BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehilangan gigi merupakan salah satu perubahan jaringan rongga mulut. Menurut survei Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2007, prevalensi kehilangan gigi di Indonesia telah mencapai 79% dari jumlah populasi penduduk Indonesia yang ada. Penggantian gigi yang hilang dapat dilakukan dengan pembuatan gigi tiruan lepasan atau gigi tiruan cekat.Pemakaian gigi tiruan sangat diperlukan apabila seseorang telah kehilangan giginya, karena kehilangan gigi akan mengakibatkan terganggunya berbagai aktivitas fungsional contoh mengunyah, berbicara, dan dapat memengaruhi estetik.1-3
menunjukkan bahwa RAPP memiliki penyerapan air yang rendah, permukaan yang halus, kekerasan permukaan yang tinggi, dan sudut kontak permukaan dengan air yang cukup besar sehingga memudahkan pembentukan koloni bakteri.8
Setelah pembuatan gigi tiruan dengan basis resin akrilik polimerisasi panas selanjutnya dilakukan pemasangan gigi tiruan kepada pasien.Dokter gigi mempunyai tanggung jawab menginstruksikan agar pasien menjaga kebersihan gigi tiruan rongga mulut setelah pemasangan gigi tiruan. Dalam menjaga kebersihan gigi tiruan, dokter gigi dapat menginstruksikan agar pasien mencuci dan menyikat gigi tiruan dari sisa makanan, merendam gigi tiruan pada wadah yang berisi larutan pembersih untuk proses densifeksi dan melepaskan gigi tiruan pada malam hari agar gingiva dan jaringan rongga mulut yang lain dapat bebas dari tekanan gigi tiruan, serta untuk menjaga kebersihan rongga mulut pasien.9
Gigi tiruan resin akrilik selalu berkontak dengan saliva, minuman dan makanan sehingga gigi tiruan merupakan tempat terbentuknya stain, karang gigi dan plak karena kurangnya pemeliharaan kebersihan gigi tiruan resin akrilik.Pada pemakaian gigi tiruan resin akrilik, mukosa akan tertutup sehingga menghalangi pembersihan permukaan mukosa maupun permukaan gigi tiruan oleh lidah dan saliva sehingga terjadi akumulasi plak pada gigi tiruan. Plak pada gigi tiruan merupakan faktor penting yang dapat menyebabkan inflamasi pada mukosa palatal dan terjadinya denture stomatitis.Faktor yang menyebabkan denture stomatitis adalah Candida albicans, infeksi bakteri, alergi, faktor psikologis, kurangnya kebersihan gigi tiruan, aliran saliva dan nutrisi.10 Amit (2011) melaporkan sebanyak 76% memiliki kebersihan gigi tiruan yang buruk dan sebanyak 54% diantaranya terdapat kontaminasi Candida albicans pada gigi tiruan.11
perawatan tambahan denture stomatitis adalah klorheksidin.13Di pasaran Indonesia tersedia Minosep buatan Minorock yang mengandung larutan klorheksidin glukonat 0,2%. Pemakaian klorheksidin sebagai desinfektan untuk merendam gigi tiruan dianjurkan 15 menit tiap hari.14,15Penelitian Himani dkk (2008) menyimpulkan bahwa klorheksidin glukonat 0,2% mempunyai aktivitas antijamur paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans dibandingkan dengan 5% doksisiklin hidroklorit, 2,5% sodium hipoklorit, dan 17% ethylenediamine tetraacetic acid.16Penggunaan klorheksidin mempunyai keuntungan yaitu dapat digunakan sebagai bahan pembersih gigi tiruan untuk mengurangi plak gigi tiruan, obat kumur dan mudah didapatkan sebagai bahan pembersih gigi tiruan, namun pemakaian klorheksidin dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada pemakainya diakibatkan karena iritasi mukosa, ulserasi, perubahan indera perasa, dan perubahan warna gigi tiruan.Hal ini menyebabkanbanyak dilakukan penelitian tanaman obat tradisional yang mampu melawan pertumbuhan Candida albicans yang nantinya dapat menjadi bahan alternatif yang lebih murah, mudah didapat, dan banyak terdapat di masyarakat.14
lain yang dapat dijadikan sebagai bahan alternatif pembersih gigi tiruan yang mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans.
Sirsak (Annona muricata) termasuk dalam family Annonaceae, yang secara tradisional sudah dikenal berkhasiat sebagai obat yang mampu mengobati berbagai macam penyakit diantaranya diabetes, diare, hipertensi, rematik, tumor, kanker, bisuldan lain lain.1,19-21 Sirsak adalah tanaman tropis yang memiliki tinggi 5-7m dengan daun berwarna hijau gelap, berkilat dan besar.19-22 Tanaman ini memiliki berbagai macam fungsi bagi manusia. Di industri makanan, sirsak dapat diproses menjadi selai, jus, ataupun sirup.19Namun, seiring dengan penelitian terhadap tanaman tersebut, kini populer sebagai tanaman obat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tanaman sirsak mengandung banyak khasiat terutama sebagai obat obatan.Buah sirsak digunakan untuk meredakan demam, meningkatkan produksi ASI setelah melahirkan.Biji sirsak dapat dihancurkan dan digunakan untuk melawan parasit. Daun sirsak juga digunakan sebagai bahan sedatif, diare dan lain lain.19,20Daun sirsak selain berfungsi untuk mengobati berbagai macam penyakit juga berfungsi sebagai antibakteri dan antijamur karena mengandung senyawa tanin, flavonoid, fenol dan saponin yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans, terjangkau, dan banyak ditemukan di Indonesia.1,21,23 Penelitian oleh Donati dkk (2014), didapati tanaman sirsak berguna untuk menginhibisi kandidiasis secara in vivo terutama ekstrak daun sirsak yang menunjukkan aktivitas yang lebih baik melawan Candida albicans.21 Penelitian yang dilakukan oleh Felix dkk (2015), ekstrak daun sirsak menunjukkan anti mikrobial efek spektrum luas pada 100mg/ml pada percobaan mikroorganisme Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Aspergillusniger dan
Candida albicans.22Bahruddin (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak daun sirsak konsentrasi 5%,15%,25%,35% dan 45% yang menghambat pertumbuhan
sirsak dengan konsentrasi 45% tidak didapati pertumbuhan Candida albicans. Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirsak, semakin efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans pada lempeng resin akrilik dan konsentrasi 45% mempunyai daya hambat paling tinggi terhadap pertumbuhan Candida albicans serta bersifat fungisida.1 Amalia (2015), melakukan penelitian tentang pengaruh perendaman basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas pada pasta gigi dengan dan tanpa ekstrak etanol daun sirsak konsentrasi 35% terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata hasil perhitungan jumlah Candida albicans pada pasta gigi dengan tambahan ekstrak daun sirsak konsentrasi 35% (2750 CFU/ml) lebih kecil daripada pasta gigi tanpa tambahan ekstrak daun sirsak (6625 CFU/ml). Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa pasta gigi dengan tambahan ekstrak etanol daun sirsak konsentrasi 35% menghambat pertumbuhan Candida albicans pada basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas lebih baik dibandingkan dengan pasta gigi tanpa penambahan ekstrak etanol daun sirsak konsentrasi 35%.24
1.2 Permasalahan
panas pada pasta gigi dengan dan tanpa ekstrak etanol daun sirsak konsentrasi 35% terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa pasta gigi dengan tambahan ekstrak etanol daun sirsak konsentrasi 35% menghambat pertumbuhan Candida albicans pada basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas lebih baik dibandingkan dengan pasta gigi tanpa penambahan ekstrak etanol daun sirsak konsentrasi 35%. Dari penelitian Bahruddin dan Amalia, Konsentrasi 35% dan 45% dapat menjadi variabeluntuk dinilai karena hasil yang diperoleh terdapat pengaruh perendaman basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak daun sirsak terhadap jumlah Candida albicans. Selain itu, peneliti tertarik meningkatkan konsentrasi ekstrak daun sirsak menjadi 55% karenawaktu perendaman pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bahruddin adalah 8 jam.Sedangkan pada penelitian ini, waktu perendaman menjadi 15 menit sesuai dengan anjuran waktu perendaman klorheksidin sebagai bahan desinfektan.berdasarkan uraian di atas, maka timbul permasalahan mengenai Bagaimana pengaruh perendaman basisgigi tiruanresin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak daun sirsak pada konsentrasi 35%, 45%,55%dan klorheksidin terhadap jumlah Candida albicans.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Berapa jumlah Candida albicans setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak daun sirsak 35%, 45%, 55% dan klorheksidin 0,2%?
2. Apakah ada pengaruh perendaman basis gigi tiruanresin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak daun sirsak 35%,45%,55% dan klorheksidin0,2% terhadap jumlah
Candida albicans?
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui jumlah Candida albicans pada basis gigi tiruanresin akrilik polimerisasi panas setelah dilakukan perendaman dalam ekstrak daun sirsak35%,45%55% dan klorheksidin 0,2%.
2. Untuk mengetahui pengaruh perendaman basis gigi tiruanresin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak daun sirsak 35%,45%, 55% dan klorheksidin 0,2%terhadap jumlahCandida albicans.
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh perendaman basisgigi tiruanresin akrilik polimerisasi panas dalam ekstrak daun sirsak 35%, 45%, 55% dan klorheksidin 0,2%terhadap jumlahCandida albicans.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis
1.Memberikan kontribusi atau sumbangan untuk penelitian selanjutnya.
2. Menjadi bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang prostodonsia.
1.5.2 Manfaat Praktis