• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kegiatan Membatik terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak di KB Surya Alam Aisyiyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kegiatan Membatik terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak di KB Surya Alam Aisyiyah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK di KB SURYA ALAM AISYIYAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Srata I Pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

oleh:

Novita Indah Kumala Sari A520140047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK di KB SURYA ALAM AISYIYAH

PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Oleh: Novita Indah Kumala Sari

A520140047

Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertanggung

jawabkan di hadapan tim penguji skripsi.

Surakarta, 21 Juli 2018

Dra. Surtikanti, S.H., M.Pd NIP/NIK.155/NIDN.0602065702

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KB SURYA ALAM AISYIYAH

Yang dipersiapkan dan disusun oleh: Novita Indah Kumala Sari

A520140047

Telah di pertahankan di depan Dewan Penguji Pada Kamis, 26 Juli 2018

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji

1. Dra. Surtikanti, S.H., M.Pd (………) (Ketua Dewan Penguji)

2. Drs. Haryono yuwono, S.E., M.Pd. (………) (Dewan Penguji I)

3. Drs. Ilham sunaryo, M.Pd., AUD (………) (Dewan PengujiII)

Surakarta, 26 Juli 2018

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan

Dekan,

(Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum) NIP/NIK.196504281993031001 /NIDN 0028046501

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya

Surakarta, 21 Juli 2018 Yang membuat pernyataan,

Novita Indah Kumala Sari A520140047

(5)

1

PENGARUH KEGIATAN MEMBATIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK di KB SURYA ALAM AISYIYAH

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kegiatan membatik terhadap kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali tahun ajaran 2017/2018. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif, menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian pre-experimental design. Penelitian pre-experimental design dengan bentuk one group pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali. Subjek dalam penelitian ini adalah klompok A KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali dengan berjumlah 12 anak. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui observasi, yaitu observasi non-partisipan. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan t-test dengan bantuan program SPSS 15.0 for windows. Hasil analisis data menggunakan t-testdiproleh thitung -16.258 ≤ - ttabel yaitu

-2.201 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh kegiatan

membatik terhadap kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di KB surya alam aisyiyah sawit boyolali tahun pajaran 2017/2018..

Kata kunci: Kegiatan Membatik, Kemampuan Motorik Halus

Abstract

The purpose of this research is to know the influence of batik activities on the fine motor skills of children in group A in KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali academic year 2017/2018. The method of this study was quantitative method, used experimental research type with pre-experimental research design. Pre-experimental research design with one group pretest-posttest design. This research was conducted at KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali. The subjectin this study was the group A of KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali with a total of 12 children.Data collection techniques in this study was conducted through observation, namely non-participant observation.The data analysis techniques in this study using t-test with the help of SPSS 15.0 for windows program. The results of data analysis using t-test obtained t count -16.258 ≤ - ttable is -2.201 then H0 was rejected and Ha was

accepted which means that there is influence of batik activities through the fine motor skill of children at the Group A of KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali in Academic Year 2017/2018.

Key words: batik activities, fine motor skill

1. PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bagi setiap individu untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki anak secara optimal. Sebagaimana dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1

(6)

2

Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD yaitu suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilaksanakan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani supaya anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.

(Puskur, Depdiknas:2007) (dalam Suyadi, 2013:19) Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ialah memberikan stimulasi atau rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk perkembangan selanjutnya. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif), begitu pula dengan perkembangan fisiknya. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut telah dimulai sejak prenatal, yaitu sejak dalam kandungan. (Trianto, 2011:14).

Dengan memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat agar perkembangan motorik yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan motorik anak di bedakan menjadi dua yaitu, motorik kasar dan motorik halus. Dwi dan Asmawulan (2010:28-29) motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh atau sebagaian anggota tubuh yang dipengaruhi oleh perkembangan anak secara fisik. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal sesuai dengan tahap perkembangannya.

(7)

3

Menurut Sari (2013:69) batik adalah warisan budaya yang digunakan secara turun-temurun dari dahulu hngga kini sampai ke mancanegara. Pewarisan keterampilan membatik secara sosial, dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui suatu proses belajar perlu dilakukan, baik secara formal maupun informal.

Mengenalkan cara membatik pada anak memang sangat perlu, agar anak mencintai budaya dan mengenal batik. Kegiatan membatik ini berbeda dengan cara membatik yang di lakukan oleh orang dewasa pada umumnya. (Rahayu, 2010:89) menjelaskan Membatik bagi anak usia dini yaitu pemberian perintang pada kain/mori dengan menggunakan pasta tepung yang tidak berbahaya bagi anak dan sebagai pengganti dari lilin/malam panas

Berdasarkan observasi, peneliti lakukan secara keseluruhan pembelajaran di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali sudah baik, dalam memberikan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak guru kurang menstimulasi dan inovasi sehingga anak menjadi mudah bosan. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui apakah kegiatan membatik dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus anak.

Kegiatan membatik nantinya dapat mempengaruhi perkembangan motorik halus anak dalam pengorganisasian antara mata dengan tangan, kelenturan tangan dalam memegang dan menggunakan alat untuk membatik. Warna-warna yang menarik juga dapat menarik perhatian anak dan menimbulkan rasa ingin tahunya tentang kegiatan membatik, dengan demikian perkembagan motorik halus anak nantinya akan terlatih dengan baik. Saat ini yang kita ketahu bahwa kegiatan membatik menggunakan canting, lilin/malam panas dan pewarna sehingga sangat membutuhkan pengawasan yang maksimal dari guru atau orang dewasa jika dilakukan oleh anak-anak karena sangat berbahaya. Dan waktu yang di butuhkan untuk kegiatan membatik ini cukup lama. Maka dari itu diperlukan cara lain untuk melakukan kegiatan membatik ini agar aman bagi anak yaitu dengan menggunakan pasta tepung sebagai pengganti lilin/malam, pewarna makanan dan kuas/katenbat sebagai pengganti canting yang aman untuk anak. Dan

(8)

4

motif batik yang digunakan sederhana namun tetap bervariasi agar anak tidak mengalami kesulitan saat melaksanakan kegiatan membatik tersebut

Menurut Dwi dan Asmawulan (2010:29) motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagaian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Optimalnya pertumbuhan fisik anak sangat penting karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku sehari-harinya. Secara langsung, pertumbuhan fisik anak akan menentukan keterampilannya dalam bergerak, sedangkan secara tidak langsung pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik atau motorik anak akan mempengaruhi cara anak akan memandang dirinya sendiri dan orang lain.

Untuk mendukung artikel ini, ada beberapa penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi, yaitu Indraswari (2012) yang berjudul “Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mozaik Ditaman Kanak-Kanak Pembina Agam” dapat disimpulkan bahwa kegiatan mozik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus di Taman Kanak-Kanak Negri Pembina Lubuk Basung. Kesimpulan ini berdasarkan rata-rata persentase sangat tinggi, dimana sebelum Tindakan 14%, pada Siklus I 25% dan pada Siklus II naik menjadi 87%. Kemudian, penelitian lain oleh Madiarti (2013) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melaluu Kegiatan Kolase Dengan Media Menggunakan Bahan Alam di PAUD Melati Kabupaten Lebong” disimpulkan bahwa melalui kegiatan kolase dari bahan alam dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di PAUD Melati Kabupaten Lebong. Hal ini dapat dilihat dari siklus pertama keberhasilan pembelajaran pada aspek perkembangan motorik halus yaitu mengkoordinasikan mata dan tangan hanya mencapai 60%, dan pada siklus ke dua meningkat menjadi 86%, pada aspek keterampilan menggerakan kelenturan tangan pada siklus pertama hanya 60%, dan pada waktu siklus ke dua miningkat menjadi 90%, terakhir pada aspek ketepatan waktu pada siklus

(9)

5

pertama hanya mencapai 60% dan meningkat pada siklus ke dua menjadi 83%.

Berdasarkan masalah dan teori-teori yang mendukung diatas maka diperoleh hipotesis yang peneliti ajukan bahwa kegiatan memebatik berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu penelitian eksperimen dan Penelitian ini menggunakan Pre-Eksperimental Design yaitu dengan One-Group Pretest-Posttest Design sebagai desain penelitian. Karena desain ini dapat membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dengan keadaan setelah diberi perlakuan, sehingga hasil yang didapat lebih akurat, akan tetapi dalam duni anak usia dini untuk mengetahui kemmpuan atau perkembangan seperti pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak, prosedur penelitian menggunakan observasi awal dan observasi akhir dikarenakan anak usia dini yang belum bisa membaca. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh anak kelompok A di KB Surya Alam Aiayiyah tahun pelajran 2017/2018. Sampel yang digunakan dalam pnelitian ini yaitu data anak dari salah satu kelas pada klompok A yang berjumlah 12 anak, 7 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik non-probbality sampling yaitu dengan sampling jenuh. Sugiyono (2010: 217) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini digunakan bila jumlah populasi relatif kecil, atau kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin menggunakan generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sehingga, peneliti menepatkan seluruh populasi menjadi sampel penelitian.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan menggunakan metode observasi atau pengamatan. Menurut Arikunto (200:204) dalam menggunakan metode observasi, cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.

(10)

6

Sugiyono, (2014:145) membedakan observasi menjadi dua, yaitu: (1) Metode Observasi Berperanserta (Participant observation), dan (2) Metode Observasi Nonpartisipan.Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi non-partisipan. Dalam observasi nonpartisipan ini peneliti tidak terlibat langsung tetapi hanya sebagai pengamat independen. Observasi nonpartisipan ini kemudian dibagi menjadi dua.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasilanalisis data pada penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis menggukanakan T-Test untuk menguji analisisnya dan dengan bantuan program SPSS 15.0 for windowsyang menggunakan uji Paired Sampel T-Tes.

Pngujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan membtik terhadap kemampuan motorik halus anak pada kelompok A di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit, Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.

Dari hasil tabulasi yang diperoleh dari data observasi awal, dapat diketahui bahwa jumlah skor seluruh anak sebelum diberikan perlakuan adalah 175, dengan rata-rata 14.58 dengan nilai tertinggi 18 dan nilai terendah 10. Skor kemampuan motorik halus anak dikategorikan menjadi 4, yaitu: : belum berkembang (BB), mulai berkembang (MB), berkembang sesuai harapan (BSH), dan berkembang sangat baik (BSB). Berikut adalah tabel dan histogram hasil pengkategorian kemampuan motorik halus anak sebelum eksperimen.

(11)

7

Tabel 1 Hasil Pengkategorian Data Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Perlakuan

Interval Frekuensi Prosentase Kategori

< 9 - - Belum berkambang ≥ 9 - < 15 8 66.66 % Mulai berkembang ≥ 15 - < 21 4 33.33 % Berkembang sesuai harapan ≥ 21 - - Berkembang sangat baik Jumlah 12 100 %

Gambar 1 Histogram Data Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Perlakuan

Berdasarkan data pada table 4.1 dan gambar histogram diatas dapat dilhat bahwa sebelum diberikan perlakuan, tidak ada anak yang mempunyai kmampuan motorik halus dengan kategori belum berkembang dengan interval <9 dan prosentase 0%, sedangkan anak yang mempunyai

0 2 4 6 8 < 9 ≥ 9 - < 15 ≥ 15 - < 21 ≥ 21 F re k u en si Interval

Kemampuan Motorik Halus Anak

Sebelum Perlakuan

(12)

8

kemampuan motorik halus dengan kategori mulai berkembang ada 8 anak dengan interval ≥ 9 - < 15 dan prosentase 66.66 %, ada 4 anak yang mempunyai kemampuan motorik halus dengan kategori berkembang sesuai harapan dengan interval ≥ 15 - < 21 dan prosentase 33.33%, dan tidak ada anak yang mempunyai kemampuan motorik halaus dengan kategori berkembang sangat baik pada interval ≥ 21 dan prosentase 0%.

Dari hasil data observasi akhir, dapat diketahui bahwa jumlah skor seluruh anak setelah diberikan perlakuan adalah 233, dengan rata-rata 19.42 dengan nilai tertinggi 24 dan nilai terendah 15. Skor kemampuan motorik halus anak dikategorikan menjadi 4, yaitu: : belum berkembang (BB), mulai berkembang (MB), berkembang sesuai harapan (BSH), dan berkembang sangat baik (BSB). Berikut adalah tabel dan histogram hasil pengkategorian kemampuan motorik halus anak setelah eksperimen.

Tabel 2 Hasil Pengkategorian Data Kemampuan Motorik Halus Anak

Setelah Perlakuan

Interval Frekuensi Prosentase Kategori

< 9 - - Belum berkambang ≥ 9 - < 15 - - Mulai berkembang ≥ 15 - < 21 9 75 % Berkembang sesuai harapan ≥ 21 3 25% Berkembang sangat baik Jumlah 12 100 %

(13)

9

Gambar 2 Histogram Data Kemampuan Motorik Halus Anak Setelah perlakuan

Berdasarkan data pada table 4.1 dan gambar histogram diatas dapat dilhat bahwa setelah diberikan perlakuan, tidak ada anak yang mempunyai kmampuan motorik halus dengan kategori belum berkembang dengan interval <9 dan prosentase 0%, anak yang mempunyai kemampuan motorik halus dengan kategori mulai berkembang juga tidak adadengan interval ≥ 9 - < 15 dan prosentase 0%, sedangkan anak yang mempunyai kemampuan motorik halus dengan kategori berkembang sesuai harapan terdapat 8 anak dengan interval ≥ 15 - < 21 dan prosentase 75 %, dan anak yang mempunyai kemampuan motorik halus dengan kategori berkembang sangat baik terdapat 4 anak pada interval ≥ 21 dan prosentase sebesar 25%.

Hasil analisis data menggukanakan T-Test menunjukan bahwa rata-rata skor dari hasil observasi awal sebesar 14.58 (mean =14.58, SD=2.610) sedangkan rata-rata skor pada observasi akhir sebesar 19.42 (mean =19.42, SD=1.782). Maka hasil analisis data menggunakan uji Paired Sampel T-Te sdiperoleh thitung sebesar -16.258 (lampiran 10). Sedangkan secara statistik

bisa dilihat dari nilai thitung -16.258 ≤ -ttabel yaitu -2.201 maka H0 ditolak yang

0 2 4 6 8 < 9 ≥ 9 - < 15 ≥ 15 - < 21 ≥ 21 F re k u en si Interval

Kemampuan Motorik Halus Anak

Sebelum Eksperimen

(14)

10

berarti terdapat pengaruh kegiatan membatik terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok A di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit, Boyolali.

Hal ini dikarenakan skor observasi akhir lebih tinggi dibandingkan dengan skor observasi awal. Skor observasi akhir lebih tinggi karena peneliti melakukan observasi sebelumnya, sehingga peneliti lebih mengetahui seberapa besar kemampuan motorik halus yang sudah di capai anak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Manfaat kegiatan membatik untuk anak dalam penelitian ini adalah dapat mengembangkan kemampuan anak dalam mengkoordinasi mata dan tangan serta menggerakkan otot-otot tangan agar dapat berkembang secara optimal. Indra Tjahjani (dalam Sari 2013:73) berpendapat bahwa selain sebagai pengenalan budaya, kegiatan membatik bagi anak-anak juga bisa membantu melatih konsentrasi anak serta dapat melatih kesabaran anak. Serta memberikan stimulasi atau rangsangan yang tepat agar perkembangan motorik halus yang dimiliki anak dapat berkembang secra optimal sesuai dengan tahap perkembangannya. Pemberian pembelajaran yang menyenangkan dapat menjadi stimulasi yang baik bagi perkembangan fungsi otak dalam memproses informasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Dwi dan Asmawulan ( 2010:28-29) menjelaskan bahwa setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal jika mendapatkan stimulasi yang tepat. Anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya dan semakin banyak yang dilihat dan didengar semakin besar juga yang ingin diketahuinya. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kelincahan jari-jemari, ketelitian dan koordinasi mata tangan berfungsi dengan baik, membantu melatih konsentrasi anak serta dapat melatih kesabaran anak.

Berdasarkan penelitian diatas, penelitian yang dilakukan peneliti bahwa kegiatan membatik dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus

(15)

11

anak, karena kegiatan membatik dapat melatih konsentrasi, melatih kesabaran anak, dan mengajarkan anak untuk bekerja sama, Dengan memberikan kegitan yang menarik dapat menarik minat anak untuk belajar dan anak tidak mudah bosan saat pembelajaran sedang berlangsung. Kegiatan ini selain dapat mengasah kemampuan motorik halus anak juga dapat mengasah aspek-aspek perkembangan lainnya seperti perkembangan kognitif, dan social-emosional. Kegitan membatik dilakukan dengan bersama-sama sehingga anak merasa senang dan semangat untuk mengikuti kegitan.

4. PENUTUP

Berdasarkan analisis data menunjukan bahwa rata-rata skor dari hasil observasi awal dengan sekor seluruhnya 175, nilai rata-rata sebesar 14.58, nila tertinggi sebesar 18 dan niai terendah 10 SD=2.610. Observasi awal dengan sekor seluruhnya 233, nilai sebesar 19.42, nilai tertinggi sebesar 24 dan nilai terendah, dan SD=2.644). Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara observasi awal dan observasi akhir, yaitu observasi akhir lebih besar daripada observasi awal. Maka kesimpulannya H0 ditolak karena terdapat

perbedaan antara observasi awal dan observasi akhir sehingga Ha diterima

karena terdapat pengaruh kegiatan membatik terhadap kemampuan motorik halus anak. Melalui paired sample t test diperoleh thitung -16.258 ≤ -ttabel -2.201

dan diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

yang berarti dapat disimpulkan bahwa kegiatan membatik berpengaruh pada kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di KB Surya Alam Aisyiyah Sawit, Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.

DAFTAR PUSTAKA

Ari Kunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakter. Jakarta:Rineka Cipta

Arifah, N. 2015. “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Bermain Membatik Dengan Pelepah Pisang Pada Anak Kelompok B TK Dharma Wanita Gondanglegi III Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2014/2015”. Artikel Skripsi. Kdiri: Universitas PGRI Kediri.

(16)

12

Bungin, Burhan. 2011. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Groub

Dwi, Junita dan Tri Asmawulan. 2010. Perkembangan Fisik, Motorik dan

Bahasa.Surakarta:UMS

Depdiknas, 2008. Pengembangan Kemampuan Motorik Halus di Taman

Kanak-Kanak. Jakarta: dirjen MPDM, Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Elino, D. 2005. Permainan Cerdas Untus Anak Usia 2-6 Tahun. Jakarta: Erlangga. Indraswari, Lolita. 2012.”Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia

Dini Melalui Kegiatan Mozaik Ditaman Kanak-Kanak Pembina Agam”. Tidak

Diterbitkan. Jurnal Pesona PAUD, Vol.1.No.1.

Keluarga Batik Betawi., dan Suryawan, Debbie S. 2010. Inspirasi Batik Betawi.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Madiarti, Eris. 2013. “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melaluu Kegiatan Kolase Dengan Media Menggunakan Bahan Alam di PAUD Melati

Kabupaten Lebong”. Skripsi, PSKGJ Universitas Bengkulu.

Permendikbud, 2015. Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Nomor 137 Tahun 2014.

Paraswati, E. 2015. “Pengaruh Tepung Yang Tepat Dalam Kegiatan Membatik Untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak di TK Negri Pembina

Yogyakarta”. Tidak Diterbitkan. Jurnal. ISI Yogyakarta. Vol. 13 No. 1 Rahayu, L. 2010. 20 Fun Activites For Toddler. Surakarta: Indiparent.

Rahyubi, L. 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Jawa Barat: Nusa Medika.

Riduwan, 2011. Belajar Mudah Penlitian Guru-Karyawan Penelitian Pemula.

Bandung : Alfabeta, cv

Sujiono, dkk. 2008. Metode Pengembngan Fisik-cetakan. 7. Jakarta: Universitas Terbuka

Sujiono, dkk. 2005. Metode Pengembngan Fisik-cetakan.1. Jakarta: Universitas Terbuka

Santrock, Jhon W. 2009.Perkembangan Anak Edisi ke-II Jilid 1.Jakarta: Erlangga Sari, Rina Pandan. 2013 Keterampilan Membatik Untuk Anak Cetakan-1. Surakarta:

ARCITA

Suyadi, dan Ulfah, M. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT remaja Rosadakarya

Sumatri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pentidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Surtikanti. Dra. 2017.Handout Penelitian Penelitian. UMS:Surakarta.

Sugiyono, 2014. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan ke 20. Bandung : Alfabeta, cv

Sugiyono, 2010. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan ke lima. Bandung : Alfabeta, cv.

Sugiyono. Prof. Dr. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Trianto, 2011.Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana.

(17)

13

Utami. Vievid D. 2008. Kenali Seni Lukis Batik. Yogyakarta: CV Empat Pilar Pendidikan.

Widiyanti, Joko. 2016. SPSS For Windows Untuk Analisis Data Statistik dan Penelitian. UMS:Surakarta.

Gambar

Gambar 1 Histogram Data Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum  Perlakuan
Gambar 2 Histogram Data Kemampuan Motorik Halus Anak Setelah   perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata terhadap pemahaman membaca teks narasi bahasa Inggris. Mengetahui pengaruh tata bahasa

[r]

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu proses isolasi α -selulosa dari serbuk tandan kosong kelapa sawit, dan proses sintesis selulosa dengan penambahan

Faktor ± faktor yang mempengaruhi kemenangan Joko Widodo ± Jusuf Kalla pada pemilu presiden tahun 2014 di Kecamatan Pondok Melati inilah yang menjadi objek

Topik yang digunakan penelitian terdahulu adalah untuk mengetahui faktor penentu kebijakan hutang sedangkan penelitian sekarang lebih mengarah pada pengaruh dari

Pada pengembangan kawasan (tahap jangka menengah) menuju pengembangan sistem industrial (tahap jangka panjang) maka perlu dibangun suatu sistem pemberdayaan/perkuatan

Desain busana untuk pesta dapat dibuat lebih menarik dengan bahan yang bagus, sehingga.