1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1 Pengukuran Antopometri dan umur.
Pada pengukuran antopometri terdiri dari pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) serta umur dari masing-masing responden. Pemeriksaan ini dilakukan pada 50 responden yang terdiri dari 25 mahasiswa sumba dan 25 mahasiswa toraja. Hasil dari pengukuran ini menunjukan bahwa rata-rata tinggi mahasiswa Toraja yaitu 163,16 cm sedangkan pada mahasiswa Sumba yaitu 159,44 cm. Untuk usia dari masing-masing responden dibagi juga menjadi 2 kelompok berdasarkan latarbelakang etnik. Pada mahasiswa Toraja rata-rata umur responden yaitu 20,4 tahun sedangkan pada mahasiswa Sumba rata-rata umur reponden yaitu 19,5 tahun.
Tabel 4.1 Pengukuran Antopometri dan Umur mahasiswa
Toraja dan mahasiswa Sumba
No
ANTOPOMETRI
Toraja Sumba
Nama TB (cm)
BB
(Kg) Umur Nama
TB (cm)
BB
Keterangan : TB= Tinggi badan, BB= Berat badan.
4.1.2 Pengukuran tekanan darah mahasiswa Toraja dan
mahasiswa Sumba
Pengukuran tekanan darah mahasiswa Toraja dan Sumba merupakan data selanjutnya yang diambil oleh peneliti. Tekanan
darah mahasiswa Toraja dan Sumba diambil selama 4 kali dan 3 kali dalam 1 hari yaitu pada pukul 09:00 WIB, 13:00 WIB, dan 20:00 WIB. Data tekanan darah diambil menggunakan tensimeter digital. Rata-rata tekanan darah sistolik mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu pagi (111,71):(104,9) mmHg , Siang (114,65):(110,42) mmHg, malam (118,74):(109,14) mmHg, sedangkan untuk tekanan darah diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu pagi (71,76):(69,51) mmHg, siang (74,12):(70,8) mmHg dan malam (76,17):(72,59) mmHg. untuk rata-rata keseluruhan tekanan darah sistolik dan diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu sistolik 115:108 mmHg dan diastolik 74:71 mmHg.
Pemeriksaan tekanan darah pada mahasiswa toraja dilakukan di kontrakan dan juga kos dari mahasiswa Toraja pada bulan juli dan oktober 2016 sedangkan pada mahasiswa Sumba dilakukan di kos dan di asrama pada Bulan Juli dan Oktober 2016.
Tabel 4.2 Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik
Suku Waktu Sistolik Nilai
Pada Tabel 4.2 menunjukan rata-rata Tekanan darah sistolik dan diastolik dari mahasiswa Toraja dan Sumba. Rata-rata Tekanan darah sistolik mahasiswa Toraja adalah 115 dan diastolik 74 sedangkan untuk mahasiswa Sumba sistolik 108 dan diastolik 70.Nilai maximum dan minimum dari tekanan darah sistolik mahasiswa Toraja dan Sumba adalah 164:139 dan minimum 90:93 sedangkan untuk nilai maximum tekanan darah diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba adalah 102:88 dan minimum 60:60.
Grafik 4.1 Perbandingan tekanan darah sistolik mahasiswa
Keterangan : P= Pagi, S= Siang, M= Malam. Nilai Max : 164:139 dan min : 90:93
Gafik 4.2 Perbandingan Tekanan darah diastolik mahasiswa
Keteranagan : P= Pagi, S= Siang, M= Malam. Nilai max : 102:88 nilai min : 60:60
Pada grafik 4.1 dan 4.2 menunjukan perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba. Tekanan
darah sistolik dan diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba mempunyai nilai tertinggi dan terendah Ini diambil berdasarkan pengukuran yang dilakukan peneliti terhadap masing-masing responden. Untuk nilai tertinggi tekanan darah sistolik mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu 164:139 mmHg dan nilai terendah dari tekanan darah sistolik mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu 90:90. Pada tekanan darah diastolik untuk nilai tertinggi mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu 102:88 sedangkan nilai terendah tekanan darah diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu 60:60.
Perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik dapat terlihat pada grafik 4.1 dan 4.2, jika dirata-ratakan maka perbandinagan tekanan darah sistolik dan diastolik mahasiswa Toraja dan Sumba yaitu 115/74 : 108/71 mmHg.
Tabel 4.3. Hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik dan
diastolik pagi hari mahasiswa Toraja dan Sumba (N=50)
Tabel 4.3 menunjukan hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik dan diastolik mahasiswa Toraja (n=25) dan Sumba (n=25). Hasil uji beda nyata, secara signifikan Tekanan darah dan Suku pada pagi hari tidak ada perbedaan nyata atau sama antara mahasiswa Toraja dan Sumba atau nilai p> 0.05.
Tabel 4.4 Hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik dan
diastolik siang hari mahasiswa Toraja dan Sumba (N=50)
Jenis Suku
bangsa
N Mean Std Deviation Sig
Tekanan darah dan
suku
TD sistolik Toraja 25
92.12 22.379 0.835
Sumba 25 TD diastolik Toraja 25 Sumba 25
Tabel 4.5. Hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik dan
diastolik malam hari mahasiswa Toraja dan Sumba (N=50)
Jenis Suku
bangsa
N Mean Std Deviation Sig
Tekanan darah dan
suku
TD sistolik Toraja 25
93.83 22.212 0.126
Sumba 25 TD diastolik Toraja 25 Sumba 25
Tabel 4.6 Hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik dan
diastolik pagi, siang dan malam pada mahasiswa Toraja dan
Sumba (N=50)
Jenis Suku
bangsa
N Mean Std
Deviation
Sig Tekanan darah, suku
dan waktu
TD sistolik Toraja 25 91.68 21.906 0.606
Sumba 25 TD diastolik Toraja 25 Sumba 25
Tabel 4.6 menunjukan hasil uji beda nyata Tekanan darah sistolik dan diastolik mahasiswa Toraja (n=25) dan Sumba (n=25). Hasil uji beda nyata, secara signifikan Tekanan darah dan Suku pada pagi, siang dan malam hari tidak ada perbedaan nyata atau sama antara mahasiswa Toraja dan Sumba atau nilai p> 0.05.
4.1.3 Perhitungan jenis dan lamanya aktifitas fisik pada
mahasiswa Toraja dan sumba
Tabel 4.7 Jenis dan lama aktivitas fisik pada mahasiswa Toraja
pakai dan total dari jumlah semua aktifitas yang dilakukan oleh mahasiswa Toraja adalah 4,3 jam untuk setiap aktifitas.
Tabel 4.8 Jenis dan lamanya aktifitas fisik mahasiswa Sumba
Pada tabel 4.8 menjelaskan dan mengelompokan jenis dan lamanya aktifitas fisik yang dilakukan oleh mahasiswa Sumba. Pada hasil perhitungan di jelaskan bahwa durasi 1 jam ditemukan waktu 93 jam yang digunakan oleh 25 mahasiswa Sumba, pada durasi waktu 2 jam ditemukan 166 jam waktu yang digunakan semua mahasiswa Sumba untuk melakukan aktifitas mereka, pada durasi waktu 3 jam ditemukan 54 jam waktu yang diperoleh untuk melakukan aktifitas, untuk durasi waktu 5 jam diperoleh waktu 5 jam untuk melakukan aktifitas, untuk durasi waktu 12 jam diperoleh waktu 6 jam untuk melakukan aktifitas, untuk durasi waktu 7 jam diperoleh waktu 7 jam untuk melakukan aktifitas. Sedangkan untuk durasi waktu 4,8,9 dan 10 jam tidak ada jam untuk melakukan aktifitas, dan untuk waktu ½ jam (30 menit) ditemukan 55 jam untuk mahasiswa Sumba melakukan aktifitas. Waktu terbanyak dari jenis aktifitas mahasiswa Sumba adalah kegiatan luar yaitu dengan 16 jam dan yang terendah pada jenis aktifitas cuci piring, mandi siang, belajar, pergi ke pasar, baca buku, doa pagi, pekerjaan rumah, berlari kecil, jalan cepat dan jogging dengan waktu ½ jam (30 menit). Setelah itu di lanjutkan dengan total jam yang di pakai untuk
melakukan barbagai aktivitas dari mahasiswa Sumba adalah 392
jam kemudian di cari rata-rata dari total jam yang di pakai dan total dari jumlah semua aktifitas yang dilakukan oleh mahasiswa Toraja adalah 4,5 jam untuk setiap aktifitas.
Tabel 4.9 Food Frequency (FFQ) mahasiswa Toraja dan Sumba.
Keterangan : T= Responden Mahasiswa Toraja, S= Responden Mahasiswa Sumba.
>1x/hari 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu 1x/bulan 1x/tahun
4.1.4 Perhitungan perilaku makan dari mahasiswa Toraja dan
mahasiswa sumba
Pengambilan data tentang perilaku makan dari mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba adalah dengan menggunakan metode Food Frequency (FFQ). FFQ menjelaskan tentang kebiasaan makan dari
setiap responden. Mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba mempunyai kebiasaan makanan yang berbeda. Ada beberapa jenis makanan yang ada pada FFQ diantaranya ada makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah dan mkanan lain.
Dari tabel 4.9 makan pokok juga ada beberapa pilihan diantaranya nasi, bubur, ubi, dan kentang ini diambil berdasarkan kebiasaan makan mkanan pokok mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba selama 1 bulan. frekuensi tertinggi Kebiasaan makan makanan pokok mahasiswa Toraja dan Sumba ada di 1x/bulan dengan frekuensi 32:36 atau jika dirata-ratakan adalah 16:18 yang mengaku mengkonsumsi makanan pokok sedangkan untuk frekuensi terendah mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba ada di 1-3x/minggu dengan frekuensi 3:4.
dirata-ratakan menjadi 12:12 namun pada mahasiswa Toraja mengkonsumsi lauk hewani 4-6x/minggu sedangkan mahasiswa Sumba 1x/bulan dan untuk frekuensi terendah mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba dengan frekuensi 1:1.
Lauk nabati terdapat beberapa pilihan diantaranya tahu, tempe dan kacang. Frekuensi tertinggi kebiasaan makan makanan lauk nabati mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba adalah 30:28 atau jika dirata-ratakan adalah 15: yang mengaku mengkonsumsi lauk nabati >1x/hari sedangkan frekuensi terendah mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba adalah 10:2 yang mengkonsumsi lauk nabati .
Pada sayuran terdapat beberapa pilihan diantaranya kangkung, sawi, sup, bayam, terong dan daun pepaya. Frekuensi tertinggi kebiasaan makan makanan sayuran mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba adalah 71:107 jika dirata-ratakan adalah 18:21 yang mengaku mengkonsumsi sayuran, sedangkan frekuensi terendah kebiasaan makan sayuran mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba adalah 5:43 atau jika dirata-ratakan 5:22.
kebiasaan makan buah mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba adalah 6:3.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Perbandingan tekanan darah mahasiswa Toraja dan
sumba dengan pola makan dan aktivitas.
Dari hasil uji beda nyata yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS dilihat pada tabel 4.3, 4.4, dan 4.5 maka standart deviasi tekanan darah mahasiswa Toraja dan sumba pada pagi hari adalah 89.09, sedangkan pada siang hari adalah 92,12, sedangkan pada malam hari adalah 93,83 dan pada tabel 4.6 untuk satndart deviasi tekanan darah pagi siang dan malam adalah 21,906. Signifikansi dari hasil uji beda nyata yang dilakukan pada tekanan darah sistolik dan diastolik pada pagi hari, siang hari, malam hari dan tekanan darah pagi siang malam adalah p>0,05 atau tidak ada perbedaan yang nyata dari tekanan darah mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba. Jika dilihat dari nilai rata-rata secara keseluruhan tekanan darah sitolik dan diastolik masing-masing mahasiswa pada pagi, siang, dan malam tekanan darah mahasiswa Toraja dan sumba tidak jauh berbeda yaitu dengan nilai tekanan darah sistolik 115 dan diastolik 74 sedangkan mahasiswa sumba tekanan darah sistolik 108 dan tekanan darah diastolik 70.
penelitian ini jika dilihat dari tabel 4.9 tingkat kecenderungan makan dari mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba tidak terlalu jauh berbeda namun kecenderungan konsumsi makan dari mahasiswa Toraja sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa Sumba maka tekanan darah mahasiswa Toraja lebih tinggi dari mahasiswa Sumba. Sedangkan untuk aktivitas fisik sendiri bisa di bandingkan pada tabel 4.7 dan 4.8 pada mahasiswa Toraja tingkat aktivitas sebanyak 4,3 lebih rendah di banding dengan mahasiswa sumba 4,5 menurut hasil perhitungan rata-rata total jam yang di gunakan. Maka dari hasil penelitian aktivitas fisik ini bisa dapat disimpulkan bahwa seseorang yang jarang atau kurang melakukan aktivitas tekanan darahnya lebih tinggi dari pada orang yang banyak melakukan aktivitas.
&Alison, 2002). Olahraga yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu dengan cara melakukan olahraga yang sifatnya aerobik seperti jalan kaki, jogging, bersepeda dan renang. Frekuensi yang dianjurkan adalah 5-7 kali setiap minggu dengan lama berolahraga lebih dari 30 menit (Beevers. D, G, 2002). Menkonsumsi buah dan sayur juga mengurangi resiko tekanan darah tinggi (Frylyan, 2010). maka tekanan darah mahasiswa Toraja dan mahasiswa Sumba dapat terkontrol atau tidak jauh berbeda karena olahraga seperti jalan santai/jalan kaki, berenang dan jogging sudah dilakukan oleh mahasiswa Toraja dan Sumba.