• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Perbankan Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Akuntansi Perbankan Syariah"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Laylan Syafina, M.Si
  • Pengajar:
    • Dr. Nurlaila Harahap, SE, MA
  • Sekolah: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
  • Mata Pelajaran: Akuntansi Perbankan Syariah
  • Topik: Akuntansi Perbankan Syariah
  • Tipe: diktat
  • Tahun: 2020
  • Kota: Medan

I. Pendahuluan

Bab ini membahas perkembangan lembaga keuangan syariah, termasuk perbankan dan non-bank, serta pentingnya lembaga pemberi fatwa. Penjelasan ini memberikan wawasan awal yang penting bagi mahasiswa tentang bagaimana lembaga keuangan syariah beroperasi dalam konteks hukum dan etika Islam. Dengan memahami perkembangan ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan peran lembaga keuangan syariah dalam perekonomian Indonesia.

1.1 Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) harus mematuhi prinsip-prinsip syariah, yang diatur oleh perundang-undangan dan fatwa dari lembaga berwenang. MUI dan DSN memiliki peran penting dalam mengawasi operasional LKS agar sesuai dengan syariat. Dengan pemahaman ini, mahasiswa dapat menganalisis bagaimana hukum dan etika berinteraksi dalam praktik perbankan syariah.

1.2 Lembaga Keuangan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank

Lembaga keuangan berfungsi sebagai perantara antara pihak yang memiliki surplus dana dan yang membutuhkan dana. Mahasiswa diharapkan dapat membedakan antara lembaga keuangan bank dan non-bank serta memahami peran masing-masing dalam perekonomian, yang penting untuk analisis lebih lanjut dalam konteks syariah.

1.3 Lembaga Pemberi Fatwa

Dewan Syariah Nasional dan Dewan Pengawas Syariah berfungsi untuk memastikan bahwa lembaga keuangan syariah beroperasi sesuai dengan prinsip syariah. Pemahaman tentang peran ini penting bagi mahasiswa untuk mengevaluasi bagaimana keputusan fatwa mempengaruhi praktik perbankan syariah.

II. Prinsip Dasar Perbankan Syariah

Bab ini menjelaskan konsep dasar mengenai harta dalam Islam, lembaga keuangan syariah, dan akad dalam transaksi. Ini memberikan landasan yang kuat bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip syariah diterapkan dalam perbankan, yang penting untuk analisis lebih lanjut dalam akuntansi perbankan syariah.

2.1 Konsep Islam Tentang Harta

Harta dalam pandangan Islam memiliki makna yang lebih dalam dibandingkan dengan pandangan konvensional. Mahasiswa perlu memahami bahwa harta merupakan amanah dari Allah yang harus dikelola dengan baik. Ini penting untuk mengembangkan sikap tanggung jawab dalam pengelolaan keuangan.

2.2 Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga keuangan syariah beroperasi berdasarkan prinsip syariah dan harus mematuhi ketentuan yang ditetapkan. Mahasiswa diharapkan memahami perbedaan antara lembaga keuangan syariah dan konvensional, serta bagaimana hal ini mempengaruhi praktik akuntansi.

2.3 Akad/Kontrak/Transaksi

Akad dalam perbankan syariah adalah ikatan yang mengatur transaksi antara pihak-pihak. Pemahaman tentang akad yang sah dan syarat-syaratnya penting bagi mahasiswa untuk menganalisis transaksi keuangan syariah secara kritis.

III. Sistem Operasional Bank Syariah

Bab ini membahas definisi, asas, dan tujuan bank syariah, serta fungsi dan kegiatan usaha bank syariah. Ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana bank syariah beroperasi dalam kerangka syariah, yang penting untuk analisis akuntansi dan keuangan.

3.1 Definisi, Asas, dan Tujuan Bank Syariah

Bank syariah berfungsi memberikan layanan keuangan sesuai dengan prinsip syariah. Mahasiswa perlu memahami tujuan ini untuk mengevaluasi operasional bank syariah dalam konteks akuntansi.

3.2 Fungsi Bank Syariah

Fungsi bank syariah berbeda dari bank konvensional, termasuk sebagai manajer investasi dan penyedia jasa keuangan. Mahasiswa harus memahami fungsi ini untuk menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat.

3.3 Kegiatan Usaha Bank Syariah

Kegiatan usaha bank syariah meliputi penghimpunan dan penyaluran dana. Mahasiswa diharapkan dapat menganalisis berbagai skema transaksi yang digunakan dalam bank syariah dan implikasinya terhadap laporan keuangan.

IV. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Bab ini menjelaskan kerangka dasar akuntansi untuk laporan keuangan syariah, yang berbeda dari konvensional. Pemahaman ini penting bagi mahasiswa untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah.

4.1 Kerangka Dasar

Kerangka dasar penyusunan laporan keuangan syariah mengatur aspek-aspek akuntansi yang unik. Mahasiswa perlu memahami kerangka ini untuk menyusun laporan yang sesuai dengan prinsip syariah.

4.2 Unsur-unsur Laporan Keuangan

Unsur-unsur laporan keuangan syariah harus mencerminkan transaksi yang sesuai dengan syariah. Ini penting untuk analisis dan evaluasi laporan keuangan dalam konteks syariah.

4.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik laporan keuangan syariah berbeda dari konvensional, termasuk relevansi dan keandalan. Mahasiswa harus memahami karakteristik ini untuk mengevaluasi kualitas laporan keuangan.

Referensi Dokumen

  • Metodologi Fiqh Muamalah Diskursus Metodologis Konsep Interaksi Sosial-Ekonomi ( Tim Laskar Pelangi )
  • Ringkasan Fikih Sunnah ( Sulaiman Al-Faifi )
  • Akuntansi Perbankan Syariah; teori dan praktik kontemporer ( Abdurrahim, Ahim, Rizal Yaya, Aji Erlangga )
  • Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah ( Salman, Riza Kautsar )

Referensi

Dokumen terkait

Secara garis besar penyaluran dana bank syariah dilakukan dengan tiga pola sebagai berikut : prinsip pembiayaan jual beli yang meliputi murabahah, salam, istishna

Murābaḥah bil wakalah yaitu akad jual beli dimana penjual harus menyebutkan harga awal barang dan keuntungan yang akan diambil oleh penjual dan dalam pengadaan

 Franco Gudang : Kebalikannya syarat jual beli loko gudang, pada syarat jual beli ini, penjual menanggung biaya pengiriman barang sampai ke gudang pembeli..  Free on board :

Menurut DSAS IAI (2016) Istishna paralel merupakan akad istishna yang dilakukan oleh penjual dan pembeli, dan untuk memenuhi kewajiban pesanan tersebut diperlukan orang

pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah adalah murabahah, yang definisi Murabahah menurut PSAK no 102 adalah akad jual beli barang dengan harga jual

FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000.. AKAD Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang

Sekalipun dalam kasus ini tanggung jawab penjual yang belum cukup umur dalam pengiriman barang dalam spesifikasi tidak sesuai pesanan dalam transaksi jual

Sedangkan secara terminologis Salam adalah Jual beli barang yang disifati dengan kriteria tertentu dalam tanggungan penjual dengan pembayaran kontan di majelis akad.18 Salam juga dapat