• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tafsir Tematik Manusia Sebagai Komunik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tafsir Tematik Manusia Sebagai Komunik"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, segala sesuatunya pasti membutuhkan komunikasi, mulai yang sifatnya antarpribadi hingga yang publik, bahkan untuk kegiatan yang tergolong transendensipun juga menggunakan komunikasi. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur, diantaranya yaitu adanya komunikator, media, pesan, komunikan, respond dan juga efek. Dalam mata kuliah Tafsir Tematik Komunikasi ini menjelaskan mengenai komunikasi dengan menghubungkan berbagai unsur atau karakteristik komunikasi dengan ayat-ayat al-Qur’an.

Menjelaskan mengenai beberapa penafsiran dari ayat-ayat al-Qur’an yang kemudian dihubungkan dengan elemen-elemen komunikasi.

Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan mengenai komunikan, yang mana manusialah sebagai objeknya, dan menghubungkan dengan beberapa penafsiran al-Qur’an mengenai peran komunikan dalam komunikasi.

B. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dari manusia sebagai komunikan ?

2) Bagaimana hubungan komunikasi dengan penafsiran beberapa ayat-ayat Al-Qur’an ? C. Tujuan

1) Mengetahui pengertian dari manusia sebagai komunikan.

(2)

BAB I

I

PEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Komunikan

Terminology komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni, Communico yang artinya membagi, dan Communis yang berarti membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebagai ilmu yang multidisiplin, definisi komunikasi telah banyak dibuat oleh pakar dari berbagai disiplin ilmu.

Kata “komunikasi” sudah tidak asing lagi ditelinga kita, apalagi bagi mahasiswa komunikasi. Setiap hari apa yang kita lakukan pasti membutuhkan komunikasi. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan, tanpa komunikasi kita tidak dapat hidup, karena kebutuhan kita terpenuhi melalui komunikasi.

Begitu juga pengertian yang dipaparkan oleh beberapa para ahli, diantaranya yaitu menurut Harold D. Laswell, Communication is who say what, in which channel, to whom, which what effect, (Komunikasi adalah siapa mengatakan apa, dengan chanel apa, kepada siapa untuk memperoleh efek apa).

Dan juga pengertian yang diutarakan oleh Onong Uchjana Effendi, Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.

Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi ialah suatu proses penyampaian ide atau gagasan atau pesan dari pihak satu (komunikator) dan pihak kedua (komunikan) baik secara verbal maupun non verbal, melalui media maupun tidak yang menimbulkan efek berupa perubahan perilaku.1

Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.2 Manusia diciptakan

dalam struktur biologis yang sempurna dan dilengkapi dengan potensi inderawi, serta emosi dan akal. Bahkan dapat disebut bahwa manusia aalah puncak ciptaan dan makhluk Tuhan yang tertinggi dan kemudian manusia diangkatNya sebagai khalifah dibumi.

1 Yoyon mudjiono. Pengantar Ilmu Komunikasi, 2013. Jaudar Pers, Surabaya. Hal 6-7

(3)

Sebagai khalifah fi al-ardh, manusia harus berperan sebagai penata, pengatur, perekayasa atau pengelola agar memanfaatkan segala isis dan potensi alam raya ini dengan cara yang benar dan sikap yang saleh.3 Manusia sebagai ciptaan Tuhan, dengan sendirinya

berlaku pula hukum-hukum Tuhan terhadap kehidupannya.

Akan tetapi karena manusia tidak sama dengan alam yang secara otomatis tunduk kepada sunnatullah, ia dapat saja memilih alternatif-alternatif yang ada. Manusia karena kesadaran dan kemampuan memilih yang sengaja diberikan Tuhan kepadanya, sebagai ciptaan yang semmpurna, membuat ia tidak selamanya tunduk kepada hukum kehidupannya sendiri. Sebagian dari manusia malah justru mencari-cari dan menciptakan hukum kebenaran sendiri untuk hidupnya, sambil menolak dan mengingkari hukum yang sudah menjadi anugerah Allah pencipta manusia.4 Dengan demikian manusia memiliki potensi untuk tanduk dan potensi

untuk ingkar terhadap sunnahtullah bagi diri dan kehidupannya. Hal inilah yang membedakan manusia dengan alam.

Pada kajian komunikasi ini ada dua sudut pandangan untuk menjelaskan peran manusia yaitu sebagai komunikator dan komunikan dari sudut pandang komunikasi secara umum dan sudut pandang dalam islam

 Dari sudut pandang komunikasi pada umumnya manusia sebagai komunikan ialah manusia sebagai penerima pesan yang baik. Dalam proses komunikasi komunikan merupakan sasaran komunikasi dan tujuan manusia berkomunikasi adalah untuk membangun atau menciptakan pemahamam atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku ataupun perubahan. Dalam kajian ini secara garis besar intinya adalah manusia sebagai komunikan yang dapat menangkap pesan dengan baik yang di sampaikan oleh manusia lain (komunikator). Karna itu manusia adalah komunikator tebaik daripada mahluk yang lain makadari itu objek kajian komunikasi adalah manusia.

 Sedangkan dari sudut pandang islam manusia sebagai komunikan dan sasaran komunikasi, dan yang menjadi komunikator adalah Allah yang menyampaikan pesan berupa al-Qur’an. Dalam sudut pandang ini proses komunikasi dari seorang

3 Asep Muhhidin, Dakwah dalam prospekstif Al-Qur’an. Pustaka Setia. Bandung. 2002. Hal 11

(4)

komunikator yag menyampaikan pesan melalui media atau secara langsung kepada komunikan dan menimbulkan sebuah efek. Diibaratkan dalam pandangan islam Allah adalah komunikator yang menyampaikan pesan berupa al-Quran melalui sebua media yakni malaikat jibril ataupun secara langsung yakni lewat mimpi kepada komunikan yakni nabi (manusia). Malaikat jibril disini selain menjadi media juga bisa mnjadi komunikan 2 yang menyampaikan pesan kepada komunikan satu atau komunikan

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah sama, mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang ma’ruf, dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-oorang munafik itulah orang-orang yang fasik. (QS At Taubah : 67)

Ayat ini menerangkan tentang adanya persamaan di kalangan orang-orang munafik baik pria maupun wanita baik mengenai sifat-sifat mereka maupun mengenai akhlak dan perbuatan mereka. Masing-masing saling menganjurkan kepada yang lainnya berbuat kemungkaran seperti yang diterangkan oleh Nabi saw.:

(5)

:

ناخ نمتئا اذإو فلخأ دعو اذإو بذك ثدح اذإ ثلث قفانملا ةيآ

Artinya :

Tanda orang munafik itu ada tiga. Apabila ia berbicara berdusta, apabila ia berjanji mungkir, dan apabila ia dipercayai berkhianat. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)6

Demikian juga orang munafik itu masing-masing saling melarang sesamanya berbuat baik seperti melakukan jihad dan mengeluarkan harta untuk amal-amal sosial terutama perang sabil sebagaimana firman Allah:

اوضنهفبننيب ىتنبحب هملنبلا لموسهرب دبننعم ننمب ىلبعب اوقهفمننته الب نبولهوقهيب نبيذملنبا مههه

Artinya:

Merekalah orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Ansar): "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah). (Q.S. Al-Munafiqun: 7)

Disebutkan juga dalam ayat ini salah satu cirri-ciri orang munafik yaitu orang yang menyembunyikan tangannya (kikir).7 Yang dimaksud kikir disini yaitu mereka tidak mau

menginfakkan hartanya dijalan Allah, meskipun dalam bentuk kecil seperti shodaqoh saklipun.

Semua itu disebabkan mereka lupa kepada kebesaran Allah, lupa kepada petunjuk-petunjuk agama-Nya dan lupa kepada siksa-Nya, tegasnya mereka lupa mendekatkan diri kepada Allah dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, sebagaimana tidak terlintas di hati sanubari mereka kewajiban berterima kasih atas nikmat-nikmat yang diberikan Tuhan sehingga mereka mengikuti kehendak nafsu mereka dan godaan setan. Maka sewajarnyalah pula Allah melupakan mereka dengan menjauhkan mereka dari karunia taufik-Nya di dunia dan karunia ganjaran pahala di akhirat. Sesungguhnya orang-orang munafik yang tetap dalam kemunafikannya itu merupakan manusia yang paling fasik di dunia ini bahkan mereka lebih rendah dari orang-orang kafir biasa, karena orang kafir ini sekadar jatuh pada kesalahan iktikad terhadap Tuhan mengenai keesaan atau

6 Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani. Bulughul Maram, Babul Jami’. Nurul Huda. Surabaya. Hal 336

(6)

mengenai adanya Tuhan. Berlainan halnya dengan orang-orang munafik itu di mana mereka sengaja membuat kesalahan baik mengenai akidah atau pun mengenai akhlak dan tindak tanduk perbuatan yang jauh menyimpang dari fitrah manusia yang murni.

Sedangkan yang dimaksud dengan fasik adalah orang yang keluar dari jalan yang benar dan masuk kedalam jalan kesesatan.8

B.2. SuratAl-Imron ayat 112 berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (QS. Ali Imran: 112)

Allah SWT telah memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman agar berpegang teguh pada tali (perjanjian) Allah, dan mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan kepada mereka untuk merukunkan hati mereka pada ukhuwah islamiyah. Ayat ini membawa kabar gembira sekaligus peringatan atau ancaman bagi kaum muslimin, sekiranya mereka tetap dalam iman dan bersatu dan berusaha melaksanakan Amar Makruf Nahi Mungkar, maka kalian akan selamat dari ancaman musuh dan tidak ada lagi bahaya yang mengintai kalian, melainkan musuhlah yang gentar terhadap kalian. Ayat ini berbicara mengenai kaum yahudi, dan termasuk hal yang dinyatakan oleh al-Qur’an jauh sebelum itu terjadi yang nyata di sepanjang sejarah. Mengapa, karena kaum ini selalu hina dan tidak pernah mendapatkan legalitas dan pengakuan.

(7)

Bahkan dewasa ini, di mana ekonomi dan propaganda dunia berada di tangan milyarder-milyarder Yahudi, mereka masih belum memiliki sebuah negara di dunia yang merdeka dan Israel dikenal sebagai penjajah dan dibenci oleh masyarakat internasional.9

Sesungguhnya mereka telah selalu diikuti kehinaan sehingga tidak bisa melepaskan diri darinya. Dihadapannya kamu mereka merasa sangat hina dan merasa hak-hak mereka diinjak-injak, kecuali hanya dengan perjanjian dari Allah, yaitu apa-apa yang telah ditetapkan oleh Syari’at bila mereka mau masuk kedalam wilayah hukum syari’at, yaitu persamaan hak dan peradilan dan haram menyakiti, disamping perjanjian dengan umat manusia. Keadaan seperti itu menuntut kebersamaan dalam kehidupan. Mereka membutuhkan kalian, dan kalian membutuhkan mereka dalam beberapa hal. Dan memang Nabi SAW sendiri memperlakukan mereka dengan baik dalam muamalah. Beliau pernah berhutang kepada mereka, begitu pula para khalifah sesudah beliau.10

Kehinaan dan kesengsaraan yang menimpa mereka, disamping mereka mendapatkan kemurkaan Allah, adalah lantaran kekufuran mereka kepada Allah, dan mereka membunuh para nabi yang memberikan syari’at tanpa hak.

Dalam nash disebutkan bahwa pembunuhan itu tanpa hak, dan kenyataannya memang demikian. Maka hal ini dimaksudkan sebagai kecaman atas tindakan mereka, karena hal itu dilakukan dengan sengaja, bukan karena kesalahan. Kemudian Allah menjelaskan penyebab kekufuran dan keterlaluan mereka. Allah berfirman :

ىلق

نبودهتبعنيب اونهاكبوب اونبصبعب امببم كبلمذب

Sesungguhnya mereka tidak sekali-kali berani melakukan hal itu melainkan karena kebiasaan dalam melakukan maksiat dan pelanggaran atas batasan-batasan Allah, disamping terus menerus melakukan dosa kecil yang akhirnya menjerumuskan mereka kedalam dosa yang besar.11

Kemudian disini Allah mengiringi hal-hal tersebut dengan penuturan tentang keutamaan orang-orang yang melakukan ukhuwah islamiyah dalam agama dan berpegang teguh pada tali Allah. Hal ini dimaksudkan untuk membangkitkan mereka agar kamu taat dan menurut. Sebab mengingat keadaan mereka yang diciptakan sebagai sebaik-baik

9 Tafsir Surat Al Imron ayat 112.

https://www.facebook.com/AnasAbdillahAlCilacapi/posts/241370442686610 Jum’at, 27-03-2015, at 19.00 PM.

(8)

umat sudah seharusnya hal-hal yang menguatkan penggilan mereka ini jangan terlepas dari diri mereka, karena hal ini merupakan keistimewaan mereka. Hal ini tidak akan bisa dicapai melainkan dengan jalan memelihara (mengikuti) perintah-perintah Allah dan meninggalkan laranganNya.12

Dari ayat ini kita petik beberapa pelajaran yaitu Iman kepada Tuhan merupakan benteng kokoh yang mencegah masuknya musuh dan menyebabkan kekalahan musuh. Rahasia kemuliaan ada dua hal, pertama yaitu menjaga hubungan yang kokoh dengan Tuhan dan yang kedua yaitu hubungan baik dengan manusia. Bila dua hal ini disatukan tidak ada satu kekuatan yang dapat melemahkannya. Umat islam adalah umat terbaik, selama mereka melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan tetap beriman kepada Allah dan RosulNya, Muhammad SAW.13

B.3. Surat Al-Furqon ayat 33

ارريسمفنتب نبسبحنأبوب قنمحبلنابم كبانبئنجم لإم لضثبمببم كبنبوتهأنيب لوب

Artinya :

Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik.

Setelah mengemukakan celaan mereka terhadap al-Kitab, seperti perkataan mereka, “Sesungguhnya al-Qur’an itu hanyalah kedustaan yang nyata, dan al-Qur’an itu adalah dongengan orang-orang dahulu”, selanjutnya Allah menyajikan kekeliruan lain yang mereka lontarkan, yaitu “Sekiranya al-Qur’an itu benar dari sisi Allah, niscaya Dia menurunkannya sekaligus, sebagaimana telah menurunkan taurat sekaligus kepada Musa, menurunkan Injil sekaligus kepada Isa, menurunkan Zabur sekaligus kepada Daud”. Maka Allah membatah perkataan mereka dan menjelaskan beberapa faidah itu ialah untuk menguatkan hati Rasulullah SAW dengan mudah menghapal, memahami makna, mencocokkan kata-kata dan lain sebagainya. Kemudian Allah menjanjikan kepada beliau bahwa setiap kali mereka melontarkan tuduhan keliru, maka tuduhan itu dipatahkan dengan jawaban yang haq dan kata pasti yang membuka tabir kebenaran. Sesudah itu,

(9)

Allah menerangkan ihwal kaum musyrikin, bahwa ketika mereka dikumpulkan, mereka benar-benar dalam keadaan hina-dina, mereka diseret dengan muka dibawah keneraka jahannam, sedangkan mereka dalam keadaan terbelenggu.14

Bahwa dalam interaksi al-Qur’an dengan masyarakat, tidak jarang timbul sanggahan dan pertanyaan. Jika al-Quur’an turun sekaligus, maka pstilah Nabi Muhammad SAW harus mencari dan membuka lembaran al-Qur’an atau ingatan beliau guna menemukan jawaban dan sanggahan itu. Disamping itu, jawaban demikian akan menjadikan tidak sesegar jawaban spontan. Berbeda jika ia turun dari saat ke saat, menjawab setiap sanggahan dan pertanyaan. Demikian ayat diatas menjelaskan mengapa al-Qur’an turun sedikit demi sedikit.

Thahir Ibn Asyur dan banyak ulama lain berpendapat bahwa hanya penggalan Li Nutsabbita Bihi Fu’adaka yang merupakan jawaban atas usul atau keberatan kaum kafir itu tentang cara turun al-Qur’an , adapun Rattalnahu Tartilan maka ia adalah penjelasan tentang keistimewaan al-Qur’an atau perintah membacanya dengan perlahan.

Sedang ayat 33 menurutnya bertujuan membantah semua tuduhan dan dalih kaum kafir, baik yang telah lalu maupun yang akan datang, dan bahwa itu semua terbantahkan dengan dalil-dalil yang sangat jelas. Ayat ini menurutnya berarti mereka tidak mendatangkan satu dalih yang menyamarkan keadaanmu – wahai Nabi Muhammad saw – dan yang bertujuan membedakanmu dengan para rasul Allah yang lain, melainkan kami membatalkan upaya mereka itu sambil membuktikan bahwa kerasulan dan kenabian tidaklah berkaitan dengan apa yang mereka duga dan ucapkan, baik secara langsung seperti bahwa al-Qur’an adalah dongengan orang dahulu, atau bahwa engkau bukan rasul karna makan dan masuk ke pasar, maupun secara tidak langsung, seperti usul mereka agar diturunkan kepada mereka malaikat atau al-Qur’an diturunkan sekaligus.

Firman-firman Allah yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril itu turun dalam rentang waktu dua puluh dua tahun lebih. Itu agaknya mengisyaratkan bahwa bacaan/pendidikan, baru dapat mennjukkan hasilnya setelah berlalu masa sepanjang itu. Memang kemajuan atau kemunduran suatu masyarakat ditentukan oleh Sumber Daya Manusianya, dan ini ditentukan oleh bacaan dan pendidikannya. Generasi muda yang dididik, baru akan tampil setelah sekitar dua puluh

(10)

tahun dari awal masa pendidikannya. Ketika itu baru akan nampak peranan mereka yang diarahkan oleh bacaan dan pendidikan selama ini. Dan karena itu pulalah agaknya Allah swt. Tidak menurunkan al-Qur’an sekaligus, dan menjadikannya bertahap dalam dua puluh dua tahun lebih.

Tidak satupun sifat aneh yang diajukan orang-orang musyrik itu kepadamu, yang mereka maksudkan untuk menodai kenabianmu, kecuali kami bantai dengan kebenran yang menolak perkataan mereka dan mematahkan segala permintaan mereka yang tolol, kebenaranyang lebih jelas disbanding apa yang mereka katakan.

Senada dengan ayat tersebut ialah firman Allah :

ههغهمبدنيبفب لمطماببلنا ىلبعب قنمحبلنابم فهذمقننب لنبب

Artinya :

Sebenarnya kami melontarkan yang haq kepada batil, lalu yang haq itu menghancurkannya. (Al Anbiya’: 21)

Tidak ada satu usul pun yang rusak yang mereka lontarkan, kecuali kami datangkan kepadamu jawaban yang menolaknya dan menjelaskan kebatilannya.

B.4. Surat Al-Baqarah ayat 106

ىبلبعب هبللا ننبأب منلبعنتب منلبأب اهبلمثنمم ونأب اهبننمنم رضينخببم تمأننب اهبسمنننه ونأب ةضيبآ ننمم خنسبنننب امب

رريندمقب ءضينشب لنمكه

Artinya :

Ayat mana saja yang Kami nasakh-kan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

(11)

menurut satu qiro’at nunsikh artinya kami titah – kamu atau Jibril - menghapusnya -

ونأب

اهبسمنننه

(atau kami tangguhkan) kami undurkan, sehingga hukumnya tidak turun dan bacaannya “kami tangguhkan dilaut mahfudz”. Menurut satu qiro’at tanpa hamzah berasal dari kata-kata nis-yan artinya “lupa”, sehingga artinya ialah “kami kikis atau kami hapuskan dari dalam kalbumu sehingga kamu melupakannya”. Jawab syaratnya ialah

-اهبننمنم رضينخببم تمأننب

(kami datangkan yang lebih baik daripadanya) artinya lebih menguntungkan bagi hamba, baik dalam kemudahannya maupun dalam besar pahalanya

-اهبلمثنمم ونأب

(atau yang sebanding dengannya) dalam beban yang harus dipikulkan atau dalam ganjarannya –

رريندمقب ءضينشب لنمكه ىبلبعب هبللا ننبأب منلبعنتب منلبأب

(tidaklah kamu ketahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu ?) Termasuk dalam kekuasaanNya itu, nasakh yaitu menghapus hukum dan menghubahnya, dan mengenai pertanyaan disini maksudnya ialah untuk mengukuhkan.15

Sehubungan dengan definisi nasakh, Ulama ahli Usul berbeda-beda dalam mengungkapkannya. Tetapi kesimpulan dari semua pendapat mereka saling berdekatan (tidak jauh berbeda), mengingat makna nasakh menurut istilah syara’ sudah dimaklumi dikalangan ulama. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa nasakh artinya menghapuskan suatu huku dengan dalil syar’i yang dating kemudian. Termasuk kedalam pengertian definisi ini me-nasakh hukum yang ringan dengan hukum yang berat dan sebaliknya, juga nasakh yang tidak ada gantinya. Rincian mengenai hukum-hukum nasakh, jenis-jenis serta syarat-syaratnya dibahas didalam kitab Usul Fiqh.16

Ada juga yang mengartikan kata mansukh disini bukan ditujukan untuk ayat al-Qur’an, bukanlah ayat al-Qur’an ada yang mansukh atau yang lupa, yang kemudian diganti oleh Tuhan dengan ayat yang lain, dengan yang lebih baik atau yang sama. Yang dimaksud dengan ayat disini ialah arti tanda, dan yang sebenarnya dituju ialah mu’jizat. Nabi-nabi yang terdahulu telah diberi Allah berbagai macam mu’jizat sebagai tanda bukti mereka telah diutus Tuhan, sesuai pula dengan kecerdasan ummat pada waktu itu.

15 Imam Jalaluddin Al Mahalli. Terjemahan tafsir Jalalain berikut Asbabun Nuzulnya Jilid 1 cet ke VIII. Sinar Baru Al Gensindo, Bandung. 2010. Hal 55

(12)

Berbagai mu’jizat yang telah terdahulu itu ada juga disebutkan didalam al-Qur’an. Nabi Musa a.s. misalnya, telah datang membawa ayat mu’jizat yaitu dia mempunyai tongkat yang demikian ganjil, Nabi Isa a.s. telah diberi ayat mu’jizat menyembuhkan orang sakit balak dan menyalangkan orang buta. Ayat itu telah mansukh, atau telah diganti dengan yang lebih baik dengan kedatangan nabi Muhammad s.a.w. yaitu al-Qur’an sebagai mu’jizat terbesar. Tongkat musa entah dimana sekarang, sudah hilang karena sudah lama masanya. Tetapi al-Qur’an masih tetap sebagai sediakala ketika diturunkan. Sehurufpun tidak berubah. Nabi Isa al Masih dikala hidupnya telah menyembuhkan orang sakit yang balak dan menyalangkan orang buta dengan izin Allah, maka al-Qur’an yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. pun telah menghidupkan orang yang mati hatinya dan buta fikirannya buat segala zaman. Maka ayat al-Qur’an sebagai mu’jizat jauhlah lebih baik daripaa ayat terdahulu yang telah mansukh itu. Kitab-kitab suci sendiripun telah banyak yang terlupa, itupun diakui oleh setiap penyelidik yang insaf. Taurat yang asli tidak ada lagi, orang Yahudi telah banyak melupakannya, sehingga catatan yang tinggal sudah banyak campur aduk. Injil Isa al Masih entah dimana tak diketahui,sebab Injil baru div=catat berpuluh tahun sesudah beliau meninggalkan dunia ini.17

C. Hubungan Ayat Dengan Komunikasi Pada Umumnya C.1 Pergeseran Nilai-Nilai Komunikan

Hubungannya surat At Taubah ayat 67 dengan komunikasi adalah dalam ayat ini diterangkan bahwa orang-orang munafik laki-laki dan perempuan satu sama lain adalah sama, mereka menyuruh yang munkar dan melarang yang ma’ruf. Dalam keterangan itu orang-orang munafik dimaksudkan sebagai komunikan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai komunikan yang seharusnya, dan mereka menyuruh yang munkar dan melarang yang ma’ruf dalam konteks ini yang dimaksud adalah seorang komunikan yang menerima pesan tidak singkron dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator.18

Dalam faktor komponen komunikan ada dua hal yang perlu dimiliki oleh komunikan, yaitu kredibilitas komunikator dan daya tarik komunikator. Untuk mencapai komunikasi yang efektif, komunikator perlu membangun hubungan yang baik dan cara

17 Hamka. Tafsir Al Azhar juz 1. PT Pustaka Panjimas, Jakarta. Hal 339

18 Pergeseran Nilai-Nilai Komunikan.

(13)

penyampian yang baik pula dengan komunikan, dengan begitu komunikan memiliki kredibilitas kepada komunikator dan pesan dapat diterima dengan baik juga.

Namun komunikan yang dimaksudkan dalam surat At Taubah ayat 67 adalah komunikan yang tidak memiliki kredibilitas kepada komunikator (Allah), meskipun sebaik-baik apapun pesan itu dan cara penyampaiannya, maka pesan tidak dapat diterima dengan baik, bahkan menimbulkan pemahaman yang berlawanan. Sehingga yang awalnya perintah untuk Amar M’ruf Nahi Munkar menjadi Amar Munkar Nahi Ma’ruf (tergolong kaum munafik).

C.2 Sikap Dan Reaksi Komunikan

Hubungan surat Al Imron ayat 112 ini dengan komunikasi adalah di ayat ini dijelaskan bahwa kita diperintakan berusaha melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Seorang komunikan harus bisa menjaga sikap dan berada pada hal yang benar dengan menyikapi pesan yang di dapat dengan positif dan bisa memilah pesan yang baik dan pesan yang buruk sehigga tidak tercampur aduk sehingga pesan yang didapat oleh komunikan bisa efektif.

Berperan menjadi seorang komunikan perlu memperhatikan penuh pesan yang disampaikan oleh komunikator. Agar pesan yang disampaikan dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan awal komunikator melakukan komunikasi. Selain itu kepercayaan dan sikap juga perlu dimiliki oleh komunikan yang baik.

Seorang komunikan juga harus bisa menjaga etika dan sopan santun dalam berkomunikasi seperti yang di jelaskan bahwa kita harus menjaga hubungan baik dengan tuhan dan hubungan baik dengan manusia yang brarti sebagai komunikan harus bisa menjaga hubungan baik dengan komunikator.

C.3 Metode Dan Teknik Perbaikan Komunikan

(14)

mereka datang kepadamu suatu yang aneh, melainkan kami datangkan kepadamu suatu yang haq dan yang paling baik penjelasannya.

(15)

BAB III

PENUTUPAN

A. Simpulan

Pergeseran nilai-nilai komunikan terjadi dikarenakan fakto dari komunikan tersebut kurang memahami pesan yang disampaikan karena tidak memperhatikan atau memang sengaja tak menghiraukan komunikator. Dan juga menyimpan pesan yang baik atau kebaikan dan menyebarkan pesan yang buruk atau keburukan.

Sikap dan reaksi komunikan harus bisa menjaga hubungan baik dengan komunikator dan komunikan harus mempunyai etika dalam berkomunikasi dan menangapi pesan yang didapat dari komunikator.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ad-Dimasyqi, Al Imam Abul Fida ismail Ibnu kasir. 2000. Tafsir ibnu Kasir juz I Cet ke-1. Sinar baru Al Gensindo. Bandung.

__________ 2002. Tafsir ibnu Kasir juz X Cet ke-1. Sinar baru Al Gensindo. Bandung.

Al Mahalli, Imam jalaluddin. 2010. Terjemahan Tafsir jalalin berikut Asbabun Nuzul Jilid 1 Cet ke-VIII. Sinar Baru Al gensindo. Bandung.

Al Maragi, Ahmad Mustafa. 1983. Terjemahan Tafsir Al Maragi juz IV Cet ke-1. CV. Toha Putra. Semarang.

__________ 1993. Terjemahan Tafsir Al Maragi juz IV Cet ke-1. CV. Toha Putra. Semarang. Arifin Anwar. 2011. Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi. Garaha Ilmu. Yogyakarta. Hamka. 1982. Tafsir Al-Azhar Juz I. PT Pustaka Panjimas. Jakarta.

__________ 1982. Tafsir Al-Azhar Juz XIX. PT Pustaka Panjimas. Jakarta. Perpuatakaan Nasional RI. 2011. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Widya Cahya. Jakarta.

https://safinaturrohmah.wordpress.com/materi-perkuliahan/tafsir-tematik-komunikasi/manusia-sebagai-komunikan/

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melaksanakan kegiatan observasi dan orientasi di SMP N 39 Semarang praktikan mendapat pengetahuan dan pengalaman mengenai banyak hal yang berkaitan dengan

maksud untuk memahami makna yang terkandng dalam ajaran tersebut. b) Metode komparatif, yaitu ajaran ajaran islam itu dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan

para mujtahid, karena para mujtahid hanya terbatas pada memperjelas atau memunculkan hukum Allah serta menemukannya melalui jalan Istimbath (penetapan hukum yang berdasarkan

Dalam memenuhi Kerangka Acuan Kerja, lingkup dari layanan yang diberikan Konsultan akan dibatasi pada Perencanan Teknis Pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan Teknis Pembangunan

Kunjungan ANC men- jadi salah satu faktor risiko yang mening- katkan kejadian perdarahan pasca persalin- an karena apabila ibu melakukan pelayanan ANC secara teratur

Saat ini kerap terjadi pelanggaran privasi di media sosial berbasis ojek online, timbulnya pelanggaran privasi pada ojek online ini karena aplikasi

Sebagian besar anak yang menderita TB paru adalah anak yang memiliki status gizi yang tidak normal dan terdapat pengaruh yang signifikan antara status gizi

EFEKTIFITAS FLASH CARD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA TUNARUNGU KELAS TK-A2 DI SLB NEGERI CICENDO KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |