Badan Geologi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Capaian kerja 2020 dan Rencana Kerja 2021
20 Januari 2021
2
MITIGASI BENCANA GEOLOGI
4
Laporan kejadian aktivitas
gunung api sd. Desember 2020
Erupsi eksplosif:
9 Gunung Api
Peringatan dini, tanggap darurat, penyelidikan, pemetaan, dan sosialisasi
Anak Krakatau (41), Dukono (215), Ibu (28.504), Kerinci (1), Merapi (11), Raung (648), Semeru (13.599),
Sinabung (40) dan Ili Lewotolok (1110)
Awan panas:
3 Gunung Api
Sinabung (30), Merapi (1) dan Semeru (11)
Guguran lava:
6 Gunung Api
Sinabung (4.384), Merapi (4509), Semeru (1360), Soputan (6.585), Karangetang (1.954), dan Ibu (1.242)
AKTIVITAS GUNUNG API
Mitigasi
Bencana Geologi
Level IV (Awas)
0 gunungapi
Level III (Siaga)
4 gunungapi (Sinabung, Karangetang, Merapi, dan Ili Lewotolok)
Level II (Waspada)
16 gunungapi (Anak Krakatau, Banda Api, Bromo, Dukono, Gamalama, Gamkonara, Ibu, Kerinci, Lokon, Marapi, Rinjani, Rokatenda, Sangeangapi, Semeru, Slamet dan Soputan)
Level I (Normal)
48 gunungapi
8 September 2020 Anak Krakatau 5 September 2020
Marapi
17 Oktober 2020 Kerinci
30 Oktober 2020 Sinabung
22 Oktober 2020 Semeru
4 Desember 2020 Bromo
Dow nload aplikasi
informasi bencana geologi
http://magma.esdm.go.id
1. Pos Gunung Marapi, Sumatera Barat 2. Pos Gunung Guntur, Jawa Barat 3. Pos Gunung Slamet, Jawa Tengah 4. Pos Gunung Dieng, Jawa Tengah 5. Pos Gunung Batur, Bali
PENGEMBANGAN POS PENGAMATAN GUNUNGAPI
Pos Pengamatan Gunungapi sebagai representasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di daerah dan merupakan garda terdepan dalam pelayanan publik.
Banyak Pos Gunungapi yang kondisinya masih memprihatinkan.
Pengambangan Pos Pengamatan Gunungapi bertujuan supaya Pos Pengamatan Gunungapi menjadi pusat pengamatan dan penelitian gunungapi yang nyaman dan representatif serta berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Informasi Publik maupun wisata di daerah.
Dari 74 Pos Pengamatan Gunungapi di seluruh Indonesia, sampai dengan tahun 2020, sebanyak 19 Pos Pengamatan Gunungapi sudah dikembangkan.
Realisasi 2020
6
• 2.099 Kejadian
• 304 Meninggal Dunia
• 7226 Mengungsi
• 6310 Rumah rusak
Lokasi Rusak Parah
6 lokasi
Bogor, Garut, Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat;
Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah ; Lebak, Provinsi Banten, Kab. Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan
GERAKAN TANAH
Laporan pemantauan kejadian
Gerakan Tanah sd. Desember 20
20 Penelitian dan Penyelidikan untuk memperkuat
kualitas Peta dan Rekomendasi Peringatan dini, kaji cepat tanggap darurat dan pasca bencana, serta sosialisasi
Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM
PRA BENCANA
1. Informasi Wilayah Rentan terjadinya Gerakan Tanah : Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah (ZKGT)
2. Menyiapkan prakiraan wilayah potensi terjadinya gerakan tanah untuk bulanan dan Rekomendasi.
3. Koordinasi lintas Kementrian /Lembaga dan Pemerintah Daerah a.l : Kemenko MARINVES, BNPB, BMKG, BPBD Prov dan Kab/Kota
Produk Mitigasi Gerakan Tanah :
1. Rekomendasi Umum Mitigasi pada 2099 Lokasi Kejadian ( melalui vsi.esdm.go.id)
2. Peta Peringatan Dini dan Rekomendasi Wilayah rentan longsor di 7246 kecamatan di seluruh Indonesia yang diperbarui setiap bulan (BNPB dan Gubernur di 34 Provinsi)
SAAT DAN PASCA BENCANA Tim Kaji Cepat – BADAN GEOLOGI- KESDM :
Tujuan : Mengurangi dampak korban Bencana di wilayah terjadinya bencana. Kolaborasi lintas K/L melalui :
1. Identifikasi Wilayah Bencana dapat dan tidak dapat untuk untuk didiami kembali oleh warga
2. Identifikasi waktu tepat untuk pengembalian pengungsi 3. Identifikasi wilayah relokasi aman longsor/gerakan tanah Rekomendasi Teknis Penanggulangan Bencana
Anggaran APBN 1.485.891.598 untuk aksi bencana dengan jumlah minimal 200 Rekomendasi Teknis penanggulangan bencana setiap tahunnya
Sebaran longsor di Indonesia : 73 % di Pulau Jawa
ZKGT PETA PREDIKSI
MONITORING Longsor Lebak Banjir Bandang ,Luwu Disseminasi Informasi :Pemerintah, Pemda dan Masyarakat
BNPB BPBD
WEBINAR
Masyara kat di lokasi bencana
GEMPA BUMI
Laporan kejadian gempa bumi tektonik tahun sd.Desember 2020
Mitigasi Bencana Geologi
Pemeriksaan dampak gempa bumi, pengukuran dan analisis data
mikrotremor, koordinasi dan
penyampaian rekomendasi kepada Pemda dan sosialisasi kepada
masyarakat secara langsung maupun media massa
Ciamis, 25 Oktober 2020
Lokasi Tanggal Kejadian
1 Simeulue, Aceh 7 Januari 2020
2 Seram Utara, Maluku 8 Pebruari 2020
3 Sukabumi, Jawa Barat 10 Maret 2020
4 Sukabumi, Jawa Barat 22 Maret 2020
5 Padang Lawas, Sumatera Utara 30 April 2020
6 Sabang, Aceh 4 Juni 2020
7 Morotai, Maluku Utara 4 Juni 2020
8 Bengkulu 19 Agustus 2020
9 Pidie, Aceh 20 Agustus 2020
10 Sukabumi, Jawa Barat 4 September 2020
11 Talaud, Sulawesi Utara 9 September 2020
12 Buton Selatan, Sulawesi Tenggara 9 Oktober 2020
13 Ciamis, Jawa Barat 25 Oktober 2020
14 Brebes, Jawa Tengah 11 Desember 2020
Dow nload aplikasi
informasi bencana geologi
http://magma.esdm.go.id
8
FGD PEMUTAKHIRAN PETA KRB GEMPA BUMI FGD PEMUTAKHIRAN PETA KRB TSUNAMI
DISEMINASI INFORMASI GEMPA BUMI DAN TSUNAMI
GEOLOGI LINGKUNGAN DAN INFRASTRUKTUR
10
No Lokasi Tahun
1 Denpasar, Bali 1990
2 Maumere, NTT 1993
3 Pantailato, NTT 1994
4 Klaten, Jawa Tengah 2006
5 Bantul, DI Yogyakarta 2006
6 Yogyakarta 2006
7 Bengkulu 2011
8 Jailolo, Maluku Utara 2012
9 Meulaboh, Aceh 2012
10 Gorontalo 2012
11 Maros, Sulawesi Selatan 2012 12 Palu, Sulawesi Tengah 2012 13 Banyuwangi, Jawa Timur 2013
14 Flores, NTT 2013
15 Saumlaki, Maluku 2014
16 Alor, NTT 2014
17 Kupang, NTT 2014
18 Palu, Sulawesi Selatan 2018
19 Lumajang, Jawa Timur 2020
1
2 3
4,5, 6 7
8
9 10
11
12
13 14
15 16
17 18
19
Kegiatan Penyelidikan Kerentanan Likuefaksi tahun 1990 - 2020
Indonesia memiliki sumber gempabumi yg cukup banyak dan sangat memungkinkan untuk memicu likuefaksi dengan persyaratan tertentu. sehingga dilakukan kegiatan penyelidikan/pemetaan likuefaksi skala 1:100.000 hingga skala 1:50,000.
Pada Tahun 2020 dilakukan penyelidikan/pemetaan kerentanan likuefaksi skala 1:50.000 dilakukan di Daerah Lumajang dan sekitarnya, Prov. Jawa Timur
PENYELIDIKAN/PEMETAAN LIKUEFAKSI
PENYELIDIKAN/PEMETAAN LIKUEFAKSI
Penurunan tanah (land subsidence) merupakan salah satu ancaman bencana yang terjadi dalam waktu yang relatif lama (silent killer) namun berdampak cukup luas yang umumnya terjadi di wilayah-wilayah perkotaan, industri, dan pemukiman padat.
Potensi penurunan muka tanah di Indonesia selain terjadi di wilayah Endapan Kuarter (Aluvium, Endapan Danau, dll), juga terjadi pada wilayah Endapan Gambut (berdasar Atlas Peta Sebaran Tanah Lunak
indonesia, Badan Geologi, 2019).
Sebagian besar wilayah yang mengalami dan yang
berpotensi mengalami penurunan tanah sebagian besar berada di wilayah-wilayah pesisir.
BENCANA LAND SUBSIDENCE DI KOTA PEKALONGAN
BANJIR ROB AKIBAT BENCANA LAND SUBSIDENCE DI KOTA SEMARANG BENCANA LAND SUBSIDENCE
DI KOTA PEKALONGAN
PENYELIDIKAN PENURUNAN TANAH (LAND SUBSIDENCE)
PENYELIDIKAN PENURUNAN TANAH (LAND SUBSIDENCE)
12
LINGKUP KAJIAN GEOLOGI TERPADU
1. Kajian Geologi lingkungan regional dilakukan pada kawasan pantura jawa tengah dari Pekalongan hingga Demak 2. Kajian Geologi Rinci dilakukan pada
daerah tertentu:
• Kota Pekalongan dan sekitarnya
• Rencana area KIT Batang
• Rencana area KEK Kendal
• Semarang - Demak
• Rencana pengembangan Pantura Jateng sebagai kawasan perkotaan dan industri
• Sebagian kawasan Pantura Jateng
merupakan daerah PENURUNAN TANAH (LAND SUBSIDENCE)
• Penyebab LAND SUBSIDENCE (alami dan non alami)
• Perlu kajian geologi untuk mengetahui penyebab terjadinya LAND SUBSIDENCE dan memberikan arahan mitigasi dan adaptasi dalam penataan ruang
• Kajian geologi dilakukan secara regional dan rinci
LATAR BELAKANG
Penyelidikan Geologi Terpadu Pantura (Daerah Pesisir) Jawa Tengah (2020)
Pekalongan Batang Kendal
Semarang - Demak
PENYELIDIKAN PENURUNAN TANAH (LAND SUBSIDENCE)
PENYELIDIKAN PENURUNAN TANAH (LAND SUBSIDENCE)
Area PEKALONGAN yg mengalami Penurunan Tanah dan berdapak thd terjadinya banjir rob
Alat Pantau Penurunan Muka Tanah BM 1. STADION HOEGENG
PEKALONGAN
Kedalaman Konstruksi 100 meter
Hasil pengamatan penurunan tanah di Kota Pekalongan, terjadi penurunan sekitar
6 cm/tahun
Pembangunan alat pantau
penurunan tanah HASIL PEMANTAUAN
Kegiatan Pemantauan LAND SUBSIDENCE di Pekalongan
Fenomena terjadinya LAND SUBSIDENCE di daerah pesisir Kota Pekalongan dari tahun ke tahun
PENYELIDIKAN PENURUNAN TANAH (LAND SUBSIDENCE)
PENYELIDIKAN PENURUNAN TANAH (LAND SUBSIDENCE)
14
CONTOH REKOMENDASI HASIL KAJIAN GEOLOGI TERPADU PENURUNAN TANAH DAERAH PANTURA JAWA TENGAH
DAERAH
REKOMENDASI
Mitigasi Adaptasi Monitoring
P EKALONGA N
1. Pengendalian banjir rob : a. Pembuatan tanggul
sepanjang pantai b. Pembuatan folder air c. Penataan sistem drainase,
mengalirkan (gravitasi/
pemompaan) genangan banjir ke folder
penampungan air, kemudian dipompa dibuang ke laut 2. Pengendalian abrasi :
a. Pembangunan tanggul b. Penanaman mongrove
1. Pada area terdampak rob permanen dapat dikembangkan sebagai kawasan budi daya terbatas antara lain:
a. Tambak budi daya ikan b. Wisata air
2. Pendirian bangunan pada area penurunan tanah :
a. Mempertimbangkan kecapatan penurunan tanah dan kebutuhan bahan urugan untuk peninggian lahan tapak bangunan
b. Untuk pondasi bangunan tinggi harus memperhatikan kedalaman tanah padat 3. Pengendalian penggunaan air tanah :
a. Penambilan air tanah untuk industri
dilakukan oleh pengelola kawasan industri b. Pengambilan air tanah mengacu pada Peta
Peta Zona Konservasi Air Tanah (DESDM Jateng)
1. Penurunan kedudukan muka air tanah terutama 2. Laju penurunan tanah
(amblesan)
3. Pelamparan area genangan banjir rob 4. Perubahan garis pantai
dan abrasi
5. Pengembangan wilayah perkotaan disesuaikan dengan hasil monitoring KEN D A L SE M A RANG - P EK ALO N G A N
PENYELIDIKAN PENURUNAN TANAH (LAND SUBSIDENCE)
PENYELIDIKAN PENURUNAN TANAH (LAND SUBSIDENCE)
Penyelidikan Geologi Terpadu Daerah Pesisir Pantai Utara Jawa
(Rekomendasi dan Pemantauan Daerah Bencana LAND SUBSIDENCE Daerah Pesisir)
Tahun 2020
- Pekalongan - Semarang - Batang - Demak - Kendal
Tahun 2021
- Jakarta - Tegal - Cirebon - Pemalang - Brebes
Tahun 2021
- Gerbang Kartasusila (Pasuruan)
PENYELIDIKAN PENURUNAN TANAH (LAND SUBSIDENCE)
PENYELIDIKAN PENURUNAN TANAH (LAND SUBSIDENCE)
16
PUSAT
INFORMASI 2020
2 5 VERIFIKASI WARISAN GEOLOGI
Maros Yogyakarta
Natuna
Dieng,
Jawa Tengah
LAYANAN PUSAT INFORMASI TERPADU KEGEOLOGIAN
MAROS
NATUNA
Lebak, Bante
n Geopark Nasional
Ijen, Bondowoso Geopark Nasional
Natuna
KONSERVASI AIR TANAH
18
KONSERVASI AIR TANAH BERBASIS CEKUNGAN AIR TANAH
Konservasi air tanah adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa tersedia dalam
kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk
hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang
CEKUNGAN AIR TANAH
DASAR PENGEOLAAN
KEGIATAN KONSERVASI AIR TANAH
KEGIATAN KONSERVASI AIR TANAH
Sebagai upaya melaksanakan
konservasi air tanah, diperlukan upaya pemantauan air tanah (kualitas dan
kuantitas) melalui pengembangan Jaringan Pemantauan Air Tanah
Jaringan Pemantauan Air Tanah merupakan rangkaian lokasi dan
kedalaman sumur pantau yang sistematis pada Cekungan Air Tanah
PENGEMBANGAN PEMANTAUAN AIR TANAH
PENGEMBANGAN PEMANTAUAN AIR TANAH
20 Sumber : BKAT-Badan Geologi, 2018
Perizinan Air Tanah berdasarkan UU No.23 Th. 2004:
Pemerintahan Daerah dan PP 121 Tahun 2015: Pengusahaan Sumber Daya Air
Izin Pengambilan air tanah diterbitkan oleh Gubernur (Provinsi). Izin tersebut mengatur kedalaman akuifer & debit pengambilan, didasarkan pada Rekomendasi Teknis (RekTek).
Pengaturan kedalaman akuifer dan debit di dalam RekTek mengacu pada Peta Zona Konservasi Air Tanah. Untuk CAT Kewenangan Pusat, Rekomendasi Teknis dikeluarkan oleh Badan Geologi- KESDM.
KETERANGAN
Zona Perlindungan Air Tanah Daerah imbuhan air tanah
Zona Pemanfaatan Air Tanah
AMAN: izin baru dan perpanjangan boleh
RAWAN: izin baru boleh &
perpanjangan debit dikurangi 10%
KRITIS: izin baru boleh &
perpanjangan debit dikurangi 25%
RUSAK: izin baru & perpanjangan ditolak
Peta Zona Konservasi Air Tanah instrumen pengendalian pengambilan Air Tanah Contoh: Peta Zona Konservasi CAT Jakarta Th.
2018 (Akuifer Tertekan Atas)
ZONASI KONSERVASI AIR TANAH (CAT JAKARTA)
ZONASI KONSERVASI AIR TANAH (CAT JAKARTA)
ZONASI KONSERVASI AIR TANAH (CAT SERANG - TANGERANG) ZONASI KONSERVASI AIR TANAH (CAT SERANG - TANGERANG)
KETERANGAN
Zona Perlindungan Air Tanah Daerah imbuhan air tanah
Zona Pemanfaatan Air Tanah
AMAN: izin baru dan perpanjangan boleh
RAWAN: izin baru boleh &
perpanjangan debit dikurangi 10%
KRITIS: izin baru boleh &
perpanjangan debit dikurangi 25%
RUSAK: izin baru & perpanjangan ditolak
Contoh: Peta Konservasi CAT
Serang Tangerang Thn 2020
22
45
275 275
430 430
2 2 24 24
3 3
14 14 7
7
47 201201 3 3
CAT TANJUNG- SELOR
CAT PALANGKARAYA-
BANJARMASIN
CAT Ngawi- Ponorogo
CAT WONOSARI CAT TEGAL-
BREBES CAT JAKARTA
CAT SERANG- TANGERANG
CAT METRO- KOTABUMI
CAT PAINAN- LUBUKPINA
NG
CAT PEKANBARU
CAT JAMBI- DUMAI
PELAYANAN REKOMENDASI TEKNIK AIR TANAH PELAYANAN REKOMENDASI TEKNIK AIR TANAH
Tahun Jumlah Rektek
2016 1.024
2017 1.587
2018 1.293
2019 1.408
2020 1.051
Jumlah Layanan
Rekomendasi Teknis Air Tanah oleh
Badan Geologi
2018
Melayani 514 Berkas Rektek
2019
Melayani 402 Berkas Peta Zona Konservasi Air Tanah
Stakeholder
Pemprov. DKI Jakarta, Jawa Barat & Banten
Contoh berkas pengajuan Rektek 2020 Sudah melayani
1028 Berkas
(termasuk CAT Serang-Tangerang)
PELAYANAN REKOMENDASI TEKNIS AIR TANAH (CAT JAKARTA)
24
2018
Permohonan Debit
30,043 m³/ hari
2018
2018
Permohonan Debit Per 30 Desember 2020
109.299 m³/ hari
Permohonan Debit
20,089 m³/ hari
PELAYANAN REKOMENDASI TEKNIS AIR TANAH (CAT JAKARTA)
SUMUR BOR AIR TANAH UNTUK DAERAH SULIT AIR
Realisasi 2019
560 titik
Sumur Bor Air Tanah telah dibangun
Target 2020
600 titik
Sumur Bor Air Tanah
Hingga tahun 2019, sebanyak total
2.848 titik
sumur bor telah dibangun
Program ini untuk mengatasi permasalahan air bersih di berbagai daerah sulit air.
556 titik
Realisasi 2020
Tahun 2020 menjadi program
terakhir KESDM membangun
sumur bor di daerah sulit air
26
SUMBER DAYA MINERAL,
BATUBARA DAN PANAS BUMI
KAJIAN DAN EVALUASI
Evaluasi Karakteristik Nikel-Kobal dalam Endapan Laterit Nikel Kadar Rendah
Terdapat beberapa unsur ikutan pada endapan nijel laterit Kadar rendah atau zona limonit yang cukup tinggi kadarnya. Co pada zona limonit mencapai kadar 0,19%,Cr2O3 mencapai 6%, Fe2O3 mencapai 75%. Skandium (Sc) dan Platinum Group Elements (PGE) kemungkinan memiliki pengkayaan kadar
Evaluasi Potensi Mineral Ikutan Kaitannya dengan Endapan Bauksit Laterit
Indikasi kandungan unsur ilkutan selain alumunium (Al) dalam endapan bauksit. Pengkayaan terjadi pada red mud limbah pencucian dan pemurian yang bisa mengandung vanadium (V) mencapai 10% s.d 18%. Galium (Ga) di dalam bijih bauksit bisa mencapai kadar rata-rata 57 ppm
Evaluasi Zirkon di Indonesla
Mineral Zirkon dan monasit merupakan mineral ikutan yang tidak tertambang selama proses Penambangan tersebut dan terbuang bersama tailing. mineral-mineral tersebut sekarang ditambang rnenjadi produk yang sangat ekonomis berupa pasir zirkon
Evaluasi Mineral Ekonomis pada Kandungan Lumpur Sidoarjo
Analisa yang akan dilakukan untuk sampel lumpur ini yaitu analisa ICP (Al, Fe, Mn, Ti, Ce, Cr, Li, Sr), analisa BJ (untuk mengetahui berat jenis lumpur), dan analisa XRD (untuk mengetahui komposisi mineral pada lumpur sidoarjo)
EVALUASI DATA KEPROSPEKAN UNTUK REKOMENDASI WIUP MINERAL
Rekomendasi WIUP mineral Logam
Tahun 2020 PSDMBP melakukan oevaluasi wilayah keprospekan dari ex-KK PT Freeport Indonesia sedangkan sisanya dari usulan daerah dan kagiatan PSDMBP
5
RekomendasiWIUP mineral Bukan Logam
5
HASIL KEGIATAN SURVEI DAN PENYELIDIKAN
1. Ditemukan 3 daerah prospok: Prospek Gua Batu (Kapesong) + 160 Ha. Prospek Utama Tombang Tano (Simangunrong) + 663 Ha dan Prospek Banjar Melayu + 193 Ha
2. Alterasi dalam bentuk propilitisasi, argilitisasi, dan silisifikasi Mineral sulfida berupa kalkopirit, galena dan stalorit
3. Daerah konsentrasi logam tanah jarang dibagi menjadi 3 blok, yaitu: Blok Liang, Blok Manggalai-Alasking dan blok Bolonan
4. Secara umum profil laterit terdiri dari top soil, red limonite, yellow limonite, saprolite, dan bedrock Luas sebaran endapan laterit t226 Ha
5. Peninggian kadar unsur berada di batuan Gunung api Holosen (Qhva) yang terdiri dari lava dan bereaksi andesit (Au . 156 ppb dan Cu : 107 ppm)
6. Blok Labuen Haji (sumber daya tereka: 967 juta ton), Blok Sawang (sumber daya tereka: 2.792 juta ton) Blok Tapaktuan (sumber daya tereka. 2 340 juta ton), dan Blok Kota Bahagia (sumber daya Tereka: 617 ribu Ton)
7. Terdapat 6 wilayah prospek fosfat Guano: Gua Pasi, Gua mayang, Gua Sematung 1, Gua Paroy, Gua Baja 1, dan Gua Naga Umbang
8. Kaolin untuk bahan baku keramik, sebaran SBS-0 (sumber daya Tereka: 116 juta ton) dan sebran SBS-02 (Sunber daya Tereka 10 juta ton)
9. Terdapat 20 lokasi keterdapatan batu mulya di daerah penyeledikan yang diperkirakan termasuk dalam jens “Ametys Manakarra”
PENGUNGKAPAN POTENSI MINERAL
28
PENYIAPAN DATA DAN INFORMASI UNTUK PENGUSULAN 10 WIUP BATUBARA DAN 1 WK GMB
KETERANGAN HASIL KEGIATAN PENYELIDIKAN
1. Ditemukan 3 blok usulan batubara bawah permukaan dan 3 blok usulan batubara permukaan. Sumber daya batubara hipotetik sebesar 36 juta ton.
2. Ditemukan 4 lapisan batubara ketebalan berkisar 0,5m sampai 7m. Terdapat 2 lintasan seismik dengan total pajang 8.1 km.
3. Luas lahan gambut 46.760 Ha. Total sumberdaya sebesar 132,9 jt ton.
4. Ditemukan Blok Prospek Batubara Tebing Tinggi. Total sumber daya hipotetik batubara dari Formasi Warukin sebesar 7,8 juta ton.
5. Nilai kalori batubara 3.947 - 7 378 kal/g (adb). Potensi sumber daya sebesar 648.320 ton.
6. Nilai kalori batubara 4.249 - 7.759 kal/g (adb). Sumberdaya dengan kategori inventori batubara tereka sebesar 2,48 juta ton.
WIUP & WIUP Batubara
1. Blok Pujananting, Barru, Sulawesi Selatan 2. Blok Panincong, Barru, Sulawesi Selatan 3. Blok Arga Mulya, Bengkulu Utara, Bengkulu 4. Blok Bukit Harapan, Bengkulu Utara, Bengkulu 5. Blok Juuh, Balangan, Kalimantan Selatan 6. Blok Bukik Bual, Sijunjung, Sumatera Barat 7. Blok Baraka, Enrekang, Sulawesi Selatan 8. Blok Slambul, Indragiri Hulu, Riau (WIUPK) 9. Blok Satui, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan 10. Blok Kelesa, indragiri Hulu, Riau (WIUPK) WK GMB 11. Blok Tanjung 11, Tabalong, Kalimantan selatan
PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA DAN CADANGAN*
1.505 Data Titik Lokasi 148.702,08 Juta Ton Sumber daya batubara Indonesia
39.559,61 Juta Ton Cadangan batubara Indonesia
71,40 Tcf Sumber daya GMB Indonesia
*update data belum final EVALUASI POTENSI GAMBUT DI KALIMANTAN TENGAH
Pemanfaatan Budidaya Luas : 228.387,1 hektar Sumber daya : 804,74 juta ton Pemanfaatan Kebun Sawit Luas : 161.257,1 hektar Pemanfaatan Energi PLTU Sumber daya: 402,3 juta ton Mampu bertahan untuk 56 Tahun Sebagai Penyimpan Carbon Carbon storage pada lahan gambut Kalimantan Tengah : 2,79 milyar ton
PENGUNGKAPAN POTENSI BATUBARA SURVEY &
PENYELIDIKAN
Prospeksi Gambut Daerah Rasau
Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat Prospeksi Batubara Daerah Baraka Kab. Enrekang, Sulawesi Selatan Survey Tinjauan Batubara
Kab. Balangan, Kalimantan Selatan Blok 8 & 10
Prospeksi Batubara Daerah Pujananting Kab. Baru dan Bone, Sulawesi Selatan
Blok 6
Blok 3 & 4
Blok 11
Blok 5
Blok 9 Blok 1 & 2 Blok 7
Survey Tinjau Batubara Kab.Bengkulu Utara, Bengkulu
Survey Terpadu Geologi dan Geofisika, Daerah Muara Lakitan Kab. Musi Rawas, Sumatrera Selatan
Blok 1 – 11 Usulan WIUP dan WK GMB
KAJIAN & EVALUASI
PENGUNGKAPAN POTENSI PANAS BUMI
Pendahuluan Geologi & Geofisika Terpadu Geologi, Geokimia, Geofisika Survey Geofisika Magnetotelurik
Ciamis, Jabar
Panulisan Cilacap, Jateng
Nagekeo, NTT Sulili, Pinrang, SulSel
Pinamuda, Buol, SulTeng Aloe Calong,Pidie, Aceh
6 LOKASI SURVEY DAN
PENYELIDIKAN
HASIL KEGIATAN SURVEI DAN PENYELIDIKAN
Nagekeo. Terdapat 3 prospek panas bumi yaitu Marapokot (15 Mwe), Rendoteno (10 MWe) dan Pajoreja (10 MWe) pada kelas sumberdaya spekulatif
Ciamis. Terdapat 3 prospek di yaitu Jelat, Prospek Cikupa dan Prospek Kedungwuluh dengan temperatur antara 37 — 49°C *
Pinamula. Berada di lingkungan non vulkanik dengan potensi 3 MWe pada kelas sumber daya hipotetik
Panulisan. Terletak di lingkungan non vulkanik yang digunakan sebagai pemanfaatan langsung dengan temperatur sekitar 47°C
Sulili. Berada di Lingkungan vulkanik dengan luas prospek 9 km-dan tebal reservoir 750 m dengan potensi 20 MWe pada kelas cadangan mungkin Aloe Calong. Berada di Lingkungan vulkanik dengan top reservoir pada kedalaman 1000 m, luas 3 km2 dan potensi 6 MWe pada kelas cadangan mungkin Activate Wi
PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA DAN CADANGAN*
(Status November 2020)
•SNI Terbaru (SNI-6009-2017) Tentang Penyusunan "Klasifikasi Sumber daya dan Cadangan Energi Panas Burni di Indonesia" •Update potensi dan data dari Pemegang Izin Usaha Panas Bumi (IUP)
*update data belum fina
3 USULAN WILAYAH KERJA PANAS BUMI
4 EVALUASI KEPROSPEKAN
Digunakan dalam perencanaan kegiatan survei lanjutan, Sekaligus Updating data & informasi lokasi potensi panas bumi Aceh Tengah,
Aceh
Bandar Lampung, Lampung
Jampang Kulon, Jawa Barat
Sangihe, Sulawesi Utara Limbong (12MWe)
Luwu Utara, Sulawesi Selatan
Sajau (6 Mwe)
Bulungan, Kalimantan Utara
Bandabaru (9 Mwe) Seram, Maluku Digunakan untuk mengevaluasi data terdahulu melalui
Evaluasi prospek, ekonomi, termasuk, kawasan tata guna lahan dan aspek kebencanaan untuk usulan Wilayah Panas Bumi
EVALUASI KEPROSPEKAN
30
SURVEI HULU MIGAS
4
2
3 1
LOKASI KEGIATAN
BIDANG SUMBER DAYA MIGAS T.A. 2020
SURVEI UMUM MIGAS :
Survei Geologi Migas Cekungan Pembuang (Kalimantan Selatan)
REKOMENDASI WILAYAH KERJA MIGAS (RWK MIGAS):
RWK Migas Nonkonvensional Sumatera Tengah (Riau)
RWK Migas Banjarnegara (Jawa Tengah) 2
RWK Migas West Madura (Bawean II) (Jawa Timur)
RWK Migas Muna-Buton (Sulawesi Tenggara) 1
4 3
32
REKOMENDASI WILAYAH KERJA MIGAS TAHUN ANGGARAN 2015 - 2019
TOTAL
38 REKOMENDASI WK MIGAS
9 Rekomendasi WK Migas - 2015 9 Rekomendasi WK Migas - 2016 9 Rekomendasi WK Migas - 2017
9 Rekomendasi WK Migas - 2018
2 Rekomendasi WK Migas – 2019 (WIP)
12 AREA RWK DENGAN KETERSEDIAAN DATA BAWAH PERMUKAAN DAN DATA PERMUKAAN LENGKAP
Teluk Bone Utara
Misool Timur
RWK Lead Sumberdaya Migas P(50)
Teluk Bone Utara 11 239,79 MMBO dan 1,16 TCF
Misool Timur 5 69,94 MMBO dan 0,26 TCF
Atsy 11 750 MMBO dan 0,9 TCF
Mamberamo 3 7,58 TCF
Boka 4 930 MMBO dan 1,1 TCF
Buru 16 lead, 1 prospek 118,54 MMBO dan 0,12 TCF
Aru-Tanimbar Offshore 10 0,14 TCF
Biak 2 8,44 MMBO dan 0,01 TCF
Wamena 3 263,75 MMBO dan 0,40 TCF
Sahul 8 575 MMBO dan 0,7 TCF
Selaru 2 4.060 MMBO dan 4,8 TCF
Arafura Selatan 2 6.144,54 MMBO & 7,36 TCF
Atsy
Mamberamo
Buru Boka
Aru-Tanimbar
Biak
Arafura Selatan Selaru
Sahul Wamena
34
PERKEMBANGAN TERKINI BENCANA GEOLOGI
• G. SEMERU
• G. MERAPI
• G. SINABUNG
• GERAKAN TANAH – JAWA BARAT
• GEMPA BUMI MAJENE – SULAWESI BARAT
G. SEMERU
Pengamatan Visual Awan Panas 16 Januari 2021
a. Selama 1 -15 Januari 2021, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Erupsi masih berlangsung tidak menerus, tetapi umumnya kolom erupsi tidak teramati karena tertutup kabut. Teramati hembusan gas dari kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi maksimum 500 meter dari puncak.
b. Pada 1 Januari 2021 pukul 14:58 WIB terjadi awan panas guguran dengan jarak luncuran dan arah luncuran tidak dapat teramati karena gunung tertutup kabu. Selama periode 1 - 15 Januari 2020 teramati aktivitas guguran lava pijar dengan jarak luncur 500- 1000 meter arah Besuk Kobokan. Kolom asap letusan teramati dengan ketinggian 200 - 300 m warna asap putih tebal condong ke arah utara. Sinar api teamari setingi 10 meter diatas puncak.
c. Pada tanggal 16 Januari 2021 pukul 17:24 WIB kembali terjadi Awan Panas Guguran dengan jarak luncur 4 Km ke arah Besuk Kobokan. Aktivitas guguran lava juga terjadi dengan jarak luncur antara 500 - 1000 m dari Kawah Jongring Seloko kearah Besuk Kobokan.
Visual G. semeru, 17 Januari 2021 Awan panas
guguran G. semeru, 16 Januari 2021
Statistik: Jumlah dan jenis gempa yang terekam periode 1
hingga 15 Januari 2021 didominasi
oleh Gempa Guguran, Gempa Letusan, Gempa Hembusan, dan getaran Tremor Harmonik.
Statistik Kegempaan dan Energi Gempa
Simulasi : Antisipasi Ancaman Bahaya Awan Panas G. Semeru
Potensi ancaman bahaya erupsi G. Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.
Potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.
Saat ini arah luncuran awan panas dan guguran mencapai jarak luncur maksimum 4 Km ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Selain itu dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak, dan interaksi endapan material guguran lava atau awan panas guguran yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder.
Peta Kawasan Rawan Bencana G. Semeru
1. Aktivitas vulkanik G. Semeru secara visual, instrumental dan potensi ancaman bahayanya hingga tanggal 17 Januari 2021 dinilai masih pada Level II (Waspada).
Pemantauan intensif dan evaluasi akan terus dilakukan untuk antisipasi adanya kenaikan aktivitas yang
signifikan dan adanya perubahan potensi ancaman bahaya.
2. Dalam tingkat aktivitas Level II (Waspada) agar masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah/puncak G. Semeru dan jarak 4 Km arah bukaan kawah di sektor selatan- tenggara, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran
sungai/lembah yang berhulu di puncak G. Semeru.
3. Agar Masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.
4. Perlu diwaspadai potensi luncuran awan panas di sepanjang aliran Besuk Kobokan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
36
G. MERAPI
26/04/2006 Kondisi menjelang muncul kubah lava
Rata 3 hari VA=0 MP=193 LF=1 VB=6 RF=20 EDM DEL=
12 cm/hari
26/10/2010 Kondisi menjelang letusan Rata 3 hari VA=7 MP=57 LF=1 VB=120 RF=277 EDM KAL=
23 cm/hari
5/11/2020 00:00 WIB Kondisi Siaga 2020 Rata 3 hari VA=0 MP=272
LF=1 VB=29 RF=57 EDM BAB=
11 cm/hari
01/01/2021 00:00 WIB Kondisi pada saat menjelang erupsi efusif:
Rata 3 hari VA=0 MP=380 LF=1 VB=110 RF=70 EDM BAB=
21 cm/hari
04/01/2021
•Api diam Lava pijar telah muncul di dasar Lava 1997.
•Citra satelit mengkonfirmasi keberadaan gundukan yang diduga adalah material baru.
Sebagian mengalami longsor bersama material lama.
•Gundukan yang diduga material baru juga ada di tengah kawah
Status Siaga perlu ditetapkan untuk memberi waktu yang cukup kepada stakeholder dan juga masyarakat mengantisipasi bahaya erupsi yang akan terjadi.
“Seismisitas saat Siaga melampaui menjelang munculnya kubah lava 2006 dan namun lebih rendah daripada kondisi menjelang erupsi
2010”
07/01/2021
•Teramati 9 kali pijar arah K. Krasak sejauh max 500m
•Terjadi awanpanas sebanyak 4 kali pada pukul 08.02, 12.50, 13.15, dan 14.02 WIB. Jarak luncur awanpanas guguran
diperkirakan kurang dari 1 km ke arah hulu Kali Krasak.
•Lava pijar saat ini menjadi daya tarik wisata khususnya para penggemar fotografi.
Masyarakat dan wisatawan agar tetap menjauhi wilayah bahaya yang telah ditetapkan.
14/01/2021
•Pada tanggal 14 Jan 2021, teramati guguran 2 kali lava pijar 17 kali intensitas kecil hingga sedang dengan jarak luncur
maksimum 600 meter arah hulu kali Krasak.
•Lava pijar menjadi daya tarik netizen, khususnya youtuber
16/01/2021
awanpanas guguran tanggal 16 Januari 2021 pukul 17.00 WIB, jarak luncur 1 km ke arah Barat Daya.
17/01/2021 Guguran Lava 17 Jan 2021 jarak luncur maksimum 500 meter arah Barat Daya. Kubah lava 2021 terletak di lereng Lava 1997.
18/01/2021 Awanpanas pukul 05.43 jarak luncur 1000 meter tinggi kolom 50 meter ke arah Barat Daya.
Prakiraan Bahaya saat dinaik menjadi “SIAGA” pada tanggal 5 November adalah letusan bersifat eksplosif dengan potensi bahaya menjangkau ke area dalam jarak maksimum 5 km.
Evaluasi terus dilakukan, tanggal 4 Januari terjadi erupsi bersifat efusif dengan ditandai munculnya api diam dan guguran lava pijar. Bersamaan dengan berjalannya erupsi yg bersifat efusif, aktivitas internal menurun dengan potensi bahaya berupa luncuran awanpanas dan guguran lava sejauh 5 km ke Barat Daya dan potensi eksplosif dengan material lontaran material maksimum sejauh 3 km.
Prakiraan Bahaya Siaga 15 Januari 2021 Prakiraan
Bahaya Siaga 5 November 2020
KESIMPULAN
• G. Merapi kembali erupsi sejak 4 Januari 2021. Aktivitas erupsi berupa guguran lava dan awanpanas sejauh maksimal 800 m dan dominasi luncuran sekitar 500 m. Sampai dengan saat ini terjadi 9 kali awanpanas yaitu pada tanggal 7 (4 kali) , 9, 13, 16 (2 kali) dan 18 Januari 2021.
• Seiring berlangsungnya, saat ini aktivitas seismik, deformasi, dan gas menurun signifikan. Kegempaan internal 27 kali perhari. Deformasi 0.3 cm/hari. Gas vulkanik CO2 saat ini 600 ppm dalam tren menurun.
Kejadian guguran tinggi, dominan bersumber di lokasi erupsi.
• Per 15 Januari 2020, distribusi probabilitas erupsi dominan ke arah erupsi efusif (40%). Potensi erupsi eksplosif dan kubah-dalam menurun signifikan.
• Dengan saat ini sudah erupsi dan cenderung bersifat efusif serta memperhatikan arah erupsi saat ini maka potensi dan daerah bahaya berubah.
• Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 km dari puncak.
• Update skenario bahaya disampaikan setiap 7 hari kecuali ada perkembangan yang mendadak
G. MERAPI
38
G. Sinabung – Sumatera Utara
Kubah Lava G. Sinabung, 14 Januari 2021
Erupsi masih terjadi tidak menerus, menghasilkan kolom abu setinggi maksimum 700 m dari atas puncak. Guguran batuan terjadi dengan jarak luncur maksimum 1200 m ke sektor timur dan tenggara. Kegempaan didominasi oleh gempa-gempa guguran, hembusan, fase banyak, dan frekuensi rendah.
Potensi ancaman bahaya saat ini berupa hujan abu lebat, guguran lava dan awan panas guguran. Ancaman sekunder berupa aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu di puncak.
Tingkat aktivitas saat ini adalah Level III (Siaga) dengan
rekomendasi agar tidak beraktivitas pada radius 1 Km dari
puncak, 4 Km di sektor timur dan utara, serta 5 Km di sektor
selatan timur.
GERAKAN TANAH 9 JANUARI 2021 : DESA CIAHANJUANG-CIMANGGU-SUMEDANG
KEJADIAN
Gerakan tanah : hari Sabtu, 9 Januari 2021 sekitar 16:00 WIB dan gerakan tanah susulan pada pukul 19.00 WIB
.DAMPAK
Sumber BPBD (13 Januari 2021). Korban 65 orang, dengan meninggal dunia 16 orang, 24 orang dalam pencarian. rumah rusak berat 14 unit dan tempat badah 11 unit
.No Provinsi Kabupaten
/Kota Kecamatan Potensi Gerakan Tanah
JAWA BARAT SUMEDANG Buahdua Menengah-Tinggi
Cibugel Menengah-Tinggi
Cikeruh Menengah-Tinggi
Cimalaka Menengah-Tinggi
Cimanggung Menengah-Tinggi
Cisarua Menengah-Tinggi
Cisitu Menengah-Tinggi
Conggeang Menengah-Tinggi
Darmaraja Menengah-Tinggi
Ganeas Menengah-Tinggi
Jatinunggal Menengah-Tinggi
Pamulihan Menengah-Tinggi
Paseh Menengah-Tinggi
Rancakalong Menengah-Tinggi Sindang Ampar Menengah-Tinggi
Situ Raja Menengah-Tinggi
Sukasari Menengah-Tinggi
Sumedang Selatan Menengah-Tinggi Sumedang Utara Menengah-Tinggi
Surian Menengah-Tinggi
Tanjungkerta Menengah-Tinggi Tanjungmekar Menengah-Tinggi Tanjungsari Menengah-Tinggi
Tomo Menengah-Tinggi
Ujungjaya Menengah-Tinggi
Wado Menengah-Tinggi
PEMICUH GERAKAN TANAH SUMEDANG
PETA PRAKIRAAN (BULANAN DAN CURAH HUJAN LOKAL ( BMKG -100 mm)
a. Tipe Gerakan Tanah :
Lonsoran – Aliran Rombakan a. Landaan gerakan Tanah :
Luasan landaan : ± 4000 m
2 Panjang landaan : ± 140 m
Volume material longsor: ± 8000 m
3c. Wilayah potensi dampak berada pada alur longsor yang berarah sekitar N 260° E , yaitu :
Wilayah hulu alur longsor pada permukiman diatas lereng. Untuk jarak wilayah penyangga (buffer zone) dengan jarak aman minimal dua kali tinggi tebing di alur longsor dengan alur airnya tidak mengarah ke lereng terjal;
Sepanjang kiri kanan lembah alur longsor yang diselaraskan dengan sudut kemiringan lereng. Untuk jarak wilayah penyangga (buffer zone) dengan jarak aman minimal dua kali tinggi tebing di alur longsor serta mengikuti pola sebaran morfologi kipas longsor pada sudut lereng rendah
Ujung sebaran alur gerakan tanah pada wilayah dengan bersudut lereng rendah hingga datar. Diperkirakan pada areal persawahan potensi gerakan tanah menurun.
PENYEBAB
40
Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah diperkirakan:
Wilayah bencana berbentuk morfologi tapal kuda dengan kemiringan lereng lebih curam dari tempat lainnya, menjadikan lokasi bencana merupakan wilayah tangkapan air lokal serta merupakan alur air;
Tebalnya tanah bersifat lolos air dan mudah jenuh air serta dibagian bawahnya merupakan lapisan pelapukan dari tubuh lava yang relatif kedap air yang berfungsi sebagai bidang gelincir;
Lereng bukit merupakan lahan terbuka dengan kurangnya vegetasi berakar kuat dan tanpa perkuatan lereng;
Drainase yang kurang baik sehingga aliran air permukaan terakumulasi di hulu alur air yang memiliki kemiringan terjal bergerak mengalir ke dalam lembah alur air dibawahnya; (Foto 2 dan 5)
Hujan yang turun dengan intensitas tinggi dengan durasi yang cukup lama menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah/longsor.
Mekanisme
• Morfologi wilayah bencana yang berbentuk tapal kuda dibangun dengan kemiringan lereng curam berperan sebagai wilayah tangkapan air lokal dan alur air.
• Wilayah lereng terbuka dengan kurangnya vegetasi berakar kuat dengan karakter tanah dan pelapukan lava, menjadikan air yang terus mengalir dan terinfiltrasi kedalam tanah dalam waktu lama meningkatkan kejenuhan airnya dan tekanan pori tanah.
• Dampaknya bobot tanah menjadi meningkat. Peningkatan curah hujan pada alur air tersebut mempercepat proses penjenuhan dan peningkatan bobot.
• Sehingga memicu terjadinya gerakan tanah tipe longsoran dan yang berubah menjadi aliran bahan rombakan.
Rekomendasi
Mengingat telah terbangun jalur longsor, tebalnya tanah pelapukan dan curah hujan yang masih tinggi, maka untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda yang lebih besar, direkomendasikan upaya adaptasi terhadap kondisi geologi setempat sebagai berikut:
Peningkatan kewaspadaan saat bencana:
a. Warga, aparat maupun tim yang bertugas untuk evakuasi harus mengantisipasi potensi longsoran susulan mengingat daerah tersebut masih rawan longsor serta potensi curah hujan yang tinggi;
b.Masyarakat disekitar lokasi bencana/bahaya sebaiknya diungsikan dulu ketempat yang lebih aman;
c. Jika turun hujan sebaiknya aktifitas disekitar lokasi bencana dihentikan dan penduduk/warga diungsikan untuk sementara;
d.Evakuasi dan pembersihan tumpukan material longsor pada lereng pemukiman terdampak menghindari terbendungnya aliran dari atas lereng yang berpotensi terjadinya longsor susulan dan atau potensi banjir bandang.
Upaya mitigasi untuk menjaga kestabilan lereng pasca terjadinya gerakan tanah / longsor
a. Penanaman pepohonan berakar kuat dan dalam untuk memperkuat lereng;
b. Membangun wilayah buffer/penyangga antara tebing dengan lahan pemukiman;
c. Pemotongan lereng yang tidak terlalu tegak dan harus mengikuti kaidah-kaidah geologi teknik;
d. Melandaikan lereng, mengatur drainase dan memperkuat kestabilan lereng dengan membangun sengkedan pada lereng, pembuatan penahan lereng/retaining wall yang sesuai dengan kaidah keteknikan;
e. Penataan drainase (sistem aliran air permukaan dan buangan air limbah rumah tangga), sebagai berikut:
Menata ulang alur drainase dari pemukiman diatas lereng untuk menjauhi lereng terjal ;
Saluran, agar dibangun dengan kedap air (ditembok dan pemipaan), untuk menghindari peresapan air langsung ketanah yang dapat memicu terjadinya gerakan tanah;
Saluran air agar dibuat lebih dalam dan lebar untuk menampung debit air yang lebih banyak pada musim hujan;
Drainase jalur jalan agar dibuat kedap air.
GERAKAN TANAH 9 JANUARI 2021 : DESA CIAHANJUANG-CIMANGGU-SUMEDANG
Magnituda: 6.2
Waktu: 15 Januari 2021, pukul 01:28:17 WIB Lokasi pusat gempa bumi terletak di darat Koordinat: 2,98°LS dan 118,94°BT Kedalaman 10 km
Sumber: BMKG
GEMPA BUMI MAJENE – SULAWESI BARAT
Sebaran pusat gempa bumi
merusak di Pulau Sulawesi. Tanda bintang merah merupakan pusat gempa bumi tanggal 15-1-2021.
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di sekitar lokasi pusat gempa bumi berupa sesar naik
Jalur sesar naik ini berasosiasi dengan lipatan (fold thrust belt) yang banyak terdapat di bagian barat Provinsi Sulawesi Barat. Jalur sesar naik ini diperkirakan menerus ke arah darat.
Gempa bumi akibat sesar naik di bagian barat Provinsi Sulawesi Barat pernah memicu terjadinya tsunami pada tahun 1928, 1967, 1969 dan 1984.
ANALISIS PENYEBAB GEMPA BUMI MAJENE 15-1-2021
Kedudukan bidang sesar dari data Mekanisme sumber dari USGS Amerika Serikat :
Strike N 28°E, dip 21° dan rake 104°
21°Sudut landai
Kedudukan bidang sesar dari data Mekanisme sumber dari GFZ Jerman :
Strike N 351°E, dip 16° dan slip 94°
16°Sudut landai