• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geosintetik - Pengambilan contoh uji dan persiapan benda uji Geosynthetics - Sampling and preparation of test specimens

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Geosintetik - Pengambilan contoh uji dan persiapan benda uji Geosynthetics - Sampling and preparation of test specimens"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan

SNI ISO 9862:2014

Standar Nasional Indonesia

Geosintetik - Pengambilan contoh uji dan persiapan

benda uji

Geosynthetics - Sampling and preparation of test

specimens

(ISO 9862:2005, IDT)

(2)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan

© ISO 2005– All rights reserved

© BSN 2014 untuk kepentingan adopsi standar © ISO menjadi SNI – Semua hak dilindungi

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis BSN

BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

(3)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 i

Daftar isi

Daftar isi ... i  Prakata ... ii  Pendahuluan... iii  1  Ruang lingkup ... 1  2  Acuan normatif ... 1  3  Prosedur ... 1  4  Pelaporan ... 4 

Lampiran A (informatif) Rekomendasi contoh uji dan benda uji yang diperlukan ... 5 

Lampiran B (Informatif) Klasifikasi Geosintetik ... 7 

Bibliografi ... 11 

Gambar B.1 - Klasifikasi Geosintetik ... 7 

Gambar B.2 - Contoh Geotekstil Bersifat Lulus Air ... 8 

Gambar B.3 - Contoh Geotekstil Bersifat Kedap Air ... 9 

Gambar B.4 - Contoh Geogrid ... 9 

(4)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 ii

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Geosintetik - Pengambilan contoh uji dan persiapan benda uji merupakan adopsi identik dari ISO 9862:2005, Geosynthetics –

Sampling and preparation of test specimens.

SNI ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01/S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui Gugus Kerja Geoteknik Jalan.

Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 03.1:2007 dan dibahas dalam rapat teknis/konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 25 Juli 2013 di Bandung oleh Subpanitia Teknis yang melibatkan para narasumber, pakar, dan lembaga terkait.

(5)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 iii

Pendahuluan

Geosintetik diproduksi dengan banyak cara, sebagian mengunakan cara-cara pembuatan kain secara tradisional dan sebagian lagi menggunakan cara-cara yang umumnya tidak dikenal dalam pembuatan tekstil.

Geosintetik umumnya dibuat dalam bentuk gulungan.

Meskipun pengambilan benda uji harus memberikan penilaian statistik yang terbaik dari nilai rata-rata temuan dan koefisien variasinya, terdapat batas-batas praktis distribusi yang mungkin dari contoh dan benda uji seluruh lot dengan unit tunggalnya yang dikirimkan ke lokasi pekerjaan.

Standar ini menetapkan prinsip-prinsip umum pengambilan contoh uji geosintetik yang sudah dikirim ke lokasi pekerjaan dan persiapan benda uji dari contoh uji tersebut. Prinsip-prinsip pengambilan contoh uji dalam standar ini sesuai untuk produk geosintetik dalam bentuk gulungan. Untuk produk geosintetik dalam bentuk lembaran, pengambilan contoh uji tidak mengacu pada standar ini.

(6)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 1 dari 11

Geosintetik - Pengambilan contoh uji

dan persiapan benda uji

Geosynthetics - Sampling and

preparation of test specimens

1 Ruang lingkup

1.1 Standar ini menetapkan prinsip-prinsip umum pengambilan contoh uji geosintetik yang sudah dikirim ke lokasi pekerjaan dan persiapan benda uji dari contoh uji tersebut.

1.2 Prinsip-prinsip pengambilan contoh uji dalam standar ini sesuai untuk produk geosintetik dalam bentuk gulungan.

CATATAN: Untuk produk geosintetik dalam

bentuk lembaran, prinsip pengambilan contoh uji dapat mengacu pada ISO 186.

1.3 Prinsip-prinsip persiapan benda uji sesuai untuk semua jenis geosintetik.

2 Acuan normatif

Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penggunaan standar ini.

EN ISO 10320, Geotextiles and geotextile-related products – Identification on site (ISO 10320:1999).

3 Prosedur

3.1 Pengambilan contoh uji 3.1.1 Pemilihan gulungan

3.1.1.1 Untuk setiap tipe produk yang sudah terkirim ke lokasi pekerjaan, ambil contoh uji dengan ukuran yang sesuai untuk setiap jenis pengujian yang akan dilakukan (lihat Lampiran A). Jumlah contoh uji yang diambil disepakati oleh pihak-pihak terkait.

3.1.1.2 Kecuali untuk pengujian yang berhubungan dengan klaim, setiap gulungan yang dipilih harus dalam kondisi baik (tidak rusak) dan jika ada pembungkusnya,

1 Scope

1.1 This document establishes general principles for the sampling of geosynthetics delivered to construction sites, and for the preparation of test specimens from the samples.

1.2 The sampling principles are applicable to geosynthetics supplied in rolls.

NOTE EN ISO 186 may be used for products supplied in sheet form.

1.3 The specimen-preparation principles are applicable to all geosynthetics.

2 Normative references

The following referenced documents are indispensable for the application of this document. For dated references, only the edition cited applies. For undated references, the latest edition of the referenced document (including any amendments) applies.

EN ISO 10320, Geotextiles and geotextile-related products — Identification on site (ISO 10320:1999).

3 Procedure 3.1 Sampling

3.1.1 Selection of rolls

3.1.1.1 For each product type delivered to a construction site, take samples at frequencies as agreed between the parties involved (see annex A).

3.1.1.2 With the exception of tests made in connection with claims, each roll selected shall appear undamaged and the wrapping, if any, shall be intact.

(7)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 2 dari 11

pembungkusnya harus dalam kondisi utuh. 3.1.2 Pemotongan

3.1.2.1 Informasi mengenai jumlah benda uji, bentuk benda uji dan persyaratan-persyaratan benda uji lainnya harus mengacu pada standar-standar pengujian yang akan digunakan untuk melakukan pengujian pada contoh uji.

3.1.2.2 Dua lapis pertama dari gulungan geosintetik tidak boleh digunakan untuk contoh uji.

3.1.2.3 Potong contoh uji selebar gulungan dengan panjang sesuai dengan kebutuhan untuk membuat benda uji dengan jumlah yang diperlukan. Selanjutnya, lakukan persiapan benda uji sesuai dengan prinsip-prinsip yang dijelaskan pada 3.2.

3.1.2.4 Pada benda uji tidak boleh terdapat bagian yang rusak seperti ditentukan pada 3.2.4. Dalam proses pengambilan contoh uji, bagian yang rusak harus dihindari atau contoh uji diambil cukup panjang sehingga dapat diperoleh jumlah benda uji yang sesuai apabila ternyata dalam contoh uji terdapat bagian yang rusak (kecuali pasal ini berlaku untuk kasus yang dijelaskan pada 3.1.1.2). 3.1.3 Identifikasi contoh uji

Identifikasi contoh uji harus sesuai dengan EN ISO 10320.

3.2 Persiapan benda uji

3.2.1 Selama dan setelah pengambilan contoh uji, pastikan bahwa kondisi fisik contoh uji tidak berubah sampai dilakukannya pengujian. Misalnya, contoh

clay geosynthetic barriers harus dijaga kadar

airnya agar tetap sama seperti pada saat pengambilan contoh uji tersebut.

3.2.2 Jika contoh uji tidak segera dipotong untuk dibuat menjadi benda uji, maka contoh uji harus disimpan di tempat yang kering, gelap, dan bebas dari debu, pada temperatur ruangan, dan hindari terjadinya perubahan fisik dan kimia dari contoh uji tersebut.

3.1.2 Cutting

3.1.2.1 Information regarding the number of test specimens, their shape and any requirements shall be obtained from the relevant test standard(s) for all tests to be made on the sample.

3.1.2.2 The first two turns of the roll shall not be used for sampling.

3.1.2.3 Cut from the roll over its full width perpendicular to the machine direction (production direction — roll length direction) the length of the sample necessary to obtain all specimens required, distributed in accordance with the principles in this document (see 3.2).

3.1.2.4 Since specimens shall not contain damaged parts as defined in 3.2.4, either such parts shall be avoided in selecting the sample, or the sample shall be cut large enough to obtain the necessary number of acceptable specimens (except for the case specified in 3.1.1.2).

3.1.3 Identification of sample

Identification of samples shall be in accordance with EN ISO 10320.

3.2 Preparation of specimens

3.2.1 Both during and after sampling, care shall be taken to ensure that the physical condition of the sample remains unchanged prior to testing. For example, samples of clay geosynthetic barriers shall be maintained at the moisture content prevailing at the time of sampling.

3.2.2 If the sample is not to be cut into specimens immediately, it shall be kept in a dry, dark place, free from dust, at ambient temperature and protected against chemical and physical changes.

(8)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 3 dari 11

CATATAN 1 – Contoh uji boleh digulung tetapi

tidak disarankan untuk dilipat.

CATATAN 2 – Contoh uji dengan tipe material

GBR-R (GBR = geosynthetic barrier) tidak boleh digulung ataupun dilipat.

3.2.3 Untuk setiap tipe pengujian, jumlah benda uji yang diperlukan harus diambil secara diagonal dan terdistribusi secara merata dalam arah lebar ataupun panjang dari contoh uji. Benda uji harus diambil lebih besar dari 100 mm dari bagian tepi/pinggir contoh uji.

3.2.4 Benda uji tidak boleh kotor, terpotong tidak beraturan, berkerut atau terlipat, berlubang, atau kerusakan lainnya yang dapat dilihat secara visual sebagai akibat kesalahan produksi dari pabrik. Pengecualian pasal ini berlaku untuk kasus yang dijelaskan pada 3.1.1.2.

3.2.5 Kecuali disyaratkan dalam standar pengujian, untuk tipe pengujian yang sama, harus dihindari pengambilan dua atau lebih benda uji pada arah panjang atau arah lebar yang sama. Jika hal ini tidak dapat dihindari, misalnya karena lebar gulungan yang pendek, hal ini harus dituliskan dalam laporan pengambilan contoh uji.

3.2.6 Benda uji harus dipotong memanjang arah sejajar mesin dan arah melintang mesin, kecuali pengujian tambahan diperlukan. Jika prosedur pengujian mensyaratkan benda uji arah sejajar mesin diberi tanda, penandaan yang menunjukkan arah sejajar mesin pada contoh uji harus diberikan pula kepada benda uji, atau benda uji harus dipisahkan sedemikian rupa sehingga tidak ada risiko terjadinya kesalahan/tertukar.

3.2.7 Pemotongan benda uji harus mengacu pada jenis pengujian yang akan dilakukan. Pada pengujian dengan ketepatan ukuran benda uji sangat penting, benda uji sebaiknya dipotong dengan ukuran yang lebih besar terlebih dahulu, kemudian dipotong atau dibentuk tepat sesuai dengan ukuran yang diperlukan untuk pengujian setelah pengondisian.

NOTE 1 The sample may be rolled up but

preferably not folded.

NOTE 2 GBR-R samples shall be neither rolled

nor folded.

3.2.3 For each type of test, the required number of specimens shall be cut from positions evenly distributed over the full width and length of the sample, but not closer than 100 mm to the edge.

3.2.4 Except for specimens for tests to be made in connection with claims (see 3.1.1.2), specimens shall not contain any dirt, irregular areas, creases, holes or other visible defects of accidental origin produced subsequent to manufacture.

3.2.5 Unless otherwise required in a test standard, for the same type of test, the same longitudinal or transverse position of two or more specimens shall be avoided. If unavoidable (e.g. due to narrow roll width) a note to this effect shall be included in the sampling report.

3.2.6 Except when additional tests are required, the specimens shall be cut along the machine and crossmachine directions. When the test procedure calls for the specimen to be marked with the machine direction, the marking indicating the machine direction on the sample shall be transferred to the specimen, or the specimen shall be kept separate in such a way that there can be no risk of a misunderstanding.

3.2.7 When cutting test specimens reference shall be made to the particular test standards for which the specimens are being prepared. In tests where accuracy of dimensions is of special importance, the specimens may be cut to an oversize and then cut or frayed to the exact dimensions after conditioning.

(9)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 4 dari 11

3.2.8 Penandaan identitas yang terdapat pada contoh uji harus diberikan pula pada semua benda uji untuk memastikan kebenaran identitas benda uji tersebut.

3.2.9 Jika proses pemotongan menyebabkan bagian-bagian geosintetik menjadi kendur atau jika secara tidak sengaja terjadi kerusakan pada benda uji, semua bagian yang kendur/rusak harus dibiarkan hingga pengujian dilakukan. Jika bagian yang kendur tidak dapat dihindari dan hal ini kemungkinan dapat mempengaruhi hasil pengujian, kondisi ini harus dituliskan dalam laporan pengambilan contoh uji dan laporan hasil pengujian.

3.2.10 Benda uji harus disimpan di tempat yang kering, gelap, dan bebas dari debu, pada temperatur ruangan, dan hindari terjadinya perubahan fisik dan kimia hingga pengujian dilakukan.

4 Pelaporan

Laporan pengambilan contoh uji harus menyatakan hal-hal berikut.

a) pernyataan bahwa pengambilan contoh uji dan persiapan benda uji dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada standar ini;

b) keterangan rinci mengenai pengamatan khusus yang dilakukan selama pemilihan, pengambilan, dan persiapan benda uji, seperti

 jumlah dan jenis kerusakan,

 bagian-bagian yang kendur pada geosintetik,

 alasan bila diperlukan mengambil benda uji untuk tipe pengujian yang sama hanya dalam satu posisi arah memanjang atau arah melintang;

c) keterangan rinci mengenai adanya

deviasi dari prosedur pengambilan contoh uji yang ditentukan;

d) tanggal pemotongan benda uji dan nomor/identifikasi gulungan yang dipilih.

the sample shall be transferred to all specimens to ensure correct specimen identification.

3.2.9 If the cutting causes fragments of the geosynthetic to become loose, or if accidental fraying occurs, all loose fragments shall be kept with the specimen until the test is carried out. If the loosening of fragments cannot be avoided and this is likely to influence the test result, the fact that loosening has occurred shall be reported in the sampling report as well as in the test report.

3.2.10 The specimens shall be kept in a dry, dark place free from dust, at ambient temperature and protected against chemical and physical changes until the test is performed.

4 Sampling report

The sampling report shall include the following particulars:

a) statement that the sampling and preparation of specimens was performed in accordance with this document;

b) details of any special observations made during the selection, sampling or preparation of specimens, such as:

‐ the number and type of defects;

‐ loosening of fragments from the geosynthetic;

‐ the necessity for taking specimens for the same test in only one longitudinal or transverse position;

c) details of any deviation from the specified sampling procedure;

d) date of cutting of the sample, and reference number(s) of the rolls selected

(10)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 5 dari 11

Lampiran A

(informatif)

Rekomendasi contoh uji dan benda uji yang diperlukan

Jenis pengujian Metoda pengujian Panjang contoh

a

(m) Jumlah benda uji

b

Ketebalan EN ISO 9863-1 1 10

Massa per unit luas EN ISO 9864 1 10

Sifat-sifat tarik EN ISO 10319 2 10

Tahanan tusuk statis EN ISO 12236 2 10

Tahanan tusuk cara kerucut jatuh

(dinamis)

EN 918 2 10

Karakteristik ukuran pori-pori cara basah

EN ISO 12956 2 5 Permeabilitas tegak lurus bidang EN ISO 11058 1 5 Permeabilitas sejajar bidang EN ISO 12958 2 5

Daya tahan terhadap cuaca

EN ISO 12224 3 12

Daya tahan terhadap oksidasi

EN ISO 13438 3 12

Daya tahan terhadap hidrolisis

EN ISO 12447 3 12

Daya tahan terhadap bahan kimia

EN ISO 14030 3 12

Daya tahan terhadap mikrobiologi

EN ISO 12225 3 12

a

Panjang searah gulungan.

b

Nilai-nilai yang tercantum pada tabel di atas adalah jumlah minimum. Metode-metode pengujian yang lain dapat memerlukan tambahan benda uji.

(11)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 6 dari 11

Annex A

(informative)

Recommendation for test samples and test specimens

Test Reference Sample length

a [m] Number of test specimens required b Thickness EN ISO 9863-1 1 10 1 10

Mass per unit area EN ISO 9864 1 10 1 10 Tensile properties EN ISO 10319 2 10 2 10 Static puncture resistance EN ISO 12236 2 10 2 10 Dynamic puncture

resistance

EN 918 2 10 2 10

Characteristic opening size EN ISO 12956 2 5 2 5 Permeability normal to the

plane

EN ISO 11058 1 5 1 5

In-plane flow capacity EN ISO 12958 2 5 2 5 Weathering resistance EN 12224 3 12 3 12 Oxidation resistance EN ISO 13438 3 12 3 12 Hydrolysis resistance EN 12447 3 12 3 12 Chemical resistance EN 14030 3 12 3 12

Microbiological resistance EN 12225 3 12 3 12

aLength along roll for full production width.

(12)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 7 dari 11

Lampiran B

(Informatif)

Klasifikasi Geosintetik

Geosintetik adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu produk yang salah satu komponennya minimal terbuat dari bahan polimer sintetis atau natural dalam bentuk lembaran, pita, atau struktur tiga dimensi yang digunakan dengan tanah dan/atau material lainnya dalam aplikasi geoteknik dan teknik sipil (ISO 10318).

Istilah geosintetik terdiri dari dua bagian, yaitu geo yang berhubungan dengan tanah dan

sintetik yang berarti bahan buatan manusia. Berbagai jenis geosintetik telah digunakan di

Indonesia sejak tahun 1980an. Produk yang banyak digunakan adalah geotekstil, geogrid dan geomembran.

Untuk mempermudah pemahaman tentang jenis geosintetik, Gambar B1 memperlihatkan pengelompokkan geosintetik yang dimulai dengan pengelompokkan berdasarkan bentuk fisik, sifat kelulusan air dan proses pembuatannya. Klasifikasi tersebut diterangkan secara ringkas di bawah ini.

Gambar B.1 - Klasifikasi Geosintetik

Berdasarkan bentuk fisik, geosintetik terbagi menjadi dua jenis yaitu tekstil dan jaring (web).

 Geosintetik berbentuk tekstil:

‐ Berdasarkan sifat kelulusan air (permeabilitas), geosintetik berbentuk tekstil dapat dibagi menjadi kedap air dan lolos air. Geotekstil adalah jenis geosintetik yang lolos air yang berasal dari bahan tekstil. Geomembran dan Geosynthetic Clay

Liner (GCL) merupakan jenis geosintetik kedap air yang biasa digunakan sebagai

penghalang zat cair.

‐ Geotekstil kemudian dikelompokkan berdasarkan proses pembuatannya. Jenis geotekstil yang utama adalah teranyam (woven), tak-teranyam (non-woven) dan rajutan (knitted). Proses penganyaman untuk geosintetik teranyam sama dengan pembuatan tekstil biasa. Geotekstil tak-teranyam dilakukan dengan teknologi canggih dalam hal serat polimer atau filamen didesak keluar dan dipuntir secara menerus, ditiup atau ditempatkan pada suatu sabuk berjalan. Kemudian massa filamen atau serat tersebut disatukan dengan proses mekanis dengan tusukan jarum-jarum kecil atau disatukan dengan panas dengan serat tersebut “dilas” oleh

(13)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 8 dari 11

panas dan/atau tekanan pada titik kontak serat dengan massa teksil tak-teranyam.

 Geosintetik berbentuk jaring (web) yang terdiri dari geosintetik dengan jaring rapat dan jaring terbuka.

‐ Net dan matras merupakan salah satu jenis geosintetik berbentuk jaring rapat. ‐ Geogrid merupakan suatu contoh dari jenis geosintetik yang berbentuk jaring

(web) terbuka. Fungsi geogrid yang utama adalah sebagai perkuatan. Geogrid

dibentuk oleh suatu jaring teratur dengan elemen-elemen tarik dan mempunyai bukaan berukuran tertentu sehingga saling mengunci (interlock) dengan bahan pengisi di sekelilingnya

Saat ini terdapat beberapa material yang dikombinasikan antara geotekstil dengan geomembran atau bahan sintetik lainnya untuk mendapatkan karakteristik terbaik dari setiap bahan. Produk tersebut dikenal sebagai geokomposit dan produk ini dapat berupa gabungan dari geotekstil-geonet, geotekstil-geogrid, geotekstil-geomembran, geomembran-geonet, dan bahkan struktur sel polimer tiga dimensi. Kombinasi bahan-bahan pembentuk geokomposit tersebut sangat banyak dan hampir tidak terbatas. Selain itu terdapat juga tipe-tipe geosintetik lain seperti geosynthetic clay liner, geopipa, geofoam, Gambar B2 sampai Gambar B5 secara berturut-turut memperlihatkan contoh geotekstil lulus air, geotekstil kedap air, geogrid dan geokomposit.

Tak Teranyam

Teranyam

Rajutan

(14)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 9 dari 11 Geomembran

Geosynthetic Clay Liner

Gambar B.3 - Contoh Geotekstil Bersifat Kedap Air

(15)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 10 dari 11

Geomembran dan Geotekstil Tak-teranyam

Geogrid dan Geotekstil Tak-teranyam Gambar B.5 - Contoh Geokomposit

(16)

nda

rdisasi Na

sional, cop

y

st

andar ini dibuat un

tuk

P

T 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan & Rekay

asa Sipil , dan tidak u n tuk dikomer s ialkan SNI ISO 9862:2014 © BSN 2014 11 dari 11

Bibliografi

EN ISO 186, Paper and boardSampling to determine average quality (ISO 186:2002). EN ISO 10318, GeosyntheticsTerms and definition (ISO/DIS 10318:2000).

DPU. 2011. Modul Pelatihan Geosintetik Volume 1: Klasifikasi dan Fungsi Geosintetik. Departemen Pekerjaan Umum (DPU), Indonesia.

Gambar

Gambar B.1 - Klasifikasi Geosintetik
Gambar B.2 - Contoh Geotekstil Bersifat Lulus Air
Gambar B.3 - Contoh Geotekstil Bersifat Kedap Air

Referensi

Dokumen terkait

55 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.. Wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti menemukan permasalahan

Problem Based Learning merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, dimana model PBL dirancang untuk membantu para peserta didik dalam proses pembelajaran yang

Pengukuran variabel financial statement fraud dalam instrumen penelitian ini dilakukan dengan melihat pilihan jawaban responden pada kuesioner yang telah berisikan

Dari gambar diatas maka dapat diketahui bahwa nilai hasil try out nilai rata-rata mata pelajaran pilihan untuk kelas IPS SMAN 69 Jakarta adalah sebanyak 26% untuk

Cancel Anytime... tersebut% kita harus menyatakan suatu variabel ke dalam variabel lain% kemudian nilai tersebut% kita harus menyatakan suatu variabel ke dalam variabel lain%

Secara  keseluruhan,  capaian  Program  KO  UKP  2013  berdasarkan  indikator  output  di  atas  50%,  namun  capaian  per  unit  kerja  sangat  bervariasi 

Tujuan kajian ini adalah mengetahui keswadayaan Kelompok Usaha Simpan Pinjam (KUSP), faktor-faktor yang menghambat dan mendukung keswadayaan, mengidentifikasi peluang

Agar torsi yang dihasilkan motor DC magnet permanen dapat memenuhi kebutuhan torsi pengadukan peningkatan kecepatan, pengaturan dilakukan dengan mengurangi sudut penyalaan