• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Ca, Mg, Fe, Dan P Di Dalam Produk Olahan Ikan Pora-Pora (Mystacoleuseus Padangensis) Dari Danau Toba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Ca, Mg, Fe, Dan P Di Dalam Produk Olahan Ikan Pora-Pora (Mystacoleuseus Padangensis) Dari Danau Toba"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas

perairannya mencapai 6,1 juta km2 atau sekitar 77% dari luas totalnya. Dengan kata

lain perairan Indonesia tiga kali lipat dari luas daratannya. Salah satu wilayah perairan

ini adalah perairan sungai dan danau. Danau toba adalah salah satu danau terbesar di

Indonesia yang terletak di provinsi Sumatera Utara. Potensi alam danau ini sangat

besar untuk pariwisata, namun potensi ini kurang berkembang sehingga banyak upaya

untuk meningkatkan potensi ini dengan berbagai cara termasuk bidang perikanannya.

Bahkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan menjadikan Ikan Pora-Pora, ikan

khas di Danau Toba, Parapat sebagai salah salah produk unggulan di provinsi itu

Danau Toba adalah daerah pariwisata sehingga perlu ada cenderamata seperti

produk olahan ikan pora-pora yang sudah diproduksi tetapi untuk pemeriksaan

kandungan mineralnya belum dicantumkan pada kemasannya

Ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat diperlukan manusia.

Bagi tubuh manusia, daging ikan mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting

diantaranya:

- Menjadi sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam menunjang aktivitas

kehidupan.

- Membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.

- Mempertinggi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dan memperlancar

proses fisiologis dalam tubuh.

2

(2)

Keuntungan mengkonsumsi ikan diantaranya:

- Kandungan protein ikan yang cukup tinggi dan tersusun oleh sejumlah asam

amino yang berpola mendekati kebutuhan manusia. Nilai biologis ikan juga tinggi

yaitu sebesar 90%.

- Mempunyai asam lemak tak jenuh yang mempunyai kadar kolesterol rendah dan

keberadaannya dibutuhkan manusia terutama asam lemak omega-3.

- Mengandung sejumlah mineral yang dibutuhkan tubuh manusia seperti Ca, Mg,

P, Fe, K, Cu, I, Cl, dll.

- Ikan mempunyai struktur daging yang kompak dan relatif lunak sehingga mudah

dicerna dan cepat cara penyajiannya (Saripanto,C., 2006).

Sampai saat ini konsumsi ikan di Indonesia masih sangat rendah yakni 30 kg

per kapita per tahun atau hanya seperlima dari penduduk Jepang. Untuk meningkatkan

konsumsi makan ikan hingga menjadi kebiasaan perlu adanya upaya serius dalam

rangka memperkenalkan produk-produk perikanan. Salah satunya adalah produk yang

dapat langsung dikonsumsi namun tetap memperhatikan aspek gizinya.

Penelitian mengenai ikan pora-pora ini telah dilakukan sebelumnya pada

tahun 2009 oleh Batubara U.N yang menganalisa ikan pora basah dan ikan

pora-pora kering dengan parameter kadar protein dengan metode kjeldahl, lemak dengan

metode soxhlet dan kalsium dengan metode permanganometri diperoleh hasil sebagai

berikut:

a. Untuk ikan pora-pora basah protein 8,03% ; kalsium 0,505% ; lemak 3,7%

b. Untuk ikan pora-pora kering protein 40,90% ; kalsium 2,5% ; lemak 22,46%

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kadar

mineral Ca, Mg, Fe, dan P dari produk olahan ikan pora-pora.

1.2. Permasalahan

3

(3)

Berapakah kadar mineral Ca, Mg, Fe, dan P di dalam produk olahan ikan pora-pora

dan apakah kadar mineral tersebut memenuhi standar.

1.3. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada penentuan kadar mineral Ca, Mg, Fe, dan P.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar mineral Fe, Ca, Mg, dan P yang

terdapat dalam produk olahan ikan pora-pora.

2. Untuk membandingkan kadar mineral yang diperoleh dari produk olahan ikan

pora-pora dengan jenis ikan lainnya berdasarkan DKBM (Daftar Komposisi

Bahan Makanan).

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai

kadar mineral Fe. Ca, Mg, dan P pada produk olahan ikan pora-pora sehingga dapat

dijadikan sebagai panganan tambahan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan mineral.

1.6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam universitas Sumatera Utara.

1.7. Metodologi Penelitian

4

(4)

1. Sampel diperoleh langsung dari distributor di jalan Sisingamangaraja,

Medan.

2. Sejumlah sampel didestruksi kering dan untuk analisa Fe, Ca, dan Mg

dilarutkan dengan HCl(p) sedangkan untuk analisa P dilarutkan dengan

campuran H2SO4(p) dan HNO3(p).

3. Penentuan kadar Fe dilakukan dengan metode spektrofotometri dengan

menggunakan pereaksi 1,10 fenantrolin dengan panjang gelombang (λ) =

510 nm.

4. Penentuan kadar P dilakukan dengan metode spektrofotometri dengan

menggunakan pereaksi Stano klorida dengan panjang gelombang (λ) =

690 nm.

5. Penentuan kadar Ca dan Mg dilakukan dengan metode titrimetri secara

kompleksiometri.

Referensi

Dokumen terkait

SUSILO

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk menjamin keberlangsungan tugas penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan

PT Hutama Listrik & telpon Pembelian Toko Merdeka PT Duta Angkasa Biaya Gaji.

Revitalisasi dan Percepatan pengembangan Kota-Kota pusat Pertumbuhan Nasional. C / L : Pengembangan/peningkatan fungsi C /2 : Pengembangan

yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah Bagaimana peranan balai pemasyarakatan dalam penelitian kemasyarakatan terhyadap anak dalam proses peradilan pidana,

Dari data hasil perhitungan selisih volume tampungan air waduk, dan jika dibandingkan dengan lamanya waktu antar pengukuran batimetri dilakukan, maka bisa

yaitu jenis pekerjaan yang berkaitan dengan penyembanqan. teori dan pratek

Berbeda dengan teori klasik yang menganggap permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja selalu seimbang (equilibrium) karena harga-harga fleksibel, maka menurut Keynes pasar