• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Vitamin B12

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Vitamin B12"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I VITAMIN B12

I. PENGERTIAN

Anda mungkin sering mendengar vitamin B. Uniknya dari vitamin B adalah ada banyak jenis vitamin B yang bermanfaat bagi tubuh. Sebenarnya, ada 8 jenis vitamin B yang memiliki fungsi yang berbeda-beda yaitu :

1. Vitamin B1 (Tiamin). 2. Vitamin B2 (Riboflavin). 3. Vitamin B3 (Niasin).

4. Vitamin B5 (Pantothenic Acid). 5. Vitamin B6 (Piridoksin). 6. Vitamin B7 (Biotin). 7. Vitamin B9 (Folat).

(2)

Dan jenis vitamin yang mungkin sering Anda dengar adalah Vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6 atau vitamin B12.

Vitamin B12, disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin larut air yang berperan penting dalam berfungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta dalam pembentukan darah. Vitamin ini merupakan salah satu dari delapan vitamin B. Umumnya, vitamin ini terlibat dalam metabolisme setiap sel dalam tubuh, terutama pengaruhnya pada sintesis dan regulasi DNA serta pada sintesis asam lemak dan produksi energi.

Vitamin B12 merupakan kumpulan senyawa-senyawa yang terhubung secara kimia, yang semuanya memiliki aktivitas sebagai vitamin. Secara struktur, vitamin B12 adalah vitamin yang paling kompleks dan mengandung elemen kobal yang jarang tersedia secara biokimia. Biosintesis dari struktur dasar vitamin ini hanya dapat dilakukan oleh bakteri, namun konversi antara bentuk-bentuknya yang berbeda dapat terjadi dalam tubuh. Suatu bentuk sintesis yang umum dari vitamin ini, sianokobalamin, tidak terjadi di alam, namun digunakan dalam banyak sediaan farmasi dan suplemen, dan juga sebagai bahan tambahan makanan karena kestabilannya dan harganya yang lebih murah. Dalam

(3)

tubuh, vitamin ini diubah menjadi bentuk fisiologisnya, metilkobalamin dan adenosilkobalamin, dengan membuang gugus sianida nya walaupun dalam konsentrasi minimal. Baru-baru ini, hidroksokobalamin (suatu bentuk kobalamin yang dihasilkan dari bakteri), metilkobalamin, dan adenosilkobalamin juga dapat ditemukan pada produk farmakologi dan suplemen makanan yang mahal. Kegunaaan dari zat-zat ini masih diperdebatkan.

Dalam sejarahnya, vitamin B12 ditemukan dari hubungannya dengan penyakit anemia pernisius, sebuah penyakit otoimun yang menghancurkan sel-sel parietal dalam perut yang mensekresi faktor intrinsik. Faktor intrinsik ini sangat penting dalam absorpsi normal vitamin B12, sehingga kekurangan faktor intrinsik, yang tampak pada anemia pernisius, disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Sejak saat itu, banyak jenis-jenis kekurangan vitamin B12 lain yang lebih tidak kentara, berikut efek biokimianya, telah berhasil diuraikan. (“ http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Vitamin_B12&oldid=2879989")

(4)

II. SUMBER VITAMIN B12

Sumber utama kobalamin antara lain daging beserta produk olahannya, ginjal, hati, kerang, ketam, kepiting, ikan (salmon, tuna), berbagai makanan laut (seafood) lain, unggas, dan telur. Juga susu dan produk olahannya.

Sumber lainnya adalah miso (produk fermentasi kedelai, semacam tauco) dan tempe (terutama yang dibuat secara tradisional). Pada tempe buatan pabrik tidak ditemukan kobalamin. Bagi kaum vegetarian yang akan meningkatkan jumlah vitamin B12, dapat makan sereal ataupun susu kedelai yang diperkaya dengan vitamin dan mineral.

Orang yang hanya makan sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur untuk satu harinya. Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan semua produk dari hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12.

III. FUNGSI VITAMIN B12 Fungsi vitamin B12 adalah :

(5)

 mencegah penyakit jantung,

 mencegah penyusutan otak yang dapat menyebabkan daya ingat menurun.

 memelihara dan melindungi lapisan yang mengelilingi saraf dan mendorong pertumbuhannya secara normal.

 Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang.  Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat

membantu pembentukan sel-sel darah merah dan sel darah merah terjaga agar tetap sehat

IV. PENYEBAB DEFISIENSI VITAMIN B12

Ada sejumlah faktor penyebab defisiensi vitamin B12. Misalnya :

1. Karena asupan vitamin lewat makanan kurang. Jumlah yang ditelan sedikit, atau kurang memenuhi standar yang ditetapkan. Ini bisa terjadi pada mereka yang “alergi” makanan hewani, yang notabene merupakan sumber kobalamin (nama lain vitamin B12).

2. Pola makan vegetarian (hanya makan dari sumber nabati) juga dapat menjadi faktor penyebab kekurangan vitamin ini. Sebab, vitamin B12

(6)

ditemukan dalam produk hewan, dan jarang terdapat pada makanan nabati, kecuali kalau bahan itu berasal dari rumput laut atau yang terkontaminasi oleh feses. Beberapa rumput laut mengandung kobalamin kecuali spirulina karena hampir seluruh vitamin B12 pada spirulina merupakan analog.

Makanya, mereka yang menganut pola makan vegetarian (pantang susu, telur, daging) menjadi berisiko kekurangan vitamin ini. Hampir sepertiga vegetarian yang berusia di atas 60 tahun tidak mampu lagi menyerap Vitamin B12 ketika mereka makan daging dan produk susu. Hal ini karena perut mereka tidak cukup menghasilkan asam lambung, bahan pemecah bahan makanan supaya Vitamin B12 dapat disimpan dalam tubuh (hati dan ginjal) hingga diperlukan lagi. Tanpa asam lambung, orang yang menyantap menu dengan Vitamin B12 dalam jumlah cukup pun bisa mengalami defisiensi.

(7)

3. Akibat kelebihan vitamin C

Kobalamin merupakan senyawa larut dalam air dari keluarga vitamin B. Tidak seperti vitamin B lainnya yang tidak dapat disimpan dan harus digantikan setiap hari, B12 dapat disimpan cukup lama dalam hati dan ginjal. Kekurangan vitamin B12 tidak saja terjadi karena asupannya yang kurang. Asupan vitamin lain berlebihan pun dapat mengakibatkan defisiensi B12. Misalnya, karena berlebihan mengkonsumsi vitamin C.

Kebiasaan makan vitamin C dosis tinggi bisa mengubah sejumlah kobalamin menjadi analognya. Celakanya, di antara analog vitamin B12 itu ada yang berdaya kerja antivitamin B12. Kalau hal ini berlarut-larut, akan terjadi defisiensi kobalamin.

Herbert dkk. dalam penelitian dampak kebiasaan makan vitamin C dosis tinggi, melaporkan bahwa mengkonsumsi vitamin C sebanyak 500 mg sudah menunjukkan pengaruh negatif terhadap vitamin B12. Sementara itu Hines menyebutkan, penggunaan vitamin C dosis tinggi (1 g sekali makan), mudah sekali memicu terjadinya kasus defisiensi.

Konsumsi zat besi dan zat gizi lain yang bersifat antioksidan (vitamin A, vitamin E, selenium) dilaporkan juga dapat mengubah vitamin B12 menjadi analognya. Sehingga secara teoritis bisa pula memicu timbulnya defisiensi vitamin B12.

4. Mereka yang memiliki kondisi malabsorpsi (usus halus mengalami kesulitan untuk menyerap sari-sari makanan),

5. Penderita HIV,

(8)

7. Wanita yang telah memasuki tahap menopause, dan pecandu alkohol. V. AKIBAT DEFISIENSI VITAMIN B12

Akibat yang ditimbulkan karena defisiensi Vitamin B12 adalah ; 1. Anemia

Banyak sekali fungsi kobalamin dalam tubuh. Vitamin ini dikenal sebagai penjaga nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia (kurang darah) dengan membentuk sel darah merah. Karena peranannya dalam pembentukan sel, defisiensi kobalamin bisa mengganggu pembentukan sel darah merah, sehingga menimbulkan berkurangnya jumlah sel darah merah, Akibatnya, terjadi anemia.

Gejalanya meliputi :

 kelelahan, lemah, letih, lesu dan lalai.  kehilangan nafsu makan,

 diare, dan

 murung.

2. Pernicious anemia.

Defisiensi berat vitamin B12 potensial menyebabkan bentuk anemia fatal yang disebut Pernicious anemia. Soalnya, vitamin B12 bisa disimpan dalam tubuh (hati dan ginjal), dan hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, timbulnya gejala defisiensi berat itu perlu waktu lima tahun atau lebih. Ketika gejalanya muncul ke permukaan, biasanya pada usia pertengahan, defisiensi itu lebih karena penyakit pencernaan atau gangguan penyerapan

(9)

daripada karena menu yang miskin vitamin B12, kecuali bagi yang vegetarian berat.

Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) disebut anemia megaloblastik. Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan sel darah merah.

Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia

megaloblastik. Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan abnormal (megaloblas). Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal. Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut. Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker (misalnya metotreksat, hidroksiure,

Adapun Proses terjadinya anemia pernesiosa adalah Vitamin B12 dalam keadaan normal telah diserap di bagian akhir usus halus yang menuju ke usus besar (ilium). Supaya dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik (suatu protein yang dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin ini ke ilium, menembus dindingnya dan masuk kedalam aliran darah. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus dan dibuang melalui tinja. Pada anemia pernisiosa, lambung tidak dapat membentuk faktor intrinsik, sehingga vitamin B12 tidak dapat diserap dan terjadilah anemia, meskipun sejumlah besar vitamin dikonsumsi dalam makanan sehari-hari.

(10)

Selain karena kekurangan faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan vitamin B12 adalah:

 Pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin B12.

 Penyakit tertentu (misalnya penyakit Chorn)

 Pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserap.

 Vegetarian.

3. Terjadi gangguan pada sistem syaraf

Vitamin B12 juga merupakan koenzim penting yang dibutuhkan untuk sintesa DNA yang mengontrol pembentukan sel-sel baru. Pun vitamin B12 vital dalam mencegah kerusakan sistem saraf dengan membantu pembentukan mielin pada urat saraf. Sementara itu penyebab kerusakan sistem saraf kemungkinan karena defisiensi gugus metil lantaran tidak mampu mensintesis metionin (salah satu asam amino) dan S-adenosil \ metionin. Karena berperan dalam melindungi fungsi saraf, defisiensi kobalamin bisa menimbulkan pembentukan sel saraf terganggu, dan mengakibatkan kerusakan sistem saraf.

Gejalanya :

 kebodohan karena sistem saraf terganggu,

 demielinasi (kerusakan asam lemak mielin pada akson saraf) yang menyebar dan progresif.

(11)

 gampang bingung,  delusi (berkhayal),  kelelahan,

 kehilangan keseimbangan,  refleks menurun, mati rasa,  geli di tangan dan kaki,  serta pendengaran terganggu.  Kesemutan di tangan dan kaki.

 Hilangnya rasa ditungkai, kaki dan tangan.  Pergelangan kaku.

Gejala lainnya adalah :

 buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru  luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar  penurunan berat badan

 warna kulit menjadi lebih gelap  linglung

 Depresi

 penurunan fungsi intelektual. 4. Terganggunya pertumbuhan.

Pengaruh defisiensi B12 pada anak adalah terganggunya pertumbuhan. Suatu penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang vegetarian mengalami gangguan pertumbuhan (kerdil) karena asupan B12

(12)

tidak memadai. Selain meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal, vitamin B12 juga memelihara kesuburan.

5. Gampang marah dan tersinggung.

VI. KELEBIHAN VITAMIN B12

Sangat kadang-kadang telah ditemukan kasus kelebihan vitamin B12 atau cobalamin di tingkat darah yang melebihi batas yang direkomendasikan. Fenomena ini umumnya dianggap berasal dari suplemen yang berlebihan oleh konsumsi minuman energi diperkaya dengan cobalamin, suplemen oral atau injeksi intramuskular. Namun, ada kesempatan ketika tingkat ekstrim vitamin B12 adalah melihat yang tampaknya timbul dari sebab-sebab alamiah dijelaskan. Dengan tidak adanya alasan terbukti diasumsikan bahwa ini adalah hasil dari suatu proses metabolisme rusak. Kesulitan dalam penyerapan B12 terletak pada garis pemisah tipis antara daya serap maksimum dan tunjangan harian yang disarankan.

Umumnya orang dewasa melewati usia 50 memiliki kemampuan yang rendah untuk menyerap vitamin B12 karena daya serap terganggu. Hal ini karena penurunan produksi asam lambung yang diperlukan untuk mengasimilasi vitamin. Masalah lain yang berhubungan dengan gastritis kronis yang mengganggu kemampuan lapisan perut untuk menyerap itu. Kasus-kasus seperti harus mengandalkan suplemen dan makanan yang diperkaya untuk memenuhi persyaratan yang direkomendasikan. Atau tingkat yang tepat dari vitamin B12 diperoleh melalui suplemen B12 oral atau suntikan.

(13)

Hal ini diyakini bahwa vitamin B12 memiliki kemampuan yang sangat rendah untuk menjadi beracun Menurut Institute of Medicine,. 'Tidak ada efek samping telah dikaitkan dengan kelebihan asupan vitamin B12 dari makanan dan suplemen. Karena kurangnya efek samping, ada penelitian yang serius telah dilakukan dalam kasus-kasus yang berlebihan vitamin B12.

(14)

BAB II

I. DIAGNOSA

Biasanya, kekurangan vitamin B12 terdiagnosis pada :

 Pemeriksaan darah rutin untuk anemia. Pada contoh darah yang dibawah mikroskop, tampak megaloblas (sel darah merah berukuran besar). Juga dapat dilihat perubahan sel darah putih dan trombosit, terutama jika penderita telah menderita anemia dalam jangka waktu yang lama.

 Jika diduga terjadi kekurangan, maka dilakukan pengukuran kadar vitamin B12 dalam darah dan jika sudah pasti terjadi kekurangan vitamin B12, bisa dilakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya. Biasanya pemeriksaan dipusatkan kepada faktor intrinsik:

1. Contoh darah diambil untuk memeriksa adanya antibodi terhadap faktor intrinsik. Biasanya antibodi ini ditemukan pada 60 – 90 % penderita

anemia pernisiosa.

2. Pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu analisa lambung. Dimasukkan sebuah selang kecil (selang nasogastrik) melalui hidung, melewati tenggorokan dan masuk ke dalam lambung. Lalu disuntikkan pentagastrin (hormon yang merangasang pelepasan faktor intrinsik) ke

dalam sebuah vena. Selanjutnya diambil contoh cairan lambung dan diperiksa untuk menemukan adanya faktor intrinsik.

(15)

1. Diberikan sejumlah kecil vitamin B12 radioaktif per-oral (ditelan) dan diukur penyerapannya.

2. Kemudian diberikan faktor intrinsik dan vitamin B12, lalu penyerapannya diukur kembali.

Jika vitamin B12 diserap dengan faktor intrinsik, tetapi tidak diserap tanpa faktor intrinsik, maka diagnosisnya pasti anemia pernisiosa.

II. PENGOBATAN

1. Lewat oral atau injeksi

Sesungguhnya tidak sulit untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin B12 dalam jumlah memadai dari sumber makanan, karena tubuh hanya membutuhkannya dalam jumlah sedikit sekali. Karena itu sesungguhnya tak perlu suplemen, kecuali kalau dokter menganjurkan.

Dokter sering memberikan resep bagi mereka yang mempunyai masalah dengan penyerapan vitamin B12. Upaya untuk mengatasi kekurangan kobalamin dapat dilakukan dengan memberikan 1 mikrogram kobalamin (bentuk tablet atau cairan) per hari secara oral. Hal ini dilakukan kalau mengalami defisiensi akibat asupan B12 dari makanan kurang. Sedangkan kalau terjadinya defisiensi gara-gara penyerapan tidak memadai, terapinya bisa lewat injeksi dengan 1 mikrogram per hari. Dosis tunggal injeksi 100 mikrogram atau lebih dapat menyembuhkan setiap defisiensi vitamin B12, dengan catatan tidak ada komplikasi dengan penyakit nonsistemik atau faktor lain. Penyembuhan dengan cara ini bisa bertahan selama hidup dengan menyuntikkan 100 mikrogram vitamin B12 tiap bulan. Pemberian kobalamin

(16)

dosis tinggi pun dianggap aman, karena kelebihannya akan dikeluarkan dari tubuh lewat urine.

Pengobatan kekurangan vitamin B 12 atau anemia pernisiosa adalah pemberian vitamin B12. Sebagian besar penderita tidak dapat menyerap vitamin B12 per-oral (ditelan), karena itu diberikan melalui suntikan. Pada awalnya suntikan diberikan setiap hari atau setiap minggu, selama beberapa minggu sampai kadar vitamin B12 dalam darah kembali normal.

Selanjutnya suntikan diberikan 1 kali/bulan.

Penderita harus mengkonsumsi tambahan vitamin B12 sepanjang hidupnya. Bagi ibu hamil atau menyusui Ada patokan tertentu yang mesti diikuti. Kebutuhan fisiologis normal untuk orang dewasa sebanyak 2 mikrogram vitamin B12 per hari. Nah, sebagai pengganti vitamin yang diambil oleh janin atau bayi, wanita hamil dan menyusui membutuhkan asupan lebih tinggi. Selama akhir masa pertengahan hamil, janin mengambil kira-kira 0,2 mikrogram per hari dari cadangan ibunya. FAO maupun WHO menyarankan penambahan asupan vitamin B12 bagi wanita hamil 0,3 mikrogram per hari (sehingga kebutuhannya menjadi 2,3 mikrogram/hari). Untuk wanita menyusui, asupan menjadi 2,5 mikrogram per hari, 0,3 mikrogram di antaranya akan pindah ke air susu ibu (ASI).

III. PENCEGAHAN

Jika penyebabnya adalah asupan yang kurang, maka anemia ini bisa dicegah melalui pola makanan yang seimbang.

(17)

BAB III KESIMPULAN

1. Vitamin B12, disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin larut air yang berperan penting dalam berfungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta dalam pembentukan darah.

2. Sumber utama kobalamin (vit B12) antara lain daging beserta produk olahannya, ginjal, hati, kerang, ketam, kepiting, ikan (salmon, tuna), berbagai makanan laut (seafood) lain, unggas, dan telur. Juga susu dan produk olahannya.

3. Fungsi vitamin B12 adalah :

 untuk mengubah karbohidrat, protein dan lemak menjadi energi,  mencegah penyakit jantung,

 mencegah penyusutan otak yang dapat menyebabkan daya ingat menurun.

 memelihara dan melindungi lapisan yang mengelilingi saraf dan mendorong pertumbuhannya secara normal.

 Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang.

 Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah dan sel darah merah terjaga agar tetap sehat

(18)

4. Faktor penyebab defisiensi vitamin B12

 Karena asupan vitamin lewat makanan kurang

 Pola makan vegetarian (yang hanya mengkonsumsi sumber nabati saja)

 Kelebihan Vit C

 Mereka yang memiliki kondisi malabsorpsi (usus halus mengalami kesulitan untuk menyerap sari-sari makanan),

 Penderita HIV,

 Orang-orang yang mengalami depresi,

 Wanita yang telah memasuki tahap menopause, dan pecandu alkohol.

5. Akibat defisiensi vitamin B12 : Anemia, Pernicious anemia, terjadi gangguan pada system syaraf, terganggunya pertumbuhan dll.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI BESI, ASAM FOLAT, VITAMIN B 12 DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA PELAJAR PUTRI SMK MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA.. Pendahuluan :

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Sartika mendapat kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara asupan vitamin B12 dalam makanan terhadap kadar Hb pada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan asupan protein, zat besi, asam folat, vitamin B12 dan kejadian anemia pada ibu nifas yang melakukan puasa mutih

Defisiensi vitamin B12 dan asam folat dapat mengakibatkan anemia, oleh karena terganggunya sintesis DNA yang menghalangi pembelahan sel dan pembentukan nukleus pada

asupan gizi dari makanan (zat besi, asam folat, protein, vitamin C, ribovlavin, vitamin.. A, seng dan vitamin B12), konsumsi zat-zat penghambat penyerapan besi,

Vitamin B12 terdapat pada daging dan telur, penting untuk membentuk sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen dalam darah.. Kekurangan B12 menyebabkan anemia yang

The significantly higher fasting blood glucose levels in rats receiving fed restricted B12 diet compared to the control group indicated that the Vitamin B12 restricted diet ad libitum

Kekurangan zat besi dianggap penyebab anemia paling umum secara global, tetapi, beberapa faktor lain, seperti kekurangan gizi termasuk folat, vitamin B12, vitamin A, dan vitamin C,