• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan pendahuluan artritis rheumatoid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan pendahuluan artritis rheumatoid"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. PENGERTIANPENGERTIAN

Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien-pasien artritis reumatoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih sendi pada pasien-pasien artritis reumatoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresivitasnya. Pasien dapat pula menunjukkan gejala lanjut sesuai dengan sifat progresivitasnya. Pasien dapat pula menunjukkan gejala konstitusional berupa kelemahan umum, cepat lelah, atau gangguan nonartikular lain konstitusional berupa kelemahan umum, cepat lelah, atau gangguan nonartikular lain (Mansjoer, 1999).

(Mansjoer, 1999).

Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehinga terjadi sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehinga terjadi  pembengkakan,

 pembengkakan, nyeri nyeri dan dan seringkali seringkali akhirnya akhirnya menyebabkan menyebabkan kerusakan kerusakan bagian bagian dalamdalam sendi (Annonimous, 2007).

sendi (Annonimous, 2007).

Artritis Reumatoid adalah peradangan pada persendian, baik yang terjadi secara Artritis Reumatoid adalah peradangan pada persendian, baik yang terjadi secara mendadak (akut) atau menahun (kronis). Artritis ini dapat menyerang satu sendi atau mendadak (akut) atau menahun (kronis). Artritis ini dapat menyerang satu sendi atau  beberapa

 beberapa sendi sendi sekaligus. sekaligus. Penyakit Penyakit ini ini biasanya biasanya disertai disertai dengan dengan pembengkakan pembengkakan dan dan rasarasa nyeri pada sendi yang terkena. Bila penyakitnya kronis, kadang hanya timbul rasa nyeri nyeri pada sendi yang terkena. Bila penyakitnya kronis, kadang hanya timbul rasa nyeri saja (Annonimous 2007).

saja (Annonimous 2007).

B.

B. ETIOLOGIETIOLOGI

Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui, tetapi terdapat hipotesis yang dapat Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui, tetapi terdapat hipotesis yang dapat dijadikan sebagai petunjuk terjadinya artritis reumatoid, yaitu:

dijadikan sebagai petunjuk terjadinya artritis reumatoid, yaitu: 1.

1. Genetik Genetik 

Terbukti bahwa seorang individu yang menderita artritis reumatoid, memiliki riwayat Terbukti bahwa seorang individu yang menderita artritis reumatoid, memiliki riwayat keluarga artritis reumatoid, 2-3 kali lebih banyak dari populasi normal.

keluarga artritis reumatoid, 2-3 kali lebih banyak dari populasi normal. 2.

2. Kompleks imun (autoimun)Kompleks imun (autoimun)

Antibodi yang tidak biasa dg tipe IgM dan atau IgG terbentuk di sinosium dan Antibodi yang tidak biasa dg tipe IgM dan atau IgG terbentuk di sinosium dan  jaringan konektif lainnya sehingga berakibat inflamasi lokal dan sistemik 

 jaringan konektif lainnya sehingga berakibat inflamasi lokal dan sistemik  3.

3. Pengaruh hormonalPengaruh hormonal

Lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki Lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki 4.

4. Perkembangan virusPerkembangan virus

Setelah terjangkit virus, misalnya virus Epstein Barr yang menyebabkan terjadi Setelah terjangkit virus, misalnya virus Epstein Barr yang menyebabkan terjadi autoimun.

(2)

C.

C. MANIFESTASI KLINISMANIFESTASI KLINIS

Kriteria dari

Kriteria dari American Rheumatism Association American Rheumatism Association (ARA) yang direvisi tahun 1987, adalah:(ARA) yang direvisi tahun 1987, adalah: 1.

1. Kaku pada pagi hari (Kaku pada pagi hari (morning stiffnessmorning stiffness). Pasien merasa kaku pada persendian dan). Pasien merasa kaku pada persendian dan disekitarnya sejak bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 1 jam sebelum perbaikan disekitarnya sejak bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 1 jam sebelum perbaikan maksimal.

maksimal. 2.

2. Artritis pada 3 daerah. Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau persendian (Artritis pada 3 daerah. Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau persendian ( soft  soft  tissue swelling 

tissue swelling ) atau lebih efusi, bukan pembesaran tulang (hiperostosis). Terjadi pada) atau lebih efusi, bukan pembesaran tulang (hiperostosis). Terjadi pada sekurang-kurangnya 3 sendi secara bersamaan dalam observasi seorang dokter. sekurang-kurangnya 3 sendi secara bersamaan dalam observasi seorang dokter. Terdapat 14 belas persendian yang memenuhi kriteria, yaitu interfalang proksimal, Terdapat 14 belas persendian yang memenuhi kriteria, yaitu interfalang proksimal, metakarpofalang, pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki, dan metatarsofalang metakarpofalang, pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki, dan metatarsofalang kiri dan kanan.

kiri dan kanan. 3.

3. Artritis pada persendian tangan. Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan satuArtritis pada persendian tangan. Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan satu  persendian tangan seperti tertera diatas.

 persendian tangan seperti tertera diatas. 4.

4. Artritis simetris. Maksudnya keterlibatan sendi yang sama (tidak mutlak bersifatArtritis simetris. Maksudnya keterlibatan sendi yang sama (tidak mutlak bersifat simetris) pada kedua sisi secara serentak (

simetris) pada kedua sisi secara serentak ( symmetrical polyarthritis simultaneously symmetrical polyarthritis simultaneously).). 5.

5.  Nodul  Nodul reumatoid, reumatoid, yaitu yaitu nodul nodul subkutan subkutan pada pada penonjolan penonjolan tulang tulang atau atau permukaanpermukaan ektensor atau daerah jukstaartrikular dalam observasi seorang dokter.

ektensor atau daerah jukstaartrikular dalam observasi seorang dokter. 6.

6. Faktor reumatoid serum positif. Terdapat titer abnormal faktor reumatoid serum yangFaktor reumatoid serum positif. Terdapat titer abnormal faktor reumatoid serum yang diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5 % kelompok  diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5 % kelompok  kontrol.

kontrol. 7.

7. Terdapat perubahan gambaran radiologis yang khas pada pemeriksaan sinar rontgenTerdapat perubahan gambaran radiologis yang khas pada pemeriksaan sinar rontgen tangan posteroanterior atau pergelangan tangan, yang harus menunjukkan adanya tangan posteroanterior atau pergelangan tangan, yang harus menunjukkan adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada sendi atau daerah yang erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada sendi atau daerah yang  berdekatan dengan sendi.

 berdekatan dengan sendi.

Diagnosis artritis reumatoid ditegakkan jika sekurang-kurangnya terpenuhi 4 dari 7 Diagnosis artritis reumatoid ditegakkan jika sekurang-kurangnya terpenuhi 4 dari 7 kriteria diatas. Kriteria 1

(3)

D.

D. PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI

1.

1. Reaksi tipe III (kompleks imun) dan tipe IV (cellReaksi tipe III (kompleks imun) dan tipe IV (cell-mediated)-mediated)

Destruksi pencernaan oleh produksi protease, kolagenase, dan enzim-enzim Destruksi pencernaan oleh produksi protease, kolagenase, dan enzim-enzim hidrolitiknya yang memecahkan tulang rawan, ligamen, tendon dan tulang pada sendi hidrolitiknya yang memecahkan tulang rawan, ligamen, tendon dan tulang pada sendi yang dilepaskan secara bersama dengan radikal O

yang dilepaskan secara bersama dengan radikal O22 dan metabolis asam arakidonatdan metabolis asam arakidonat oleh leukosit polimorfonukuler dalam cairan sinovial, yang diduga sebagai suatu oleh leukosit polimorfonukuler dalam cairan sinovial, yang diduga sebagai suatu respon autoimun terhadap antigen yang diproduksi secara lokal.

respon autoimun terhadap antigen yang diproduksi secara lokal. 2.

2. Destruksi jaringan, terdiri dari empat (4) tahap:Destruksi jaringan, terdiri dari empat (4) tahap: a.

a. SinovitisSinovitis

Fase awal inflamasi sendi, membran sendi mengeluarkan eksudat fibrinosa dan Fase awal inflamasi sendi, membran sendi mengeluarkan eksudat fibrinosa dan membentuk vilus. Lekosit PMN ditemukan banyak pada cairan sendi, tetapi tidak  membentuk vilus. Lekosit PMN ditemukan banyak pada cairan sendi, tetapi tidak  ditemukan pada membran. Sel radang pada membran adalah sel limfosit dan sel ditemukan pada membran. Sel radang pada membran adalah sel limfosit dan sel  plasma yang berkelompok nodul dan sentrum germinal. J

 plasma yang berkelompok nodul dan sentrum germinal. J aringan granulasi meluasaringan granulasi meluas sampai jaringan ikat subsinovial sehingga menjadi edema, akan menjadi fibrotik  sampai jaringan ikat subsinovial sehingga menjadi edema, akan menjadi fibrotik  atau jaringan parut yang menimbulkan kontraktur dan deformitas.

atau jaringan parut yang menimbulkan kontraktur dan deformitas.  b.

 b. Formasi/pembentukan pannusFormasi/pembentukan pannus

Jaringan granulasi yang mencapai permukaan sendi dan pannus berpengaruh pada Jaringan granulasi yang mencapai permukaan sendi dan pannus berpengaruh pada nutrisi tulang rawan sendi dan cairan sendi, yang berakibat tulang-tulang rawan nutrisi tulang rawan sendi dan cairan sendi, yang berakibat tulang-tulang rawan mengalami nekrosis. Bila mengenai tulang subchondral akan menjadi osteolisis mengalami nekrosis. Bila mengenai tulang subchondral akan menjadi osteolisis atau kista tulang, sedang tulang yang tersisa akan mengalami osteoporosis atau kista tulang, sedang tulang yang tersisa akan mengalami osteoporosis regional.

regional. c.

c. Ankilosis fibrosaAnkilosis fibrosa

Proses yang berkelanjutan dari bulanan sampai tahunan, akan terjadi perlekatan Proses yang berkelanjutan dari bulanan sampai tahunan, akan terjadi perlekatan dengan permukaan sendi yang berdekatan sehingga terjadi ankaliosis fibrosa

dengan permukaan sendi yang berdekatan sehingga terjadi ankaliosis fibrosa d.

d. Ankaliosis tulangAnkaliosis tulang

Terjadi bila jaringan fibrosa berubah menjadi jaringan tulang Terjadi bila jaringan fibrosa berubah menjadi jaringan tulang

E.

E. PATOGENESISPATOGENESIS

Patogenesis penyakit ini tejadi akibat rantai peristiwa imunologi yang menyebabkan Patogenesis penyakit ini tejadi akibat rantai peristiwa imunologi yang menyebabkan  proses destruksi sendi. Berhubungan dengan faktor genetik, hormonal, infeksi,

 proses destruksi sendi. Berhubungan dengan faktor genetik, hormonal, infeksi, heat shock heat shock   protein.

 protein. Penyakit ini lebih banyak mengenai wanita daripada pria, terutama pada usiaPenyakit ini lebih banyak mengenai wanita daripada pria, terutama pada usia subur.

(4)

F.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak banyak berperan dalam diagnosis artritis reumatoid, namun dapat menyokong Tidak banyak berperan dalam diagnosis artritis reumatoid, namun dapat menyokong  bila

 bila terdapat terdapat keraguan keraguan atau atau untuk untuk melihat melihat prognosis prognosis pasien. pasien. Pada Pada pemeriksaanpemeriksaan laboratorium terdapat:

laboratorium terdapat: 1.

1. Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien artritis reumatoidTes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien artritis reumatoid terutama bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpai pada pasien lepra, tuberkulosis terutama bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpai pada pasien lepra, tuberkulosis  paru,

 paru, sirosis sirosis hepatis, hepatis, hepatitis hepatitis infeksiosa, infeksiosa, lues, lues, endokarditis endokarditis bakterialis, bakterialis, penyakitpenyakit kolagen, dan sarkoidosis.

kolagen, dan sarkoidosis. 2.

2. Protein C-reaktif biasanya positif Protein C-reaktif biasanya positif  3.

3. LED meningkatLED meningkat 4.

4. Leukosit normal atau meningkat sedikitLeukosit normal atau meningkat sedikit 5.

5. Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamsi Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamsi yang kronik yang kronik  6.

6. Trombosit meningkatTrombosit meningkat 7.

7. Kadar albumin serum turun dan Kadar albumin serum turun dan globulin naik globulin naik 

Pada pemeriksaan rontgen, semua sendi dapat terkena, tapi yang tersering adalah Pada pemeriksaan rontgen, semua sendi dapat terkena, tapi yang tersering adalah sendi metatarsofalang dan biasanya simetris. Sendi sakroiliaka juga sering terkena. Pada sendi metatarsofalang dan biasanya simetris. Sendi sakroiliaka juga sering terkena. Pada awalnya terjadi pembengkakan jaringan lunak dan demineralisasi juksta artikular. awalnya terjadi pembengkakan jaringan lunak dan demineralisasi juksta artikular. Kemudian terjadi penyempitan ruang sendi dan erosi.

Kemudian terjadi penyempitan ruang sendi dan erosi.

G.

G. KOMPLIKASIKOMPLIKASI

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik  Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik  yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamsi non steroid (OAINS) yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamsi non steroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (

atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirheumatoid drugsdisease modifying antirheumatoid drugs,, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada artritis DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada artritis reumatoid.

reumatoid.

Komplikasi saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar  Komplikasi saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar  dibedakan antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan dibedakan antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis. mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.

H.

H. PROGNOSISPROGNOSIS

Perjalanan penyakit artritis reumaotid sangat bervariasi, bergantung pada ketaatan Perjalanan penyakit artritis reumaotid sangat bervariasi, bergantung pada ketaatan  pasien untuk

 pasien untuk berobat dalam berobat dalam jangka waktu jangka waktu lama. lama. Sekitar 50-75% Sekitar 50-75% pasien artpasien artritis ritis reumatoidreumatoid akan mengalami remisi dalam 2 tahun. Selebihnya akan mengalami prognosis yang lebih akan mengalami remisi dalam 2 tahun. Selebihnya akan mengalami prognosis yang lebih  buruk. Golongan ini

(5)

artiritis reumatoid. Penyebab kematiannya adalah infeksi, penyakit jantung, gagal artiritis reumatoid. Penyebab kematiannya adalah infeksi, penyakit jantung, gagal  pernafasan, gagal ginjal, dan penyakit saluran cerna. Umumnya mereka memiliki keadaan  pernafasan, gagal ginjal, dan penyakit saluran cerna. Umumnya mereka memiliki keadaan umum yang buruk, lebih dari 30 buah sendi yang mengalami peradangan, dengan umum yang buruk, lebih dari 30 buah sendi yang mengalami peradangan, dengan manifestasi ekstraartikular, dan tingkat pendidikan yang rendah. Golongan ini manifestasi ekstraartikular, dan tingkat pendidikan yang rendah. Golongan ini memerlukan terapi secara agresif dan dini karena kerusakan tulang yang luas dapat terjadi memerlukan terapi secara agresif dan dini karena kerusakan tulang yang luas dapat terjadi dalam 2 tahun pertama.

dalam 2 tahun pertama.

I.

I. PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN

1.

1. Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akanPendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin ketaatan pasien untuk tetap dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin ketaatan pasien untuk tetap  berobat dalam jangka waktu yang

 berobat dalam jangka waktu yang lama.lama. 2.

2. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri semdi akibat inflamasi yang seringOAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri semdi akibat inflamasi yang sering dijumpai. OAINS yang dapat diberikan:

dijumpai. OAINS yang dapat diberikan: a.

a. AspirinAspirin

Pasien dibawah 65 tahun dapat mulai dengan dosis 3-4 x 1 g/hari, kemudian Pasien dibawah 65 tahun dapat mulai dengan dosis 3-4 x 1 g/hari, kemudian dinaikkan 0,3-0,6 g per minggu sampai terjadi perbaikan atau gejala toksik. Dosis dinaikkan 0,3-0,6 g per minggu sampai terjadi perbaikan atau gejala toksik. Dosis terapi 20-30 mg/dl

terapi 20-30 mg/dl  b.

 b. Ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak, dan sebagainya.Ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak, dan sebagainya. 3.

3. DMARD digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksiDMARD digunakan untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat artritis reumatoid. Mula khasiatnya baru terlihat setelah 3-12 bulan kemudian. akibat artritis reumatoid. Mula khasiatnya baru terlihat setelah 3-12 bulan kemudian. Setelah 2-5 tahun, maka efektifitasnya dalam menekan proses reumatoid akan Setelah 2-5 tahun, maka efektifitasnya dalam menekan proses reumatoid akan  berkurang. K

 berkurang. Keputusan eputusan penggunaannya terpenggunaannya tergantung gantung pada pada pertimbangan pertimbangan resiko resiko manfaatmanfaat oleh dokter. Umumnya segera diberikan setelah diagnosis artritis reumatoid oleh dokter. Umumnya segera diberikan setelah diagnosis artritis reumatoid ditegakkan, atau bila respon OAINS tidak baik, meski dalam status ters

ditegakkan, atau bila respon OAINS tidak baik, meski dalam status ters angka.angka. Jenis-jenis yang digunakan adalah:

Jenis-jenis yang digunakan adalah: a.

a. Klorokuin, paling banyak digunakan karena harganya terjangkau, namunKlorokuin, paling banyak digunakan karena harganya terjangkau, namun efektifitasnya lebih rendah dibanding dengan yang lain. Dosis anjuran klorokuin efektifitasnya lebih rendah dibanding dengan yang lain. Dosis anjuran klorokuin fosfat 250 mg/hari atau hidroksiklorokuin 400mg/hari. Efek samping bergantung fosfat 250 mg/hari atau hidroksiklorokuin 400mg/hari. Efek samping bergantung  pada

 pada dosis dosis harian, harian, berupa berupa penurunan penurunan ketajaman ketajaman penglihatan, penglihatan, dermatitisdermatitis makulopapular, nausea, diare, dan anemia hemolitik.

makulopapular, nausea, diare, dan anemia hemolitik.  b.

 b. Sulfasalazin dalam bentuk tablet bersalut enterik digunakan dalam dosis 1x500Sulfasalazin dalam bentuk tablet bersalut enterik digunakan dalam dosis 1x500 mg/hari, ditingkatkan 500 mg perminggu, sampai mencapai dosis 4x500 mg. mg/hari, ditingkatkan 500 mg perminggu, sampai mencapai dosis 4x500 mg. Setelah remisi tercapai, dosis dapat diturunkan hingga 1 g/hari untuk dipakai Setelah remisi tercapai, dosis dapat diturunkan hingga 1 g/hari untuk dipakai

(6)

tidak terlihat khasiatnya, obat ini dihentikan dan diganti dengan yang lain, atau tidak terlihat khasiatnya, obat ini dihentikan dan diganti dengan yang lain, atau dikombinasi. Efek sampingnya nausea, muntah dan dispepsia.

dikombinasi. Efek sampingnya nausea, muntah dan dispepsia. c.

c. D-penisilamin, kurang disukai karena bekerja sangat lambat. Digunakan dalamD-penisilamin, kurang disukai karena bekerja sangat lambat. Digunakan dalam dosis 250-300 mg/hari, kemudian dosis ditingkatkan setiap 2-4 minggu sebesar  dosis 250-300 mg/hari, kemudian dosis ditingkatkan setiap 2-4 minggu sebesar  250-300 mg/hari untuk mencapai dosis total 4 x 250-300 mg/hari. Efek samping 250-300 mg/hari untuk mencapai dosis total 4 x 250-300 mg/hari. Efek samping antara lain ruam kulit urtikaria atau mobiliformis,

antara lain ruam kulit urtikaria atau mobiliformis, stomatitis, dan pemfigus.stomatitis, dan pemfigus. d.

d. Garam emas adalahGaram emas adalah gold standard  gold standard bagi DMARD. Khasiatnya tidak diragukan lagibagi DMARD. Khasiatnya tidak diragukan lagi meski sering timbul efek samping. Auro sodium tiomalat (AST) diberikan meski sering timbul efek samping. Auro sodium tiomalat (AST) diberikan intramuskular, dimulai dengan dosis percobaan pertama sebesar 10 mg, seminggu intramuskular, dimulai dengan dosis percobaan pertama sebesar 10 mg, seminggu kemudian disusul dosis kedua sebesar 20 mg.

kemudian disusul dosis kedua sebesar 20 mg. Seminggu kemudian diberikan dosisSeminggu kemudian diberikan dosis  penuh

 penuh 50 50 mg/perminggu mg/perminggu selama selama 20 20 minggu. minggu. Dapat Dapat dilanjutkan dilanjutkan dengan dengan dosisdosis tambahan sebesar 50 mg tiap 2 minggu sampai 3 bulan. Jika diperlukan, dapat tambahan sebesar 50 mg tiap 2 minggu sampai 3 bulan. Jika diperlukan, dapat diberikan dosis 50 mg setiap 3 minggu sampai keadaan remisi tercapai. Efek  diberikan dosis 50 mg setiap 3 minggu sampai keadaan remisi tercapai. Efek  samping berupa pruritus, stomatitis, proteinuria, trombositopenia, dan aplasia samping berupa pruritus, stomatitis, proteinuria, trombositopenia, dan aplasia sumsum tulang.

sumsum tulang. Jenis yang lain adJenis yang lain adalah auranofin yang alah auranofin yang diberikan dalam dosis 2 diberikan dalam dosis 2 xx 3 mg. Efek samping lebih jarang dijumpai, pada awal sering ditemukan diare yang 3 mg. Efek samping lebih jarang dijumpai, pada awal sering ditemukan diare yang dapat diatasi dengan penurunan dosis

dapat diatasi dengan penurunan dosis e.

e. Obat imunosupresif atau imunoregulator Obat imunosupresif atau imunoregulator 

Metotreksat sangat mudah digunakan dan waktu mulai kerjanya relatif pendek  Metotreksat sangat mudah digunakan dan waktu mulai kerjanya relatif pendek  dibandingkan dengan yang lain.

dibandingkan dengan yang lain. f.

f. Kortikosteroid, hanya dipakai untuk pengobatan artritis reumatoid denganKortikosteroid, hanya dipakai untuk pengobatan artritis reumatoid dengan komplikasi berat dan mengancam jiwa, seperti vaskulitis, karena obat ini memiliki komplikasi berat dan mengancam jiwa, seperti vaskulitis, karena obat ini memiliki efek samping yang sangat berat

efek samping yang sangat berat 4.

4. Rehabilitasi, bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien. Caranya antara lainRehabilitasi, bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien. Caranya antara lain dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat, latihan, pemanasan, dan sebagainya. dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat, latihan, pemanasan, dan sebagainya. Fisioterapi dimulai segera setelah rasa pada sendi berkurang atau minimal. Bila tidak  Fisioterapi dimulai segera setelah rasa pada sendi berkurang atau minimal. Bila tidak   juga

 juga berhasil, berhasil, mungkin mungkin diperlukan diperlukan untuk untuk tindakan tindakan operatif. operatif. Sering Sering pula pula diperlukandiperlukan alat-alat. Karena itu, pengertian tentang rehabilitasi termasuk:

alat-alat. Karena itu, pengertian tentang rehabilitasi termasuk: a.

a. Pemakaian alat bidai, tongkat/tongkat penyangga,Pemakaian alat bidai, tongkat/tongkat penyangga, walking machinewalking machine, kursi roda,, kursi roda, sepatu dan alat.

sepatu dan alat.  b.

 b. Alat ortotik protetik lainnya.Alat ortotik protetik lainnya. c.

c. Terapi mekanik.Terapi mekanik. d.

d. Pemanasan: baik hidroterapi maupun elektroterapi.Pemanasan: baik hidroterapi maupun elektroterapi. e.

(7)

5.

5. PembedahanPembedahan

Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta terdapat alasan Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta terdapat alasan yang cukup kuat, dapat dilakukan pengobatan pembedahan. Jenis pengobatan ini pada yang cukup kuat, dapat dilakukan pengobatan pembedahan. Jenis pengobatan ini pada  pasien

 pasien artritis artritis reumatoid reumatoid umumnya umumnya bersifat bersifat ortopedik, ortopedik, misalnya misalnya sinovektomi,sinovektomi, artrodesis,

artrodesis, total hip replacement total hip replacement , memperbaiki deviasi ulnar, dan sebagainya., memperbaiki deviasi ulnar, dan sebagainya.

Untuk menilai kemajuan pengobatan dipakai parameter: Untuk menilai kemajuan pengobatan dipakai parameter: 1.

1. LamanyaLamanya morning stiffnessmorning stiffness 2.

2. Banyaknya sendi yang nyeri bila digerakkan/berjalanBanyaknya sendi yang nyeri bila digerakkan/berjalan 3.

3. Kekuatan menggenggam (dinilai dengan tensimeter).Kekuatan menggenggam (dinilai dengan tensimeter). 4.

4. Waktu yang diperlukan untuk berjalan 10-15 meter Waktu yang diperlukan untuk berjalan 10-15 meter  5.

5. Peningkatan LEDPeningkatan LED 6.

6. Jumlah obat-obat yang digunakanJumlah obat-obat yang digunakan

J.

J. DIAGNOSA KEPERAWATANDIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan artitis reumatoid, Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan artitis reumatoid, adalah:

adalah: 1.

1.  Nyeri  Nyeri akut/kronis akut/kronis berhubungan berhubungan dengan dengan desrtuksi desrtuksi sendi sendi akibat akibat akumulasi akumulasi cairancairan sinovial dan proses peradangan

sinovial dan proses peradangan

Di tandai dengan: keluhan nyeri, kekakuan dalam pergerakan, aktivitas terganggu Di tandai dengan: keluhan nyeri, kekakuan dalam pergerakan, aktivitas terganggu Tujuan: nyeri berkurang dan klien mampu mengontrol rasa nyerinya, dengan kriteria Tujuan: nyeri berkurang dan klien mampu mengontrol rasa nyerinya, dengan kriteria hasil:

hasil: a.

a. Klien mengatakan rasa nyeri berkurangKlien mengatakan rasa nyeri berkurang  b.

 b. Klien mampu berrelaksasi dan melakukan aktivitas yang dapat ditolerir Klien mampu berrelaksasi dan melakukan aktivitas yang dapat ditolerir  c.

c. Klien terlihat/dapat tenang dan mampu beristirahat dengan maksimalKlien terlihat/dapat tenang dan mampu beristirahat dengan maksimal Rencana tindakan:

Rencana tindakan: a.

a. Observasi sifat, intensitas, lokasi dan durasi tingkat nyeriObservasi sifat, intensitas, lokasi dan durasi tingkat nyeri  b.

 b. Beri obat non steroi anti inflamasi (analgeisk), antipiretik sesqui programBeri obat non steroi anti inflamasi (analgeisk), antipiretik sesqui program observasi catat adanya toksisitas dari obat, seperti mual muntah

observasi catat adanya toksisitas dari obat, seperti mual muntah c.

c. Anjurkan klien istirahat dengan adekuat dan imobilisasikan persendian yang sakitAnjurkan klien istirahat dengan adekuat dan imobilisasikan persendian yang sakit dengan alas yang khusus.

dengan alas yang khusus. d.

(8)

2.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan, deformitas fungsi sGangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan, deformitas fungsi s endiendi Di tandai dengan: pergerakan lambat, ROM menurun, koordinasi terganggu, kekuatan Di tandai dengan: pergerakan lambat, ROM menurun, koordinasi terganggu, kekuatan otot menurun dan adanya rasa nyeri

otot menurun dan adanya rasa nyeri

Tujuan: klien mampu mempertahankan posisi, gerakan sendi yang optimal serta Tujuan: klien mampu mempertahankan posisi, gerakan sendi yang optimal serta deformitas minimal, dengan kriteria hasil:

deformitas minimal, dengan kriteria hasil: a.

a. Klien mengatakan nyeri berkurang saat melakukan aktivitas/pergerakanKlien mengatakan nyeri berkurang saat melakukan aktivitas/pergerakan  b.

 b. Klien dapat meningkatkan aktivitas secara bertahapKlien dapat meningkatkan aktivitas secara bertahap Rencana tindakan:

Rencana tindakan: a.

a. Observasi kesimetrisan sendi, bentuk dan tanda-tanda inflamasiObservasi kesimetrisan sendi, bentuk dan tanda-tanda inflamasi  b.

 b. Kaji kemampuan klien dalam melakukan ROM aktif maupun pasif, kolaborasiKaji kemampuan klien dalam melakukan ROM aktif maupun pasif, kolaborasi dengan fisioterapi untuk rehabilitasi

dengan fisioterapi untuk rehabilitasi c.

c. Observasi kekakuan pada pagi hari serta beberapa lamaObservasi kekakuan pada pagi hari serta beberapa lama d.

d. Bantu klien saat melakukan aktivitas seperti duduk, berjalan/memindah bendaBantu klien saat melakukan aktivitas seperti duduk, berjalan/memindah benda 3.

3. Ketidakmampuan melakukan perawatan diri berhubungan dengan deformitas sendi,Ketidakmampuan melakukan perawatan diri berhubungan dengan deformitas sendi, rasa nyeri, penurunan kekuatan sendi

rasa nyeri, penurunan kekuatan sendi

Ditandai dengan: pergerakan yang kaku, nyeri, lelah Ditandai dengan: pergerakan yang kaku, nyeri, lelah

Tujuan: klen dapat memperlihatkan kemampuan untuk memenuhi ADL dan Tujuan: klen dapat memperlihatkan kemampuan untuk memenuhi ADL dan menunjukkan penurunan tingkat ketergantungan, dengan kriteria hasil:

menunjukkan penurunan tingkat ketergantungan, dengan kriteria hasil: a.

a. Rasa nyeri minimalRasa nyeri minimal  b.

 b. Klien mampu memenuhi kebutuhan ADLKlien mampu memenuhi kebutuhan ADL Rencana tindakan:

Rencana tindakan: a.

a. Tentukan Tentukan tingkat tingkat ketergantungan ketergantungan klien klien dengan dengan menggunakan menggunakan skalaskala ketergantungan

ketergantungan  b.

 b. Pertahankan mobilitas kontrol nyeri dan program latihanPertahankan mobilitas kontrol nyeri dan program latihan c.

c. Ajarkan klien posisi duduk dan berdiri Ajarkan klien posisi duduk dan berdiri sesuai dengan body alignmentsesuai dengan body alignment d.

d. Ingatkan kepada keluarga untuk memberi kesempatan pada kilen untuk Ingatkan kepada keluarga untuk memberi kesempatan pada kilen untuk  memenuhi ADL-nya secara mandiri sesuai dengan kemampuan klien dan cegah memenuhi ADL-nya secara mandiri sesuai dengan kemampuan klien dan cegah terjadi cedera jatuh.

(9)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Annonimous, (2007),

Annonimous, (2007),  Apotik Online Dan Med Apotik Online Dan Media Informasi Penyakit ia Informasi Penyakit , diakses dari, diakses dari http://www.medicastore.com/

http://www.medicastore.com/ Annonimous, (2007),

Annonimous, (2007), Artritis Artritis, diakses dari, diakses dari http://republika_online.comhttp://republika_online.com

Mansjoer, Arif, dkk. (ed), (1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, jilid 1, Media Mansjoer, Arif, dkk. (ed), (1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, jilid 1, Media

Aeskulapius, Jakarta Aeskulapius, Jakarta Santosa, Budi (ed.), (2005),

Santosa, Budi (ed.), (2005), Panduan Diagn Panduan Diagnosa Keperawatn Nanda 20osa Keperawatn Nanda 2005-2006 05-2006 , Prima, Prima Medika, Jakarta

Medika, Jakarta

Wilkinson, Judith M., (2007),

Wilkinson, Judith M., (2007), Diagnosis Keperawatan Diagnosis Keperawatan, dengan intervensi NIC dan Kriteria, dengan intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC,

Referensi

Dokumen terkait

Duta Sejahtera Utama Ketungau Hilir K.. Sinar Sawit Andalan Serawai dan

The output of the bottom-up process: the point cloud (left), the roof points (middle) labeled with colors indicating a rough building outline (blue dashed contour), and horizontal

This study is focused on the consistency of SPOT/VGT and PROBA-V GEOV1 products developed in the framework of the Copernicus Global Land Services, providing an

Usaha Pembudidayaan lkan yang dilakukan di Tambak atau di Kolam di. atas tanah yang menurut kelentuan peraturan perundang-undangan

Disamping itu menurut (Marhaeniyanto, 2009) bahwa tanaman leguminosa di daerah tropis tumbuh lebih lambat daripada tanaman rumput, agar bisa tumbuh dengan baik, maka penanaman

Adapun hak pasien yang dimaksud sesuai dengan UU Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit adalah hak untuk mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan

2 04 1.18.01 18 08 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata - Terlasksananya konvensi Pokdarwis - Terlaksanananya pembinaan Pokdarwis - Jambore

[r]