• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa dan Twitter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mahasiswa dan Twitter"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perspektif/Paradigma Kajian 2.1.1 Konstruktivisme

Perspektif atau pendekatan yang disampaikan oleh teoretisi bergantung pada bagaimana teoretisi itu memandang manusia yang menjadi objek kajian mereka (Mulyana, 2001: 18).Metodologi yang digunakan peneliti dalam pembahasannya adalah metode deskriptif kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Asumsi ontologis pada paradigma konstruktivisme menganggap realitas merupakan konstruksi sosial, kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Selain itu realita juga dianggap sebagai hasil konstruksi mental dari individu pelaku sosial, sehingga realitas dipahami secara beragam dan dipengaruhi oleh pengalaman, konteks dan waktu (Kriyantono, 2006: 51).

Secara epistemologis, pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaksi antara peneliti dengan yang diteliti. Didalam paradigma ini, peneliti dan objek atau realitas yang diteliti merupakan kesatuan realitas yang tidak terpisahkan. Peneliti merupakan fasilitator yang menjembatani keragaman subyektivitas pelaku sosial dalam rangka merekonstruksi realitas sosial. Dari sisi aksiologis, peneliti akan memperlakukan nilai, etika, dan pilihan moral sebagai bagian integral dari penelitian dengan tujuan merekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku sosial yang diteliti.

(2)

mereka sendiri. Weber melihat bahwa individu yang memberikan pengaruh

kepada masyarakat dengan beberapa catatan, bahwa tindakan sosial individu

berhubungan dengan rasionalitas. Tindakan sosial yang dimaksudkan oleh Weber

berupa tindakan yang secara nyata diarahkan kepada orang lain. Juga dapat berupa tindakan yang bersifat “membatin” atau bersifat subjektif yang mengklaim terjadi karena pengaruh positif dari situasi tertent

Implikasi dari paradigma konstruktivisme menerangkan bahwa pengetahuan tidak lepas dari subjek yang sedang mencoba belajar untuk mengerti.

Konstruktivimse adalah filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri (Ardianto, 2007: 154). Paradigma ini menggambarkan komunikasi yang berbasis pada konsep diri berdasarkan teori Bernstein, yang menyatakan bahwa individu dalam melakukan sesuatu dikonstruksikan pada orientasi kehidupannya sendiri atau disebut juga orientasi subjek, dimana individu yang berbasis subjek akan menggunakan elaborasi kode yang menghargai kecenderungan, perasaan, kepentingan dan sudut pandang orang lain (Ardianto, 2007: 159)

Teori Ron Herre mengemukakan tentang perbedaan antara person dan

self.Person adalah diri yang terlibat dalam lingkungan public, pada dirinya terdapat atribut sosial budaya masyarakatnya, sedangkan self adalah diri yang ditentukan oleh pemikiran khasnya di tengah sejumlah pengaruh sosial budaya masyarakatnya (Ardianto, 2007: 161). Hal tersebut mengungkapkan bahwa prinsip dasar konstruktivisme ialah tindakan seseorang ditentukan oleh konstruk diri dan juga konstruk lingkungan luar dari perspektif diri. Sehingga komunikasi dapat dirumuskan dimana ditentukan oleh diri di tengah pengaruh lingkungan luar.

Kajian paradigma konstruktivisme menempatkan posisi peneliti setara dan sebisa mungkin masuk dengan subjeknya, dan berusaha memahami dan mengonstruksikan sesuatu yang menjadi pemahaman subjek yang akan diteliti. Dalam suatu setiap individu pasti berinteraksi dan menjalin komunikasi dengan orang lain. Ada yang menjadi komunikator dan komunikan dalam pertukaran

(3)

mengkonstruksinya. Setiap individu mendapatkan pengetahuan dengan konstruksi pikirannya dan konstruksi dari individu lain serta lingkungan yang ada disekitarnya sehingga menciptakan suatu realitas sosial yang dibentuk oleh manusia itu sendiri dan juga lingkungan sekitarnya.

2.2 Kajian Pustaka 2.2.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada

orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat, serta perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media. (Effendy 2005: 50)

Berdasarkan paradigma Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. (Effendy, 2005: 10)

Lasswell (1960) menjelaskan 5 unsur komunikasi yaitu:

1. Who?

Siapa sumber (komunikator).Komunikator adalah pelaku utama /pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu Negara sebagai komunikator.

2. Says What?

Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan) dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal ataupun non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan ataupun maksud sumber tadi.Ada 3 komponen pesan yaitu makna, symbol untuk menyampaikan makna dan bentuk / organisasi pesan.

(4)

Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dan lain-lain).

4. To Whom?

Tujuan dari kita berkomunikasi orang/kelompok/organisasi/suatu

negara yang menerima pesan dari sumber.

5. With What Effect?

Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan.

Jadi, inti dari pengertian komunikasi menurut Harold Lasswell yaitu: “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Mulyana, 2007: 69)

Berdasarkan definisi Laswell terdapat lima unsur komunikasi yang saling bergantungan satu sama lain yaitu:

1. Sumber (source)

Sumber sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker), atau

originator.Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.Sumber merupakan dari seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu Negara. Kebutuhannya bervariasi mulai dari sekedar mengucapkan “selamat pagi” untuk memelihara hubungan yang sudah dibangun,

(5)

dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat symbol verbal dan atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). Pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola piker, dan perasaan sumber mempengaruhi sumber dalam merumuskan pesan. Setiap orang dapat saja merasa bahwa ia mencinta seseorang, namun

komunikasi tidak terjadi hingga orang kita cintai itu menafsirkan rasa cinta kita berdasarkan perilaku verbal dan atau nonverbal kita. 2. Pesan

Pesan ialah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, dan gagasan. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, famflet). Kata-kata membuat kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan sebagainya).Bisa juga melalui lukisan, patung, musik, tarian, dan sebagainya.

3. Saluran atau Media

Alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.Saluran merujuk kepada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau

(6)

menjabat tangan sahabat yang baru lulus ujian sarjana. Jabatan tangan yang erat (sentuhan) merupakan cara menyampaikan pesan lebih dari sekedar kata-kata. Saluran tidak hanya merujuk pada tatap muka tetapi beberapa media bisa dijadikan bagian dari saluran komunikasi. Media cetak seperti (surat kabar, majalah) yang gunanya menyampaikan artikel ilmiah apa yang kita baca, media elektronik (Radio, Teievisi) yang gunanya kita dapat mendengarkan

atau melihat ceramah agama serta siaran olahraga. Dalam media massa saluran yang paling berkembang pesat ialah Komputer (internet) yang gunanya untuk menyampaikan pesan surat kabar secara online kepada para pembaca.

4. Penerima (receiver)

Audience atau khalayak yang menerima pesan dari sumber.Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola piker dan perasaanya, penerima pesan menafsirkan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang diterima menjadi suatu gagasan yang dapat dipahami. Prose ini disebut penyandian-balik (decoding).

5. Efek

Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya menambah ilmu pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu, terhiburm perubahan sikap dari yang tidak setuju menjadi setuju, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dan sebagainya. (Mulyana, 2007: 69-71)

(7)

Komunikasi antarpribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book” sebagai:

“Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika” (The process of sending and receiving messages between two persons, or among a small groups of persons, with

some effect and some immediate feedback) (Devito, 2007: 4).

Little john (1999) memberikan definisi komunikasi antarpribadi

(interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu. Sedangkan menurut Kathleen S. Verderber et.al. (2007), komunikasi antarpribadi merupakan proses melalui mana orang menciptakan dan mengelola hubungan mereka, melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik dalam menciptakan makna (Budyatna dan Ganiem, 2011: 14).

2.2.1.2 Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Richard L. Weaver II (1993) memberikan definisi komunikasi antarpribadi dengan menyebutkan karakteristik-karakteristik komunikasi antarpribadi. Menurutnya terdapat delapan komunikasi antarpribadi, yaitu:

a. Melibatkan paling sedikit dua orang

Komunikasi antarpribadi melibatkan paling sedikit dua orang. Apabila kita mendefinisikan komunikasi antarpribadi dalam arti jumlah orang yang terlibat, haruslah diingat bahwa komunikiasi antarpribadi sebenarnya terjadi antara dua orang yang merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar

b. Adanya umpan balik atau feedback

(8)

c. Tidak harus tatap muka

Komunikasi antar pribadi tidak harus tatap muka, kehadiran fisik dalam berkomunikasi tidaklah terlalu penting. Misalnya, interaksi antara dua sahabat karib, suami istri, bisa melalu telepon, e-mail, bisa dengan bahasa isyarat jika berada di ruang terbuka tetapi masing-masing tidak berdekatan.

d. Tidak harus bertujuan

Orang-orang yang berada di sekitar kita mungkin mengkomunikasikan segala sesuatunya tanpa sengaja atau sadar, tetapi apa yang dilakukannya merupakan pesan-pesan sebagai isyarat yang mempengaruhi kita.

e. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect

Komunikasi antar pribadi yang efektif ialah pesan tersebut harus menghasilkan efek atau pengaruh. Efek atau pengaruh itu tidak harus segera dan nyata, tetapi harus terjadi.

f. Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata

Kita dapat berkomunikasi tanpa kata-kata misalnya pada komunikasi nonverbal. Pesan-pesan nonverbal seperti menatap dan menyetuh atau membelai kepada seorang anak atau kepada seorang kekasih memliki makna yang jauh lebih besar daripada kata-kata.

g. Dipengaruhi oleh konteks

Konteks merupakan tempat di mana pertemuan komunikasi terjadi. Konteks mempengaruhi harapan-harapan para partisipan, makna yang diperoleh, dan perilaku mereka selanjutnya. Konteks meliputi jasmaniah, sosial, historis, psikologis, dan keadaan kultural yang mengelilingi peristiwa komunikasi.

h. Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise

Kegaduhan atau noise ialah setiap rangsangan atau stimulus yang mengganggu dalam proses pembuatan pesan. Kegaduhan/kebisingan

(9)

2.2.1.3 Tujuan komunikasi antarpribadi

Ada beberapa tujuan komunikasi dalam buku Suranto, (2011: 19). Beberapa diantaranya yaitu mengungkapkan perhatian kepada orang lain. Dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan cara menyapa, tersenyum, melambaikan tangan, membungkukkan badan, menanyakan kabar kesehatan partner komunikasinya, dan sebagainya. Pada prinsipnya komunikasi antarpribadi hanya dimaksudkan untuk menunjukkan adanya perhatian kepada orang lain dan untuk menghindari kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup, dingin, dan cuek. Apabila diamati lebih serius, orang yang berkomunikasi dengan tujuan sekedar mengungkapkan perhatian kepada orang lain ini, bahkan terkesan “hanya basa-basi”. Meskipun bertanya, tetapi sebenarnya tidak terlalu berharap akan jawaban atas pertanyaan itu.

Tujuan yang kedua yaitu menemukan diri sendiri. Seseorang melakukan komunikasi antarpribadi karena ingin mengetahui dan mengenali karakteristik diri pribadi berdasarkan informasi dari orang lain. Bila seseorang terlibat komunikasi antarpribadi dengan orang lain, maka terjadi proses belajar banyak sekali tentang diri sendiri maupun orang lain. Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan kepada dua belah pihak untuk berbicara tentang apa yang disukai dan apa yang dibenci. Dengan saling membicarakan keadaan diri, minat, dan harapan maka seseorang memperoleh informasi berharga untuk mengenal jati diri atau dengan kata lain menemukan diri sendiri.

(10)

Tujuan yang keempat yaitu membangun dan memelihara hubungan yang harmonis. Sebagai makhluk sosial, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri, perlu bekerja sama dengan orang lain. Semakin banyak teman yang diajak bekerja sama maka semakin lancarlah pelaksanaan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu setiap orang telah menggunakan banyak waktu untuk komunikasi antarpribadi yang diabdikan untuk membangun dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.

Tujuan yang kelima yaitu mempengaruhi sikap dan tingkah laku. Dalam prinsip komunikasi, ketika pihak komunikan menerima pesan atau informasi, berarti komunikan telah mendapat pengaruh dari proses komunikasi. Sebab pada dasarnya, komunikasi adalah sebuah fenomena, sebuah pengalaman. Setiap pengalaman akan memberi makna pada situasi kehidupan manusia, termasuk memberi makna tertentu terhadap kemungkinan terjadinya perubahan sikap.

Tujuan yang keenam yaitu mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu.Ada kalanya seseorang melakukan komunikasi antarpribadi sekedar untuk mencari kesenangan atau hiburan.Berbicara dengan teman mengenai acara perayaan ulang tahun, berdiskusi mengenai olahraga, bertukar cerita –cerita lucu adalah pembicaraan untuk mengisi dan menghabiskan waktu.Disamping itu juga dapat mendatangkan kesenangan, karena komunikasi antarpribadi semacam ini dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan suasana rileks, ringan dan menghibur dari semua keseriusan berbagai kegiatan sehari-hari.

(11)

Tujuan yang terakhir adalah memberikan bantuan (konseling). Dalam kehidupan sehari-hari, dikalangan masyarakat pun dapat dengan mudah diperoleh contoh yang menunjukkan fakta bahwa komunikasi antarpribadi dapat dipakai sebagai pemberian bantuan (konseling) bagi orang lain yang memerlukannya. Tanpa disadari setiap orang ternyata sering bertindak sebagai konselor maupun konseli dalam interaksi antarpribadi sehari-hari.Misalnya seorang remaja “curhat” kepada sahabatnya mengenai putus cinta. Tujuan melakukan “curhat” tersebut adalah untuk mendapatkan bantuan pemikiran sehingga didapat solusi yang baik (Suranto, 2011: 19)

2.2.1.4 Kepribadian Seseorang dalam Berkomunikasi

Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pribadi-pribadi.Pribadi-pribadi itulah yang menjadi asal dan sumber pesan, juga menjadi asal dan sumber umpan balik.Karena itu, kepribadian orang sangat menentukan kelancaran dan keberhasilan komunikasi.Dari dua kepribadian tersebut ada dua hal utama yang mempengaruhi interpersonal.Pertama, sikap terhadap orang yang berkomunikasi.Kedua, sikap terhadap diri sendiri. (Hardjana, 2003: 95-96)

a. Sikap Terhadap Orang yang Berkomunikasi:

1. Menerima mereka apa adanya tanpa memandang fisik, mental dan budaya yang berbeda dengan cita rasa kita.

2. Menghargai keunikan mereka dan peran hidup yang mereka pegang dan laksanakan. Jangan menganggap diri kita lebih unggul daripada mereka, sebab kenyataan kita hanya berbeda.

3. Menghormati mereka sebagai pribadi, bukan menghina atas dasar ideology, keyakinan, kepercayaan, dan agama.

(12)

b. Sikap Terhadap Diri Sendiri:

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita dan orang lain saling mempengaruhi mulai dari hasil, proses dan jalannya komunikasi. Tetapi pengaruh kunci ada pada diri kita sendiri, karena apa yang kita sampaikan dan bagaimana kita menyampaikannya ditentukam oleh diri kita sendiri. Keberhasilan suatu komunikasi yang berpengaruh pada diri sendiri disebut konsep diri.Konsep diri adalah bagaimana kita melihat diri kita, merasai diri kita, dan menginginkan diri kita. Konsep diri mencakup 3 hal yaitu:

1. Gambaran diri atau self- image dimana gambaran ini berbentuk dari pemikiran kita berdasarkan peran hidup yang kita pegang, watak, kemampuan dan kecakapan. Gambaran diri kita dapat bersifat positif dan negatif.

2. Penilaian diri atau self-evaluation tentang harga diri kita (self-esteem), jika kita menilai rendah maka kita akan mendapat harga diri yang rendah.

3. Cita-cita diri atau self-ideal tentang mau jadi apa kita di kemudian hari tanpa memperhatikan apakah kita mempunyai gambaran diri positif atau negatif dan harga diri yang tinggi atau rendah.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa keberhasilan komunikasiinterpersonal tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dan kecakapan komunikasi interpersonal, tetapi juga oleh mutu kepribadian orang yang terlibat dalam komunikasi.

2.2.2 Konsep Diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.

(13)

1. Bagaimana watak saya sebenarnya? Apa yang membuat saya

bahagia atau sedih? Apa yang sangat mencemaskan saya?

2. Bagaiamana orang lain memandang saya? Apakah mereka

menghargai atau merendahkan saya? Apakah mereka membenci atau menyukai saya?

3. Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya?apakah saya

orang yang cantik atau jelek? Apakah tubuh saya kuat atau lemah?

Jawaban pada tiga pertanyaan yang pertama menunjukkan persepsi psikologis tentang diri kita, jawaban pada tiga pertanyaan kedua persepsi sosial tentang diri kita, dan jawaban pada tiga pertanyaan terakhir yaitu persepsi fisis tentang diri kita. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian kita tentang diri kita. Jadi, konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan tentang diri kita. Anita Taylor et al mendefinisikan konsep diri sebagai “all you think and feel about you, the entire complex of beliefs and attitudes you hold about

yourself”, “semua yang anda pikirkan dan anda rasakan adalah seluruh kompleks dari keyakinan dan sikap yang anda pegang tentang diri anda.” (Rakhmat, 2005: 100)

Terdapat dua komponen konsep diri yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Contoh komponen kognitif ialah “saya ini orang bodoh” dan komponen afektif kita berkata, “saya senang diri saya bodoh, ini lebih baik bagi saya”. Ada juga contoh lain yang komponen kognitifnya sama seperti tadi tetapi komponen afektifnya berkata, “saya malu sekali karena saya menjadi orang bodoh.” Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut citra-diri (self image), dan komponen afektif disebut harga-diri (self esteem). (Rakhmat, 2005: 100)

2.2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri

(14)

orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita akan cenderung tidak akan menyenangi diri kita. (Rakhmat, 2005: 100)

Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan diri kita. George Herbert Mead (1934) menyebut mereka significant others yaitu orang lain yang sangat penting. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua

kita, saudara-saudara kita, dan orang-orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey dan W.J. Humber (1966: 105) menyebutnya affective others yaitu orang lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah secara perlahan kita membentuk konsep diri kita. Senyuman, pujian, penghargaan pelukan mereka, membuat kita menilai diri kita secara positif. Sedangkan ejekan dan cemoohan membuat kita memandang diri kita secara negatif. (Rakhmat, 2005: 101-102)

Significant others meliputi semua orang yang mempengaruhi perilaku, pikiran dan perasaan kita. Mereka mengarahkan tindakan kita, membentuk pikiran kita dan menyentuh secara emosional. Orang-orang tersebut bisa saja masih hidup atau sudah tiada. Bisa juga idola kita, bintang film, pahlawan kemerdekaan, tokoh sejarah atau orang yang kita cintai diam-diam. (Rakhmat, 2005: 103)

Pandangan diri kita tentang keseluruhan pandangan orang lain terhadap kita disebut generalized others. Konsep ini juga berasal dari George Herbert Mead yaitu memandang diri kita seperti orang lain memandangnya, berarti kita mencoba menempatkan diri kita sebagai orang lain. Contohnya, bila kita seorang ibu, bagaimana ibu memandang kita. Mengambil peran sebagai ibu, ayah atau sebagai

(15)

Konsep diri mempunyai dua dimensi yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal:

Dimensi Internal

1. Diri identitas, yaitu label ataupun simbol yang dikenakan oleh

seseorang untuk menjelaskan dirinya dan membentuk identitasnya. Label-label ini akan terus bertambah seiring dengan bertumbuh dan meluasnya kemampuan seseorang dalam segala bidang.

2. Diri pelaku, yaitu adanya keinginan pada diri seseorang untuk

melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan rangsang internal maupun eksternal. Konsekuensi perilaku tersebut akan berdampak pada lanjut tidaknya perilaku tersebut, sekaligus akan menentukan apakah suatu perilaku akan diabstraksikan, disimbolisasikan, dan digabungkan dalam diri identitas.

3. Diri penilai, yang lebih berfungsi sebagai pengamat, penentu standar,

penghayal, pembanding, dan terutama sebagai penilai. Di samping fungsinya sebagai jembatan yang menghubungkan kedua diri sebelumnya.

Dimensi Ekternal (terkait dengan konsep diri positif dan konsep diri negatif)

1. Konsep diri fisik, yaitu cara seseorang dalam memandang dirinya dari

(16)

signifikan antara intensitas melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik dengan tinggi rendahnya konsep diri fisik individu. Semakin sering individu melakukan kegiatan-kegiatan fisik seperti olah raga dan bekerja maka akan semakin tinggi pula konsep diri fisiknya, demikian pula sebaliknya.

2. Konsep diri pribadi, yaitu cara seseorang dalam menilai kemampuan

yang ada pada dirinya dan menggambarkan identitas dirinya. Konsep

diri seseorang dapat dianggap positif apabila ia memandang dirinya sebagai pribadi yang penuh kebahagiaan, memiliki optimisme dalam menjalani hidup, mampu mengontrol diri sendiri, dan sarat akan potensi. Dapat dianggap sebagai konsep diri yang negatif apabila ia memandang dirinya sebagai individu yang tidak pernah (jarang) merasakan kebahagiaan, pesimis dalam menjalani kehidupan, kurang memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri, dan potensi diri yang tidak ditumbuhkembangkan secara optimal.

3. Konsep diri sosial, yaitu persepsi, pikiran, perasaan, dan evaluasi

(17)

2.2.2.2Konsep diri Positif dan Negatif

Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri individu, positif atau negative. Sebagai peminat komunikasi, ada baiknya mengetahui tanda-tanda konsep diri yang positif dan negatif. Menurut William D. Brooks dan Philip Emmert (1976: 42-43) ada lima tanda orang yang memilki konsep diri negatif. yaitu:

1. Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri.

2. Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan.

3. Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.

4. Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain.

5. Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.

Sedangkan orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal yaitu:

1. Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap

kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.

2. Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia

(18)

3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau

penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.

4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,

keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. 5. Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan

proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap

kurang. (Rakhmat, 2005: 105)

2.2.3 Teori Sifat

Suatu sifat atau traits adalah karateristik individu yang dapat dibedakan dengan individu lainnya. Sifat menunjukkan pola atau cara yang relative tidak banyak berubah (konsisten) mengenai bagaimana seseorang berpikir, merasakan dan bertingkah laku dalam berbagai situasi yang dihadapi. Sifat sering digunakan untuk memprediksi tingkah laku. Dalam hal ini, tingkah laku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara sifat yang dimilkinya dengan faktor situasional yang ada pada saat itu. Bagaimana cara seseorang berkomunikasi pada saat tertentu bergantung pada sifat yang dimilikinya sebagai individu serta situasi yang sedang dihadapinya. (Morissan, 2013: 67)

Tiga kategori sifat komunikator:

1. Sifat mementingkan diri sendiri yaitu Narcissism atau mencintai

diri sendiri (self-love). Komunikator dengan sifat ini cenderung mengajak lawan bicaranya untuk membahas mengenai dirinya sendiri.

2. Sifat Berdebat yaitu komunikator cenderung bersifat tegas dalam

mengemukakan pandangannya terhadap suatu hal. Ia akan menyatakan dukungannya terhadap pandangan yang dianggapnya benar dan sebaliknya ia akan mengkritik pandangan yang tidak

(19)

3. Sifat cemas yaitu pemikiran negatif menyebabkan seseorang

menjadi terlalu khawatir dengan dirinya sendiri sehingga ia harus memperhitungkan segala informasi dan gejala yang muncul dari lingkungan di sekitarnya. (Morissan, 2013: 70)

2.2.3.1 Faktor Sifat

Morissan menyatakan, para ahli menyusun model faktor sifat /

trait-factor models yang disebut juga super traits. Model sifat ini terdiri

atas beberapa sifat umum yang dapat menjelaskan banyak sifat lainnya serta menjelaskan berbagai perbedaan di antara individu. Salah satu model faktor sifat yang paling popular adalah yang dikemukakan oleh Digman yang menyatakan adanya lima faktor sifat yaitu:

1. Sifat neurotisme atau kecenderungan untuk merasakan emosi

negative dan perasaan tidak bahagia atau menderita.

2. Sifat ekstraversi (extraversion), kecenderungan untuk senang

bergaul, menyukai kelompok lain, percaya diri, dan berpikir optimis.

3. Sifat terbuka (openness), kecenderung untuk senang berpikir

(reflective), memiliki daya imajinasi, memberikan perhatian pada perasaan (inner feelings, serta memiliki kecenderungan berpikir bebas.

4. Sifat setuju (agreeableness), kecenderungan untuk menyukai atau

bersimpati terhadap orang lain, suka membantu atau menolong orang lain serta cenderung menghindari pertentangan (antagonisme).

5. Sifat hati-hati atau kecenderungan untuk berikap disiplin (

self-disciplined), tidak mudah menurut kata hati, teratur (well organized) serta menyelesaikan tugas dengan tuntas.

Digman kemudian menggunakan kelima faktor tersebut untuk

(20)

dalam berkomunikasi. Misalnya, sifat mementingkan diri sendiri (conversational narcissim) sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya merupakan kombinasi dari faktor-faktor seperti sifat neurotisme tingkat menengah, sifat ekstraversi yang tinggi, sifat terbuka yang rendah, sifat setuju yang rendah serta sifat hati-hati yang tinggi. Sifat suka berdebat (argumentativeness) dapat diartikan sebagai kombinasi dari sifat neurotisisme yang rendah, sifat ekstraversi yang tinggi, sifat keterbukaan

yang rendah, sifat setuju yang rendah serta sifat hati-hati yang tinggi. Kecemasan berkomunikasi disebabkan faktor-faktor dari sifat neurotisisme yang tinggi, ekstraversi rendah, keterbukaan rendah, dan sifat hati-hati yang rendah. (Morissan, 2013: 71-72)

2.2.4 Teori Atribusi

Teori atribusi mengupas bagaimana manusia bisa menjelaskan peristiwa-peristiwa sosial. Atribusi sebab akibat yang paling umum menjelaskan perilaku intern dan ekstern seseorang, stabil atau tidak stabil, dan dapat dikendalikan atau tidak. (O.Sears, 1985: 134)

Atribusi Intern mencakup semua penyebab intern seseorang seperti keadaan hati, sikap, ciri kepribadian, kemampuan, kesehatan, preferensi, atau keinginan. Sedangkan Atribusi Ekstern mencakup semua penyebab seseorang seperti tekanan orang lain, uang, sifat situasi sosial, cuaca, dan seterusnya. (O.Sears, 1985: 100)

(21)

Fritz Heider, pendiri teori atribusi mengemukakan beberapa penyebab yang mendorong orang memiliki tingkah laku tertentu yaitu (Morissan, 2013: 75):

• Penyebab situasional (orang dipengaruhi lingkungannya);

• Adanya pengaruh personal (ingin mempengaharuhi sesuatu secara

pribadi),

• Memiliki kemampuan (mampu melakukan sesuatu); • Adanya usaha (mencoba melakukan sesuatu); • Adanya perasaan (perasaan menyukai sesuatu); • Rasa memiliki (ingin memiliki sesuatu);

• Kewajiban (perasaan harus melakukan sesuatu); dan • Diperkenankan (diperbolehkan melakukan sesuatu).

Atribusi terhadap diri sendiri menurut Bem (dalam Sears, Flreedman & Peplau, 1988), ialah jika kita mengamati perilaku kita sendiri dalam situasi dimana tidak ada paksaan ekstern yang kuat, maka kita asumsikan bahwa kita hanyalah mengungkap sikap sejati kita sendiri dan membuat atribusi intern. Sebaliknya, jika terdapat tekanan ekstern yang kuat atas diri kita untuk melakukan sesuatu, maka kita mempersepsikan itu disebabkan secara ekstern. Beberapa pendekatan tentang atribusi terhadap diri sendiri yaitu Sikap, Motivasi dan Emosi (Dayaksini, 2003: 54). Belajar

tentang sikap kita sendiri berarti mengamati bagaimana kita berperilaku dalam lingkungan yang mempunyai tekanan ekstern berlainan di dalamnya, dan bukan dengan mengintrospeksi bagaimana perasaan kita.

(22)

2.2.5 Media Sosial

Munculnya teknologi internet secara otomatis turut mempengaruhi perkembangaan penggunaan media sosial di masyarakat. Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa contohnya antara lain, jejaring sosial, blog, wiki, youtube, dan lain-lain. melalui media sosial, setiap orang bisa membuat, menyunting sekaligus mempublikasikan sendiri konten berita,

promosi, artikel, foto, dan video. Media sosial bersifat fleksibel, dan luas cakupannya, lebih efektif dan efisien, cepat, interaktif dan variatif. Mediia sosial berdiri sejak tahun 1978 dan muncul didasair ide untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia (Nurudin, 2012: 53).

Tahun 1995 muncul situs GeoCities, yaitu media yang dapat menyimpan data website agar dapat diakses. Munculnya GeoCities

menjadi tonggak dasar adanya website sekarang. Pada tahun 1997,

Classmates.com juga didirikan. Fokus utama jejaring tersebut adapah pada hubungan antar mantan teman sekolah. Tidak lama berselang,

SixDegrees.com hadir sebagai situs jejaring sosial yang membuat hubungan pertemanan tanpa harus saling mengenal terlebih dahulu.

SixDegrees.com terkenal lebih canggih daripada Classmates.com, sehingga kalangan menyebutnya sebagai media sosial pertama di dunia (Nurudin, 2012: 54).

Pada tahun 1999 lahir situs yang disebut Blogger. Situs ini memfasilitasi penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri.

(23)

jejaring sosial lainnya, seperti LinkedIn (2003), MySpace (2003),

Facebook (2004) dan Twitter (2006) (Nurudin, 2012: 54).

2.2.5.1Twitter

Twitter didirikan pada bulan Maret 2006 oleh Evan Williams, Jack Dorsey, dan Biz Stone. Ide tentang twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan ide dimana individu bisa menggunakan SMS layanan berkomunikasi dengan

sebuah kelompok kecil. Twitter merupakan situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc. Situs ini menawarkan jaringan sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Kicauan bisa dilihat secara bebas, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut atau

Follower (Nurudin, 2012: 75)

Perkembangan dunia teknologi semakin memudahkan para pengguna twitter yang kian hari kian bertambah banyak. Melalui aplikasi eksternal yang kompatibel seperti telepon seluler atau dengan SMS, Anda bisa mengirim dan menerima tweets langsung dari situs twitter. Dengan kemudahan seperti ini, twitter telah mendapat tempat di seluruh dunia dengan bertambahnya pengguna twitter hingga lebih dari 100 juta user.

Dari waktu ke waktu, jumlah pemilik akun Twitter secara signifikan bertambah drastis. Mewabahnya penggunaan Twitter di masyarakat terjadi karena menurut berbagai pendapat, Twitter itu lebih simple, lebih mudah, lebih bebas berpendapat, dan lebih efektif dalam menyampaikan pesan tertentu. Bahkan, ‘Trending Topic (TT)’ yang

(24)

satu dari sekian jejaring sosial yang marak digunakan orang saat ini. Banyak orang menggunakan twitter dengan alasan kepraktisannya. Bahkan, beberapa orang atau lembaga tertentu menjadikan twitter sebagai media untuk promosi produk atau menjual ‘brand image’ mereka. Twitter

juga merupakan media untuk siapa pun mengikuti sepak terjang idola

mereka, seperti bintang olahraga, bintang musik, atau pun bintang film.

2.2.5.2Konten-konten dalam Twitter

Dalam twitter, terdapat konten-konten yang semuanya bisa kita

gunakan dengan mudah. Konten-konten tersebut antara lain :

Home, terdapat tweets yang dikirimkan oleh orang-orang yang

menjadi teman kita (user yang kita follow). Home biasanya juga disebut dengan Timeline. Tweet yang kita tulis juga akan muncul di timeline milik teman yang menjadi follower kita.

Profile, terdapat profil atau data diri serta tweets yang pernah

kita posting. Dalam profil terdapat foto yang bisa diupload.

Avatar: gambar yang dipasang pada menu profil

Akun/account: alamat twitter

Follow back/folbek: Istilah ketika seseorang mem-follow akun

temannya dan temannya mem-follow balik akun dia.

Follower, pengguna lain yang ingin menjadikan kita sebagai

teman.

Following, akun seseorang yang mengikuti akun pengguna lain

agar tweets yang dikirim oleh orang yang diikuti itu masuk ke homenya.

Mentions, balasan dari percakapan agar sesama pengguna bisa

langsung menandai orang yang akan diajak bicara. Mention ini dilakukan hanya dengan menulis @ kemudian diikuti nick name.

Replay, membalas sebuah tweet tetapi tidak menyertakan

pernyataan sebelumnya, wajib memakai @mention (ditujukan

(25)

Retweet/RT, seperti reply, membalas bedanya kalau Retweet,

follower anda juga ikut membaca tweet yang anda RT.

Favorite, tweets yang ditandai tanda bintang, yang artinya favorit

agar tidak hilang oleh halaman sebelumnya. Favorit ini biasanya berupa kata-kata mutiara atau kata-kata indah yang disukai.

Direct Message, pesan seperti SMS yang dikirimkan oleh

pengguna satu ke pengguna lain tanpa bisa dilihat pengguna

lainnya. Hanya yang dikirimi pesan yang bisa melihat pesan ini. Dengan kata lain, Direct Message ini bisa disebut dengan Private Message.

Hashtag, simbol yang ada di depan topik tertentu agar pengguna

lain bisa mencari topik sejenis yang ditulis oleh pengguna lain.

List, pengelompokkan following pengguna ke dalam satu grup

atau list. Biasanya untuk menyatukan teman-teman kantor, teman sekelas, atau komunitas lain.

Trending topic, topik yang sedang hangat dibicarakan oleh banyak

pengguna dalam satu waktu yang bersamaan.

2.2.5.3Twitter di Indonesia

(26)

orang tersebut dapat bersosialisasi dengan orang yang belum pernah bertemu. Hal tersebut menjadikan seseorang mendapatkan teman yang banyak, meskipun berbeda daerah atau negara, dan dapat berkomunikasi dengan seseorang yang jauh dari tempat kita.

Twitter menjadi salah satu yang merajai dunia maya di Indonesia, sejajar dengan facebook. Twitter digandrungi oleh semua usia, mulai dari remaja hingga dewasa. Mulai dari public figure, hobby, kesukaan, film, kemunitas, hingga personal membuat twitter untuk menginformasikan

aktivitas mereka maupun berbagi joke dan hanya obrolan biasa. Kepopuleran twitter di Indonesia tak tanggung-tanggung, Indonesia menjadi negara kelima yang masyarakatnya paling banyak menggunakan

twitter. Hal ini membuat Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan user teraktif. Tweetnya seputar percakapan personal dan joke. Pengguna

twitter yang menggunakan joke sebagai tema tweet mereka rata-rata memiliki follower hingga ratusan ribu user.

Perkembangan dan kepopuleran twitter di Indonesia tak lepas dari perkembangan smartphone yang merajai pasar elektronik Indonesia. Dengan smartphone, twitter dapat diakses secara lebih praktis dan lebih cepat. Kita tidak perlu membuka browser dan tidak perlu menulis alamat untuk membuka twitter. Dengan aplikasi, semuanya menjadi semudah memainkan jari telunjuk. Salah satu produk smartphone terkenal saat ini seperti Blackberry, Andorid, dan Nokia telah mengeluarkan berbagai macam aplikasi twitter, seperti Uber Social for Android, Uber Social for Blackberry, Tweetian, Tweet deck, dan lain sebagainya. Aplikasi ini didukung dengan promosi-promosi paket internet dari sim card yang semakin terjangkau untuk seluruh masyarakat.

Kepopuleran twitter di Indonesia bisa menjerumuskan beberapa

public figure pada urusan hukum. Hal ini disebabkan oleh tweet-tweet

yang berupa curhat, bahkan berupa ungkapan kekesalan pada pihak

(27)

dilaporkan ke polisi dengan alasan pelecehan nama baik. Tentu, Anda pernah mendengar berita tentang beberapa artis yang pernah mengalami kasus ini. Seperti yang terjadi pada artis Farhat Abbas dan Ahok. Hal ini tentunya menjadi peringatan bagi kita agar menggunakan twitter secara bijaksana. Twitter adalah hiburan yang sebaiknya kita isi dengan sesuatu yang menghibur, bermanfaat, dan tanpa menyinggung perasaan orang lain

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

negatif yang berarti tidak spontan maka reaksi yang terjadi pada sel elektrolisis. Penelitian yang

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya Mahkamah Konstitusi menafsirkan ketentuan Pasal 53 ayat (3) UU 30/2014 sehingga harus dibaca sebagai berikut: “Apabila dalam batas waktu

lemah (Trimetoprim merupakan alkaloida), maka kedua obat tersebut mudah dilarutkan dalam pelarut asam, tetapi Sulfametoksazol mempunyai gugus amina (-NH, yang

Dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat yang memberikan penjelasan tentang tauhid (meng-esa-kan) Allah. Salah satu dari ayat tersebut adalah surah al-Baqarah: 255 atau dikenal

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) manakah yang meghasilkan prestasi belajar matematika lebih baik, model pembelajaran problem posing ,

Gambar tersebut menunjukkan bahwa secara umum dengan menggunakan fungsi kernel RBF nilai prediksi dasarian awal musim hujan sudah memiliki pola yang mendekati

P enerbitan Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Volume 11 Nomor 2 Tahun 2015 - Center for Business Studies berisi enam artikel, yaitu empat artikel menya- jikan hasil penelitian, dan

Dari Tabel 2, memperlihatkan fenomena yang sama dengan produksi CNT berbasis katalis Co/ Al 2 O 3 yaitu semakin besar laju alir gas asetilen maka diameter CNT