• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH Optimalisasi Peran BM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH Optimalisasi Peran BM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

“Optimalisasi Peran BMT dalam Penggembangan UMKM”

DI SUSUN OLEH:

Ilham Ibnu Affan

Nurul 1Aqila

Muhammad Iqbal Al-Ghifari

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

(2)
(3)
(4)
(5)

Optimalisasi Peran BMT dalam Penggembangan

UMKM dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia memiliki peranan yang sangat penting, hal itu dapat dilihat pada pertumbuhan UMKM 56.534.5921. Dengan melihat data tersebut tak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan UMKM itu sendiri, karena semakin banyak atau semakin besar suatu UMKM akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak pula. Dalam lebih menumbuhkan dan mengembangkan UMKM pastinya akan membutuhkan modal juga, dan disinilah peran BMT sebagai lembaga yang seharusnya dapat mendukung penggembangan UMKM.

Melihat jumlah BMT 5.500 unit2 yang tersebar di seluruh Indonesia tersebut, seharusnya BMT dapat berperan secara lebih optimal dalam pengembangan UMKM di seluruh Indonesia yang akan dapat menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja. BMT dalam siklus perekonomian tersebut seharusnya dapat menjadi lembaga intermediari antar pelaku ekonomi yaitu dari penabung dan juga peminjam secara lebih optimal, peminjam di sini adalah UMKM.

Disamping itu seharusnya BMT dan UMKM dapat bersama-sama menjadi mitra strategis dalam pengembangan perekonomian masyarakat Indonesia, yaitu BMT dapat menjadikan UMKM sebagai mitra dalam pengaplikasian PLS (Profit and Loss Sharing) dengan dasar sistem peminjaman modal bersifat FDR (Financial Deposite of Ratio) yang lebih sesuai dengan kaidah syariah sedangkan UMKM harus dapat lebih optimal menggunakan modal pinjaman dari BMT tersebut sehingga usaha yang dibangun akan menjadi lebih berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat umum.

Kata kunci: BMT, UMKM, PLS, FDR

1 www.bps.go.id

(6)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Upaya Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi Indonesia di antaranya yaitu mengadakan sebuah program bagi usaha mikro berupa pemodalan usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) telah memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Perkembangan Baki Kredit UMKM triwulan I 2016, UMKM mencapai Rp. 828,6 triliun dan mengalami pertumbuhan sebesar 14,9% dibandingkan tahun sebelumnya3. Data tersebut dapat mencerminkan minat masyarakat untuk berwirausaha serta kesadaran untuk hidup terus lebih baik dan mandiri. Hanya saja UMKM masih terkendala dengan jumlah

Sumber: Departemen Pengembangan UMKM-Bank Indonesia

ketersediaan modal yang masih terbatas. Maka dari itu, kehadiran BMT diharapkan mampu menjadi sebuah lembaga yang soluktif dalam pemodalan UMKM.

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah sebuah lembaga keuangan mikro berbasis syariah. Berdasarkan perannya sebagai lembaga keuangan, pada kepenulisan ini BMT dituntut berperan aktif dalam mendorong perekonomian melalui

memberdayaan masyarakat. Sebagai sebuah lembaga syariah yang memiliki keunggulan yang tidak dmiliki konvensional karena tidak menggunakan system

(7)

bunga yang dapat merugikan peminjam (UMKM) karena bunga terus bertambah, BMT diharapkan bisa menjadi lembaga penyedia pelayanan jasa Keuangan berupa Kredit tanpa bunga serta memiliki akses yang mudah dan cepat khususnya untuk daerah pedesaan.

Jumlah angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan tersebar diseluruh pelosok Indonesia khususnya di daerah pedesaan. Pada sisi inilah BMT dengan pengharapan akses yang mudah dan cepat masuk kedalam sendi-sendi masyarakat sehingga para angkatan kerja yang mencari perkerjaan di desa tidak perlu pergi ke kota.

Keterlibatan BMT sebagai salah satu lembaga pembiayaan mikro syariah diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan kepercayaan serta keberanian masyarakat dalam melakukan Kredit usaha yang diikuti dengan meningkatnya jumlah UMKM sehingga dapat membantu kesejahteraan hidup masyarakat yang berdampak pada meningkatkan PDB Indonesia, dan akhirnya menciptakan Indonesia sebagai Negara yang tahan terhadap krisis.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran UMKM dalam penyerapan potensi angkatan kerja di Indonesia ?

2. Bagaimana peran BMT dalam mendorong pemodalan untuk UMKM di Indonesia?

3. Tujuan

(8)

2. METODOLOGI PENELITIAN

Kepenulisan karya ilmiah ini didasari oleh penelitian dengan menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI).

Metode Analisis data disajikan dalam bentuk grafik dan menggunakan diagram arus lingkar sebagai base teori untuk menggambarkan pengaplikasian solusi.

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kondisi Angkatan Kerja Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk hingga 237.641.326 jiwa4. Seharusnya memiliki kemampuan yang memadai untuk dapat mengembangkan negara dan meninggkatkan pertumbuhan perekonomian negara lebih optimal lagi. Namun pada kenyataannya jumlah penduduk yang tinggi tersebut tak selamanya berjalan linier dengan pertumbuhan perekonomian negara. Hal ini disebabkan karena salah satunya tidak tersediannya lapangan pekerjaan bagi para angkatan kerja, yang pada akhirnya akan menghasilkan para penggangguran. Kita dapat menghitung tingkat pengangguran dengan cara:

Tingkat Pengangguran=Jumlah Penganggur

Angkatan Kerja ×100

Rumus untuk menghitung tingkat pengangguran5

Dengan perhitungan tersebut kita dapat menghitung seberapa besar tingkat pengangguran di Indonesia. Diagram di bawah ini memperlihatkan tingkat pengangguran di Indonesia dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Gambar 1: Perbandingan Tingkat Pengangguran di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam pada tahun 2014.6

Pada grafik di atas disajikan tingkat pengangguran di negara-negara perkembang di kawasan ASEAN dan di atas terlihat bahwa Indonesia memiliki tingkat pengangguran yang paling tinggi dari pada negara-negara yang lainnya.

(10)

Berarti Indonesia memiliki masalahan yang sangat urgent pada hal ini, dan harus dapat ditemukan formula yang tepat untuk penyelesainnya. Untuk tingkat pengangguran di Indonesia juga dapat dilihat kontribusi setiap provinsi di Indonesia terhadap tingkat pengangguran tersebut. Berikut grafik tingkat pengangguran di Indonesia menurut provinsi.

1,90-3,33 3,34-4,77 4,78-6,21 6,22-7,65 7,66-9,09 9,10-10,53 0

Gambar 2: Tingkat Pengangguran Menurut Provinsi 20147

Kemudian untuk melihat seberapa besar usaha yang dilakukan oleh angkatan kerja untuk mendapatkan pekerjaan kita dapat menghitungnya dengan pendekatan tingkat partisipasi angkatan kerja yang berisi angkatan kerja dibagi populasi dewasa dibagi seratus persen, yang dilambangkan sebagai berikut:

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja= Angkatan Kerja

Populasi Dewasa×100

Rumus Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja8

Selanjutnya kita akan melihat tingkat partisipasi angkatan kerja perprovinsi di Indonesia yang menggambarkan keadaan angkatan kerja Indonesia yang sudah benar-benar siap untuk memasuki dunia kerja, berikut grafik partisipasi angkatan kerja Indonesia perprovinsi pada tahun 2014:

7Ibid., data sudah diolah kembali.

(11)

0

Gambar 3: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Indonesia tahun 20149

2. Potensi UMKM sebagai lembaga penyerap tenaga kerja

Indonesia denganpenduduk yang memiiki banyak angkatan kerja seharusnya dapat lebih meningkatkan pendapatan nasional negara dengan produktifitas yang dimiliki oleh angkatan kerja kita. Pada laporan BPS untuk tahun 2016 pada periode hingga bulan Februari tercatat tingkat partisipasi angkatan kerja di seluruh provinsi berada pada angka 68,06%10. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak pula angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan yang semestinya, karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Maka salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengakomodir angkatan kerja adalah dengan membuat UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

UMKM dianggap dapat menyelesaikan permasalahan tersebut karena UMKM merupakan sebuah usaha yang dapat dibangun oleh individu maupun beberapa orang, baik menjadi milik perseorangan maupun lembaga, sehingga untuk pembentukannya relatif lebih mudah dan secara kultural lebih dekat dengan masyarakat, sehingga dinilai lebih solutif untuk mengatasi masalah penyerapan tenaga kerja. Untuk pertumbuhan UMKM di Indonesia yang dimulai dari 2012 hingga 2015 dapat dilihat pada grafik berikut:

(12)

1 2 3 4

Gambar 4:Posisi Kredit Usaha UMKM berdasarkan

skala mikro, kecil dan menengah11

Dengan melihat data tersebut seharusnya seluruh angkatan kerja di Indonesia dapat terserap secara optimal. Potensi UMKM tersebut memiliki tren yang positif dari empat tahun terakhir itu seharusnya berimplikasi positif pula terhadap kondisi perekonomian secara lebih luas. Namun, melihat grafik di atas dimana posisi kredit usaha mereka juga mengalami peningkatan tiap tahunnya juga menjadi sebuah permsalahan tersendiri.

3. Kondisi BMT (Baitul Mal Wat Tanwil) di Indonesia

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam tentunya kita mengharapkan untuk adanya institusi atau lembaga yang bernafaskan Islam pada setiap sendi kehidupannya. Salah satu jawaban dari harapan besar tersebut adalah adanya BMT (Baitul Mal Wat Tanwil) yang merupakan salah satu lembaga keuangan mikro yang menggunakan mekanisme PLS (Profit and Loss Sharing)

atau bagi hasil keuntungan maupun kerugian yang dihasilkan dari pengelolaan uang yang diberikan oleh nasabah, pada lembaga keuangan mikro ini pada prinsipnya menggunakan kaidah-kaidah yang telah disyariatkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah serta sumber hukum Islam yang lainnya.

Untuk studi kasus kita melihat potensi pada tiga provinsi di pulau jawa yaitu: Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai berikut:

(13)

Gambar 5: Pertumbuhan BMT tiap tahun12

Melihat tren pertumbuhan yang relatif stabil tersebut seharusnya BMT dapat juga memberikan dampai yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional , khususnya melalui UMKM.

Selanjutnya rasio bagi hasil untuk ketiga provinsi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 6: Rasio bagi hasil 13

Kemudian kepemilikan rekening BMT pada ketiga provinsi tersebut adalah sebagai berikut:

12Ali Sakti,PEMETAAN KONDISI DAN POTENSI BMT: Kemitraan dalam rangka Memperluas Pasar & Jangkauan Pelayanan Bank Syariah kepada Usaha Mikro, hal. 7.

(14)

Gambar 7: Kepemilikan Rekening pada BMT14

Pada data tersebut dapat dilihat bagaimana pada sektor perusahaan bahwa penggunaan pembiayaan maupun pendanaan masih sangat kurang optimal, maka selanjutnya pengguanaan pada sektor perusahaan atau korporasi (utamanya UMKM) haruslah lebih di tingkatkan lagi untuk dapat lebih mengembangkan UMKM tersebut sehingga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang berimplikasi pada kondisi perekonomiaan nasional.

4. BMT sebagai Lembaga Intermediasi

Pembahasan pada sub-bab ini merupakan model solusi yang akan kami tawarkan untuk mengatasi beberapa permasalahan yang telah dijelaskan di atas. Kami akan mencoba menggunakan diagram arus lingkar yang menjelaskan tentang hubungan antara : Perusahaan, Rumah Tangga, Pasar Barang dan Jasa, serta Pasar Faktor Produksi sebagai base theory (dasar teori) pengembangan UMKM dan BMT menjadi lembaga pendukung di dalamnya yang menghubungkan antara Perusahaan (dalam hal ini UMKM) dengan Rumah Tangga.

(15)

Gambar 8: Diagram Arus Lingkar15

Pada diagram di atas terlihat peran perusahaan sebagai lembaga penyerap (input) faktor-faktor produksi dan menghasilkan (output) yang dapat berupa barang dan jasa yang dijual. Selain itu perusahaan juga mendapatkan input berupa pendapatan dan juga output berupa upah dan biaya produksi yang lainnya. Selanjutnya pada model yang kami coba untuk rancang ulang ini, kami menggantikan perusahaan menjadi UMKM sebagai lembaga potensial dalam mengatasi permasalahan perekonomian, khususnya penyerapan tenaga kerja. Serta kami mencoba untuk menambahkan BMT di tengah grafik yang akan berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara kedua pelaku ekonomi yaitu UMKM dan Rumah Tangga.

(16)

Gambar 9: Diagram Model Intermediasi

Melihat pada diagram diatas dapat kita pahami bahwa selain sikrulasi perekonomian melewati beberapa pelaku ekonomi seperti rumah tangga yang menyediakan faktor produksi, kemudian masuk pada perusahaan (dalam hal ini adalah UMKM) yang akan memproduksi barang dan jasa yang akhirnya kembali lagi ke sektor rumah tangga.

Atau pun pada siklus sebaliknya yaitu sektor rumah tangga membelanjakan pendapatannya pada pasar barang dan jasa, pasar barang dan jasa menghasilkan pendapatan pada sektor perusahaan (UMKM) dan perusahaan (UMKM) mengeluarkan untuk biaya produksi, baik upah, sewa atau pun lainnya yang mereka bayarkan pada pasar faktor produksi yang akhirnya dari pembayaran inilah yang akan menghasilkan pendapatan pada sektor rumah tangga.

Namun pada sektor rumah tangga inilah uang (pendapatan) memiliki beberapa fungsi yang penting seperti yang biasa di notasikan dengan rumus:

Y=C+S16

Di mana pendapatan merupakan konsumsi ditambah tabungan, pada diagram di atas digambarkan bahwa S ini yang akan masuk pada BMT untuk fungsi tabungan,kemudian BMT dapat menyalurkannya pada lembaga lain yang membutuhkan dan dianggap pantas untuk mendapatkan pinajaman tersebut yaitu

(17)

UMKM, sebagai lembaga strategis untuk dapat melakukan hubungan kemitraan. Kemudian dari UMKM karena kenaikan modal tersebut dapat menstimulus perkembangan UMKM itu sendiri yang secara otomatis akan dapat lebih banyak lagi menyerap lapangan pekerjaan untuk angkatan kerja. Setelah uang tersebut berputar pada UMKM dan UMKM mendapatkan untung yang maksimal dan lebih banyak lagi kemudian kemudian dengan sistem bagi hasil (PLS(Profit and Loss Sharing)) yang akan lebih menguntungkan kedua belah pihak, kemudian BMT juga melayani nasabah, yaitu mereka yang dari sektor rumah tangga dengan sistem yang sama.

(18)

SIMPULAN

Peningkatan kondisi perekonomian nasional dapat dilakukan dengan pembangunan konsidi masyarakat, utamanya pada angkatan kerja. Dengan adanya pembangunan angkatan kerja maka implikasinya adalah semakin minimalnya indeks tingkat pengangguran yang ada.

Untuk menstimulus hal itu, salah satu cara yang paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan menumbuhkan UMKM, karena UMKM merupakan lembaga yang relatif lebih dekat dengan masyarakat sehingga lebih mudah pula untuk melakukan penyerapan tenaga kerja secara optimal.

Untuk meningkatkan kinerja UMKM tersebut haruslah didukung dengan modal yang memadai. Untuk hal itu, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menambah pemodalan dari BMT sebagai salah satu lembaga keuangan yang modalnya juga bersumber dari masyarakat.

Dalam hal ini, antara BMT dan UMKM seharusnya dapat menjadi mitra strategis antara satu dengan yang lainnya. Yaitu dengan BMT sebagai salah satu sumber pemodalan bagi UMKM yang hasilnya nanti dapat dikembalikan lagi ke BMT dengan sistem bagi hasil yang akan kemudian dilanjutkan lagi kenasabah.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Mankiw, N. Gregory, 2006. Makroekonomi Edisi 6.,Erlangga, Jakarta Mankiw, N. Gregory, 2006. Mikroekonomi Edisi 6.,Erlangga, Jakarta

Mankiw, N. Gregory, 2013. Pengantar ekonomi Makro Edisi Asia Volume 2. Salemba empat, Jakarta

Sumber Jurnal

Sakti, Ali, PEMETAAN KONDISI DAN POTENSI BMT: Kemitraan dalam rangka Memperluas Pasar & Jangkauan Pelayanan Bank Syariah kepada Usaha Mikro,

dalam Jurnal al-Muzara’ah, Vol. I, 2013.

Sumber Website

(20)

BIODATA PENULIS

Nama : Ilham Ibnu Affan

Lembaga : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Alamat : Kembang RT 5, RW 62 Maguwoharjo, Kec. Depok. Kab. Sleman

E-mail : ilham.ibnu.affan@gmail.com

No Hp : 058786294096

Nama : Nurul Aqila

Lembaga : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Alamat : Jl. Kartini 1A Sagan Yogyakarta

E-mail : nurulaqilayahya@gmail.com

No Hp : 082328315332

Nama :Muhammad Iqbal Al-Ghifari

Lembaga : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Alamat : Jl. Karanlo, Jogoragan, Banguntapan, Bantu, Yogyakarta

E-mail : iqbalalghifari1409@gmail.com

Gambar

Gambar 1: Perbandingan Tingkat Pengangguran di Indonesia, Malaysia,Thailand, dan Vietnam pada tahun 2014.6
Gambar 2: Tingkat Pengangguran Menurut Provinsi 20147
Gambar 3: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Indonesia tahun 20149
Gambar 4:Posisi Kredit Usaha UMKM berdasarkan
+5

Referensi

Dokumen terkait

infrastruktur (jalan, pelabuhan dan listrik) terhadap pertumbuhan ekonomi pulau

Perangkat GPS menerima sinyal dari satelit dan kemudian melakukan perhitungan sehingga pada tampilan umumnya kita dapat mengetahui posisi (dalam lintang dan bujur), kecepatan,

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, terutama pada pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Melihat dari kenyataan tersebut, maka peneliti merasa tertartik untuk mengkaji lebih jauh mengenai “Kontribusi Komunitas Pemuda Hijrah dalam Membangun Perilaku

In testing the hypotheses of the study, the writer also applied SPSS Statistic 19 to calculate correlation „r‟ product moment as supporting the result of

kebijakan tentang pelayanan gizi yang terkait dengan perlindungan hak pasien.

BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui alasan Perpustakaan Keperawatan POLTEKES Surakarta menggunakan aplikasi open source digilib versi rumah