• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. I. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. I. Latar Belakang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

I. Latar Belakang

Sebagai seorang manusia tentunya tidak bakalan lepas dengan manusia yang lainnya, karena kita adalah makhluk sosial. Untuk itu seorang manusia haruslah dapat berinteraksi dengan yang lain agar dapat hidup, sekarang bagaimanakah cara manusia berinteraksi dengan yang lain? Sebenarnya banyak sekali caranya, tetapi yang paling simpel yaitu berkomunikasi dengan yang lain. Istilah mudah (minimal) mengenai komukasi yaitu bertutur kata antara satu orang dengan yang lainnya, dengan catatan antara kedua orang tersebut harus saling mengerti akan bahasa yang digunakan, dan makna dari bahan yang diperbincangkan.

Pengertian komunikasi di atas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga

persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu faham atau keyakinan, melakukan perbuatan atau kegiatan, dan lain – lain.

Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, dan politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum masehi. Akan tetapi, studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20 ketika dunia dirasakan semakin kecil akibat reolusi industri dan revolusi teknologi elektronik, setelah ditemukan kapal api, pesawat terbang, listrik, telepon, surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya maka para cendekiawan pada abad sekarang baru menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science).

(2)

Adapun proses komukasi menurut Onong Uchjana Effendy terbagi menjadi dua, yaitu : proses komunikasi secara primer dan skunder. Komunikasi secara primer yaitu; proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang pada model ini adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya. Komunikasi secara skunder yaitu; proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televise, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.1

Kali ini yang disorot oleh penulis adalah komunikasi skunder, lebih spesifik lagi yaitu mengenai komunikasi yang berbasis menggunakan radio atau televisi sebagai alat bantunya (media kedua). Dunia Broadcasting

(penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat. Aktivitas penyiaran tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi, tetapi ia juga memiliki peran sosial yang tinggi sebagai medium komunikasi.

Broadcasting adalah sebuah penyiaran yang menggunakan media massa yaitu radio atau televisi sebagai media kedua. Medium radio dan televisi merupakan sarana komunikasi massa yang kemunculannya terjadi sebagai akibat dari revolusi di bidang elektronika. Bagaimana proses penyiaran berlangsung? pada prinsipnya sama dengan proses komunikasi. Proses komunikasi terjadi sejak ide itu diciptakan sampai dengan ide itu disebarluaskan. Langkah – langkahnya meliputi penggagas ide dalam hal ini komunikator, kemudian ide itu diubah menjadi suatu bentuk pesan yang dapat dikirimkan baik verbal dan nonverbal melalui saluran dan atau sarana

1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 9-16

(3)

komunikasi yang memungkinkan pesan itu mampu menjangkau khalayak luas.

II. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis menemukan hal – hal yang sekiranya layak untuk diperbincangkan, yaitu:

a.

Sejarah Media Dalam

Broadcasting

b.

Macam – Macam Hal Yang Diperlukan Dalam

Broadcasting

(4)

BAB II

I.

Pembahasan

a.

Sejarah Media Dalam

Broadcasting

Berbagai penelitian komunikasi dapat dilihat dari dua persepektif, yang bersifat ilmu atau teori dan bersifat praktis. Karena objek subtansinya maupun objek formal dan operasional bersangkutan dengan perilaku manusia, maka ilmu – ilmu yang mendasarinya ialah ilmu – ilmu social dasar. Landasan ilmu komunikasi ini jelas tergambarkan dalam “Pohon Komunikasi” yang melahirkan Grand Theory dan berbagai model teori.

Paparan ini membicarakan salah satu elemen terpenting dalam proses komunikasi: media, yang merupakan perantara antara pengirim pesan atau komunikator (sender) dan penerima pesan atau komunikan (receiver). Media biasanya bertujuan memfasilitasi memfasilitasi komunikasi antar tempat (jarak) tanpa harus disaksikan langsung secara fisik. Yang lebih bermakna adalah media sebagai penyampai informasi, media sebagai wadah kritis masyarakat, media sebagai wadah untuk memenuhi rasa keingintahuan pelaku atau konsumen sebagai manusia social.2 Berikut ini adalah sejarah media yang digunakan dalam Broadcasting:

1. Radio

2 Ludwig Suparmo, Aspek Ilmu Komunikasi Dalam Public Relations, (Jakarta: PT Indeks, 2011), hlm. 25

(5)

Perkembangan radio dimulai dari penemuan phonograph

(gramofon), yang juga bisa digunakan memainkan rekaman, oleh Edison pada tahun 1877. Pada saat yang sama James Clerk Maxwell dan Helmholz melakukan eksperimen elektro magnetik untuk mempelajari fenomena yang kemudian dikenal sebagai gelombang radio. Keduanya menemukan bahwa gelombang radio merambat dalam bentuk bulatan, sama seperti ketika kita menjatuhkan sesuatu pada air yang tenang. Riak gelombang yang dihasilkan akibat benda yang jatuh tersebut secara sederhana dapat menggambarkan bagaimana gelombang radio merambat. Jumlah gelombang radio diukr dalam satuan Hertz. Adalah Marconi, orang yang kemudian memanfaatkan kedua penemuan diatas untuk mengembangkan system komunikasi melalui gelombang radio pada tahun 1896. Usaha Marconi ketika itu baru berhasil pada tahap mengirimkan gelombang radio secara on and off, sehingga baru bisa menyiarkan kode telegraf. Lee de Frost lalu menemukan vacuum tube pada tahun 1906.

Vacuum tube mampu menangkap signal radio sekalipun lemah. Pada tahun yang sama Reginald Fessenden menciptakan penyiaran pertama dengan menggunakan telepon sebagai mikrofon. Siaran radio secara regular dimulai pada tahun 1912 oleh Charles Herrold. Perkembangan penyiaran radio selanjutnya dilanjutkan dengan penayangan iklan pada siaran pada tahun 1922 oleh stasiun AT&T, di AS. AT&T memakai sistem operasi telepon, yakni semua pengiklan dikenai sejumlah tariff siaran yang disebut toll broadcasting. Seiring dengan perkembangan siaran jaringan, pemerintah dan pengusaha elektronik lokal mulai memprotes dominasi AT&T. atas desakan anti monopoli, stasiun siaran AT&T dijual kepada Radio Corporation of America (RCA).

Perkembanagn siaran radio selanjutnya dilakukan oleh RCA yang pada tahun 1926 membuat jaringan NBC (the National Broadcasting Corporation), system siaran jaringan ini membuat biaya siaran pada tiap stasiun menjadi murah. Pada awal tahun 1960, siaran radio memasuki

(6)

masa penting dengan dikembangkannya teknologi siaran menggunakan frekuensi FM.

2.Televisi

Pada tahun 1927 Fransworth dan AT&T mendemonstrasikan penemuan televise dihadapan public. Sejak saat itu, TV menjadi media massa. Pertanyaan yang mungkin dielaborasi adalah: “kapan pertama kali penyiaran TV dilakukan?” jawaban atas pertanyaan tersebut sangatlah relative. Penyiaran TV secara elektrik pertama kali dilakukan pada tahun 1936 oleh British Broadcasting Corporation. Sedangkan di Jerman penyiaran pertama terjadi 11 Mei 1936, stasiun TV itu kemudian diberi nama Nipko, sebagai penghargaan terhadap Paul Nipko (ilmuan & penemu alat TV). Di AS sendiri penyiaran baru dilakukan pd 1939 secara berlangganan oleh NBC dan CBS (TV komersial). Hal ini berbeda dengan Indonesia, dimana penyiaran dimulai dari TV public (TVRI) baru kemudian diikuti TV komersial (RCTI). NBC diuji pertama kali pada bulan April 1935, ssementara CBS pada tahun 1937 mengalokasikan dana US$2 juta untuk melakukan uji caba system TV, dan berhasil melakukan siaran publk pada tahun 1939.3

b.

Macam – Macam Hal Yang Diperlukan Dalam

Broadcasting

Broadcasting merupakan salah satu wujud komunikasi skunder, oleh karena itu hal yang diperlukan dalam Broadcasting sama dengan hal yang diperlukan dalam komunikasi skunder. Yaitu:

1) Sender / Komunikator

3 Muhammad Mufid, Komunikasi & Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana,, 2007), hlm. 25-30

(7)

Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang, istilah lannya adalah penyiar.

2) Message

Pesan yang merupakan seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan oleh komunikator, (isi Broadcasting).

3) Media

Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke komunikan. Dalam hal ini siifat media adalah yang dapat menyebarkan ke khalayak ramai (media massa), misalnya radio atau televise.

4) Komunkan

Seseorang yang menerima pesan, bisa dibilang pendengar ataupun penonton siaran.

5) Efek

Imbas dari hasil kegiatan Broadcasting.4

c.

Tujuan dan Manfaat

Broadcasting

Broadcasting adalah suatu kegatan manusia bukan hewan , tumbuhan, ataupun syetan. Maka tujuan dan manfaatnya juga yang berhubungan dengan manusia. Karena objek kajian kita adalah manusia akibatnya kita mendapati berbagai macam tujuan dan manfaat

Broadcasting pada diri masing – masing manusia tersebut, hal ini disebabkan beragamnya cara pandang seorang manusia dalam menilai suatu kegunaan sebuah benda. Berikut adalah tujuan dan manfaat yamng sekiranya bersifat umum pada masing – masing manusia:

(8)

1. Komersial, hal tersebut dkuatkan akan paparan sejarah yang menyatakan “ pada tahun 1919 Frank Conrad secara regular menyiarkan produk – produk sebuah dartemen store di AS.”5

2. Informasi, tujuan yang satu ini tanpa adanya bukti sejarah sudah bisa dipahami. Yang namanya manusia pasti haus akan informasi, dengan adanya kegiatan Broadcasting khalayak ramai menjadi lebih mudah akan mendapatkan informasi.

3. Pendidikan, semakin canggingnya sebuah alat elektronik pasti dapat digunakan sebagai penunjang akan penddikan yang ada. Dengnan adanya Broadcasting seseorang akan lebih mudah mendapat informasi yang kemudian diolah dan diserap oleh manusia menjadi sebuah pengetahuan.

Menurut Harold Laswell sebuah sistim komunikasi memliki tiga fungsi yaitu: penjagaan lingkungan yang mendukung; pengaitan berbagai komponen masyarakat agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan; serta pengalihan warisan social. Wilbur Schramm menggunakan istlah lebih sederhana, yakni system komunkasi sebagai penjaga, forum, dan guru. Ia dan sejumlah pakar menambahkan fungsi keempat yaitu; sebagai sumber hiburan.6

II.

Komentar Pribadi

Sebelumnya pemakalah ingin mencoba menjelaskan mengapa pemakalah membuat makalah yang seperti ini, sedangkan judulnya adalah “Broadcasting Dalam Perspektf Filsafat Ilmu.”

Menurut Immanuel Kant, Filsafat ialah pengetahuan yang menjadi pokok pangkal pengetahuan, yang di dalamnya tercangkup masalah

5 Muhammad Mufid, Op. Cid., hlm. 25-26

6 William L. Rivers, dkk, Media & Masyarakat Modern, (Jakarta: Kencana, 2008) hlm. 33-34

(9)

epistemology (Filsafat Pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.7 Jadi berfikir secara filsafat adalah model berfikir yang mendalam atas segala sesuatu atau objek kajian. Untuk itu, pemakalah menggunakan pemikiran tersebut dalam pembuatan makalah ini sehinga yang difokuskan pemakalah adalah pada tema utama yaitu Broadcasting. Adapun mengenai ontology, epistimologi, dan aksiologi yang menjadi syarat utama pembuatan makalah apakah sudah terkandung dalam pemaparan pemakalah? Sekali lagi menurut pemakalah tentu saja ada.

Sekarang coba kiata cermati, epistemologi berusaha menjawab bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Cara atau tehnik atau sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? Ontologis membahas tentang apa yang ingin diketahui. Ontologi menganalisa tentang objek apa yang diteliti ilmu? Bagaimana wujud yang sebenar-benarnya dari objek tersebut? bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (misalnya: berpikir, merasa dan mengindera) yang menghasilkan pengetahuan? Sedangkan aksiologi membahas tentang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatkannya. Semua itu bagi pemakalah sudah termaktub dalam pemaparan di atas, dimulai dari awal hingga akhir.

Broadcasting adalah sebuah ilmu yang tidak bisa dilepaskan dengan ilmu komunkasi. Hal ini sudah jelas, bila dibaratkan sebuah pohon broadcasting merupakan buahnya dan ilmu komunikasi adalah pohon tersebut. Broadcasting adalah wujud dari hasil ilmu komunikasi sehingga dalam mempelajarinya, jika kita telah mempelajari ilmu komunkasi secara mendalam pastilah kita tidak akan kebingungan dalam mempelajari broadcasting. Dan untuk ilmu komunikasi itu sendiri bisa kita fahami

7 Surajito, Filsafat Ilmu & Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 4

(10)

dengan mudah apabila kita telah menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari atau paling tidaknya kita telah melihat contoh konkritnya.

BAB III

I.

Kesimpulan

Broadcasting merupakan sebuah model komunikasi secara skunder. Letak perbedaan antara broadcasting dengan ilmu komunikasi secara skunder adalah pada media yang digunakan, yaitu: pada medel komunikasi skunder media yang digunakan bisa berupa media elektronik atau non elektronik sedangkan dalam broadcasting hanya sebatas pada media elektronik saja.

(11)

Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat. Aktivitas penyiaran tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi, tetapi ia juga memiliki peran sosial yang tinggi sebagai medium komunikasi. Komunikasi dapat didefinisikan sebagi proses penyampaian ide, gagasan dan atau opini dari seseorang yang disebut komunikator ditujukan kepada sejumlah sasaran. Penyiaran merupakan suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi, yang diselenggarakan oleh organisasi penyiaran radio dan televisi. Output dari organisasi penyiaran adalah siaran. Medium radio dan televisi merupakan sarana komunikasi massa yang kemunculannya terjadi sebagai akibat dari revolusi di bidangelektronika.

II.

Penutup

Sekianlah pembahasan pemakalah mengenai “Broadcasting Dalam Perspektf Filsafat Ilmu.” Yang namanya manusia pastilah ada kekurangn yang melekat pada manusia tersebut, untuk itu pemakalah mohon maaf atas kekurangan dalam penulisan makalah ini. Mengenai pelajaran yang dapat diambil, pemakalah akan amat senang jika hal tersebut dapat dimanfaatkan dalam keseharian.

Daftar kepustakaan

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 9-16

Mufid, Muhammad, Komunikasi & Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana,, 2007), hlm. 25-30

(12)

Rivers, William L., dkk, Media & Masyarakat Modern, (Jakarta: Kencana, 2008) hlm. 33-34

Suparmo, Ludwig, Aspek Ilmu Komunikasi Dalam Public Relations, (Jakarta: PT Indeks, 2011), hlm. 25

Surajito, Filsafat Ilmu & Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, analisis dikhususkan untuk memahami makna tekstual dalam pemberitaan investasi miras pada media CNN Indonesia melalui analisis (1)

Konsep tersebut menjelaskan bahwa hukum memberikan kebahagiaan sebesar-besarnya kepada orang sebanyak-banyaknya, kebahagiaan dalam hal ini adalah pemenuhan hak-hak kepada

Peneliti memilih untuk melakukan penelitian mengenai efektivitas komunikasi eksternal dalam menerapkan manajemen data di EPTC ini adalah karena adanya fenomena atau permasalahan

Work family conflict berpengaruh terhadap stres kerja dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wirakristama (2011) bahwa konflik peran ganda berpengaruh

Dari deskripsi di atas, subjek perempuan berkemampuan tahfidz tinggi (SPTT) pada aspek generalisasi memenuhi kriteria sesuai dengan indikator pada rubrik observasi

tidak melakukan sesuatu). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dijelaskan kebijakan publik yang berkaitan dengan pemerintahan, apapun yang dilakukan atau tidak

Untuk mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan penguasaan pajak antara Pusat dan Daerah telah diatasi dengan adanya perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah (dengan

4.12.2 Menyusun teks khusus dan bentuk pesan singkat, dan pengumuman/ pemberitahuan (notice), sangat pendek dan sederhana, terkait kegiatan sekolah, dengan memperhatikan fungsi