• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI PARASITOID Liriomyza spp. (DIPTERA: AGROMYZIDAE) PADA TANAMAN SAYURAN DI BERBAGAI LOKASI DI JAWA BARAT DIAH TRI BUDIARTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURVEI PARASITOID Liriomyza spp. (DIPTERA: AGROMYZIDAE) PADA TANAMAN SAYURAN DI BERBAGAI LOKASI DI JAWA BARAT DIAH TRI BUDIARTI"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

SURVEI PARASITOID

Liriomyza

spp. (DIPTERA:

AGROMYZIDAE) PADA TANAMAN SAYURAN DI

BERBAGAI LOKASI DI JAWA BARAT

DIAH TRI BUDIARTI

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Survei Parasitoid

Liriomyza spp.pada Tanaman Sayuran di Berbagai Lokasi di Jawa Barat adalah benar karya saya denganarahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, 2014

Diah Tri Budiarti

(4)
(5)

ABSTRAK

DIAH TRI BUDIARTI. Survei Parasitoid Liriomyza spp.(Diptera: Agromyzidae) pada Tanaman Sayuran di Berbagai Lokasi di Jawa Barat Dibimbing oleh AUNU RAUF.

Lalat pengorok daun Liriomyza spp. merupakanhama penting pada tanaman sayuran. Hama yang berasal dari benua Amerika ini diduga masuk ke Indonesia melalui perdagangan bunga potong dan produk sayuran segar dari Eropa. Hama ini telah menyebar pada pertanaman sayuran diberbagai ketinggian di Indonesia.Liriomyza spp. merupakan hama utama pada sayuran di dataran rendah sampai dataran tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis parasitoid yang berasosiasi dengan Liriomyza spp. pada beberapa tanaman inang. Penelitian ini dilakukan di wilayah Jawa Barat dari Juli sampai Desember 2013. Sampel daun diambil dari sentra pertanaman sayuran dan beberapa tanaman hortikultura didataran rendah, sedang, dan tinggi.Jumlah sampel daun diambil sekitar 20-30 dan 30-40 daun yang terserang.Jenis Liriomyza spp.dan parasitoid diamati untuk diidentifikasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tigaspesies

Liriomyzaspp. yaitu L. chinensis, L. huidobrensis,dan L. sativae.L. chinensis

bersifat monofag hanya menyerang bawang daun, sedangkan L. huidobrensismenyerang semua tanaman sayuran dataran tinggi dan L. sativaemenyerang semua tanaman sayuran dataran rendah. Jenis parasitoid yang ditemukan terdapat tujuh spesies yaitu Hemiptarsenus varicornis, Chrysocharis

sp., dan Neochrysocharis sp.merupakan spesies yang dominan hidup di dataran rendah sampai tinggi,Asecodes sp., dan Closterocerus sp. sisanya famili Eucoilidae yang terdiri dari satu spesies yaitu Gronotoma sp. dan famili Braconidae spesies Opius sp.

Kata kunci: Liriomyza spp., parasitoid, pengorok daun.

(6)
(7)

ABSTRACT

DIAH TRI BUDIARTI. Survey Parasitoid of Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae) on Vegetables in Various location of West Java Guided by AUNU RAUF.

Leafminer Liriomyza spp is one of the important pests ofvegetables . These pest is native to Americas and arrived in Indonesia in 1990’s through trade of cut flowers and fresh vegetables from Europe.The pests have spread throughout Indonesia.The purpose of this research was to study diversity of parasitoids associatied with Liriomyza spp on variousvegetable crops .This study was conducted in West Java from July to December 2013.Leaf samples were taken from the center of vegetable crops and some horticultural crops in lowland, medium land and highland.The number of leaf samples taken around 20-30 and 30-40 leaves attacked by Liriomyza spp. and parasitoid and then observed for species identification. From these observations, it was found three species of

Liriomyza spp. and parasitoid and then observed for species identification. From these observations,it was found three species of Liriomyzaspp. Lriomyza chinensis, Liriomyza sativae, and Liriomyza huidobrensis. L. chinensis is monophagous and only attack shallot and green onion, while L. huidobrensis

attack all vegetables from the high land and L.sativae attack all vegetables plants from lowland. Fivespecies of parasitoidswere found.Hemiptarsenus varicornis,Chrysocharissp.and Neochrysocharis sp. were the dominant species living in the lowlands to highlands, Asecodes sp., and Closterocerus sp., The remainingswereGronotoma sp. (Eucolidae) and Opius sp. (Braconidae ).

(8)
(9)

©

Hak Cipta milik IPB, tahun 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

(10)

SURVEI PARASITOID

Liriomyza

spp. (DIPTERA:

AGROMYZIDAE) PADA TANAMAN SAYURAN DI

BERBAGAI LOKASI DI JAWA BARAT

DIAH TRI BUDIARTI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(11)

Judul Skripsi : Survei Parasitoid yang Berasosiasi dengan Liriomyza spp (Diptera: Agromyzidae) pada Tanaman Sayuran di Berbagai Lokasi di Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Diah Tri Budiarti

NIM : A34090063

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Aunu Rauf, MSc. Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Abdjad Asih Nawangsih, M.Si Ketua Departemen

(12)

Judul Skripsi : Survei Parasitoid yang Berasosiasi dengan Liriomyza spp (Diptera: Agromyzidae) pada Tanaman Sayuran di Berbagai Lokasi di J awa Barat

Nama Mahasiswa Diah Tri Budiarti

NIM : A34090063

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Aunu Rauf, MSc. Dosen Pembimbing

Ketua Departemen

o

5 MAR

2014

Tanggal disetujui :

(13)
(14)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Survei Parasitoid Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae) pada Tanaman Sayuran di Berbagai Lokasi di Jawa Barat” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Aunu Rauf, M.Sc.selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, arahan, motivasi, dan bimbingan selama ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Endang Nurhayati, M.S. selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasinya selama penulis meyelesaikan studi di Departemen Proteksi Tanaman dan Ucapan terima kasih kepada Dr. Ir Widodo, M.S selaku penguji tamu yang telah memberikan masukan dan saran bagi penulis untuk perbaikan skripsi.

Terima kasih kepada keluarga tercinta Ayahanda Slamet Setyobudi Ibunda Sohwiarti tercinta dan kakak-kakakku tersayang, serta seluruh keluarga penulis yang telah banyak mencurahkan tenaga, pikiran, dan do’a untuk penulis.

Terima kasih kepada bapak Wawan yang telah membantu banyak dalam penelitian penulis, atas dukungan, saran, dan semangat yang diberikan, Pritha, Bilqis, Elin mbak Nila dan mbak Yayah dan rekan-rekan di Laboratorium Ekologi Serangga yang telah mendengar keluh kesah dan masukan buat penulis.

Terima kasih kepada kakak Arul dan mas Prihadmoko yang selalu memberi semangat, kritikan, dan saran untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih kepada seluruh teman-teman Proteksi Tanaman 46,seluruh adik serta kakak tingkat yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas persahabatan dan kebersamaannya selama ini dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, 2014

(15)
(16)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2

BAHAN DAN METODE 3

Tempat dan Waktu Penelitian 3

Alat dan Bahan 3

Metode Penelitian 3

Pengambilan Sampel Daun yang Terserang 3

Pengamatan di Laboratorium 3

Identifikasi Serangga dan Parasitoid 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Karakteristik Daerah Pengambilan Tanaman Contoh 5

Lalat Pengorok Daun dan Tanaman Inangnya 5

Tiga jenis lalat pengorok daun dan ciri-cirinya 5 Komposisi Spesies Liriomyza spp. dan Persebarannya 6 Jenis Parasitoid yang Berasosiasi Dengan Liriomyza spp. 8

Beberapa ciri-ciri khusus dari parositoid yang berasosiasi dengan lalat pengorok daun Liriomyza. 8

Komposisi Parasitoid Menurut Ketinggian Tempat 9 Tingkat Parasitisasi Parasitoid Pada Berbagai Tanaman Inang 10

KESIMPULAN 12

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 15

(17)
(18)

DAFTAR TABEL

1 Deskripsi daerah pengambilan tanaman contoh 4

2 JenisLiriomyza yang muncul dari daun yang menujukan gejala

serangan 6

3 Jenis parasitoid yang berasosiasi dengan Liriomyza sp. 8

4 Tingkat parasitasi menurut tanaman inang 11

DAFTAR GAMBAR

1 (a) L.chinensis(b)L. huidobrensis (c) L. sativae 6

2Komposisi spesies Liriomyza spp. yang ditemukan menurut ketinggian 7 3 Parasitoid yang berasosiasi dengan Liriomyza spp. (a) Hemiptarsenus

varicornis,(b) Asecodes sp., (c) Chrysocharis sp., (d) Neochrysocharis sp., (e) Closterocerus sp., (f) Gronotoma sp., dan (g) Opius sp. 9 4 Komposisi parasitoid sesuai ketinggian tempat 10

(19)
(20)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu hal penting dalam pencapaian visi pertanian Indonesia 2030.Pertanian mempunyai arti yang strategis dalam perekonomian nasional dan diharapkan mampu menunjang perekonomianmasyarakat Indonesia.Bangsa ini umumnya melakukan pertanian dengan carabudidaya tanaman hortikultura. Budidaya tanaman hortikultura adalah kegiatanpertanian yang meliputi budidaya sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias.Peningkatan dan pengembangan produk hortikultura tak lepas dari kendala-kendala yang dihadapi, seperti adanya serangan hama yang akan berdampak pada penurunan kualitas dan kuantitas produk hortikultura (Tapahillah 2002).

Hama lalat pengorok daun Liriomyza spp.merupakan hama utama pada tanaman sayuran (Rauf 1995). Pengorok daun Liriomyza spp. dilaporkan telah menimbulkan kerusakan pada berbagai jenis tanaman sayuran di Indonesia (Shepard et al. 1998; Rauf et al. 2000). Liriomyzaspp. tergolong famili Agromyzidae, Ordo Diptera (Spencer 1973). Hama ini berasal dari benua Amerika dan diduga masuk ke Indonesia melalui perdagangan bunga potong serta produk-produk sayuran segar dari Eropa. Pengorok daun Liriomyza spp. merupakan hama penting pada tanaman sayuran di dataran rendah, sedang, dan tinggi (Rauf 1997). Menurut Rauf (1997, 1999 dalam Tapahillah 2002) lalat penggorok daun Liriomyza spp.merupakan hama pendatang baru di Indonesia sejak tahun 1991, pertama kali ditemukan pada tanaman kentang di Cisarua-Bogor. Ada tiga jenis spesies yang telah ditemukan dan menimbulkan kerugian di Indonesia yaitu Liriomyza huidobrenensis, Liriomyza sativae, dan Liriomyza chinensis.Ketiga spesies tersebut bersifat polifag dan menyerang lebih dari 70 spesies tanaman yang tergolong kedalam 20 famili (Rauf et al 2000).

Gejala kerusakan pada daun disebabkan adanya peletakan telur oleh imago dan aktivitas larva yang dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk berfotosintesis. Tanaman yang terserang berat akan menguning dan tampak kering seperti terbakar oleh sinar matahari. Kerusakan dan kehilangan hasil serangan

Liriomyza spp. mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Petani sempat melaporkan kerusakan tersebut sekitar 30-70% akibat serangan Liriomyza

spp.sehingga dapat mengakibatkan gagal panen(Minkenberg dan van Lenteren 1986; Setiawati 1998).

Upaya pengendalian lalat pengorok daun yang umum dilakukan yaitu teknik budidaya, kimiawi, dan pengendalian hayati. Umumnya petani sampai sekarang masih mengandalkan teknik kimiawi yaitu aplikasi insektisidadalam mengendalikan lalat pengorok daun. Aplikasi insektisida dua kali perminggu dilaporkan belum bisa menekan populasi hama pengorok daun (Rauf 1999). Disamping itu aplikasi insektisida sering memberikan pengaruh buruk seperti resistensi pada hama sasaran dan matinya musuh alami(Parella 1982; Jhonson 1993).Pengendalian hayati dengan pemanfaatan musuh alami merupakan salah satu strategi PHT yang menawarkan solusi pengendalian hama yang lebih ramah terhadap lingkungan (Rauf 2000).Pemanfaatan musuh alami seperti parasitoid dan predator yang ada diekosistem tanaman tidak selalu sama pada masing- masing jenis tanaman inang dan letak geografis (Minkenberg dan van Lenteren 1986).

(21)

2

Hasil survei di berbagai wilayah Indonesia diketahui terdapat 13 jenis spesies parasitoid yang berasosiasi dengan hamaLiriomyza spp. (Rauf et al

2000).Kurun waktu 10 tahun terakhir, di Indonesia dilaporkan terdapat 18 jenis parasitoid yang berasosiasi dengan larva Liriomyza spp. yaitu Hemiptarsenus variconis, Asecodes sp., Chrysocharis sp., Neochrysocharis sp., Quadrastichus

sp., Granotoma sp., Opius sp.(Tapahillah 2002). Closterocerus sp.,

Neochrysocharis Formosa, Pnigalio sp., Stenomesius sp., Pediobius sp.,

Kleidotoma sp., Norlanderia sp., Sphegigaster sp., Cirropillus ambigus.,

Zagrammosoma latilineatum, dan Opius chromatomyae yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai agen pengendalian hayati(Susilawati 2002). Pemanfaatan musuh alami seperti parasitoid masih sangat terbatas misalnya hubungan antara parasitoid dan inangnya, serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi interaksi dengan lapangan. Interaksi dengan lapang seperti lokasi ketinggian dan tanaman inang merupakan aspek yang perlu diketahui untuk merumuskan strategi pengendalian hayati yang tepat ( Rauf et al 2008).

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan mengetahuijenis-jenis parasitoid yang berasosiasi dengan Liriomyza spp.pada beberapa tanaman inang.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi dan pengetahuan mengenai jenis Liriomyza spp. Pada tanaman sayuran sesuai daerah ketinggian serta parasitoid yang berasosiasi dengan lalat pengorok daun.Parasitoid ini dapat digunakan sebagai musuh alami dan diharapkan memberikan kontribusi dalam pemanfaatan parasitoid di lapang.

(22)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan sejak bulan Juli sampai Desember 2013, di beberapa lokasi di Jawa Barat dan Laboratorium Ekologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah daun yang telah terserang larva

Liriomyzaspp. dan alkohol 70%.Peralatan yang dibutuhkan antara lain GPS, kantong plastik, spidol, coolbox dengan es kering, wadah plastik berdiameter 10 x 15 cm, gunting, kuas,jarum mikro, botol, label, cawan petri, mikroskop, kamera digital dan perlengkapan pencatat.

Metode Penelitian

Survei tanaman sayuran berdasarkan ketinggian tempat

Kegiatan survei dilaksanakan pada beberapa wilayah sentra sayuran di Jawa Barat berdasarkan lokasi, jenis tanaman sayur, dan waktu pengambilan sampel daun yang terserang. Lokasi survei dibedakan berdasarkan ketinggian tempat yaitu dataran rendah (0-300 m dpl), dataran sedang (300-800 m dpl), dan dataran tinggi ( lebih dari 800 m dpl) (Tabel 1).

Pengambilan sampel daun yang terserang

Pengambilan daun terserang Liriomyza spp. dilakukan secara acak di masing-masing lokasi survei.Jumlah sampel daun bervariasi pada masing-masing tanaman dan lokasi.Pada tanaman daun lebar diambil 20-30 helai daun sedangkan tanaman yang berdaun sempit diambil 30-40 helai daun.Daun sampel yang terserang dimasukkan ke dalam kantong plastik, diberi label keterangan lokasi, tanggal dan ketinggian tempat, kemudian disimpan dalam coolbox.

Pengamatan di laboratorium

Sampel daun yang diambil dari lapang dibersihkan kemudian dimasukan ke dalam wadah plastik berukuran diameter 10 cm dan tinggi 15 cm, pada bagian penutup diberi lubang menggunakan kain kasa,selanjutnya diberi label dengan keterangan waktu pengambilan contoh, jenis tanaman, lokasi pengamatan, dan ketinggian. Banyaknya lalat pengorok daun Liriomyza spp.dan parasitoid yang ditemukan dihitung kemudian dimasukkan kedalam botol kecil yang berisi alkohol untuk koleksi dan dilakukan identifikasi.

Tingkat parasitisasi ditentukan berdasarkan rumus: Tingkat parasitisasi =

Identifikasi serangga dan parasitoid

Spesimen imago Liriomyza spp.diidentifikasi berdasarkan morfologi menggunakan kunci Identifikasi Spencer (1973), sedangkan untuk parasitoid menggunakan kunci Identifikasi Konishi (1999) dan program lucid key:

(23)

4

Liriomyza parasitoid of southeast Asia( Fisheret al 2006). Hasil identifikasikemudian dibandingkan dengan koleksi yang terdapat di Laboratorium Ekologi Serangga menggunakan mikroskop stereo.

Tabel 1 Deskripsi daerah pengambilan tanaman contoh

Analisis data

Jumlah individu Liriomyza spp. dan jenis parasitoid yang ditemukan dihitung secara manual dan data disajikan dalam bentuk grafik dan tabel dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007. Gambar spesimenLiriomyza spp. dan jenis parasitoid difoto dengan menggunakan kamera digital.

Lokasi Ketinggian (m dpl) Tanaman Inang Waktu pengambilan contoh Dataran rendah (0-300 m dpl)

Patrol, Indramayu 30 Caisin 25-26 Oktober 2013 38 Timun,oyong, tomat, kacang panjang 25-26 Oktober 2013 Pusakajaya, Subang 18 Timun 25-26 Oktober 2013 Pusakanegara, Subang 16 Kacang panjang, oyong 25-26 Oktober 2013 18 tomat 25-26 Oktober 2013 22 Labu 25-26 Oktober 2013 Cibeureum, Bogor 221 Oyong 02 Juli 2013

231 Kacang panjang 02 Juli 2013 Bubulak, Bogor 235 Kacang panjang 05 Juli 2013 Bantar Kambing, Bogor 242 Oyong 05 Juli 2013 250 Timun 05 Juli 2013 Setu Leutik, Darmaga 230 Timun 26 Agustus 2013 d

230 Kacang panjang, tomat 17 November 2013 Dataran sedang (300 - 800 m dpl)

Tenjolaya, Tenjolaya 332 Bawang daun 09 Juli 2013 Pasir Muncang, Megamendung 560 Bawang daun 10 Juli 2013 Sukarya, Megamendung 569 Kacang panjang 17 November 2013

662 Oyong, timun 17 November 2013 Kuta, Cisarua 800 Kacang panjang 04 Desember 2013 Dataran Tinggi (> 800 m dpl)

Citeko, Cisarua 937 Kacang merah, tomat 04 Desember 2013 Sukagalih, Megamendung 945 Buncis, zukini 04 Desember 2013 Batulayang, Cisarua 954 Kacang panjang, bawang daun 17 November 2013 Tugu Selatan, Cisarua 1098 Kacang panjang, buncis, tomat, bawang daun 04 Desember 2013 Ciherang, Pacet 1165 Bawang merah, buncis 01 Oktober 2013 Cipendawa, Pacet 1175 Kentang 01 Oktober 2013 Cipanas, Cipanas 1242 Buncis 05 Oktober 2013 Sindangjaya, Cipanas 1335 Bawang daun 03 Juli 2013

(24)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Daerah Pengambilan Tanaman Contoh

Survei dilakukan di berbagai lokasi tanaman sayuran di daerah Jawa Barat berdasarkan ketinggian tempat yaitu dataran tinggi dengan ketinggian (lebih dari 800 m dpl), dataran sedang (300-800 m dpl), dan dataran rendah (0-300 m dpl). Karakteristik pengambilan sampel dalam penelitian ini untuk mengetahui keragaman hama dan jenis parasitoid yang berdasarkan lokasi, jenis tanaman inang, dan waktu pengambilan contoh, sesuai yang diteliti oleh (Rauf 2002). Karakteristik daerah pengambilan contoh akan mempengaruhi jenis Liriomyza

spp. dan ragam parasitoid yang ditemukan berbeda-beda sesuai letak geografis dan tanaman inang (Minkenberg dan van Lenteren 1986).

Lalat Pengorok Daun dan Tanaman Inangnya

Berdasarkan hasil survei dari pengambilan tanaman contoh yang terserang

Liriomyza spp. di berbagai lokasi di Jawa Barat ditemukan tiga jenis spesies lalat dari famili Agromyzidae, Ordo Diptera yaitu L. chinensis, L. huidobrensis, dan L. sativae. Spesies L. chinensis hanya ditemukan pada tanaman bawang merah dan bawang daun, bersifat monofag yaitu hanya menyerang satu jenis inangnya.Dua spesies lainnya yaitu L. huidobrensis, dan L. sativae diketahui menyerang berbagai jenis inang pada tanaman sayuran karena bersifat polifag.Lalat pengorok daun memiliki sifat polifag sehingga mudah menyebar di berbagai lokasi di Indonesia khususnya wilayah dataran tinggi (Rauf 2002).

Tiga jenis lalat pengorok daun dan ciri-cirinya

SpesiesL.chinensis yaitu imago berukuran 2.0-2.5 mm. Kepala sebagian besar berwarna kuning, mesonotum hitam keabu-abuan, scutellum sepenuhnya gelap.Panjang sayap 1.3-2.0 mm, koksa, dan femur berwarna kuning cerah (Gambar 1a).Spesies L. huidobrensis dicirikan dengan imago berukuran 1.7-2.3 mm,bagian belakang kepala berwarna kuning, mesonotum berwarna hitam mengkilat, mesopleura berwarna hitam terdapat rambut dibagian tepi kiri maupun kanan. Terdapat titik hitam bagian punggung.Koksa berwarna hitam kekuningan, dan femur berwarna kuning kehitaman (Gambar 1b), sedangkan pada spesies L. sativae imago berukuran kecil yaitu panjang 1.5 mmdengan warna hitam kecokelatan terdapat bintik kuning.Bagian kepala berwarna kuning, abdomen berwarna kelabu dengan bintik kekuningan, torak hitam mengkilap. Femur dan koksa kuning terang, tibia tarsi bagian depan kuning kecokelatan, tungkai belakang hitam kecokelatan. Panjang sayap 1.25-1.5 mm (Gambar 1c)(Spencer 1973).

(25)

6

Gambar 1 (a) L. chinensis(b)L. huidobrensis (c) L. sativae

Tabel 2Jenis Liriomyza yang muncul dari daun yang menunjukan gejala serangan Jenis lalat pengorok daun Tanaman inang

L. chinensis Bawang merah dan bawang daun

L. huidobrensis Kacang panjang, kacang merah, buncis, kentang, tomat, oyong, kailan,

kapri, brokoli, dan zukini

L. sativae Caisin, timun, kacang panjang

tomat, oyong, dan labu

Berdasarkan survei pada 15 tanaman sayuran dari famili Cucurbitaceae, Fabaceae, Liliaceae, Solanaceae, dan Brassicaceae telah ditemukan tiga jenis lalat pengorok daun yaitu L. chinensis, L. huidobrensis dan L. sativae seperti(Tabel 2). SpesiesL. chinensisditemukan pada tanamanbawang daun dan bawang merah, sedangkan L. huidobrensis ditemukan ditanaman sayuran seperti kacang panjang, kacang merah, kentang, tomat, oyong, buncis, kailan, kapri, brokoli, dan zukini.Menurut Setiawati (1997);Tapahillah (2002) melaporkan pada dataran tinggi keberadaan L. huidobrensis dapat ditemukan hampir di setiap daerah.Berdasarkan survei yang dilakukan pada tanaman caisin, timun, kacang panjang, tomat, oyong, labu ditemukan spesies L. sativae.Spesies L. sativae dapat menimbulkan kerusakan berat dengan tingkat kerusakan berkisar 40-70% pada dataran rendah (Rauf 2000).Parella (1987) menyatakan bahwa proses pemilihan inang oleh serangga Liriomyza spp. didasari oleh banyak faktor nutrisi, dan faktor non-nutrisi. Faktor nutrisi yaitu protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan air sedangkan faktor non nutrisi meliputi allelokimia dan morfologi tanaman.

Komposisi Spesies Liriomyza spp. dan Persebarannya

Lalat pengorok daun dapat menyerang pada berbagai ketinggian dan inang tanaman sayuran.Hasil koleksi tanaman pada berbagai lokasi daerah yang terserang Liriomyza spp. ditemukan imago sebanyak 1 261 individu.Di dataran rendah ditemukan spesies L. sativae sebanyak 810 individu, sedangkan L. chinensis danL. huidobrensis tidak ditemukan.Pada dataran sedang ditemukan dua jenis lalat pengorok daun yaitu L. chinensis sebanyak 182 individu sedangkan L. huidobrensistujuh individu pada tamanan sayuran.Selanjutnya pada dataran tinggiditemukan L. huidobrensis sebanyak 114 individu dan L. chinensis sebanyak 149 individu (Gambar 2).

(a) (b) (c)

(26)

7

Gambar 2 Komposisi spesies Liriomyza spp. yang ditemukan menurut ketinggian tempat

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa spesiesL. huidobrensis ini banyak ditemukan pada ketinggian lebih dari 800 m dpl.Hampir semua jenistanaman sayuran pada dataran tinggi diserang lalat pengorok daun L. huidobrensis.Kelimpahan lalat pengorok ini pada dataran tinggi erat kaitannya dengan daerah asalnya yaitu dari Amerika Selatan yang menyerang tanaman di daerah dataran tinggi (Rauf 2009; Rustam 2009).

Lalat pengorok daun L. sativaedari hasil survei lebih banyak ditemukan di daerah yang lebih rendah dan dapat menyerang berbagai tanaman sayuran. Spesies

L. sativae adalah hama yang berasal dari dataran rendah (Rauf 1999; Susilawati 2002; Rustam 2009).

Hasil survei pada penelitian ini ditemukan L. chinensis pada dataran sedang dan tinggi.Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya misalnya serangan populasi L. chinensis lebih dominan dari pada L. huidobrensis. Spesies L. chinensishanya memiliki satu jenis tanaman inang yang sesuai, dan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangbiakan hama tersebut.

Pada penelitian sebelumnya, menurut Tapahillah (2002) mengatakan bahwa

L. chinensis menyerang tanaman bawang merah di dataran rendah. Hal ini berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan menemukan L. chinensispada tanaman bawang daun dan bawang merah di dataran sedang maupun tinggi akan tetapi L. chinensis tidak ditemukan pada dataran rendah dikarenakan faktor penggunaan pestisida dua kali dalam satu minggu. Adapun faktor lain bahwa L. chinensismengalami adaptasi pada lingkungan dan tanaman inang di daerah tersebut. Menurut Rustam (2009) dari hasil survei dan pengambilan tanaman sampel bawang daun,hama ini menyerang seluruh daun. Serangan L. chinensis

dalam satu helaian bawang daun terdapat dua jenis lalat pengorok yang ditemukan yaitu L. chinensis dan L. huidobrensis, akan tetapi hasil penelitian hanya menemukan spesies L. chinensi,karena inang tanaman beranekaragam disekitarnya akan berpengaruh terhadap persebaran L. huidobrensis.

Menurut Supartha (2005) keragaman Liriomyza spp. di lapangan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.Faktor intrinsik seperti ketahanan Liriomyza spp., sedangkan faktor ekstrinsik misalnya

0 182 149 0 7 114 810 0 0 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

Dataran rendah Dataran sedang Dataran tinggi

Juml ah L iriom y za (indivi du ) L. chinensis L. huidobrensis L. sativae

(27)

8

faktor lingkungan yang meliputi ketersedian makanan, iklim, ruang, kompetisi, musuh alami dan pengaruh pestisida.

Jenis Parasitoid yang Berasosiasi dengan Liriomyza spp.

Hasil survei, ditemukan sebanyak tujuh jenis spesies parasitoid, terdiri dari lima spesies anggota famili Eulophidae yaitu Hemiptarsenus varicornis, Asecodes sp.,Chrysocharis sp., Neochrysocharis sp., dan Closterocerus sp., sisanya familiEucoilidae yaitu Gronotoma sp. dan famili Braconidae spesies

Opius sp.disajikan dalam (Tabel 3).

Tabel 3 Jenis parasitoid yang berasosiasi dengan Liriomyza spp.

Famili Sub famili Spesies

Eulophidae Eulophine Hemiptarsenus varicornis

Entedontinae Asecodes sp. Chrysocharis sp

Neochrysocharis sp.

Closterocerus sp.

Eucoilidae Gronotoma sp.

Braconidae Opiinae Opius sp.

Beberapa ciri-ciri khusus dari parositoid yang berasosiasi dengan lalat pengorok daun Liriomyza spp.

H. varicornis imago (Gambar 3a) berwarna hitam,tungkai berwarna putih sebagian besar kecuali tungkai belakang dan femur. Panjang imago betina 1.18-2.05 mm dan jantan 0.88-1.27 mm. Antena jantan berbentukpektinat, sedangkan antena betina panjang dan halus (Konishi 1999). Spesies ini merupakan parasitoid ektoparasitoid pada larva instar-1 sampai instar- 2 (Susilawati 2002).

Asecodes sp.(Gambar 3b) ukuran tubuhnya relatif kecil 0.6-1.0 mm, berwarna hitam mengkilap dengan warna punggung metalik hijau.Antena pendek dengan ukuran tujuh ruas. Ciri khas parasitoid ini pada sayap depan terdapat dua baris garis seperti rambut(Konishi 1999). Genus ini diketahui sebagai endoparasitoid larva berbagai pengorok daun (Susilawati 2002).

Chrysocharis sp. merupakan endoparasitoid larva-larva,(Gambar 3c) ukuran 0.8-1.5 mm tubuhnya hampir menyerupai Asecodes sp. perbedaannya warna punggung torak lebih terang dan ukuran tubuhnya lebih besar.Sayap depannya terdapat panjang urat marginal lebih panjang dari stigma (Konishi 1999).

Neochrysocharis sp. (Gambar 3d) tubuhnya menyerupai Asecodes sp. dan

Chrysocharis sp. ukuran tubuhnya lebih besar sekitar 0.9-1.3 mm, ciri khusunya panjang urat marginal lebih pendek atau sama dengan stigmal. Femur tarsi belakang terdapat bercak kehitaman (Konishi 1999).Spesies ini merupakan endoparasitoid larva pada lalat pengorok daun (Susilawati 2002).

Closterocerus sp.(Gambar 3e) ukuran tubuhnya 0.9 mm, ciri tubuhnya berwarna gelap biru metalik.Femur berwarna gelap, tibia kuning keputihan.Metasoma dengan cokelat kekuningan (Konishi 1999).Parasitoid ini merupakan endoparasitoid larva (Susilawati 2002).

Granotoma sp. tubuh imago berwarna hitam (Gambar 3f), ukuran tubuh berkisar 1.0-1.4 mm. Jumlah antena 13 buah tipe moniliform. Panjang tungkai

(28)

9 0.32 mm. Sayap depan pada bagian tepinya terdapat barik-barik kecil dan tidak terdapat lekukan diujung sayap (Konishi 1999). Jenis parasitoid ini merupakan endoparasitoid larva-pupa (Susilawati 2002).

Opius sp. imago berwarna hitam (Gambar 3g),merupakan endoparasitoid larva-pupa. Ukuran tubuh jantan betina hampir sama yaitu rata-rata 1.49-1.50mm. Panjang antenna sekitar18 ruas bahkan lebih.Tungkai berwarna kuning kecokelatan (Konishi 1999).

Gambar 3 Parasitoid yang berasosiasi dengan Liriomyza spp (a) Hemiptarsenus varicornis,(b) Asecodes sp., (c) Chrysocharis sp., (d)Neochrysocharis

sp., (e)Closterocerus sp., (f)Gronotoma sp., dan (g)Opius sp.

Spesies parasitoid Liriomyzaspp. dapat dikelompokkan berdasarkan spesies serangan inang, tanaman inang, dan letak geografis tempat tanaman inang tumbuh (Jhonson 1987, Rauf et al 2000).Distribusi dan penyebaran beberapa parasitoid

Liriomyza spp. tidak merata pada berbagai jenis tanaman inang dan berbeda menurut ketinggian lokasi yang ditemukan.Beberapa peneliti melaporkan bahwa terdapat sekitar 40 spesies Hymenoptera yang menjadi musuh alami larva dan pupa Liriomyza sp. dilapang (Otaman 1959 dalam Supartha 1998).Menurut Susilawati (2002) tedapat tiga jenis famili parasitoid yang umum ditemukan yaitu Eulophidae (15 spesies), Eucoilidae (3 spesies), dan sisanya Braconidae (1 spesies).

Komposisi Parasitoid Menurut Ketinggian Tempat

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dari berbagai ketinggian,ditemukan berbagai jenis spesies parasitoid. Survei di dataran rendah ditemukan tujuh jenis spesies parasitoid antara lain Hemiptarsenus varicornis (8.77%),Asecodes sp. (16.05%),Chrysocharis sp. (46.51%), Neochrysocharis sp. (22.29%), Gronotoma

sp. (0.15%), Closterocerus sp. (2.23%), danOpius sp. (4.01%). Pada daerah dataran sedang, ditemukan enam jenis spesies parasitoid antara lain

Hemiptarsenus varicornis (4.88%), Asecodes sp. (2.44%),Chrysocharis sp.

1 mm 1 mm 1 mm 1 mm

(29)

10

(26.83%), Neochrysocharis sp. (29.27%), Gronotoma sp. (26.83%),danOpius sp. (9.76%).Pada daerah dataran tinggi ditemukan parasitoid dari spesies

Hemiptarsenus varicornis (42.35%), Asecodes sp. (2.49%), Chrysocharis sp. (21.71%), Neochrysocharis sp. (14.95%),Gronotoma sp.(0.36%),Closterocerus

sp. (2.14 %), danOpius sp. (16.01%) disajikan (Gambar 4).

Hasil pengumpulan koleksi parasitoid yang dominan muncul pada masing-masing dataran yaitu dataran rendah spesiesChrysocharis sp., dataran sedang

Neochrysocharis sp., dan dataran tinggi yaitu Hemiptarsenus varicornis.Setiap ketinggian daerah, parasitoid yang ditemukan berbeda-beda dikarenakan faktor lingkungan dan tanaman inang sangat berpengaruh.

Gambar 4 Komposisi parasitoid sesuai ketinggian tempat

Keanekaragaman parasitoid yang ditemukan di berbagai ketinggian menunjukkan bahwa parasitoid ini dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hayati lalat pengorok daun. Menurut Susilawati (2002) dalam pemilihan parasitoid yang akan digunakan sebagai agen pengendalian hayati perlu diperhitungkan potensi dari masing-masing parasitoid, karena dari beberapa spesies parasitoid dapat menyerang lebih dari satu tanaman inang. Parasitoid banyak tersedia di alam, namun sulit menekan hama tertentu yang menjadi sasaran.

Tingkat Parasitisasi Parasitoid Pada Berbagai Tanaman Inang

Hasil pengamatan parasitoid yang ditemukan, parasitoid dapat berasosiasi dengan berbagai variasitanaman inang.Tingkat parasitisasi parasitoid itu sendiri pada berbagai tanaman sayuran sangat bervariasi dari 5.56% hingga 97.60% (Tabel 4).Tingkat parasitisasi parasitoid pada tanaman labu menunjukan tingkat parasitisasi terendah dan tanaman timun menunjukkan tingkat parasitisasi tertinggi.

Tanaman inang labu, bawang daun, kentang, tomat, bawang merah, kacang merah, dan buncis menunjukan tingkat parasitisasi kurang dari 50%.Pada tanaman inang kacang panjang, oyong, brokoli, zukini, kailan, caisin, dan timun menunjukkan parasitisasi diatas 50% (Tabel 4).

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Dataran rendah Dataran sedang Dataran tinggi

P ropor si par asit oid (% ) H. Varicornis Asecodes sp. Chrysocharis sp. Neochrysocharis sp. Granotoma sp. Closterocerus sp. Opius sp.

(30)

11 Menurut Tapahillah (2002) hasil pengamatan menunjukkan tingkat parasitisasi dikarenakan cara bercocok tanaman, pola penggunaan pestisida, dan faktor abiotik (suhu, udara, dan kelembaban) masing-masing lokasi yang dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan parasitoid. Faktor lain yang mempengaruhi keragaman tingkat parasitisasi adalah musim, fase perkembangan tanaman, dan praktek budidaya khususnya penggunaan insektisida (Johnson et.al 1980).

Tabel 4 Tingkat parasitisasi menurut tanaman inang Tanaman

Inang Jumlah daun

Jumlah Liriomyza Jumlah parasitoid Tingkat parasitisasi (%) Caisin 30 2 72 97,30 Timun 150 3 122 97,60 Oyong 150 68 84 55,26 Tomat 115 47 31 39,74 Kacang Panjang 200 136 141 50,90 Labu 25 17 1 5,56 Bawang daun 175 322 101 23,88 Bawang merah 35 9 6 40,00 Kacang merah 30 3 2 40,00 Buncis 60 7 6 46,15 Kentang 30 2 1 33,33 Kapri 35 5 42 89,36 Kailan 30 1 33 97,06 Brokoli 25 16 66 80,49 Zukini 25 1 8 88,89

Tingkat parasitisasi yang tinggi diharapkan mampu menekan populasi serangan lalat pengorok daun Liriomyza spp. di lapang.Di lapangan Liriomyza

spp. mempunyai keragaman parasitoid yaitu parasitoid larva, parasitoid larva pupa dan parasitoid pupa. Di lingkungan pertanaman keadaan musuh alami, khususnya parasitoid dapat meningkatkan jumlah kematian dari hama sasaran.

(31)

KESIMPULAN

Hasil survei pada tanaman sayuran di beberapa wilayah Jawa Barat berdasarkan lokasi ketinggian yang berbeda ditemukan tiga spesies lalat pengorok daun yaitu L. chinensis, L. huidobrensis, dan L. sativae. SpesiesL. chinensisbersifat monofag yang menyerang tanaman bawang merah dan bawang daun danditemukan di semua ketinggian tempat. Spesies L. hidobrensiss, dan L. sativae bersifat polifag, menyerang berbagai jenis tanaman inang. Spesies L. huidobreniss ditemukan pada daerah dataran sedang dan dataran tinggi,sedangkan spesiesL. sativae hanya ditemukan didaerah dataran rendah.

Beberapa spesies parasitoid yang ditemukan yaitu Hemiptarsenus varicornis, Asecodes sp.,Chrysocharis sp., Neochrysocharis sp., Closterocerus

sp., Gronotoma sp., danOpius sp. dengan tingkat parasitisasi bervariasi sesuai lokasi dan tanaman inang saat pengambilan tanaman sampel.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Fisher N, Ubadillah R, Reina P, La Salle J. 2006. Liriomyza parasitoids of South East Asia.[Internet]. Australia. [diunduh 2013 Nov 15]. Tersedia pada: http://www.ento.csiro.au/science/Liriomyza_ver3/key/Liriomyza_Parasitoid s_Key/Media/Html/home.html.

Konishi. 1999. An Illustrated Key to the Hymenoptera Parasitoids of Liriomyza trifolii in Japan. [Internet]. Tsukuba (JP): AFFRIT. [diunduh 2013 Nov 15]. Tersedia pada: http://cse.naro.affrc.go.jp/konishi/e-key1.htm.

Johnson MW, Oatma ER, dan Wyman JA. 1980. Natural control of Liriomyza sativae (Diptera:Agromyzidae) in polen tomatoes in Southern California. Entomophaga 25(2): 193-198.

Johnson MW. 1997. Parasitization of Liriomyza spp. (Diptera:Agromyzidae) infesting commmercial watermelon planting in Hawai. J. Econ Entomol 80: 56-6i.

Johson MW. 1993. Biological control of Liriomyza leaftminers in the pasific Basin. Micronesia. 4:81-92.

Minkenberg OPJM, Van Lenteren. 1986. Liriomyza trifolii and Liriomyza bryoniae (Diptera: Agromyzidae), their parasitoid and host plant: a review.

Agric UW Paper.86(21):1-15.

Parella MP. 1987. Biology of Liriomyza. Annl Rev Entomol.32:201-224. Rauf A. 1997. Liriomyza: datang menantang PHT kentang. Makalah disampaikan

pada Rapat Komisi Perlindungan Tanaman. 1997 Mar 10- 12; Bogor. Rauf A. 1999. Persepsi dan tindakan petani kentang terhadap lalat pengorok daun

Liriomyza hidobrensiss (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae). Bul HPT. 11(1):1-13.

Rauf A, Shepard BM, Johnson MW. 2000. Leafminer in vegetables, ornamental plants and weeds in Indonesia:survey of host crops species composition and parasitoid. Int J Pest Manage. 46(4):257-266.

Rustam R, Aunu R, Nina M, Pudjianto, dan Dadang. 2008. Komunitas parasitoid lalat pengorok daun pada pertanaman sayuran dataran tinggi. J. Natur Indo. 40-47.

Rustam R. 2009. Lalat pengorok daun Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae) dan parasitoid pada daerah dataran tinggi dengan perhatian utama pada parasitoid Opius chromatomyae BELOKOBYSKIJ dan WHARTON (Hymenoptera: Braconidae) [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Setiawati W. 1998.Liriomyza hidobrensiss Hama Baru pada Tanaman

Kentang.Bandung (ID): Balitsa.

Spencer KA. 1973. Agromyzidae (Diptera) of economic importance. Ser Entomol.

9(1):1-418

Supartha IW. 1998. BionomiLiriomyza hidobrensiss (Blanchard) (Diptera: Agromyzidae) pada tanaman kentang [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Susilawati. 2002. Komposisi dan kelimpahan parasitoid lalat pengorok daun

Liriomyza sativae BLANCHARD (Diptera: Agromyzidae) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(33)

14

Tapahillah T. 2002. Survei lalat pengorok daun Liriomyza spp. (Diptera: Agromyzidae) dan parasitoidnya pada berbagai tumbuhan inang dan ketinggian tempat di Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(34)

15

(35)

16

Lampiran Jumlah pemunculan imago

Liriomyza

dan parasitoid di berbagai lokasi ketinggi

Lokasi Tanaman inang

Jumlah

Liriomyza Jumlah parasitoid Total

Ch Hd St H.v Ase Cry Neo Gro Clos Opius Dataran rendah (0-300 m

dpl)

Patrol, Indramayu Caisin 0 0 2 8 36 16 10 0 2 0 74

Timun 0 0 3 8 0 95 16 0 3 0 125

Oyong 0 0 1 0 1 0 2 0 0 0 4

Tomat 0 0 8 4 0 2 5 0 0 0 19

Kacang panjang 0 0 18 1 0 11 2 0 2 0 34

Pusakajaya, Subang Timun 0 0 15 3 15 1 2 0 0 0 36

Pusakanagara, Subang Kacang panjang 0 0 35 1 0 1 11 0 0 2 50

Labu 0 0 17 1 0 0 0 0 0 0 18

Tomat 0 0 5 0 0 0 2 0 0 0 7

Oyong 0 0 21 1 0 1 2 0 0 0 25

Cibeureum, Bogor Oyong 0 0 42 5 8 23 21 0 6 7 112

Kacang panjang 0 0 56 0 0 2 4 1 0 2 65

Bubulak, Bogor Kacang panjang 0 0 1 0 0 1 11 0 0 0 13

Bantar Kambing,

Bogor Oyong 0 0 3 0 1 1 1 0 0 1 7

Timun 0 0 22 7 10 10 11 0 0 11 71

Setu Leutik, Darmaga Timun 0 0 550 15 0 130 37 0 0 4 736

Kacang panjang 0 0 11 5 36 16 10 0 2 0 80

Tomat 0 0 0 0 1 3 3 0 0 0 7

Total 0 0 810 59 108 313 150 1 15 27

(36)

17

Lokasi Tanaman

inang

Jumlah

Liriomyza Jumlah parasitoid Total

Ch Hd St H.v Ase Cry Neo Gro Clos Opius

Dataran sedang (300-800 m dpl) Tenjolaya, Tenjolaya Bawang daun 26 0 0 1 0 3 1 11 0 1 43 Pasir Muncang, Megamendung Bawang daun 156 0 0 1 0 7 8 0 0 0 172

Sukarya, Megamendung Oyong 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 4

Timun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kacang panjang 0 3 0 0 0 0 1 0 0 1 5 Kuta, Cisarua Kacang panjang 0 3 0 0 1 1 1 0 0 0 6 Total 182 7 0 2 1 11 12 11 0 4 Proposi parasitoid 4,88 2,44 26,83 29,27 26,83 0,00 9,76

(37)

18

Lokasi Tanaman

inang

Jumlah

Liriomyza Jumlah parasitoid Total

Ch Hd St H.v Ase Cry Neo Gro Clos Opius

Dataran tinggi (> 800 m dpl) Citeko, Cisarua Kacang merah 0 3 0 0 0 2 0 0 0 0 5 Tomat 0 31 0 0 0 1 3 1 0 0 36

Batulayang, Cisarua Kacang panjang 0 3 0 0 1 0 0 0 0 2 6

Bawang

daun 25 7 0 3 0 1 0 0 0 0 36

Sukagalih,

Megamendung Buncis 0 2 0 1 0 0 0 0 0 1 4

Zukini 0 1 0 4 0 0 2 0 0 2 9

Tugu Selatan, Cisarua Kacang panjang 0 3 0 0 0 1 1 0 0 2 7

Buncis 0 5 0 1 1 0 1 0 0 1 9

Tomat 0 18 0 4 0 4 0 0 0 0 26

Bawang

(38)

19

Lokasi Tanaman

inang

Jumlah

Liriomyza Jumlah parasitoid Total

Ch Hd St H.v Ase Cry Neo Gro Clos Opius

Dataran tinggi (> 800 m

dpl)

Ciherang, Pacet Bawang merah 9 0 0 5 0 1 0 0 0 0 15

Buncis 0 8 0 2 1 2 1 0 0 0 14

Cipendawa, Pacet Kentang 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 3

Cipanas, Cipanas Buncis 0 4 0 1 1 5 4 0 1 3 19

Sindangjaya, Cipanas Kacang panjang 0 3 0 5 3 0 0 0 0 0 11

Kapri 0 5 0 16 0 4 4 0 0 18 47 Kailan 0 1 0 8 0 15 9 0 0 1 34 Brokoli 0 16 0 13 0 25 14 0 5 9 82 Bawang daun 100 2 0 52 0 0 0 0 0 6 160 Total 149 114 0 119 7 61 42 1 6 45 Proposi parasitoid 42,35 2,49 21,71 14,95 0,36 2,14 16,01

(39)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pemalang pada tanggal 26 Juli 1991 sebagai anak ketigat dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Slamet Setyobudi S.Pd dan Ibu Sohwiarti S.Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA 1 Pemalang pada tahun 2009 dan penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.

Selama masa perkuliahan, pada tahun 2010 sampai 2011 penulis bergabung dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman (HIMASITA) sebagai anggota Divisi Bisnis dan kewirausahan, tahun 2011 sampai 2012 sebagai anggota divisi Eksternal dan anggota Club Organic Farming. Selain mengikuti kegiatan kampus, penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan beberapa kegiatan di Fakultas Pertanian yaitu Panitia Gebyar pertanian 2010, Masa Perkenal Fakultas dan Kegiatan Olaraga dan Seni Fakultas Pertanian. Penulis juga aktif dalam kegiatan Departemen Proteksi Tanaman seperti Masa Perkenalan Departemen (MPD), NPV (National Plant Protection Event), PORSSITA (Pekan Olahraga dan Seni Proteksi Tanaman), Pelepasan Wisudawan/I Departemen Proteksi Tanaman, Migratoria, dan kepanitian lainnya. Penulis juga pernah mengikuti beberapa kegiatan seminar pertanian yang diadakan di IPB, seperti Seminar Pertanian Nasional 2009, Seminar Nasional Plant Protection Event 2011 dan 2012, dan Seminar Nasional FKPTPI 2013.

Gambar

Tabel 1  Deskripsi daerah  pengambilan tanaman contoh
Gambar 1  (a) L. chinensis(b)L. huidobrensis (c) L. sativae
Tabel 4  Tingkat parasitisasi menurut tanaman inang  Tanaman

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan PKM ini dilakukan di Desa Montongsari Kec. Kelompok tani yang terlibat adalah kelompok “Tani Maju I” dan “Tani Maju II”. Metode yang dilaksanakan meliputi

PERNYATAAN Saya merasa senang bisa saling menasehati sesama teman yang keliru Saya kurang tertarik terhadap urusan orang lain Saya cenderung tertutup untuk hal apapun Saya suka

Dalam upaya peningkatan produktifitas dari minyak kayu putih, pengelola Balai TN Wasur bersama-sama dengan WWF dan YWL telah melakukan kegiatan pendampingan dan

Hasil uji normalitas ( Shapiro-Wilk Test ) (Tabel 1) menunjukkan data daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada kelompok kontrol positif dan

Sesuai dengan data dan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah disebutkan sebelumnya tentang pengaruh pembelajaran model ropes terhadap keaktifan dan

jika dipandang dari dimensi hukum dalam prespektif filosofis adalah tindakan yang melawan hukum, dan pada gilirannya hanya akan melahirkan sikap saralisasi aturan

Dengan adanya hutan kota ini diharapkan dapat menjaga kualitas lingkungan hidup, paru-paru kota, menjaga iklim mikro, menurunkan suhu, konservasi tanah dan air,

Adapun judul penelitian ini adalah “Peran Guru Megembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Dalam Menggunakan Metode Pemberian Tugas (Studi di TK Islam Bakti 81 Muaro