• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Berat Badan Ibu Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Di Klinik Bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbedaan Berat Badan Ibu Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Di Klinik Bersalin Sumiariani Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2013"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana (KB) 1. Pengertian KB

Keluarga Berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga

yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran (Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa, 2004: 472).

Menurut WHO ([World Health Organisation]/expert Committe

1970) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami

istri untuk :

a. Mendapatkan objektif tertentu.

b. Menghindari kelahiran yang tidak diingankan.

c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.

d. Mengatur interval diantara kehamilan.

e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur

suami istri.

f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Hartanto, 2004: 27)

2. Pengertian Kontrasepsi

(2)

Menurut Wiknjosastro (2005: 905), kontrasepsi adalah upaya

untuk mencegah terjadinya kehamilan.

3. Akseptor Keluarga Berencana (KB)

Akseptor Keluarga Berencana adalah pasangan usia subur yang

sedang menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi

(BKKBN, 1995). Macam-macam akseptor KB yaitu :

a. Akseptor KB Baru

Akseptor KB Baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama

kali menggunakan alat kontrasepsi setelah mengalami persalinan

atau keguguran.

b. Akseptor KB Aktif

Akseptor KB Aktif adalah peserta KB yang terus menggunakan

alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.

c. Akseptor KB Ganti Cara

Akseptor KB Ganti Cara adalah peserta KB yang berganti

pemakaian dari suatu metode kontrasepsi lainnya tanpa diselingi

kehamilan. Untuk menyiapkan akseptor KB ini menggunakan cara

komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengertian dari akseptor KB adalah pasangan usia subur yang

(3)

4. Pembagian Cara Kontrasepsi

Menurut BKKBN (2004, 149), pada umumnya cara atau metode

kontrasepsi dapat dibagi menjadi :

a. Metode sederhana

1) Tanpa alat/obat : senggama terputus, pantang berkala

2) Dengan alat/obat : kondom, diafragma atau kap, kream, jelli

dan cairan berbusa, tablet berbusa (vaginal tablet),

intravagina tisu.

b. Metode kontrasepsi efektif

1) Pil

2) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

3) Suntikan

4) Implant (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit).

c. Metode Mantap dengan cara operasi (Kontrasepsi Mantap)

1) Pada wanita, misalnya : metode operasi wanita/tubektomi

2) Pada pria, misalnya : metode operasi pria (MOP)/vasektomi.

Cara-cara kontrasepsi tersebut mempunyai tingkat efektifitas yang

berbeda-beda dalam memberikan pencegahan terhadap kemungkinan

terjadinya kehamilan.

(4)

Tingginya minat pemakai suntikan KB oleh karena aman, sederhana,

efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pasca

persalinan (Manuaba, 2005: 600).

Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu

metode yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat

kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan

relatif lebih rendah dibandingkan dengan alat kontrasepsi

sederhana (BKKBN, 2002: 166)

2. Jenis Kontrasepsi Suntik

Menurut Hartanto, (2004: 163), dua kontrasepsi suntikan berdaya

kerja lama yang sekarang banyak dipakai adalah :

a. DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat) atau depo provers yang

diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150 miligram.

b. NET-EN (Norentrindrone Enanthate) atau noristerat yang diberikan

dalam dosis 200 miligram sekali tiap 8 minggu untuk 6 bulan

pertama (= 3 kali suntikan pertama) kemudian selanjutnya sekali

setiap 12 minggu.

c. Selain kedua macam jenis suntikan di atas, juga terdapat metode

suntikan cyclofem yaitu suntikan yang diberikan tiap bulan yang

mengandung 25 miligram Medroxy Progesteron Acetat dan 5

(5)

3. Mekanisme Metode Kontrasepsi Suntik

Menurut Hartanto, (2004: 166), mekanisme metode KB suntik yaitu :

a. Primer

Mencegah ovulasi. Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi

sentakan LH(LH surge). Respon kelenjar hypophyse terhadap

gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga

memberi kesan proses terjadi di hipotalamus darpada di kelenjar

hypophyse. Ini berbeda dengan POK (Pil Oral Kombinasi), yang

tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada

kelenjar hypophyse. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak

menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.

b. Sekunder

1) Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan

barier terhadap spermatozoa.

2) Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk

implantasi dari ovum yang telah dibuahi.

3) Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba

fallopii.

4. Keuntungan Dan Kerugian Kontrasepsi Suntik

Keuntungan dan kerugian kontrasepsi suntik, menurut Manuaba (2005:

(6)

3) Hubungan seks dengan suntikan KB bebas

4) Pengawasan medis yang ringan

5) Dapat diberikan pascapersalinan, pascakeguguran atau

pascamenstruasi

6) Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang

bayi

7) Suntikan KB Cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB

akan mendapatkan menstruasi.

b. Kerugian

1) Perdarahan yang tidak menentu

2) Terjadi amenorea (tidak datang bulan) berkepanjangan

3) Masih terjadi kemungkinan hamil

4) Kerugian atau penyulit inilah yang menyebabkan peserta KB

menghentikan suntikan KB.

5. Kontra-indikasi Kontrasepsi Suntik

Kontra-indikasi metode suntikan menurut beberapa sumber dari

Hartanto (2003, 169). WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan

kontrasepsi suntikan pada :

1) Kehamilan

2) Karsinoma payudara

3) Karsinoma, traktus genitalia

4) Perdarahan akibat kelainan ginekologi (perdarahan dari liang

(7)

5) Penyakit jantung, hati, darah tinggi kencing manis (penyakit

metabolisme) paru berat

6) Terdapat tromboflebitis/riwayat tromboflebitis

7) Varises berat.

6. Efek Samping Alat Kontrasepsi Suntik

Menurut Hartanto, (2004, 169), efek samping alat kontrasepsi suntik

yaitu :

a. Gangguan Haid

1) Pola haid yang normal dapat berubah menjadi :

a) Amenore

b) Perdarahan irreguler

c) Perdarahan bercak

d) Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang

hilang.

2) Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian.

Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang

dengan jalannya waktu, sedangkan kejadian amenore bertambah

besar.

3) Insidens yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan

atrofi endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan

(8)

4) DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat) lebih sering

menyebabkan perdarahan, peradarahan bercak dan amenore

dibandingkan dengan NET-EN (Norentrindrone Enanthate), dan

amenore pada DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat)

tampaknya lebih sering terjadi pada akseptor dengan berat

badan tinggi.

5) Bila terjadi amenore, berkurangnya darah haid sebenarnya

memberikan efek yang menguntungkan yakni berkurangnya

insidens anemia.

6) Untung bahwa perdarahan yang hebat, yang dapat

membahayakan diri akseptor, jarang terjadi.

b. Berat Badan Yang Bertambah

1) Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar,

bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun

pertama.

2) Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya

terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena

retensi cairan tubuh.

3) Hipotesa para ahli : DMPA (Depo Medroxy Progesteron

Acetat) merangsang pusat pengendali nafsu makan di

hipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak

(9)

c. Sakit Kepala

Insidens sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun

NET-EN (Norentrindrone Enanthate), dan terjadi pada < 1 - 7 persen

akseptor.

d. Efek Pada Sistem Kardio-Vaskuler

1) Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau

sistem pembekuan darah maupun sistem fibrinolitik. Tidak

ditemukan bukti-bukti bahwa DMPA (Depo Medroxy

Progesteron Acetat) maupun NET-EN (Norentrindrone

Enanthate) menambah resiko timbulnnya bekuan darah atau

gangguan sirkulasi lain.

2) Perubahan dalam metabolisme lemak, terutama penurunan

HDL-kolesterol baik pada DMPA (Depo Medroxy Progesteron

Acetat) maupun NET-EN (Norentrindrone Enanthate), dicurigai

dapat menambah besar resiko timbulnya penyakit

kardio-vaskuler. HDL-kolesterol yang rendah menyebabkan timbulnya

aterosclerosis. Sedangkan terhadap trigliserida dan kolesterol

Referensi

Dokumen terkait

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk Memenuhi salah satu persyaratan dalam menyeleseikan Program Sarjana Strata Satu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Upaya meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan model make a macth pada siswa kelas V MIN Rejotangan, (Tulungagung: skirpsi

5.2 Kekerasan Permukaan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas yang Dibersihkan dengan Energi Microwave Berdaya 800 Watt dalam 3 Menit dengan Pengulangan

lapisan ketiga lambang Kementerian   Dalam Negeri berwarna emas MENTERI DALAM NEGERI  REPUBLIK INDONESIA, ttd GAMAWAN FAUZI NAMA LENGKAP

1) Jumlah kuota peserta didik baru di setiap SD dan SMP di Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagaimana tersebut dalam lampiran 4;.. 2) Sekolah SD dan SMP baik negeri

Weed suppressive ability of rice cultivars under field conditions compared with screening for allelopathy under laboratory conditions..

Our objective was to determine if high-performance liquid accessions and individual plants within accessions for chromatography (HPLC) chromatograms from leaf extracts of differ-

Field Trip Jaya