• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PONSEL NOKIA DI WTC SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PONSEL NOKIA DI WTC SURABAYA."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

DI WTC SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

AKHMAD HERI HENDARTO 0412010287 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

DI WTC SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh :

AKHMAD HERI HENDARTO 0412010287 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(3)

i

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, salawat dan salam kepada Nabi besar

Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

dengan judul “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP

KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PONSEL NOKIA DI WTC SURABAYA”. Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan guna untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Sehubungan dengan hal tersebut dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, dorongan, bimbingan, saran,

serta petunjuk hingga terselesainya skripsi ini kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof.Dr.Ir.Teguh Sudarto,Mp , selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs.Ec.Saiful Anwar, MSI, selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Gendhut Sukarno, MS, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Drs. Ec. H. Supriono, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

(4)

ii

7. Ibu Dra. Nurjanti Takarini, MSI, selaku dosen wali selama penulis menjadi

mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

8. Kepada seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional yang banyak memberikan banyak ilmu serta

bimbingannya kepada penulis selama duduk di bangku kuliah.

9. Para responden yang meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner dengan

baik dan benar yang berada di WTC Surabaya.

10. Kepada kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku terima kasih atas doa,

dorongan, bimbingan, dan sarannya sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini.

11. semua teman-teman yang sudah memberikan dukungan atas terselesaikannya

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena itu

dengan segala kerendahan hati dan merupakan kehormatan bila ada kritik dan

saran yang membangun guna memperbaiki isi dari skipsi ini. Akhirnya, dengan

kata Alhamdulillah dan semoga skripsi dapat bermanfaat bagi penulis, perusahaan

selaku obyek penelitian dan berbagai pihak lainnya Amin.

Surabaya, November 2009

(5)

iii

Daftar isi………...iii

Daftar Tabel...vi

Daftar Gambar...vii

Daftar Lampiran...viii

Abstraksi...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1

1.2 Perumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penelitian...5

1.4 Manfaat Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu...7

2.2 Landasan Teori...10

2.2.1 Pengertian Pemasaran...10

2.2.2 Manajemen Pemasaran ...11

2.2.3 Pengertian Bauran Pemasaran...12

2.2.4 Konsep pemasaran...13

2.2.5 Pengertian Perilaku koonsumen...14

(6)

iv

2.2.8.2 Model-Model Kepuasan Konsumen...20

2.2.8.3 Manfaat Kepuasan Konsumen...22

2.2.9 Pengertian Loyalitas ...22

2.2.10 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan... .30

2.2.11 Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan...32

2.2.12 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas...32

2.3 Kerangka Konseptual……….………..34

2.4 Hipotesis………..……….35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...36

3.2. Pengukuran Variabel...38

3.3. Teknik Penentuan Sampel...39

3.4. Teknik Pengumpulan Data...41

3.5. Teknik Analisis Data...42

3.5.1. Asumsi Model ( Structural Equation Modeling )...44

3.5.2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal...46

3.5.3. Evaluasi Model………...48

(7)

v

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden...56

4.2.2. Deskripsi Variabel Kualitas Produk dan Indikatornya ………...….57

4.2.3. Deskripsi Variabel Kepuasan Pelanggan dan Indikatornya...60

4.2.4. Deskripsi Variabel Loyalitas Pelanggan dan Indikatornya...62

4.3. Analisis Data………..63

4.3.1. Evaluasi Outlier………..63

4.3.2. Evaluasi Reliabilitas………...65

4.3.3. Evaluasi Validitas………...66

4.3.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted……….67

4.3.5. Evaluasi Normalitas………....68

4.3.6 Analisis Model One – Step Approach to SEM………..69

4.3.7. Uji Kausalitas...71

4.3.8. Analisi Unidimensi First Order...72

4.4. Pembahasan ………...………..73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...78

5.2. Saran...79

DAFTAR PUSTAKA

(8)

vi

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...57

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan...57

Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk...57

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Pelanggan...60

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Loyalitas Pelanggan...62

Tabel 4.6. Outlier Data……….64

Tabel 4.7. Reliabilitas Data…………..……….65

Tabel 4.8. Validitas Data………..……….66

Tabel 4.9. Construct Reliability dan Variance Extracted………..……67

Tabel 4.10. Normalitas Data……….68

Tabel 4.11 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ……….70

Tabel 4.12 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices……….71

Tabel 4.13. Hasil Uji Kausalitas………..71

Tabel 4.14 Unidimensi First Order………..72

(9)

vii

Gambar 4.1 Hubungan Product Quality, Satisfaction dan Loyalty

Model Specification : One Step Approach-Base Model………..69

Gambar 4.2 Hubungan Product Quality, Satisfaction dan Loyalty

(10)

viii Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3: Hasil Uji Outlier

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas

(11)

ix

Akhmad Heri Hendarto

ABSTRAKSI

WTC surabaya terletak di Jalan Pemuda Surabaya. Lokasi WTC surabaya terletak di tengah-tengah kota surabaya, oleh sebab itu tidak ada kesulitan dalam hal transportasi untuk menuju WTC surabaya. WTC merupakan salah satu sentra dagang di Surabaya yang mengkhususkan pada penjualan ponsel.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung dengan menyebarkan kuesioner kepada responden untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian yaitu pengguna ponsel Nokia yang ditemui pada saat dilakukan pengambilan sampel yang telah melakukan kunjungan di WTC surabaya. Dengan menggunakan variabel kualitas produk (X) dengan indikator Performance (X1), Range and type of feature (X2), Reability and durability (X3), Maintainability and serviceability (X4), Sensory characteristics (X5) , Ethical profile and image (X6). Kepuasan konsumen (Y) dengan indikator Harapan (Y1), Kenyataan (Y2). Dan variabel Loyalitas (Z) dengan indikator Memberikan informasi (Z1), Membeli ulang (Z2), melakukan pilihan (Z3). Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Structural Equation Model (SEM).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa : Faktor Product Quality berpengaruh positif terhadap Faktor Customer Satisfaction, dapat diterima [Prob. kausalnya 0,000 ≤ 0,10 [signifikan [positif]. Faktor Product Quality berpengaruh positif terhadap Faktor Customer Loyalty, tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,134 > 0,10 [tidak signifikan [positif]. Faktor Customer Satisfaction berpengaruh positif terhadap Faktor Customer Loyalty, tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,133 > 0,10 [tidak signifikan [negatif].

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Perkembangan teknologi yang semakin maju membawa manusia

untuk dapat melakukan segala hal secara instan. Salah satu contoh adalah

dalam dunia komunikasi. Surat-menyurat tidaklah lagi menjadi

satu-satunya jalan untuk melakukan komunikasi jarak jauh, posel menjadi

pilihan utama, selain bisa digunakan untuk komunikasi jarak jauh, dapat

dibawa kemana-mana, ponsel juga memiliki banyak kegunaan lain.

Pemakainya semakin bertambah luas, boleh dikata setiap orang

memakainya, seperti kebutuhan pokok, dengan kondisi semacam ini maka

banyak pilihan merk ponsel yang ditawarkan. Kondisi semacam ini

memaksa perusahaan strategi yang tepat untuk mempertahankan produk

mereka di pasaran. Dengan perkembangan jumlah pemakai yang semakin

banyak maka banyak juga muncul perusahaan-perusahaan pendukung

dalam bidang ini. Salah satu perusahaan produsen ponsel yang terbesar di

ndonesia saat ini adalah Nokia Karena jumlah pelanggan yang semakin

banyak dan kritis dan muncul banyaknya pesaing, maka perlu kiranya

perusahaan mengenal seperti apa kelebihan ataupun kekurangan

produknya di pasaran oleh perusahaan produsen Nokia. Kualitas atau mutu

sering diartikan sebagai komposisi teknis dari suatu produk. Kotler

(1997;49) mutu adalah keseluruan cirri serta sifat dari produk atau

(13)

kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan yang tersirat. Ada hubungan

kuat antara mutu, layanan dengan kepuasan pelanggan dan profitabilitas.

semakin tinggi tingkat mutu menyebabkan semakin tingginya kepuasan

pelanggan. Mutu produk merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian

utama dari perusahaan atau produsen mengingat suatu produk berkaitan

eret dengan masalah kepuasan konsumen yang merupakan tujuaan dari

kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk mencapai posisi produk

Menghadapi selera yang beragam, perusahaan dituntut untuk serba

meningkatkan inovasi dan peka terhadap perubahan dan keinginan pasar,

Sehingga mampu memberikan derajad kepuasan yang memenuhi

kepuasan. Umumnya konsumen akan memutuskan untuk melakukan

pembelian atas suatu produk yang berkualitas baik dengan harga yang

sesuai dengan kemampuan belinya serta tingkat kepuasan yang menarik.

Demikian halnya dengan produk ponsel yang saat ini beredar dipasaran

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dimana kelebihan

dan kekurangan yang ada pada tiap merek ponsel tersebut memiliki fungsi

yang berbeda dari masing-masing ponsel.

Predikat merek ponsel paling terpercaya di

berdasarkan survey di Indonesia yang dilakukan oleh Onbee

Marketing bekerja sama dengan majalah SWA baru-baru ini, untuk

mencari merek-merek mana saja yang memiliki tingkat word of mouth

marketing tertinggi.

Metode word of mouth marketing atau yang lebih lazim dikenal

(14)

Surabaya, Medan dan Makassar. Survey ini terfokus pada empat variabel

utama yaitu Talking (tingkat merek tersebut dibicarakan oleh konsumen),

Promoting (tingkat merek tersebut dipromosikan oleh konsumen), tingkat

Selling (tingkat penjualan).

Sebagaimana laporan dan survey bahwa nokia kalah unggul

dengan sony ericsson yaitu untuk kategori ponsel berkamera dan ponsel

musik.

Camera Phone Musik Phone

Merek Sony

ericsson

Nokia Merek Sony ericsson

Nokia

Talking 12,08 11,42 Talking 11,35 10,64

Promotin 6,74 7,08 Promotin 7,14 6,47

Selling 3,40 3,23 Selling 5,15 4,13

Sumber: Mobile Magazine EDISI 046/ 2009(www.mobile-indonesia.com)

Untuk satisfaction index (indek kepuasan pelanggan), nokia meraih

95,6 kalah tipis dengan Samsung yang meraih angka 98,2. Namun secara

keseluruhan nokia tetap tampil sebagai merek terbaik dikategori ponsel,

karena nokia memiliki jaringan pusat layanan (service senter) terbear di

Indonesia, dan pada bulan oktober 1999, Nokia meraih penghargaan global

marketing award dari markplus dan the Jakarta post. Harus diakui, pihak

nokia jeli melihat dinamika pasar dengan cara yang cukup agresif yaitu

mengembangkan jalur distribusi yang baik, ponsel nokia dengan tehnologi

up to date ini tak jarang menjadi trend setter dengan harga jual yang tinggi.

Berdasarkan pangsa pasar tahun 2008, mulai dari Nokia mencapai

(15)

4%, dan LG 2%. Sedangkan sisanya, 11%, terbagi ke puluhan merek kecil

lain yang mayoritas berasal dari Cina

Sumber: (http://indonesiapresent.blogspot.com).

Dengan melihat besarnya prosentase pangsa pasar dari ponsel

merek Nokia, maka dapat dilihat bahwa keputusan konsumen membeli

ponsel tersebut sangat tinggi, sehingga mampu membuat produk ponsel

tersebut berada pada posisi sebagai pemimpin pasar (market leader).

Namun demikian, disatu sisi produk ini mendapatkan keluhan dari

para konsumen. Keluhan-keluhan yang ada disampaikan melalui media

internet antara lain : (1)Garansi nokia kurang dipercaya. (2)Kurang

teredianya spare part ponsel nokia. (3)Mic pada ponsel sering tidak

berfungsi.(4)Layer LCD sering mudah rusak dll. (www.ponselmania.com).

Dengan adanya keluhan-keluhan yang disampaikan oleh konsumen

tersebut maka diharapkan pihak nokia tidak hanya sekedar sibuk

berinovasi dan meluncurkan tipe-tipe berbeda setiap minggunya,tapi tidak

meningkatkan atau bahkan mempertahankan kualitas produk. Hal ini akan

mempengaruhikepuasan konsumen sebagaimana dikemukakan Kotler

(1994: 10) kepuasan konsumen erat sekali hubungannya dengan produk

yang berkualitas.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut, maka peneliti

bermaksud melakukan penelitian tentang ” ANALISIS PENGARUH

KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS

(16)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi, maka perumusan

masalah yang dipergunakan dalam penelitian berikut ini adalah:

a. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan

pelanggan ponsel nokia di wtc surabaya?

b. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas

pelanggan ponsel nokia di wtc surabaya ?

c. Apakah terdapat pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas

pelanggan ponsel nokia di wtc surabaya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahi pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan

pelanggan ponsel nokia di wtc surabaya ?

b. Untuk mengetahi pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas

pelanggan ponsel nokia di wtc surabaya ?

c. Untuk mengetahi pengaruh kepuasan terhadap loyalitas pelanggan

(17)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi :

a. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak

Perusahaan agar lebih meningkatkan mutu, kualitas dan produk Nokia,

secara konsisten dan terus-menerus. Dan juga dapat sebagai informasi

yang berguna bagi Perusahaan dalam usaha mengimplementasikan

strategi pemasaran sehingga dapat mempertahankan konsumen.

b. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini penulis berkesempatan untuk mengetahui dan

menerapkan teori-teori yang didapat selama menempuh studi

khususnya tentang manajemen pemasaran.

c. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi calon peneliti yang

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

dilakukan oleh Sukarno (2004) daengan judul “ Dimensi Kualitas Ponsel

Merek Nokia Terhadap Kepuasan Konsumen Study kasus persepsi

konsumen di beberapa pusat penjualan ponsel di Surabaya” penelitian

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengguna

ponsel merek Nokia yang berada di beberapa pusat penjualan

ponsel di Surabaya. Sedangkan sample yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah responden yang selama tiga bulan terakhir

secara periodik menggunakan ponsel merek Nokia disamping itu

responden mempunyai keinginan melakukan pembelian di masa

menatang .tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

menurut Maholtra (1999;204) bahwa sampel yang size yang

dipergunakan menggunakan 5 x jumlah variabel bebas +10%.

Dengan demikian sampel yang dipergunakan adalah 30x 5= 150

+150+10%=15. jadi total sampel yang dipergunakan adalah 165

orang.

b. Analisis yang dipergunakan adalah Analisis Faktor.

(19)

1) Pada perhitungan analisis faktor dengan memasukkan 30 variabel

didapat bahwa hasil variabel KMO measure of sampling

adequency (MSA) sebesar 0,867 (>50%) dan bartletts test sebesar

2166,15 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000

mengidentifikasikan terdapat bukti yang cukup kuat bahwa

masing-masing variabel dari 30 variabel yang digunakan dalam

analisis faktor memiliki korelasi yang cukup signifikan.

2) Berdasaran analisis faktor dengan menggunakan rotasi faktor

(varimax) diproleh 8 faktor baru, dimana ke 8 faktor tersebut

memenuhi syarat sebagai faktor karena memiliki nilai eigen value

lebih dari 1.

3) Faktor-faktor yang diperoleh tersebut adalah: faktor Performance

aktor kinerja, faktor Ethical profile and Image, faktor Sensory

Characteristics , faktor Maintainability and Serviceability ,faktor

kualitas penerimaan ,faktor estetika dan faktor Range and Type of

Features. Prosentasi variasi yang dapat diterangkanoleh seluruh

faktor sebesar 64,796%.

2. Penelitian ke dua yang dipergunakan dalam penellitian ini adalah yang

dilakukan oleh Anton (2004) dengan judul “Analisis Pemgaruh

Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan PT. Asuransi Jiwa

Central Asia Raya Di Cabang Surabaya”. Penelitian yang dilakukan

(20)

a. Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah selluruh

nasabah PT. asuransi jiwa “Central Asia raya “. Cabang Surabaya

dan sampel yang dipergunakan dalam penelitian adalah 100 orang

nasabah PT. asuransi jiwa “Central Asia raya”. Cabang Surabaya.

Menurut Ferdinand (2002;48) dalam pedoman ukuran sampel yang

dipergunakan adalah 100 – 200 sampel untuk teknik maximum

likelihood estimation. Karena penelitian ini menggunakan teknik

maximum likelihood maka minimum sampel yang dipergunakan

adalah 100 orang nasabah. Tehnik penentuan sampel yang

dipergunakan adalah purposive sampling yaitu memilih pelanggan

yang memiliki kriteria umur 17tahun s/d 50tahun, pendidikan SMA

sederajad dan sarjana serta sehat jasmani rohani, selain itu alas an

lain menggunakan 100 orang nasabah karena adanya keterbatasan

waktu penelitian sehingga untuk menunjang penelitian.

b. alat analisis yang dipergunakan Analisis SEM.

c. kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1) jumlah responden sebanyak 100 orang didalam analisi tetap 100

orang karena berdasarkan analisis tidak terjadi multi variate,

sehingga jawaban responden dapat dianalisis.

2) Faktor kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap

loyalitas pelanggan konsumen dapat diterima dengan nilai

(21)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. pengertian pemasaran

Di era globalisasi sekarang ini peranan pemasaran sangat besar

kontribusinya terhadap perkembangan suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan

setiap kegiatan bisnis tidak lepas dari pemasaran, yang merupakan proses

sosial manajerial mulai dari merencanakan sampai dengan mendistribusikan

produk untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, seperti yang

dikemukan oleh para ahli sebagai berikut:

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu

dan kelompok yang menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk

yang bernilai dengan pihak lain ( Kotler dan Amstrong. 1997:7).

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan kegiatan

usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat

memuaskan keinginan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

potensial (J. Stanton. 1985:5).

Dari kedua definisi diatas dapat dijelaskan bahwa pemasaran

merupakan proses manajerial atas kegiatan bisnis mulai dari merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa

yang memuaskan kebutuhan dan keinginan, baik kepada pembeli yang ada

maupun pembeli potensial. Ini berarti pemasarana bukan hanya sekedar

(22)

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Jadi kegiatan pemasaran

berawal dan berakhir pada pemenuhan kebetuhan dan keinginan konsumen.

2.2.2. Manajemen Pemasaran

Kegiatan pemasaran dapat berhasil dan terencana dengan baik yang

dapat membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan serta dalam

menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, maka dikenalilah istilah

manajemen pemasaran. Maka dikenalilah istilah manajemen pemasaran.

Manajemen pemasaran adalah penganalisaan., pelaksanaan, dan

pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran

dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (

Swasta dan Handoko. 1998:3).

Manajemen pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan

pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dari

perusahaan (Buchari. 1992:189).

Dari kedua definisi diatas dapat dijelaskan bahwa manajemen

pemasaran berkaitan langsung dengan fungsi-fungsi manajemen mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap

aktivitas pemasaran mulai dari menentukan produk, harga, saluran distribusi

dan promosi yang bertujuan untuk menimbulkan pertukaran untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen dalam mencapai tujuan organisasi. Salah

(23)

meningkatkan kepuasan konsumen. Hal ini didasari pemikiran bahwa

konsumen yang puas akan loyal kepada produk yang ditawarkan perusahaan.

2.2.3. Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan

kombinasi empat besar pembentukan inti system pemasaran sebuah

organisasi, berikut ini adalah beberapa definisi dari bauran pemasaran menurut

beberapa ahli.

Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau

kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, yaitu

produk, harga, kegiatan promosi, dan saluran distribusi ( Swasta dan Irawan.

1996:11).

Sedangkan arti dari keempat variabel tersebut adalah :

1. Product (Produk) yaitu apa saja yang dapat ditawarkan ke dalam pasar

untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau di konsumsi yang dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan.

2. Price (Harga) yaitu nilai suatu produk yang diukur dengan sejumlah

uang dimana berdasarkan nilai tersebut perusahaan bersedia melepaskan

produk yang dimiliki kepada pihak lain.

3. Promotion (Promosi) yaitu arus informasi atau persuasi satu arah

maupun dua arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau

organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam

(24)

4. Place (Distribusi) yaitu kegiatan pemindahan arus barang dan jasa dari

produsen ke konsumen.

2.2.4. Konsep pemasaran

Falsafah konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan

terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsep seluruh kegiatan

dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk

memenuhi tujuan tersebut. Menurut J. Stanton (1985:10) “Konsep pemasaran

adalah pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan

dan keinginan pasar sasaran dan pencapaian kepuasan yang didambakan itu

lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing.

Definisi pemasaran ini berpijak pada konsep-konsep inti sebagai

berikut : kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai, biaya, kepuasan,

transaksi dan hubungan, pasar dan pemasaran dan pemasar.

Menurut Tjiptono (2002:2) konsep pemasaran ini sudah mengalami

perkembangan bersamaan dengan semakin majunya masyarakat dan

teknologi, kalau perusahaan ingin berhasil atau bahkan dapat hidup terus, ia

harus menanggapi cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya.

Pada dasarnya yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen harus :

1. Menentukan kebutuhan pokok pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.

2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.

(25)

4. Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai dan

menafsirkan keinginan, sikap dan perilaku konsumen.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik.

Definisi tersebut menunjukkan bahwa konsep pemasaran

berorientasi kepada pengunjung dan usaha pemasaran yang terkoordinir yang

di tujukan untuk memperoleh profit yang memuaskan konsumen.

Konsep pemasaran merupakan langkah maju dalam kegiatan

pemasaran untuk memberikan perhatian serta kepuasan kepada konsumen ini

merupakan filsafat bisnis bagi kelangsungan hidup perusahaan yang ingin

berkembang. Perusahaan tidak berarti apa-apa sehingga konsumen segalanya

bagi perusahaan.

2.2.5. Perilaku koonsumen

Menurut Swasta dan Handoko (1998:4) “Perilaku konsumen

adalah kegiatan-kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan

dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk didalamnya

pengambilan keputusan pada persiapan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.

Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu :

1. Proses pengambilan keputusan.

2. Kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai,

mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa

(26)

Analisa perilaku konsumen yang realistis hendaknya menganalisa

juga proses-proses yang tidak dapat atau sulit diamati, yang selalu menyertai

setiap pembelian. Mempelajari perilaku konsumen tidak hanya mempelajari

apa (what), yang dibeli atau dikonsumsi, tetapi juga dimana (where),

bagaimana kebiasaannya (how often) dan dalam kondisi macam apa (under

what condition) barang-barang dan jasa tersebut dibeli.

2.2.6. Model perilaku konsumen

Membicarakan perilaku konsumen berarti kita mempelajari

kegiatan manusia dalam lingkungan yang terbatas karena setiap bagian dari

manusia (masyarakat) akan selalu mempunyai perilaku yang berbeda. Seperti

yang telah disebutkan, mempelajari atau menganalisa perilaku konsumen

adalah sesuatu yang sangat komplek terutama karena banyaknya variabel yang

mempengaruhi dan kecenderungan untuk saling berinteraksi.

Menurut Swasta dan Handoko (1998:4) “Model adalah sebuah

penyederhanaan gambaran dari kenyataan. Penyederhanaan ini melalui

pengaturan aspek-aspek dari model terkait”. Model dikembangkan untuk

berbagai macam penggunaan, tetapi tujuan dari pengembangan model perilaku

konsumen adalah :

1. Membantu kita untuk mempelajari dan mengembangkan teori yang

mengarahkan penelitian perilaku konsumen.

2. Sebuah dasar untuk mempelajari pengetahuan yang terus berkembang

(27)

Keduanya membantu kita untuk berpikir sistematis dan logis

tentang konsumen, yaitu tahap-tahap :

1. Identifikasi variabel-variabel yang relevan.

2. Menunjukkan karakteristik masing-masing.

Menganalisa hubungan diantara variabel-variabel tersebut, yaitu

bahwa mereka saling mempengaruhi satu sama lain.

2.2.7. Kualitas produk

Kualitas atau mutu sering diartikan sebagai komposisi teknis dari

suatu produk (Kotler, 1997:49) mutu adalah keseluruan cirri serta sifat dari

produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuanya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan yang tersirat. Ada

hubungan kuat antara mutu, layanan dengan kepuasan pelanggan dan

profitabilitas. semakin tinggi tingkat mutu menyebabkan semakin tingginya

kepuasan pelanggan. Mutu produk merupakan hal yang perlu mendapatkan

perhatian utama dari perusahaan atau produsen mengingat suatu produk

berkaitan eret dengan masalah kepuasan konsumen yang merupakan tujuaan

dari kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk mencapai posisi produk. Mutu

menyatakan tingkat kemampuaan fungsinya yang diharapkan.

Menurut Martinich sebagaimana dikutip Yamit ada enam dimensi

kulaitas produk , yaitu “Performance, Range and type of feature, Reability and

durability, Maintainabilityand serviceability, Sensory characteristics, Ethical

(28)

Berikut ini adalah penjelasan secara singkat dari keenam dimensi

kualitas tersebut :

1. Performance yaitu kualitas produk yang menggambarkan keadan yang

sebenarnya atau pelayanan yang diberikan oleh suatu produk dengan

cara benar.

2. Range and type of feature yaitu kemampuaan atau keistimewaan yang

dimiliki oleh suatu produk.

3. Reability and durability yaitu kehandalan suatu produk dan daya tahan

produk tersebut sehingga tidak perlu terlalu sering melakukan perbaikan.

4. Maintainability and serviceability yaitu kemudahan untuk

mengoperasikan suatu produk dan kemudahan perbaikan maupun

ketersediaan komponen pengganti.

5. Sensory characteristics yaitu penampilan, corak, daya tarik yang

menjadi aspek penting dalam kualitas.

6. Ethical profile and image yaitu kesan pelanggan terhadap suatu produk

dan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya.

2.2.8. Kepuasan konsumen

Para pelanggan membeli dari perusahaan apa yang mereka yakin

dapat menawarkan nilai tertinggi yang diberikan kepada pelanggan dan biaya

total pelanggan. Kotler (1997;33) menyatakan kepuasan adalah perasaan

senang atau kecewa yang berasal dari perbandimgan antara kesan terhadap

(29)

Kotler (1997;34), kepuasan pelanggan adalah fungsi daripada jauh

dekatnya produk menurut harapan pelangga dan pandangan prestasi, kepuasan

pelanggan atas suatu pembelian tergantung pada kinerja produk yang

berhubungan dengan harapan pembeli. Seorang pelanggan mungkin

mengalami berbagai tingkat kepuasan. Jika kinerja produk tidak sesuai

harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja sesuai harapan , pelanggan sangat

puas atau sangat gembira.

Kepuasan pelanggan atas produk/barang akan mempengaruhi

perilaku selanjutnya jika pelanggan merasa puas, akan memperlihatkan

peluang pembeli yang lebih tinggi pada kesempatan berikutnya. Pelanggan

yang merasa puas juga cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik

mengenai produk yang bersangkutan kepada orng lain. Seorang pelanggan

yang tidak puas akan melakukan tindakan yang berbeda dengan pelanggan

yang merasa puas. Mereka mungkin berusaha untuk mengurangi kegiatan ini

dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka

mungkin berusaha untuk mengurangi dengan mencari informasi yang

mungkin memperkuat nilai tinggi produk tersebut. Para pemasar harus

menyadari semua cara pelanggan menangani. Pelanggan mempunyai pilihan

antara mengambil tindakan umum atau tindakan pribadi. Tindakan umum

mencakup beberapa macam penyampain keluhan kepada perusahaan atau

pemerintah,mungkin juga pembeli berhenti membeli atau memperingatkan

teman-temannya. Para pemasar dapat menempuh beberapa cara untuk

(30)

misalnya, bisa memberi pelayanan yang maksimal baik itu dalam masalah

claim kerusakan sampai selesai.

2.2.8.1. Cara mengukur kepuasan konsumen

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk memantau dan

mengukur tingkat kepuasan konsumen menurut Tjiptono (1997:36) yaitu

mengidentifikasikan empat pengunjung adalah sebagai berikut :

1. Sistem keluhan dan saran.

2. Ghost shopping.

3. Lost custer analysis.

4. Survey kepuasan konsumen.

Penjelasan keempat metode tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sistem keluhan dan saran.

Organisasi yang berpusat pada pelanggan memberikan kesempatan yang

luas kepada pelanggan nya untuk menyampaikan saran dan keluhan,

misalnya dengan menyediakan kotak saran dan lain-lain,

informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide dan masukan kepada perusahaan

dan memungkinkannya untuk berkreasi dengan tanggap dan cepat untuk

mengatasi masalah yang timbul.

2. Ghost shopping.

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk bersikap

sebagai pembeli potensial terhadap produk perusahaan dan pesaing,

(31)

pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu

ghost shopper juga mengamati cara penanganan setiap keluhan baik oleh

perusahaan yang bersangkutan ataupun pesaingnya.

3. Lost custer analysis.

Perusahaan sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti

membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami

mengapa hal ini terjadi, bukan hanya exit interview yang perlu, tetapi

pemantauan customer loss rate juga pesaing juga penting dimana loss

rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskannya.

4. Survey kepuasan konsumen.

Perusahaan tidak dapat beranggapan bahwa sistem keluhan dan saran

dapat menggambarkan serta lengkap dan kekecewaan pelanggan atau

konsumen. Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dengan

penelitian survey. Baik dengan survey melalui pos, telepon maupun

wawancara pribadi. Perusahaan yang responsive mengukur kepuasan

pelanggan dengan mengadakan survey berkala, mereka mengirimkan

daftar pertanyaan untuk mengetahui perasaan mereka terhadap berbagai

aspek kinerja perusahaan.

2.2.8.2. Model-model kepuasan konsumen

Menurut Tjiptono (1997:30) mengidentifikasikan kepuasan

(32)

1. Model kognitif.

2. Model afektif.

Kedua model tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Model kognitif.

Pada model ini penilaian didasarkan pada perbedaan antara suatu

kumpulan atau kombinasi atribut yang dipandang ideal untuk individu

dan persepsinya tentang kombinasi dari atribut sebenarnya. Jadi indeks

kepuasan pengunjung dalam model ini mengukur perbedaan apa yang

diinginkan oleh konsumen dalam membeli produk atau jasa dan apa

yang sesungguhnya ditawarkan oleh perusahaan.

2. Model afektif.

Model afektif menyatakan bahwa penilaian konsumen individual

terhadap suatu produk atau jasa tidak semata-mata berdasarkan

perhitungan rasional, namun juga berdasarkan kubutuhan subjektif,

aspirasi, perilaku belajar, emosi, perasaan spesifik, suasana hati dan lain

sebagainya. Maksud dari fokus ini adalah agar dapat dijelaskan dan

diukur tingkat kepuasan dalam suatu kurun waktu. Dalam hal ini

bermaksud bagaimana kedua model tersebut berhubungan dengan hasil

yang akan penulis peroleh setelah melakukan penelitian dan

(33)

2.2.8.3. Manfaat kepuasan konsumen

Dalam suatu perusahaan yang sedang melakukan pemasaran

produknya di pasar, peranan kualitas produk atau jasa dalam menunjang

tingkat pengukuran kepuasan sangat penting. Hal ini karena dengan

menggunakan kualitas produk atau jasa dalam menjual produknya atau

jasanya kepada pengunjung akan lebih mudah dalam pencapaian kepuasan.

Berikut ini manfaat dari kepuasan konsumen menurut Tjiptono (1997:34)

adalah sebagai berikut :

1. Hubungan perusahaan dan konsumen akan menjadi harmonis.

2. Memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang dan terciptanya

loyalitas pengunjung dan membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut

yang menguntungkan perusahaan.

2.2.9. Loyalitas pelanggan

Pelanggan adalah orang yang biasa membeli pada suatu perusahaan

secara tetap. Kebiasaan ini dibangun melalui pembelian dan intraksi pada tiap

frekuensi kesempatan selama satu periode tertentu. Tanpa adanya jalinan

pengaruh yang kuat dan pembelian yany berulang-ulang, orang tersebut tidak

dapat dikatakan sebagai pelanggan, tetapi hanya dikatakan sebagai pembeli.

Dalam Zulganef (2002), Wulf, Schroder, dan Lacobucci

mendefinisikan loyalitas sebagai besarnya konsumsi dan frekuensi pembelian

yang dilakukan oleh seseorang konsumen terhadap suatu perusahaan (toko

(34)

terdiri dari kepuasan, kepercayaan, dan komitmen mempunyai pengaruh yang

dengan loyalitas.

Zeithaml et. al. (1996) merumuskan loyaliyas sebagai perpaduan

antara repurchase intension (niat membeli ulang), advocacy intension

(keinginan/niat menganjurkan) dan preference (pilihan).

Pelanggan yang setia menurut Grifin (1995;31) adalah sebagai

berikut: “ A loyal customer is one who makes regular repeat phurchase:

phurchase across product and sevice lines: refers other: and demonstrates

and immunity to the pull of the competition”. Dari pengertian diatas dapat

diketahui bahwa seorang pelanggan yang setia dalah pelanggan yang

melakukan yang melakukan pembelian secara berulang-ulang pada perusahaan

yang sama, membeli lini produk dan produk yang ditawarkan oleh perusahaan

yang sama, memberitahukan pada orang lain kepuasan-kepuasan yang didapat

dari perusahaan dan menunjukkan kekebalan terhadap tawaran dari

perusahaan pesaing.

Loyalitas pelanggan antara lain dipengaruhi oleh kualitas hubungan

wiraniaga dengan pelanggan, kualitas produk yang baik dan kualitas layanan

yang diberikan oleh suatu perusahaan pada pelanggan, hal ini sesuai dengan

pernyatan yang telah diuraikan oleh Kotler ( 1997;49) dan juga dinyatakan

oleh Zeithaml, Parasuraman,dan Berry (1990;44) dalam hubungan kita dengan

pelanggan kita, juga ada jendela kesemptan dimana terdapat benih-benih

loyalitas. Beberapa kesempatan datang lebih awal dalam hubungan sebagian

(35)

keuntungan dari hubungan dengan pelanggan adalah hasil langsung dari

seberapa banyak loyalitas yang dirasakan pelanggan atas produk atau servis

anda. Loyalitas paling besar, adalah keuntungan bagi anda sebagai seorang

tenaga pemasaran (marketer).

Selanjutnya Griffin (1995;27), menyatakan bahwa setiap kali

pelanggan membeli, dia berjalan melalui beberapa tahap dalam satu siklus

atau dimensi dari loyalitas pelanggan atas produk tersebut. Dimensi tersebut

antara lain:

1. Tertarik pada suatu produk,

tahab pertama untuk mewujudkan loyalitas dimulai dengan adanya

pelanggan yang tertarik pada produk anda. Pada tahab ini anda mulai

membangun semua hal penting yang dibutuhkan untuk menonjolkan produk

anda didepan pesaing dalam pikiran pelanggan yang potensial. Ketertarikan

bisa datang dari berbagai cara : iklan, surat secara langsung,pameran

perdagangan, komunikasi dari mulut ke mulut, dan kegiatan pemasaran (etale

dll). Pada tahap ikatan yang ada masih kecil antara anda dan pelanggan. Pada

saat itu marketing perusahaan lain bisa mencuri pelanggan tersebut sebelum

anda memulainya.

2. Melakukan pembelian pertama kali,

pembelian pertama merupakan tahab yang penting bagi

kemampuan untuk menciptakan loyalitas. Pembelian restoma adalah

pembelian percobaan/coba-coba. Dan perusahaan dapat menarik pelanggan

(36)

fisik sekitarnya. Saat pembelian pertama dilakukan lalu anda akan memiliki

kesempatan untuk mendapatkan pelanggan yang benar-benar loyal/setia.

3. pembelian berapa pada 2 jenis fase sikap

a. Pospurchase evaluation

b. Decicision to purchase

Setelah pembelian dilakukan pelanggan melakukan evaluasi

terhadap transaksi yang dilakukan. Jika dia puas atau tidak puas dengan

membandingkannya terhadap kompetitor (pesaing) maka tahap empat

mungkin dilakukan, yaitu keputusan untuk membeli lagi, seperti yang

dibicarakan didepan, rata-rata pelanggan. Puas terhadap produk yang

digunakanya. Tapi kepuasan sendiri tidak memberikan keuntungan strategis

bagi perusahaan. Analisis JD Power setuju,”Pembeli yang puas merupakan

pembeli yang mengulangi lagi pembelian”–Mungkin”.

Komitmen untuk membeli lagi merupakan sikapm yang paling

penting bagi kesetiaan atau loyalitas, lebih mendasar dari pada kepuasan.

Sederhananya tanpa mengulang pembelian, loyalitas tidak ada. Motivasi untuk

membeli lagi datang dari sikap yang penuh selera terhadap produk atau

layanan yang sangat tinggi perbandingannya terhadap sikap untuk

mendapatkan alternatif / pilihan lain. Keputusan untuk membeli lagi seringkali

merupakan tahapan alami jika pelanggan merasakan ikatan emosional yang

sangat kuat terhadap produk. Kendaraan rekreasi airstream rokok merek

tertentu, dan komputer machintosh telah berhasil menciptakan merek secara

(37)

Jika menggali di bab berikutnya tidak tiap perusahaan

menawarkan, sebuah produk yang menciptakan sebuah iakatan emosional.

Cara lain yang juga sangat kuat untuk mendapatkan keputusan pelanggan

untuk membeli lagi adalah dengan membuat pemikiran / ide dalam pikiran

pelanggan bila dengan berhubungan dengan pesaing / kompetitor akan

menambah atau memberatkan pelanggan, baik waktu, uang atau performa.

4. Membeli ulang

Tahapan paling akhir adalah membeli lagi. Agar bisa

dipertimbangkan sebagai pelanggan yang loyal, pelanggan harus membeli lagi

dari bisnis yang sama, mengulang tahap 3 hingga 5 untuk beberapa kali,

pelanggan yang benar-banar setia akan menolak persaingan dan membeli lagi

dari perusahaan yang sama suatu item / barang tersebut dibutuhkan lagi. Ini

adalah jenis pelanggan dimana bisnis perlu untuk melayani, menerima dan

pemeliharaan.

Masih ingat sundai river skyway dari leslie otten yang bibicarakan

pada bab I ? Otten telah menciptakan pembeli yang selalu membeli

produknya, dia siap bertempur untuk menjaga selalu pembeli produknya., dia

siap bertempur untuk menjaga mereka. Otten paham bila perputaran yang

berkelanjutan dengan loop pembelian ulang merupakan dasar bagi

pembangunan loyaliyas atau kesetiaan. Dia menggunakan ikatan-emosional

dan biaya-hemat untuk memperkuat alas an pembelian lagi. Para peselancar

baru dikirimi setifikat ucapan atas selesainya program pembelajaran selancar

(38)

pelanggan dilakukan dengan memberikan bonus gratis berselancar setelah

beberapa kali berkunjung/datang, dan pelanggan menerima surat yang

berisikan promosi spesial ,” kami inginkan bekerja keras agar orang tidak lupa

pada kami.

Urutan dari mulai pembelian ulang, evaluasi post purchase dan

keputusan untuk membeli ulang bentuk 1 loop pembekian ulang yang akan

diulang lagi beberapa kali atau bahkan ratusan kali selama masih ada

hubungan antara pelanggan dan perusahaan dengan produk dan layanannya.

Terdapat empat jenis loyalitas setelah kecintaan, faktor berikutnya

yang menentukan loyalitas pelanggan terhadap sebuah produk atau layanan

adalah berlangganan secara berulang-ulang, ada empat tipe loyalitas yang

timbul jika kecintaan dihubungkan dengan tinggi rendahnya pada pembelian

ulang.

a. tanpa loyalitas. Dengan alasan yang berbeda-bada, beberapa palanggan

tidak menciptakan loyalitas terhadap suatu produk/ produk yang

ditawarkan. Contohnya, saya kenal agen perjalanan yang memangkas

rambutnya dimana-mana diberbagai tempat di kota. Hanya dengan

ongkos $ 10 atau kurang, dia tidak perlu menunggu, jarang sekali dia

pergi pada tempat yang sama pada waktu yang berbeda. Bagi saya,

potong rambut adalah tetap potong rambut tak peduli darimana dia

mendapatkannya. (faktanya kepalanya hampir botak dan tak ada sesuatu

yang bisa dicobakan pada rambutnya). Kecintaannya yang rendah

(39)

rendahnya pemilikan lagi produk yang ditawarkan tersebut berperan

penting terhadap ketidak adanya loyalitas. Secara umum, sebuah bisnis

harus menghindari kebanggaan yang tidak loyal, karena mereka

selamanya takkan pernah lagi jadi pelanggan yang loyal. Mereka hanya

berperan kecil bagi kekuatan finansial dari bisnis, tantangannya adalah

bagaimana menghindarkan sebanyak mungkin orang seperti ini dan

menggantikannya dengan pelanggan yang loyalitasnya bisa

dikembangkan.

b. Loyalitas inersia. Rendahnya level kecintaan digunakan tingginya

pembelian ulang menghasilkan loyalitas inersia. Pelanggan ini membeli

melebihi yang biasanya. Ini karena kita sudah terbiasa menggunakannya.

Dengan kata lain, situasi atau keadaan merupakan faktor utama

penyebab terjadinya pembelian. Pembeli ini merasakan berapa tingkat

kepuasan terhadap perubahan, atau pada akrirnya tak ada ketidak puasan

yang nyata. Ini dicontahkan oleh pelanggan yang membeli gas distasiun

pengisian pinggir jalan, mencuci pakaian ditoko blok depan, dan

memperbaiki sepatu ditukang jahit sebelah. Pembeli ini siap terhadap

produk-produk pesaing yang dapat menunjukkan keuntungan yang bisa

diberikan. Masih memungkinkan untuk merubah loyalitas yang lebih

tinggi dengan cara mempengaruhi / memperhatikannya secara rutin dan

aktif serta meningkatkan kemampuan mereka untuk membedakan

produk anda dengan produk lain yang ada dipasaran. Contohnya seorang

(40)

akan membuat pelanggan tertarik dan faktanya ini merupakan satu cara

untuk memberikan perbedaan kualitas layanan terhadap pesaing.

c. Loyalitas laten. Sikap negatif yang tinggi dikombinasikan pembelian

ulang yang rendah merupakan loyalitas laten, jika seorang pelanggan

memiliki loyalitas laten efek situasional akan lebih berpengaruh terhadap

pembelian ulang, dibandingkan dengan attitusional (dari sikap).

Contohnya, saya adalah penggemar makanan cina dan memiliki restoran

cina faforit ditempat tinggal saya. Istri saya, sebaliknya tidak begitu suka

dengan makanan cina , dan tidak memperhatikan loyalitas saya, saya

datangi makanan restoran cina hanya hari-hari tertentu dan kami tiap hari

datang ke restoran bisa memenuhi keinginan kami bersama-sama.

Dengan memahami faktor situasional yang berperan terhadap loyalitas

loyalitas laten, seorang pebisnis bisa membuat strategi yang bisa

memerangi mereka. Contohnya, restoran cina bisa menambahkan

makanan amerika pada menunya, untuk memenuhi kebutuhan

orang-orang seperti istri saya.

d. Loyalitas premium. Loyalitas premium, merupakan terbaik diantra tipe,

senantiasa tertarik / suka pada produk kita dan selalu mengulangi

pembelian ini sangat diharapkan oleh semua pelanggan dari berbagai

bisnis. Pada pilihan level tinggi, orang meresa bangga menemukan dan

menggunakan produk dan membagikan pengalamannya itu dengan

keluarganya dan temanya.penggunaan pisau Army Swiss yang loyal

(41)

berharganya pisau tersebut, berapa banyak orang yang telah

menggunakannya tiap hari, minggu atau bulan.pelanggan ini akan

menjadi pembicara bagi produk dan produk yang ditawarkan secara

konstan kepada orang lain. Saat saya mulai bisnis saya, seorang teman

baru terinspirasi oleh program software yang cepat yang mampu

melakukan ckeck book secara otomatis. Dia selalu membawa program

dan mendemonstrasikannya ke komputer saya. Maka dia termasuk

memiliki loyalitas premium.

Zeithaml et. al. (1996) menyebutkan bahwa dimensi dari loyalitas

pelanggan dinyatakan dalam bentuk:

a. Re-purchase (keinginan pembelian ulang)

b. Acvocacy (memberikan informasi kepada pihak lainnya)

c. Preference (melakukan pilihan)

2.2.10. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan

Mengingat betapa pentingnya kualitas produk bagi suatu

perusahaan dalam upaya memantapkan hubungan konsumen yang telah

diterapkan agar perusahaan dapat berkembang lebih luas lagi dan tumbuh

dengan baik untuk masa yang akan datang. Maka hal tersebut merupakan

salah satu pintu yang terpenting didalam memperoleh barang atau jasa.

Bagi perusahaan yang dapat memberikan kualitas produk yang

memuaskan bagi konsumen atau pengunjung secara tidak langsung akan selalu

(42)

jasa yang diinginkan sehingga akan tercipta rasa puas terhadap kualitas produk

yang diberikan oleh pihak produsen.

Karena kepuasan konsumen itu muncul dengan adanya mutu yang

baik yang dilakukan pihak penjual jasa. Pada barang atau jasa kalau barang

diproduksi, maka jasa dilaksanakan. Jadi kualitas dari suatu produk jasa

diberikan dari pelaksanaannya atau hasil karyanya bukan dari karakteristik

secara fisik.

Menurut Colin G. dan Clark (1996:7), hubungan antara konsumen

dengan produsen adalah:

“Bila ada kepedulian dan perhatian akan mutu produk dari produsen kepada

konsumen, maka hubungan keduanya akan semakin erat, dengan kepuasan

yang dirasakan akan terjadi pembelian ulang, sebaliknya bila produsen tidak

terlalu mempedulikan dan tidak memperhatikan mutu produk terhadap

konsumen, maka tidak akan terjadi hubungan yang baik, karena konsumen

tidak merasa puas dan kecewa, akibatnya bisa diramalkan tidak akan terjadi

pembelian ulang”.

Sedangkan hubungan antara kepuasan konsumen dengan mutu

produk menurut Kotler yang dialih bahasakan oleh Ancella Anita Hermawan

(1997:64) dalam bukunya manajemen pemasaran menyatakan bahwa : “Ada

hubungan yang erat antara mutu barang dan jasa (pelayanan) dengan kepuasan

konsumen serta keuntungan perusahaan, dimana mutu yang lebih tinggi

menghasilkan kepuasan konsumen yang lebih tinggi, sekaligus mendukung

(43)

2.2.11. Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan

Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai respon konsumen

terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja

aktual yang dirasakannya setelah pemakaian Banyak teori menyatakan bahwa

kepuasan dapat menjadikan konsumen loyal. Di antaranya teori yang

dikemukakan oleh Bitner (1990) bahwa pisikologi ruang lingkup loyalitas

pelanggan merupakan mekanisme konfirmasi atau diskonfirmasi kepuasan.

Menurut Ramadania (2002) dalam penelitiannya menunjukkan

bahwa ada korelasi positif yang tinggi antara kepuasan dengan kualitas

layanan dan loyalitas.

2.2.12. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas

Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah perusahaan.

Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah perusahaan

penyedia barang/jasa untuk selalu memanjakan konsumen/pelanggan dengan

memberikan kualitas produk yang terbaik. Kualitas produk merupakan mutu

dari semua komponen-komponen yang membentuk produk sehingga produk

tersebut mempunyai nilai tambah.

Para pelanggan akan mencari produk berupa barang atau jasa dari

perusahaan yang dapat memberikan kualitas yang terbaik kepadanya karena

kualitas produk yang baik dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya

hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis, memberikan

(44)

mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan dan terciptanya loyalitas

pelanggan (Tjiptono, 1997: 24).

Pelanggan yang puas dan loyal (setia) merupakan peluang untuk mendapatkan

pelanggan baru. Mempertahankan semua pelanggan yang ada umumnya akan

lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian pelanggan karena

biaya untuk menarik pelanggan baru bisa lima kali lipat dari biaya

mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada (Kotler,1997: 60). Jadi

mempertahankan pelanggan sama dengan mempertahankan kelangsungan

(45)

2.3. Kerangka Konseptual daya tahan produk

(X3) pengoperasian dan

perbaikan perusahaan

(X4)

Penampilan dan daya tarik produk

(X5) Performace

(X1)

Kesan pelanggan

(X6) Memberikan

(46)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

diuraikan diatas maka hipotesis dari permasalahan yang dikemukakan adalah

sebagai berikut :

1. Diduga kualitas produk (X) dengan indikator Performance (XI),

Kemampuan/keistimewaan yang dimiliki suatu produk (X2),

Kehandalan dan Daya tahan produk (X3), Kemudahan pengoperasian

dan perbaikan kerusakan (X4), Penampilan dan daya tarik produk (X5),

dan Kesan pelanggan (X6) berpengaruh terhadap kepuasan (Y)

2. Diduga kualitas produk (X) dengan indikator Performance (XI),

Kemampuan/keistimewaan yang dimiliki suatu produk (X2),

Kehandalan dan Daya tahan produk (X3), Kemudahan pengoperasian

dan perbaikan kerusakan (X4), Penampilan dan daya tarik produk (X5),

dan Kesan pelanggan (X6) berpengaruh terhadap loyalitas (Z)

3. Diduga kepuasan (Y) dengan indikator harapan (Y1), Kenyataan (Y2)

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Kualitas produk (X1)

Kualitas produk adalah keseluruan cirri serta sifat dari produk

atau layanan yang berpengaruh pada kemampuanya untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan yang tersirat. (Kotler, 1997:49)

Menurut Martinich sebagaimana dikutip (Yamit .2001 : 11) ada

enam dimensi kulaitas produk , yaitu “Performance, Range and type of

feature, Reability and durability, Maintainability and serviceability, Sensory

characteristics, Ethical profile and image ”

1. Performance(X1),adalah kualitas produk yang menggambarkan keadan

yang sebenarnya atau pelayanan yang diberikan oleh suatu produk

dengan cara benar.

2. Kemampuaan / keistimewaan yang dimiliki oleh suatu produk (X2),

adalah produk yang menggambarkan kemampuaan atau keistimewaan

yang dimiliki oleh suatu produk.

3. Kehandalan dan daya tahan produk (X3), adalah kualitas produk yang

menggambarkan kehandalan suatu produk dan daya tahan produk

(48)

4. Kemudahan pengoperasikan dan perbaikan kerusakan (X4), adalah

kualitas produk yang menggambarkan kemudahan untuk

mengoperasikan suatu produk dan kemudahan perbaikan maupun

ketersediaan komponen pengganti.

5. Daya tarik produk (X5), adalah kualitas produk yang menggambarkan

penampilan, corak, daya tarik yang menjadi aspek penting dalam

kualitas.

6. Kesan pelanggan (X6), adalah kualitas produk yang menggambarkan

kesan pelanggan terhadap produk Nokia dan kelebihan-kelebihan yang

dimilikinya.

Kepuasan pelanggan (Y)

Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau

membuat sesuatu memadai. Kepuasan adalah kepuasan sebagai perasaan

senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara

persepsi kinerja (harapan) atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya

(kenyataan) Kotler (1997: 61).

Yang diukur dengan indikator sebagai berikut :

7. Harapan (Y1), adalah sesuatu dalam pikiran positif seseorang akan apa

(49)

8. Kenyataan (Y2), adalah sesuatu yang dirasakan oleh pelanggan setelah ia

melakukan pembelian Nokia.

Loyalitas pelanggan (Z)

Konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia

membeli, tapi dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang, . Sedangkan

tujuan akhir keberhasilan perusahaan menjalin hubungan relasi dengan

pelanggannya adalah untuk membentuk loyalitas yang kuat Zeithaml et. al.

(1996). Indikator dari loyalitas yang kuat adalah:

9. Memberikan informasi (Z1), adalah tindakan memberikan informasi

kepada orang lain setelah pelanggan merasakan manfaat

kelebihan-kelebihan yyang melekat pada Nokia.

10. Membeli ulang (Z2), adalah tindakan untuk melakukan pembelian

kembali setelah pelanggan merasakan manfaat dari Nokia.

11. melakukan pilihan (Z3), adalah tindakan melakukan pilihan oleh

pelanggan setelah ia merasakan ketidakpuasan akan Nokia.

3.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval yaitu skala

pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat jarak construct yang diukur

dengan kata lain tidak hanya mengukur perbedaan subjek atau objek secara

(50)

mengukur jarak antara pilihan yang satu dengan yang lain. Sedangkan teknik

pengukurannya menggunakan bentuk semantic differential. Yang merupakan

segala pengukuran sikap dengan menggunakan skala nilai 7 butir yang

menyatakan secara verbal dua kutub (Bipolar) penelitian yang ekstrim dan

dapat dinyatakan dengan pecahan. Dua kutub ekstrim ini dapat berupa

penilaian mengenai baik buruk, cepat lambat dan kuat lemah. Yang

jawabannya sangat positif terletak dibagian kanan garis, jawabannya sangat

negatif terletak dibagian kiri garis. Digunakan dalam penelitian ini mengikuti

pola sebagai berikut :

1 7

Sangat Tidak Baik Sangat Baik

3.3. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan himpunan individu atau kelompok yang

memiliki ciri atau karakteristik yang sama dan menjadi objek atau sasaran

dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli dan

pengguna ponsel Nokia di wtc Surabaya.

b. Sampel

Dalam penelitian ini, cara pengambilan sampel yang dilakukan

adalah teknik non random sampling (nonprobability sampling), tepatnya

Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah sampel yang diambil dari

siapa saja yang menggunakan ponsel nokia, dimana ditentukan terlebih

(51)

subjek tersebut menjadi sumber data (Sugiono, 2004:112). Dan mengenai

kriteria yang akan dijadikan sampel adalah pengguna ponsel di wtc

surabaya pada saat dilakukan pengambilan sampel oleh peneliti.

1. Membeli dan menggunakan ponsel nokia yang telah dianggap

dewasa dan mengerti tentang apa yang dimaksudkan oleh peneliti

dalam penelitian dengan usia diatas 17 tahun.

2. membeli dan menggunakan ponsel nokia yang dianggap oleh

peneliti telah mengunakan lebih dari satu kali.

Untuk menetapkan jumlah sampel menggunakan pedoman (Ferdinand,

2002:48):

1. Ukuran sampel yang sesuai menurut para ahli adalah antara 100 -

200 sampel untuk teknik maksimum likelihood estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi dengan

pedoman 5 - 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Berdasarkan pedoman ini maka jumlah sampel yang digunakan

adalah antara 80 – 160. Dalam penelitian ini menggunakan sampel

sebanyak 100 sampel untuk mengantisipasi adanya outlier.

4. Bila sampelnya sangat besar penelitian memiliki teknik estimasi.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini ada 11 indikator yang

diestimasi sehingga jumlah besar maksimumnya adalah 10 * 11 = 110

(52)

3.4. Tehnik pengumpulan data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Kuantitatif

yaitu data yang berbentuk angka, misalnya berasal dari jawaban

kuesioner

b. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data Primer, yaitu

data yang diperoleh secara langsung, dalam penelitian ini data diperoleh

dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen yang menggunakana

ponsel Nokia di wtc surabaya.

c. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan, yaitu: suatu teknik pengumpulan data dengan terjun

langsung di obyek penelitian dan di lapangan dengan menggunakan cara:

1) metode kuisioner : tehnik pengumpulan data dengan memberikan

daftar pertanyan (angket) kepada responden untuk memperoleh

informasi langsung.

2) Metode wawabcara : media pengumpulan data melalui Tanya jawab

langsung dengan responden untuk mendapatkan data yang

(53)

3) Dokumentasi : yaitu tehnik pengumpulan data yang diperoleh dari

arsip perusahaan yang berpengaruh dengan penulisan usulan

penelitian ini.

3.5. Tehnis Analisis Data

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah Structural Equation modelling [SEM]. Model pengukuran faktor

kualitas produk, kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan menggunakan

confirmatory factor analysis. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.

Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dalam contoh faktor kualitas

produk dilakukan sebagai berikut:

Persamaan dimensi faktor kualiyas produk:

X1 1 = λ 1 Kualitas produk + er_1

X1 2 = λ 2 Kualitas produk + er_2

X1 3 = λ 3 Kualitas produk + er_3

X1 4 = λ 4 Kualitas produk + er_4

X1 5 = λ 5 Kualitas produk + er_5

(54)

Kualitas Produk

X1 1

X1 2

X1 3

X1 4

X1 5

X1 6

er_1

er_2

er_3

er_4

er_5

er_6

Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model

untuk diuji unidimensionalitasnya melalui Confirmatory factor analisys, maka

model pengukuran dengan contoh faktor kualitas produk akan nampak sebagai

berikut:

Gambar 1 : Contoh Model Pengukuran Faktor Kualitas Produk.

Keterangan : [ lihat daftar pertanyaan]

X1 = pertanyaan tentang...

X3 = pertanyaan tentang ...

X4 = pertanyaan tentang ...

X5 = pertanyaan tentang …

(55)

Er_j= error term X1 j

Demikian juga untuk faktor yang yang lain seperti PerformanceRange

and type of feature, Reability and durability , Maintainability and

serviceability, Sensory characteristics, Ethical profile and image, kepuasan

layanan dan lainnya..

3.5.1 Asumsi Model ( Structural Equation Modeling )

a. Uji Normalisasi Selebaran dan Linearitas.

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau

dapat diuji dengan metode-metode statistic.

2. Menggunakan critical ratio yang diperoleh dengan membagi

koefisien sampel dengan standar errornya dan skewness value yang

biasanya disajikan dalam statistic deskriptif dimana nilai statistic

untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value. Pada tingkat

signifikasi 1%, jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat

diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.

3. Normal probability plot (SPSS).

4. Linearitas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan

memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk

menduga ada tidaknya linearitas.

b. Evaluasi atau Outliner.

1. Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3,0 non outliner.

2. Multivariate outliner diuji dengan kriteria jarak mahalanobis pada

(56)

sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila mahalanobis >

nilai Z adalah multivariate outliner.

Outliner adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik

yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya

dan muncul dalam bentuk nilai ektrim untuk sebuah variabel

kombinasi (Hair, 1998).

c. Deteksi Multicolinierity dan Singularity.

Dengan mengamati determinant matrix co-varians. Dengan ketentuan

apabila determinant sample matrix mendekati angka 0 (kecil), maka

terjadi multicolinierity dan singularity (Tabachnick & Fidell, 1998).

d. Uji Validitas dan Reliabilitas.

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator

dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang

seharusnya diukur. Sedangkan Reliabilitas adalah ukuran mengenai

konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah construct yang

menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu

mengindikasikan sebuah construct yang umum.

Karena indikator multi-dimensi, maka uji validitas dari setiap latent

variable atau construct akan diuji dengan melihat loading factor dari

hubungan antara setiap observed variable dan latent variable.

Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance

(57)

[

]

Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – [Standart Loading]

secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7

dan variance extracted ≥ 0,5 (Hair et.al, 1998). Standardize Loading

dapat diperoleh dari output AMOS, dengan melihat nilai estimasi setiap

construct standardize regression weight terhadap setiap butir sebagai

indikatornya.

3.5.2 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung [koefisien jalur] diamati dari bobot regresi

terstandar, dengan pengujian signifikan pembanding nilai CR [critical ratio]

atau p [probability] yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung ≥ dari t

table berarti signifikan.

a. Pengujian dengan One Step Approach.

Dalam SEM, model pengukuran dan model structural

parameter-parameternya diestimasi bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan

dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh

terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang

diestimasi secara bersama-sama (one step approach to SEM). One step

approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori

(58)

b. Pengujian dengan Two Step Approach.

Two Step Approach to Structural Equation Model (SEM)

digunakan untuk menguji model yang diajukan pada gambar. Two Step

Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika

dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan (Hartline &

Ferrel, 1996) dan keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat

dicapai dalam Two Step Approach ini. Two Step Approach bertujuan untuk

menghindari interaksi antara model pengukuran dan model struktural pada

One Step Approach (Hair et.al, 1998).

Yang dilakukan dalam Two Step Approach to SEM adalah estimasi

terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model

(Anderson & Gerbing, 1998). Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM

dengan Two Step Approach adalah sebagai berikut :

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah

indikator summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang

berbeda setiap indicator tersebut distandardisasi [Z-score] dengan mean

= 0, deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk mengeliminasi

pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut [Hair.et.al.1998].

b. Menetapkan standr error [

є

] dan lambda [

λ

] terms, error terms dapat

dihitung dengan rumus 0,1 kali

σ

².dan lamda terms dengan rumus 0,95

Gambar

Gambar 1 : Contoh Model Pengukuran Faktor Kualitas Produk.
Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai  Kualitas
Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Loyalitas
Tabel 4.6. Outlier  Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Banyaknya zat yang dihasilkan dari reaksi elektrolisis sebanding dengan banyaknya arus listrik yang dialirkan ke dalam larutan “.. Tentukan jumlah faraday yang diperlukan

Analisis dengan membandingkan volume arus kendaraan hasil pembebanan (volau) terhadap volume arus kendaraan data sekunder sebagai data masukan (ul2) untuk setiap

rogram Lingkungan Permukiman Berbasis Komunit nan dan Lingkungan. a beberapa kawasan di Kabupeten Serdang Bedagai gkungan. Kawasan entitas kabupaten di Kabupat yang berada di

Pada penelitian kali ini aplikasi menggunakan algoritma sekuensial yang diharapkan dapat membuat hasil penjadwalan lebih efisien, karena dapat membuat jadwal berdasarkan

kemampuan bank tumbuh dari waktu ke waktu secara progresif dan fleksibilitas usaha bank. 2).Faktor Kestabilan dan kredibilitas bank, Citra suatu bank dilihat dari

 Untuk umpan dengan konsentrasi padatan terlarut total berapapun, disertai dengan kandungan organik lebih dari 15 g/l, reverse osmosis sangat baik untuk

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan

Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefisitan 7 Kelurahan