• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Terhadap Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Secara In Vitro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Terhadap Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Secara In Vitro"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aggregatibacter actinomycetemcomitans

2.1.1 Karakteristik Umum

Patogen utama yang sering dihubungkan dengan penyakit periodontal adalah

Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Aggregatibacter actinomycetemcomitans

adalah bakteri negatif Gramm nonmotile yang berada pada rongga mulut dan sering dihubungkan dengan endokarditis.12 Aggregatibacter actinomycetemcomitans

merupakan bakteri negatif Gramm fakultatif anaerob yang berperan dalam etiologi periodontitis agresif dan periodontitis kronis.14 Aggregatibacter actinomycetemcomitans dapat merusak jaringan dengan cara merangsang inflamasi, menyebabkan destruksi jaringan dan menghambat penyembuhan jaringan.15

Pada tahun 1996, tiga bakteri yaitu Aggregatibacter actinomycetemcomitans,

Tannerella forsythia dan Porphyromonas gingivalis, ditetapkan sebagai agen etiologi dari periodontitis. Pencantuman Aggregatibacter actinomycetemcomitans dalam daftar etiologi didasarkan oleh hasil penelitian yang dilakukan terhadap subjek yang sehat dan subjek yang menderita penyakit periodontal. Adanya kehadiran bakteri tersebut dapat mencetuskan terjadinya penyakit periodontal.13

Aggregatibacter actinomycetemcomitans merupakan anggota dari

(2)

actinomycetemcomitans merupakan sebuah massa bermolekul tinggi O-polisakarida dari lipopolisakarida.13

Gambar 1. Aggregatibacter actinomycetemcomitans24

2.1.2 Peranan dalam Penyakit Periodontal

Aggregatibacter actinomycetemcomitans dapat menghasilkan faktor virulensi yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk bertahan pada rongga mulut. Faktor-faktor virulensi tersebut terlibat dalam patogenesis periodontitis. Faktor-Faktor-faktor virulensi tersebut antara lain:

1. Faktor yang mendorong kolonisasi dan ketahanan pada rongga mulut: adesin, invasin, bakteriosin, ketahanan terhadap antibiotik.

2. Faktor yang menghalangi pertahanan inang: leukotoksin, penghambat kemotaktik, protein imunosupresif, dan fc-binding protein.

3. Faktor yang merusak jaringan inang: sitotoksin, kolagenase, agen resorpsi tulang, stimulator dari mediator inflamasi.

(3)

2.1.2.1 Leukotoksin

Leukotoksin Aggregatibacter actinomycetemcomitans merupakan protein yang termasuk dalam anggota dari toksin RTX (Repeats in Toxin). Produksi dari leukotoksin diatur oleh genotip dan faktor lingkungan. Leukotoksin tersimpan dalam vesikel membran dari bakteri.25 Toksin RTX dapat diproduksi oleh berbagai bakteri negatif Gramm (E. Coli, Bordetella pertussis, Vibrio cholera, Vibrio vulnificus, dan lain-lain), dan belakangan ini, anggota dari Pasteurellaceae juga diketahui dapat memproduksi toksin ini.13

Oleh karena adanya leukotoksin pada bakteri ini, maka bakteri dapat menginduksi faktor pro-inflamasi dan agen kerusakan jaringan, menghambat aksi pembunuhan oleh komponen antibakterial dari imunitas (fagosit) dan melindungi bakteri dari immune mediated killing. Leukotoksin juga telah menunjukkan dapat membunuh polimorfonuklear leukosit dan monosit, serta limfosit. Selain itu, leukotoksin juga dapat memblok proses dari pengambilan bakteri untuk difagositosis. Pembunuhan terhadap leukosit dapat menginduksi terjadinya apoptosis. Apoptosis merupakan suatu proses yang kompleks yang dapat menginduksi kematian dari reseptor permukaan sel dan jalur pengaturan mitokondria.13

2.1.2.2 Lipopolisakarida

(4)

2.1.2.3 Kolagenase dan Sitotoksin

Pengurangan dari kepadatan serat kolagen gingiva merupakan gambaran yang umum tampak pada pernyakit periodontal. Aggregatibacter actinomycetemcomitans

mempunyai kemampuan untuk menghasilkan kolagenase yang dapat mempengaruhi kepadatan dari serat kolagen.16 Selain itu, Aggregatibacter actinomycetemcomitans

juga dapat menghasilkan kolagenolitik proteinase yang dapat meyerang kolagen tipe 1. Hal ini akan menyebabkan degradasi dari kolagen dan kerusakan jaringan ikat pada jaringan periodontal.26 Aggregatibacter actinomycetemcomitans juga menghasilkan

sitotoksin yang dapat menghambat proliferasi dari fibroblas yang merupakan salah satu sel yang penting dalam jaringan ikat gingiva.16

2.2 Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.)

Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara dan banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia.20 Jeruk purut mempunyai

beberapa nama umum yaitu Jeruk purut (Indonesia), Caffir lime (Inggris), Limau purut (Melayu), Luuk makruut (Thailand), Kabuyaw (Filipina), Ma feng cheng

(China), dan Kobu mikan (Jepang).27

Secara taksonomi, buah jeruk purut atau Citrus hystrix D.C. diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

(5)

Gambar 2. Jeruk purut28

2.2.1 Morfologi Tanaman

Citrus hystrix D.C. termasuk tumbuhan berkayu, mempunyai pohon dengan tinggi 5 - 7,5 m. Pohonnya memiliki batang tegak, bulat, percabangan simpodial, berduri, dan berwarna hijau. Daunnya tunggal, lonjong, ujung meruncing, pangkal membulat, panjang 4 - 5,5 cm, lebar 2 - 2,5 cm, petulangan menyirip, dan memiliki permukaan yang berbintik hijau. Bunganya majemuk, berbentuk tandan, dengan tangkai yang berbentuk silindris, panjang ± 2 cm, dan dengan kelopak berbentuk bintang berwarna hijau kekuningan. Benang sarinya silindris, panjang 3 - 6 mm berwarna putih, sedangkan tangkai putik berbentuk silindris dengan panjang 3 - 5 mm, kepala putik bulat kuning, mahkota lima helai, bentuk bintang dan berwarna putih. Bakal buahnya berkedudukan lebih tinggi daripada tepi dasar bunga dan tidak berlekatan dengan dasar bunga. Buahnya bulat, diameter 4 - 5 cm, dengan permukaan berkerut dan berwarna hijau. Bijinya bulat telur berwarna putih. Daging buahnya hijau, rasanya sangat asam dan agak pahit. Akarnya merupakan akar tunggal berwarna putih kekuningan.21

2.2.2 Kandungan Kimia

(6)

alkohol, asam-asam, asam asetat, sitronellal, senyawa berdasar pheophorbide-a dan – b, serta gliseroglikolipid.21

Kulit buahnya mengandung tanin, steroid triterpenoid, minyak atsiri yang mengandung sitrat, saponin, polifenol, miyak atsiri sirtonellal, linalol, geraniol, hidroksi sitronellal, linalil asetat, flavonoid rutin, naringin, dan hesperidin.21

2.3 Efek Farmakologis Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.)

Secara umum, jeruk purut dapat digunakan untuk mengobati influenza, kulit yang bersisik atau mengelupas, badan yang terasa lelah, dan mewangikan rambut.30

Selain itu, efek fakmakologis lain dari jeruk purut yaitu dapat digunakan sebagai antispasmodik dan antiseptik.29

2.3.1 Naringin

Buah jeruk merupakan sumber buah yang kaya akan flavon dan

polymethoxylated flavonoid yang jarang terkandung pada tumbuhan lainnya. Naringin merupakan salah satu polymethoxylated flavonoid.31,32 Naringin merupakan suplemen yang diakui oleh Food and Drugs Association, yang terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang menjadi penyebab penyakit periodontal dan mikroorganisme lainnya yang secara umum terdapat pada rongga mulut. Naringin telah terbukti efektif terutama dalam menghambat pertumbuhan bakteri

(7)

Gambar 3. Struktur kimia naringin34

2.3.2 Tanin

Tanin merupakan polifenol yang dapat diperoleh dari berbagai bagian dari tanaman. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanin memiliki efek antiviral, antibakteri, dan antiparasit. Beberapa tahun terakhir juga telah dilakukan penelitian yang menunjukkan efek tanin dalam melawan kanker dengan mekanisme yang berbeda. Penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi dari tanin sejalan dengan peningkatan antibakterinya.35

Tanin merupakan senyawa polifenol kompleks yang dapat ditemukan pada beberapa tanaman. Sama halnya dengan polifenol, tanin juga dapat menunjukkan efek antioksidan dan aktivitas antibakteri. Tanin menghambat pertumbuhan bakteri dan merusak dinding sel sitoplasma yang menyebabkan kerusakan stuktur bakteri secara cepat. Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa efek antimikroba tanin yaitu dengan menginaktivasi adhesin mikroba dan enzim hidrolitik sepeti protease dan karbohidrolase dan sel transpot protein.36

(8)

2.3.3 Saponin

Tanaman-tanaman merupakan sumber saponin. Aktivitas antimikroba dari beberapa tipe saponin yang berbeda dari beberapa ekstrak tanaman telah dipercaya memiliki aktivitas bakterisidal dan fungisidal. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa saponin yang diperoleh dari ekstrak beberapa tumbuhan memilki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mitis, Staphylococcus aureus dan

Lactobacillus acidophilus.38 Penelitian lainnya menunjukkan bahwa saponin dapat menghambat pertumbuhan S. aureus pada konsentrasi 50 dan 25 mg/ml.39 Saponin

dapat menstimulasi sistem imun yang dimediasi sel untuk meningkatkan produksi dari antibodi. Saponin juga dapat menghambat infeksi dari beberapa protozoa seperti

Plasmodium falciparum, Giardia trophozoites, dan Leishmania. Saponin memiliki efek deterjen terhadap membran sel.40

Saponin memiliki aktivitas antifungi dan antibakterial berspektrum luas, gugus lipofilik pada saponin dapat merusak membran sel. Saponin juga dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri, menyebabkan denaturasi protein membran sehingga membran sel akan rusak dan lisis.23

Gambar 5. Struktur kimia saponin41

2.3.4 Minyak Atsiri

(9)

penyebab diare dan Staphylococcus aureus sebagai penyebab timbulnya abses pada luka.42

Komposisi kimia dari minyak atsiri kulit jeruk purut adalah monoterpene hydrocarbons, dengan limonene (γ0,7γ%) dan -pinene (18,76%) sebagai komponen utama, sedangkan komponen minornya adalah terpinene-4-ol (10,6γ%), α-terpineol (8,γ5%), -terpinene (6,18%), α-terpinene (5,09%), dan terpinolene (4,33%). Minyak atsiri dari jeruk purut memiliki efek antibakteri terhadap beberapa bakteri seperti

Propionibacterium acnes, Bacillus, Staphylococcus epidermis, Escerichia coli,

Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus.43 Kandungan minyak atsiri

dari kulit jeruk purut dapat menghambat respirasi dari sel bakteri.44

2.4 Pengujian Laboratorium untuk Mengetahui Sensitivitas Antimikroba

Aksi dari obat antimikroba dalam melawan pertumbuhan organisme dapat dihitung secara kualitatif yaitu dengan pengujian difusi cakram dan secara kuantitatif yaitu untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) atau konsentrasi bunuh minimum (KBM). Pengujian dengan difusi cakram merupakan metode yang paling umum digunakan untuk menguji sensitivitas mikroorganisme terhadap agen antimikroba. Bakteri yang akan diuji diisolasi kemudian ditempatkan pada keseluruhan permukaan dari plat agar, kemudian kertas cakram penyaring yang telah berisi obat ditempatkan. Setelah dilakukan inkubasi selama satu malam pada suhu γ7˚C, zona hambat diamati pada sekeliling masing-masing cakram, yang tergantung pada sensitivitas dari masing-masing organisme.45

(10)
(11)
(12)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Bebas:

Ekstrak kulit jeruk purut (100%, 50%, 25%, 12,5%, dan 6,25%).

Variabel Tergantung:

Pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans

- Uji hambat bakteri (metode dilusi)

Variabel Tekendali:

- Keseragaman kondisi jeruk purut yang digunakan - Cara ekstraksi

- Lama penyimpanan, lama pengiriman, suhu saat pengiriman bahan coba (ekstrak etanol kulit jeruk purut) ke laboratorium - Cara pengeringan - Waktu pengeringan

Variabel Tak Terkendali:

- Pola pemeliharaan tanaman jeruk purut

Gambar

Gambar 3. Struktur kimia naringin34

Referensi

Dokumen terkait

Kode Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Vol Satuan Pemanfaat Atribut DED

“Bagaimana pengetahuan sanitasi lingkungan serta pewarisannya di Kampung Adat Kasepuhan Ciptarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi?”. Bagaimana pengetahuan masyarakat

Nama Ilmiah : Justicia paniculata Burm atau Justicia latebrosa Russ. Keterangan : Agak

any time and without having to explain its decision, notify the sending State that the head of the mission or any member of the diplomatic staf of the missions is persona non

Mempertegas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, Cholisin (Samsuri, 2011) berpandangan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan politik yang yang

Kegiatan pengadaan dan pemasangan fasilitas keselamatan lalu lintas jalan yang di usulkan dalam Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2015 akan ditempat pada jalan perkotaan di wilayah

Setiap propinsi yang pada saat ini mencapai 33 propinsi memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lainnya baik dari suku, bangsa, bahasa, adat istiadat, kesenian, dan lain

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda