• Tidak ada hasil yang ditemukan

NATALYA INDAH PRAMESWARI 21020113130155 LAMPIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "NATALYA INDAH PRAMESWARI 21020113130155 LAMPIRAN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR PERIODE 138

Dengan ini menyatakan bahwa telah dilaksanakan Sidang Kelayakan Landasan Program

Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) pada :

Hari

: Jumat

Tanggal

: 21 April 2017

Waktu

: 09.00-09.50

Tempat

: Laboratorium Perancangan Kota, Departemen Arsitektur

Fakultas Teknik,

Universitas Diponegoro, Semarang

Dilakukan oleh:

Nama

: Natalya Indah Prameswari

NIM

: 21020113130155

Judul Tugas Akhir

: Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang

Dengan susunan tim penguji sebagai berikut:

Pembimbing I

: Prof. Dr. Ir. Bambang Setioko, M.Eng.

Pembimbing II

: Mirza Ramandhika, S.T., M.T.

Penguji

: Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, M.M., M.A.

Pelaksanaan Sidang

1.

Sidang Kelayakan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

(LP3A) dengan judul Rumah Sakit Gigi dan Mulut di Semarang dimulai pukul 09.00

yang dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. Bambang Setioko, M.Eng. dan Dr. Ir. Suzanna Ratih

Sari, M.M., M.A.

2.

Presentasi dilakukan oleh penyusun dalam waktu ±50 menit dengan pokok-pokok

materi antara lain sebagai berikut:

a.

Pengertian Judul

b.

Latar Belakang Pemilihan Judul dan Daerah

c.

Penekanan Desain dengan Healing Environment

d.

Analisa Studi Banding

e.

Analisa Program Ruang

f.

Analisa Pemilihan Tapak dan Optimasi Lahan

g.

Sistem Utilitas

3.

Sesi tanya jawab dimulai setelah presentasi dilakukan, dengan pokok revisi sebagai

berikut:

(2)

4

b.

Penyesuaian jumlah

bed

atau tempat tidur pada Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Gigi dan Mulut di Semarang dengan standar yang diberlakukan

Permenkes dan analisa studi banding untuk menciptakan efisiensi terhadap

cost dan operasional RSGM swasta.

c.

Memfokuskan pelayanan pada klinik integrasi hanya sebagai tempat praktik

mahasiswa Ko-As sehingga tidak dibutuhkan ruang khusus dosen supaya

fungsi RSGM tidak bercampur dengan fungsi pada RSGM Pendidikan.

d.

Memfokuskan pelayanan gawat darurat hanya pada kasus penyakit gigi dan

mulut pada Instalasi Gawat Darurat (IGD Dental) yang ditangani oleh dokter

gigi dengan pelatihan Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD)

dengan kebutuhan ruang sesuai dengan Permenkes yang berlaku.

e.

Mengurangi fasilitas penunjang medis di luar kesehatan gigi dan mulut seperti

laboratorium darah dan radiologi umum.

Berdasarkan masukan dari Tim Penguji pada sidang kelayakan Landasan Program

Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) yang telah dilaksanakan (seperti

terlampir pada berita acara), dilakukan revisi dalam rangka penyempurnaan LP3A sebagai

syarat melanjutkan ke tahap Eksplorasi Desain.

(3)

5

LAMPIRAN

(4)

6

LAMPIRAN 1. Desain Komponen Bangunan Rumah Sakit

Sumber: Permenkes No. 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana

Rumah Sakit

1)

Atap

Atap harus kuat, tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi tempat perindukan serangga,

tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

2)

Langit-Langit

a.

Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan, tidak mengandung

unsur yang dapat membahayakan pasien, tidak berjamur.

b.

Rangka langit-langit harus kuat.

c.

Tinggi langit-langit di ruangan minimal 2,80 m, dan tinggi di selasar (koridor) minimal

2,40m.

d.

Tinggi langit-langit di ruangan operasi minimal 3,00 m.

e.

Pada ruang operasi dan ruang perawatan intensif, bahan langit-langit harus memiliki

tingkat ketahanan api (TKA) minimal 2 jam.

f.

Pada tempat-tempat yang membutuhkan tingkat kebersihan ruangan tertentu, maka

lampu-lampu penerangan ruangan dipasang dibenamkan pada plafon.

3)

Dinding Dan Partisi

a.

Dinding harus keras, rata, tidak berpori, kedap air, tahan api, tahan karat, harus mudah

dibersihkan, tahan cuaca dan tidak berjamur.

b.

Warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata.

c.

Khusus pada ruangan-ruangan yang berkaitan dengan aktivitas pelayanan anak, pelapis

dinding dapat berupa gambar untuk merangsang aktivitas anak.

d.

Pada daerah yang dilalui pasien, dindingnya harus dilengkapi pegangan tangan yang

menerus dengan ketinggian berkisar 80 - 100 cm dari permukaan lantai. Pegangan harus

mampu menahan beban orang dengan berat minimal 75 kg yang berpegangan dengan

satu tangan pada pegangan tangan yang ada.

e.

Bahan pegangan tangan harus terbuat dari bahan yang tahan api, mudah dibersihkan

dan memiliki lapisan permukaan yang bersifat non-porosif.

f.

Khusus ruangan yang menggunakan peralatan x-ray, maka dinding harus memenuhi

persyaratan teknis proteksi radiasi sinar pengion.

g.

Khusus untuk daerah yang sering berkaitan dengan bahan kimia, daerah yang mudah

terpicu api, maka dinding harus dari bahan yang mempunyai Tingkat Ketahanan Api

(TKA) minimal 2 jam, tahan bahan kimia dan benturan.

h.

Pada ruang yang terdapat peralatan menggunakan gelombang elektromagnetik (EM),

seperti Short Wave Diathermy

atau

Micro Wave Diathermy, tidak boleh menggunakan

pelapis dinding yang mengandung unsur metal atau baja.

i.

Ruang yang mempunyai tingkat kebisingan tinggi (misalkan ruang mesin genset, ruang

pompa, ruang

boiler, ruang kompressor, ruang

chiller, ruang AHU, dan lain-lain) maka

bahan dinding menggunakan bahan yang kedap suara atau menggunakan bahan yang

dapat menyerap bunyi.

j.

Pada area dengan resiko tinggi yang membutuhkan tingkat kebersihan ruangan tertentu,

maka pertemuan antara dinding dengan dinding harus dibuat melengkung/conus untuk

memudahkan pembersihan.

k.

Khusus pada ruang operasi dan ruang perawatan intensif, bahan dinding/partisi harus

memiliki Tingkat Ketahanan Api (TKA) minimal 2 jam.

4)

Lantai

(5)

7

b.

tidak terbuat dari bahan yang memiliki lapisan permukaan dengan porositas yang tinggi

yang dapat menyimpan debu.

c.

mudah dibersihkan dan tahan terhadap gesekan.

d.

penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.

e.

Ram harus mempunyai kemiringan kurang dari 70, bahan penutup lantai harus dari

lapisan permukaan yang tidak licin (walaupun dalam kondisi basah).

f.

khusus untuk ruang yang sering berinteraksi dengan bahan kimia dan mudah terbakar,

maka bahan penutup lantai harus dari bahan yang mempunyai Tingkat Ketahanan Api

(TKA) minimal 2 jam, tahan bahan kimia.

g.

khusus untuk area perawatan pasien (area tenang) bahan lantai menggunakan bahan

yang tidak menimbulkan bunyi.

h.

Pada area dengan resiko tinggi yang membutuhkan tingkat kebersihan ruangan tertentu,

maka pertemuan antara lantai dengan dinding harus melengkung untuk memudahkan

pembersihan lantai (hospital plint)

i.

Pada ruang yang terdapat peralatan medik, lantai harus dapat menghilangkan muatan

listrik statik dari peralatan sehingga tidak membahayakan petugas dari sengatan listrik.

5)

Pintu Dan Jendela

a.

Pintu utama dan pintu-pintu yang dilalui brankar/tempat tidur pasien memiliki lebar

bukaan minimal 120 cm, dan pintu-pintu yang tidak menjadi akses tempat tidur pasien

memiliki lebar bukaan minimal 90 cm.

b.

Di daerah sekitar pintu masuk tidak boleh ada perbedaan ketinggian lantai tidak boleh

menggunakan ram.

c.

Pintu Darurat

Setiap bangunan rumah sakit yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus dilengkapi

dengan pintu darurat.

Lebar pintu darurat minimal 100 cm membuka kearah ruang tangga penyelamatan

(darurat) kecuali pada lantai dasar membuka ke arah luar (halaman).

Jarak antar pintu darurat dalam satu blok bangunan gedung maksimal 25 m dari

segala arah.

d.

Pintu untuk kamar mandi di ruangan perawatan pasien dan pintu toilet untuk aksesibel,

harus terbuka ke luar, dan lebar daun pintu minimal 85 cm.

e.

Pintu-pintu yang menjadi akses tempat tidur pasien harus dilapisi bahan anti benturan.

f.

Ruangan perawatan pasien harus memiliki bukaan jendela yang dapat terbuka secara

maksimal untuk kepentingan pertukaran udara.

g.

Pada bangunan rumah sakit bertingkat, lebar bukaan jendela harus aman dari

kemungkinan pasien dapat melarikan/ meloloskan diri.

h.

Jendela juga berfungsi sebagai media pencahayaan alami di siang hari.

Pintu Kamar Mandi Pada Ruang Rawat Pasien Harus Terbuka Keluar

(6)

8

6)

Koridor

Ukuran koridor sebagai akses horizontal antar ruang dipertimbangkan berdasarkan fungsi

koridor, fungsi ruang, dan jumlah pengguna. Ukuran koridor yang aksesibilitas tempat tidur

pasien minimal 2,40 m.

7)

Tangga

a.

Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam Tinggi

masing-masing pijakan/tanjakan adalah 15

17 cm.

b.

Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60

0

.

c.

Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam keadaan darurat, untuk

mengevakuasi pasien dalam kasus terjadinya kebakaran atau situasi darurat lainnya.

d.

Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga.

e.

Harus dilengkapi dengan pegangan rambat.

Persyaratan Tangga untuk Rumah Sakit dan Gambar 1. Persyaratan Pegangan Tangga untuk Rumah Sakit

(Sumber: Pedoman Teknis Bangunan RS Kelas C, 2012)

f.

Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65-80 cm dari lantai, bebas

dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau

dibelokkan dengan baik ke arah lantai, dinding atau tiang.

g.

Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (puncak dan

bagian bawah) dengan 30 cm.

h.

Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga tidak ada air

hujan yang menggenang pada lantainya.

8)

Ramp

a.

Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi

orang yang tidak dapat menggunakan tangga.

b.

Kemiringan suatu ram di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7

0

, perhitungan

kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ram (curb ramps/landing).

c.

Panjang mendatar dari satu ram (dengan kemiringan 7

0

) tidak boleh lebih dari 900 cm.

Panjang ram dengan kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang.

d.

Lebar minimum dari ram adalah 2,40 m dengan tepi pengaman.

e.

Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ram harus bebas dan datar

sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar kursi roda dan

brankar/tempat tidur pasien, dengan ukuran minimum 160 cm.

(7)

9

Persyaratan Ram pada Rumah Sakit

(Sumber: Pedoman Teknis Bangunan RS Kelas C, 2012)

g.

Lebar tepi pengaman ram (low curb) maksimal 10 cm sehingga dapat mengamankan

roda dari kursi roda atau brankar/ tempat tidur pasien agar tidak terperosok atau keluar

ram.

h.

Apabila letak ram berbatasan langsung dengan lalu lintas jalan umum atau

persimpangan, ram harus dibuat tidak mengganggu jalan umum.

i.

pencahayaan harus cukup sehingga membantu penggunaan ram saat malam hari.

Pencahayaan disediakan pada bagian ram yang memiliki ketinggian terhadap muka

tanah sekitarnya dan bagian-bagian yang membahayakan.

j.

dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang dijamin kekuatannya dengan

ketinggian yang sesuai.

9)

Lift

Lift merupakan fasilitas lalu lintas vertikal baik bagi petugas RS maupun untuk pasien. Oleh

karena itu harus direncanakan dapat menampung tempat tidur pasien. Persyaratan lift

adalah sebagai berikut :

a.

Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya tidak kurang dari

1,20 m untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur dan stretcher bersama-sama

dengan pengantarnya.

b.

Lift penumpang dan lift service dipisah bila dimungkinkan.

c.

Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi lift sebagai sarana hubungan vertikal dalam bangunan

gedung harus mampu melakukan pelayanan yang optimal untuk sirkulasi vertikal pada

bangunan, sesuai dengan fungsi dan jumlah pengguna bangunan RS.

d.

Setiap bangunan RS yang menggunakan lift harus tersedia lift kebakaran yang dimulai

dari lantai dasar bangunan (ground floor).

(8)

10

10)

Toilet

Toilet umum

a.

Toilet atau kamar mandi umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk

dan keluar oleh pengguna.

b.

Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai ketinggian pengguna (36 - 38 cm).

c.

Permukaan lantai harus tidak licin dan tidak boleh menyebabkan genangan.

d.

Pintu harus mudah dibuka dan ditutup.

e.

Kunci-kunci toilet atau grendel dapat dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat.

Toilet untuk aksesibilitas

a.

Toilet atau kamar mandi umum yang aksesibel harus dilengkapi dengan tampilan

rambu/simbol "disabel" pada bagian luarnya.

b.

Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk

dan keluar pengguna kursi roda.

c.

Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna kursi roda

sekitar (45 - 50 cm)

d.

Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail)

yang memiliki posisi dan ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan

penyandang cacat yang lain. Pegangan disarankan memiliki bentuk siku-siku

mengarah ke atas untuk membantu pergerakan pengguna kursi roda.

e.

Letak kertas tissu, air, kran air atau pancuran (shower) dan

perlengkapan-perlengkapan seperti tempat sabun dan pengering tangan harus dipasang

sedemikian hingga mudah digunakan oleh orang yang memiliki keterbatasan

keterbatasan fisik dan bisa dijangkau pengguna kursi roda.

f.

Permukaan lantai harus tidak licin dan tidak boleh menyebabkan genangan.

g.

Pintu harus mudah dibuka dan ditutup untuk memudahkan pengguna kursi roda.

h.

Kunci-kunci toilet atau grendel dapat dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat.

i.

Pada tempat-tempat yang mudah dicapai, seperti pada daerah pintu masuk,

dianjurkan untuk menyediakan tombol bunyi darurat (emergency sound button) bila

sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

Ruang gerak dalam Toilet untuk Aksesibel

(9)

11

LAMPIRAN 2.1. Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Rawat Jalan

Spesialisasi RSGM terdapat pada pelayanan kesehatan Gigi Umum dan Gigi Spesialis dengan

persyaratan ruangan pada klinik gigi menurut lampiran Permenkes No. 24 Tahun 2016 antara lain:

Luas ruangan klinik gigi 20-30 m

2

dengan memperhatikan ruang gerak petugas, pasien dan

peralatan.

Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan.

Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas yang tinggi.

Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak atau tidak boleh menggunakan

kabel/kotak kontak tambahan.

Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik. Untuk

ventilasi mekanik minimal total pertukaran udara 6 kali per jam, untuk ventilasi alami harus

lebih dari nilai tersebut.

Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami. Untuk pencahayaan buatan dengan

intensitas cahaya 200 lux.

Kompresor peralatan dental chair diletakkan di tempat yang aman dan getaran diminimalisir

Struktur pada ruangan klinik gigi harus mampu menahan beban yang diakibatkan oleh berat

dari kursi gigi atau dental chair yang per unitnya mencapai 300kg.

Tabel Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Rawat Jalan

No. Nama Ruangan Fungsi

Kebutuhan

Ruang/Luas Kebutuhan Fasilitas

1 Ruang Tunggu Utama.

Ruang tunggu pasien (dan pengantar pasien) saat melakukan pendaftaran

1~1,5 m2/ orang (min. 12 m2)

Kursi, Meja, Televisi & Alat Pengkondisi Udara

(AC / Air Condition)

2

Ruang Pengendali ASKES

Tempat kegiatan administratif ASKES Rumah Sakit

dilaksanakan.

3~5 m2/ petugas

(min. 12 m2)

Meja & kursi kerja, lemari arsip, telepon & intercom, komputer personal, serta perangkat kerja lainnya.

Ruang ini digunakan untuk

menyelenggarakan kegiatan administrasi, meliputi :

1. Pendataan pasien rawat jalan 2. Pembayaran biaya pelayanan medik.

3~5 m2/ petugas

(min. 16 m2)

Meja, kursi, lemari berkas/arsip, intercom/telepon,

safety box

4 Ruang Rekam Medis

Tempat menyimpan informasi tentang identitas pasien, diagnosis, perjalanan penyakit, proses pengobatan dan tindakan medis serta dokumentasi hasil pelayanan. Biasanya langsung berhubungan dengan loket pendaftaran.

Meja, kursi, lemari arsip, komputer

5 Ruang Tunggu Poli

Ruang di mana keluarga atau pengantar pasien menunggu panggilan di depan ruang poliklinik.

1~1,5 m2/ orang

(min.4 m2/poli)

Kursi, Televisi & AC (bila RS mampu)

6

Ruang Tindakan Poli Penyakit Dalam

Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengobatan pasien penyakit dalam oleh dokter Sp.Pd.

12~25 m2/ poli

Meja, kursi, tempat tidur periksa, lemari obat/alat, instrument troly, timbangan badan/tinggi badan, set diagnostik, stetoskop,

(10)

12

channel EKG, standar infus, stand Waskom, ultra sonografi

7

Ruang Tindakan / Diagnostik Poli Anak

Ruang tempat melakukan tindakan atau diagnostik terhadap pasien anak.

12~25 m2/ poli

EKG, set resusitasi anak lengkap dg defribilator, meja resusitasi anak dan bayi, set resusitasi bayi, meja resusitasi bayi, set diagnostik, alat penghisap lendir, timbangan+pengukur tinggi, stetoskop anak, stetoskop bayi, tensimeter dg manset untuk bayi, anak & dewasa, termometer rektal, termometer aksila, lampu batere, palu refleks, sendok penekan lidah, cold chain, emergency cart. Paediatric trolley, oxygen set dan flowmeter.

8 Ruang Laktasi

Ruang khusus bagi ibu yang menyusui

anaknya.

6~12 m2 Kursi, meja, wastafel/sink

9

Ruang Tindakan/ Diagnostik Poli Umum

Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengobatan pasien oleh dokter umum.

12~25 m2/ poli

Meja, kursi, tempat tidur periksa, lemari alat, timbangan badan/tinggi badan, stetoskop, tensimeter, termometer, reflex hammer, set diagnostik, film viewer, senter, sendok penekan lidah, standar infus, stand waskom

10

Ruang Tindakan/ Diagnostik Poli Gigi dan Mulut

Ruang tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan, dan pengobatan pasien penyakit gigi dan mulut.

12~25 m2/ poli

Dental unit, dental chair, Instrumen bedah gigi dan mulut (dental operating instrument), sterilisator, diagnostic set, scaler set, cotton roll holder, glass lonometer lengkap, composite resin lengkap khusus fissure sealent, anastesi

local set, exodontia set, alat sinar, amalgam set, preparation cavitas set, tambalan sewarna gigi dan set bedah mulut dengan sinar laser, dental row standar, peralatan laboratorium teknik gigi dasar, set aktivar, set orthodonsi piranti lepas, set penyemenan, set preparasi mahkota dan jembatan, Set cetak GTS/GTP & mahkota/ jembatan, set insersi GTS/GTP, indirect inlay set

11 berjalan & maks. untuk pasien berkursi roda)

Kloset, wastafel, bak air

(11)

13

Layout dan Aksonometri Klinik Gigi Secara Umum

(Sumber: US Department of Veteran Affairs, 2014)

Besaran Dental Unit

(sumber: Leita, 2017)

Contoh Denah Ruang Pada Klinik Bedah Mulut

(12)

14

Contoh Denah Ruang Pada Klinik Prosthodonti

(sumber: Malkin, 2002)

Contoh Denah Ruang Pada Klinik Orthodonti

(sumber: Malkin, 2002)

Contoh Denah Ruang Pada Klinik Periodonti

(13)

15

Contoh Denah Ruang Pada Klinik Konservasi Gigi

(sumber: Malkin, 2002)

Contoh Denah Ruang Pada Klinik Pedodonti

(14)

16

LAMPIRAN 2.2. Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Gawat Darurat

Tabel

Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Gawat Darurat

No. Nama Ruangan Fungsi

Besaran Ruang / Luas

Kebutuhan Fasilitas

A. RUANG PENERIMAAN

1

Ruang Administrasi dan loket

pendaftaran

Ruang ini digunakan untuk

menyelenggarakan kegiatan administrasi, meliputi :

1. Pendataan pasien IGD

2. Penandatanganan surat pernyataan dari keluarga pasien IGD.

3. Pembayaran biaya pelayanan medik.

3~5 m2/ petugas

(min. 16 m2)

Meja, kursi, lemari berkas/arsip, intercom/telepon, safety box, dan peralatan kantor lainnya.

2

Ruang Tunggu

Pengantar Pasien

Ruang di mana keluarga/ pengantar pasien menunggu. Ruang ini perlu disediakan tempat duduk dengan

jumlah yang sesuai aktivitas pelayanan.

1~1,5 m2/ orang

(min. 16 m2)

Kursi, Meja, Televisi & Alat Pengkondisi

Udara (AC / Air Condition)

3 Ruang Rekam Medis

Tempat menyimpan informasi tentang

identitas pasien, diagnosis, perjalanan penyakit, proses pengobatan dan tindakan medis serta dokumentasi hasil pelayanan. Biasanya langsung berhubungan dengan loket pendaftaran.

Sesuai kebutuhan

Meja, kursi, filing

cabinet/lemari arsip, komputer

4 Ruang Triase

Ruang tempat memilah-milah tingkat kegawatdaruratan pasien dalam rangka menentukan tindakan selanjutnya terhadap pasien, dapat berfungsi sekaligus

sebagai ruang tindakan. Min. 16 m2

Tt periksa, wastafel, kit pemeriksaan sederhana, label

5

Ruang Persiapan

Bencana Massal

Ruang tempat persiapan penanganan pasien korban bencana massal.

Min. 3 m2/ pasien bencana

Area terbuka dengan/ tanpa penutup, fasilitas air bersih dan drainase

B. RUANG TINDAKAN

Ruangan yang dipergunakan untuk melakukan tindakan

(15)

17

6 R. Resusitasi resusitasi terhadap pasien. 12-20 m2 Mask (dewasa,anak), kanul oksigen,

oksigen mask (dewasa/anak), chest tube, crico/trakeostomi, ventilator transport, monitor, infussion pump, syringe pump, ECG, vena section, defibrilator, gluko stick, stetoskop, termometer, nebulizer, oksigen medis, warmer. Imobilization set (neck collar, splint, long spine board, scoop strechter, kndrik extrication device, urine bag, NGT, wound toilet set, Film viewer,

USG (boleh ada/tidak).

7 R. Tindakan Bedah

Ruang untuk melakukan tindakan bedah ringan pada

pasien. Min. 16 m2

Meja periksa, dressing set, infusion set, vena section set, torakosintetis set, metal kauter, tempat tidur, tiang infus, film viewer

8 R. Tindakan Non Bedah

Ruang untuk melakukan tindakan non bedah pada pasien.

12-25 m2

Kumbah lambung set, EKG, irigator, nebulizer, suction, oksigen medis, NGT, (syrine pump, infusion pump, jarum spinal boleh ada/tidak), lampu kepala, otoscope set, tiang infus, tempat tidur, film viewer,

9

R. Tindakan Anak

Ruang untuk melakukan tindakan

medis pada pasien anak. 12-25 m2

Inkubator, tiang infus, tempat tidur, film viewer

10

R. Operasi (R. Persiapan dan kamar Operasi) :

Ket : boleh ada/tidak

1. Ruang Persiapan

2. Ruang Operasi

Ruang untuk mempersiapkan pasien sebelum memasuki r. bedah. Kegiatan dalam ruang ini yaitu :

Ruang untuk melakukan pembedahan pada pasien.

Min. 6 m2

+ 36 m2

Oksigen, suction, linen, brankar

Meja operasi, mesin anastesi, lampu (mobile

/statis), pulse oximeter, monitor, meja instrumen, suction, film viewer, set bedah

dasar, set laparatomi, set apendiktomi, set

sectiosesaria, set bedah anak, set nephrotomi, set vascular,

(16)

18

3. Ruang Pemulihan

Ruang perawatan pasien pasca bedah

Min. 7,2 m2/

tempat tidur

emergency, set bedah plastik emergency, set laparoscopy, endoscopy surgery.

Tt pasien, monitor set, tiang infus, infusion set, oksigen

C. RUANG OBSERVASI

11 R. Observasi

Ruangan yang dipergunakan untuk melakukan observasi terhadap pasien setelah diberikan tindakan medis.

Tempat tidur periksa, poliklinik set, tensimeter, stetoskop, termometer

D. RUANG PENUNJANG MEDIS

12 Ruang Farmasi/ Obat

Ruang tempat menyimpan obat untuk keperluan pasien gawat darurat.

Min. 3 m2 Lemari obat

13 Ruang Linen Steril Tempat penyimpanan

bahan-bahan linen steril. Min. 4 m2 Lemari

14 Ruang Alat Medis

Ruangan tempat penyimpanan peralatan medik yang setiap saat diperlukan. Peralatan yang disimpan diruangan ini harus dalam kondisi siap pakai dan dalam kondisi yang sudah disterilisasi.

Min. 6 m2 Lemari instrument

15 R. Radiologi

Tempat untuk melaksanakan kegiatan diagnostik cito.

Min. 4 m2

Mobile X-Ray, (mobile ECG, apron timbal, automatic film processor, dan film viewer boleh ada/tidak)

16 Laboratorium Standar

Ruang pemeriksaan laboratorium yang bersifat segera/cito, tapi untuk beberapa jenis

pemeriksaan tertentu. Min. 4 m2

Lab rutin, elektrolit, kimia darah, (analisa gas darah boleh ada/tidak)

17 R. Dokter

Ruang Dokter terdiri dari 2 bagian :

1. Ruang kerja.

2. Ruang istirahat/kamar jaga.

9-16 m2 Tempat tidur, sofa, lemari, meja/kursi, wastafel.

18

Ruang Pos Perawat

(;Nurse Station)

R. untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, asuhan dan pelayanan keperawatan (pre dan

post conference, pengaturan jadwal), dokumentasi s/d evaluasi pasien.Pos perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar perawat dpt mengawasi pasiennya secara efektif.

(17)

19

19 Ruang Perawat Ruang istirahat perawat 9-16 m2 Sofa, lemari, meja/kursi, wastafel

20 Ruang Kepala IGD

Ruang tempat Kepala IGD melakukan manajemen instalasinya, diantaranya pembuatan program kerja dan pembinaan.

8-16 m2 Lemari, meja/kursi, sofa, komputer, printer dan peralatan kantor lainnya.

21

Gudang Kotor

(Spoolhoek/Dirty Utility).

Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak atau kloset yang dilengkapi dengan leher

angsa (water seal). 4-6 m2

Kloset leher angsa, keran air bersih (Sink) Ket : tinggi bibir kloset + 80-100 m dari permukaan lantai

21 Toilet (petugas,

pengunjung) KM/WC @ 2 m2 – 3m2

22 R. Sterilisasi

Tempat pelaksanaan sterilisasi instrumen dan barang lain yang diperlukanan di Instalasi Gawat

Darurat. Min. 4 m2

Workbench, 1 sink/ 2 sink lengkap dengan instalasi air bersih & air buangan.

Lemari instrumen sebagai penyimpanan instrumen yang belum disterilkan dan berada dalam tromol/pak.

23 R. Gas Medis R. Tempat menyimpan gas medis. Min. 3 m2 Gas Medis

24 R. Parkir Troli Tempat parkir troli selama tidak

diperlukan Min. 2 m2 Troli

25 R. Brankar Tempat meletakkan tempat tidur

pasien selama tidak diperlukan. Min. 3 m2 Tt pasien

(18)

20

LAMPIRAN 2.3. Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Rawat Inap

Syarat Ruang pada Instalasi Rawat Inap menurut Permenkes No. 24 Tahun 2016 antara lain:

Lantai harus kuat dan rata tidak berongga, bahan penutup lantai dapat terdiri dari bahan vinyl

yang rata atau terasso keramik dengan nat yang rata sehingga abu dari kotoran-kotoran tidak

tertumpuk, mudah dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar.

Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung agar memudahkan

pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang debu/kotoran.

Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan debu/kotoran lain.

Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti :

o

Pasien yang menderita penyakit menular.

o

Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau

o

Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan)

Tabel Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Rawat Inap

No. Nama Fungsi

Besaran Ruang /

Luas Kebutuhan Fasilitas

1. Ruang Perawatan

Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam.

Tempat tidur pasien, lemari, nurse call, meja, kursi, televisi, tirai pemisah bila ada, (sofa untuk ruang perawatan VIP).

2

Ruang Stasi Perawat

(;Nurse Station)

Ruang utk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan dan pelayanan keperawatan (pre dan post-confrence, pengaturan jadwal),

dokumentasi sampai dengan evaluasi pasien.

Min. 8 m2

(Ket : perhitungan 1 stasi perawat untuk melayani

maksimum 25 tempat

tidur)

Meja, Kursi, lemari arsip, lemari obat, telepon/intercom

Tersedia peralatan keperawatan sesuai dengan kemampuan pelayanan yang ada,

alat monitoring untuk pemantauan terus menerus fungsi2 vital

3 Ruang Konsultasi

Ruang untuk melakukan konsultasi oleh profesi kesehatan kepada pasien dan

keluarganya. 9-16 m2

Meja, Kursi, lemari arsip,

telepon/intercom, peralatan kantor lainnya

4 Ruang Tindakan

Ruangan untuk melakukan tindakan pada pasien baik berupa tindakan invasive

ringan maupun non-invasive 12-25 m2

Lemari alat periksa & obat, tempat tidur periksa, tangga roolstool, wastafel, lampu periksa, tiang infus dan kelengkapan lainnya.

5 R. Administrasi/ Kantor

Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan pasien di Ruang Rawat Inap, yaitu berupa registrasi & pendataan pasien, penandatangan- an surat pernyataan keluarga pasien apabila diperlukan tindakan operasi.

3~5 m2/ petugas

(min.9 m2)

Meja, Kursi, lemari arsip, telepon/ intercom, komputer, printer dan peralatan kantor lainnya

6 R. Dokter

Ruang Dokter terdiri dari 2 bagian :

1. Ruang kerja. 9-16 m2

(19)

21

7 Ruang Perawat Ruang istirahat perawat 9-16 m2 Sofa, lemari, meja/kursi,

wastafel

8

Ruang kepala instalasi rawat inap

Ruang tempat kepala ruangan melakukan manajemen asuhan dan pelayanan keperawatan diantaranya pembuatan program kerja dan pembinaan.

8-16 m2

Lemari, meja/kursi, sofa, komputer, printer dan peralatan kantor lainnya. 9 Ruang Linen

Bersih

Tempat penyimpanan bahan-bahan linen steril/ bersih.

Min. 4 m2 Lemari

10 Ruang Linen Kotor

Ruangan untuk menyimpan bahan- bahan linen kotor yang telah digunakan di r. perawatan sebelum dibawa ke r. cuci (;Laundry).

Min. 4 m2 Bak penampungan linen kotor

11

Gudang Kotor

(Spoolhoek/Dirty Utility).

Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya

yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak/ kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal).

4-6 m2

Kloset leher angsa, keran air bersih (Sink) Ket : tinggi bibir kloset + 80-100 m dari permukaan lantai

Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi petugas

di Ruang Rawat Inap RS.

Min. 6 m2

Kursi+meja untuk makan, sink, dan perlengkapan dapur lainnya.

14 Gudang Bersih

Ruangan tempat penyimpanan alat- alat medis dan bahan-bahan habis pakai

Ruang untuk menyimpan alat-alat kebersihan/cleaning service. Pada ruang

ini terdapat area basah. Min. 4-6 m2 Lemari/rak

16 Ruang Evakuasi Pasien

Ruangan untuk evakuasi pasien bila terjadi bencana internal pada ruang perawatan (khususnya pada bangunan bertingkat.

Sesuai kebutuhan Instalasi telepon, kamera CCTV

(20)

22

LAMPIRAN 2.4. Kebutuhan Ruang Instalasi Bedah Sentral

Tabel Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Bedah Sentral

No. Nama Ruangan Fungsi

Besaran Ruang

/ Luas Kebutuhan Fasilitas

1 R. Administrasi dan pendaftaran

Ruang untuk

menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan bedah. Ruang ini dilengkapi loket pendaftaran.

3~5 m2/ petugas

(min.9 m2)

Meja, Kursi, lemari arsip,

telepon/intercom, komputer, printer dan peralatan kantor lainnya

2

Ruang Tunggu Pasien dan Pengantar Pasien

Ruang untuk pengantar pasien menunggu selama pasien menjalani proses bedah.

1~1,5 m2/ orang

(min. 12 m2)

Kursi, Meja, Televisi & Alat Pengkondisi Udara

(AC / Air Condition)

3

Ruang untuk cuci tangan

(scrub station)

Ruang untuk cuci tangan dokter ahli

bedah, asisten dan semua petugas yang akan mengikuti kegiatan dalam kamar bedah.

Min. 3 m2

Wastafel dengan 2 keran,

perlengkapan cuci tangan (sikat kuku, sabun, dll), skort plastik/karet, handuk

4 Ruang persiapan

(;Preparation room)

Ruang yang digunakan untuk mempersiapkan pasien sebelum memasuki kamar bedah. Kegiatan dalam ruang ini yaitu :

Penggantian pakaian penderita, Membersihkan/mencukur bagian tubuh yg perlu dicukur,

Melepas semua perhiasan dan menyerahkan ke keluarga pasien Apabila tidak ada r.anaestesi maka persiapan anaestesi juga

dilaksanakan di ruang ini.

Min. 9 m2

Alat cukur, oksigen, linen, brankar (apabila tidak memiliki ruang induksi, maka dilengkapi dengan alat : suction Unit, sphygmomanometer,

thermometer, instrumen troli tiang infuse, peralatan anastesi)

5

anaestesi/pembiusan. Kegiatan yang dilakukan di kamar ini adalah sebagai berikut :

(21)

23

tindakan yang

akan dilaksanakan

6

Ruang bedah minor

(minimal 1 ruang)

Ruang untuk melakukan kegiatan pembedahan minor.

Min. 24 m2

Set operasi minor, lampu operasi, meja operasi, head lamp unit, electro surgery unit, suction pump, laser coagulator, serta lemari pendingin dan lemari simpan hangat,

defibrillator, respirator, perlengkapan dan

mesin Anaestesi (bila diperlukan), jam operasi, lampu petunjuk operasi, oksigen, scavenging unit.

7 Ruang bedah umum

Trakeostomi set, set operasi mayor, electro surgery unit, headlamp, set operasi minor, laringoskopi,

endotrakeal tube, meja operasi, lampu operasi, suction unit, electro surgery unit, head lamp unit, nebulizer, patient monitor (minimal memiliki fungsi : SpO2 monitor/spirometer, ECG 1 channel, sphygmomanometer), defibrillator, stool fixed height, meja operasi, laparotomi set, laparoskopik set, infusion pump, syringe pump jam operasi, lampu petunjuk operasi, oksigen,

scavenging unit.

8 Ruang bedah sub Ruang untuk melakukan kegiatan

Min. 36 m2 Trakeostomi set, set operasi mayor, set

spesialistik

(minimal 2 ruang)

pembedahan sub spesialistik. operasi minor, l electro surgery unit, laringoskopi, endotrakeal tube, meja operasi, lampu operasi, suction unit, electro surgery unit, head lamp unit, bedah kardiotorasik, nebulizer, USG, patient monitor (minimal memiliki fungsi : SpO2 monitor/spirometer, ECG 1 channel, sphygmomanometer), defibrillator, cough examination, urologi, stool

fixed height, meja operasi, laparotomi set I (standar), laparotomi set II (ditambah alat khusus untuk prosedur tertentu), orthopedic set,

thyroidektomy set, mastektomi set, parotidektomi set, humby

knife,laparoskopik set, infusion pump, syringe pump, jam operasi, lampu petunjuk operasi, oksigen, scavenging unit, mobile C-arm.

10

Ruang Pemulihan/ PACU (;Post Anesthetic Care Unit)

Ruang pemulihan pasien pasca operasi yang memerlukan

perawatan kualitas tinggi dan Min. 7,2 m2/ tempat

(22)

24

pemantauan terus menerus. tidur

11 Gudang Steril

(;clean utility)

Ruang tempat penyimpanan instrumen yang telah disterilkan.

Instumen berada dalam Tromol tertutup dan disimpan di dalam lemari instrument.

Bahan-bahan lain seperti linen, kasa steril dan kapas yang telah disterilkan juga dapat disimpan di ruangan ini.

Min. 6 m2 Lemari instrumen, Tromol

12 Ruang Sterilisasi

Tempat pelaksanaan sterilisasi instrumen dan barang lain yang diperlukan untuk pembedahan.

Di kamar sterilisasi harus terdapat

lemari instrumen untuk menyimpan instrumen yang belum disterilkan.

Min. 4 m2 Autoklaf, Model meja strilisasi, Tromol, meja sink, troli instrumet, lemari instrument

13

Ruang ganti pakaian/loker

Ruang untuk ganti pakaian, sebelum petugas masuk ke area r. bedah. Pada kamar ganti sebaiknya disediakan lemari pakaian/locker dengan kunci dipegang oleh masing- masing petugas.

@ Min. 4 m2 Loker

14 Depo Farmasi Ruang/ tempat menyimpan obat-

obatan untuk keperluan pasien.

Min. 3 m2 Lemari obat

15 Ruang dokter Ruang tempat istirahat dokter dilengkapi dengan KM/WC.

9-16 m2 Tempat tidur, sofa, meja, wastafel.

16 Ruang perawat

Ruang untuk istirahat perawat/ petugas lainnya setelah melakukan kegiatan pembedahan atau tugas jaga. Ruang jaga harus berada di bagian depan shg mempermudah

semua pihak yang memerlukan pelayanan bedah.

9-16 m2 Tempat tidur, sofa, meja, wastafel.

17 Ruang Diskusi Medis

Ruang untuk diskusi para operator kamar operasi sebelum melakukan tindakan pembedahan.

9-16 m2 Meja + kursi diskusi, dll

(23)

25

18 Gudang Kotor (Dirty

Utility).

setelah digunakan untuk keperluan operasi sebelum dimusnahkan ke

insenerator, atau dicuci di londri dan disterilkan di CSSD.

4-6 m2

Container

19 Spoolhoek

Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak/ kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal).

4-6 m2

Kloset leher angsa, keran air bersih (Sink) Ket : tinggi bibir kloset + 80-100 m dari permukaan lantai

20

KM/WC (petugas,

pengunjung) KM/WC

@ KM/WC

pria/wanita luas 2 m2 – 3

m2

Kloset, wastafel, bak air

21 Parkir brankar

Tempat parkir brankar selama tidak ada kegiatan pembedahan atau selama tidak diperlukan.

2 Brankar/ stetcher

(Sumber: Pedoman Teknis Bangunan RS Kelas C, 2012)

Persyaratan khusus pada beberapa ruang di Instalasi Bedah Sentral antara lain:

1)

Ruang persiapan / preparation room

Bahan daun pintu masuk tahan terhadap benturan brankar, arah bukaan pintu ke

dalam.

Luas ruangan sesuai kebutuhan kapasitas pelayanan, dengan perhitungan luas

per-tt minimal 8m2

Ruangan dilengkapi dengan toilet pasien yang memenuhi persyaratan.

Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas yang tinggi.

Setiap tempat tidur disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan tidak boleh ada

percabangan/sambungan langsung tanpa pengamanan arus.

Harus disediakan outlet oksigen.

Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.

Intensitas cahaya 200 lux.

(24)

26

Contoh layout ruang persiapan

(sumber: Pedoman Teknis Ruang Operasi, 2012)

2)

Ruang antara (airlock)

Ruangan ini dapat dimanfaatkan sebagai ruangan induksi.

Luas ruangan ini minimal 9m2.

Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas yang tinggi.

Pintu masuk dari koridor ke ruangan ini dan pintu masuk ke ruangan operasi

persyaratannya sbb:

-

Pintu ayun (swing) membuka kedalam ruangan atau disarankan pintu geser

dengan rel diatas yang dipasang pada bagian luar ruangan, dapat dibuka tutup

secara otomatis dan dapat dioperasionalkan secara manual apabila terjadi

kerusakan.

-

Pintu dilengkapi dengan alat penutup pintu (door closer), menggunakan

door

seal and interlock system.

-

Lebar pintu min. 120cm, dari bahan non porosif, disarankan bahan panil

(insulated panel system) dan dilapisi bahan anti bakteri/ jamur dengan warna

terang, serta tahan terhadap bahan kimia.

-

Pintu dilengkapi dengan kaca jendela pengintai (observation glass).

Ruangan ini disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan tidak boleh ada

percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan arus.

Disediakan aliran gas medik oksigen, udara tekan dan vakum medik.

Jenis

airlock yang digunakan adalah

Cascading (mencegah ruangan bersih

terkontaminasi dari udara luar yang kotor dan dari ruangan sekelilingnya melalui

celah), dengan tekanan udara lebih positif dari tekanan udara di koridor)

Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.

Intensitas cahaya minimal 200 lux.

Ruangan ini merupakan ruangan semi steril dengan

medium filter (tingkat resiko

tinggi)

3)

Ruang cuci tangan (scrubbing station)

Setiap 1 ruangan ini minimal melayani 2 ruang operasi.

Luas ruangan minimal 6 m

2

.

Disediakan fasilitas scrubbing lengkap dengan fasilitas desinfeksi tangan.

(25)

27

Pada sisi dinding yang berbatasan dengan ruangan operasi, dilengkapi dengan kaca

jendela pengintai (observation glass).

Ruangan ini merupakan ruangan dengan prefilter (tingkat resiko sedang)

4)

Ruang persiapan alat dan bahan

Setiap 1 ruangan ini dapat melayani 2 ruang operasi.

Luas ruangan minimal 9m

2

Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas yang tinggi.

Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.

Tekanan udara dalam ruangan ini lebih besar/positif dibandingkan dengan di

koridor.

Ruangan ini merupakan ruangan

semi steril dengan

medium filter (tingkat resiko

tinggi)

Layout ruang persiapan peralatan dan bahan untuk pembedahan (sumber: Pedoman Teknis Ruang Operasi, 2012)

5)

Ruang operasi

Luas ruangan adalah sbb:

Ruangan Operasi Minor atau

Treatment Room, memiliki luasan kurang lebih

3,5 m x 4,5 x 3 m.

(26)

28

Aksonometri Ruang Bedah Minor

(sumber: US Department of Veteran Affairs, 2014)

Perlengkapan pada Instalasi atau Ruang Bedah Minor

(27)

29

Ruangan Operasi Umum, minimal 42 m2, dengan ukuran panjang x lebar x

tinggi adalah 7m x 6m x 3m.

Contoh Suasana Ruang Operasi Umum

(sumber: Pedoman Teknis Ruang Operasi, 2012)

Contoh denah/layout ruang operasi umum

(28)

30

Peralatan kesehatan utama minimal yang berada di kamar ini antara lain :

1)

1 (satu) meja operasi (operation table),

2)

1 (satu) set lampu operasi (Operation Lamp), terdiri dari lampu utama dan

lampu satelit.

3)

2 (dua) set Peralatan Pendant (digantung), masing-masing untuk pendan

anestesi dan pendan bedah.

4)

1 (satu) mesin anestesi,

5)

Film Viewer.

6)

Jam dinding.

7)

Instrument Trolley untuk peralatan bedah.

8)

Tempat sampah klinis.

9)

Tempat linen kotor.

10)

dan lain-lain.

Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas yang tinggi,

yaitu :

-

Komponen penutup lantai harus non porosif, mudah dibersihkan, tahan bahan

kimia, bersifat anti statik, anti gesek dan anti bakteri.

-

Pertemuan lantai dengan dinding konus/ melengkung (hospital plint).

-

Tingkat Ketahanan Api (TKA) material lantai min. 2 jam.

-

Komponen dinding non porosif, mudah dibersihkan, tahan bahan kimia, anti

jamur dan bakteri.

-

Pertemuan antara dinding dengan dinding konus/ melengkung.

-

Tingkat Ketahanan Api (TKA) material dinding min. 2 jam.

-

Semua peralatan yang dipasang di dinding harus dibenamkan (recessed), misal

film viewer, jam dinding, dan lain-lain.

-

Komponen langit-langit non porosif, mudah dibersihkan, anti jamur dan

bakteri, tidak memiliki unsur yang membahayakan pasien.

-

Tingkat Ketahanan Api (TKA) material langit-langit minimal 2 jam.

-

Semua peralatan lampu dipasang dibenamkan di plafon (recessed).

Semua pintu masuk ke ruangan operasi persyaratannya sbb:

-

Pintu ayun (swing) membuka kedalam ruangan atau disarankan pintu geser

dengan rel diatas yang dipasang pada bagian luar ruangan, dapat dibuka tutup

secara otomatis dan dapat dioperasionalkan secara manual apabila terjadi

kerusakan.

-

Pintu-

pi tu dile gkapi de ga alat pe u

tup pintu (door closer), menggunakan

door seal and interlock system.

-

Lebar pintu yang dilalui pasien min. 120cm, dan yang dilalui petugas min. 85

cm, terbuat dari bahan non porosif, disarankan bahan panil (insulated panel

system) dan dicat jenis cat anti bakteri/ jamur dengan warna terang.

-

Pintu-pintu dilengkapi dengan kaca jendela pengintai (observation glass).

Ruangan ini disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan tidak boleh ada

percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan arus.

Disediakan outlet oksigen, udara tekan medis dan udara tekan instrumen, vakum

medik dan N

2

O, beserta cadangannya yang memenuhi persyaratan.

Persyaratan Tata Udara adalah:

-

Tekanan udara dalam ruangan lebih besar/positif dari ruangan-ruangan yang

bersebelahannya.

(29)

31

-

Kelembaban relatif 40-60%

-

Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam pada saat ruangan tidak

digunakan, dan 20 kali per jam

-

Ruangan ini merupakan ruangan steril dengan hepa filter (tingkat resiko sangat

tinggi).

-

Meja operasi berada dibawah aliran udara laminair, dengan distribusi udara

dari langit-langit, dengan gerakan ke bawah menuju inlet pembuangan (return

air) yang terletak di 4 sudut ruangan yang dibuat plenum.

Persyaratan Kelistrikan :

(30)

32

LAMPIRAN 2.5. Kebutuhan Ruang Instalasi Farmasi

Tabel

Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Farmasi

No. Nama Ruangan Fungsi

Besaran Ruang

/ Luas Kebutuhan Fasilitas

1 Ruang Peracikan Obat Ruang tempat

melaksanakan peracikan obat oleh apoteker.

Min. 6 m2/ apoteker

(min.24 m2)

Peralatan farmasi untuk persediaan, peracikan dan pembuatan obat, baik steril maupun non steril.

2 Depo Bahan Baku Obat Ruang tempat penyimpanan bahan baku obat.

Min. 6 m2 Lemari/rak

3 Depo Obat Jadi Ruang tempat penyimpanan obat jadi

Min. 6 m2 Lemari/rak

4 Gudang Perbekalan dan

Alat Kesehatan

Ruang tempat penyimpanan perbekalan dan alat kesehatan

Min. 10 m2 Lemari/rak

5 Depo Obat Khusus

Ruang tempat penyimpanan obat khusus seperti untuk obat yang termolabil, narkotika dan obat psikotropika, dan obat berbahaya.

Min. 10 m2

Lemari khusus , lemari pendingin dan AC, kontainer khusus untuk limbah sitotoksis, dll

6 Ruang Administrasi

(Penerimaan dan

Ruang untuk melaksanakan kegiatan administrasi kefarmasian RS

Min. 6 m2 Alat tulis kantor, meja+kursi, loket, lemari, telepon, faksimili, komputer, printer,

Distribusi Obat) meliputi kegiatan pencatatan keluar masuknya obat, penerimaan dan distribusi obat.

alat perkantoran lainnya.

7

Konter Apotik

(Loket penerimaan

resep, loket

pembayaran dan loket pengambilan

Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan penerimaan resep pasien, penyiapan obat, pembayaran, dan pengambilan obat

Min. 16 m2

Rak/lemari obat, meja, kursi, komputer, printer, dan alat perkantoran lainnya.

8 Ruang Loker Petugas

(Pria dan Wanita dipisah)

Tempat ganti pakaian, sebelum melaksanakan tugas medik yang diperuntukan khusus bagi staf medis.

@ loker 6-9 m2 Lemari loker

9 Ruang Rapat/Diskusi

Ruang tempat melaksanakan kegiatan pertemuan dan diskusi

farmasi. 12-30 m2 Meja, kursi, peralatan meeting lainnya.

10 Ruang Arsip Dokumen & Perpustakaan

Ruang menyimpan dokumen resep dan buku-buku kefarmasian.

9-20 m2 Lemari arsip, kartu arsip

11 Ruang Kepala Instalasi Farmasi

Ruang kerja dan istirahat kepala Instalasi Farmasi.

(31)

33

12 Ruang Staf Ruang kerja dan istirahat staf. 9-16 m2 Tempat tidur, sofa, lemari,

meja/kursi

13 Ruang Tunggu

Ruang tempat pasien dan pengantarnya menunggu menerima pelayanan dari konter apotek.

1~1,5 m2/ orang

(min. 25 m2)

Tempat duduk, televisi & Telp umum (bila

RS mampu),

14 Dapur Kecil (;Pantry)

Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi

petugas di Instalasi Farmasi RS. Min. 6 m2

Kursi+meja untuk makan, sink, dan perlengkapan dapur lainnya.

15

KM/WC (pasien, petugas, pengunjung)

KM/WC

@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2 – 3 m2

(32)

34

LAMPIRAN 2.6. Kebutuhan Ruang Instalasi Radiologi

Tabel 2.1.

Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Radiologi

No. Nama Ruangan Fungsi Ruangan Besaran Ruang

/ Luas

Kebutuhan Fasilitas

1. Ruangan Tunggu Pasien

& Pengantar Pasien

Ruangan pasien & pengantar pasien menunggu diberikannya pelayanan medik.

1~1,5 m2/ orang

(min. 25 m2)

Tempat duduk, televisi & Telp umum

(bila RS mampu),

2. Ruang Administrasi dan

Rekam Medis.

Ruangan untuk staf melaksanakan tugas administrasi dan personalia dan ruangan

untuk penyimpanan sementara berkas film pasien yang sudah dievaluasi.

Min. 9 m2

Alat tulis kantor, meja+kursi, loket, lemari, telepon, faksimili, komputer, printer, dan alat perkantoran lainnya.

Ruang tempat pasien

melakukan pendaftaran, tempat pembayaran dan sebagai tempat mengambil hasil pemeriksaan

Min. 16 m2 Rak/lemari berkas, meja, kursi, komputer, printer, dan alat perkantoran lainnya.

4. Ruang Konsultasi Dokter

Ruangan tempat membaca film hasil diagnosa pasien dan tempat pasien konsultasi medis dengan Dokter spesialis radiologi.

9-16 m2 Meja, kursi, film viewer.

5. Ruang ahli fisika medis Ruangan kerja dan penyimpanan alat ahli fisika medis

9-16 m2 Lemari alat monitor radiologi, kursi, meja, wastafel.

Ruang Pemeriksaan

a. General

b. Tomografi

c. Fluoroskopi

Ruang tempat melaksanakan kegiatan diagnostik umum

Ruang tempat melaksanakan kegiatan diagnostik tomografi (jaringan lunak)

Ruang tempat melaksanakan kegiatan diagnostik fluoroskopi

Min. 12 m2

Min. 12 m2

Min. 12 m2

General X-Ray unit (bed dan standing unit dengan bucky)

X-Ray Tomografi unit (bed dan/

standing unit dengan bucky)

X-Ray Fluoroskopi unit, bed Ruang-ruang Penunjang (Pada tiap-tiap ruang pemeriksaan diatas kecuali USG)

Ruang operator/ panel kontrol

Ruang tempat mengendalikan/

mengkontrol pesawat X-Ray Min. 4 m2

(33)

35

Ruang ganti pasien Ruang tempat pasien berganti pakaian dan menyimpan barang

milik pribadi. Min. 4 m2

Lemari baju bersih, kontainer baju kotor, kaca, hanger

KM/WC pasien KM/WC

@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2 – 3

m2

Kloset, wastafel, bak air

7.

Kamar gelap (Bila tidak menggunakan AFP (;Automatic Film Processor) digital ataupun AFP kering)

Ruang tempat memproses film, terdiri dari

2 area; daerah basah dan daerah kering.

Min. 6 m2

( untuk AFP

Automatic film processor (AFP), sink

& waste liquid container

8. Ruang Jaga Radiografer Ruang tempat istirahat radiografer cito

Ruang tempat penyimpanan berkas hasil pemeriksaan.

Min. 8 m2 Lemari arsip

10. Dapur Kecil (;Pantry)

Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka yang ada di Ruang Radiologi Rumah Sakit dan sebagai tempat istirahat petugas.

Min. 6 m2 Perlengkapan dapur

11. KM/WC petugas KM/WC

@ KM/WC pria/wanita luas 2 m2 – 3

m2

Kloset, wastafel, bak air

(Sumber: Pedoman Teknis Bangunan RS Kelas C, 2012)

Persyaratan khusus pada Dental X-ray:

Luas ruangan 3 m x 2 m x 2,8 m

Setiap sisi ruangan radiologi dilapis timbal minimal setebal 2 mm, tergantung alat

yang dipakai dan mendapatkan izin dari instansi yang berwenang.

Untuk stop kontak khusus alat radiologi disediakan tersendiri dan harus kompatibel

dengan rencana alat yang akan dipakai.

Temperatur dan kelembaban ruangan disesuaikan dengan kebutuhan alat dan

ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara mekanik dengan total pertukaran

udara minimal 6 kali per jam.

Di atas pintu masuk ruangan dipasang lampu merah yang menyala pada saat pesawat

dihidupkan sebagai tanda sedang dilakukan penyinaran.

(34)

36

Aksonometri Ruang Dental X-Ray

(sumber: US Department of Veteran Affairs, 2014)

Layout Ruang Dental X-Ray

(35)

37

LAMPIRAN 2.7. Kebutuhan Ruang Instalasi Laboratorium

Tabel Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Laboratorium

No. Nama Ruangan Fungsi Ruangan Besaran Ruang

/ Luas

Kebutuhan Fasilitas

1.

Ruang Administrasi dan

Rekam Medis

Ruangan untuk staf melaksanakan tugas administrasi, pendaftaran, pembayaran dan pengambilan hasil serta ruangan untuk penyimpanan sementara berkas film pasien yang sudah dievaluasi.

Min. 20 m2

Meja, kursi, computer, printer, lemari, lemari arsip, dan peralatan kantor lainnya.

2.

Ruang Tunggu Pasien

& Pengantar Pasien

Ruangan pasien & pengantar pasien menunggu

diberikannya pelayanan lab.

1~1,5 m2/ orang

(min. 25 m2)

Tempat duduk, televisi & Telp umum

(bila RS mampu),

3.

Ruang Pengambilan

Sample

Ruang tempat pengambilan sample darah, pengumpulan

sample urin, dll Min. 6 m2

Meja. Kursi, jarum suntik dan pipetnya, container urin, timbangan, tensimeter.

4. Bank Darah

Ruang tempat pengambilan dan penyimpanan persediaan

darah. Min. 6 m2

Meja, kursi, refrigerator, dan peralatan kantor lainnya.

5. Laboratorium Patologi

Klinik

Ruang pemeriksaan/ analilsis patologi klinik.

Min. 16 m2

Meja lab, sink, sentrifus, water bath,

fotometer, electrolit analyzer, mikroskop binikuler/monokuler, kamar hitung improved, neubauer, kamar hitung fuchs, rosenthal, tensimeter, sentrifus mikrohematokrit, rotator VDRL, sterilisator/autoklaf kecil, inkubator, oven, pipet LED, timbangan, stop watch, timer, termometer 0-150 derajat, bunsen burner, kawat ose, rak pipet + tips, rak tabung reaksi, pipet otomatik berbagai ukuran,

tabung reaksi berbagai ukuran, pipet

volumetrik berbagai ukuran, pipet serologi, pipet pasteur,

(36)

38

6. Laboratorium Kimia

Klinik

Ruang pemeriksaan/ analilsis kimia klinik.

Min. 16 m2

Meja lab, sink, spektofotometer, sentrifus, water bath,

densitometer for protein, analytical balance, PH meter, micro hematokrit sentrifus,

fotometer, water destilator, precission

balance

7. Laboratorium Hematologi dan Uranalisis

Ruang pemeriksaan/ analilsis hematologi dan urin.

Min. 16 m2

Meja lab, sink, sentrifus, mikroskop, sentrifus hematokrit, haemocitometer, refractometer, water bath, laboratory

refrigerator, glukometer, spektropometer, rotator shaker, HB meter, washing instrument, dry sterilizer, oven, lab incubator, micro plate reader, ultrasonic cleaner.

8. Gudang Regensia dan

Bahan Habis Pakai

Ruang tempat penyimpanan regensia bersih dan bahan habis pakai.

6-16 m2 Rak/Lemari

9. Ruang Cuci

Ruang tempat pencucian regensia bekas pakai.

6-9 m2

Lemari, sink

10.

Ruang Diskusi dan

Istirahat Personil.

Ruang tempat diskusi dan istirahat personil/ petugas lab.

20-36 m2

Meja, kursi, lemari, dll

11.

Ruang Kepala

Laboratorium

Ruang tempat kepala laboratorium bekerja dan melakukan kegiatan

perencanaan dan manajemen.

Min. 6 m2

Kursi, meja, computer, printer, dan peralatan kantor lainnya.

12. Ruang Petugas

Laboratorium

Ruang tempat istirahat petugas laboratorium.

9-16 m2 Kursi, meja, sofa, lemari

13. Dapur Kecil (;Pantry)

Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka yang ada di Instalasi CSSD dan sebagai tempat istirahat petugas.

Min. 6 m2 Perlengkapan dapur, kursi, meja, sink

14. KM/WC pasien KM/WC dan pengambilan sample urin

@ KM/WC pria/wanita luas 2

m2 – 3 m2 Kloset, wastafel, bak air

15. KM/WC petugas KM/WC

@ KM/WC pria/wanita luas 2

m2 – 3 m2 Kloset, wastafel, bak air

(Sumber: Pedoman Teknis Bangunan RS Kelas C, 2012)

Persyaratan khusus Ruangan pemeriksaan:

Persyaratan lantai tidak boleh licin, non prosif, tahan terhadap bahan kimia dan

mudah dibersihkan.

Peryaratan dinding non porosif, tahan terhadap bahan kimia dan dan mudah

dibersihkan.

(37)

39

Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan.

Disediakan satu grounding khusus (0,02 ohm) untuk peralatan-peralatan

laboratorium yang dapat dipasang secara paralel.

Setiap ruangan disediakan kotak kontak dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak

boleh menggunakan percabangan.

Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik

dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.

Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami. Untuk pencahayaan buatan

dengan intensitas cahaya 100 lux.

Denah Laboratorium Teknik Gigi Dasar

(sumber: US Department of Veteran Affairs, 2014)

Aksonometri Laboratorium Teknik Gigi Dasar

(38)

40

1)

Laboratorium klinik

Luas ruangan laboratorium minimal 16m

2

dengan memperhatikan ruang gerak

petugas, pasien dan peralatan.

2)

Laboratorium teknik gigi

Luas ruangan laboratorium teknik gigi minimal 24m

2

dengan memperhatikan

ruang gerak petugas dan peralatan.

Denah Laboratorium Teknik Gigi (Keramik)

(sumber: US Department of Veteran Affairs, 2014)

Aksonometri Laboratorium Teknik Gigi (Keramik)

(sumber: US Department of Veteran Affairs, 2014)

3)

Ruangan penyimpanan bahan habis pakai dan reagen

Luas ruangan menyesuaikan kebutuhan kapasitas pelayanan.

Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak atau tidak boleh

menggunakan percabangan. Untuk stop kontak khusus alat simpan biomaterial

khusus disediakan tersendiri dan harus kompatibel dengan rencana alat yang akan

dipakai.

Total pertukaran udara minimal 4 kali per jam dengan tekanan udara positif.

4)

Ruang cuci

5)

Ruang diskusi

6)

Ruang kepala laboratorium

7)

Toilet petugas

(39)

41

LAMPIRAN 2.8. Kebutuhan Ruang Instalasi Sterilisasi Pusat

Persyaratan ruang dekontaminasi adalah sebagai berikut :

o

Tekanan udara pada ruang dekontaminasi adalah harus negatif supaya udara

dalam ruangan tidak mengkotaminasi udara pada ruangan lainnya, pengantian

udara 10 kali per jam (Air Change Hour-ACH : 10 times)

o

Suhu dan kelembaban ruangan yang direkomendasikan adalah : suhu 18

0

22

0

C

Persyaratan gudang steril adalah sebagai berikut , Kelembaban udara : 35% -75%.

Tekanan udara positif dengan efisiensi filtrasi partikular antara 90%

95% (untuk

partikular berukuran 0,5 mikron)

Suhu dan kelembaban ruangan yang direkomendasikan adalah : suhu 18

0

C – 22

0

C

Permukaan dinding dan lantai ruangan mudah dibersihkan, tidak mudah menyerap

kotoran atau debu. Kelembaban udara : 35% -75%.

Area barang kotor dan barang bersih dipisahkan (sebaiknya memiliki akses masuk

dan keluar yang berlawanan)

Lantai tidak licin, mudah dibersihkan dan tidak mudah menyerap kotoran atau debu.

Pada area pembilasan disarankan untuk menggunakan sink pada meja bilas kedap air

dengan ketinggian 0.80 – 1,00 m dari permukaan lantai, dan apabila terdapat stop

kontak dan saklar, maka harus menggunakan jenis yang tahan percikan air dan

dipasang pada ketinggian minimal 1.40 m dari permukaan lantai.

Dinding menggunakan bahan yang tidak berpori.

Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Sterilisasi

No. Nama Ruangan Fungsi Ruangan Besaran Ruang/

Luas

Kebutuhan Fasilitas

1. Ruang Administrasi, LoketPenerimaan & Pencatatan

Ruangan tempat melakukan kegiatan

Adminstrasi dan pencatatan, penerimaan, penyortiran barang/bahan/ linen yang akan disterilkan.

8-25 m2 Meja, kursi, computer, printer, lemari dan peralatan kantor lainnya.

2. Ruang Dekontaminasi

Ruang tempat perendaman, pencucian dan pengeringan instrumen atau linen bekas pakai.

Min. 30 m2

Meja cuci, mesin cuci, meja bilas, meja setrika, Perlengkapan dekontaminasi lainnya (ultrasonic washer dengan volume chamber 40-60 lt, Mesin pengering slang, ett, Mesin cuci handschoen,

3. Ruang Pengemasan Alat

Ruang tempat melaksanakan kegiatan membungkus, mengemas dan menampung alat-alat yang dipakai untuk sterilisasi,

penyimpanan dan pemakaian. Min. 16 m2

Container, alat wrapping, Automatic washer disinfector,

4. Ruang Prosesing / Produksi

Ruang tempat melaksanakan kegiatan pemeriksaan linen, dilipat dan dikemas untuk persiapan sterilisasi. Selain itu di ruang ini jg dilaksanakan kegiatan persiapan bahan seperti kassa, kapas, cotton swabs, dll.

(40)

42

5. Ruang Sterilisasi

Ruang tempat melaksanakan kegiatan sterilisasi instrumen, linen dan bahan perbekalan baru.

9-16 m2

Autoklaf table, horizontal sterilizer, container for sterilizer, autoklaf unit (steam sterilizer), sterilizer kerosene, (atau jika memungkinkan ada pulse vacuum sterilizer, plasma sterilizer)

6. Gudang Steril

Ruang tempat penyimpanan Instrumen, linen dan bahan perbekalan baru yang telah disterilisasi.

12-25 m2

Lemari/Rak linen, lemari

instrumen, Lemari sarung tangan, lemari kasa/ kain pembalut, dan kontainer

Ruang tempat penyimpanan (depo) sementara Barang, linen dan bahan perbekalan baru sebelum disterilisasi. untuk mengangkut barang- barang dari dan ke CSSD.

Min. 6 m2 Perlengkapan cuci troli

b. Area Pengeringan

9. Ruang pencucian perlengkapan

Ruang tempat pencucian perlengkapan penunjang yang tidak perlu disterilkan.

Min. 6 m2 Meja bilas, sink, dll

10. Ruang Distribusi Instrumen dan Barang Steril

Ruang tempat pengaturan instrumen dan barang-barang yang sudah steril untuk didistribusikan ke Instalasi Bedah, ICU, Ruang Isolasi, dll

9-25 m2

Kontainer, rak/lemari, meja, kursi, komputer, printer dan alat perkantoran lainnya.

11.

Ruang Kepala Instalasi

CSSD

Ruang tempat kepala instalasi CSSD bekerja dan melakukan kegiatan perencanaan dan manajemen.

Min. 6 m2

Kursi, meja, computer, printer, dan peralatan kantor lainnya.

12. Ruang Ganti Petugas

(Loker)

Tempat

mengganti/mengenakan pakaian instalasi CSSD (dilengkapi toilet)

14. Dapur Kecil (;Pantry)

Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka yang ada di Instalasi CSSD dan sebagai tempat istirahat petugas.

Min. 6 m2 Perlengkapan dapur, kursi, meja, sink

15. KM/WC petugas KM/WC

@ KM/WC pria/wanita luas 2

m2 – 3 m2 Kloset, wastafel, bak air

Gambar

Tabel Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Rawat Jalan
Tabel Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Rawat Inap
Tabel Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Bedah Sentral
Tabel Kebutuhan Ruang Pada Instalasi Laboratorium
+5

Referensi

Dokumen terkait

gedung olahraga yang lain, untuk diterapkan di Gedung Saparua.  Memahasi sistemtem sirkulasi untuk akses sibilitas bangunan lain dari fungsi.. yang lain juga, tetapi mereka

5 Pemeliharaan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Gedung Kantor atau Bangunan

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara optimal di rumah sakit, antara lain peningkatan sarana gedung, pengadaan fasilitas

Seperti sarana gedung yang sudah melebihi kapasitas (over capacity), bentuk bangunan Lembaga Pemasyarakatan perlu mendapatkan perhatian bukan berarti bangunan yang

Banyak GOR memiliki desain jendela untuk sirkulasi masuknya matahari dan udara alami tetapi tidak berfungsi secara optimal sehingga pencahayaan yang masuk ke dalam

Pemilihan sistem lift yang baik berpengaruh pada kualitas suatu gedung dari segi pelayanan transportasi vertikal, jika pemilihan yang dilakukan kurang baik maka

(2) Pemberian pembebasan retribusi untuk bangunan bukan gedung sebagai sarana dan prasarana umum yang tidak komersial atau bangunan milik negara untuk pelayanan jasa umum dan

BIDAIIG USAHA KBLI DIALOKASIKAIT IIXTUK KOPERASI DAIT uuxt IGUITRAAIT SEKTOR gedung pendidikan meliputi sarana pendidikan, tempat kursus, laboratorium dan bangunan penunjang