• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paparan Perizinan Rakontek 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Paparan Perizinan Rakontek 2014"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PELAYANAN PUBLIK

DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN

DISTRIBUSI KEFARMASIAN

DISTRIBUSI KEFARMASIAN

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes

(2)

T

• Izin Industri

Farmasi (IF)

• Izin Pedagang

Besar Farmasi

M

a

k

a

n

a

n

• Izin Produksi

Kosmetika

K

h

u

su

s

• Izin Sediaan

Farmasi

Khusus (SAS)

• Izin Importir

S

d

• Izin Pedagang

Besar Farmasi

(PBF)

• Izin Industri

Obat

Tradisonal

(IOT)

• Izin Industri

Ekstrak Bahan

Alam (IEBA)

P

• Izin Importir

Produsen (IP)

• Izin Importir

Terdaftar (IT)

• Izin Eksportir

Produsen

(EP)

• Surat

Persetujuan

Impor (SPI)

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Kefarmasian

P

Impor (SPI)

• Surat

(3)

PROSES PERIZINAN

Saat Ini

1

2

Saat Ini

Manual

1.

Izin Industri Farmasi

(IF)

2.

Izin Pedagang Besar

Farmasi (PBF)

3.

Izin Industri Obat

Tradisonal (IOT)

4.

Izin Industri Ekstrak

Bahan Alam (IEBA)

5.

Izin Produksi

Kosmetika

Elektronik

1.

Izin Importir

Produsen (IP)

2.

Izin Importir

Terdaftar (IT)

3.

Izin Eksportir

Produsen (EP)

4.

Izin Surat

Persetujuan Impor

(SPI)

5.

Izin Surat

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Kefarmasian

Kosmetika

6.

Izin Sediaan Farmasi

Khusus (SAS)

5.

Izin Surat

Persetujuan Ekspor

(SPE)

(4)

T

UJUAN

P

ERIZINAN

Meningkatkan Minat Pelaku Usaha untuk

Investasi dan Pengembangan Usaha

Pelayanan

Publik Yang

Baik

Efisiensi

Pelayanan

Kemudahan

Perizinan

Perbaikan

Citra

Pemerintah

(5)

Sulit – Rumit

1. Kepentingan Umum

2. Kepastian Hukum

3. Kesamaan Hak

4. Keseimbangan Hak dan

Pelayanan Publik Harus sesuai Azas

UU No. 25 tahun 2009

Tentang Pelayanan Publik

Sulit – Rumit

Lambat

Tidak Tepat Waktu

Lambat

Tidak Tepat Waktu

B A U

Kewajiban

6. Partisipatif

7. Persamaan Perlakuan / Tidak

Diskriminatif

8. Keterbukaan

9. Akuntabilitas

5. Keprofesionalitasan

(business as usual)

Tidak Terpadu

9. Akuntabilitas

10. Sarana dan Perlakuan Khusus

untuk Kelompok Rentan

12. Kecepatan, Kemudahan dan

Keterjangkawan

(6)

• Penyelarasan dan Sinergisme Pusat –

1.

STRATEGI

• Penyelarasan dan Sinergisme Pusat –

Provinsi – Kabupaten/Kota

1.

• Menumbuhkan Kesadaran Sarana

untuk Melakukan Perizinan

2.

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi

Kefarmasian

• Memberikan Reward untuk Sarana

yang telah melakukan pembaharuan

Izin

(7)

Program TEROBOSAN

Harmonisai Data Pembaharuan Izin

dengan

Mapping Sarana terkait Kendala dalam

Pembaharuan

Melibatkan Dinkes dan Balai POM Setempat

e-Catalog

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Melibatkan Dinkes dan Balai POM Setempat

(8)

Program TEROBOSAN

Mapping Sarana terkait

Kendala dalam Pembaharuan

Melibatkan Dinkes dan

Balai POM Setempat

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

(9)

Program TEROBOSAN

Mapping Sarana terkait Kendala dalam

Pembaharuan

Melibatkan Dinkes dan Balai

POM Setempat

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Industri / Usaha

Produksi

(10)

DATA PEMBAHARUAN IZIN

PBF

No. Provinsi Jumlah PBF (Cabang & Pusat) *

Jumlah PBF (Cabang & Pusat)**

Jumlah PBF PUSAT

Sudah Pembaharuan Izin (s.d. 31 Maret 2014) Jumlah Persentase

1 Nangroe Aceh Darussalam 70 10 50 0 0% 2 Sumatera Utara 115 116 74 19 26% 3 Sumatera Barat 51 49 12 8 67% 4 Jambi 34 35 13 2 15%

5 Riau 91 89 62 2 3%

6 Kepulauan Riau 37 34 8 3 38% 7 Sumatera Selatan 98 98 52 9 17% 8 Bangka Belitung 15 3 6 1 17%

** data PI

- Setditjen

Binfar &

Alkes,

2012

9 Bengkulu 22 18 10 4 40% 10 Lampung 56 55 29 11 38% 11 Banten 82 96 45 13 29% 12 DKI Jakarta 372 404 316 145 46% 13 Jawa Barat 446 513 298 54 18% 14 Jawa Tengah 337 333 204 54 26% 15 Daerah Istimewa Yogyakarta 51 48 16 9 56% 16 Jawa Timur 224 341 88 71 81% 17 Bali 74 77 37 14 38% 18 Nusa Tenggara Barat 40 30 24 6 25% 19 Nusa Tenggara Timur 33 37 21 6 29% 20 Kalimantan Barat 54 48 16 13 81% 21 Kalimantan Selatan 53 46 23 6 26% 22 Kalimantan Tengah 15 14 11 0 0%

2012

* data PI

-Setditjen

Binfar &

Alkes,

2011

22 Kalimantan Tengah 15 14 11 0 0% 23 Kalimantan Timur 51 45 9 4 44% 24 Sulawesi Utara 47 47 23 4 17% 25 Gorontalo 8 7 2 0 0% 26 Sulawesi Tengah 27 28 14 6 43% 27 Sulawesi Selatan 90 94 62 29 47% 28 Sulawesi Barat 0 1 0 0 -29 Sulawesi Tenggara 16 12 9 6 67% 30 Maluku 16 15 11 2 18% 31 Maluku Utara 9 7 8 1 13% 32 Papua 47 43 34 12 35% 33 Papua Barat 14 10 11 0 0%

(11)

No.

Provinsi

IOT

IF

Jumlah

Selesai

Pembaharuan

%

Jumlah

Selesai

Pembaharuan

%

1

Sumatera Utara

2

0

0%

9

4

44%

Daerah Istimewa

Yogyakarta

-

-

-

1

1

100%

Data pembaharuan per 31 maret 2014

(12)

-DATA PEMBAHARUAN IZIN PRODUKSI

KOSMETIKA

No

Propinsi

Jumlah

Industri

Kosmetik

Jumlah Izin

Selesai

Persentase

Pembaruan Izin

(s.d 16 April 2014)

(s.d16 April

2014)

1

Aceh

0

0

-1

Aceh

0

0

-2

Bali

21

18

85.71%

3

Banten

54

62

114.81%

4

Bengkulu

0

0

-5

DI Yogyakarta

10

7

70.00%

6

DKI Jakarta

67

60

89.55%

7

Jawa Barat

151

78

51.66%

8

Jambi

1

0

-9

Jawa Tengah

45

26

57.78%

10

Jawa Timur

125

77

61.60%

11

Kalimantan Selatan

21

2

9.52%

12

Kalimantan Barat

1

1

100%

*telah di laksanakan perizinan 54 IKOS (100%), 8 IKOS merupakan izin baru

12

Kalimantan Barat

1

1

100%

13

Lampung

4

3

75%

14

Riau

0

0

-15

Sulawesi Utara

0

0

-16

Sulawesi Selatan

5

0

-17

Sumatera Barat

12

2

16.67%

18

Sumatera Utara

47

8

17.02%

19

Sumatera Selatan

0

0

(13)

D

ATA

J

UMLAH

P

ERIZINAN

I

MPOR DAN

E

KSPOR

N

ARKOTIKA

, P

SIKOTROPIKA DAN

P

REKURSOR

F

ARMASI

T

AHUN

2013

Importir

Produsen

(IP)

Eksportir

Produsen

(EP)

Importir

Terdaftar

(IT)

Surat

Persetujuan

Impor (SPI)

Surat

Persetujuan

Ekspor (SPE)

(14)

P

EMASUKAN

O

BAT

, O

BAT

T

RADISIONAL

M

ELALUI

M

J

K

M

EKANISME

J

ALUR

K

HUSUS

(15)

P

ERMENKES

N

O

. 1010/M

ENKES

/P

ER

/XI/2008

T

ENTANG

R

EGISTRASI

O

BAT

Pasal 2

(1) Obat yang diedarkan di wilayah Indonesia, sebelumnya

harus dilakukan registrasi untuk memperoleh

Izin Edar

;

(2), (3) ………

(4)

Dikecualikan

dari ketentuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) untuk:

a. Obat penggunaan khusus atas permintaan

dokter;

b. Obat Donasi;

b. Obat Donasi;

c. Obat untuk Uji Klinik;

d. Obat Sampel untuk Registrasi.

(16)

Mekanisme

Mekanisme

Khusus

Khusus

Mekanisme

Mekanisme Jalur

Jalur Khusus

Khusus

(SAS)

(SAS)

Pemasukan Obat dan

Obat Tradisional yang

sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan,

ke dalam wilayah Indonesia secara khusus

ke dalam wilayah Indonesia secara khusus

(17)

LOKET

Verifikasi Administrasi (Check List)

PEMOHON

Lengkap

ALUR PERMOHONAN SAS

T U

Admin Pengetikan

(Surat Ijin atau Surat Penolakan)

PARAF DIREKTUR

Pembayaran

PNBP

Oleh Pemohon

KASUBDIT

KASIE

PARAF SESDITJEN

PENILAI

(18)

PRINSIP

Obat yang diedarkan/digunakan di wilayah

D

ir

Obat yang diedarkan/digunakan di wilayah

Indonesia harus memiliki Izin Edar

(Permenkes No.1010/Menkes/Per/XI/2008)

Negara menjamin ketersediaan obat yang

dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan.

d

a

n

(19)

PERAN DAERAH

PERAN DAERAH

Memberikan informasi ke

Balai POM setempat untuk obat

D

ir

Balai POM setempat untuk obat

tersebut.

Pembinaan dan pengendalian

terhadap distribusi/penggunaan

d

a

n

(20)

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Time Line Harus

1. PERIZINAN SATU PINTU

Time Line Harus

Sesuai

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

(21)

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Masih ditemukan APJ yang belum

2.

Apoteker Penanggung

Jawab (APJ)

Masih ditemukan APJ yang belum

mempunyai SIK

APJ di PBF sering GONTA –GANTI

- Pelatihan APJ : CDOB dll

- Advokasi APTFI

CDOB

APJ Berhalangan Sementara / Tetap

(APJ di PBF tidak memiliki Apoteker

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian

(22)

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

3. Industri belum mempunyai kesadaran untuk mengirim

laporan tepat waktu

D

• Feed back yang bisa di berikan secara

elektronik jika melapor elektronik (tepat

waktu)

• Feed back merupan informasi yang dapat

D

is

tr

ib

u

si

(23)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pendapat responden, usaha kerbau ini hanya untuk membantu usahatani sawah mereka dengan memanfaatkan tenaga kerja ternak sebagai pembajak sawah, dan menyewakan jasa tersebut

Meliputi: 1) keluarga dapat mengenal masalah sulit makan dengan menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab, dan cara penanganannya (tingkat pengetahuan); 2)

Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu.Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor.Seluruh opini

 Konsisten (Kode harus konsisten dengan kode yang telah digunakan sebelumnya).  Harus Distandarisasi ( Kode yang digunakan dalam suatu organisasi dengan bagian yang

Implementasi Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan yaitu berkembangnya software yang digunakan sebagai system informasi dengan tujuan untuk efektifitas dan

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jus buah kersen (Muntingia calabura L.) terhadap gambaran histopatologik ginjal mencit (Mus musculus) strain DDY

Sedangkan menurut Fikri Zaenuri, biaya operasional, volume pembiayaan murabahah, dan bagi hasil dana pihak ketiga memiliki pengaruh yang sugnifikan dengan margin

Menurut penuturannya bisnis ini banyak dikerjakan oleh kasta pekerja dan yang sangat disayangkan yaitu saat ini sudah banyak pedagang dari orang yang beragama