• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERA (1)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTURE CLAVIKULA

A. Pengertian

Clavikula (tulang selangka) adalah tulang menonjol di kedua sisi di bagian depan bahu dan atas dada. Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula adalah tulang yang membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. serta memberikan perlindungan kepada penting yang mendasari pembuluh darah dan saraf.

Tulang clavicula merupakan tumpuan beban dari tangan, sehingga jika terdapat beban berlebih akan menyebabkan beban tulang clavicula berlebih, hal ini bias menyebabkan terputusnta kontinuitas tulang tersebut (Dokterbujang, 2012).

Back dan Marassarin (1993) berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan. Smeltzer S.C & Bare B.G (2001) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Reeves C.J,Roux G & Lockhart (2001), fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Fraktur clavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh atau hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi pada sepertiga tengah atau proksimal clavikula (Putra, 2013).

(2)

Fraktur clavicula biasa bersifat terbuka atau tertutup, tergantung dari mekanisme terjadinya (Dokter bujang, 2012).

B. Klasifikasi

Klasifikasi patah tulang secara umum adalah :

1. Fraktur lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain.

2. Fraktur tidak lengkap adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh).

3. Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi:

1. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol malalui kulit.

2. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi

Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. FL Allman tahun 1967 dan dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patah tulang klavikula menjadi tiga kelompok:

1. Kelompok 1: patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensi kejadian 75 - 80%).

 Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.  Umumnya terjadi pada pasien yang muda.

(3)

Tipe 1. Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan tulang maupun ganguan ligament coracoclevicular.

Tipe 2 A. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament coracoclavicular masih melekat pada fragmen. Tipe 2 B. Terjadi ganguan ligament. Salah satunya terkoyak

ataupun kedua - duanya.

 Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan AC joint.

 Tipe 4. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen proksimal berpindah keatas.

 Tipe 5. Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen.

3. Kelompok 3: patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (5%) Pada kejadian ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.

C. Etiologi

Penyebab utama/ primer dari fraktur adalah trauma, bisa karena kecelakaan kendaran bermotor, olahraga, malnutrisi. Trauma ini bisa langsung/ tidak langsung (kontraksi otot, fleksi berlebihan). Fraktur klavikula dapat terjadi sebagai akibat dari jatuh pada tangan yang tertarik berlebihan, jatuh pada bahu atau injury secara langsung. Sebagian besar fraktur klavikula sembuh sendiri, bidai atau perban digunakan untuk immobilisasi yang komplit, walaupun tidak umum, mungkin menggunakan ORIF.

(4)

adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras. Data ini dikemukankan oleh (Nowak et a,l Nordqvist dan Peterson).

Patah tulang klavikula karena jatuh dengan posisi lengan tertarik keluar (outstreched hand) hanya 6% terjadi pada kasus, sedangkan yang lainnya karena trauma bahu. Kasus patah tulang ini ditemukan sekitar 70% adalah hasil dari trauma dari kecelakaan lalu lintas. Kasus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering dijumpai. Pada anak - anak sekitar 10 – 16% dari semua kejadian patah tulang, sedangkan pada orang dewasa sekitar 2,6 – 5 %.

D. Manifestasi Klinis

Kemungkinan akan mengalami sakit, nyeri, pembengkakan, memar, atau benjolan pada daerah bahu atau dada atas. Tulang dapat menyodok melalui kulit, tidak terlihat normal. Bahu dan lengan bisa terasa lemah, mati rasa, dan kesemutan. Pergerakan bahu dan lengan juga akan terasa susah. Pasien mungkin perlu untuk membantu pergerakan lengan dengan tangan yang lain untuk mengurangi rasa sakit atau ketika ingin menggerakan (Medianers, 2011).

Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang -kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur. Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang.

(5)

Patah Tulang selangka (Fraktur klavikula) umumnya disebabkan oleh cedera atau trauma. Hal ini biasanya terjadi ketika jatuh sementara posisi tangan ketika terbentur terentang atau mendarat di bahu. Sebuah pukulan langsung ke bahu juga dapat menyebabkan patah tulang selangka/ fraktur klavikula. Hal ini mungkin terjadi selama perkelahian, kecelakaan mobil, atau dalam olahraga, seperti sepak bola dan gulat.

Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurun. COP (Cardiac Out Put) menurun maka terjadi peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh.

(6)
(7)

F. Pathway

PATHWAYS

FRAKTUR CLAVIKULA

Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi Patologis

FRAKTUR

Diskointunitas tulang

pergeseran fragmen tulang Nyeri

Perubahan jaringan sekitar Kerusakan fragmen tulang

Pergeseran fragmen tulang Tekanan sumsum tulang tinggi dari kapiler

Deformitas

Gangguan fungsi Reaksi stres klien

Gg mobilitas fsii Melepaskan katekolamin

Metabolisme asam lemak

Laserasi kulit Bergabung dengan trombosit

Gg integritas iulit Emboli

Putus Vena/ laserasi menyumbat pembuluh darah

perdarahan spasme otot

kehilangan volume cairan peningkatan tekanan kapiler

(8)

protein plasma hilang

edema

penekanan pembuluh darah

penurunan perfusi jaringan

(9)

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium :

Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui: Hb, hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P meningkat di dalam darah.

2. CT scan

Sebuah mesin CT scan khusus menggunakan komputer untuk mengambil gambar dari klavikula Pasien. Pasien mungkin akan diberi pewarna sebelum gambar diambil. Pewarna biasanya diberikan dalam pembuluh darah Pasien (Intra Vena). Pewarna ini dapat membantu petugas melihat foto yang lebih baik. Orang yang alergi terhadap yodium atau kerang (lobster, kepiting, atau udang) mungkin alergi terhadap beberapa pewarna. Beritahu petugas jika Pasien alergi terhadap kerang, atau memiliki alergi atau kondisi medis lainnya. 3. Magnetic resonance imaging scan/ MRI

MRI menggunakan gelombang magnetik untuk mengambil gambar tulang selangka/ klavikula, tulang dada, dan daerah bahu. Selama MRI, gambar diambil dari tulang, otot, sendi, atau pembuluh darah. Pasien perlu berbaring diam selama MRI.

4. X-ray

X-ray digunakan untuk memeriksa patah tulang atau masalah lain. X-ray dari kedua klavikula Pasien terluka dan terluka dapat diambil.

(10)

Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengantindakan bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau konsevatif.

Pada orang dewasa dan anak-anak biasanya pengobatannya konservatif tanpa reposisi, yaitu dengan pemasangan mitela. Reposisi tidak diperlukan, apalagi pada anak karena salah-sambung klavikula jarang menyebabkan gangguan pada bahu, baik fungsi maupun keuatannya. Kalus yang menonjol kadang secara kosmetik mengganggu meskipun lama-kelamaan akan hilang dengan proses pemugaran. yang penting pada penggunaan mitela ialah letak tangan lebih tinggi dari pada tingkat siku, analgetik, dan latihan gerak jari dan tangan pada hari pertama dan latihan gerak bahu setelah beberapa hari.

Tindakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :

1. Fraktur terbuka.

2. Terdapat cedera neurovaskuler.

3. Fraktur comminuted.

4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih. 5. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).

6. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion)

Melakukan dengan cara terapi :

 Obat-obatan:

Obat-obatan dapat diberikan untuk meringankan rasa sakit. Pasien juga mungkin perlu obat antibiotik atau suntikan tetanus jika terdapat luka robek di kulit.

 Sling atau selempang

Ada beberapa jenis sling yang dapat digunakan untuk mencegah klavikula patah dari kerusakan lebih lanjut. Sling di ikatkan di lengan dan digantungkan ke leher untuk kenyamanan dan keamanan.

 Terapi pendukung

(11)

pembengkakan, nyeri, dan kemerahan. Latihan yang meningkatkan jangkauan gerak dapat dilakukan setelah rasa sakit berkurang. Hal ini membantu untuk membawa kembali kekuatan dan kekuatan bahu dan lengan.

I. Komplikasi

Komplikasi fraktur klavikula meliputi trauma saraf pada pleksus brakhialis, cedera vena atau arteria subklavia akibat frakmen tulang, dan mal union (penyimpangan penyatuan). Mal union merupakan masalah kosmetik bila pasienmemakai baju dengan leher rendah. Komplikasi akut meliputi cedera pembuluh darah, pneumouthorax, haemothorax. Komplikasi lambat dapat meliputi, mal union adalah proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal. Sedangkan Non union adalah kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan.

J. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur)

(12)

K. Tujuan/ Rencana Tindakan (NOC/ NIC)

Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), kerusakan secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor dapat mempengaruhi nyeri

(13)

frekuensi dan tanda

9. 9. Tingkatkan istirahat

10. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur

11. 10. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

· Kurang pengetahuan tentang kegunaan

pergerakan fisik

· Kerusakan persepsi sensori · Tidak nyaman, nyeri

· Kerusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler

v Joint Movement : Active v Mobility Level 1. 1. Monitoring vital sign

sebelm/sesudah latihan dan lihat

(14)

DO:

· Kesulitan merubah posisi · Perubahan gerakan

(penurunan untuk berjalan, kecepatan, kesulitan

memulai langkah pendek) · Keterbatasan motorik kasar

dan halus

· Keterbatasan ROM

· Gerakan disertai nafas pendek atau tremor

· Ketidak stabilan posisi selama melakukan ADL · Gerakan sangat lambat dan

tidak terkoordinasi

(walker) kebutuhan ADLs ps.

8. 8. Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.

(15)

BAB IV A.HASIL

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 juli 2016 pada Ny.T dengan fraktur clavikula sinistra pre op hari ke 2 di ruang melati RSUD panembahan senopati bantul maka di dapatkan 2 masalah keperawatan yang muncul yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (pre op fraktur clavikula)

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskletal

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri akut teratasi dengan skla nyeri 3 (ringan), hambatan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil klien dapat mobilisasi di tempat tidur seperti miring kiri dan miring kanan.

B. PEMBAHASAN 1. Nyeri akut

Implementasi :

1. Mengobservasi nyeri DS:

O: klien mengatakan nyeri saat digerakan P: fraktur clavikula sinistra

Q : seperti ditusuk-tusuk R: clavikula sinistra S: 8

T: ketika bergerak atau mobilisasi fisik

(16)

3. Menggunakan komunikasi terapeuntuk untuk mengetahui pengalaman nyeri klien

4. Mengajarkan pada klien teknik non faramakologi untuk mengurangi rasa nyeri ( teknik nafas dalam)

5. Berkolaborasi dengan tenaga medis lain untuk pemberian analgetik

DO:

- TD: 120/70 mmhg - N : 80 X /menit - RR: 20x/menit - S :36,5oc

- klien terlihat menahan nyeri

- Ekspresi wajah meringis menahan nyeri.

-Evaluasi: S:

- Klien mengtakan nyeri sudah berkurang - P: fraktur clavikula sinistra

- Q: Cenut-cenut - R: Clavikula sinistra - S : 4

- T: saat untu mobilisasi O:

- Klien terlihat lebih relex dan nyaman - A: Masalah belum teratasi

- P: pertahankan intervensi

(17)

3. Hambatan mobilitas fisik Implementasi

1. Membantu klien mengidentifikasi aktivitas yang mampu klien lakukan 2. Membantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang

diperlukan untuk aktifitas yang di inginkan

3. Membantu jlien untuk mengembangakan motivasi diri dan penguatan 4. Monitor respon fisik, emosi sosial dan spiritual

5. Memonitor tanda-tanda vital klien

Evaluasi : S:

- Klien mengatakan saat ini sudah mampu makan dan minum sendiri walau pelan-pelan

- Klien mengatakan masih belum melakuakn ibadah karena masih sakit O:

- Klien terlihat lebih tenang

- Klien sudah dapat makan dan minum sendiri - Ttv

- TD: 110/70 mmhg - HR: 84 x/menit - RR: 18x/menit - S: 36,5OC

A: Masalah teratasi sebagian P: Pertahankan Intervensi

1. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakuakan

(18)

BAB V PENUTUP A.KESIMPULAN

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 20 juli 2016 pada Ny.T dengan fraktur clavikula sinistra pre Op di ruang Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul maka di dapatkan 2 masalah keperawatan yang muncul yaitu:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik fraktur clavikula sinistra

2. Hambatan mobilitas fisik berhungan dengan gangguan muskuloskeletal

B. SARAN

1. Bagi tenaga medis

Bagi tenaga medis diharapkan selalu memberikan dukungan ,motivasi serta perhatian kepada klien agar tercapainya derajat yang optimal baik lahir maupun batin

2. Bagi RSUD Panembahan senopati bantul

Bagi RSUD panembahan senopati bantul diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, sehingga kebutuhan pasien baik bio-psiko-sosial-spiritual dapat terpenuhi optimal.

3. Bagi Mahasiswa Keperawatan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, C. B., (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah, Volume I, EGC: Jakarta.

Mansjoer, dkk., (2000). Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Media Aesculapius: Jakarta

Price & Wilson, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyaki. Volume 2. Edisi 6. EGC : Jakarta.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Nyeri dapat hilang dengan kriteria melaporkan nyeri panggul hilang atau berkurang, foto rontgen tidak ada obstruksi, melaporkan.3. nyeri tulang

3 Fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tulang, dimana trauma tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang,ada 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya frakturya

Perubahan pada kolagen itu merupakan penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan kemampuan untuk

Fraktur Tipe A : pasien tidak mengalami syok berat tetapi merasa nyeri bila berusaha berjalan. Terdapat nyeri tekan lokal tetapi jarang terdapat kerusakan pada visera pelvis.

menyebabkan terjadinya gangguan perfusi serebral , nyeri dan terjadinya kejang sehingga menimbulkan diagnosa keperawatan risiko cedera. Pada darah akan terjadi enditheliosis

Secara klinis, dibagi menjadi fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit sehingga berhubungan dengan udara luar, dan fraktur tertutup,

hal tersebut akan menimbulkan stimulus nyeri sehingga akan merangsang nociceptor dan nyeri pada punggung bawah akan terasa.27 Pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berlebih dan

• Pasien dapat mengalami multipel fraktur saat kelahiran dan seringkali mengalami fraktur setelah itu karena tulang mereka yang sangat rapuh • Fraktur yang terjadi akan sembuh dengan