RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Tahun Anggaran 2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ...iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
KATA
PENGANTAR ... v
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN DAMPAKNYA PADA PENGELOLAAN ITB ... 1
1.2.
LANDASAN PENYUSUNAN RKA ITB 2014 ... 2
1.3.
PRINSIP PENYUSUNAN RKAT ITB 2014 ... 3
1.4.
UNIT KERJA PENGELOLA RKA ... 4
1.5.
STRUKTUR PROGRAM KERJA ITB 2014 ... 5
1.5.1
Program Kelangsungan Operasi ... 5
1.5.2
Program Pengembangan ... 5
1.6.
MEKANISME PENYUSUNAN RKA ITB 2014... 6
BAB 2. EVALUASI PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN ITB 2013 ... 9
2.1.
EVALUASI PROGRAM KERJA 2013 ... 11
2.1.1 Capaian Program KO ... 14
2.1.2 Capaian Program PB ... 15
2.1.3 Capaian Program Strategis Utama ... 17
2.2.
EVALUASI ANGGARAN ITB 2013 ... 20
2.2.1 Evaluasi Penerimaan ITB 2013 ... 20
2.2.2 Evaluasi Belanja ITB 2013 ... 20
BAB 3. PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN ITB 2014 ... 22
3.1 PROGRAM KERJA ITB 2014 ... 22
3.1.1 Program Kelangsungan Operasi ITB 2014... 22
3.1.2 Program Pengembangan ITB 2014 ... 23
3.1.3 Target Program Strategis Utama ITB 2014 ... 25
3.2 RENCANA ANGGARAN ITB 2014 ... 27
3.2.1 Rencana Penerimaan ITB 2014 ... 27
3.2.2 Rencana Belanja ITB 2014 ... 37
3.2.3 Rencana Pendanaan ITB 2014 ... 44
BAB 4. PENUTUP ... 46
4.1 KEBIJAKAN PENGENDALIAN ANGGARAN ... 46
4.2 SISTEM PENGENDALIAN ANGGARAN ... 47
4.3 ISU KRITIKAL ... 47
LAMPIRAN ... 49
LAMPIRAN 1: REKAPITULASI HASIL EVALUASI DIRI SEMESTER 1‐2013 ... 49
LAMPIRAN 2. RINCIAN SUBKEGIATAN DARI SEMBILAN KEGIATAN PROGRAM KO ... 62
LAMPIRAN 3: PROGRAM STRATEGIS UTAMA DAN TARGET PENCAPAIAN RENSTRA 2011 – 2015 ... 63
LAMPIRAN 4A: PROGRAM STRATEGIS UTAMA DAN TARGET PENCAPAIAN RENSTRA 2011 – 2015 ... 65
LAMPIRAN 4B. FORMULA ALOKASI ANGGARAN PROGRAM PENGEMBANGAN BAKU UKA 2013 ... 67
LAMPIRAN 5: DASAR ALOKASI DANA BOPTN PADA FAKULTAS/SEKOLAH... 67
LAMPIRAN 6: RENCANA BELANJA UNIT KERJA ITB TAHUN 2014 ... 69
LAMPIRAN 7: REALISASI AKHIR TAHUN 2013 ... 78
LAMPIRAN 7A: RENCANA DAN REALISASI PENERIMAAN ITB 2013 (31 DESEMBER 2013) ... 78
LAMPIRAN 7B: REALISASI BELANJA ITB 2013 PER AKUN KEGIATAN DAN JENIS BELANJA ... 79
LAMPIRAN 7C: CAPAIAN PROGRAM STRATEGIS UTAMA ... 79
LAMPIRAN 7D: REKAPITULASI HASIL EVALUASI DIRI SEMESTER 2‐2013 ... 81
LAMPIRAN 8: ANGGARAN ITB 2010‐2014 ... 94
LAMPIRAN 8A: RENCANA DAN REALISASI PENERIMAAN ITB 2010‐2014 ... 94
LAMPIRAN 8B: RENCANA DAN REALISASI BELANJA ITB 2010‐2014 (PER KEGIATAN KO DAN PER BIDANG
PB/TRANSFORMASI) ... 95
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Kebijakan Pemerintah Dan Dampaknya Pada ITB ... 2
Tabel 1. 2 Daftar Unit Kerja Pengelola RKAT dan Klasifikasinya ... 4
Tabel 2. 1 Status Program Pb Bidang Sarana Dan Prasarana Untuk Pembangunan
Gedung/Fasilitas Baru ... 16
Tabel 2. 2 Daftar Gedung Atau Fasilitas Hibah Untuk ITB Pada Tahun 2013 ... 17
Tabel 2. 3 Capaian Program Strategi Utama Bidang Pendidikan ... 18
Tabel 2. 4 Capaian Program Strategi Utama Bidang Penelitian ... 19
Tabel 2. 5 Capaian Program Strategi Utama Bidang Pengabdian pada Masyarakat ... 19
Tabel 2. 6 Rencana Dan Realisasi Penerimaan ITB 2013 ... 20
Tabel 2. 7 Realisasi Belanja ITB 2013 per Akun Kegiatan dan Jenis Belanja ... 21
Tabel 3. 1 Target Program Strategi Utama ITB 2014 Bidang Pendidikan ... 25
Tabel 3. 2 Target Program Strategi Utama ITB 2014 Bidang Penelitian ... 26
Tabel 3. 3 Target Program Strategi Utama ITB 2014 Bidang Pengabdian pada Masyarakat ... 26
Tabel 3. 4 Rencana Penerimaan Anggaran Operasional Rutin ITB 2014 ... 27
Tabel 3. 5 Rencana Penerimaan Dana BOPTN 2014 ... 28
Tabel 3. 6 Anggaran Proyek Pengembangan ITB Tahap III (JICA) 2014 ... 28
Tabel 3. 7 Anggaran Program Prioritas Pemerintah pada DIPA ITB 2013 ... 29
Tabel 3. 8 Alokasi APBN Pembangunan ITB 2014 ... 29
Tabel 3. 9 Estimasi Penerimaan Dipa IL ITB 2014 (Prospektif) ... 29
Tabel 3. 10 Rekapitulasi Rencana Penerimaan ITB dari Pemerintah pada 2013 ... 30
Tabel 3. 11 Perhitungan UKP ... 31
Tabel 3. 12 Besaran BP2S ITB Berdasarkan Strata Pendidikan dan Angkatan ... 32
Tabel 3. 13 Estimasi Penerimaan BPP ITB 2014 ... 32
Tabel 3. 14 Estimasi Penerimaan BPP Semester Pendek ITB 2014 ... 32
Tabel 3. 15 Estimasi Penerimaan Kerma ITB 2014 ... 33
Tabel 3. 16 Estimasi Penerimaan UPT/Auxilliary Ventures ITB 2014 ... 33
Tabel 3. 17 Estimasi Penerimaan ITERA 2014 ... 35
Tabel 3. 18 Rencana Penerimaan PNBP ITB 2014 ... 35
Tabel 3. 19 Rencana Penerimaan PNBP ITB 2014 dan Perubahannya ... 36
Tabel 3. 20 Rencana Total Penerimaan ITB 2014 ... 36
Tabel 3. 21 Rencana Total Penerimaan ITB 2014 berdasarkan Sumber Penerimaan ... 37
Tabel 3. 22 Rencana Komponen Kegiatan BOPTN ITB 2014 ... 39
Tabel 3. 23 Rekapitulasi Rencana Belanja Kegiatan Baru ITB 2014 ... 41
Tabel 3. 24 Rekapitulasi Rencana Belanja Hutang Kegiatan ITB 2013 ... 42
Tabel 3. 25 Rekapitulasi Realokasi Anggaran 2013 Ke Tahun 2014 ... 42
Tabel 3. 26 Total Rencana Belanja UKA 2014 ... 43
Tabel 3. 27 Total Rencana Belanja UKP 2014 ... 43
Tabel 3. 28 Total Rencana Belanja Satuan Akademik ITB 2014 ... 43
Tabel 3. 29 Total Rencana Belanja Satuan Pendukung ITB 2014 ... 44
Tabel 3. 30 Rekapitulasi Rencana Pendanaan Satuan Akademik ITB 2014 ... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Peta penjabaran Program Pengembangan dalam akun kegiatan ... 6
Gambar 1. 2 Siklus tahunan RKA ITB ... 7
Gambar 1. 3 Mekanisme penyusunan RKA ITB ... 8
Gambar 2. 1 Formula Perhitungan Capaian Kinerja Unit Kerja berdasarkan ... 12
Gambar 2. 2 Capaian Kinerja Kelompok Unit Kerja ITB per Program Kerja ... 13
Gambar 2. 3 Capaian Kinerja Program KO Unit Kerja Akademik (UKA) ... 14
Gambar 2. 4 Capaian Kinerja Program KO Unit Kerja Pendukung (UKP) ... 15
Gambar 2. 5 Capaian Kinerja Program PB Unit Kerja Akademik (UKA) ... 15
Gambar 2. 6 Capaian Kinerja Program PB Unit Kerja Pendukung (UKP) ... 16
KATA
PENGANTAR
Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) ITB Tahun 2014 ini disusun sebagai penjabaran
dari Rencana Strategis ITB 2011 ‐ 2015 dan Program Utama Strategis dan Sasaran ITB 2011 –
2015 yang secara bertahap diharapkan dapat membawa ITB pada pencapaian visinya sebagai
'Universitas Riset Kelas Dunia'. Penyusunan RKAT ITB 2014 dilakukan secara top down
penetapan arahan kebijakan kegiatan dan alokasi anggaran dan secara bottom‐up yang
melibatkan semua unit kerja ITB (unit akuntansi terkecil) dalam penyusunan RKA unit kerja
masing‐masing. Selanjutnya, RKA unit kerja diselaraskan dan dikonsolidasikan menjadi
Konsep RKA ITB 2014.
Secara keseluruhan, rencana penerimaan ITB pada tahun 2014 berjumlah Rp
1.374.167.927.012,00 meningkat sebesar Rp 119.539.642.012,00 atau 9,5% dari penerimaan
ITB pada tahun 2013. Rencana penerimaan ITB pada tahun 2014 tersebut 62,1% atau Rp
853.366.951.000,00 bersumber dari Pemerintah (APBN) dan 37,9% atau Rp
520.800.976.012,00 bersumber dari masyarakat (PNBP). Proporsi penerimaan dari
Pemerintah yang besar terutama disebabkan alokasi dana PHLN untuk pendanaan Proyek
Pengembangan ITB Tahap III (JICA) yang kegiatan pembangunan fisik akan dilaksanakan pada
tahun 2014.
Disamping penerimaan pada tahun 2014, diperlukan pendanaan dari penerimaan ITB pada
tahun 2013 atau tahun sebelumnya, khususnya untuk pendanaan Hutang Kegiatan 2013,
realokasi anggaran (terutama untuk kegiatan kerma tahun jamak) dan kegiatan
pengembangan. Jumlah pendanaan dari penerimaan tahun 2013 atau sebelumnya berjumlah
Rp 217.256.339.988,00 sehingga secara keseluruhan jumlah pendanaan untuk rencana
belanja ITB pada tahun 2014 berjumlah Rp 1.591.424.267.000,00. Jumlah tersebut
meningkat sebesar Rp 151.881.195.387,00 atau 10,6% dari rencana belanja ITB pada tahun
2013.
Sebagai tambahan pada rencana penerimaan dan belanja unit‐unit kerja dalam Satuan
Akademik, rencana belanja tiga unit kerja dari Satuan Pendukung berjumlah
Rp
0
5.072.393.000,00 yang didanai sepenuhnya dari penerimaan unit kerja terkait dengan
jumlah yang sama. Dengan demikian, secara keseluruhan volume rencana belanja ITB pada
tahun 2014 berjumlah Rp 1.596.496.660.000,00.
Dibandingkan dengan anggaran ITB tahun 2013, anggaran ITB pada tahun 2014 meningkat
cukup signifikan, yaitu sebesar 10,6%. Selain mendorong pengembangan ITB ke depan,
kenaikan anggaran yang cukup besar tersebut harus diiringi dengan tanggung jawab dan
profesionalitas dalam pengelolaan kegiatan dan anggaran ITB. Besarnya belanja barang dan
jasa konstruksi pada tahun 2014 harus disertai dengan kesiapan untuk meningkatkan
kapasitas pengadaan barang yang masih dalam domain public procurement yang sarat
dengan proses audit. Dengan peningkatan anggaran dan kapasitas pengelolaan kegiatan dan
anggaran yang baik, diharapkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra ITB
2011 – 2015 dapat dicapai sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Bandung, Desember 2013
Rektor ITB,
Prof. Akhmaloka, Ph.D.
NIP 19610201 198703 1 001
BAB 1. PENDAHULUAN
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) ITB 2014 disusun sebagai jabaran dari Rencana Strategis
(Renstra) ITB 2011 – 2016 dan menjadi landasan pelaksanaan kegiatan ITB pada tahun 2014
yang secara bertahap dan berkesinambungan ditujukan untuk mewujudkan visi ITB sebagai
universitas riset kelas dunia. ITB masih menggunakan terminologi RKA untuk dokumen yang
rencana jangka pendek (tahunan) ini dan tidak menggunakan terminologi RBA (Rencana
Bisnis dan Anggaran) yang digunakan oleh perguruan tinggi BLU (Badan Layanan Umum)
dengan pertimbangan sebagai berikut.
a. Merujuk pada ketentuan dalam Undang‐undang nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi yang disahkan pada tanggal 10 Agustus 2012 status ITB berubah
menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH), dari semula perguruan tinggi
yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau PTP (Peraturan Presiden nomor 44 tahun
2012, disahkan pada 12 April 2012).
b. Merujuk pada Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2013 tentang Bentuk dan
Mekanisme Pendanaan PTN BH yang disahkan pada 22 Agustus 2013, dalam pengelolaan
tidak digunakan terminologi rencana bisnis dan anggaran melainkan rencana kerja dan
anggaran.
c. ITB sudah menggunakan terminologi RKA sejak pengesahan statusnya sebagai PT Badan
Hukum Milik Negara (BHMN) melalui Peraturan Pemerintah nomor 155 tahun 2000
tentang Penetapan ITB sebagai Badan Hukum Milik Negara.
1.1. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN DAMPAKNYA PADA PENGELOLAAN ITB
Berbagai kebijakan Pemerintah yang dikeluarkan dalam waktu relatif singkat dan kurangnya
keselarasan antar kebijakan telah berdampak secara signifikan terhadap lingkungan
operasional ITB. Perubahan status ITB dari PT BHMN menjadi PTP pada tahun 2012 (PP
44/2012) yang kemudian dilanjutkan dengan perubahan status dari PTP menjadi PTN BH
pada tahun yang sama (UU 12/2012) dimana aturan mengenai bentuk dan mekanisme
pendanaan PTN BH baru dikeluarkan pada tahun 2013 (PP 58/2013) menyebabkan
ketidaklengkapan dalam perangkat kebijakan dan hukum yang diperlukan sebagai landasan
penyusunan peraturan dan prosedur operasional ITB, sedang beberapa perangkat organisasi
ITB dengan status sebelumnya telah ditiadakan. Dua kondisi utama yang menyebabkan
kesulitan dalam penyusunan peraturan dan prosedur operasional ITB yang baru adalah:
1. Telah dihapuskannya Majelis Wali Amanat (MWA) ITB dan belum dialihkannya tugas dan
wewenang MWA pada perangkat baru setara MWA untuk organisasi ITB dengan status
baru.
2. Belum disahkannya Statuta ITB yang merupakan peraturan dasar pengelolaan ITB yang
menjadi landasanpenyusunan peraturan dan prosedur operasional ITB.
Selain kedua kondisi di atas, perubahan kebijakan Pemerintah dalam waktu yang relatif
singkat menciptakan ketidakpastian dalam penyiapan peraturan dan prosedur operasional
ITB termasuk diantaranya untuk penyusunan RKA ITB 2014. Skema pada Error! Reference
source not found. memberikan gambaran singkat tentang produk kebijakan Pemerintah dan
perubahan pada status dan pengelolaan ITB.
Tabel 1. 1 Kebijakan Pemerintah Dan Dampaknya Pada ITB
TAHUN TANGGAL PRODUK KEBIJAKAN PEMERINTAH DAMPAK PADA ITB
2000 26‐Des‐00 PP 155 Tahun 2000 tentang Penetapan ITB sbg BHMN) Perubahan status ITB dari PTN menjadi PT BHMN. 2009 16‐Jan‐09 Undang‐Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (BHP) Persiapan perubahan status ITB sebagai PT BHMN menjadi PT BHP. 2010 31‐Mar‐10 Putusan MK No. 11‐14‐21‐126‐136/PUU‐ VII/2009 tentang PembatalanUU 9/2009 tentang BHP Penghapusan status BHMN; Ketidakjelasan status hukum ITB beserta sistem pengaturannya (governance system). 2012 12‐Apr‐12 Perpres 44/2012 (12 April 2012) tentang ITB sebagai Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah (PTP) Penetapan status ITB sebagai PTP; Masa transisi menuju PTP dengan sistem keuangan BLU.
10‐Agu‐12 UU 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi Perubahan status ITB dari PTP menjadi PT BH. 26‐Jul‐12 Permendikbud 58/2012 tentang Bantuan Operasional PTP (tahun 2012) Perubahan struktur pendanaan ITB; Penurunan penerimaan dari masyarakat; Perubahan dana masyarakat dari non PNBP menjadi PNBP; Keterbatasan dana untuk program pengembangan ITB. 2013 22‐Agu‐13 PP 58 Tahun 2013 (22 Agt. 2013) tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan PT BH Dana masyarakat menjadi non PNBP, tetapi pada dokumen RKA‐KL/DIPA ITB 2014 dana masyarakat masih tertulis sebagai PNBP. 17‐Jan‐13 Permendikbud 5/2013 tentang Perubahan atas Permendikbud 58/2012 tentang Bantuan Operasional Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Sebagian kecil alokasi BOPTN 2014 dapat digunakan untuk belanja modal (peralatan sederhana).
1.2. LANDASAN PENYUSUNAN RKA ITB 2014
Dengan memperhatikan perkembangan yang terjadi baik di lingkungan eksternal maupun
internal ITB, untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengelolaan ITB pada 2014, maka RKA
ITB 2014 disusun berdasarkan landasan berikut.
1. Undang‐undang Nomor 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi;
2. PP 58 Tahun 2013 (22 Agt. 2013) tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan PT BH;
3. Permendikbud 5/2013 tentang Perubahan atas Permendikbud 58/2012 tentang Bantuan
Operasional Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah.
Disamping produk hukum di atas, penyusunan RKAT ITB 2014 juga didasarkan pada best
practice ITB dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan dalam bentuk kebijakan
berikut.
1. Rencana Strategis ITB 2011 ‐ 2015 dengan visi “ITB menjadi Universitas Riset terpandang
di Asia yang berfokus pada sains, teknologi dan seni dan berperan secara aktif dan nyata
dalam meningkatkan daya saing bangsa" merupakan acuan langsung dalam penyusunan
RKAT ITB 2012.
2. Surat Keputusan Rektor ITB Nomor 271/SK/I1.A/PR/2011 tentang Program Strategis
Utama dan Sasaran Institut Teknologi Bandung 2011 – 2015 yang menjadi rujukan dan
pengendali utama bagi setiap satuan kerja ITB dalam melakukan perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan kegiatan, pemantauan, dan evaluasi serta mengatur
pemanfaatan sumber daya yang diperlukan.
3. RKAT ITB 2014 disusun sebagai kelanjutan program kerja pada periode sebelumnya dan
mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) ITB 2011 – 2015. RKAT Unit Kerja ITB 2014
disusun sebagai kelanjutan program kerja pada periode sebelumnya dan mengacu pada
Renstra unit kerja tersebut yang dirumuskan dengan merujuk pada Renstra ITB 2011 –
2015.
4. Program‐program kegiatan pada RKAT ITB 2014 dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1)
Program KO yang ditujukan untuk menjaga keberlangsungan kegiatan rutin ITB dimana
mutu menjadi acuan utama, dan (2) Program Pengembangan yang ditujukan untuk
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas institusi ITB dalam menjalankan misinya di
bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat.
5. Penyusunan dan implementasi RKAT ITB 2014 didasarkan pada sistem tata kelola
pendidikan, tata kelola keuangan, dan administrasi lainnya yang berlaku saat ini dengan
penyempurnaan‐penyempurnaan yang dipandang perlu untuk meningkatkan keefektifan
dan efisiensinya.
1.3. PRINSIP PENYUSUNAN RKAT ITB 2014
Untuk menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan (stakeholders) ITB dan mendorong
peran aktif unit kerja serta seluruh insan ITB dalam rangka mencapai sasaran‐sasaran yang
ditetapkan, RKAT ITB 2012 disusun dengan memperhatikan prinsip‐prinsip yang ditetapkan
dalam Kebijakan Umum Penyusunan, Implementasi dan Evaluasi RKAT ITB (Keputusan
Majelis Wali Amanat ITB Nomor 011/SK/K01‐MWA/2007) sebagai berikut.
1. Sustainabilitas: menjaga kontinyuitas kegiatan operasional dan pengembangan ITB
dalam mewujudkan visi dan misinya (dengan demikian program kerja dan anggaran
harus disusun dengan memperhatikan kapasitas sumber daya (affordability) yang dimiliki
oleh ITB);
2. Meritokrasi: alokasi anggaran tidak hanya mempertimbangkan beban kerja (faktor input)
dan proses, tetapi juga diorientasikan pada peningkatan kinerja atau kontribusi (faktor
output dan outcome) individu dan/atau unit kerja (Fakultas/Sekolah/Lembaga, Program
Studi, Kelompok Keahlian, Pusat‐pusat) dalam pencapaian target institut, dan
peningkatan kapasitas pendanaan ITB;
3. Obyektif dan berkeadilan (fairness): penetapan prioritas mengacu pada strategi dan
kepentingan institut (bukan kepentingan individu atau kelompok) dan memperhatikan
beban kerja dan kontribusi individu/unit kerja dalam peningkatan kapasitas ITB untuk
mewujudkan visi dan misi ITB
4. Transparansi: menetapkan prinsip‐prinsip kebijakan anggaran secara terbuka dan
diketahui oleh pihak‐pihak yang berwenang (lembaga normatif, badan pembina/
pengawas horizontal) dan dilaporkan secara reguler kepada pimpinan (atasan) langsung;
5. Akuntabilitas: dapat dipertanggungjawabkan, mengikuti suatu sistem dan prosedur yang
6. Desentralisasi: distribusi kewenangan dan tanggung jawab untuk meminimumkan
birokrasi dan memaksimumkan partisipasi, dengan tetap menjaga efisiensi internal
organisasi.
1.4. UNIT KERJA PENGELOLA RKA
Secara garis besar, unit kerja yang memiliki kewenangan untuk menyusun dan mengelola
RKAT adalah unit kerja sumber yang berdasarkan fungsi pokoknya dan dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1. Unit Kerja Akademik (UKA) meliputi: (a) Fakultas/Sekolah yang mengkoordinasikan
Program Studi (Prodi), Kelompok Keahlian dan laboratorium, dan (b) Lembaga Penelitian
dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) yang mengkoordinasikan Pusat Penelitian
(PP), Pusat dan Pusat Studi, dan (c) Sekolah Pascasarjana yang mengkoordinasikan
program‐program pascasarjana. Fokus utama kegiatan UKA adalah penyelenggaraan
kegiatan akademik, mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
2. Unit Kerja Pendukung (UKP), merupakan unit penyelenggara kegiatan yang diperlukan
untuk mendukung atau melengkapi kegiatan akademik yang diselenggarakan UKA.
Program kegiatan UKA dan UKP secara bersama‐sama diperlukan untuk menyusun
secara utuh program kegiatan ITB sebagai perguruan tinggi.
Merujuk pada Surat Keputusan Rektor Nomor 046/SK/K01/OT/2010 tentang Struktur
Pengelola ITB, SK Rektor nomor211/SK/I1.A/KP/2012 tentang Penetapan “Advisory Board”
ITB, dan menyikapi perkembangan kebijakan, baik Pemerintah maupun ITB, dalam
pengelolaan institusi ITB, maka unit kerja pengelola RKAT dan klasifikasinya dirincikan pada
Error! Reference source not found..
Tabel 1. 2 Daftar Unit Kerja Pengelola RKAT dan Klasifikasinya
NO UNIT KERJA PENGELOLA RKAT UKA UKP
A. FAKULTAS/SEKOLAH A.1 Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) A.2 Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) A.3 Sekolah Farmasi (SF) A.4 Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) A.5 Fakultas Teknologi Industri (FTI) A.6 Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) A.7 Sekolah Teknologi Elektro dan Informatika (STEI) A.8 Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) A.9 Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) A.10 Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) A.11 Fakultas Seni Rupa & Desain (FSRD) A.12 Sekolah Bisnis & Manajemen (SBM) B. WAKIL REKTOR BIDANG AKADEMIK & KEMAHASISWAAN (WRAM) B.1 Kantor WRAM B.2 Direktorat Pendididikan B.3 Sekolah Pasca Sarjana (SPS) B.4 Lembaga Kemahasiswaan B.5 UPT Pusat Bahasa B.6 UPT Perpustakaan B.7 UPT Olah Raga B.8 Lembaga Pengkajian Pendidikan, Penelitian & Pengabdian Masyarakat (LP4) B.9 Lembaga Tahun Pertama Bersama (LTPB) C. WAKIL REKTOR BIDANG KEUANGAN, PERENCANAAN & PENGEMBANGAN (WRURK) C.1 Kantor WRURK
NO UNIT KERJA PENGELOLA RKAT UKA UKP C.2 Direktorat Keuangan C.3 Direktorat Perencanaan C.4 Direktorat Pengembangan D. WAKIL REKTOR BIDANG SUMBERDAYA & ORGANISASI (WRSO) D.1 Kantor WRSO D.2 Direktorat Sarana & Prasarana D.3 Direktorat Kepegawaian D.4 Direktorat Logistik D.5 UPT Pengembangan Manusia & Organisasi (PMO) D.6 UPT Pelayanan Kesehatan D.7 UPT Keamanan, Kesehatan & Keselamatan Kerja & Lingkungan E. WAKIL REKTOR BIDANG RISET & INOVASI (WRRI) E.1 Kantor WRRI E.2 Lembaga Penelitian & Pengabdian pada Masyakat (LPPM) E.3 Lembaga Pengembangan Inovasi & Kewirausahaan (LPIK) E.4 Proyek ITERA (Institut Teknologi Sumatera) F. WAKIL REKTOR BIDANG KOMUNIKASI, INFORMASI, KEMITRAAN & ALUMNI (WRKMA) F.1 Kantor WRKMA F.2 Unit Sumber Daya Informasi F.3 Direktorat Administrasi Umum & Hukum F.4 Direktorat Hubungan Masyarakat & Alumni F.5 Direktorat Kemitraan & Hubungan Internasional G. Advisory Board (semula Majelis Wali Amanat) H. Senat Akademik I. Satuan Penjaminan Mutu J. Satuan Pengawas Internal K. Kampus ITB Jatinangor L. Satuan Pendukung L.1 Satuan Kekayaan dan Dana L.2 Satuan Usaha Komersial L.3 UUP Penerbit
1.5. STRUKTUR PROGRAM KERJA ITB 2014
Mengikuti struktur program kerja RKAT ITB selama ini, program kerja pada RKAT ITB 2014
dikelompokkan menjadi 2, yaitu: (1) Program KO dan (2) Program Pengembangan.
1.5.1 Program Kelangsungan Operasi
Program Kelangsungan Operasi (KO) merupakan jenis program rutin ITB yang ditujukan
untuk menjaga kepentingan stakeholders ITB melalui penyelenggaraan kegiatan akademik
ITB secara berkesinambungan. Program KO terdiri atas 9 (sembilan) kelompok kegiatan
(akun), yaitu:
1. Pendidikan;
2. Penelitian;
3. Pengabdian pada Masyarakat;
4. Pendukung Akademik;
5. Pelayanan Mahasiswa;
6. Operasi dan Pemeliharaan;
7. Administrasi dan Umum;
8. Beasiswa;
9. Kemitraan dan Auxiliary Business.
1.5.2 Program Pengembangan
Program Pengembangan (PB) ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas program‐
program akademik ITB, termasuk sistem dan sumberdaya yang diperlukan. Program PB
disusun dengan mengacu pada program‐program strategis yang tercakup dalam Rencana
Strategis (Renstra) ITB dan Renstra Unit Kerja ITB Tahun 2010 – 2015. Program
Pengembangan ITB ini mencakup 8 (delapan) bidang, masing‐masing dengan sasaran sebagai
berikut.
1. Bidang Pendidikan;
2. Bidang Penelitian;
3. Bidang Pengabdian pada Masyarakat;
4. Bidang Inovasi dan Entrepreneurship;
5. Bidang Sumber Daya Manusia (SDM);
6. Bidang Organisasi dan Manajemen;
7. Bidang Sarana dan Prasarana;
8. Bidang Pendanaan.
Kedelapan bidang Program Pengembangan tersebut dalam penyusunan RKAT 2014
dijabarkan ke dalam 9 kelompok kegiatan (akun). Error! Reference source not found.
memperlihatkan penjabaran bidang Program Pengembangan ke dalam 9 akun kegiatan dan
selanjutnya diuraikan dalam sub kegiatan dan rincian kegiatan.
Gambar 1. 1
Peta penjabaran Program Pengembangan dalam akun kegiatan
1.6. MEKANISME PENYUSUNAN RKA ITB 2014
RKA ITB merupakan dokumen perencanaan jangka pendek (tahunan) ITB yang berisi rincian
rencana kegiatan dan alokasi anggaran untuk periode 1 tahun dari 1 Januari sampai dengan
31 Desember dari suatu tahun anggaran. Siklus penyusunan RKA ITB tidak terlepas dari siklus
perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
ITB dan jangka panjang (20 tahun) dalam bentuk Rencana Induk Pengembangan (Renip) ITB.
Secara keseluruhan, siklus RKA ITB dan keterkaitannya dengan Rencana Strategis dan Renip
ITB dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. 2
Siklus tahunan RKA ITB
Sebagaimana RKA pada tahun‐tahun sebelumnya, penyusunan RKA ITB 2014 menggunakan
pendekatan top‐down dan bottom‐up. Pendekatan top‐down dimaksudkan untuk
memberikan arahan dan kebijakan institut guna menjaga koherensi antar program‐program
kerja (Ditjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, ITB dan unit‐unit kerja ITB) serta antar tahun
anggaran. Rujukan utama arahan dan kebijakan institut adalah Program Strategis Utama dan
Sasaran ITB 2011 – 2015 yang telah diselaraskan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen
Dikti Kemendikbud. Mengacu pada arahan dan kebijakan institut, unit‐unit kerja menyusun
draft RKA Unit Kerja 2014 dan kemudian dengan pendekatan bottom‐up secara berjenjang
diintegrasikan menjadi draft RKA ITB 2014. Pendekatan bottom‐up dimaksudkan juga untuk
menggali berbagai pertimbangan, keinginan dan kemampuan dari unit‐unit kerja yang
dituangkan dalam usulan program kegiatan dan anggaran unit kerja dan diajukan ke ITB.
Draft RKA ITB 2014 merupakan dasar pengajuan RKA‐KL/DIPA ITB 2014 kepada Ditjen Dikti
Kemendikbud dan Diraktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. RKA‐KL/DIPA ITB
2014 yang telah disahkan menjadi dasar untuk penyusunan RKA ITB 2014 dan RKA Unit‐unit
Kerja 2014 secara definitif. Secara garis besar, proses penyusunan RKA ITB beserta unit‐unit
kerja dapat diperlihatkan pada gambar berikut.
Gambar 1. 3
Mekanisme penyusunan RKA ITB
Untuk mendukung proses penyelarasan dan integrasi secara efisien, penyusunan RKA unit
kerja ITB dilakukan dengan fasilitasi Sistem Informasi Perencanaan (SISPRAN) untuk:
Mengintegrasikan data program‐program kegiatan dan alokasi anggaran yang diusulkan
oleh unit‐unit kerja secara berjenjang dalam RKA kelompok unit kerja dan RKA ITB secara
keseluruhan;
Menjaga konsistensi struktur program kerja dan alokasi anggaran yang ditetapkan ITB
dan usulan struktur program kegiatan dan anggaran belanja yang diusulkan oleh unit
kerja;
Menjaga konsistensi antara rencana kegiatan dan anggaran dengan implementasinya
yang dituangkan dalam rencana implementasi, formulir realisasi anggaran (FRA) yang
dibagi atas belanja pegawai, belanja barang dan belanja jasa yang akan digunakan secara
on‐line oleh unit‐unit kerja pendukung terkait (Direktorat Keuangan, Direktorat
Kepegawaian, Direktorat Logistik) dalam proses realisasi masing‐masing anggaran
belanja tersebut;
Mendukung proses monitoring realisasi RKA unit‐unit kerja dan ITB secara keseluruhan.
BAB 2. EVALUASI PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN
ITB 2013
Monitoring dan evaluasi program kerja dan anggaran merupakan bagian penting dalam siklus
RKA ITB dan tidak terpisahkan dari implementasi RKA ITB. RKA ITB 2013, khususnya program
Pengembangan ITB disusun dengan mengacu pada Renstra ITB 2011 – 2015 dan secara
khusus Program Strategis dan Sasaran ITB 2011 – 2015 yang dituangkan dalam SK Rektor
nomor 271/SK/I1.A/PR/2011. Renstra ITB 2011 – 2015 berisikan misi dan visi ITB serta
program‐program strategis untuk mewujudkan misi dan visi tersebut, sedangkan RKA ITB
berisikan program atau kegiatan tahunan beserta rencana belanja untuk kegiatan tersebut.
Dengan adanya kesinergisan antara RKA ITB dan Renstra ITB diharapkan tujuan yang
diinginkan dalam Renstra ITB dapat diwujudkan secara berkesinambungan melalui kegiatan
tahunan.
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, pencapaian sasaran kinerja program kerja
ITB dipengaruhi oleh beberapa kondisi internal dan eksternal, antara lain sebagai berikut.
a. Kondisi Internal
Sejumlah kondisi internal ITB yang bersifat mendukung pelaksanaan kegiatan unit‐unit kerja
antara lain adalah:
Sistem akuntansi dan keuangan ITB yang sudah dibakukan.
Komitmen dan dukungan pimpinan terhadap pengembangan sistem perencanaan
terpadu berbasis teknologi informasi.
Sistem informasi manajemen terpadu yang memungkinkan proses pengelolaan program
dan anggaran secara efektif dan efisien, khususnya terkait dengan sistem perencanaan,
sistem pengadaan barang dan jasa, sistem remunerasi dan sistem keuangan.
Peningkatan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan program, kegiatan dan anggaran
untuk menarik masyarakat dalam penggalangan dana.
Sejumlah kondisi internal yang masih menjadi kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan di ITB
antara lain adalah:
Penguasaan terhadap sistem administrasi keuangan negara yang masih terbatas
sehingga menyebabkan pemahaman terhadap peraturan yang tidak seragam.
Kompetensi tenaga kependidikan (administrasi) masih terbatas.
Kemampuan perencanaan (penganggaran, monitoring, dan evaluasi) unit kerja masih
terbatas.
Sistem tata kelola fasilitas jaringan informasi belum menjamin keandalan dan kecepatan
transaksi data.
Dana investasi untuk program pengembangan (bersumber dari PNBP) pada tahun 2013
sangat terbatas.
Penggunaan sistem ganda dalam pengelolaan akun kegiatan dan akun belanja, yaitu
sistem internal ITB untuk kegiatan dan belanja dengan sumber pendanaan PNBP dan
sistem anggaran dan keuangan Pemerintah (RKA‐KL/DIPA) untuk kegiatan dan anggaran
dengan sumber pendanaan APBN, yang menyebabkan proses pemetaan yang kompleks
untuk penyelarasan antar kedua sistem tersebut.
Tingkat akurasi perencanaan unit kerja yang rendah, sehingga diperlukan banyak
perubahan pada rencana kegiatan dan anggaran, rencana implementasi dan formulir
realisasi anggaran.
Kebutuhan tenaga pengembang sistem informasi tidak didukung dengan penyediaan
pegawai baru yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
b. Kondisi Eksternal
Pada tahun 2013 faktor eksternal yang memberikan peluang pengembangan ITB sangat
terbatas. Banyaknya perubahan dalam waktu yang singkat menciptakan tingkat
ketidakpastian yang tinggi dalam pengelolaan dan pengembangan ITB ke depan. Namun,
demikian sejumlah kondisi yang secara signifikan mendukung peluang pengembangan ITB
adalah:
Meningkatnya dukungan terhadap pengembangan ITB yang berasal dari berbagai pihak,
baik pemerintah (Pusat dan Daerah) maupun mitra industri dan alumni ITB, diwujudkan
dalam bentuk dana pengembangan sarana dan prasana kampus ITB.
Kerjasama di bidang manajemen perencanaan antar perguruan tinggi dan antara
perguruan tinggi dan instansi pemerintah terkait dengan pengelolaan PT BLU.
Perkembangan aplikasi sistem perencanaan RKA‐KL/DIPA berbasis komputer dari instansi
terkait (DIKTI, DJA, DJPB dan KPPN) yang memudahkan proses penyampaian data
anggaran dan keuangan.
Sejumlah kondisi eksternal yang bersifat menghambat peluang pengembangan ITB antara
lain adalah:
Banyaknya perubahan kebijakan pengelolaan perguruan tinggi umumnya dan ITB
khususnya dalam waktu singkat dan tanpa perencanaan yang matang dari pemerintah.
Lambatnya respon pemerintah dalam menangani perubahan status ITB dan perguruan
tinggi lainnya yang menyebabkan kekosongan peraturan yang melandasi sistem dan
mekanisme pengelolaan ITB.
Pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh beberapa instansi pemerintah yang tidak
terjadual dengan baik yang mengganggu pelaksanaan kegiatan operasional di ITB.
Persetujuan anggaran pemerintah (DIPA‐BOPTN dan anggaran sarana dan prasarana)
sangat terlambat sehingga banyak menyebabkan perencanaan penganggaran yang
kurang optimal, khususnya dalam hal penetapan sumber pendaan kegiatan.
Ketidakjelasan ketentuan penggunaan anggaran pemerintah (DIPA‐BOPTN)
menyebabkan keterlambatan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.
Ketidaksesuaian siklus perencanaan internal ITB dan siklus perencanaan Ditjen DIKTI
yang menyebabkan proses pelaporan satuan kerja bersifat mendadak.
2.1. EVALUASI PROGRAM KERJA 2013
Evaluasi terhadap program kerja ITB 2013 dilakukan melalui evaluasi diri yang dilakukan oleh
unit‐unit kerja melalui aplikasi SISPRAN pada awal awal bulan Juli segera setelah Semester 1
tahun anggaran 2013 berakhir. Sebagaimana telah diuraikan pada Bab 1, berdasarkan tujuan
utamanya, RKA ITB 2013 dibagi menjadi dua kelompok program kerja, yaitu (1) Program KO
(KO) dan (2) Program Pengembangan (PB). Mempertimbangkan anggaran PNBP ITB yang
sangat terbatas pada tahun 2013, fokus alokasi anggaran ITB pada tahun 2013 adalah pada
Program KO, sedang Program PB sebagian besar merupakan program kegiatan yang didanai
dengan dana Pemerintah (Pusat atau Daerah).
Evaluasi terhadap program kerja dilakukan dengan menggunakan dua kategori indikator
kinerja, yaitu input (masukan) dan output (keluaran). Indikator input secara khusus
mengukur persentase penggunaan anggaran (berdasarkan data pengajuan FRA) dari
anggaran yang dialokasikan untuk suatu program kegiatan. Indikator output mengukur
persentase capaian kinerja berupa output nyata yang dihasilkan dari suatu kegiatan relatif
terhadap sasaran output yang direncanakan. Indikator output dibedakan menjadi dua tipe,
yaitu:
Tipe 1, indikator output yang realisasinya semakin besar semakin baik, seperti luas lantai
gedung yang direnovasi, jumlah mahasiswa dengan IPK lebih besar dari 35.
Tipe 2, indikator output yang realisasinya semakin kecil semakin baik, seperti jumlah
mahasiswa yang DO (drop out), tingkat absen pegawai.
Untuk setiap kategori indikator kinerja, unit kerja dapat memiliki indikator yang dinilai tepat
dan dapat digunakan untuk mengukur capaian kinerja programnya. Sebagai acuan dalam
menentukan target capaian tahun 2013, digunakan target capaian Renstra ITB pada tahun
2013. Selain itu, penyusunan program dan target capaian Unit Kerja tahun 2013 mengacu
pula pada Surat Keputusan Rektor ITB Nomor 271/SK/I1.A/PR/2011 tentang Program
Strategis Utama dan Sasaran Institut Teknologi Bandung 2011 – 2015. Proses evaluasi diri
unit kerja dilakukan dengan dukungan Sistem Informasi Perencanaan (SISPRAN) yang
menyajikan kembali arsip RKA 2013 masing‐masing unit kerja. Melalui SISPRAN
(http://sispran.itb.ac.id/evaluasi/), masing‐masing unit kerja melakukan evaluasi terhadap
capaian kinerjanya secara on‐line.
Evaluasi diri dilakukan terhadap pelaksanaan setiap kegiatan yang direncanakan dengan
dengan menggunakan indikator‐indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh unit kerja pada
saat penyusunan RKA unit kerja. Kinerja suatu kegiatan dapat diukur dengan menggunakan
beberapa indikator kinerja. Pengukuran kinerja kegiatan berdasarkan indikator input
menggunakan alokasi anggaran dari kegiatan tersebut, dimana capaian kinerja input sama
dengan rasio antara realisasi dan alokasi anggaran. Selanjutnya, kinerja kegiatan dapat
diukur berdasarkan beberapa kinerja output yang berbeda secara sekaligus, dimana capaian
kinerja berdasarkan suatu indikator output sama dengan rasio antara realisasi dan target
output yang telah direncanakan. Capaian kinerja suatu kegiatan berdasarkan beberapa
output diukur dengan rata‐rata dari capaian kinerja beberapa output dari suatu kegiatan.
Selanjutnya, capaian kinerja suatu unit kerja diukur berdasarkan capaian kinerja input dan
rata‐rata terbobot dari beberapa capaian kinerja kegiatan berdasarkan output, dimana bobot
suatu kegiatan diukur dengan persentasi alokasi anggaran kegiatan tersebut dari total
anggaran unit kerja tersebut. Secara ringkas, perhitungan capaian kinerja untuk suatu unit
kerja berdasarkan indikator input dan output diberikan pada gambar berikut.
*CAPAIAN O11= RATA‐RATA CAPAIAN OUTPUT KEGIATAN 1 = 1 1 1 1 1 K O O K j j
KEGIATAN KE ‐1 Realisasi Target OUTPUT 1 (Indikator 1) Target Realisasi *CAPAIAN O1K1= Realisasi Target OUTPUT K1 (Indikator K1) Target Realisasi ………….. INPUT (Anggaran) Alokasi Realisasi CAPAIAN I1= Realisasi Target *CAPAIAN OM1= RATA‐RATA CAPAIAN OUTPUT KEGIATAN M = n K j j M O K O n
1 1 Realisasi Target OUTPUT 1 (Indikator 1) Target Realisasi *CAPAIAN OMK‐n= Realisasi Target OUTPUT Kn (Indikator Kn) Target Realisasi ………….. INPUT (Anggaran) Alokasi Realisasi CAPAIAN IM= Realisasi Target KEGI A TAN KE ‐M RATA‐RATA CAPAIAN INPUT UNIT KERJA =
M 1 i M 1 i (i) Target (i) Realisasi I ……… … RATA‐RATA TERBOBOT CAPAIAN OUTPUT UNIT KERJA =M
O
w
O
M i i i
wi= bobot kinerja kegiatan I diukur dengan persentase anggaran kegiatan I dari total alokasi anggaran unit kerja;KETERANGAN: * untuk indikator kinerja output tipe 1 (semakin besar realisasi, semakin baik). Untuk indikator
kinerja output tipe 2 (semakin kecil realisasi, semakin baik), formula Capaian Kinerja = Target/Realisasi.
Gambar 2. 1
Formula Perhitungan Capaian Kinerja Unit Kerja berdasarkan
Indikator Input dan Output
Perhitungan capaian kinerja tersebut dilakukan baik untuk Program KO dan PB. Selanjutnya
capaian kelompok unit kerja atau ITB dihitungan sebagai rata‐rata terbobot dari capaian
rata‐rata unit kerja, dimana bobot dari capaian suatu unit kerja sama dengan persentase
alokasi anggaran unit kerja tersebut dari total alokasi anggaran dari kelompok unit kerja atau
ITB untuk Program KO atau PB.
Merujuk pada formula perhitungan capaian kinerja di atas, maka berdasarkan hasil evaluasi
diri unit kerja pada akhir Semester 1 tahun anggaran 2013, rata‐rata capaian kinerja ITB
berdasarkan indikator output adalah 53,0% untuk Program KO dan 27,8% untuk Program PB,
sedang berdasarkan indikator input adalah 24,9% untuk Program KO dan 27,8% untuk
Program PB. Capaian kinerja berdasarkan kelompok unit kerja untuk Program KO dan PB
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2. 2
Capaian Kinerja Kelompok Unit Kerja ITB per Program Kerja
Berdasarkan output, secara keseluruhan capaian Program KO ITB dinilai lebih tinggi daripada
capaian Program PB. Hal ini terutama disebabkan sebagian besar Program PB pada tahun
2013 didanai dengan dana DIPA yang mengalami keterlambatan pelaksanaan karena status
blokir anggaran tersebut. Sedangkan berdasarkan kategori indikator, capaian berdasarkan
indikator output (khususnya Program KO) dinilai lebih tinggi daripada capaian berdasarkan
indikator input. Rendahnya capaian berdasarkan input (anggaran) terutama karena
pelaksanaan kegiatan terpaksa dilakukan mendahului turunnya anggaran akibat status blokir
sebagian besar komponen anggaran pada RKA‐KL/DIPA ITB tahun 2013, kecuali anggaran
rutin yang meliputi gaji rutin pegawai PNS ITB dan anggaran belanja daya dan pemeliharaan.
Kondisi ini bukan kondisi ideal, karena kegiatan dilaksanakan tanpa kepastian alokasi
anggaran yang menyebabkan pelaksanaan kegiatan tidak secara maksimal. Dana BOPTN dan
PNBP ITB 2013 baru disahkan pada awal Mei 2013 dengan realisasi dana BOPTN yang tidak
selancar yang diharapkan akibat beberapa faktor berikut.
a.
Perbedaan persepsi KPPN Bandung terhadap komponen anggaran yang telah
tercantum dalam RKA‐KL/DIPA ITB 2013 yang menyebabkan keterlambatan dalam
realisasi sejumlah komponen dana BOPTN ITB 2013.
b.
Perubahan peraturan dalam proses administrasi dana DIPA yang tidak selalu
dikomunikasi tepat waktu oleh pihak yang berwenang di luar ITB.
c.
Terbatasnya pengalaman ITB dalam pengelolaan dan penggunaan dana BOPTN (DIPA)
secara luas yang melibatkan sebelas Fakultas/Sekolah dan sebagian UKP. Hal ini
menyebabkan pemahaman yang terbatas dan bervariasi mengenai sistem dan prosedur
administrasi pengelolaan dana DIPA yang menyebabkan banyak koreksi dan
keterlambatan dalam proses administrasi pencairan anggaran.
2.1.1 Capaian Program KO
a. Unit Kerja Akademik (UKA)
Secara lebih rinci, capaian Program KO Fakultas/Sekolah berdasarkan output bervariasi
antara 18,0% dan 55,9%, sedang berdasarkan input bervariasi antara 16,3% dan 52,6%.
Kurva pada gambar berikut memperlihatkan variasi capaian Program KO dari
Fakultas/Sekolah berdasarkan hasil Evaluasi Diri Semester 1‐2014. Rincian capaian
Fakultas/Sekolah untuk setiap kegiatan yang tercakup dalam Program KO dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Gambar 2. 3
Capaian Kinerja Program KO Unit Kerja Akademik (UKA)
B. Unit Kerja Pendukung (UKP)
Secara keseluruhan, capaian Program KO UKP 2013 berdasarkan indikator output di atas
50%, namun capaian per unit kerja sangat bervariasi antara 4,6% dan 149,5%. Capaian
terendah tercatat pada Direktorat Pengembangan yang bersumber pada capaian
subkegiatan Pemeliharaan Bangunan yang memerlukan waktu cukup panjang untuk proses
perencanaan dan pengadaan jasa pemeliharaan dengan dana BOPTN yang baru dapat
digunakan pada awal Mei 2013. Adapun capaian tertinggi tercatat pada UPT Layanan
Kesehatan yang bersumber pada capaian subkegiatan Layanan Kesehatan dimana jumlah
karyawan yang mendapat layanan kesehatan jauh melampuai target yang ditetapkan.
Berdasarkan realisasi anggaran (indikator input), capaian Program KO UKP 2013 relatif lebih
tinggi dari capaian Program KO UKA 2013. Capaian tertinggi tercatat pada Direktorat
Keuangan yang bersumber pada capaian subkegiatan Administrasi Pendidikan yang
merupakan pengembalian kelebihan Biaya Pendidikan Dibayar di Muka (BP2M)bagi
mahasiswa Angkatan 2012 yang membayar BP2M lebih dari Rp 40 juta. Hal ini dilakukan
sebagai komitmen ITB untuk menurunkan BP2M dari Rp 50 juta menjadi Rp 40 juta bagi
mahasiswa Angkatan 2012. Kurva pada gambar berikut memperlihatkan variasi capaian
Program KO dari UKP berdasarkan hasil Evaluasi Diri Semester 1‐2014. Rincian capaian
masing‐masing UKP untuk setiap kegiatan yang tercakup dalam Program KO dapat dilihat
pada Lampiran 1.
Gambar 2. 4
Capaian Kinerja Program KO Unit Kerja Pendukung (UKP)
2.1.2 Capaian Program PB
a. Unit Kerja Akademik (UKA)
Capaian Program PB UKA 2013 secara rata‐rata sangat rendah, baik berdasarkan indikator
output maupun indikator input. Capaian Program PB per Fakultas/Sekolah dapat dilihat pada
gambar berikut, sedang capaian per kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Gambar 2. 5
Capaian Kinerja Program PB Unit Kerja Akademik (UKA)
b. Unit Kerja Pendukung (UKP)
Secara keseluruhan, capaian output kegiatan PB UKP pada akhir Semester 1‐2013 relatif
tinggi, yaitu dengan rata‐rata terbobot 35,3% dengan realisasi anggaran secara keseluruhan
mencapai 35,6%. Namun demikian, capaian Program PB UKP cukup bervariasi antar unit
kerja. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut di halaman selanjutnya.
Gambar 2. 6
Capaian Kinerja Program PB Unit Kerja Pendukung (UKP)
Sama halnya dengan Program PB UKA, capaian output kegiatan Program PB UKP yang rendah
pada umumnya terkait dengan kegiatan pengadaan peralatan atau pembangunan fasilitas
(sarana dan prasarana) fisik kampus, baik On‐G maupun Off‐G (Kampus ITB Jatinangor).
Berkenaan dengan Program Pengembangan Bidang Sarana dan Prasarana yang mencakup
pembangunan gedung atau fasilitas baru dalam skala cukup besar dan ditangani secara
terpusat dengan capaian yang relatif rendah antara lain adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 1
Status Program Pb Bidang Sarana Dan Prasarana Untuk Pembangunan
Gedung/Fasilitas Baru
NO NAMA PROGRAM ANGGARAN (RP) STATUS CAPAIAN
1. Pengembangan ITB Tahap 3, JICA Loan, IP‐553*), Pembangunan 4 Gedung Baru dan Pengadaan Peralatan 159.594.931.000 Pelaksanaan proyek Pengembangan ITB Tahap 3 diperkirakan akan mengalami keterlambatan cukup signifikan pada tahun 2013 yang disebabkan oleh beberapa faktor berikut. 1. Belum keluarnya IMB untuk keempat bangunan baru tersebut. 2. Anggaran masih dalam status blokir. 3. Disyaratkannya pendampingan dari 3 lembaga (LKPP, BPK dan Kejati) untuk mengevaluasi kesesuaian prosedur dan administrasi proyek dengan peraturan yang berlaku. 2. Pembangunan Gedung Labtek 1B di Kampus ITB Jatinangor (Rp 40 milyar) 40.000.000.000 Pelaksanaan pembangunan Gedung Labtek 1B di Kampus Jatinangor diperkirakan akan mengalami keterlambatan karena status anggaran yang masih diblokir saat ini dan belum dapat diperkirakan pelepasan status blokir tersebut. 3. Pengadaan peralatan laboratorium untuk Program Modernisasi Peralatan Lab. Pengajaran dalam Rangka Internasionalisasi Prodi 20.000.000.000 Belum dapat dilaksanakan karena masih anggaran terkait masih dalam status blokir. 4. Peningkatan Bahan Pendukung Pengajaran (Buku Perpustakaan) 5.000.000.000 Belum dapat dilaksanakan karena masih anggaran terkait masih dalam status blokir. 5. Peningkatan Kapasitas Infrastruktur Internet (Core Network) 10.000.000.000 Belum dapat dilaksanakan karena masih anggaran terkait masih dalam status blokir. 6. Pembangunan Gedung Riset dan Museum Energi dan Mineral 20.000.000.000 Belum dapat dilaksanakan karena masih anggaran terkait masih dalam status blokir.
Selain proyek pembangunan fisik yang didanai secara langsung dari anggaran ITB dan proses
pelaksanaan pembangunannya dilakukan oleh ITB, pada tahun 2013 ITB akan mendapatkan
hibah dalam bentuk natura (in natura) beberapa gedung dan fasilitas sebagai berikut .
Tabel 2. 2
Daftar Gedung Atau Fasilitas Hibah Untuk ITB Pada Tahun 2013
NO NAMA PROGRAM SUMBER DANA STATUS CAPAIAN
1. Gedung Rusunawa (Tower 3 dan 4) di Kampus ITB Jatinangor Hibah Kementerian Pekerjaan Umum Kemajuan 70%. 2. Gedung Gedung KOICA‐ITB Cyber Security Center di Kampus ITB Jatinangor Hibah KOICA (Korea International Cooperation Agency) Ground breaking pada 30 Januari 2013 dan dijadualkan selesai dalam tahun 2013 3. Gedung Lab FTMD di Kampus Ganesha Kementerian Perindustrian Belum dimulai
Untuk meningkatkan keefektifan program kerja dan efisiensi anggaran, pendekatan Evaluasi
Diri secara on line ini sedang dalam proses evaluasi untuk penyempurnaannya. Sejumlah
masalah terpantau dalam proses penyusunan Evaluasi Diri (ED) dan proses yang
mendahuluinya, yaitu proses penyusunan Rencana Kerja. Masalah‐masalah tersebut antara
lain:
1. Banyak rencana yang disusun tidak menggambarkan kegiatan sebenarnya yang akan
dilaksanakan.
2. Penetapan indikator kinerja yang tidak tepat
3. Penetapan target terlalu rendah (sehingga capaian akan terlalu tinggi).
4. Pengisian capaian tidak didukung data.
5. Realisasi (capaian kinerja) yang memang rendah.
6. Penyusunan RKA diserahkan sepenuhnya pada staf Tata Usaha (penyusunan biasanya
hanya dilakukan oleh Kabag/Kasubbag Keu/Bag SI‐Admin SISPRAN) tanpa arahan dan
pemantauan dari Pimpinan unit kerja terkait.
Rencana untuk memperbaiki proses penyusunan rencana kerja dan evaluasi diri tersebut
antara lain adalah:
1. Rencana kerja harus dilihat sebagai Janji Kinerja yang harus dipenuhi oleh Pimpinan unit
kerja.
2. Sejalan dengan ED akan dilakukan sampling evaluasi kinerja, khususnya terkait dengan
kegiatan pengembangan unit kerja.
3. Menyampaikan hasil ED kepada Pimpinan unit kerja sebagai masukan (feedback) tentang
rencana kinerja dan realisasi capaian kinerja.
4. Menggunakan hasil ED sebagai dasar alokasi anggaran pada periode tahun anggaran
selanjutnya.
5. Pada setiap tahun anggaran unit kerja wajib menyusun dan menyampaikan laporan
kinerja yang dilengkapi dengan analisis serta data pendukung capaian kinerja.
2.1.3 Capaian Program Strategis Utama
Capaian kinerja berdasarkan Program Strategis Utama hanya dapat disajikan untuk capaian
tahun 2012 karena agregasi capaian unit kerja menjadi capaian kinerja ITB dilakukan setelah
tahun anggaran. Capaian Program Strategis Utama pada tahun 2013 yang dicantumkan pada
tabel ini baru merupakan perkiraan dengan mempertimbangkan capaian pada tahun 2012
dan target kinerja tahun 2013 yang ditetapkan pada SK Rektor Nomor 271/SK/I1.A/PR/2011.
a. Bidang Pendidikan
Tabel 2. 3 Capaian Program Strategi Utama Bidang Pendidikan
PROGRAM STRATEGIS INDIKATOR SATUAN
2012 2013*
Target Capaian Target** Perkiraan Capaian 1. Pengembangan research based learning pada Program 81 dan 82 (RENSTRA Bidang Pendidikan 5.1.) Persen mata kuliah yang dijalankan melalui inovasi pembelajaran % dari kurikulum setiap prodi 5% 47% 8% 50% 2. Meningkatkan efisiensi internal proses pembelajaran (RENSTRA Bidang Pendidikan 7.2.) Persen mahasiswa lulus tepat waktu (S1, S2, S3) dalam 1 angkatan a. S1 (4 tahun) % 70,0% 69,67% 72,5% 72% b. S2 (sesuai tepat waktu menurut pelaksanaan program) % 52,5% 85,70% 55,0% 84% c. S3 (3 tahun) % 22,5% 38,27% 25,0% 36% Persen mahasiswa lulus dengan IP>3.0 (S1) , IP>3.5 (S2), pada tahun tertentu a. IP > 3,0 (S1) % % 75,0% 81,26% 77,5% 80,87% b. IP > 3,5 (S2) 55,0% 38,24% 57,5% 60% 3. Studi kebutuhan tenaga kerja nasional dan tracer study (RENSTRA Bidang Pendidikan 7.4) Jumlah program studi yang melaksanakan tracer study % 100% 25% 100% 100% 4. Meningkatkan pelaksanaan penjaminan mutu akademik (RENSTRA Bidang Pendidikan 7.1) Persen program studi yang melaksanakan pelaksanaan penjaminan mutu secara efektif % 100% 66,4% 100% 100% 5. Integrasi Pendidikan S1 , S2 dan S3 (RENSTRA Bidang Pendidikan 1.2) Jumlah lulusan S1 ITB yang melanjutkan ke S2, dan S2 ke S3 a. S1 ke S2 Mahasiswa 500 Na 750 670 b. S2 ke S3 Mahasiswa 40 na 60 115 6. Menerbitkan buku‐buku teks dalam bidang sains, rekayasa, teknologi , dan seni karya para dosen (RENSTRA Bidang Pendidikan 3.2) Jumlah buku‐buku teks yang diterbitkan Judul (kumulatif) 20 10 25 20 7. Memperoleh akreditasi internasional bagi program studi (RENSTRA Bidang Pendidikan 2.4) Jumlah program studi terakreditasi oleh lembaga akreditasi internasional Progam studi (kumulatif) 4 7 8 12 8. Pengembangan program studi internasional jenjang S1 & S2 (RENSTRA Bidang Pendidikan 2.2) a. Jumlah Mahasiswa Asing a.1. mahasiswa penuh waktu Mahasiswa 300 16 350 50 a.2. mahasiswa program pertukaran (> 2 minggu) Mahasiswa 60 na 70 30 b. Jumlah program gelar ganda dan sejenisnya Program (kumulatif) 15 1 17 2 c. Jumlah dosen tamu asing (> 2 minggu) Dosen 8 na 10 5 Keterangan: * tahun anggaran berjalan; ** target sesuai dengan yang ditetapkan pada SK Rektor nomor 271/SK/I1.A/PR/2011 tentang Program Strategis Utama dan Sasaran Institut Teknologi Bandung 2011 – 2015
b. Bidang Penelitian
Tabel 2. 4 Capaian Program Strategi Utama Bidang Penelitian
PROGRAM STRATEGIS INDIKATOR SATUAN
2012 2013*
Target Capaian Target** Perkiraan Capaian 1. Meningkatkan jumlah publikasi di jurnal internasional/(RENSTRA Bidang Pendidikan 2.6) a. Jumlah publikasi internasional Judul 300 4 350 b. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di Scopus / ISI Thompson Judul 750 896 1000 240 2. Peningkatan produktivitas penelitian ITB dari segi kualitas dan kuantitas (RENSTRA Bidang Penelitian 1.1 ) Jumlah Sitasi Kali 6500 10.106 6800 10.995 Jumlah IPR a. Daftar Judul 8 24 10 24 b. Granted judul 6 6 8 6 3. Peningkatan pendanaan penelitian ITB (RENSTRA Bidang Penelitan 1.5.) Jumlah dana penelitian dari sumber luar, baik nasional dan internasional a. Nasional Milyar 50 M 19,78 M 55 M 24,75 M b. Internasional Milyar 5M 2,32 M 7 M 0,17 M 4. Peningkatan kemampuan penelitian sumber daya manusia ITB ITB (RENSTRA Bidang Penelitian 1.3) a. Persen Guru Besar yang membimbing mahasiswa S3 dan menjadi peneliti utama penelitian % 70% 50% 80% 80% b. Jumlah postdoc dan sabbatical leave untuk melaksanakan riset di universitas luar negeri kegiatan 20 9 25 25
c. Bidang Pengabdian pada Masyarakat
Tabel 2. 5 Capaian Program Strategi Utama Bidang Pengabdian pada Masyarakat
PROGRAM STRATEGIS INDIKATOR SATUAN
2012 2013*
Target Capaian Target** Perkiraan Capaian 1. Menjadikan Bandung dan propinsi Jawa Barat sebagai lokasi pilot project program pengabdian masyarakat (RENSTRA Bidang Pengabdian kepada Masyarakat 5.1 .) Jumlah pilot project program pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan oleh pusat‐ pusat dan berlokasi di Bandung dan Provinsi Jawa Barat kegiatan per thn 4 4 6 6 2. Kerja sama dengan potensi eksternal (Pemda) untuk membangun pusat unggulan pendidikan dan pengembangan teknolgi, khususnya dibidang lalu lintas perkotaan dan pengelolaan Sumber Daya Air (RENSTRA Bidang Pengabdian kepada Masyarakat 5.2) Jumlah pusat unggulan pendidikan dan pengembangan teknologi yang dibangun bersama pihak eksternal yang potensial Nilai kegiatan dlm Milyar (kumulatif) 10 4,78 M 15 6