• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN GURU MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GURU MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS

(Studi di TK Islam Bakti 81 Muaro Timpeh Kabupaten Dharmasraya)

JURNAL

Oleh:

LIA INDRIANI

NPM: 11060204

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)

PERAN GURU MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS

(Studi di TK Islam Bakti 81 Muaro Timpeh Kabupaten Dharmasraya) Oleh:

Lia Indriani* Weni Yulastri, M.Pd** Septya Suarja, M.Pd**

Student of guide and conseling STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACK

This research based on phenomenon had been research if has children less creative in drawing and coloring. Purposed this research is describing: 1. Teacher roles to applay children crativity in using drawing duty methode. 2. Teacher roles too applay children creativity in using coloring duty methode. Kind this research is descriptive qualitative. The result of this research is : 1) Teacher roles to applay children creativity in using giving drawing duty methode is teacher gave guide when the children has difficult make picture with showed picture than continued with asked to the children about picture had see than children make picture have been his see. 2) Teacher roles to applay children creativity in using giving color duty methode is the children happy to study with do action method, color that gave to the children has correct with gave example and guide. The result of this research recomended to the teacher to be better children in drawing and color so children creativity in drawing and color approve.

Key word : Teacher roles to applay children creativity

Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. Selanjutnya Berk (Sujiono, 2009:6) menjelaskan “Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia”. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

Havighurs (Sumantri & Syaodih, 2009:116) menjelaskan “Tugas perkembangan

adalah sebagian tugas yang muncul pada periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan kebahagian serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya”. Kegagalan akan menimbulkan kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat dan kesulitan untuk tugas perkembangan berikutnya. Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak, sebagai berikut:

a. Belajar berjalan.

b. Belajar makan makanan padat

c. Belajar mengendalikan gerakan badan. d. Mempelajari peran yang sesuai dengan

jenis kelamin.

e. Memperoleh stabilitas fisiologis.

f. Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik.

g. Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak, adik, dan orang lain.

h. Belajar membedakan yang benar dan salah.

Rusyan (2000:21) mengemukakan “Secara global guru mempunyai tugas dalam

(3)

penyelenggaraan/proses pendidikan yang operasionalnya diaplikasi dalam wujud kegiatan belajar mengajar”. Dalam kegiatan tersebut tumbuh berbagai tendensi dan alternatif proses pendewasaan, kemandirian, dan penanaman berbagai aspek mengacu kepada terwujudnya sosok manusia yang memiliki kualifikasi aplikatif yang sangat berguna bagi individu yang melakukan proses belajar.

Peranan guru di sekolah ialah membimbing proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, tugas dan peranan guru bukan hanya mengajar, tapi juga harus mendidik. Setiap guru hendaknya berusaha untuk mendidik peserta didiknya menjadi manusia dewasa.

Selain tugas dan peranan mengajar atau (instructional) dan mendidik (educational), seorang guru juga memimpin kelasnya (manajerial). Memimpin kelas tidak hanya terbatas di dalam kelas (internal), tetapi juga di luar kelas (eksternal). Kegiatan guru didalam kelas menyangkut personal peserta didik, material (alat-alat perlengkapan), dan operasional (tindakan-tindakannya). Dengan kata lain peranan manajerial dalam kelas, yakni membina disiplin dengan menyelenggarakan tata usaha kelas. Disiplin kelas ialah tata tertib kelas. Artinya, guru dan peserta didik dalam satu kelas tunduk dalam tata tertib yang telah ditetapkan dengan senang hati (Rusyan, 2000:21).

Selanjutnya Sardiman (2011:145) menjelaskan peranan guru dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Informator

Sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

b. Organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar. c. Motivator

Peran guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan mengembangkan kegiatan belajar. Guru harus bisa dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamiskan potensi anak, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas),

sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar.

d. Pengarah/direktor

Jiwa kepemimpinan guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar anak sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Guru harus juga “handayani”.

e. Inisiator

Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide ini merupakan ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya. Jadi masuk pula dalam lingkup semboyan “ing ngarso sung tulodo”.

f. Transmitter

Dalam kegiatan mengajar guru juga bertindak sebagai penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.

g. Fasilitator

Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar. Misalnya saja dalam menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan anak, sehingga interaksi belajar-mengajar akan berlangsung secara efektif.

h. Mediator

Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar anak.Misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam kegiatan diskusi. Mediator juga diartikan sebagai penyedia media. Bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan cara penggunaan media.

i. Evaluator

Ada kecendrungan bahwa peran sebagai evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan anak didik berhasil atau tidak.

Chaplin (Rahmawati, 2005:45) mengemukakan “Kreativitas menggambar adalah kemampuan seseorang menghasilkan bentuk baru gambar atau dalam memecahkan masalah dengan metode yang baru”. Selanjutnya Supriadi (Rahmawati, 2005:78) kreativitas menggambar adalah kemampuan seseorang untuk menemukan, menciptakan, membuat, merancang dan memadukan suatu gambar baru atau lama menjadi kombinasi baru dengan didukung keterampilan yang dimilikinya.

(4)

Menurut Olivia (2013:12) “Mewarnai merupakan suatu bentuk kegiatan kreativitas, dimana anak diajak untuk memberikan satu atau beberapa goresan warna pada suatu bentuk atau pola gambar, sehingga terciptalah suatu kreasi seni”. Dapat dikatakan bahwa belajar mewarnai pada anak usia dini sangat menunjang kreativitas karena anak bisa berkreasi dengan indah sesuai dengan imajinasi dan keinginan anak saat mewarnai.

Suryani, dkk (2004:54) mengemukakan “Metode resitasi (tugas) adalah salah satu tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh anak”. Lebih lanjut dikatakan bahwa metode pemberian tugas yang dimaksudkan salah satu cara pembelajaran yang dilakukan pendidik ketika memberikan pekerjaan kepada anak untuk mencapai tujuan suatu pengembangan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 12 Januari 2015 di TK Islam Bakti 81 terlihat bahwa masih banyak peserta didik kurang kreatif dalam menggambar dan mewarnai. Di TK Islam Bakti 81 anak cenderung meniru gambar apa yang dicontohkan oleh gurunya dan begitu juga dengan mewarnai gambar, peserta didik tidak mampu membuat gambar sendiri dan peserta didik juga tidak lancar dalam menggambar. Selanjutnya peserta didik tidak terampil dalam memilih warna, peserta didik asal-asalan dalam mewarni dan tidak rapi dalam mewarnai, peserta didik yang sulit mengerjakan tugas sendiri dan masih ada peserta didik yang hanya diam disaat diberikan tugas. Oleh karena itu, peneliti tertarik menelitinya. Adapun judul penelitian ini adalah “Peran Guru Megembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Dalam Menggunakan Metode Pemberian Tugas (Studi di TK Islam Bakti 81 Muaro Timpeh Kabupaten Dharmasraya)”. Sesuai dengan judul penelitian dan berdasarkan latar belakang masalah seperti yang diuraikan di atas maka penelitian difokuskan pada: 1) Peran guru meningkatkan kreativitas anak menggunakan metode pemberian tugas menggambar. 2) Peran guru meningkatkan kreativitas anak menggunakan metode pemberian tugas mewarnai.

Metode penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 08 September sampai tanggal 11 Oktober 2015. Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Islam Bakti 81 Muaro Timpeh Kabupaten Dharmasraya. Lokasi ini dijadikan tempat penelitian karena di TK Islam Bakti 81 ini anak kurang terlihat kreatif dalam menggambar dan mewarnai. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Bungin (2007:13) penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, atau berbagai fenomena sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model dan tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu.

Noor (2011:34) mengemukakan penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala atau, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung.

Selanjutnya menurut Moleong (2010:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa atau kondisi yang terjadi saat sekarang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data deskriptif kualitatif, peneliti mengorganisasikan data dalam bentuk tabel, kemudian menginterpretasikan data, sehingga dapat disimpulkan berdasarkan pembahasan dari interpretasi data hasil wawancara bersama informan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan batasan masalah penelitian. Pencarian data deskriptif dilakukan dengan teknik yang sesuai. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan teknik wawancara.

Moleong (2010:186) menjelaskan “wawancara adalah percakapan dengan

3

1

3

7

(5)

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data, dan verifikasi.

Hasil dan Pembahasan

Melalui wawancara yang dilakukan secara langsung dan tatap muka dengan guru dan orangtua. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut:

a. Peran guru mengembangkan kreativitas

anak usia dini dalam menggunakan metode pemberian tugas menggambar

Guru memberikan bimbingan ketika anak sulit membuat gambar dengan cara memperlihatkan gambar lalu dilanjutkan dengan bertanya kepada anak tentang gambar yang dilihat kemudian menyuruh anak membuat gambar yang dilihatnya. Usahakan anak merasa nyaman didalam kelas baru kemudian memperlihatkan alat peraga yang berwarna sehingga anak merasa tertarik, setelah itu barulah mengajarkan membuat gambar yang diminta dan anak senang diajarkan oleh gurunya dengan cara memperlihatkan gambar.

b. Peran guru mengembangkan kreativitas

anak usia dini dalam menggunakan metode pemberian tugas mewarnai.

Anak senang belajar cara praktek langsung, warna yang diberikan anak sudah mulai tepat dengan memberikan contoh dan bimbingan. kesulitan anak dalam mewarnai gambar banyak ditemui pada pemilihan warna yang tepat, mewarnai pada gambar pola yang kecil atau sempit disini anak belum bisa mewarnai sudut gambar dan guru memberikan bimbingan dan contoh kepada anak.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan penelitian kajian tentang peran guru mengembangkan kreativitas anak usia dini dalam menggunakan metode pemberian tugas (studi di TK Islam Bakti 81 Muaro Timpeh Kabupaten Dharmasraya) maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Peran guru mengembangkan kreativitas anak usia dini dalam menggunakan metode pemberian tugas menggambar

Guru memberikan bimbingan ketika anak sulit membuat gambar dengan cara memperlihatkan gambar lalu dilanjutkan dengan bertanya kepada anak tentang gambar yang dilihat kemudian menyuruh anak membuat gambar yang dilihatnya. Usahakan anak merasa nyaman didalam kelas baru kemudian memperlihatkan alat peraga yang berwarna sehingga anak merasa tertarik, setelah itu barulah mengajarkan membuat gambar yang diminta dan anak senang diajarkan oleh gurunya dengan cara memperlihatkan gambar.

2. Peran guru mengembangkan kreativitas anak usia dini dalam menggunakan metode pemberian tugas mewarnai

Anak senang belajar cara praktek langsung, warna yang diberikan anak sudah mulai tepat dengan memberikan contoh dan bimbingan. Kesulitan anak dalam mewarnai gambar banyak ditemui pada pemilihan warna yang tepat, mewarnai pada gambar pola yang kecil atau sempit disini anak belum bisa mewarnai sudut gambar dan guru memberikan bimbingan dan contoh kepada anak.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut: 1. Guru TK

Diharapkan kepada guru untuk memberikan bimbingan kepada anak saat

menggambar dan mewarnai,

mengusahakan anak merasa nyaman didalam kelas.

2. Orangtua

Diharapkan kepada orangtua untuk memantau anak dirumah agar anak mampu mengembangkan kreativitas dalam menggambar dan mewarnai.

3. Pengelola program studi bimbingan dan konseling

Diharapkan kepada pengelola program studi agar dijadikan bahan masukan dalam mengembangkan kreativitas mahasiswa.

(6)

4. Peneliti selanjutnya

Dapat dijadikan sumber informasi dan dapat menjadi pedoman untuk pembuatan skripsi mengenai peran guru mengembangkan kreativitas anak usia dini.

Kepustakaan

Chaplin dan Supriadi. 2005. Kreativitas Menggambar.(digilib.ump.c.id/downlo ad.php?id=491 tanggal 26 Agustus 2015 diakses. Pukul 11.18

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Olivia, Femi. 2013. Gembira Bermain Corat Coret. Jakarta : kompas gramedia.

Rusyan, Tabrani. dkk. 2000. Strategi

Pengembangan Karier Guru

Pendidikan Dasar. Bandung: Acarya Media Utama.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Macanan Jaya Cemerlang.

Sumantri, Mulyani dan Syaodih Nana.2009. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suryani dan Ekasriadi. 2014. Metode

Pemberian Tugas.

(http://blogspot.com/metode-pemberian -tugas.html?m=1 tanggal 07 Agustus 2015 diakses. Pukul 20.14

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilaksanakan pada zona pemanfaatan untuk kegiatan pariwisata alam dan rekreasi di hutan pendidikan Tatangge dan safari savana Kawasan Taman Nasional

Suatu hasil perumusan habitus, modal dan ranah yang menghasilkan suatu praktik sosial inilah yang akhirnya menentukan apakah anggota outsider ini bisa mendapatkan

Otot berperan dalam menjaga suhu tubuh secara keseluruhan, karena sistem otot dapat merespon jika tubuh mengalami penurunan dan peningkatan suhu tubuh, misalnya

Skripsi dengan judul “Studi efektivitas biaya antibiotik pada pasien Community-Acquired Pneumonia di RSUD Dr.Soetomo Surabaya”.. ini disusun untuk memenuhi

Pada indikator kualitas informasi dalam sub indikator kelengkapan, terdapat 22% responden tidak setuju dengan pernyataan bahwa data penduduk dalam

Dalam perkembangan yang selanjutnya bternyata bahwa infeksi Rickettsia tsusutgamushi juga dapat terjadi di daerah-daerah yang bukan merupakan semak belukar, misalnya

Dari hasil analisis dapat disampaikan bahwa budi daya wijen di lahan pasir pantai dengan menerapkan pemupukan organik de- ngan varietas Sumberrejo-1 dan Sumberrejo-2

Selama ini resolusi konflik sulit dilakukan karena pihak-pihak terkait tidak dapat menjawab kepentingan atau mengubah persepsi dari kelompok yang