• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Praktek Perbankan Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi Praktek Perbankan Syariah"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUAS

EVALUASI D

I DAN

AN PE

PENA

NAT

TAA

AAN

N

PRAKTEK

PRAKTEK PERBANKA

PERBANKAN SY

N SYARI

ARIAH

AH

MUHAMMAD

MUHAMMAD

Sekolah

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam

Tinggi Ekonomi Islam (STEI)

(STEI)

Yogyakarta

(2)

Kelembagaan Ekonomi

Kelembagaan Ekonomi

Islam

Islam

SEI

SEI

BANK

BANK

SYARI’AH SYARI’AH

ASURANSI

ASURANSI

SYARI’AH SYARI’AH

PASAR

PASAR

MODAL

MODAL

LKM

LKM

SYARI’AH SYARI’AH

SE

SE

REASURANSI

REASURANSI

SYARI’AH SYARI’AH

REKSADANA

REKSADANA

SYARI’AH SYARI’AH

OBLIGASI

OBLIGASI

SYARI’AH SYARI’AH

SEKURITAS

SEKURITAS

SYARI’AH SYARI’AH

GADAI

GADAI

SYARI’AH SYARI’AH

PEMBIAYAAN

PEMBIAYAAN

SYARI’AH SYARI’AH

DPLK

DPLK

SYARI’AH SYARI’AH

BISNIS

BISNIS

SYARI’AH SYARI’AH

Manajemen

Manajemen

Ekonomi

Ekonomi

 Akunta

 Akunta

nsi

nsi

SEI

SEI

SEK

(3)

Kelembagaan Ekonomi

Kelembagaan Ekonomi

Islam

Islam

SEI

SEI

BANK

BANK

SYARI’AH SYARI’AH

ASURANSI

ASURANSI

SYARI’AH SYARI’AH

PASAR

PASAR

MODAL

MODAL

LKM

LKM

SYARI’AH SYARI’AH

SE

SE

REASURANSI

REASURANSI

SYARI’AH SYARI’AH

REKSADANA

REKSADANA

SYARI’AH SYARI’AH

OBLIGASI

OBLIGASI

SYARI’AH SYARI’AH

SEKURITAS

SEKURITAS

SYARI’AH SYARI’AH

GADAI

GADAI

SYARI’AH SYARI’AH

PEMBIAYAAN

PEMBIAYAAN

SYARI’AH SYARI’AH

DPLK

DPLK

SYARI’AH SYARI’AH

BISNIS

BISNIS

SYARI’AH SYARI’AH

Manajemen

Manajemen

Ekonomi

Ekonomi

 Akunta

 Akunta

nsi

nsi

SEI

SEI

SEK

(4)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

••

Ada tig

Ada tiga

a faktor ut

faktor utama yang melatar-bela

ama yang melatar-belakangi

kangi

had

hadirny

irnya keuan

a keuangan/bank sy

gan/bank syaria

ariah

h

 –

 –

Relijius ideologis

Relijius ideologis

 –

 –

Empiris pragmatis

Empiris pragmatis

 –

(5)

UU No 7/92 tentang Perbankan

PP No 72/92 tentang Bank 

Berdasarkan Bagi Hasil

UU No 10/98 tentang

perubahan UU 7/92

Dicabut dg PP

30/99

BANK SYARIAH

UU No 21/08 tentang

perubahan UU 10/98

Landasan Hu um

(6)

Bank Umum Syariah

 –

PT. Bank Syariah Muamalah

Indonesia

 –

PT. Bank Syariah Mandiri

 –

PT. Bank Syariah Syariah Mega

Indonesia

 –

PT. Bank Syariah BRI

 –

PT. Bank Syariah Bukopin

 –

PT. Bank Syariah Panin Syariah

 –

PT. Bank Victoria Syariah

 –

PT. BCA Syariah

 –

PT. Bank Jabar dan Banten

 –

PT. Bank Syariah BNI

 –

PT. Maybank Indonesia Syariah

BPRS sebanyak 155 Unit (Januari

2012)

Bank dalam Jenis Unit Usaha Syariah

 – PT. Bank Danamon

 – PT. Bank Permata

 – PT. Bank Internasional Indonesia (BII)

 – PT. CIMB Niaga  – HSBC Ltd.  – PT. Bank DKI  – BPD DIY  – BPD Jawa Tengah  – BPD Jawa Timur  – BPD Banda Aceh  – BPD Sumatera Utara  – BPD Sumatera Barat  – BPD Riau  – BPD Sumatera Selatan  – BPD Kalimantan Selatan  – BPD Kalimantan Barat  – BPD Kalimatan Timur  – BPD Sulawesi Selatan

 – BPD Nusa Tenggara Barat

 – PT. BTN

 – PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)

 – PT. OCBC NISP

(7)

MENATA BANK SYARIAH KE DEPAN

Aspek-aspek yang ditata

 –

(1) Pemilik bank syariah,

 –

(2) Pengelola (Sumber Daya Insani) bank syariah,

 –

(3) Pembuat kebijakan tentang bank syariah,

 –

(4) Pembuat fatwa produk bank syariah,

 –

(5) Masyarakat pengguna bank syariah,

 –

(6) Pihak terkait lainnya, seperti: Notaris,

Basyarnas, Pengadilan,

 –

(7) Lembaga pendidikan,

 –

(8) Media dan

(8)

SDM Bank Syariah

Keilmuan syariah muamalah terkait keuangan

dan perbankan syariah

Ahli keuangan dan perbankan

(9)

Karakteristik Bank Syariah

Berdasarkan prinsip syariah

Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:

 –

pelarangan riba dalam berbagai bentuknya

 –

Tidak mengenal konsep

“time

-

value of money”

 –

Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.

Beroperasi atas dasar bagi hasil

Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa

Tidak menggunakan

“bunga”

sebagai alat untuk memperoleh

pendapatan

Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal

Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor

riil=> dapat melakukan transaksi-2 sektor riil

(10)

Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada

masyarakat lain yang memerlukan (intermediary)

Masyarakat

Pemilik Dana

Masyarakat

Pengguna Dana

Proses Penghimpunan Dana Proses Penyaluran Dana

(11)

Konsep & Sistem

Bank Konvensional

Masyarakat

Pemilik Dana

Masyarakat

Pengguna Dana

Proses Penghimpunan Dana Proses Penyaluran Dana

(12)

Perbankan Syariah

Masyarakat

Pemilik Dana

Masyarakat

Pengguna Dana

Proses

Penghimpunan Dana Penyaluran DanaProses

Konsep Penghimpunan Dana : 1. Al Wadiah

2. Mudharabah

Konsep Penyaluran Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah & Musyarakah) 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna & Salam) 3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah Bitamlik)

BAGI HASIL

(13)

MANAGER

INVESTASI

Penghimpunan dana :

Prinsip wadiah

Prinsip mudharabah

INVESTOR

Penyaluran dana

Prinsip jual beli (murabahah, salam, istishna dsb)

Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah)

JASA

LAYANAN

Produk jasa

Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh

Hawalah, Rahn dsb

SOSIAL

Dana kebajikan

Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan

Penghimpunan dan penyaluran ZIS

   M

   A

   A

   L

Fungsi 

 Aplikasi produk 

   T

   A

   M

   W

   I

   L

(14)

13

LKS

PENGHIMPUNAN DANA

PENYALURAN DANA

JASA

PRINSIP WADIAH

- Giro

- Tabungan

PRINSIP MUDHARABAH

-Giro

-Tabungan

- Deposito

PRINSIP JUALBELI

- Murabahah

- Istishna

- Salam

- Ijarah

PRINSIP BAGIHASIL

- Mudharabah

- Musyarakah

- Wakalah

- Kafalah

- Sharf 

- Rahn

- Hiwalah

(15)
(16)

GIRO SYARIAH

GIRO

WADIAH

GIRO

SYARIAH

GIRO

MUDHARABAH

 Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Mal

 Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah

 Dana giro harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang  Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah

 Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah

 Bersifat titipan  On call

 Keuntungan dan kerugian dari

penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank.

 Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan

LANDASAN HUKUM:

Fatwa DSN

 –

MUI No.01/DSN-MUI/IV/2000,

Tanggal 1 April 2000.

(17)

GIRO SYARIAH (Lanjutan...)

Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C Nasabah G iro Wadi’ah 1 2 5 4 6 7 Akad Wadi’ah Setoran awal

Pooling Fund  Penyaluran pembiayaan

Pendapatan bank

3

Mutasi giro

Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan

(18)

Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C Nasabah G iro Mudharabah 1 2 5 4 6 7 Akad Mudharabah Setoran awal

Pooling Fund  Penyaluran pembiayaan

Pendapatan

yang akan dibagikan Distribusi Bagihasil sesuai nisbah

yang disepakati 3 Mutasi giro

SKEMA GIRO MUDHARABAH

GIRO SYARIAH (Lanjutan...)

(19)

TABUNGAN SYARIAH

TABUNGAN

WADIAH

TABUNGAN

SYARIAH

TABUNGAN

MUDHARABAH

 Bersifat titipan  On call

 Keuntungan dan kerugian dari penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank.

 Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan

 Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal

 Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah

 Dana tabungan harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang

 Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah

 Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah

LANDASAN HUKUM:

Fatwa DSN

 –

MUI No.02/DSN-MUI/IV/2000,

Tanggal 1 April 2000.

(20)

Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C 1 2 5 4 6 7 Akad Wadi'ah Setoran awal

Pooling Fund  Penyaluran pembiayaan

Pendapatan Bank

3

Setoran tabungan

Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan

Penarikan tabungan 8

Nasabah Pemili k Dana Tabungan Wadiah

TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)

(21)

Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C 1 2 3 5

Nasabah Pemili k Dana Tabungan Mudharabah 4 6 7 Akad Mudharabah Setoran awal Mutasi tabungan Pooling Fund  Pendapatan yang akan dibagikan Distribusi Bagihasil sesuai nisbah

yang disepakati

Penyaluran pembiayaan

TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)

(22)

DEPOSITO SYARIAH

 Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal

 Mudharib boleh melakukan berbagai macam

usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah

 Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang

 Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah

 Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah

DEPOSITO

MUDHARABAH

MUTLAQAH

DEPOSITO

SYARIAH

DEPOSITO

MUDHARABAH

MUQAYYADAH

 Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal

 Mudharib hanya boleh melakukan usaha yang

dipersyaratkan oleh nasabah

 Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang

 Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah

 Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah

LANDASAN HUKUM:

Fatwa DSN

 –

MUI No.03/DSN-MUI/IV/2000,

Tanggal 1 April 2000.

(23)

Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C 1 2 4 3 5 6 Akad Mudharabah Setoran Deposito

Pooling Fund  Penyaluran pembiayaan

Pendapatan yang akan dibagikan Distribusi Bagihasil sesuai

nisbah yang disepakati 7 Pencairan Deposito

Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah

Muthlaqah

DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)

(24)

DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)

SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH

Bank Syariah Nasabah Pembyn A Nasabah Pembyn B Nasabah Pembyn C 1 2 3 4 5 Akad Mudharabah Muqayyadah Setoran Deposito Penyaluran pembiayaan sesuai dengan persyaratan nasabah deposan Pendapatan yang akan dibagikan Distribusi Bagihasil sesuai

nisbah yang disepakati 6 Pencairan Deposito

Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah

(25)
(26)

DEFINISI

Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya

kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai

laba.

(Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000)

LANDASAN HUKUM

a. No. 04/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah;

b. No. 13/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka Dalam

Murabahah;

c. No. 16/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Diskon dalam Murabahah;

d. No. 17/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Sanksi atas Nasabah Mampu

yang Menunda-nunda Pembayaran;

(27)

1. PELAKU BANK membeli barang yang diperlukan NASABAH atas nama BANK sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba (Ps 1: 4)

BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)

2. OBJEK Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam (Ps 1: 2) 3. HARGA HARGA BELI

… Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan (Ps 1: 6)

HARGA JUAL

BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)

Fatwa DSN No.16/IX/2000:

Harga dalam jualbeli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan

(Ps.1:1)

(28)

4. AKAD Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. (Ps. 1:9)

Jika Bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerimanya (membelinya) sesuai dengan perjanjian yang disepakati, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat: kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli (Ps 2: 2,3)

5. UANG MUKA Dalam jualbeli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menadatangani kesepakatan awal pemesanan (Ps. 2 : 4)

6. JAMINAN Jaminan dalam murabahah dibolehkan agar nasabah serius dengan pesanannya (Ps.3:1)

7. DISCOUNT Jika dalam jualbeli murabahah LKS mendapat diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu diskon adalah hak nasabah Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad. (Ps 1:3-4, Fatwa No. 16/2000)

(29)

FATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...)

8. PELUNASAN DINI Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati, LKS boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad.

Besar potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan pertimbangan LKS (Ps.1:1-2, Fatwa No.23/2002)

9. DENDA / SANKSI Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi.

Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir  yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya

Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani

Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial (Ps.1:3-6, Fatwa No.17/2000)

6. TA’WIDH (Fatwa No.43/2004)

• Sengaja atau lalai menyimpang dari aka d dan menimbulkan kerugian

• Kerugian riil adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka penagihan hak yang seharusnya diterima

• Real Lost not Opportunity Lost 

(30)

JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

KPR SYARIAH PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR  PEMBIAYAAN INVESTASI PEMBIAYAAN MODAL KERJA PEMBIAYAAN MULTIGUNA MURABAHAH

(31)

UNTUK PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR

Bank Syariah

Negosiasi dan Persyaratan (n asabah bu tu h beli mobil )

Mobil dikirim langsung oleh dealer atau Bank Syariah DEALER Bank Syariah bayar pembelian mobil Wa’ad beli 1 2 5 NASABAH 8 Bayar an gsu ran atau tempo

9

7

 Akad Murabahah

Penandatanganan akad ju al beli 6

Bank Syariah

mewakilkan ke Dealer  untuk serahkan mobil ke Nasabah

Nasabah sebagai wakil

Bank Syariah , beli mobil ke Dealer 

4 3

Bank Syariah mewakilkan ke Nasabah untuk beli mobil ke Dealer 

Nasabah Nasabah

(32)

UNTUK PEMBIAYAAN RUMAH

Nasabah Bank Syariah

Developer 

1. Permohonan dan pemenuhan persyaratan

2. Wa’ad beli

4. Akad Murabahah

7. Bayar angsuran atau tempo

(33)

UNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA

Nasabah Bank Syariah

Supplier 

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (mis : pembelian komputer)

2. Wa’ad beli

4. Pelaksanaan akad Murabahah 7. Bayar angsuran atau tempo

5. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan komputer 

kepada Nasabah.

(34)

UNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA

KETERANGAN:

Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4

Nasabah

Bank Syariah

Supplier 

1. P engajuan dan P em enuhan P ers yarat an (mis : pembelian komputer)

2. Wa’ad beli

5. Pelaksanaan akad Murabahah 8. Bayar angsuran atau tempo

6. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan komputerke Nasabah.

 Akad Murabahah

3. Bank Syariah mewakilkan ke Nasabah untuk melakukan transaksi dengan supplier 

(35)

UNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA

Nasabah

Supplier 

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan

(Misal pembelian barang dagangan untuk stock penjualan)

2. Wa’ad beli

4. Pelaksanaan akad Murabahah 7. Bayar angsuran atau tempo

 Akad Murabahah

(36)

UNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA

KETERANGAN:

Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4

Nasabah

Supplier 

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Pembelian barang dagangan untuk stock penjualan)

2. Wa’ad beli

5. Pelaksanaan akad Murabahah 8. Bayar angsuran atau tempo

6. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan barang

kepada Nasabah.

 Akad Murabah ah

3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untuk melakukan transaksi dengan supplier 

(37)

UNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI

Nasabah

Supplier 

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa fork lift)

2. Wa’ad beli

4. Pelaksanaan akad Murabahah 7. Bayar angsuran atau tempo

5. Bank Syariah mewakilkan ke supplier untuk serahkan fo rk lift ke

Nasabah.

 Akad Murabahah

(38)

UNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI

KETERANGAN:

Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4

Nasabah

Supplier 

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa fork lift)

2. Wa’ad beli

5. Pelaksanaan akad Murabahah 8. Bayar angsuran atau tempo

 Akad Murabah ah

3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untuk melakukan transaksi dengan supplier 

(39)

Istishna’

adalah jual beli dalam bentuk pemesanan

pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan

persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan

(pembeli,

mustashni’ 

) dan penjual (pembuat,

shani’ 

).

(Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000)

(40)

1. PELAKU Jika LKS melakukan transaksi Istishna untuk memenuhi kewajibannya kepada NASABAH ia dapat melakukan istishna lagi dengan PIHAK LAIN pada objek yang sama, dengan syarat istishna pertama tidak bergantung ( mu’allaq) pada istishna kedua (Ps 1;1, Fatwa No. 22/2002)

2. OBJEK Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.

 Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.

 Penyerahan dilakukan kemudian.

 Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan

 Pembeli (mustashni) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya. (Ps.2:1-5, fatwa No.06/2000)

3. HARGA LKS selaku mustashni tidak diperkenankan untuk memungut MDC (margin during  construction) dari nasabah (shani) karena hal ini tidak sesuai dengan prinsip syariah (Ps.1:2, Fatwa No.22/2002)

4. PEMBATALAN PESANAN

Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua pilihan :

a. Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya. b. Menunggu sampai barang tersedia.

(41)

BankSyariah

Negosiasi dan Persyaratan (nasabah butuh renovasi rumah yang dikerjakan oleh kontraktor)

Penandatanganan Akad Istishna’

1

2

NASABAH

Bayar secara cicilan(taqsith) atau tangguh (muajjal) 8 Bayar secara termin  Akad Istishna’  2  KONTRAKTOR Penyerahanrumah yang telah direnovasi oleh

Kontraktor atau Bank Syariah

7

 Akad Istishna’  1

5 Form Wakalah ke Kontraktor untuk serahkan rumahyang

telah direnovasi ke Nasabah

6

3

Form Wakalah ke Nasabah untuk negosiasi dengan kontraktor 

Nasabah sebagai wakil Bank Syariah, renovasi rumah ke Kontraktor 

(42)

JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

KPR SYARIAH KPR SYARIAH SIAP BANGUN SIAP BANGUN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN INVESTASI INVESTASI PROJECT PROJECT FINANCING FINANCING PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN MODAL KERJA MODAL KERJA PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN RENOVASI RENOVASI RUMAH RUMAH

ISTISHNA

ISTISHNA

(43)

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat)

atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu

atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu

melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan

melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

(Fatw

(44)

1. PELAKU

1. PELAKU PihakPihak-pihak -pihak yang yang berakad (berkontrak) berakad (berkontrak) terdiri atas peterdiri atas pemberi sewmberi sewa (lessor, pemilika (lessor, pemilik asset, LKS) dan

asset, LKS) dan penyewa (lessee, pihak yang penyewa (lessee, pihak yang mengammengambibil manfal manfaat dariat dari peng

penggunaagunaan aset, nasabah)n aset, nasabah) 2. OBJEK

2. OBJEK Objek kontrak : pembayObjek kontrak : pembayaraaran (sewa) dan manfn (sewa) dan manf aat dari pengguaat dari penggunaanaan asen aset (Ps 1: 2t (Ps 1: 2)) 3. HARGA

3. HARGA Sewa adSewa adalah sesalah sesuauatu yang tu yang dijanjikadijanjikan n dan dibadan dibayar nasabah kepada yar nasabah kepada LKS sebLKS sebagaiagai pembayar

pembayaran manfaat. Sesuatu yang dan manfaat. Sesuatu yang dapat dijadiapat dijadikan harga kan harga dalam jual bdalam jual beli dapateli dapat pula dijadikan se

pula dijadikan se wa dalam Iwa dalam Ijarah (Ps 2: 8)jarah (Ps 2: 8) Ketentuan (flex

Ketentuan (flexibility) ibility) dalam medalam menetukanetukan sewa n sewa dapat dapat diwujudkan ddiwujudkan dalam alam ukuran,ukuran, waktu tempat dan jarak (Ps. 2:9)

waktu tempat dan jarak (Ps. 2:9) 4. AKAD

4. AKAD Sighat Ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak,Sighat Ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan cara baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan cara penawaran dari pemilik asset (LKS) dan penerimaan yang diyatakan oleh penawaran dari pemilik asset (LKS) dan penerimaan yang diyatakan oleh peny

penyewa (nasabah) ewa (nasabah) (Ps:1:5)(Ps:1:5) 5. PEMELIHARAAN

5. PEMELIHARAAN ASET

ASET

Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa : Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa : b. Me

b. Menangnanggugung biaya pemeliharaang biaya pemeliharaan assetn asset Kewajiba

Kewajiban nasabah sebagai n nasabah sebagai penyewa :penyewa : a.

a. MembMembayar sewa ayar sewa dan bertanggdan bertanggungjungjawab awab untuk untuk menjaga menjaga keutuhan assetkeutuhan asset yang dise

yang disewa serta menggwa serta menggunakunakannya annya sesuai konsesuai kontraktrak b.

b. MenaMenanggung biaya nggung biaya pemepemeliharaliharaan an assasset et yang yang sifatnya ringansifatnya ringan

FA

(45)

• Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh ( jaiz) dengan

menggunakan akad Ijarah atau Kafalah.

• Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus

mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.

• Dalam hal LKS menggunakan akad Kafalah, maka harus

mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah.

• Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat

memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.

• Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan

dalam bentuk

nominal

bukan dalam bentuk prosentase.

(46)

Bank Syariah

Negosiasi dan Persyaratan (nasabah butuh alat-alat berat)

PEMILIK OBJEK  Akad Ijarah

1

2

NASABAH Bayar angsuran sewa

8 Transaksi Pembayaran 5  Akad Ijarah 1  Akad Ijarah 2  3

Wakalah ke Nasabah u ntuk cari penyewaan alat2 berat

Nasabah sebagai wakil Bank Syariah, melakukan transaksi sewa 4 6 Wakalah ke Pemili k barang un tuk serahkan barang sewa ke Nasabah

Barang diserahkan langsung oleh pemilik atau melalui Bank Syariah

(47)

JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

PEMBIAYAAN MODAL KERJA PEMBIAYAAN MULTIJASA -Biaya pendidikan - Kesehatan - Wisata, dll

IJARAH

PEMBIAYAAN MULT IGUNA MANFAAT

BARANG

KOMBINASI AKAD -SHARIA CARD

(48)

Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT) adalah perjanjian

sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan

hak milik atau benda yang disewa, kepada penyewa

setelah selesai masa sewa.

(49)

Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah (fatwa

No.09/2000) berlaku pula dalam akad IMBT

(Ps. 1:1)

AKAD

Pihak yang melakukan IMBT harus melaksanakan akad Ijarah

terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan baik dengan

 jualbeli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa

Ijarah selesai

Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah

adalah waad yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin

dilaksanakan maka harus ada pemindahan kepemilikan yang

dilakukan setelah masa Ijarah selesai (Ps. 2: 1-2)

(50)

Review Ujrah boleh dilakukan antara para pihak yang melakukan akad Ijarah

apabila memenuhi syarat-syarat sbb:

Terjadi perubahan periode akad Ijarah;

Ada indikasi sangat kuat bahwa bila tidak dilakukan review, maka akan timbul

kerugian bagi salah satu pihak;

Disepakati oleh kedua belah pihak.

Review atas besaran ujrah setelah periode tertentu :

Ujrah yang telah disepakati untuk suatu periode akad Ijarah tidak boleh

dinaikkan;

Besaran ujrah boleh ditinjau ulang untuk periode berikutnya dengan cara yang

diketahui dengan jelas (formula tertentu) oleh kedua belah pihak;

Peninjauan kembali besaran ujrah setelah jangka waktu tertentu harus

disepakati kedua pihak sebelumnya dan disebutkan dalam akad.

Dalam keadaan sewa yang berubah-ubah, sewa untuk periode akad pertama

harus dijelaskan jumlahnya. Untuk periode akad berikutnya boleh berdasarkan

rumusan yang jelas dengan ketentuan tidak menimbulkan perselisihan.

(51)

BankSyariah

Negosiasi dan persyaratan (nasabah butuh beli rumah)

Obyek sewa (rumah) Diserahkan oleh

Developer atau Bank Syariah DEVELOPER

Beli dan bayar ke developer  untuk disewa oleh nasabah

Wa’ad IMBT 1 2 3 NASABAH 6 Bayar sewa bulanan

7

5

 Akad Ijarah

hibah rumah

(pada akhir masa sewa) 8

 Akad Hibah

Penandatanganan akad 4

wakalah ke developer 

Untuk serahkan rumah ke nasabah 5

(52)

JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

PEMBIAYAAN INVESTASI (Jangka Panjang)

IMBT

KPR SYARIAH (Jangka Panjang)

(53)

Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua piak

dimana pihak pertama (malik , shahib al-mal , LKS) menyediakan

seluruh modal, sedangkan pihak kedua (

‘amil 

, mudharib,

nasabah) bertindak selaku pengelola, dana keuntungan usaha

bagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam

kontrak.

(54)

1. PELAKU DAN MODAL  LKS sebagai shahibul maal membiayai 100% kebutuhan suatu proyek, sedangkan pengusaha bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha (Ps.1:1)

 Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai (Ps.2:3b)

 Modal tdk dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada Mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, (Ps.2:3c)

2. NISBAH Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perurubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. (Ps.2:4b)

3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps.2:4a)

4. KERUGIAN Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, kecuali diakibatkan kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran. (Ps.2:4c)

5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ke3. Jaminan hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah dispekati bersama (Ps.1: 7)

(55)

6. MANAJEMEN …LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan d an pengawasan (Ps 1:4) 7. JANGKA WAKTU Mudh arabah boleh dibatasi pada periode tertentu (Ps 3:1)

(56)

Negosiasi dan Persyaratan (nasabah bu tuh modal kerja 75 uni t mobil)

 Akad Mudharabah

2

3

Kontrak Penyewaan Mobil

1 Tingkat Keuntungan Modal 4 Menyerahkan modal 5 6 Pendistribusan Modal & Keuntu ngan

7 9 8 Pengembalian Pokok Nisbah Bank Nisbah Nasabah Perusahaan ABC Mengelola Bank Syariah Nasabah Usaha bayar sewa

(57)

JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

VARIASI MUDHARABAH: -LINE FACILITY - 2 STEP FINANCING -JOINT FINANCING -Dll PEMBIAYAAN MODAL KERJA

MUDHARABAH

(58)

Musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama

antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan

ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung

bersama sesuai dengan kesepakatan.

(59)

1. PELAKU DAN MODAL Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil. (Ps.2b)

2. NISBAH Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar  seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra (Ps.3c.3)

3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps2:4a)

4. KERUGIAN Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal (Ps3d)

5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun menghindari terjadinya penyimpangan LKS dapat meminta  jaminan (Ps 3:a3)

6. MANAJEMEN Setiap mitra memiliki hak untuk mengelola asset musyarakah dalam proses bisnis normal (ps.2c)

(60)

Lainnya (modal dsb)

Prinsip bagi hasil

Prinsip jual beli

Bagi hasil/laba

Margin

Penghimpunan dana 

Penyaluran dana 

Pendapatan 

Laporan Laba Rugi 

Pendapatan Mdh Mutlaqah

(Investasi Tidak Terikat)

Pendapatan berbasis

imbalan (fee base income)

Mudharabah Mutlaqah

(Investasi Tdk Terikat)

 Agen : Mdh Muqayyadah / investasi terikat

Jasa keuangan: wakalah, kafalah, sharf 

Tabel

Wadiah yad dhamanah

Tabel

Bagi

hasil

Mudharib

(61)

KASUS:

Pada tanggal 1 Mei 2002, Bapak Johanes membuka

deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu

bulan, dengan tingkat bunga 9% p.a. Berapa bunga yang

diperoleh pada saat jatuh tempo?

JAWAB

Bunga yang diperoleh bapak Johanes adalah:

(62)

KASUS:

Bapak Ahmad membuka deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka

waktu satu bulan (tanggal 1 Mei s/d 1 Juni 2003), nisbah bagi hasil

antara nasabah dan bank 57% : 43%. Jika keuntungan bank yang

diperoleh untuk deposito satu bulan per 31 Mei 2003 adalah Rp.

20.000.000 dan total deposito jangka waktu satu bulan adanya Rp.

950.000.000, berapa keuntungan yang diperoleh bapak Ahmad?

JAWAB

Bagi hasil yang diperoleh bapak Ahmad adalah:

(63)

Apabila bank syari’ah mampu mengumpulkan dana

pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp. 90.000.000. DPK yang

dapat disalurkan pada pembiayaan sebanyak Rp.

85.500.000 (karena ada Giro Wadiah Minumum

sebesar 5%). Pembiayaan yang harus disalurkan ke

masyarakat

sebanyak

Rp.

100.000.000.

Dari

pembiayaan Rp. 100.000.000 diperoleh pendapatan

dari penyaluran pembiayaan sebesar Rp. 6.000.000.

Nisbah bagi hasil 65% (nasabah): 35% (bank). Saldo

rata-rata harian dana nasabah (Pak Amir) sebesar Rp.

1.000.000. (1) Berapa pendapatan bagi setiap Rp. 1000

dana nasabah? (2) Berapa pendapatan bagi hasil pak

Amir?

(64)

Dana Pihak Ketiga (DPK Mudharabah)

 A

90,000,000.00

DPK yang disalurkan untuk Pembiayaan

B

85,500,000.00

(= DPK x (1 - GWM) --> GWM = 5%)

Pembiayaan Yang Disalurkan

C

100,000,000.00

Dana Bank

14,500,000.00

Pendapatan dari Penyaluran Pembiayaan

D

6,000,000.00

Pendapatan bagi setiap Rp. 1000 DPK

E

57.00

(65)

Dari hasil perhitungan di atas, ditemukan pendapatan nasabah untuk bulan ini dengan

dananya sebesar Rp. 1.000.000, bagi hasilnya sebesar Rp. 37,050.00

Pendapatan Investasi untuk setiap Rp. 1000

E

57.00

DPK Mudharabah

Saldo rata-rata Harian Nasabah

F

1,000,000.00

Nisbah Bagi Hasil

G

65

Porsi Bagi Hasil untuk Nasabah bulan ini

H

37,050.00

(66)

PENENTUAN NISBAH DAN

HARGA JUAL

Bank syari’ah beroperasi dengan tidak

menggunakan bunga, di dalamnya juga

diklasifikasikan:

1. Akad yang menghasilkan keuntungan yang

tidak pasti, disebut natural uncertainty 

contract .

2. Akad yang menghasilkan keuntungan secara

pasti, disebut natural certainty contract,

(67)

TIME VALUE OF MONEY

FV = PV * (1 + i)^n

FV = Future Value

PV = Present Value

i

= Bunga

n = Tahun (Waktu)

Pg = Po * (1 + g)^t

Pg = Pertumbuhan Penduduk

Po = Penduduk Sekarang

g = Growth/Pertumbuhan

t

= Waktu

(68)

FORMULA ECONOMIC VALUE OF

TIME UNTUK TEORI PERCAMPURAN

Y= W * v * (QR)

Dimana:

Y = Kekayaan Masa Depan

W = Modal awal

v = Velocity of money (Perputaran Uang)

Q = Nisbah Bagi Hasil

(69)

Penentuan Nisbah Bagi Hasil

Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural 

uncertainty contract, maka metode yang digunakan

adalah expected profit rate (EPR)

EPR diperoleh berdasarkan: (1) tingkat keuntungan

rata-rata pada industri sejenis; (2) pertumbuhan

ekonomi; (3) dihitung dari nilai rpr yang berlaku di

bank yang bersangkutan;

Perhitungannya:

Nisbah bank = EPR/actual return bisnis yang

dibiayai * 100%

 Aktual return bank = nisbah bank + aktual return

(70)

Nisbah bagi hasil dihitung berdasarkan profit sharing dari usaha

pengadaan kacang kedelai yang dibiayai dengan fasilitas

Mudharabah Muqayyadah sebesar Rp. 125.000.000, dengan

data sebagai berikut:

Harga Jual Kacang Kedelai

= Rp. 2.150/kg

Harga jual kepada nasabah

= setara 16% p.a

Volume Penjualan Kedelai per bulan

= 65.000 kg

Nilai Penjualan (65.000 x Rp. 2.150)

= Rp. 139.750.000

Harga Pokok Pembelian

= Rp. 125.000.000

PENDAPATAN penjualan kedelai

= Rp. 14.750.000

Berapa Nisbah bagi hasilnya?

(71)

Perhitungan Nisbah:

Volume Penjualan

= 65.000 kg

Profit Margin (Rp. 14.750.000/139.750.000)x 100%

= 10,55%

Lama Piutang (data neraca 31-07-2003)

= 65 hari

Lama persediaan (data neraca 31-08-2003)

= 2 hari

Lama hutang dagang (pembayaran ke suplier & carry)

= 0

Cash to cash periode = 360/(DI+DR-DP)

= 5,4

DI= Days Inventories; DR= Days Receivable; DP= Days Payable

Profit margin per tahun = 5,4 x 10,55

= 57%

Nisbah Bank Syari’ah: (16%)/(57%)x100%

= 28%

Nisbah untuk Nasabah: 100% - 28%

= 72%

(72)

Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan

Seorang nasabah mengajukan pembiayaan

untuk modal kerja dagang sebesar Rp.

125.000.000 selama 1 tahun, dengan

perbandingan bagi hasil antara nasabah dan

bank 72 : 28 %. Bagaimana cara

(73)

PROYEKSI NISBAH

BULAN PENDAPATAN PENDAPATAN BANK NASABAH CICILAN TOTAL NASABAH 28% 72% POKOK ANGSURAN 1 6.000.000 6,000,000.00 1,680,000.00 4,320,000.00 1,680,000.00 2 6.000.000 5,000,000.00 1,400,000.00 3,600,000.00 1,400,000.00 3 6.000.000 7,000,000.00 1,960,000.00 5,040,000.00 1,960,000.00 4 6.000.000 4,000,000.00 1,120,000.00 2,880,000.00 1,120,000.00 5 6.000.000 2,500,000.00 700,000.00 1,800,000.00 700,000.00 6 6.000.000 3,000,000.00 840,000.00 2,160,000.00 840,000.00 7 6.000.000 3,500,000.00 980,000.00 2,520,000.00 980,000.00 8 6.000.000 6,500,000.00 1,820,000.00 4,680,000.00 1,820,000.00 9 6.000.000 5,500,000.00 1,540,000.00 3,960,000.00 1,540,000.00 10 6.000.000 4,250,000.00 1,190,000.00 3,060,000.00 1,190,000.00 11 6.000.000 4,500,000.00 1,260,000.00 3,240,000.00 1,260,000.00 12 6.000.000 4,575,000.00 1,281,000.00 3,294,000.00 125,000,000.00 126,281,000.00 Penyelesaian Pertama :

(74)

NISBAH CICILAN SETORAN BULAN

PROYEKSI

PENDAPATAN PENDAPATAN PENDAPATAN YANG BANK NASABAH POKOK KE USAHA DIBAGIHASILKAN 28% 72% BANK 1 6,000,000.0 6,000,000.00 6,000,000.00 1,680,000.00 4,320,000.00 5,000,000.00 6,680,000.00 2 6,000,000.0 5,000,000.00 4,800,000.00 1,344,000.00 3,456,000.00 5,000,000.00 6,344,000.00 3 6,000,000.0 7,000,000.00 6,440,000.00 1,803,200.00 4,636,800.00 5,000,000.00 6,803,200.00 4 6,000,000.0 4,000,000.00 3,520,000.00 985,600.00 2,534,400.00 5,000,000.00 5,985,600.00 5 6,000,000.0 2,500,000.00 2,100,000.00 588,000.00 1,512,000.00 5,000,000.00 5,588,000.00 6 6,000,000.0 3,000,000.00 2,400,000.00 672,000.00 1,728,000.00 5,000,000.00 5,672,000.00 7 6,000,000.0 3,500,000.00 2,660,000.00 744,800.00 1,915,200.00 5,000,000.00 5,744,800.00 8 6,000,000.0 6,500,000.00 4,680,000.00 1,310,400.00 3,369,600.00 5,000,000.00 6,310,400.00 9 6,000,000.0 5,500,000.00 3,740,000.00 1,047,200.00 2,692,800.00 5,000,000.00 6,047,200.00 10 6,000,000.0 4,250,000.00 2,720,000.00 761,600.00 1,958,400.00 5,000,000.00 5,761,600.00 11 6,000,000.0 4,500,000.00 2,700,000.00 756,000.00 1,944,000.00 5,000,000.00 5,756,000.00 12 6,000,000.0 4,575,000.00 2,562,000.00 717,360.00 1,844,640.00 70,000,000.00 70,717,360.00

(75)

FORMULA ECONOMIC VALUE OF

TIME UNTUK TEORI PERTUKARAN

HJB = Harga Jual Beli

HB = Harga Beli

t = Waktu

CR = Cost Recovery

k = Margin keuntungan yang diinginkan

(76)

Menentukan Harga Jual

1. Harga Jual Bank = Harga Beli + (Harga beli * % * Waktu)

Gharar

= 150000000 + (150jt* 10%* 2 th)

= 180000000

2. Harga Jual Bank = Harga Beli Bank + (waktu * Cost Recovery) + Keuntungan

Cost Recovery

= (Pemby MRB/Estimasi Tot Pemby)

x Estimasi Biaya Ops 1 Tahun

Mark Up/Profit Margin = Persentase x Pembiayaan

Cost Recovery + keuntungan

Margin dalam % = --- x 100%

Harga Barang di Toko

(77)

Menentukan Harga Jual

Data pembiayaan

Estimasi Tot Pembiayaan

= 5 milyar

Required Profit Rate

= 10% (Pricing)

Estimasi biaya operasi 1 th

= 200.000.000

Masa pembiayaan

= 2 tahun

Harga Pokok Mobil

= 150.000.000

Uang Muka

= 30.000.000

Kekurangan Bank

= 120.000.000

Cost Recovery

= 120 jt/5 mil x 200 jt = 4.800.000

Profit Margin

= 10% x 120 jt = 12.000.000

Harga jual

= 120 juta + (1 x 4.800.000) + 12 jt

= 136.800.000

Jika menggunakan waktu 2 tahun, maka:

Harga jual

= 120 juta + (2 x 4.800.000) + 12 jt

= 141.600.000

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak— Penelitian ini bertujuan untuk: (1)menganalisis kebutuhan guru dijenjang SDN di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya; dan (2)merancang pemetaan kebutuhan

Pengujian dan penempatan sistem dilakukan didalam sebuah greenhouse dimana pada beberapa parameter ukur seperti suhu udara dan pH dengan menggunkan

Dengan demikian tujuan dari hasil penelitian ini adalah untuk menjelaskan bentuk pengelolaan angkutan umum dan parkir di kawasan Ramayana dan BTC, dan juga untuk mengidentifikasi

Saya bersedia melakukan usaha yang maksimal untuk kesuksesan perusahaan ini.. Saya akan bekerja keras untuk menjaga nama baik

Tujuan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Tridharma Universitas Wiraraja Sumenep Tahun 2017 yaitu dapat memberikan informasi tentang realisasi

Kesimpulan ada hubungan tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita hipertensi pada lansia di puskesmas Ngaglik II, Sleman Yogyakarta (p = 0,003>

Hal tersebut di duga karena adanya infeksi mikoriza dan jamur patogen pada akar sehingga pada tanaman yang diberi penambahan dosis mikoriza mempunyai berat kering

4 Social Mention es una herramienta que permite conocer qué se comenta en relación a un tema, marca o persona en Internet. En este caso, se buscaron los perfiles más influyentes en