• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tajam Penglihatan Setelah Pembedahan Katarak Traumatik Dengan Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhinya di RSUP H. Adam Malik Tahun 2009-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Tajam Penglihatan Setelah Pembedahan Katarak Traumatik Dengan Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhinya di RSUP H. Adam Malik Tahun 2009-2013"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi

Katarak traumatik merupakan katarak yang muncul sebagai akibat

cedera pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun

tumpul pada bola mata yang terlihat sesudah beberapa hari ataupun

beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau

pun gejala sisa dari trauma mata. Katarak dapat terjadi sebagai akibat

trauma tumpul berat.5,13

2.2. Epidemiologi

Di Amerika Serikat terjadi kurang lebih sebanyak 2.5 juta trauma

mata per tahun. Diperkirakan sebanyak kurang lebih 4-5% dari jumlah

tersebut akan menjadi trauma mata sekunder. Laki-laki mempunyai resiko

mengalami katarak traumatik empat kali lebih besar dibandingkan

perempuan. Sementara itu usia yang paling sering terkena adalah

anak-anak dan dewasa muda. Menurut penelitian yang dilakukan oleh National

Eye Trauma System antara tahun 1985-1991 rerata usia penderita katarak

traumatik adalah usia 28 tahun dari 648 kasus yang berhubungan dengan

trauma mata.3,6

2.3. Patofisiologi

Trauma tumpul merupakan respon dari pukulan yg tiba-tiba yg

dapat terjadi pada trauma okuli, dimana pukulan tersebut merupakan

(2)

Vossius ring (seperti pigmen iris).14,15 Pada saat permukaan bola mata

mangalami ceder, terjadi pemendekan pada garis ekspansi, Sehingga

streching dapat mengganggu kapsul lensa, zonula atau keduanya.16,17,18 Lensa menjadi putih (keruh) segera setelah masuknya benda asing,

karena robeknya kapsul lensa menyebabkan masuknya humor aqeous

dan kadang-kadang korpus vitreum kedalam struktur lensa yang dapat

menyebabkan hidrasi pada serat lensa dan sebagai akibatnya lensa

menjadi keruh. Pasien biasanya mengeluh penglihatan kabur secara

mendadak.5

2.4. Patogenesis

Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda

asing di lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Tembakan peluru

senapan angin juga sering merupakan penyebab-penyebab lain yang

lebih jarang adalah anak panah, batu, contusio, pajanan berlebih terhadap

panas (‘glassblower cataract”), sinar-X, dan bahan radioaktif.5,19,20 1. Luka memar/tumpul19,20

Jika terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat mengenai

mata dapat menyebabkan lensa menjadi opak. Trauma yang disebabkan

oleh benturan dengan bola keras adalah salah satu contohnya. Kadang

munculnya katarak dapat tertunda sampai kurun waktu beberapa tahun.

Bila ditemukan katarak unilateral, maka harus dicurigai kemungkinan

adanya riwayat trauma sebelumnya, namun hubungan sebab dan akibat

(3)

tanda-tanda lain yang dapat ditemukan mengenai adanya trauma

sebelumnya.3,14

Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular anterior

ataupun posterior. Contusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang,

dan dapat pula dalam bentuk katarak tercetak (imprinting) yang disebut

cincin Vossius.3,14

Gambar 2.1. Cincin Vossius21

2. Luka perforasi19

Luka perforasi pada mata mempunyai tendensi yang cukup tinggi

untuk terbentuknya katarak. Jika objek yang dapat menyebabkan perforasi

(contoh : gelas yang pecah) tembus melalui kornea tanpa mengenai lensa

biasanya tidak memberikan dampak pada lensa, dan bila trauma tidak

menimbulkan suatu luka memar yang signifikan maka katarak tidak akan

terbentuk. Hal ini tentunya juga bergantung kepada penatalaksanaan luka

kornea yang hati-hati dan pencegahan terhadap infeksi, akan tetapi

trauma-trauma seperti di atas dapat juga melibatkan kapsul lensa, yang

mengakibatkan keluarnya lensa mata ke bilik anterior.

Urutan dari dampak setelah trauma juga bergantung pada usia

(4)

inflamasi di bilik anterior dan masa lensa biasanya secara

berangsur-angsur akan diserap, jika tidak ditangani dalam waktu kurang lebih 1

bulan. Namun demikian, pasien tidak dapat melihat dengan jelas karena

sebagian besar dari kemampuan refraktif mata tersebut hilang. Keadaan

ini merupakan konsekuensi yang serius dan kadang membutuhkan

penggunaan lensa buatan intraokular. Bila ruptur lensa terjadi pada

dewasa, juga diikuti dengan reaksi inflamasi seperti halnya pada anak

namun tendensi untuk fibrosis jauh lebih tinggi, dan jaringan fribrosis opak

yang terbentuk tersebut dapat bertahan dan menghalangi pupil.3,14

Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat,

perforasi kecil akan menutup dengan cepat akibat proliferasi epitel

sehingga bentuk kekeruhannya terbatas lebih kecil. Trauma tembus besar

pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya katarak dengan cepat

disertai dengan terdapatnya masa lensa di dalam bilik mata.3,14

Pada keadaan ini akan terlihat secara histopatologik masa lensa

yang akan difagosit makrofag dengan cepatnya, yang dapat memberikan

bentuk endoftalmitis fakoanalitik. Lensa dengan kapsul anterior saja yang

pecah akan menjerat korteks lensa sehingga akan mengakibatkan

terbentuknya cincin Soemering atau bila epitel lensa berproliferasi aktif

(5)

Gambar 2.2. Cincin Soemring22

Gambar 2.3. Mutiara Elschnig23

3. Radiasi sinar

Sinar yang terlihat cenderung tidak menyebabkan timbulnya

katarak. Ultraviolet juga mungkin tidak menyebabkan katarak karena sinar

dengan gelombang pendek tidak dapat melewati atmosfir. Sinar

gelombang pendek (tidak terlihat) ini dapat menyebabkan luka bakar

kornea superfisial yang dramatis, yang biasanya sembuh dalam 48 jam.

Cedera ini ditandai dengan “snow blindness” dan “welder’ flash”.

Sinar infra merah yang berkepanjangan (prolong), juga dapat

menjadi penyebab katarak, ini dapat ditemui pada pekerja bahan-bahan

kaca dan pekerja baja. Namun penggunaan kacamata pelindung dapat

setidaknya mengeliminasi sinar X ini dan sinar gamma yang juga dapat

(6)

Katarak traumatik disebabkan oleh radiasi ini dapat ditemukan

pada pasien-pasien leukemia yang mendapat radioterapi (seluruh tubuh),

namun resiko terjadinya hanya apabila terapi menggunakan sinar X.3,14 Seringnya, manifestasi awal dari katarak traumatik ini adalah kekeruhan

berbentuk roset (rosette cataract), biasanya pada daerah aksial yang

melibatkan kapsul posterior lensa. Pada beberapa kasus, trauma tumpul

dapat berakibat dislokasi dan pembentukan katarak pada lensa. Katarak

traumatik ringan dapat membaik dengan sendirinya (namun jarang

ditemukan).3,14

4. Kimia

Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak,

selain menyebabkan kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen

basa yang masuk mengenai mata menyebabkan peningkatan pH cairan

akuos dan menurunkan kadar glukosa dan askorbat. Hal ini dapat terjadi

secara akut ataupun perlahan-lahan. Trauma kimia dapat juga disebabkan

oleh zat asam, namun karena trauma asam sukar masuk ke bagian dalam

mata dibandingkan basa maka jarang menyebabkan katarak.

Pembentukan katarak kortikal dapat terjadi akut atau efek lambat dari

trauma zat kimia.3,14

5. Benda asing intralentikular

Benda asing di intralentikular dapat menyebabkan pembentukan

katarak di beberapa kasus tetapi tidak selalu menyebabkan kekeruhan

(7)

2.5. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan

fisik pasien.Pada anamnesis diperoleh sebagai berikut:3,14 1. Riwayat dan mekanisme trauma, apakah tajam atau tumpul

2. Riwayat keadaan mata sebelumnya, apakah ada riwayat operasi,

glaukoma, RD, penyakit mata karena gangguan metabolik.

3. Riwayat penyakit lain, seperti diabetes, sickle cell, sindroma marfan,

homosistinuria, defisiensi sulfat oksidase.

4. Keluhan mengenai penglihatan, seperti penurunan visus, pandangan

ganda pada satu mata atau kedua mata, dan nyeri pada mata.

Sementara itu, pada pemeriksaan fisik diperoleh sebagai berikut:2,13

1. Visus, lapangan pandangan, dan pupil

2. Kerusakan ekstraokular-fraktur tulang orbita, gangguan saraf

traumatik

3. Tekanan intraocular-glaukoma sekunder, perdarahan retrobulbar.

4. Bilik anterior-hifema, iritis, iridodonesis, robekan sudut.

5. Lensa-subluksasi,dislokasi, integritas kapsular (anterior dan posterior),

katarak (luas dan tipe).

6. Vitreus-ada atau tidaknya perdarahan dan perlepasan vitreus

posterior.

7. Fundus-RD, ruptur khoroid, perdarahan pre intra dan sub retina,

(8)

Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan sebagai berikut:2,13

1. B-scan - jika pole posterior tidak dapat terlihat.

2. A-scan - sebelum ekstraksi katarak

3. CT scan orbita-adanya fraktur, benda asing, atau kelainan lain.

2.6. Penatalaksanaan

Bila terdapat benda asing magnetik intraokular maka harus segera

dikeluarkan. Harus diberikan antibiotik sistemik dan topikal serta

kortikosteroid topikal dalam beberapa hari untuk memperkecil

kemungkinan infeksi dan uveitis. Atropin sulfat 1%, 1 tetes tiga kali sehari,

dianjurkan untuk menjaga pupil tetap berdilatasi dan untuk mencegah

pembentukan sinekia posterior. Katarak dapat dikeluarkan pada saat

pengeluaran benda asing atau setelah peradangan mereda. Apabila

terjadi glaukoma selama periode menunggu, bedah katarak jangan

ditunda walaupun masih terdapat peradangan. Beberapa waktu setelah

tindakan bedah katarak, mungkin masih terdapat suatu membran opak

tipis; yang mungkin memerlukan disisi dengan laser neodymium: YAG

atau pisau untuk memperbaiki penglihatan. Untuk mengeluarkan katarak

traumatik, biasanya digunakan teknik-teknik yang sama dengan yang

digunakan untuk mengeluarkan katarak kongenital, terutama pada pasien

yang berusia kurang dari 30 tahun.5

Jenis tindakan pembedahan yang mungkin dilakukan:1,13,24

A) Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE) atau Ekstraksi Katarak

(9)

Pengangkatan nucleus dan cortex dengan membuka kapsul

anterior yang lebar; 9-10mm, dan meninggalkan pembungkusnya. Kapsul

posterior tetap utuh sebagai tempat penanaman dari lensa atau dengan

kata lain lensa diangkat degan meninggalkan kapsulnya.

B) Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE) atau Ekstaksi Katarak Intra

Kapsuler (EKIK)

Ekstraksi jenis ini merupakan tindakan bedah yang umum

dilakukan pada katarak senil. lensa beserta kapsulnya dikeluarkan dengan

memutus zonula Zinn yang telah mengalami degenerasi. Pada saat ini

pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan. Wajib dilakukan pada

dislokasi anterior dan pada zonular instability yang ekstrim. Dislokasi

anterior lensa ke bilik anterior merupakan keadaan emergensi yang harus

segera dilakukan tindakan (removal), karena dapat mengakibatkan

terjadinya pupillary block glaucoma

C) Phakoemulsifikasi

Pembedahan dilakukan dengan cara mengisap lensa yang keruh

setelah pembungkusnya dibuka. Tindakan ini dapat dilakukan jika kapsul

lensa intak dan dukungan zonular yang cukup.

D) Lansectomi dan Vitrectomi pars plana

Dapat menjadi pilihan terbaik pada kasus-kasus ruptur kapsul

Gambar

Gambar 2.1. Cincin Vossius21
Gambar 2.2. Cincin Soemring22

Referensi

Dokumen terkait

e-Logistik (Untuk Penyerahan Laporan Penyaluran Produk Jadi Laporan Penyerahan Produk Jadi SIPNAP (Untuk Narkotika dan Psikotropika e-Logistik (Untuk Penyaluran di IF Provinsi

Pengembalian Dana Kebajikan

hipoglikemik oral atau dengan obat yang lain dapat dilihat pada referensi. yang lebih detil, misalnya BNF terbaru, Stokley's Drug

[r]

Dengan menggunakan DFD untuk mengetahui arus data didalam sistem yang dirancang mulai dari pemesanan catering sampai kepada pengiriman pesanan hingga pembuatan laporan, ERD

[r]

Dengan pembuatan aplikasi ini penulis berharap agar dapat membantu user dalam mengatasi masalah â masalah dalam penggunaan dan pemahaman dalam bidang komputer yang tidak banyak

Aplikasi laundry dapat mendukung kinerja dari laundry itu sendiri sehingga aktifitas di Toko Rama dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Proses pengolahan data pelanggan, data