1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu daerah. Setiap daerah akan berusaha untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal, menurunkan tingkat pengangguran dan menurunkan angka kemiskinan. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi atau peningkatan output dan kemiskinan menghasilkan suatu dasar kerangka pemikiran, yakni efek trickle-down dari pertumbuhan ekonomi dalam bentuk peningkatan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran dan peningkatan upah/pendapatan dari kelompok miskin. Dengan asumsi bahwa ada mekanisme yang diperlukan untuk memfasilitasi trickle-down dari keuntungan pertumbuhan ekonomi kepada kelompok miskin, pertumbuhan ekonomi bisa menjadi suatu alat yang efektif bagi pengurangan pengangguran dan kemiskinan.
Tabel 1.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Persentase Penduduk Miskin Sumatera Utara
2004-2013
Laju Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Persentase Penduduk Miskin Sumatera Utara
2004-2013
Tabel 1 dan gambar 1 di atas menggambarkan perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Sumatera Utara selama 10 tahun terakhir (2004-2013).
4,00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Berdasarkan gambar tersebut, laju pertumbuhan ekonomi mengalami pergerakan yang berfluktuasi, namun pengangguran dan kemiskinan yang ditunjukkan dengan tingkat pengangguran terbuka dan persentase penduduk miskin memiliki pergerakan yang hampir sama dimana angka tertinggi terjadi pada tahun 2006 dan kemudian mengalami penurunan selama periode 2006-2013. Gambar 1 di atas juga menunjukkan bahwa di Sumatera Utara, pertumbuhan ekonomi tidak selalu diikuti dengan penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan dari tahun ke tahun selama periode 2004-2013.
Menurut Arsyad (1999) tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya sedikit manfaatnya dalam memecahkan masalah kemiskinan, masih banyak penduduk yang memiliki pendapatan di bawah standar kebutuhan hidupnya. Pertumbuhan ekonomi gagal untuk mengurangi bahkan menghilangkan besarnya kemiskinan absolut. Jadi pertumbuhan PDB yang cepat tidak secara otomatis meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Dengan kata lain bahwa apa yang disebut trickle down effects atau efek cucuran ke bawah dari manfaat pertumbuhan ekonomi bagi penduduk miskin tidak terjadi seperti apa yang diharapkan bahkan berjalan cenderung sangat lambat.
dibutuhkan sumber daya manusia, tetapi juga sumber daya ekonomi berupa keuangan yang dituangkan dalam suatu anggaran pemerintah daerah.
Anggaran pemerintah daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah. Anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas, efisiensi, dan efektivitas pemerintah daerah. Anggaran daerah seharusnya dipergunakan sebagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan, pengeluaran, dan pembiayaan, alat bantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, alat otoritas pengeluaran di masa yang akan datang, ukuran standar untuk evaluasi kinerja serta alat koordinasi bagi semua aktivitas di berbagai unit kerja. Anggaran sebagai instrumen kebijakan dan menduduki posisi sentral harus memuat kinerja, baik untuk penilaian secara internal maupun keterkaitan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya mengurangi pengangguran dan menurunkan tingkat kemiskinan. Kinerja yang terkait dengan anggaran merupakan kinerja keuangan berupa perbandingan antara komponen-komponen yang terdapat pada anggaran.
Penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat analisis kinerja keuangan secara luas telah diterapkan pada lembaga perusahaan yang bersifat komersial, sedangkan pada lembaga publik khususnya pemerintah daerah masih sangat terbatas sehingga secara teoritis belum ada kesepakatan yang bulat mengenai nama dan kaidah pengukurannya. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, maka analisis rasio keuangan terhadap pendapatan belanja daerah perlu dilaksanakan (Mardiasmo, 2002).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka ada beberapa rumusan masalah yang dapat di ambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan, yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh kinerja keuangan daerah dan pertumbuhan ekonomi secara langsung terhadap pengangguran ?
2. Apakah terdapat pengaruh kinerja keuangan daerah dan pertumbuhan ekonomi secara langsung terhadap kemiskinan ?
3. Apakah terdapat pengaruh kinerja keuangan daerah terhadap pengangguran melalui pertumbuhan ekonomi ?
4. Apakah terdapat pengaruh kinerja keuangan daerah terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan daerah dan pertumbuhan ekonomi secara langsung terhadap pengangguran.
2. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan daerah dan pertumbuhan ekonomi secara langsung terhadap kemiskinan.
3. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan daerah terhadap pengangguran melalui pertumbuhan ekonomi.
4. Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan daerah terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yaitu:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang analisis kinerja keuangan daerah terhadap pengangguran dan kemiskinan dengan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel intervening.
2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi bahan masukan serta pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan daerah, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan ide dari penelitian Hamzah (2008) yang meneliti analisa kinerja keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan kemiskinan. Perbedaan penelian ini dengan penelitian terdahulu ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 1.2
Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang
No. Uraian Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang
[1] [2] [3] [4]
1. Variabel Independen Rasio kemandirian, rasio efektivitas, dan rasio efisiensi
Kinerja keuangan daerah dengan indikator rasio kemandirian, rasio
efektivitas, rasio efisiensi, rasio ruang fiskal, rasio keserasian dan indeks kapasitas fiskal
2. Lokasi Penelitian Provinsi Jawa Timur Provinsi Sumatera Utara 3. Waktu Penelitian 2001-2006 2011-2013
4. Metode Analisis Regresi Berganda Structural Equation Modeling (SEM)