1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lensa kontak adalah suatu jenis alat medis yang dipakai langsung pada kornea mata. Lensa kontak digunakan sebagai alternatif pengganti kacamata untuk mengatasi kelainan refraksi mata dan berfungsi untuk menambah atau mengurangi kekuatan fokus pada kornea dan lensa mata (M Kellogg Eye Center, 2015).
Menurut Food & Drug Administration survey pada tahun 2006, sekitar 80 juta orang di seluruh dunia memakai lensa kontak. Di Amerika Serikat sekitar 30 juta orang memakai lensa kontak (CDC, 2015).
Bahan pembuatan lensa kontak dan sifat fisik lensa kontak telah dimodifikasi secara substansial selama beberapa dekade dengan bertujuan memberikan pandangan visual yang jelas, nyaman dan aman. Namun, adhesi dan kolonisasi oleh mikroorganisme, terutama bakteri pada lensa kontak memberikan beberapa efek samping pada pemakai lensa kontak (Dutta, 2012). Pemakaian lensa kontak dapat menyebabkan perubahan pada struktur kornea, produksi air mata, tingkat saturasi oksigen dan karbon dioksida pada mata. Perubahan-perubahan ini menyebabkan masalah pada mata dan juga dapat memperburuk kondisi yang sudah ada. Sekitar 6% dari pemakai lensa kontak mengembangkan beberapa masalah pada mata seiring dengan cara pemakaiannya (Scott, 2015).
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa lensa kontak menjadikan sebagai media untuk perkembangan mikroba patogen dan meningkatkan kontaminasi pada permukaan mata. Patogen seperti Acanthamoeba, Pseudomonas, Serratia, E.coli, Haemophilus influenza, Streptococcus,
Staphylococcus dan bakteri lain khususnya mampu mengikuti lensa kontak menyebabkan keratitis mikroba ( Ibrahim, 2008).
Menurut Thakur (2014) di Indian Journal of Medical Research, Lensa kontak, terutama lensa kontak lunak semakin sering digunakan untuk tujuan kosmetik atau terapi. Kurangnya kepatuhan dan kebersihan yang buruk terhadap perawatan lensa sangat terkait dengan kontaminasi mikroba dan telah terbukti
2
menghasilkan infeksi mata. Keratitis mikroba merupakan salah satu komplikasi serius dari penggunaan lensa kontak dan jika tidak diobati tepat waktu, dapat mengakibatkan kerusakan visual permanen pada kornea. Di negara maju, kejadian keratitis terkait lensa kontak telah meningkat hingga 30 persen dari semua kasus keratitis (Thakur, 2014).
Penggunaan lensa kontak, memerlukan cairan pembersih, dan prosedur kebersihan yang ketat. Pada setiap intervensi terhadap lensa, selalu digunakan cairan pembersih untuk pemasangan, pelepasan, pemeliharaan atau perendaman. Oleh karena itu, salah satu upaya pencegahan keratitis bakterial akibat penggunaan lensa kontak adalah menggunakan cairan pembersih lensa yang bebas bakteri (Agrimanuary, 2012).
1.2.Rumusan Masalah
Bagaimankah gambaran mikroorganisme yang ditemukan di dalam cairan pembersih lensa kontak pada mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran mikroorganisme yang ditemukan di dalam cairan pembersih lensa kontak pada mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Melakukan kultur bakteri untuk mengetahui jenis-jenis bakteri yang terdapat pada cairan pembersih lensa kontak.
2. Melakukan kultur bakteri untuk mengetahui apakah ada flora normal pada cairan pembersih lensa kontak.
3. Melakukan kultur bakteri untuk mengetahui apakah ada potensial patogen pada cairan pembersih lensa kontak.
3
4. Melakukan kultur bakteri untuk mengetahui jenis bakteri yang sering terdapat pada cairan lensa kontak.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi mahasiswa yang menggunakan lensa kontak, penelitian ini memberikan informasi kepada mahasiswa sehingga mereka lebih memperhatikan cara penggunaan lensa kontak agar terhindari dari komplikasinya.
2. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.
3. Bagi peneliti lain, sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.