orang untuk mengajukan tanggapan, sanggahan, pertanyaan, atau saran kepada kelompok penyaji.

2,5 3,5

9. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok penyaji untuk menanggapi bersama siswa.

2 3,5

III C. Kegiatan Penutup

1. guru merumuskan hasil diskusi kelompok yang telah dilaksanakan dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan diskusi yang telah berlangsung.

3 3,5

2. guru menutup jalannya diskusi dan menyuruh siswa untuk kembali mengatur bangku-bangku seperti keaadan semula sebelum pembentukan kelompok serta menutup pelajaran dengan salam.

2,5 3,5

Rata-Rata 2,6 3,5

(60)

2.6

3.5

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

siklus I siklus II

diberikan, guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompok masing-masing, guru bertindak sebagai moderator dan membuka jalannya

diskusi antar kelompok dan guru merumuskan hasil diskusi kelompok yang telah dilaksanakan dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan

diskusi yang telah berlangsung. Pada siklus II terlihat bahwa setiap aktivitas yang dinilai telah mengalami peningkatan. Pada siklus II, aktivitas-aktivitas guru yang mendapatkan skor terendah disiklus I yaitu

dengan skor 2 meningkat disiklus II, dimana masing-masing aktivitas memperoleh skor 3,4. Pada siklus II dari 15 aspek aktivitas guru yang

diobservasi telah memperoleh nilai rata-rata yang terkategori baik. Secara keseluruhan rata-rata aktivitas guru meningkat dari siklus I ke siklus II.

Sedangkan untuk gambaran peningkatan skor rata-rata aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dari siklus I ke siklus II berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut:

(61)

Berdasarkan Gambar 4.5 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru yang signifikan, dimana pada siklus I diperoleh rata-rata

aktivitas guru sebesar 2,6 yang berkategori cukup dan mengalami penigkatan pada siklus II yaitu diperoleh rata-rata aktivitas guru sebesar

3,5 yang berkategori baik. Hasil ini menunjukkan keberhasilan aktivitas guru yang mengajar dengan penerapan diskusi kelompok terbimbing sebagaimana sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang telah

ditentukan yaitu telah memperoleh nilai rata-rata aktivitas guru minimal 3,0.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Aktivitas belajar Siswa selama KBM Berlangsug

Berdasarkan permasalahan pertama tentang bagaimana gambaran

aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar pada materi pokok konsep geografi yang diajar dengan menerapkan metode diskusi kelompok terbimbing, dapat dijelaskan berdasarkan hasil pengamatan pada setiap

siklus baik siklus I maupun siklus II yang menunjukan peningkatan kearah yang lebih baik, dimana rata-rata aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel

4.1. Peningkatan aktivitas siswa tersebut menunjukan adanya minat dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi pokok konsep geografi dengan penerapan metode diskusi kelompok terbimbing.

(62)

yang berkategori cukup. Pada siklus I ada beberapa aktivitas siswa yang masih tergolong kurang dimana siswa belum terbiasa dengan metode

diskusi kelompok terbimbing diantaranya adalah siswa tidak berani memberikan pertanyaan, tanggapan dan saran serta siswa tidak berani dan

mampu memberikan tanggapan terhadap pertanyaan, tanggapan dan saran yang diberikan. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I ditemukan ada beberapa aktivitas siswa yang masih belum terlaksana dengan baik.

Olehnya itu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

pada siklus II Dari hasil analisis deskriptif terhadap skor rata-rata

aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan dari aktivitas siswa siklus I. dimana skor rata-rata

aktivitas siswa pada siklus II sebesar 3,42 dengan kategori baik.

2. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan permasalahan kedua, yaitu Apakah melalui penerapan metode diskusi kelompok terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar

Geografi siswa kelas X1 SMAN 10 Kendari pada materi pokok konsep

geografi, dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis deskriptif

kuantitatif yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa pada setiap siklus cenderung mengalami peningkatan kearah yang lebih baik, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas (Iskandar, 2012: 67)
Tabel 4.1 Skor Rata-rata Aktivitas Siswa pada Setiap Siklusnya
Gambar 4.1 Grafik Skor Rata-rata Aktivitas Siswa pada Setiap Siklus Selama    Kegiatan Pembelajaran untuk Setiap Satuan Aktivitas
Gambar 4.4 Grafik  Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam lima tahun terakhir (2011-2015) belum ada studi yang mencoba mengidentifikasi skripsi para mahasiswa program studi Pendidikan Seni Rupa dari aspek jenis

Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan identifikasi model serangan pada setiap komponen penyusun sistem informasi sehingga akan dapat diketahui langkah pencegahan

Jika setelah penghentian secara paksa kegiatan, sarana, dan penutupan tempat hiburan sebagaimana dimaksud pada huruf c, pengelola dan/atau pemilik tempat hiburan tetap

Rancangan Pedoman Pengembangan Sistem Jenjang Karir Profeional Perawat, Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.. Depkes RI.,

Bahan ini bukan untuk digunakan dalam produk yang khusus ditujukan untuk sentuhan berpanjangan dengan membran mukus, bendalir tubuh atau kulit melelas, atau pengimplanan dalam

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan

Tabel 4.11 Tampilan LSDB pada router Bogor dengan di summarization 104 Tabel 4.12 Tampilan LSDB pada router Pluit dengan di summarization 105 Tabel 4.13 Tampilan LSDB pada

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek