• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan kasus spondilitis TB repositori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan kasus spondilitis TB repositori"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

II. LAPORAN KASUS II.1. Identitas Pribadi

Seorang Wanita ( SN ), 36 tahun, suku Jawa, agama Islam, alamat Dusun Ramai Indah, datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan pada tanggal 20 November 2009.

II.2. Riwayat Perjalanan Penyakit

Keluhan Utama : Lemah keempat anggota gerak

Telaah : Hal ini dialami OS sejak ± 2 minggu sebelum masuk RSUP H. Adam Malik, terjadi secara perlahan – lahan. Awalnya os merasa nyeri pada leher sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit yang semakin lama semakin memberat. Nyeri memberat dengan aktivitas dan berkurang jika os beristirahat, yang disertai keterbatasan gerak leher dan rasa kebas pada lengan. Lemah lengan kanan dialami os sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Dalam 2 minggu berikutnya OS mulai merasakan kelemahan pada lengan kirinya, disusul lemah pada tungkai kanan 2 minggu berikutnya dan lemah pada tungkai kiri 2 minggu kemudian. Riwayat BAK dan BAB tertahan dijumpai sejak 2 minggu terakhir. Sulit menelan dialami os sejak 3 minggu sebelum masuk RS dan memberat dalam 1 minggu terakhir. Riwayat trauma (-). Riwayat demam (+) sejak 2 bulan ini, demam terutama pada malam hari. Riwayat batuk –batuk lama (-), riwayat batuk darah (-), riwayat keringat malam (-), riwayat penurunan berat badan (+) dialami os sejak ± 2 bulan terakhir. Riwayat penyakit TBC pada keluarga (-).

Riwayat Penyakit Terdahulu : --

Riwayat Pemakaian Obat : tidak jelas

II.3. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum :

Sensorium : Compos Mentis

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 96 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Temperatur : 37,3°C

Kepala : Normosefalik

Thoraks : Simetris fusiform

Jantung : Bunyi jantung normal,desah (-)

(2)

Pernafasan vesikuler,suara tambahan (-) Abdomen : Soepel, peristaltik normal

Ekstremitas : Tetraparese

II.4. Pemeriksaan Neurologis

Sensorium : Compos Mentis

Tanda perangsangan meningeal :

kaku kuduk ( - ), kernig sign (-),bruzdinski I/II ( - ) Tanda peninggian TIK :

Sakit kepala ( - ), kejang ( - ), muntah ( - ) Nervus Kranialis :

N I : Normosmia

N II, III : Pupil isokor Ø 3 mm, RC ( +/+) N III, IV, VI : Gerakan bola mata : normal

N V : Motorik dan sensorik tidak dijumpai kelainan N VII : Sudut mulut simetris

N VIII : Pendengaran baik

N IX, X : Uvula medial, arkus faring terangkat simetris N XI : Mengangkat kedua bahu simetris

N XII : Lidah istirahat dan dijulurkan medial Sistim Motorik :

Trofi : eutrofi Tonus : normotonus

Kekuatan otot : ESD : 11111 ESS : 11111

        11111 11111

      EID : 11111 EIS : 11111

11111 11111

Refleks Fisiologis : kanan kiri Biceps/Triceps : +↑/+↑ +↑/+↑ KPR / APR : +↑/+↑ +↑/+↑ Refleks Patologis : (+) (+) Sistim sensibilitas :

(3)

Proprioseptif : terganggu

Vegetatif :

Miksi : retensio Defekasi : retensio

Perspirasi : anhidrosis setinggi medula spinalis servikalis 4 ke bawah Vertebra : gerakan terbatas pada vertebra servikalis Gejala Serebellar : tidak dijumpai

Gejala ekstrapiramidal : tidak dijumpai Fungsi luhur : baik

II.5. Diagnosa Awal

Diagnosa fungsional : Tetraparese Tipe UMN + Retensio Urin et Alvi + Hipestesi dan anhidrosis setinggi medula spinalis servikalis 4 ke bawah + gangguan proprioseptif + disfagia

Diagnosa Anatomis : Medula Spinalis Servikalis Diagnosa Etiologis : Kompresi

Diagnosa Banding : 1. Spondilitis TB 2. SOL medula spinalis 3. Mielitis Transversalis

Diagnosa Kerja : Tetraparese Tipe UMN + Retensio Urin et Alvi + Hipestesi dan anhidrosis setinggi medula spinalis servikalis 4 ke bawah + gangguan proprioseptif + disfagia ec. Kompresi medula spinalis ec. Spondilitis Tuberkulosa Servikalis

II.6. Penatalaksanaan

 Na diclofenac 2 x 25mg  Roborantia 1x 1

II.7. Pemeriksaan Penunjang

Hasil Laboratorium Tanggal 24 November 2009

Hb : 9.9 g%

Leukosit : 6.630 / mm3

Ht : 29,8 %

Trombosit : 194.000/mm3

(4)

Eritrosit : 3.36 M /mm3 KGD N : 105 mg /dl KGD 2 jam PP : 186 mg/dl

Ureum : 50.6 mg /dl

Kreatinin : 2.6 mg /dl Asam urat : 2.6 mg/dl

SGOT : 20.9 U/L

SGPT : 17.7 U/L

Na : 137 meq/L

K : 4,5 meq/L

Cl : 110 meq/L

Albumin : 3.66 g/dl Globulin : 2.7 g/dl Kolesterol : 171.2 mg/dl

Trigliserida : 86.9 mg/dl Kolesterol HDL : 26.5 mg/dl Kolesterol LDL : 114 mg/dl

Hasil Foto vertebra servikalis AP/L tanggal 24 November 2009 Tampak osteofit pada cervical III,IV,V,VI

Kesan : spondylosis cervicalis

Hasil Foto Thoraks PA /L tanggal 25 November 2009 Kesan : tidak tampak kelainan radiologis pada cor dan pulmo

Hasil MRI cervical + kontras tanggal 3 Desember 2009 : MRI Cervical spine :

Dibuat T1W,T2W dan T2 Fatsat sagital scans ; T1W dan T2W axial scans serta contrast Omniscans i.v (CEMR) axial, sagital, dan coronal scans melalui daerah cervical spine.Pada T1W

scan corpus C-3 tampak hypointense dengan pre vertebral soft tissue mass C-2 s/d C-7 dan

epidural soft tissue mass setentang C-2 s/d C-5 yang menekan spinal cord di dorsalnya. Disc

space tidak menyempit, spinal alignment terpelihara dengan baik. Pada T2W dan T2 Fatsat

corpus C-3 dan prevertebral serta epidural soft tissue mass tampak hyperintense. Tampak ventral

(5)

Pada T2W axial scan tampak epidural soft tissue mass setentang C-3 menekan spinal cord di dorsalnya. Pada CEMR tampak enhancement dari marrow C-3 dan diffuse enhancement dari epidural soft tissue mass dan periferal enhancement dari prevertebral soft tissue mass.

Kesan : Proses inflammation dari corpus C-3 dengan prevertebral soft tissue mass dan epidural soft tissue mass yang menekan spinal cord di dorsalnya. Spondilitis tuberculosa?

Hasil Konsul ke Bagian Pulmonologi tanggal 4 Desember 2009 Diagnosa Banding : 1. Bronkitis Kronis

2. Asma Diagnosa Sementara : Bronkitis Kronis Terapi : Syr.Ambroxol 3X CI

B.comp 3X1

Anjuran : 1. Foto Thoraks PA

2. Analisa sputum : Bakteri/Jamur/BTA DS 3x Kultur sputum : Bakteri/jamur / ST

BTA / resistensi OAT

Hasil analisa dan kultur sputum tanggal 10 Desember 2009 BTA DS 3 X : (-)

Kultur bakteri : Klebsiella pneumonia Kultur BTA : (-)

Hasil Konsul ke Bagian Penyakit Dalam tanggal 2 Desember 2009 Diagnosa : Hidronefrosis

Anjuran : USG ginjal dan buli-buli

Hasil USG Ginjal dan Buli-Buli tanggal 15 Desember 2009

Kesimpulan : tidak tampak hidronefrosis, tidak tampak batu maupun mass di bladder

Hasil Konsul ke Bagian THT tanggal 21 Desember 2009 Diagnosa sementara : Disfagia

Terapi : sesuai TS Anjuran : Foto Barium

(6)

Hasil Konsul ke bagian Rehabilitasi Medik tanggal 1 Desember 2009 Fisioterapi 3 X seminggu dengan infra red dan exercise

II.8. Kesimpulan Pemeriksaan

Telah diperiksa seorang wanita ( SN ), 36 tahun, suku Jawa, agama Islam, alamat Dusun Ramai Indah, datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan pada tanggal 20 November 2009 dengan keluhan lemah keempat anggota gerak .

Pada anamnesis didapati bahwa hal ini dialami OS sejak ± 2 minggu sebelum masuk RSUP H. Adam Malik, terjadi secara perlahan – lahan. Awalnya os merasa nyeri pada leher sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit yang semakin lama semakin memberat. Nyeri memberat dengan aktivitas dan berkurang jika os beristirahat, yang disertai keterbatasan gerak leher dan rasa kebas pada lengan. Lemah lengan kanan dialami os sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Dalam 2 minggu berikutnya OS mulai merasakan kelemahan pada lengan kirinya, disusul lemah pada tungkai kanan 2 minggu berikutnya dan lemah pada tungkai kiri 2 minggu kemudian. Riwayat BAK dan BAB tertahan dijumpai sejak 2 minggu terakhir. Sulit menelan dialami os sejak 3 minggu sebelum masuk RS dan memberat dalam 1 minggu terakhir. Riwayat trauma (-). Riwayat demam (+) sejak 2 bulan ini, demam terutama pada malam hari. Riwayat batuk –batuk lama (-), riwayat batuk darah (-), riwayat keringat malam (-), riwayat penurunan berat badan (+) dialami os sejak ± 2 bulan terakhir.

Pada pemeriksaan neurologis dijumpai gangguan motorik berupa tetraparese tipe UMN dengan disertai hiperrefleks dan refleks patologis (+). Pada pemeriksaan sensibilitas terdapat hipestesi setinggi medula spinalis servikalis 4 ke bawah dan gangguan proprioseptif. Juga dijumpai gangguan vegetatif berupa retensio urine dan alvi.

Pada pemeriksaan penunjang laboratorium dalam batas normal Pada pemeriksaan thoraks, kesan tidak tampak kelainan pada cor dan pulmo. Pada pemeriksaan foto vertebra servikal AP/L dijumpai spondilosis servikalis.

(7)

II.9. Diagnosis Akhir

Diagnosa fungsional : Tetraparese Tipe UMN + Retensio Urin et Alvi + Hipestesi setinggi medula spinalis servikalis 4 + gangguan proprioseptif Diagnosa Anatomis : Medula Spinalis C3-C7

Diagnosa Etiologis : Kompresi

Diagnosa Banding : 1. Spondilitis Tuberkulosa 2. Spondilitis Piogenik 3. SOL Medula Spinalis

Diagnosa Kerja : Tetraparese Tipe UMN + Retensio Urin et Alvi + Hipestesi dan anhidrosis setinggi medula spinalis servikalis 4 ke bawah + gangguan proprioseptif + disfagia ec. Kompresi Medula Spinalis ec Spondilitis Tuberkulosa Servikalis

II.10. Penatalaksanaan  Bed Rest

 IVFD RSol 20 gtt/i  Diet MB TKTP

 Inj. Streptomycin 750mg/hari/IM (selama 2 bulan pertama)  Pirazinamid 1 X 1000 mg (selama 2 bulan pertama)

 Rifampicin 1 X 450 mg (selama 12 bulan)  INH 1 X 300 mg (selama 12 bulan)  Roborantia 1 x 1

 Edukasi

II.11. Prognosa

Referensi

Dokumen terkait

Yang membedakan Yogyakarta dengan daerah otonom lainnya adalah dalam hal suksesi atau pemilahan Gubernur dan Wakil Gubernur yang tidak melalui pemilihan langsung

Total area dibawah garis merah (area yang dilingkari) merupakan kapasitas pendinginan berlebih yang dihasilkan oleh chiller karena nilai beban pendinginan pada saat itu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil analisis hipotesis 1 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan motivasi berprestasi antara siswa yang belajar

Pada proses ini, pengujian dilakukan pada program bahasa C, sistem membaca nama file dari data, setelah itu membaca setiap hasil dari pencocokan pada ruleset , jika pada

Partai GERINDRA mempunyai 26 orang anggotanya yang duduk di kursi DPR RI, dimana setiap bulannya menyetor iuran kepada Partai dengan dipotong langsung dari gaji

1.. 30 tingginya prevalensi penyebaran penyakit dan kurangnya kesadaran akan bahaya dari penyakit menular seksual tersebut. Selain itu Desa Buahan yang nantinya akan

Titik didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat,

SENYUM TapCash Commuterline, Hanya bayar 71% setiap naik Commuterline, berlaku setiap