• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I - X RPJMD Toraja ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab I - X RPJMD Toraja ok"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 1

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA

TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHN 2010 – 2015

NOMOR : 10

TANGGAL : 30 DESEMBER 2011

1.1. LATAR BELAKANG.

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tana Toraja ini disusun sebagai perwujudan dari amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Tujuan utama penerbitan RPJMD Kabupaten Tana Toraja ini adalah:

1. Menyajikan program dan kegiatan turunan Visi dan Misi pasangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, yang akan dilaksanakan sebagai program dan kegiatan prioritas utama;

2. Menyajikan gambaran tentang arah kebijakan umum yang wajib diikuti oleh semua pejabat daerah dan DPRD dalam menyusun RKPD, KUA, PPAS, RKA-SKPD serta R-APBD dan DPA pada setiap tahun anggaran.

Sehubungan dengan itu, setiap program dan kegiatan yang menjadi kewajiban setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah akan diuraikan di dalam Renstra

BAB I

(2)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2 SKPD, yang penyusunan dan pengesahannya dilakukan oleh Kepala SKPD, setelah mendapat masukan dari Bappeda.

Dalam menyusun RPJMD ini, acuan utama yang digunakan adalah rumusan Visi, Misi, Arah Kebijakan dan Rencana Program Indikatif Bupati dan Wakil Bupati terpilih, yang telah disampaikan melalui Sidang Paripurna DPRD dan semasa pelaksanaan kampanye pemilihan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati secara langsung. Disamping itu, penyusunan RPJMD Daerah ini juga mengacu pada RPJP Kabupaten Tana Toraja, RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan/Renstra Provinsi Sulawesi Selatan, dan RPJP Nasional, dan berbagai kebijakan dan prioritas program Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat termasuk sasaran pembangunan Millenium Development Goals (MDGs). Tujuan merujuk semua dokumen perencanaan dimaksud adalah untuk menjamin terciptanya sinergi kebijakan dan sinkronisasi program secara vertikal antar tingkat pemerintahan yang berbeda.

(3)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 3 (3) statistik bidang pemerintahan umum, seperti pelayanan umum pemerintahan kepada masyarakat dan (4) statistik bidang fisik prasarana, seperti pola-pola penataan ruang dan kawasan andalan, kantong-kantong kemiskinan dan kawasan tertinggal serta kondisi ekologi dan lingkungan hidup daerah dan (5) kapasitas fiskal dan keuangan daerah.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN.

RPJMD Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010–2015 ini disusun dengan maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut:

a. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan DPRD dalam menyusun Renstra SKPD dan menentukan prioritas program tahunan yang akan dibiayai dari APBD Kabupaten Tana Toraja dan masyarakat serta dunia usaha;

b. Menyediakan sebuah parameter untuk mengukur dan melakukan evaluasi kinerja tahunan setiap program dan kegiatan daerah;

c. Menjabarkan gambaran tentang kondisi umum daerah sekarang dalam konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah;

(4)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 4

1.3. LANDASAN HUKUM

Dalam penyusunan RPJMD ini, sejumlah peraturan telah digunakan sebagai rujukan yaitu :

1. Undang–Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

(5)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 5 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pedoman, Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 Tentang

(6)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 6 16. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

18. Peraturan daerah nomor 2 Tahun 2010 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010 Nomor 2);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tana Toraja.

21. Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tana Toraja (RTRW)

1.4. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

(7)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 7 Daerah (RKPD), yang terinci ke dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD.

Selanjutnya, dalam kaitan dengan sistem keuangan, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 17 tahun 2003, maka penjabaran RPJMD ke dalam RKPD Kabupaten Tana Toraja untuk setiap tahunnya, akan dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Tana Toraja. Gambaran tentang hubungan antara RPJMD Kabupaten Tana Toraja Tahun 2010–2015 dengan dokumen perencanaan lainnya, baik dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan maupun dengan sistem keuangan adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1.

Hubungan RPJMD Daerah Tana Toraja dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(8)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 8 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati, yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional serta RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah (SKPD), lintas satuan kerja perangkat daerah, dan program kewilayahan, disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Rencana kerja pemerintah daerah disusun dalam rencana kerja pembangunan daerah yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang langsung dilaksanakan oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat berdasarkan rencana strategis satuan kerja perangkat daerah, rencana kerja satuan kerja perangkat daerah, serta memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang bersifat indikatif.

1.5. POLA PIKIR DAN PROSES PENYUSUNAN

(9)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 9

1. RPJMD adalah dokumen perencanaan jangka menengah dengan wawasan 5 tahun, dan berfungsi sebagai rujukan penyusunan Renstra SKPD, RKPD, KUA, PPAS, RKA SKPD dan R-APBD;

2. Sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan, RPJMD Kabupaten Tana Toraja adalah bagian yang tidak terpisahkan dari RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga penyusunannya dilakukan dengan koordinasi yang sangat komprehensif dengan Pusat dan Provinsi serta merujuk pada Arah Kebijakan Nasional dan Provinsi;

3. Sebagai dokumen perencanaan jangka menengah, penentuan arah kebijakan umum pembangunan Kabupaten Tana Toraja sepanjang periode waktu 5 tahun ke depan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Sinkronisasi arah kebijakan umum dan program prioritas nasional dan provinsi ke dalam arah kebijakan umum dan program prioritas Kabupaten Tana Toraja sesuai batas kewenangan Bupati Tana Toraja sebagaimana diamanatkan dalam PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

(10)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 10

Gambar 1.2.

Pola Pikir Dan Proses

Penyusunan RPJMD Kabupaten Tana Toraja, 2010-2015

c. Bantuan pemikiran stakeholders, baik dari pusat, provinsi dan dari stakeholders setempat sebagai bahan masukan untuk mengenali kekuatan yang dimiliki, kelemahan dan ancaman yang dihadapi serta peluang yang tersedia;

d. Kesepakatan internal dan eksternal, terutama dukungan dan komitmen DPRD Kabupaten Tana Toraja serta komitmen dan mandat dari para stakeholders, dalam rangka mempertajam rumusan visi dan misi Kabupaten untuk periode waktu 5 tahun ke depan. Visi dan misi Kabupaten untuk periode waktu 5 tahun ke depan berfungsi sebagai acuan bagi setiap SKPD dalam menyusun rumusan visi dan misi SKPD yang akan dituangkan ke dalam Renstra SKPD;

PERSIAPAN AWAL

KESEPAKATAN INTERNAL

KOMITMEN KDH DAN DPRD

VISI-MISI KDH

KESEPAKATAN EKSTERNAL

MASUKAN PUSAT DAN PROVINSI MASUKAN

STAKEHOLDERS

ISSUE STRATEGIS & SKENARIO

ANALISIS KEWENANGAN (PP N0. 38/07)

ARAH KEBIJAKAN UMUM

ANALISIS TUPOKSI SKPD (PP NO. 41/07)

KOMITMEN & MANDAT

(11)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 11 e. Penyaringan isu strategis, terutama isu tentang rona ruang, kondisi fisik

dasar, potensi sumber daya alam, profil demografi, terutama laju pertumbuhan penduduk, angka kematian, tingkat kemiskinan serta pola-pola distribusi dan konsentrasi pemukiman penduduk, termasuk pencermatan terhadap PDRB terutama kontribusi 11 sektor primer dalam pembentukan produk domestik regional bruto yang keseluruhannya digunakan dalam rangka penentuan arah kebijakan pembangunan ekonomi yang berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan dengan tetap berpedoman kepada pembangunan yang ramah lingkungan;

f. Diskusi interaktif internal antara seluruh SKPD Kabupaten Tana Toraja dalam rangka membangun kesepakatan kolektif untuk mulai melaksanakan kegiatan pembangunan yang berbasis kinerja sesuai tugas pokok tiap-tiap SKPD;

g. Diskusi interaktif eksternal dalam bentuk Musrenbang RPJMD Kabupaten Tana Toraja dalam rangka membangun kesepakatan kolektif antar seluruh stakeholders tentang arti penting RPJMD sebagai pedoman normatif pembangunan jangka menengah Kabupaten Tana Toraja;

(12)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 12 i. Pembahasan substansial dan normatif antara Pemerintah Kabupaten

Tana Toraja dengan DPRD Kabupaten Tana Toraja dalam rangka penetapan Perda RPJMD Kabupaten Tana Toraja 2010 - 2015.

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN.

Bab ini berisi tentang latar belakang penyusunan RPJMD, maksud dan tujuan penyusunan, landasan normatif penyusunan, hubungan dengan dokumen perencanaan lainnya, pola pikir penyusunan dan sistematika penulisan, dengan rincian sebagai berikut:

1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud Dan Tujuan 1.3 Landasan Hukum

1.4 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1.5 Pola Pikir dan Proses Penyusunan

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.

(13)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 13 2.1 Kondisi geografis

2.2 Perekonomian Daerah 2.3 Sosial Budaya

2.4 Sarana Prasarana 2.5 Pemerintahan Umum

2.6 Permasalahan Bidang Pemerintahan Daerah

BAB III. GAMBARAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH.

Bab ini menjelaskan gambaran kebijakan pengelolaan keuangan daerah selama lima tahun terakhir dan proyeksi kebijakannya selama periode lima tahun ke depan, dengan rincian sebagai berikut:

3.1 Gambaran Umum Keuangan

3.2 Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 3.3 Kebijakan Umum Pengelolaan Pendapatan 3.4 Kebijakan Umum Pengelolaan Belanja 3.5 Kebijakan Umum Pengelolaan Pembiayaan 3.6 Kebijakan Umum Pengelolaan Aset

BAB IV. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Bab ini berisi uraian tentang analisis isu-isu strategis, baik internal maupun eksternal. Tujuannya adalah untuk memudahkan proses perumusan arah kebijakan, strategi dan skala prioritas. Teknik analisis yang digunakan adalah SWOT, dengan rincian sebagai berikut:

(14)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 14 4.2 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan

4.3 Isu-isu strategis

4.4 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Bab ini menguraikan rumusan visi, misi, nilai-nilai, tujuan dan sasaran Strategi Pembangunan Jangka Manengah Kabupaten Tana Toraja pasangan Bupati dan Wakil Bupati periode 2010–2015, serta gambaran tentang prioritas yang akan dicapai, dengan rincian sebagai berikut:

5.1 Visi 5.2 Misi 5.3 Nilai-nilai 5.4 Tujuan 5.5 Sasaran

BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Bab ini berisi tentang strategi dan arah kebijakan dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Tana Toraja lima tahun kedepan.

BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAMPEMBANGUNAN DAERAH

(15)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 15

BAB VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN

PEMBANGUNAN

Bab ini berisi tentang pengelompokan fungsi pemerintahan kedalam 9 aspek sesuai dengan Permendagri Nomor 59 tahun 2007 yang kemudian diuraikan kedalam program prioritas.

BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Bab ini berisi penetapan indikator kinerja yang mendukung pencapaian visi Bupati/Wakil Bupati Tana Toraja periode 2010-2015.

BAB X. KAIDAH PELAKSANAAN DAN PEDOMAN TRANSISI

Bab ini berisi ketentuan tentang kaidah yang harus dipatuhi dalam melaksanakan RPJMD Kabupaten Tana Toraja ini serta pedoman transisi dalam menyusun R-APBD tahun 2016, sehubungan dengan berakhirnya masa bhakti Bupati dan Wakil Bupati pada tahun 2015, dengan rincian sebagai berikut:

10.1 Kaidah pelaksanaan Pembangunan Tahun 2010-2015 10.2 Pedoman Transisi

(16)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 16

2.1. Kondisi Goegrafis

2.1.1. Letak Geografis

Kabupaten Tana Toraja yang beribukota di Makale secara geografis terletak di bagian Utara Provinsi Sulawesi Selatan yaitu antara 2° - 3° Lintang Selatan dan 119° - 120° Bujur Timur, dengan luas wilayah tercatat 2.054,30 km2 persegi.

Dengan batas-batas, yaitu :

- Sebelah utara adalah Kabupaten Toraja Utara dan Propinsi Sulawesi Barat

- Sebelah Selatan adalah Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang

- Sebelah Timur adalah Kabupaten Luwu

- Sebelah Barat adalah Propinsi Sulawesi Barat

Secara administratif, Kabupaten Tana Toraja meliputi 19 Kecamatan, 112 lembang dan 47 kelurahan. Pembagian wilayah menurut kecamatan, jumlah lembang dan kelurahan serta luas kecamatan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.

Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2010

No Kecamatan Jumlah Lembang

Jumlah Kelurahan

Luas (KM2)

Persentase terhadap Luas

Kab. (%)

01 Bonggakaradeng 5 1 206,76 10,06

02 Simbuang 5 1 194,82 9,48

03 Rano 5 - 89,43 4,35

04 Mappak 5 1 166,02 8,08

05 Mengkendek 13 4 196,74 9,58

BAB II

(17)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 17 06 Gandang Batu Sillanan 9 3 108,63 5,29

07 Sangalla 3 2 36,24 1,76

08 Sangalla Selatan 4 1 47,80 2,33

09 Sangalla Utara 4 2 27,96 1,36

10 Makale 1 14 39,75 1,93

11 Makale Selatan 4 4 61,70 3,00

12 Makale Utara - 5 26,08 1,27

13 Saluputti 8 1 87,54 4,26

14 Bittuang 14 1 163,27 7,95

15 Rembon 11 2 134,47 6,55

16 Masanda 8 - 134,77 6,56

17 Malimbong Balepe 5 1 211,47 10,29

18 Rantetayo 3 3 60,35 2,94

19 Kurra 5 1 60,50 2,94

Total 112 47 2.054,30 100,00

Sumber : Badan Pertanahan Nasional dan BPS, Kabupaten Tana Toraja.

Ibukota Kabupaten Tana Toraja terletak sekitar 329 km arah Utara Kota Makassar Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan yang melalui Kabupaten Enrekang, Kabupaten Sidrap, Kota Pare-pare, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Maros. Tana Toraja adalah ikon budaya dan pariwisata di Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daya tarik industri pariwisata Indonesia, hal ini merupakan potensi bagi pengembangan berbagai kegiatan produksi dan ekonomi di Kabupaten Tana Toraja.

2.1.2.Topografi

(18)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 18 antara < 300 m – > 2.500 m diatas permukaan laut. Bagian terendah Kabupaten Tana Toraja berada di Kecamatan Bonggakaradeng, sedangkan bagian tertinggi berada di Kecamatan Bittuang, dengan rincian sebagai berikut:

- 5.063,79 Ha pada ketinggian < 300 m = 2,44 %

- 11.808,06 Ha pada ketinggian 300 m – 500 m = 5,69 %

- 72.888,59 Ha pada ketinggian 500 m - 1000 m = 35,12 %

- 69.342,94 Ha pada ketinggian 1000 m – 1500 m = 33,41 %

- 29.644,43 Ha pada ketinggian 1500 m – 2000 m = 14,28 %

- 17.565,65 Ha pada ketinggian 2000 m – 2500 m = 8,46 %

- 1.237,14 Ha pada ketinggian diatas 2500 m = 0,60 %

2.1.2.Hidrologi

Keadaan hidrologi di Kabupaten Tana Toraja dapat diamati dengan adanya air tanah yang bersumber dari air hujan yang sebagian mengalir di permukaan (run off) dan sebagian lagi meresap ke bumi dan sampai ke tempat– tempat yang dangkal, serta sebagian lagi mencapai tempat-tempat yang dalam, dimana sering dikategorikan sebagai air tanah.

(19)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 19 sedangkan untuk air tanah dangkal dapat diperoleh dari sumur gali dengan kedalaman sekitar 10 – 15 meter dengan kualitas airnya cukup memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk jenis air ini dipergunakan oleh sebagian besar masyarakat sebagai sumber air untuk keperluan rumah tangga.

2.1.4.Klimatologi

Kabupaten Tana Toraja termasuk daerah yang beriklim tropis basah, temperatur suhu rata-rata berkisar antara 15° c - 28° c dengan kelembaban udara antara 82 - 86 %, curah hujan rata-rata 1500 mm/thn sampai lebih dari 3500 mm/tahun.

Daerah Kabupaten Tana Toraja pada dasarnya beriklim tropis dengan dua musim, berdasarkan curah hujan yakni :

a. Musim hujan pada periode bulan Oktober sampai Maret b. Musim kemarau pada periode bulan April sampai September

Menurut Oldement, tipe iklim di Kabupaten Tana Toraja adalah tipe C2 yaitu bulan basah (200 mm) selama 2–3 bulan berturut-turut dan bulan kering (100 mm) selama 2 – 3 bulan berturut-turut. Hal ini sangat mendukung aktivitas masyarakat pada sektor agraris.

2.1.5.Geologi

(20)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 20 umumnya terdiri dari batuan soprin coklat kemerah-merahan dan soprin napalan abu-abu, batu gamping, batu pasir kwarsit, gradorir diorir.

2.1.6. Jenis Tanah

Kategori tanah yang terdapat di Kabupaten Tana Toraja berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah Bogor, terdiri atas bahan induk endapan liat atau marine dengan jenis tanah berupa:

- Alluvial kelabu yang sebagian besar terdapat pada daerah lembah dan tanah berbukit.

- Brown forest, mediteran, dan podsolit merah kuning terdapat pada daerah yang bergelombang dan pegunungan.

2.1.7.Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Tana Toraja merupakan manivestasi dari aktivitas masyarakat, karena itu pola penggunaan tanah adalah salah satu refleksi dari bentuk hubungan antara masyarakat dengan lingkungannya. Intensitas penggunaan lahan merupakan pencerminan potensi wilayah yang bersangkutan. Adapun rincian penggunaan lahan di Kabupaten Tana Toraja tahun 2010 yang dikategorikan kedalam dua aspek, sebagai berikut:

(21)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 21 b. Lahan Sawah (wetland) dengan luas 10.761 Ha, kategori penggunaan

lahan ini hampir merata disemua kecamatan. Penggunaan lahan ini diperuntukkan sebagai areal persawahan dengan perincian : pengairan sederhana PU seluas 521 Ha, pengairan non PU 3.187 Ha, sawah tadah hujan dan lainnya seluas 7.053 Ha.

Penggunaan lahan untuk areal hutan di Kabupaten Tana Toraja masih tergolong cukup luas yang terdiri dari hutan lindung dan hutan produksi (hutan negara). Selain hutan Negara Tana Toraja juga mempunyai hutan rakyat, dari hutan rakyat inilah masyarakat Toraja dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan kayu-kayuan. Luasnya hutan di Tana Toraja ini yang membentang hijau mulai dari utara sampai ke selatan juga berfunsi sebagai pelindung mata air, pencegah erosi dan banjir, dan sangat memungkinkan untuk pengembangan menjadi hutan wisata sebagai salah satu paket ekowisata/ekotourisme.

Di sektor pertanian, penggunaan lahan merupakan sesuatu yang sangat vital hal ini terlihat pada luas area persawahan yang mencapai 10.761 Ha dengan dukungan pengairan yang cukup memadai. Kegiatan pertanian bagi masyarakat Toraja selain dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok dan peningkatan sektor ekonomi, juga merupakan hal yang simbiolik. Semakin luas sawah yang dimiliki seseorang, semakin tinggi status sosial yang disandangnya.

(22)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 22 perkebunan yang cukup dominan di Kabupaten Tana Toraja adalah kopi arabica 2.351,00 ton pada tahun 2009 dan coklat 2.277,00 ton pada tahun 2009.

Penggunaan kawasan alam lainnya di Tana Toraja merupakan areal pemukiman, peternakan, perikanan, industri dan perdagangan, serta pertambangan yang terdapat pada lapisan tanah kawasan pegunungan dan dataran rendah yang mengandung bahan galian tambang dengan deposit yang cukup besar.

2.2. Perekonomian Daerah

2.2.1. Potensi Ekonomi dan komoditas unggulan

Sebagian besar dari luas wilayah Kabupaten Tana Toraja merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh pegunungan sehingga sangat potensial untuk kegiatan sektor-sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Daerah aliran sungai (DAS) di Tana Toraja tergolong banyak yang didominasi oleh sungai Saddang dengan panjang sekitar 182 km dengan lebar rata-rata 80 m serta memiliki anak sungai sebanyak 294, sangat sesuai untuk kegiatan peningkatan perekonomian masyarakat pada sektor agraris. Di samping itu kondisi Daerah aliran sungai (DAS) yang pada umumnya deras dan bergelombang akibat kemiringan kawasan lereng yang curam, sangat potensial untuk dikembangkan menjadi objek wisata alam arung jeram.

A. Pertanian

(23)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 23 Kabupaten Tana Toraja tahun 2009 mencapai 15.671 Ha. Total areal persawahan yang paling luas terletak di Kecamatan Mengkendek mencapai 1.636 Ha. Total produksi padi pada tahun 2009 sebesar 75.620,23 Ton dengan luas panen 15.671 Ha. Produksi jagung sebesar 8.376,40 ton dengan luas panen 1.838 Ha.

Hasil produksi perkebunan tahun 2009 yang cukup dominan di Kabupaten Tana Toraja adalah tanaman kopi Arabica dan coklat yang masing-masing berproduksi sebesar 2.351,00 ton dan 2.277,00 ton. Produksi hasil hutan yang terdiri dari Kayu Lunak, Rotan dan damar juga merupakan salah satu sektor yang dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Tana Toraja.

B. Peternakan

(24)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 24

C. Perikanan

Ikan merupakan salah satu bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, namun merupakan komoditas yang tidak banyak terdapat di Kabupaten Tana Toraja. Aktivitas perekonomian masyarakat pada sektor perikanan bukan merupakan kegiatan pokok, dan pada umumnya dilakukan hanya untuk konsumsi rumah tangga yang sebagian besar didapat dari sungai dan sawah.

Produksi perikanan pada tahun 2009 sebesar 1.345,46 ton dengan volume masing-masing 14,86 ton yang didapat dari sungai, 7,30 ton dipelihara di kolam dan 1.323,30 ton yang dipelihara di sawah. Sebaran produksi ikan di Kabupaten Tana Toraja yang bersumber dari sungai, paling tinggi terdapat di Kecamatan Makale Utara yakni 2,47 ton dan terendah di Kecamatan Bittuang yakni 0,27 ton, yang bersumber dari pemeliharaan kolam, paling tinggi terdapat di Kecamatan Mengkendek sebesar 1,44 ton dan terendah di Kecamatan Rantetayo 0,10 ton, sedangkan yang bersumber dari sawah, paling tinggi terdapat di Kecamatan Sangalla Selatan sebesar 130,32 ton dan terendah di Kecamatan Rano 14,60 ton.

Luas areal pemeliharaan dan penangkapan ikan di Kabupaten Tana Toraja pada tahun 2009, adalah sebagai berikut:

a. Areal pemeliharaan (care) seluas 1.022,12 Ha, dengan rincian 2,42 Ha kolam dan 1.019,70 Ha sawah.

(25)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 25

D. Pertambangan dan Galian

Potensi pertambangan dan galian di Kabupaten Tana Toraja, berupa mineral logam dan non logam dapat ditemukan di Kecamatan Boggakaradeng dan di daerah aliran sungai (DAS) Saddang serta di beberapa anak sungai Saddang. Dalam uji petik pada salah satu penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa di Paton sebelah utara kota Kecamatan Bonggakaradeng, daerah ini diapit oleh DAS Masuppu dan DAS Saddang. Secara umum daerah ini ditempati oleh batuan gunung api Talaya dan batuan sedimen adang yang menutup tidak selaras formasi Toraja dan dibatasi struktur berupa patahan. Temuan gejala mineralisasi logam ternyata hanya berupa pirit dan uratkuarsa-silika tipis, namun dari batuan yang tersingkap dipermukaan tidak nampak adanya mineralisasi logam. Mineralisasi logam yang ditemukan berupa timah hitam dalam dua buah urat kuarsa pada batuan andesit mengandung galena dan kalkopirit dengan kandungan logam tembaga 0,2 – 0,6 %.

(26)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 26 DAS Saddang, saat ini oleh penduduk baru digunakan sebagai bahan bangunan padahal bermanfaat pula sebagai bahan galian industri.

E. Perdagangan

Peluang pengembangan sektor perdagangan Kabupaten Tana Toraja sangat potensial, khusus pada bidang perdagangan hasil-hasil bumi seperti kopi, coklat, vanili, sayur-sayuran dan pada bidang perdagangan hasil-hasil ternak seperti kerbau, babi dan unggas. Aktivitas perdagangan di daerah ini sebagian besar didukung oleh keberadaan 6 pasar dengan sistem perputaran setiap 6 hari, pasar tersebut diantaranya pasar Makale, Rembon, Bittuang, Ge’tengan, Rantetayo dan Sangalla’.

(27)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 27

F. Perindustrian

Sektor industri Kabupaten Tana Toraja menunjukkan kecenderungan meningkat, baik dilihat dari jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja, maupun nilai investasinya. Industri di Kabupaten Tana Toraja terbagi atas industri besar, menengah, kecil dan rumah tangga. Perusahaan industri pada tahun 2009 tercatat sebanyak 44 perusahaan.

Industri pengelolaan di Kabupaten Tana Toraja dikelompokkan kedalam 4 golongan berdasarkan banyaknya pekerja, yakni sebagai berikut: a. Industri besar adalah perusahaan yang mempunyai pekerja/karyawan

sebanyak 100 orang atau lebih.

b. Industri menengah adalah perusahaan yang mempunyai pekerja/karyawan sebanyak 20 – 99 orang.

c. Industri kecil adalah perusahaan yang mempunyai pekerja/karyawan sebanyak 5 – 19 orang.

d. Industri rumah tangga adalah usaha kerajinan rumahtangga yang mempunyai pekerja/karyawan sebanyak 1-4 orang.

G. Pariwisata

(28)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 28 Peninggalan budaya yang sudah ada sejak jaman megalitikum, memberikan warna dan makna tersendiri bagi siapa saja yang mengunjungi daerah ini. Penduduk yang ramah, budaya yang asli dan lestari menjadikan Tana Toraja menjadi salah satu dari 15 daerah tujuan wisata Indonesia sekaligus menjadi salah satu ikon Pariwisata Indonesia tahun 2010.

Pengelolaan potensi pariwisata di daerah ini menjadi perhatian khusus pemerintah daerah, hal ini tercermin dalam arah kebijakan (visi) pemerintah bahwa tujuan utama pembangunan pariwisata adalah menjadikan Tana Toraja sebagai destinasi kedua setelah Bali. Di sisi lain, dukungan masyarakat Tana Toraja sangat positif memberikan respon pengembangan pariwisata. Banyak masyarakat yang tergantung dari hasil penjualan hasil karya budaya (kain tenun, ukiran). Namun satu hal yang harus menjadi perhatian utama pemerintah dalam pencapian visi pariwisata tersebut adalah masih rendahnya minat berinvestasi pihak swasta. Hingga saat ini beberapa investasi sosial sudah terbentuk di daerah ini, seperti halnya kesadaran masyarakat akan pariwisata. Namun beberapa investasi lain, seperti infrastruktur, regulasi, sumber daya manusia menjadi alasan klasik mengapa investor tidak berani menanamkan investasi di daerah ini.

(29)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 29 anggaran Pariwisata, serta Kualitas Sumber Daya Manusia. Aspek sosial tersebut akan menjadi kunci penting dalam mengundang aspek bisnis. Apabila secara sosial kriteria tersebut layak dimata investor, maka potensi investasi akan semakin besar. Dengan investasi yang memadai, sumber pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

(30)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 30

2.2.2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tana Toraja dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu daerah. Sementara itu, potensi ekonomi pada suatu wilayah dapat diukur dari kontribusi masing-masing sektor terhadap nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Variabel yang digunakan dalam PDRB terdiri atas 9 (sembilan) sektor lapangan usaha, yaitu sektor (1) pertanian, (2) pertambangan dan galian, (3) industri pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih, (5) bangunan, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) angkutan dan komunikasi, (8) keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, (9) sektor jasa.

(31)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 31 Tabel 2.

Tabel . Perkembangan PDRB Kabupaten Tana Toraja Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan, menurut lapangan usaha di Kabupaten Tana

Toraja-Tahun 2005-2009

No. Tahun

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan PDRB (Juta Rp) PDRB

(Juta Rp)

Pertumbuhan (%)

1. 2005 703,784.29 496,941.85 4.41 2. 2006 782,469.58 517,268.80 4.53 3. 2007 886,492.25 544,797.12 5.32 4. 2008 1,116.036.45 587,415.65 7.82 5. 2009 1,259,215.83 623,229.88 6.10

Rata-rata (%) 5.55

Sumber: BPS Kab. Tana Toraja 2009

(32)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 32

Tabel 3.

Tabel . PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha Kabupaten Tana Toraja, tahun 2005-2009

LAPANGAN USAHA 2005 2006 2007 2008 2009*)

Rata-rata

1. Pertanian 0,93 1,98 1,71 5,26 2,59 2,49 2. Pertab/ Penggalian 21,15 4,52 10,42 14,1 21,69 14,37

3. Industri Pengolahan 6,19 2,61 2,89 37,67 7,49 11,37

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

-1,08 8,30 10,68 18,45 12,93 9,86

5. Bangunan 6,60 7,50 7,76 2,36 5,76 6,00 6.Perdagangan, Hotel &

Restoran

8,14 10,77 6,85 16,06 17,03 11,87

7.Angkutan dan Komunikasi

3,84 9,49 12,26 13,92 12,22 10,35

8. Bank dan Lembaga Keuangan

6,57 7,01 15,76 10,49 9,01 9,77

9. Jasa-Jasa 9,39 2,67 8,32 2,28 2,92 5,10

Total P D R B 4,41 4,53 5,32 7,82 6,10 5,55

(33)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 33

2.3. Sosial Budaya 2.3.1. Penduduk

Jumlah Penduduk di Kabupaten Tana Toraja berdasarkan Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun 2009 adalah 240.249 jiwa yang tersebar di 19 Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 32.402 jiwa mendiami Kecamatan Makale. Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin perempuan, yang masing-masing 122.454 jiwa penduduk laki-laki dan 117.795 jiwa penduduk perempuan. Hal ini juga tercermin pada angka rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100% yaitu 104%, ini berarti dari 100 orang perempuan terdapat 104 orang laki-laki.

Kepadatan penduduk di kabupaten Tana Toraja pada tahun 2009 telah mencapai 117 jiwa/km2. Kecamatan terpadat terdapat di kecamatan Makale, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 815 jiwa/km2, sedangkan kecamatan yang tingkat kepadatannya penduduk paling rendah adalah Kecamatan Bonggakaradeng dan simbuang yaitu 32 dan 34 jiwa/km2.

Tabel 4.

Jumlah Penduduk Kabupaten Tana Toraja Berdasarkan Kecamatan Tahun 2009

No. Kecamatan Jumlah

Penduduk Luas (Km2) Kepadatan

1. Bonggakaradeng 6,676 206,76 32

2. Simbuang 6.637 194,82 34

(34)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 34 9. Sangalla Utara 8.719 27,96 312

10. Makale 32.402 39,75 815 11. Makale Selatan 12.934 61,70 210 12. Makale Utara 12.774 26,08 490 13. Saluputti 11.598 87,54 132 14. Bittuang 14.106 163,27 86

15. Rembon 20.028 134,47 149

16. Masanda 5.969 134,77 44

17. Malimbong Balepe 10.013 211,47 47

18. Rantetayo 11.398 60,35 189

19. Kurra 6.059 60,50 100

Jumlah/total 240.249 2.054,30 117

Sumber: BPS Kab. Tana Toraja 2009

Sebagian besar penduduk Kabupaten Tana Toraja beragama Kristen, ditinjau dari pemeluk agama pada tahun 2009 tercatat 155.966 Umat Kristen Protestan, 44.483 Umat Katolik, 31.164 Umat Islam, 8.616 Umat Hindu dan 20 Umat Budha. Perkembangan pembangunan di bidang spiritual di daerah ini dapat dilihat dari besarnya sarana peribadatan masing-masing agama.

2.4. Sarana Prasarana

(35)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 35 Kabupaten Tana Toraja sebagai daerah wisata yang masuk dalam 15 daerah tujuan wisata di Indonesia dan merupakan destinasi kedua setelah Bali, sangat membutuhkan pengembangan sarana dan prasarana penunjang. Bandara Pongtiku sebagai prasarana utama penunjang pariwisata di daerah perlu segera dikembangkan. Arus penumpang yang keluar masuk bandara ini pada tahun 2009 terdiri dari orang yang berangkat sebanyak 782 orang dan yang datang sebanyak 634 orang, dan jika dibanding dengan tahun 2008 cenderung mengalami peningkatan dan jika diproyeksikan dengan visi pariwisata Kabupaten Tana Toraja sekarang maka pengembangan prasarana tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus.

(36)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 36

2.4.1. Sarana Pendidikan

Pelaksanaan program pembangunan di berbagai sektor yang makin meningkat di Kabupaten Tana Toraja telah memberikan dampak positif terhadap kemajuan pendidikan, yang ditunjukkan makin kondusifnya suasana belajar di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Pelayanan pendidikan sudah relatif merata dan bahkan sudah menjangkau daerah terpencil dan perbatasan (aspek geografis).

Dari tahun ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia pendidikan di Tana Toraja semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan berbagai program pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk lebih meningkatkan kesempatan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Jumlah siswa dan guru menunjukkan perkembangan yang makin bertambah, sedangkan rasio siswa terhadap sekolah dan rasio guru terhadap siswa makin membaik pada semua jenjang pendidikan namun pemerataan penempatan guru masih perlu ditingkatkan utamanya pada lokasi-lokasi yang jauh dan terpencil.

(37)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 37

Tabel 5.

Jumlah sekolah, siswa/mahasiswa dan guru menurut tingkat pendidikan, Kabupaten Tana Toraja Tahun 2009

Sekolah Jumlah

Sekolah Siswa Guru

Sumber Data: Dinas Pendidikan Kab. Tana Toraja.

Tabel 6.

Rasio murid/siswa/mahasiswa terhadap guru/dosen dirinci berdasarkan tingkat pendidikan, Kabupaten Tana Toraja Tahun 2009

Sekolah Jumlah Rasio

Murid/Siswa/Mahasiswa Guru/Dosen TK

Sumber data: Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Toraja

Tabel 7.

Banyaknya Murid SD, SLTP, SLTA dan SMK Negeri/Swasta, dirinci per Kecamatan di Kabupaten Tana Toraja Tahun 2009

(38)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 38 08 Sangalla Selatan 115 1.371 738 - - 09 Sangalla Utara 100 1.939 404 - - 10 Makale 621 4.533 2.669 1.924 1.710 11 Makale Selatan 156 2.040 296 - 90 12 Makale Utara 130 1.623 289 - 1.565 13 Saluputti 21 1.419 1.169 349 54

14 Bittuang 45 2.397 547 - -

15 Rembon 93 3.289 489 - -

16 Masanda 36 1.517 162 46 -

17 Malimbong Balepe 16 1.652 198 - - 18 Rantetayo 200 2.170 1.161 243 153

19 Kurra - 1.344 231 - -

Total 2.133 37.966 13.731 4.481 4.369

Sumber data: Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Toraja

2.4.2. Sarana Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan yang telah dilaksanakan pada dewasa ini memperlihatkan keberhasilan dalam meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat. Sampai pada tahun 2009 telah terdapat 2 (dua) rumah sakit, yang terdiri dari 1 (satu) Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) dan 1 (satu) rumah sakit swasta. Fasilitas kesehatan lainnya terdapat 20 (dua puluh) puskesmas, 30 (tiga puluh) puskesmas pembantu, 44 (empat puluh empat) polindes dan 23 (dua puluh tiga) klinik KB seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 8.

Jumlah sarana pelayanan kesehatan dirinci berdasarkan Kecamatan, Kabupaten Tana Toraja tahun 2009.

No Kecamatan Rumah

Sakit Puskesmas

Puskesmas

pembantu Polindes

Klinik KB

01 Bonggakaradeng - 1 2 3 1

02 Simbuang - 1 2 - 1

03 Rano - 1 1 1 -

04 Mappak - 1 1 1 1

05 Mengkendek - 1 3 8 2

06 Gandang Batu

(39)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 39

07 Sangalla - 1 1 1 1

08 Sangalla Selatan - 1 - 4 1

09 Sangalla Utara - 1 - 2 1

10 Makale 1 1 1 1 4

11 Makale Selatan - 1 3 4 1

12 Makale Utara 1 1 2 1 2

13 Saluputti - 1 1 4 1

14 Bittuang - 1 2 3 1

15 Rembon - 1 1 1 1

16 Masanda - 1 1 2 1

17 Malimbong Balepe - 1 1 1 -

18 Rantetayo - 2 1 2 2

19 Kurra - 1 2 1 1

Total 2 20 30 44 23

Sumber: Dinas Kesehatan dan Kantor BKKBN, Kabupaten Tana Toraja

Berbagai upaya peningkatan derajat kesehatan yang dilaksanakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bersama-sama masyarakat tidak terlepas dari berbagai kebijakan sektor pembangunan lain di luar sektor kesehatan, misalnya faktor ketersediaan air bersih dan lingkungan pemukiman yang sehat, penanggulangan kemiskinan dan kecukupan pangan di tingkat rumah tangga, oleh karena itu dalam pemecahan masalah kesehatan diperlukan kerjasama lintas sektoral yang efektif.

(40)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 40 Sementara sarana kesehatan di tingkat lembang/kelurahan, telah beroperasi 44 Polindes yang penyebarannya hampir merata di setiap kecamatan. Dalam rangka menyukseskan Program Nasional Keluarga Berencana di Kabupaten Tana Toraja, hingga tahun 2009 telah dioperasikan 23 klinik keluaraga berencana yang menyebar hampir merata di setiap kecamatan. Dan dokter praktek juga telah ada sebanyak 15 orang, apotik 7 unit, toko obat 5 unit, yang kesemuanya tersebar di beberapa kecamatan, yaitu : Kecamatan Mengkendek, Kecamatan

Sangalla’, Kecamatan Makale, Kecamatan Makale Utara dan Kecamatan

Saluputti.

Dalam rangka upaya mendukung kegiatan pelayanan kesehatan dan memaksimalkan fungsi sarana kesehatan tersebut, ketersediaan tenaga kesehatan merupakan salah satu faktor penting. Di Kabupten Tana Toraja dewasa ini hingga pada tahun 2009 telah tersedia sebanyak 318 orang tenaga kesehatandan, dan jika dibandingkan dengan tahun 2005, tenaga kesehatan di daerah ini mengalami penurunan yang cukup signifikan oleh karena adanya pemekaran kabupaten. Untuk lebih jelasnya, rincian tenaga kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9.

Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenisnya Kab. Tana Toraja tahun, tahun 2005- 2009

No. Jenis Tenaga

Kesehatan 2005 2006 2007 2008 2009

1. 2. 3. 4.

Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Ahli Dokter PTT

31 12 9 2

38 11 9 4

44 16 9 5

47 18 9 -

(41)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 41 5.

6. 7.

Bidan Perawat, Dll Dokter Gigi PTT

161 348 -

170 319 -

157 498 1

136 285 -

63 214

3 Jumlah Total 563 551 730 595 318

Sumber: Dinas Kesehatan, Kabupaten Tana Toraja

Selain keberhasilan tersebut diatas, tentunya masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan, antara lain:

1. Masih kurang optimalnya pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat karena keterbatasan anggaran Jamkesda baik untuk jasa tindakan medis maupun pengadaan obat-obatan.

2. Rendahnya tarif biaya pengobatan dan biaya jasa medik petugas kesehatan di sarana puskesmas dan jaringannya.

3. Masih kurangnya akses keterjangkauan pelayanan kesehatan.

4. Kurang optimalnya kualitas pelayanan di Puskesmas yang disebabkan belum adanya satu regulasi yang dijadikan standar pelayanan yang benar dan tepat, serta masih kurangnya pengetahuan petugas akan standar pelayanan mutu yang disebabkan oleh belum diimplementasikannya sistem manajemen mutu di puskesmas dengan standar baku.

5. Jumlah tenaga dokter untuk pelayanan luar gedung masih sangat terbatas.

2.5. Pemerintahan Umum

(42)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 42 Hal ini dikarenakan masih banyak aparat yang bekerja tidak profesional, serta penempatan jabatan tidak sesuai dengan kapasitas, kecakapan serta latar belakang pendidikan yang belum memadai. Kondisi demikian semakin menghambat dan memperlemah kinerja aparatur dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional.

Kelembagaan pemerintah daerah belum berkembang secara optimal terutama dalam pemenuhan pelayanan publik. Hal ini disebabkan oleh masih terbatasnya sumberdaya yang dimiliki pemerintah seperti kondisi sumberdaya manusia aparatur. Pembinaan dan pengawasan aparat pemerintah daerah belum sepenuhnya menyentuh nilai-nilai moral, etika dan keadilan terhadap pelaksanaan tugas. Hal ini dapat mengurangi kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Tabel 10 .

Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Menurut Kepangkatan dan jenis Kelamin, di Kabupaten Tana Toraja-Tahun 2009.

Pangkat/Gol./Ruang Pegawai negeri Sipil Persentase L P Jumlah

I/a (Juru Muda) I/b (Juru Muda TK I) I/c (Juru)

I/d (Juru TK I) II/a (Pengatur Muda) II/b (Pengatur Muda TK I) II/c (Pengatur)

(43)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 43 III/d (Penata TK I)

IV/a (Pembina) IV/b (Pembina TK I)

IV/c (Pembina Utama Muda) IV/d (Pembina Utama Madya) IV/e (Pembina Utama)

276 94 75 12 - -

86 17 14 1 - -

362 111 89 13 - -

16,07 4,93 3,95 0,58 0,00 0,00

Sumber : Kantor Korpri Kabupaten Tana Toraja.

Kondisi keamanan dan ketertiban yang kondusif di dalam masyarakat telah memberikan kontribusi terhadap kelancaran pelaksanaan pembangunan daerah dan aktifitas kehidupan masyarakat, namun secara keseluruhan masih banyak hal yang memerlukan perbaikan, diantaranya masih rendahnya kepatuhan warga terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan. Pembangunan di bidang hokum, terutama untuk mendukung proses pembaharuan dan pranata hukum belum memberikan hasil yang memadai bagi perbaikan pelayanan hukum kepada masyarakat yang benar-benar sesuai aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

2.6. PERMASALAHAN PEMERINTAHAN DAERAH.

(44)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 44 dikehendaki. Keseluruhan permasalahan dimaksud diuraikan dalam tabel 11 sampai Tabel 13 berikut ini :

Tabel 11.

MATRIKS PERMASALAHAN DAN KONDISI YANG AKAN DICAPAI

PERTUMBUHAN EKONOMI

NO KONDISI MASA KINI KONDISI YANG AKAN DICAPAI TAHUN 2010 TAHUN 2015

1. Pertumbuhan ekonomi 2010 sebesar 5,61% Pertumbuhan ekonomi rata-rata pertahun = 7,65 %

Pendapatan perkapita harga berlaku = 6.746.226

2. Belum tersedia pasar induk pertanian Terbangunnya 1 unit pasar induk pertanian

3. Pasar tradisional yang ada belum memiliki fasilitas yang memadai termasuk pasar tradisional modern.

Terwujudnya pasar tradisional yang memiliki fasilitas memadai dan rampungnya pembangunan Pasar Tradisional Modern.

4. Produktifitas hasil pertanian padi masih rendah Meningkatnya produktifitas hasil pertanian padi (gabah kering giling)

5. Pasar-pasar tradisional belum berfungsi sebagai salah satu sarana untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang berimbang, yang dapat menggerakkan seluruh kegiatan para pelaku ekonomi dari semua tingkatan, terutama pelaku ekonomi golongan bawah dan menengah.

Pasar-pasar tradisional sudah berfungsi sebagai salah satu sarana untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi yang berimbang, yang dapat menggerakkan seluruh kegiatan para pelaku ekonomi dari semua tingkatan, terutama pelaku ekonomi golongan bawah dan menengah, terutama dengan merehab pasar-pasar tradisional.

6. Lemahnya usaha - usaha pertanian dan perikanan, yang berorientasi pasar akibat dari belum adanya spesifikasi menuju terciptanya produk unggulan setiap kecamatan.

Meningkatnya usaha-usaha pertanian dan perikanan yang berorientasi pasar melalui spesifikasi menuju terciptanya produk unggulan setiap kecamatan.

7. Belum optimalnya pengelolaan hutan produksi dan hutan kemasyarakatan sebagai salah satu sumber perekonomian rakyat.

Meningkatnya optimalisasi pengelolaan hutan produksi dan hutan kemasyarakatan sebagai salah satu sumber perekonomian rakyat.

8. Terbatasnya Fasilitas infrastruktur jalan, jembatan, jaringan irigasi yang representatif, utamanya dari sentra - sentra produksi menuju pusat pemasaran dan disekitar lokasi kegiatan ekonomi utama.

Tersedianya Fasilitas infrastruktur jalan, jembatan dan jaringan irigasi

9. Rendahnya tingkat produktifitas lahan akibat masih terbatasnya program - program intensifikasi.

Meningkatnya produktifitas lahan melalui program program intensifikasi

10. Menurunnya kualitas lingkungan lahan pertanian akibat pengelolaan usaha tani yang tidak ramah lingkungan.

Meningkatnya kualitas lingkungan lahan pertanian melalui pengelolaan usaha tani yang ramah Lingkungan.

PENDANAAN DAN INVESTASI

NO KONDISI MASA KINI KONDISI YANG AKAN DICAPAI TAHUN 2010 TAHUN 2015

1. Belum terciptanya sistem penanaman modal melalui kebijakan satu pintu dengan mekanisme administrasi yang mudah dan sederhana.

(45)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 45 2. Rendahnya kerjasama dengan pihak-pihak yang

berhubungan dengan pengembangan ekonomi dan investasi baik regional, nasional dan global.

Meningkatnya kerjasama dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan pengembangan ekonomi dan investasi baik regional, nasional dan global.

3. Rendahnya volume perdagangan akibat belum adanya kerjasama antar daerah

Meningkatnya volume perdagangan dengan kerjasama antar daerah.

4. Rendahnya daya saing produksi industri dan sektor pertanian.

Meningkatnya daya saing produksi industri dan sektor pertanian.

5. Kurangnya sarana dan prasarana wisata yang ada dan belum terkelolanya objek wisata lain yang potensial.

Tersedianya sarana dan prasarana wisata dan terkelolanya objek wisata lain yang potensial.

6. Rendahnya kapasitas pengelolaan keuangan daerah yang profesional, akuntabel dan transparan.

Meningkatnya kapasitas pengelolaan keuangan daerah yang profesional, akuntabel dan transparan.

BIROKRASI DAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

NO KONDISI MASA KINI KONDISI YANG AKAN DICAPAI TAHUN 2010 TAHUN 2015

1 Belum tersedianya teknologi informasi yang memadai untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan yang berbasis e-Government.

Tersedianya teknologi informasi yang memadai untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan yang berbasis e-Government.

2. Belum tersedianya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelayanan publik yang berakibat belum primanya pelayanan masyarakat.

Tersedianya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pelayanan publik yang berakibat primanya pelayanan masyarakat.

3. Rendahnya tingkat profesionalisme aparatur PEMDA akibat penempatan aparat yang tidak sesuai dengan keahlian dan belum diterapkannya reward and punishment.

Meningkatnya tingkat profesionalisme aparatur PEMDA, dan penempatan aparat sesuai dengan keahlian dan diterapkannya reward and punishment.

4. Belum maksimalnya pengawasan dan disiplin aparatur sebagai salah satu pendukung menuju pemerintahan yang bersih dan profesional.

Terlaksananya pengawasan dan disiplin aparatur sebagai salah satu pendukung menuju pemerintahan yang bersih dan profesional.

5. Belum tertatanya kelembagaan perangkat daerah yang sesuai dengan kondisi nyata dan kebutuhan daerah.

Terlaksananya penataan kelembagaan perangkat daerah yang sesuai dengan kondisi nyata dan kebutuhan daerah.

6. Rendahnya sarana dan prasarana pendukung kinerja aparatur.

Meningkatnya sarana dan prasarana sebagai pendukung kinerja aparatur

7. Rendahnya motivasi aparatur dalam melaksanakan tanggung jawabnya akibat belum adanya dukungan peningkatan kesejahteraan

Meningkatnya motivasi aparatur dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan adanya dukungan peningkatan kesejahteraan

KUALITAS PENDIDIKAN

NO KONDISI MASA KINI KONDISI YANG AKAN DICAPAI TAHUN 2010 TAHUN 2015

1. Belum optimalnya pelaksanaan pendidikan gratis/bersubsidi hingga jenjang pendidikan lanjutan secara menyeluruh.

Meningkatnya optimalisasi pelaksanaan pendidikan gratis/bersubsidi hingga jenjang pendidikan lanjutan.

2. Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan baik kualitas maupun kuantitas.

Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan baik kualitas maupun kuantitas.

3. Rendahnya kinerja tenaga kependidikan akibat penempatan yang tidak tepat sasaran.

(46)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 46 4. Adanya siswa-siswi berprestasi yang tidak dapat

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi akibat kurangnya biaya.

Diberikannya bantuan beasiswa bagi siswa-siswi berprestasi yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

5. Minimnya jumlah angkatan kerja terampil dan siap pakai.

Meningkatnya jumlah angkatan kerja terampil dan siap pakai.

6. Belum terjalinnya hubungan dengan negara-negara sahabat dalam bidang pendidikan utamanya dalam pemberian beasiswa pendidikan ke luar negeri bagi putera-puteri Kab. Tana Toraja yang berprestasi.

Terjalinnya hubungan dengan Negara-negara sahabat dalam bidang pendidikan utamanya dalam pemberian beasiswa pendidikan ke luar negeri terutama bagi putera-puteri Kab. Tana Toraja yang berprestasi.

7. Terbatasnya pengembangan dan pembangunan perguruan tinggi di Kab. Tana Toraja.

Meningkatnya pengembangan dan pembangunan perguruan tinggi di Kab.Tana Toraja.

8. Belum optimal dan efektifnya data dan informasi tentang tenaga pendidik yang akurat.

Meningkatnya optimalisasi dan efektifitas data dan informasi tentang tenaga pendidik yang akurat.

9. Sistem penerimaan siswa baru yang kurang efektif dan transparan.

Terlaksananya sistem penerimaan siswa baru yang efektif dan transparan.

10. Belum optimalnya program sertifikasi tenaga pendidik.

Meningkatnya optimalisasi program sertifikasi tenaga pendidik.

11. Belum maksimalnya sekolah unggulan di setiap jenjang pendidikan.

Meningkatnya kualitas dan kuantitas sekolah unggulan di setiap jenjang pendidikan.

12. Rendahnya mutu daya saing pendidikan bila di bandingkan dengan daerah lain.

Meningkatnya mutu daya saing pendidikan di Kab. Tana Toraja dengan daerah lain.

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

NO KONDISI MASA KINI KONDISI YANG AKAN DICAPAI TAHUN 2010 TAHUN 2015

1. Terbatasnya fasilitas kesehatan gratis /bersubsidi. Meningkatnya fasilitas kesehatan gratis/bersubsidi.

2. Masih rendahnya tingkat kesejahteraan tenaga medis dan paramedis.

Meningkatnya tingkat kesejahteraan tenaga medis dan paramedis.

3. Terbatasnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan

Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan.

4. Kurangnya mutu dan cakupan pelayanan kesehatan di puskesmas.

Meningkatnya mutu dan cakupan pelayanan kesehatan di Puskesmas.

PARTISIPASI MASYARAKAT

NO KONDISI MASA KINI KONDISI YANG AKAN DICAPAI TAHUN 2010 TAHUN 2015

1. Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan sebagai akibat:

a. Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap fasilitas pelayanan pemerintahan.

b. Kurang sinkronnya rencana program yang diajukan oleh berbagai SKPD dengan kebutuhan masyarakat sebagaimana disampaikan melalui forum musrenbang berjenjang

(47)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 47

KEAGAMAAN

NO KONDISI MASA KINI KONDISI YANG AKAN DICAPAI TAHUN 2010 TAHUN 2015

1. Kurangnya sarana dan prasarana keagamaan Meningkatnya penyediaan sarana prasarana dan pembinaan keagamaan pada berbagai bidang kehidupan masyarakat.

2. Belum optimalnya pola kemitraan pada sektor keagamaan.

Meningkatkan kemitraan pada sektor keagamaan

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

NO KONDISI MASA KINI TAHUN 2010

KONDISI YANG AKAN DICAPAI TAHUN 2015

1. Belum membudayanya sikap dan cara pandang tentang kesetaraan gender di tengah-tengah masyarakat

Membudayanya sikap dan cara pandang mengenai kesetaraan gender di tengah-tengah masyarakat.

PEMUDA, OLAH RAGA, SENI DAN BUDAYA

NO KONDISI MASA KINI TAHUN 2010

KONDISI YANG AKAN DICAPAI TAHUN 2015

1. Kurangnya program dan kegiatan yang dapat mendorong prestasi olahraga serta pengembangan seni dan budaya yang berorientasi pada wawasan kewirausahaan

Meningkatnya program dan kegiatan yang dapat meningkatkan prestasi olah raga dan pengembangan seni dan budaya yang berorientasi pada wawasan kewirausahaan.

LINGKUNGAN HIDUP DAN PERKOTAAN

NO KONDISI MASA KINI TAHUN 2010

KONDISI YANG AKAN DICAPAI TAHUN 2015

1. Kurangnya komitmen untuk melakukan pengelolaan, konservasi, dan rehabilitasi sumber daya alam dan lingkungan hidup

Meningkatnya komitmen untuk melakukan pengelolaan, konservasi, dan rehabilitasi sumber daya alam dan lingkungan hidup.

2. Belum adanya pola-pola manajemen pengelolaan persampahan terpadu

1. Tersedianya pola manajemen pengelolaan persampahan terpadu.

2. Menurunnya Kecendrungan masyarakat untuk melakukan eksploitasi kawasan hutan lindung

3. Belum optimalnya penataan ruang perkotaan yang berwawasan lingkungan.

Terciptanya Penataan Ruang Kota yang berwawasan lingkungan

(48)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 48

Tabel 12.

Capaian pembangunan Kab. Tana Toraja Tahun 2005-2010

NO. INDIKATOR PEMBANGUNAN SATUAN 2005 2006 2007 2008 2009 2010*

1 Indeks Pembangunan Manusia 68,10 68,36 69,22 69,85 70,44 71,04 a. Angka Harapan Hidup Tahun 69,90 70,00 70,78 71,14 71,56 71,98 b. Rata-rata Lama Sekolah Tahun 5,80 6,24 6,47 6,47 6,72 6,97 c. Tingkat Melek Huruf % 82,60 82,79 82,60 82,90 83,00 83,10 d. Daya Beli (Rupiah) Rp(ribu) 612.700 624.550 627.890 632.590 639.393 646.269

2 Angkatan kerja . Jiwa 119.905 129.943 120.926 121.792

3 Pengangguran terbuka. Jiwa 98.072 117.779 106.961 112.795

4 Penduduk Miskin % 60.000 59.800 59.900 56.000 52.640 50.972

5 PDRB Berlaku Milyar 1.188,96 1.344,25 1.508,50 1.786,71 2.153,01 2.498,70

6 Pertumbuhan Ekonomi % 3,11 4,34 4,58 5,61 6,27 7,51

7 Pendapatan Perkapita (Berlaku) Juta 4.010.671 4.516.699 5.033.997 5.892.627 7.020.209 8.077.841

8 Inflasi % 4,07%

9 Investasi Milyar 1.013,91 1.059,87 1.107,91

10 PAD Milyar

Sumber data: BPS Kabupaten Tana Toraja.

Ket.:*)angka proyeksi

Tabel. 13

Perbandingan Proyeksi angka rata-rata dari masing-masing Indikator Pembangunan

NO. INDIKATOR

PEMBANGUNAN SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015 R

1 Indeks Pembangunan

Manusia 71,65 72,26 72,87 73,49 74,11 0,01

a. Angka Harapan Hidup Tahun 72,40 72,83 73,26 73,69 74,12 0,01 b. Rata-rata Lama Sekolah Tahun 7,23 7,51 7,79 8,08 8,39 0,04

c. Tingkat Melek Huruf % 83,20 83,30 83,40 83,50 83,60 0,00

d. Daya Beli (Rupiah) Rp(ribu) 710.896 781.985 860.184 946.202 1.040.823 0,100 2 Angkatan kerja . Jiwa 122.664 123.543 124.428 125.319 126.216 0,01

3 Bekerja Jiwa 118.947 125.436 132.278 139.493 147.102 0,05

4 Pengangguran terbuka. Jiwa 10.152 8.656 7.380 6.292 5.365 (0,15)

5 Penduduk Miskin % 46.260 43.366 40.465 38.111 35.727 (0,05)

6 PDRB Berlaku Milyar 2.899,89 3.365,49 3.905,85 4.532,98 5.260,79 0,16

7 Pertumbuhan Ekonomi % 7,57 7,62 7,64 7,68 7,72

Pendapatan Perkapita

(Berlaku) Juta 9.294.811 10.695.125 12.306.403 14.160.428 16.293.773 0,15

8 Inflasi % 4,12 4,17 4,22 4,27 4,32 (0,05)

9 Investasi Milyar 1.158,13 1.210,63 1.265,51 1.322,87 1.382,84 0,05

10 PAD Milyar

(49)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 49

3.1. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah

Dalam Bab III ini, diuraikan gambaran umum tentang kebijakan pengelolaan keuangan daerah, dengan maksud memperlihatkan:

1. PDRB, baik atas dasar harga konstan maupun atas dasar harga berlaku, sehingga dapat digunakan untuk mengamati perkembangan laju pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor potensial yang memberikan kontribusi terhadap laju pertumbuhan dimaksud dan untuk mengamati struktur perekonomian daerah, sehingga dapat digunakan untuk menentukan kebijakan umum anggaran bagi sektor yang mengalami dinamika pertumbuhan yang paling tinggi;

2. Kecenderungan peningkatan pendapatan daerah, dalam rangka memudahkan perumusan kebijakan untuk meningkatkan pendapatan, baik yang berasal dari PAD maupun yang bersumber dari dana perimbangan; 3. Kecenderungan pola-pola belanja, pembiayaan dan pengelolaan aset,

sehingga dapat digunakan dalam rangka merumuskan kebijakan alokasi anggaran, dan sebagainya.

Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang berkualitas, yang diukur dengan pertumbuhan PDRB menjadi salah satu target penting yang harus dicapai dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan

BAB III

(50)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 50 peningkatan kesejahteraan masyarakat. Angka perkembangan ekonomi memperlihatkan kemampuan suatu daerah secara nominal dalam berproduksi karena dipengaruhi oleh perubahan harga (inflasi) dan perubahan jumlah produksi (output), sedangkan angka pertumbuhan ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan suatu daerah secara riil dalam berproduksi karena hanya dipengaruhi oleh perubahan output tanpa dipengaruhi oleh besarnya perubahan harga. Namun pada dasarnya baik angka pertumbuhan maupun angka perkembangan, keduanya sama-sama menunjukkan kondisi perubahan.

Untuk mengetahui pertumbuhan perkembangan dinamika perekonomian Kabupaten Tana Toraja dalam rangka menyusun proyeksi kebijakan dan anggaran lima tahun ke depan, berikut ini diuraikan gambaran umum tentang PDRB Kabupaten Tana Toraja. Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tana Toraja sepanjang tahun 2005-2009 berada pada situasi yang stabil, walupun dengan laju pertumbuhan moderat, rata-rata 5,55 % dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 7,82 % dan terendah pada tahun 2005 yaitu sebesar 4,41 % sedangkan perkembangan ekonomi rata-rata 15,74 % dengan perkembangan tertinggi pada tahun 2008 yaitu 26,47 % dan terendah pada tahun 2006 yaitu 11,18 %.

Gambar

Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2010
Tabel . Perkembangan PDRB Kabupaten Tana Toraja Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan, menurut lapangan usaha di Kabupaten Tana Toraja-Tahun 2005-2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bukittinggi Tahun 2016-2021 merupakan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Payakumbuh telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2013 sebagai pelaksanaan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN MINAHASA SELATAN. TAHUN 2010

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI BALI. PEMERINTAH

Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019. BAB IX

penjabaran dari Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup Daerah yang mengacu pada. Perubahan Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Setelah revisi Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018 Nomor; 9 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Perubahan Daerah Provinsi

perencanaan tingkat Nasional dan Provinsi menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun 2010-2015,