EVALUAS
EVALUASI D
I DAN
AN PE
PENA
NAT
TAA
AAN
N
PRAKTEK
PRAKTEK PERBANKA
PERBANKAN SY
N SYARI
ARIAH
AH
MUHAMMAD
MUHAMMAD
Sekolah
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam
Tinggi Ekonomi Islam (STEI)
(STEI)
Yogyakarta
Kelembagaan Ekonomi
Kelembagaan Ekonomi
Islam
Islam
SEI
SEI
BANK
BANK
SYARI’AH SYARI’AHASURANSI
ASURANSI
SYARI’AH SYARI’AHPASAR
PASAR
MODAL
MODAL
LKM
LKM
SYARI’AH SYARI’AHSE
SE
REASURANSI
REASURANSI
SYARI’AH SYARI’AHREKSADANA
REKSADANA
SYARI’AH SYARI’AHOBLIGASI
OBLIGASI
SYARI’AH SYARI’AHSEKURITAS
SEKURITAS
SYARI’AH SYARI’AHGADAI
GADAI
SYARI’AH SYARI’AHPEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN
SYARI’AH SYARI’AHDPLK
DPLK
SYARI’AH SYARI’AHBISNIS
BISNIS
SYARI’AH SYARI’AHManajemen
Manajemen
Ekonomi
Ekonomi
Akunta
Akunta
nsi
nsi
SEI
SEI
SEK
Kelembagaan Ekonomi
Kelembagaan Ekonomi
Islam
Islam
SEI
SEI
BANK
BANK
SYARI’AH SYARI’AHASURANSI
ASURANSI
SYARI’AH SYARI’AHPASAR
PASAR
MODAL
MODAL
LKM
LKM
SYARI’AH SYARI’AHSE
SE
REASURANSI
REASURANSI
SYARI’AH SYARI’AHREKSADANA
REKSADANA
SYARI’AH SYARI’AHOBLIGASI
OBLIGASI
SYARI’AH SYARI’AHSEKURITAS
SEKURITAS
SYARI’AH SYARI’AHGADAI
GADAI
SYARI’AH SYARI’AHPEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN
SYARI’AH SYARI’AHDPLK
DPLK
SYARI’AH SYARI’AHBISNIS
BISNIS
SYARI’AH SYARI’AHManajemen
Manajemen
Ekonomi
Ekonomi
Akunta
Akunta
nsi
nsi
SEI
SEI
SEK
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
••
Ada tig
Ada tiga
a faktor ut
faktor utama yang melatar-bela
ama yang melatar-belakangi
kangi
had
hadirny
irnya keuan
a keuangan/bank sy
gan/bank syaria
ariah
h
–
–
Relijius ideologis
Relijius ideologis
–
–
Empiris pragmatis
Empiris pragmatis
–
UU No 7/92 tentang Perbankan
PP No 72/92 tentang Bank
Berdasarkan Bagi Hasil
UU No 10/98 tentang
perubahan UU 7/92
Dicabut dg PP
30/99
BANK SYARIAH
UU No 21/08 tentang
perubahan UU 10/98
Landasan Hu um
•
Bank Umum Syariah
–
PT. Bank Syariah Muamalah
Indonesia
–
PT. Bank Syariah Mandiri
–
PT. Bank Syariah Syariah Mega
Indonesia
–
PT. Bank Syariah BRI
–
PT. Bank Syariah Bukopin
–
PT. Bank Syariah Panin Syariah
–
PT. Bank Victoria Syariah
–
PT. BCA Syariah
–
PT. Bank Jabar dan Banten
–
PT. Bank Syariah BNI
–
PT. Maybank Indonesia Syariah
•
BPRS sebanyak 155 Unit (Januari
2012)
•
Bank dalam Jenis Unit Usaha Syariah
– PT. Bank Danamon
– PT. Bank Permata
– PT. Bank Internasional Indonesia (BII)
– PT. CIMB Niaga – HSBC Ltd. – PT. Bank DKI – BPD DIY – BPD Jawa Tengah – BPD Jawa Timur – BPD Banda Aceh – BPD Sumatera Utara – BPD Sumatera Barat – BPD Riau – BPD Sumatera Selatan – BPD Kalimantan Selatan – BPD Kalimantan Barat – BPD Kalimatan Timur – BPD Sulawesi Selatan
– BPD Nusa Tenggara Barat
– PT. BTN
– PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)
– PT. OCBC NISP
MENATA BANK SYARIAH KE DEPAN
•
Aspek-aspek yang ditata
–
(1) Pemilik bank syariah,
–
(2) Pengelola (Sumber Daya Insani) bank syariah,
–
(3) Pembuat kebijakan tentang bank syariah,
–
(4) Pembuat fatwa produk bank syariah,
–
(5) Masyarakat pengguna bank syariah,
–
(6) Pihak terkait lainnya, seperti: Notaris,
Basyarnas, Pengadilan,
–
(7) Lembaga pendidikan,
–
(8) Media dan
SDM Bank Syariah
•
Keilmuan syariah muamalah terkait keuangan
dan perbankan syariah
•
Ahli keuangan dan perbankan
Karakteristik Bank Syariah
•
Berdasarkan prinsip syariah
•
Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:
–
pelarangan riba dalam berbagai bentuknya
–
Tidak mengenal konsep
“time
-
value of money”
–
Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.
•
Beroperasi atas dasar bagi hasil
•
Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa
•
Tidak menggunakan
“bunga”
sebagai alat untuk memperoleh
pendapatan
•
Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal
•
Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor
riil=> dapat melakukan transaksi-2 sektor riil
Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat lain yang memerlukan (intermediary)
Masyarakat
Pemilik Dana
Masyarakat
Pengguna Dana
Proses Penghimpunan Dana Proses Penyaluran DanaKonsep & Sistem
Bank Konvensional
Masyarakat
Pemilik Dana
Masyarakat
Pengguna Dana
Proses Penghimpunan Dana Proses Penyaluran DanaPerbankan Syariah
Masyarakat
Pemilik Dana
Masyarakat
Pengguna Dana
ProsesPenghimpunan Dana Penyaluran DanaProses
Konsep Penghimpunan Dana : 1. Al Wadiah
2. Mudharabah
Konsep Penyaluran Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah & Musyarakah) 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna & Salam) 3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah Bitamlik)
BAGI HASIL
MANAGER
INVESTASI
Penghimpunan dana :
Prinsip wadiah
Prinsip mudharabah
INVESTOR
Penyaluran dana
Prinsip jual beli (murabahah, salam, istishna dsb)
Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah)
JASA
LAYANAN
Produk jasa
Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh
Hawalah, Rahn dsb
SOSIAL
Dana kebajikan
Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan
Penghimpunan dan penyaluran ZIS
M
A
A
L
Fungsi
Aplikasi produk
T
A
M
W
I
L
13
LKS
PENGHIMPUNAN DANA
PENYALURAN DANA
JASA
PRINSIP WADIAH
- Giro
- Tabungan
PRINSIP MUDHARABAH
-Giro
-Tabungan
- Deposito
PRINSIP JUALBELI
- Murabahah
- Istishna
- Salam
- Ijarah
PRINSIP BAGIHASIL
- Mudharabah
- Musyarakah
- Wakalah
- Kafalah
- Sharf
- Rahn
- Hiwalah
GIRO SYARIAH
GIRO
WADIAH
GIRO
SYARIAH
GIRO
MUDHARABAH
Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Mal
Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah
Dana giro harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah
Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah
Bersifat titipan On call
Keuntungan dan kerugian dari
penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank.
Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan
LANDASAN HUKUM:
Fatwa DSN
–MUI No.01/DSN-MUI/IV/2000,
Tanggal 1 April 2000.
GIRO SYARIAH (Lanjutan...)
Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C Nasabah G iro Wadi’ah 1 2 5 4 6 7 Akad Wadi’ah Setoran awalPooling Fund Penyaluran pembiayaan
Pendapatan bank
3
Mutasi giro
Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan
Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C Nasabah G iro Mudharabah 1 2 5 4 6 7 Akad Mudharabah Setoran awal
Pooling Fund Penyaluran pembiayaan
Pendapatan
yang akan dibagikan Distribusi Bagihasil sesuai nisbah
yang disepakati 3 Mutasi giro
SKEMA GIRO MUDHARABAH
GIRO SYARIAH (Lanjutan...)
TABUNGAN SYARIAH
TABUNGAN
WADIAH
TABUNGAN
SYARIAH
TABUNGAN
MUDHARABAH
Bersifat titipan On call Keuntungan dan kerugian dari penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank.
Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan
Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal
Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah
Dana tabungan harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang
Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah
Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah
LANDASAN HUKUM:
Fatwa DSN
–MUI No.02/DSN-MUI/IV/2000,
Tanggal 1 April 2000.
Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C 1 2 5 4 6 7 Akad Wadi'ah Setoran awal
Pooling Fund Penyaluran pembiayaan
Pendapatan Bank
3
Setoran tabungan
Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan
Penarikan tabungan 8
Nasabah Pemili k Dana Tabungan Wadiah
TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)
Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C 1 2 3 5
Nasabah Pemili k Dana Tabungan Mudharabah 4 6 7 Akad Mudharabah Setoran awal Mutasi tabungan Pooling Fund Pendapatan yang akan dibagikan Distribusi Bagihasil sesuai nisbah
yang disepakati
Penyaluran pembiayaan
TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)
DEPOSITO SYARIAH
Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal
Mudharib boleh melakukan berbagai macam
usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah
Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang
Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah
Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah
DEPOSITO
MUDHARABAH
MUTLAQAH
DEPOSITO
SYARIAH
DEPOSITO
MUDHARABAH
MUQAYYADAH
Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal
Mudharib hanya boleh melakukan usaha yang
dipersyaratkan oleh nasabah
Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang
Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah
Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah
LANDASAN HUKUM:
Fatwa DSN
–MUI No.03/DSN-MUI/IV/2000,
Tanggal 1 April 2000.
Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C 1 2 4 3 5 6 Akad Mudharabah Setoran Deposito
Pooling Fund Penyaluran pembiayaan
Pendapatan yang akan dibagikan Distribusi Bagihasil sesuai
nisbah yang disepakati 7 Pencairan Deposito
Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah
Muthlaqah
DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)
DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)
SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH
Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C 1 2 3 4 5 Akad Mudharabah Muqayyadah Setoran Deposito Penyaluran pembiayaan sesuai dengan persyaratan nasabah deposan Pendapatan yang akan dibagikan Distribusi Bagihasil sesuai
nisbah yang disepakati 6 Pencairan Deposito
Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah
DEFINISI
Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya
kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai
laba.
(Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000)
LANDASAN HUKUM
a. No. 04/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah;
b. No. 13/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka Dalam
Murabahah;
c. No. 16/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Diskon dalam Murabahah;
d. No. 17/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Sanksi atas Nasabah Mampu
yang Menunda-nunda Pembayaran;
1. PELAKU BANK membeli barang yang diperlukan NASABAH atas nama BANK sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba (Ps 1: 4)
BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)
2. OBJEK Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam (Ps 1: 2) 3. HARGA HARGA BELI
… Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan (Ps 1: 6)
HARGA JUAL
BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)
Fatwa DSN No.16/IX/2000:
Harga dalam jualbeli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan
(Ps.1:1)
4. AKAD Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. (Ps. 1:9)
Jika Bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.
Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerimanya (membelinya) sesuai dengan perjanjian yang disepakati, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat: kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli (Ps 2: 2,3)
5. UANG MUKA Dalam jualbeli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menadatangani kesepakatan awal pemesanan (Ps. 2 : 4)
6. JAMINAN Jaminan dalam murabahah dibolehkan agar nasabah serius dengan pesanannya (Ps.3:1)
7. DISCOUNT Jika dalam jualbeli murabahah LKS mendapat diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu diskon adalah hak nasabah Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad. (Ps 1:3-4, Fatwa No. 16/2000)
FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...)
8. PELUNASAN DINI Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati, LKS boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad.
Besar potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan pertimbangan LKS (Ps.1:1-2, Fatwa No.23/2002)
9. DENDA / SANKSI Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi.
Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya
Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani
Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial (Ps.1:3-6, Fatwa No.17/2000)
6. TA’WIDH (Fatwa No.43/2004)
• Sengaja atau lalai menyimpang dari aka d dan menimbulkan kerugian
• Kerugian riil adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka penagihan hak yang seharusnya diterima
• Real Lost not Opportunity Lost
JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)
KPR SYARIAH PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR PEMBIAYAAN INVESTASI PEMBIAYAAN MODAL KERJA PEMBIAYAAN MULTIGUNA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR
Bank Syariah
Negosiasi dan Persyaratan (n asabah bu tu h beli mobil )
Mobil dikirim langsung oleh dealer atau Bank Syariah DEALER Bank Syariah bayar pembelian mobil Wa’ad beli 1 2 5 NASABAH 8 Bayar an gsu ran atau tempo
9
7
Akad Murabahah
Penandatanganan akad ju al beli 6
Bank Syariah
mewakilkan ke Dealer untuk serahkan mobil ke Nasabah
Nasabah sebagai wakil
Bank Syariah , beli mobil ke Dealer
4 3
Bank Syariah mewakilkan ke Nasabah untuk beli mobil ke Dealer
Nasabah Nasabah
UNTUK PEMBIAYAAN RUMAH
Nasabah Bank Syariah
Developer
1. Permohonan dan pemenuhan persyaratan
2. Wa’ad beli
4. Akad Murabahah
7. Bayar angsuran atau tempo
UNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA
Nasabah Bank Syariah
Supplier
1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (mis : pembelian komputer)
2. Wa’ad beli
4. Pelaksanaan akad Murabahah 7. Bayar angsuran atau tempo
5. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan komputer
kepada Nasabah.
UNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA
KETERANGAN:
Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4
Nasabah
Bank Syariah
Supplier
1. P engajuan dan P em enuhan P ers yarat an (mis : pembelian komputer)
2. Wa’ad beli
5. Pelaksanaan akad Murabahah 8. Bayar angsuran atau tempo
6. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan komputerke Nasabah.
Akad Murabahah
3. Bank Syariah mewakilkan ke Nasabah untuk melakukan transaksi dengan supplier
UNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA
Nasabah
Supplier
1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan
(Misal pembelian barang dagangan untuk stock penjualan)
2. Wa’ad beli
4. Pelaksanaan akad Murabahah 7. Bayar angsuran atau tempo
Akad Murabahah
UNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA
KETERANGAN:
Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4
Nasabah
Supplier
1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Pembelian barang dagangan untuk stock penjualan)
2. Wa’ad beli
5. Pelaksanaan akad Murabahah 8. Bayar angsuran atau tempo
6. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan barang
kepada Nasabah.
Akad Murabah ah
3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untuk melakukan transaksi dengan supplier
UNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI
Nasabah
Supplier
1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa fork lift)
2. Wa’ad beli
4. Pelaksanaan akad Murabahah 7. Bayar angsuran atau tempo
5. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan fo rk lift ke
Nasabah.
Akad Murabahah
UNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI
KETERANGAN:
Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4
Nasabah
Supplier
1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa fork lift)
2. Wa’ad beli
5. Pelaksanaan akad Murabahah 8. Bayar angsuran atau tempo
Akad Murabah ah
3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untuk melakukan transaksi dengan supplier
Istishna’
adalah jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli,
mustashni’
) dan penjual (pembuat,
shani’
).
(Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000)
1. PELAKU Jika LKS melakukan transaksi Istishna untuk memenuhi kewajibannya kepada NASABAH ia dapat melakukan istishna lagi dengan PIHAK LAIN pada objek yang sama, dengan syarat istishna pertama tidak bergantung ( mu’allaq) pada istishna kedua (Ps 1;1, Fatwa No. 22/2002)
2. OBJEK Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.
Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
Penyerahan dilakukan kemudian.
Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan
Pembeli (mustashni) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya. (Ps.2:1-5, fatwa No.06/2000)
3. HARGA LKS selaku mustashni tidak diperkenankan untuk memungut MDC (margin during construction) dari nasabah (shani) karena hal ini tidak sesuai dengan prinsip syariah (Ps.1:2, Fatwa No.22/2002)
4. PEMBATALAN PESANAN
Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua pilihan :
a. Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya. b. Menunggu sampai barang tersedia.
BankSyariah
Negosiasi dan Persyaratan (nasabah butuh renovasi rumah yang dikerjakan oleh kontraktor)
Penandatanganan Akad Istishna’
1
2
NASABAH
Bayar secara cicilan(taqsith) atau tangguh (muajjal) 8 Bayar secara termin Akad Istishna’ 2 KONTRAKTOR Penyerahanrumah yang telah direnovasi oleh
Kontraktor atau Bank Syariah
7
Akad Istishna’ 1
5 Form Wakalah ke Kontraktor untuk serahkan rumahyang
telah direnovasi ke Nasabah
6
3
Form Wakalah ke Nasabah untuk negosiasi dengan kontraktor
Nasabah sebagai wakil Bank Syariah, renovasi rumah ke Kontraktor
JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)
JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)
KPR SYARIAH KPR SYARIAH SIAP BANGUN SIAP BANGUN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN INVESTASI INVESTASI PROJECT PROJECT FINANCING FINANCING PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN MODAL KERJA MODAL KERJA PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN RENOVASI RENOVASI RUMAH RUMAH
ISTISHNA
ISTISHNA
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)
atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu
atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu
melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan
melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.
(Fatw
1. PELAKU
1. PELAKU PihakPihak-pihak -pihak yang yang berakad (berkontrak) berakad (berkontrak) terdiri atas peterdiri atas pemberi sewmberi sewa (lessor, pemilika (lessor, pemilik asset, LKS) dan
asset, LKS) dan penyewa (lessee, pihak yang penyewa (lessee, pihak yang mengammengambibil manfal manfaat dariat dari peng
penggunaagunaan aset, nasabah)n aset, nasabah) 2. OBJEK
2. OBJEK Objek kontrak : pembayObjek kontrak : pembayaraaran (sewa) dan manfn (sewa) dan manf aat dari pengguaat dari penggunaanaan asen aset (Ps 1: 2t (Ps 1: 2)) 3. HARGA
3. HARGA Sewa adSewa adalah sesalah sesuauatu yang tu yang dijanjikadijanjikan n dan dibadan dibayar nasabah kepada yar nasabah kepada LKS sebLKS sebagaiagai pembayar
pembayaran manfaat. Sesuatu yang dan manfaat. Sesuatu yang dapat dijadiapat dijadikan harga kan harga dalam jual bdalam jual beli dapateli dapat pula dijadikan se
pula dijadikan se wa dalam Iwa dalam Ijarah (Ps 2: 8)jarah (Ps 2: 8) Ketentuan (flex
Ketentuan (flexibility) ibility) dalam medalam menetukanetukan sewa n sewa dapat dapat diwujudkan ddiwujudkan dalam alam ukuran,ukuran, waktu tempat dan jarak (Ps. 2:9)
waktu tempat dan jarak (Ps. 2:9) 4. AKAD
4. AKAD Sighat Ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak,Sighat Ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan cara baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan cara penawaran dari pemilik asset (LKS) dan penerimaan yang diyatakan oleh penawaran dari pemilik asset (LKS) dan penerimaan yang diyatakan oleh peny
penyewa (nasabah) ewa (nasabah) (Ps:1:5)(Ps:1:5) 5. PEMELIHARAAN
5. PEMELIHARAAN ASET
ASET
Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa : Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa : b. Me
b. Menangnanggugung biaya pemeliharaang biaya pemeliharaan assetn asset Kewajiba
Kewajiban nasabah sebagai n nasabah sebagai penyewa :penyewa : a.
a. MembMembayar sewa ayar sewa dan bertanggdan bertanggungjungjawab awab untuk untuk menjaga menjaga keutuhan assetkeutuhan asset yang dise
yang disewa serta menggwa serta menggunakunakannya annya sesuai konsesuai kontraktrak b.
b. MenaMenanggung biaya nggung biaya pemepemeliharaliharaan an assasset et yang yang sifatnya ringansifatnya ringan
FA
• Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh ( jaiz) dengan
menggunakan akad Ijarah atau Kafalah.
• Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus
mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.
• Dalam hal LKS menggunakan akad Kafalah, maka harus
mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah.
• Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat
memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.
• Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan
dalam bentuk
nominal
bukan dalam bentuk prosentase.
Bank Syariah
Negosiasi dan Persyaratan (nasabah butuh alat-alat berat)
PEMILIK OBJEK Akad Ijarah
1
2
NASABAH Bayar angsuran sewa
8 Transaksi Pembayaran 5 Akad Ijarah 1 Akad Ijarah 2 3
Wakalah ke Nasabah u ntuk cari penyewaan alat2 berat
Nasabah sebagai wakil Bank Syariah, melakukan transaksi sewa 4 6 Wakalah ke Pemili k barang un tuk serahkan barang sewa ke Nasabah
Barang diserahkan langsung oleh pemilik atau melalui Bank Syariah
JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)
PEMBIAYAAN MODAL KERJA PEMBIAYAAN MULTIJASA -Biaya pendidikan - Kesehatan - Wisata, dllIJARAH
PEMBIAYAAN MULT IGUNA MANFAATBARANG
KOMBINASI AKAD -SHARIA CARD
Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT) adalah perjanjian
sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan
hak milik atau benda yang disewa, kepada penyewa
setelah selesai masa sewa.
Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah (fatwa
No.09/2000) berlaku pula dalam akad IMBT
(Ps. 1:1)
AKAD
Pihak yang melakukan IMBT harus melaksanakan akad Ijarah
terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan baik dengan
jualbeli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa
Ijarah selesai
Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah
adalah waad yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin
dilaksanakan maka harus ada pemindahan kepemilikan yang
dilakukan setelah masa Ijarah selesai (Ps. 2: 1-2)
Review Ujrah boleh dilakukan antara para pihak yang melakukan akad Ijarah
apabila memenuhi syarat-syarat sbb:
Terjadi perubahan periode akad Ijarah;
Ada indikasi sangat kuat bahwa bila tidak dilakukan review, maka akan timbul
kerugian bagi salah satu pihak;
Disepakati oleh kedua belah pihak.
Review atas besaran ujrah setelah periode tertentu :
Ujrah yang telah disepakati untuk suatu periode akad Ijarah tidak boleh
dinaikkan;
Besaran ujrah boleh ditinjau ulang untuk periode berikutnya dengan cara yang
diketahui dengan jelas (formula tertentu) oleh kedua belah pihak;
Peninjauan kembali besaran ujrah setelah jangka waktu tertentu harus
disepakati kedua pihak sebelumnya dan disebutkan dalam akad.
Dalam keadaan sewa yang berubah-ubah, sewa untuk periode akad pertama
harus dijelaskan jumlahnya. Untuk periode akad berikutnya boleh berdasarkan
rumusan yang jelas dengan ketentuan tidak menimbulkan perselisihan.
BankSyariah
Negosiasi dan persyaratan (nasabah butuh beli rumah)
Obyek sewa (rumah) Diserahkan oleh
Developer atau Bank Syariah DEVELOPER
Beli dan bayar ke developer untuk disewa oleh nasabah
Wa’ad IMBT 1 2 3 NASABAH 6 Bayar sewa bulanan
7
5
Akad Ijarah
hibah rumah
(pada akhir masa sewa) 8
Akad Hibah
Penandatanganan akad 4
wakalah ke developer
Untuk serahkan rumah ke nasabah 5
JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)
PEMBIAYAAN INVESTASI (Jangka Panjang)IMBT
KPR SYARIAH (Jangka Panjang)Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua piak
dimana pihak pertama (malik , shahib al-mal , LKS) menyediakan
seluruh modal, sedangkan pihak kedua (
‘amil
, mudharib,
nasabah) bertindak selaku pengelola, dana keuntungan usaha
bagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak.
1. PELAKU DAN MODAL LKS sebagai shahibul maal membiayai 100% kebutuhan suatu proyek, sedangkan pengusaha bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha (Ps.1:1)
Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai (Ps.2:3b)
Modal tdk dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada Mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, (Ps.2:3c)
2. NISBAH Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perurubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. (Ps.2:4b)
3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps.2:4a)
4. KERUGIAN Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, kecuali diakibatkan kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran. (Ps.2:4c)
5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ke3. Jaminan hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah dispekati bersama (Ps.1: 7)
6. MANAJEMEN …LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan d an pengawasan (Ps 1:4) 7. JANGKA WAKTU Mudh arabah boleh dibatasi pada periode tertentu (Ps 3:1)
Negosiasi dan Persyaratan (nasabah bu tuh modal kerja 75 uni t mobil)
Akad Mudharabah
2
3
Kontrak Penyewaan Mobil
1 Tingkat Keuntungan Modal 4 Menyerahkan modal 5 6 Pendistribusan Modal & Keuntu ngan
7 9 8 Pengembalian Pokok Nisbah Bank Nisbah Nasabah Perusahaan ABC Mengelola Bank Syariah Nasabah Usaha bayar sewa
JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)
VARIASI MUDHARABAH: -LINE FACILITY - 2 STEP FINANCING -JOINT FINANCING -Dll PEMBIAYAAN MODAL KERJAMUDHARABAH
Musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama
antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan.
1. PELAKU DAN MODAL Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil. (Ps.2b)
2. NISBAH Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra (Ps.3c.3)
3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps2:4a)
4. KERUGIAN Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal (Ps3d)
5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun menghindari terjadinya penyimpangan LKS dapat meminta jaminan (Ps 3:a3)
6. MANAJEMEN Setiap mitra memiliki hak untuk mengelola asset musyarakah dalam proses bisnis normal (ps.2c)
Lainnya (modal dsb)
Prinsip bagi hasil
Prinsip jual beli
Bagi hasil/laba
Margin
Penghimpunan dana
Penyaluran dana
Pendapatan
Laporan Laba Rugi
Pendapatan Mdh Mutlaqah
(Investasi Tidak Terikat)
Pendapatan berbasis
imbalan (fee base income)
Mudharabah Mutlaqah
(Investasi Tdk Terikat)
Agen : Mdh Muqayyadah / investasi terikat
Jasa keuangan: wakalah, kafalah, sharf
Tabel
Wadiah yad dhamanah
Tabel
Bagi
hasil
Mudharib
KASUS:
Pada tanggal 1 Mei 2002, Bapak Johanes membuka
deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu
bulan, dengan tingkat bunga 9% p.a. Berapa bunga yang
diperoleh pada saat jatuh tempo?
JAWAB
Bunga yang diperoleh bapak Johanes adalah:
KASUS:
Bapak Ahmad membuka deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka
waktu satu bulan (tanggal 1 Mei s/d 1 Juni 2003), nisbah bagi hasil
antara nasabah dan bank 57% : 43%. Jika keuntungan bank yang
diperoleh untuk deposito satu bulan per 31 Mei 2003 adalah Rp.
20.000.000 dan total deposito jangka waktu satu bulan adanya Rp.
950.000.000, berapa keuntungan yang diperoleh bapak Ahmad?
JAWAB
Bagi hasil yang diperoleh bapak Ahmad adalah:
Apabila bank syari’ah mampu mengumpulkan dana
pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp. 90.000.000. DPK yang
dapat disalurkan pada pembiayaan sebanyak Rp.
85.500.000 (karena ada Giro Wadiah Minumum
sebesar 5%). Pembiayaan yang harus disalurkan ke
masyarakat
sebanyak
Rp.
100.000.000.
Dari
pembiayaan Rp. 100.000.000 diperoleh pendapatan
dari penyaluran pembiayaan sebesar Rp. 6.000.000.
Nisbah bagi hasil 65% (nasabah): 35% (bank). Saldo
rata-rata harian dana nasabah (Pak Amir) sebesar Rp.
1.000.000. (1) Berapa pendapatan bagi setiap Rp. 1000
dana nasabah? (2) Berapa pendapatan bagi hasil pak
Amir?
Dana Pihak Ketiga (DPK Mudharabah)
A
90,000,000.00
DPK yang disalurkan untuk Pembiayaan
B
85,500,000.00
(= DPK x (1 - GWM) --> GWM = 5%)
Pembiayaan Yang Disalurkan
C
100,000,000.00
Dana Bank
14,500,000.00
Pendapatan dari Penyaluran Pembiayaan
D
6,000,000.00
Pendapatan bagi setiap Rp. 1000 DPK
E
57.00
Dari hasil perhitungan di atas, ditemukan pendapatan nasabah untuk bulan ini dengan
dananya sebesar Rp. 1.000.000, bagi hasilnya sebesar Rp. 37,050.00
Pendapatan Investasi untuk setiap Rp. 1000
E
57.00
DPK Mudharabah
Saldo rata-rata Harian Nasabah
F
1,000,000.00
Nisbah Bagi Hasil
G
65
Porsi Bagi Hasil untuk Nasabah bulan ini
H
37,050.00
PENENTUAN NISBAH DAN
HARGA JUAL
Bank syari’ah beroperasi dengan tidak
menggunakan bunga, di dalamnya juga
diklasifikasikan:
1. Akad yang menghasilkan keuntungan yang
tidak pasti, disebut natural uncertainty
contract .
2. Akad yang menghasilkan keuntungan secara
pasti, disebut natural certainty contract,
TIME VALUE OF MONEY
FV = PV * (1 + i)^n
FV = Future Value
PV = Present Value
i
= Bunga
n = Tahun (Waktu)
Pg = Po * (1 + g)^t
Pg = Pertumbuhan Penduduk
Po = Penduduk Sekarang
g = Growth/Pertumbuhan
t
= Waktu
FORMULA ECONOMIC VALUE OF
TIME UNTUK TEORI PERCAMPURAN
Y= W * v * (QR)
Dimana:
Y = Kekayaan Masa Depan
W = Modal awal
v = Velocity of money (Perputaran Uang)
Q = Nisbah Bagi Hasil
Penentuan Nisbah Bagi Hasil
Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural
uncertainty contract, maka metode yang digunakan
adalah expected profit rate (EPR)
EPR diperoleh berdasarkan: (1) tingkat keuntungan
rata-rata pada industri sejenis; (2) pertumbuhan
ekonomi; (3) dihitung dari nilai rpr yang berlaku di
bank yang bersangkutan;
Perhitungannya:
Nisbah bank = EPR/actual return bisnis yang
dibiayai * 100%
Aktual return bank = nisbah bank + aktual return
Nisbah bagi hasil dihitung berdasarkan profit sharing dari usaha
pengadaan kacang kedelai yang dibiayai dengan fasilitas
Mudharabah Muqayyadah sebesar Rp. 125.000.000, dengan
data sebagai berikut:
Harga Jual Kacang Kedelai
= Rp. 2.150/kg
Harga jual kepada nasabah
= setara 16% p.a
Volume Penjualan Kedelai per bulan
= 65.000 kg
Nilai Penjualan (65.000 x Rp. 2.150)
= Rp. 139.750.000
Harga Pokok Pembelian
= Rp. 125.000.000
PENDAPATAN penjualan kedelai
= Rp. 14.750.000
Berapa Nisbah bagi hasilnya?
Perhitungan Nisbah:
Volume Penjualan
= 65.000 kg
Profit Margin (Rp. 14.750.000/139.750.000)x 100%
= 10,55%
Lama Piutang (data neraca 31-07-2003)
= 65 hari
Lama persediaan (data neraca 31-08-2003)
= 2 hari
Lama hutang dagang (pembayaran ke suplier & carry)
= 0
Cash to cash periode = 360/(DI+DR-DP)
= 5,4
DI= Days Inventories; DR= Days Receivable; DP= Days Payable
Profit margin per tahun = 5,4 x 10,55
= 57%
Nisbah Bank Syari’ah: (16%)/(57%)x100%
= 28%
Nisbah untuk Nasabah: 100% - 28%
= 72%
Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan
Seorang nasabah mengajukan pembiayaan
untuk modal kerja dagang sebesar Rp.
125.000.000 selama 1 tahun, dengan
perbandingan bagi hasil antara nasabah dan
bank 72 : 28 %. Bagaimana cara
PROYEKSI NISBAH
BULAN PENDAPATAN PENDAPATAN BANK NASABAH CICILAN TOTAL NASABAH 28% 72% POKOK ANGSURAN 1 6.000.000 6,000,000.00 1,680,000.00 4,320,000.00 1,680,000.00 2 6.000.000 5,000,000.00 1,400,000.00 3,600,000.00 1,400,000.00 3 6.000.000 7,000,000.00 1,960,000.00 5,040,000.00 1,960,000.00 4 6.000.000 4,000,000.00 1,120,000.00 2,880,000.00 1,120,000.00 5 6.000.000 2,500,000.00 700,000.00 1,800,000.00 700,000.00 6 6.000.000 3,000,000.00 840,000.00 2,160,000.00 840,000.00 7 6.000.000 3,500,000.00 980,000.00 2,520,000.00 980,000.00 8 6.000.000 6,500,000.00 1,820,000.00 4,680,000.00 1,820,000.00 9 6.000.000 5,500,000.00 1,540,000.00 3,960,000.00 1,540,000.00 10 6.000.000 4,250,000.00 1,190,000.00 3,060,000.00 1,190,000.00 11 6.000.000 4,500,000.00 1,260,000.00 3,240,000.00 1,260,000.00 12 6.000.000 4,575,000.00 1,281,000.00 3,294,000.00 125,000,000.00 126,281,000.00 Penyelesaian Pertama :
NISBAH CICILAN SETORAN BULAN
PROYEKSI
PENDAPATAN PENDAPATAN PENDAPATAN YANG BANK NASABAH POKOK KE USAHA DIBAGIHASILKAN 28% 72% BANK 1 6,000,000.0 6,000,000.00 6,000,000.00 1,680,000.00 4,320,000.00 5,000,000.00 6,680,000.00 2 6,000,000.0 5,000,000.00 4,800,000.00 1,344,000.00 3,456,000.00 5,000,000.00 6,344,000.00 3 6,000,000.0 7,000,000.00 6,440,000.00 1,803,200.00 4,636,800.00 5,000,000.00 6,803,200.00 4 6,000,000.0 4,000,000.00 3,520,000.00 985,600.00 2,534,400.00 5,000,000.00 5,985,600.00 5 6,000,000.0 2,500,000.00 2,100,000.00 588,000.00 1,512,000.00 5,000,000.00 5,588,000.00 6 6,000,000.0 3,000,000.00 2,400,000.00 672,000.00 1,728,000.00 5,000,000.00 5,672,000.00 7 6,000,000.0 3,500,000.00 2,660,000.00 744,800.00 1,915,200.00 5,000,000.00 5,744,800.00 8 6,000,000.0 6,500,000.00 4,680,000.00 1,310,400.00 3,369,600.00 5,000,000.00 6,310,400.00 9 6,000,000.0 5,500,000.00 3,740,000.00 1,047,200.00 2,692,800.00 5,000,000.00 6,047,200.00 10 6,000,000.0 4,250,000.00 2,720,000.00 761,600.00 1,958,400.00 5,000,000.00 5,761,600.00 11 6,000,000.0 4,500,000.00 2,700,000.00 756,000.00 1,944,000.00 5,000,000.00 5,756,000.00 12 6,000,000.0 4,575,000.00 2,562,000.00 717,360.00 1,844,640.00 70,000,000.00 70,717,360.00