• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Kupu-Kupu Sub Ordo Rhopalocera di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera (PPOS) Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jenis Kupu-Kupu Sub Ordo Rhopalocera di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera (PPOS) Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Sumatera Utara"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan salah satu kawasan

pelestarian alam yang secara administrasi pemerintahan terletak di dua provinsi,

yaitu provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. TNGL ini

meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pegunungan tinggi yang diliputi oleh

hutan lebat khas hutan hujan tropis. Bukit Lawang merupakan salah satu pintu

masuk kawasan TNGL.Bukit Lawang atau lebih dikenal sebagai Pusat

Pengamatan Orangutan Sumatra (PPOS) memiliki luas ±200 ha, berada di Desa

Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Propinsi

Sumatera Utara. Bukit Lawang merupakan pusat rehabilitasi Orangutan jinak

untuk dilepasliarkan kembali ke alam (Departemen Kehutanan, 2010).

Wisata alam Bukit Lawang menjadi tujuan wisata andalan di Sumatera

Utara karena memiliki daya tarik dengan adanya satwa langka Orangutan Sumatra

semi liar dan panorama hutan hujan tropis (Departemen Kehutanan, 2010). Selain

itu di Bukit Lawang dapat dijumpai berbagai jenis flora dan fauna seperti kantong

semar, meranti, keruing, damar laut, anggrek hutan, rafflessia, bunga bangkai,

cendawan, harimau, kupu-kupu, orangutan, siamang, kedih, beruang madu,

kambing hutan dan lainnya yang merupakan khas hutan hujan tropis. Bukit

Lawang merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 150-300 m dari

permukaan laut, dengan kondisi hutan yang masih relatif baik (Wanggai, 2010).

Hutan adalah komunitas hidup yang terdiri dari asosiasi pohon dan

vegetasi secara umum serta hewan lain. Dalam komunitas itu, tiap individu

berkembang, tumbuh menjadi dewasa, tua dan mati. Hutan adalah suatu

komunitas biologik dari tumbuhan dan hewan yang hidup dalam kondisi tertentu,

berinteraksi secara kompleks dengan komponen lingkungan tak hidup (abiotik)

yang meliputi faktor-faktor seperti tanah, iklim dan fisiografi. Lebih khusus, maka

hutan merupakan komunitas tumbuhan yang lebih didominasi oleh pohon dan

(2)

2

tumbuhan berkayu dengan tajuk yang rapat. Ekosistem hutan dalam alam

menempati suatu daerah aliran sungai, terbentang mulai dari sederetan

pegunungan dengan puncak-puncaknya yang diikuti oleh tebing-tebing yang terjal

dari ketinggian tertentu mengarah ke kaki gunung membentuk ekosistem dataran

rendah, lembah dan membentuk pula ekosistem rawa dan ekosistem mangrove

menuju ke muara sungai (Wanggai, 2010). Sungai yang melintasi kawasan Bukit

Lawang adalah sungai Bohorok dengan beberapa anak sungai diantaranya adalah

sungai Landak, Jamur Batu, Kerapuh, dan lainnya (Haryono, 2006). Muchtar et al.

(2007) menyatakan bahwa Sungai adalah daerah yang dibatasi oleh topografi yang

merupakan daerah tangkapan air (catchment area) memiliki fungsi menerima,

menampung dan mengalirkan air ke laut melalui sungai utama. Daerah Aliran

Sungai (DAS) mempunyai manfaat sangat penting bagi kelangsungan hidup

manusia, tumbuhan dan hewan di sekitarnya.

Sungai Bohorok yang mengalir di daerah Bukit Lawang merupakan

habitat yang disukai oleh kupu-kupu, karena di sepanjang aliran sungai Bahorok

banyak terdapat tanaman berbunga yang berfungsi sebagai sumber makanan untuk

kupu-kupu, di samping itu daerah ini memiliki kelembaban yang tinggi. Pada

umumnya kupu-kupu menyukai habitat yang mempunyai kelembaban tinggi,

yaitu sekitar 60% untuk reproduksinya (Achmad, 2002 dalam Maulidia, 2011)

Selanjutnya dijelaskan bahwa semakin banyak tanaman berbunga, maka akan

semakin banyak pula kupu-kupu dewasa (imago) yang datang mengunjungi

tempat tersebut untuk menghisap cairan nektar dari tanaman berbunga. Selain

cairan nektar bunga, kupu-kupu juga menghisap cairan dari bangkai atau cairan

pembuangan air seni (urin) dari hewan dan manusia.

Kupu-kupu adalah serangga yang termasuk dalam ordo Lepidoptera,

artinya serangga yang hampir seluruh permukaan tubuhnya tertutupi oleh

lembaran-lembaran sisik yang memberi corak dan warna sayap kupu-kupu

(Scoble, 1995 dalam Sulistyani, 2013). Menurut Sulistyani (2013), kupu-kupu

merupakan jenis serangga yang paling banyak dikenal dan sering dijumpai karena

bentuk dan warnanya yang indah dan beragam, dan pada umumnya aktif di siang

hari (diurnal). Kupu-kupu digolongkan ke dalam subordo Rhopalocera karena

sifatnya yang diurnal. Rhopalocera bersifat monofiletik, memiliki antena

(3)

3

membesar pada ujungnya, saat istirahat sayap Rhopalocera umumnya ditegakkan

dan sayap Rhopalocera bergandengan pada tiap sisi.

Bukit Lawang terdapat banyak keanekaragaman kupu-kupu dari sub ordo

Rhopalocera karena banyak tumbuhan pakan yang cocok bagi spesies kupu-kupu

tersebut. Namun, pengetahuan tentang keberadaan jenis kupu-kupu Rhopalocera

pada suatu habitat tertentu belum banyak diketahui. Hal ini disebabkan karena

minimnya penelitian, dokumentasi dan publikasi kupu-kupu tersebut secara

umum. Menurut Soekardi (2007) dalam Pulungan (2011), Jumlah spesies

kupu-kupu yang terdapat di Indonesia belum ada data yang pasti. Begitu juga di

Sumatera, walaupun data keanekaragaman kupu-kupu di Sumatera belum lengkap

diperkirakan terdapat tidak kurang dari 1.000 spesies kupu-kupu. Sehubungan

dengan uraian di atas maka dilakukanlah penelitian tentang ”Jenis Kupu-Kupu

Sub Ordo Rhopalocer) di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser PPOS Bukit

Lawang Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

1.2. Permasalahan

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan bagian dari kawasan

PPOS Bukit Lawang yang merupakan kawasan hutan hujan tropis sebagai habitat

satwa liar, diantaranya adalah dari spesies kupu-kupu. Namun demikian hingga

saat ini belum diketahui jenis kupu-kupu dari sub ordo Rhopalocera apa sajakah

yang terdapat di Kawasan Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser ?

1.3. Tujuan

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui jumlah jenis kupu-kupu yang termasuk kedalam sub ordo

Rhopalocera di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser PPOS Bukit

Lawang Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

2) Untuk mengetahui jenis tumbuhan pakan dan bukan tumbuhan pakan bagi

kupu-kupu di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser PPOS Bukit Lawang

Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

(4)

4

1.4. Manfaat

Penelitian ini bermanfaat dalam memberikan informasi lebih lanjut tentang

jenis kupu-kupu (Rhopalocera) di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser

PPOS Bukit Lawang serta dapat menjadi acuan bagi para peneliti berikutnya.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi kesehatan dan sosial sebagai Instansi teknis pembina pada kesehatan lanjut usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d.. (3)

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) Nomor:BA-127/ULPD/WI.2/2016 Tanggal 16 Juli 2016 dan Penetapan Pemenang oleh Kelompok Kerja (Pokja) ULPD Kementerian Keuangan

(3) Proses pembuatan karya pop art WPAP (Wedha’s Pop Art Portrait ) ini terdiri dari 2 macam cara, yaitu dengan cara manual dan dengan cara komputer (digital).. (4)

[r]

Permainan ini juga diberikan alat bantu untuk mempermudah penyelesaian dengan mencantumkan angka pada pojok kiri gambar atau video yang sedang diacak. Dengan permainan ini kita

Selain itu Borland Delphi memiliki komponen-komponen visual maupun non visual berintegrasi yang akan menghemat penulisan program, mendukung GUI (Graphical User Interface).

[r]

Aplikasi e-Learning ini dapat digunakan sebagai media alternatif bagi mahasiswa terutama pada jurusan Teknik Informatika untuk menambah materi pembelajaran dan selain itu dapat