• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Belajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dalam"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

B

B

E

E

L

L

A

A

J

J

A

A

R

R

D

D

A

A

N

N

P

P

E

E

M

M

B

B

E

E

L

L

A

A

J

J

A

A

R

R

A

A

N

N

B

BEELLAAJJAARR ::

B

elajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dalam

kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk

memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu

belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan bahkan sadar atau tidak telah

dilakukan oleh manusia. Namun pengertian yang lengkap atau memenuhi

keinginan semua orang, sampai sekarang boleh dikatakan belum ada. Hal ini

tidak berarti kita tidak perlu dan tidak dapat memahami apa sebenarnya yang

dimaksud dengan Belajar.

Para ahli telah mencoba menjelaskan pegertian belajar dengan

mengemukakan berbagai rumusan atau definisi menurut sudut pandang masing

– masing. Baik bentuk rumusan, maupun aspek – aspek yang ditekankan dalam

belajar, berbeda antar ahli yang satu dengan yang lain. Namun demikian, satu

hal yang perlu dikemukakan bahwa Pengertian Belajar dapat dibedakan menjadi

2 pengertian, yaitu : Pengertian Belajar Secara Populer (Umum) dan Pengertian

Belajar Secara Khusus.

Pegertaian Belajar scr. Populer adalah pengertian belajar secara umum,

tanpa mengacu kepada suatu aliran psikologi tertentu. (David R. Shaffer ;

N.L.Gage ; W.S.Winkel ; etc)

Pengertian Belajar scr. Khusus adalah pengertian belajar yang sudah

diwarnai atau dipengaruhi oleh suatu aliran psikologi tertentu. (Psikologi

Behavioristik ; Psikologi Kognitif ; Psikologi Humanistik ; Psikologi Gestalt)

(2)

PEMBELAJARAN :

K

egiatan pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Penggunaan istilah pembelajaran sebagai pengganti Mengajar relative baru. Penggunaan istilah ini mempunyai dasar yang kuat, yang menyangkut perubahan filosofi pendidikan yang lebih manusiawi. Dimana dalam istilah ini terasa ada pengakuan terhadap kemampuan mahasiswa untuk belajar, dan kemampuan ini akan terwujud apabila dibantu dan dibimbing oleh guru.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.

Dalam perkembangannya, metode pembelajaran ini banyak mengalami perubahan dengan berbagai macam dari yang tradisional hingga yang muthakir. Metode pembelajaran muthakir yang berkembang saat ini diantaranya adalah “Metode Pembelajaran Berbasis

Multiple Intelligences”

(Dr. Howard Gardner,1983)

dan

Sistem Pembelajaran

Kontekstual (CTL= Contextual Teaching and Learning”,

Elaine B. Johnson

)

.

Kedua metode tersebut dirasakan sangat sesuai dengan prinsip pembelajaran modern, dimana pada kedua metode tersebut berorientasi pada kemampuan dan keunikan peserta didik yang mempunyai potensi kondrati yang dibawa sejak lahir dan memerlukan bimbingan dalam pengembangannya. Kedua metode ini sama – sama didasari oleh pengakuan terhadap keunikan manusia, yang masing – masing mempunyai kemampuan yang berbeda – beda.

(3)

B

BA

A

G

G

AN

A

N

D

DI

IS

SK

K

RI

R

IP

PS

SI

I

T

TU

UG

GA

AS

S

G

GU

UR

RU

U

TUGAS GURU KEMANUSIAAN KEMASYARAKATAN Menjadi Orang Tua Kedua Transformasi Diri Autoidentifikasi

Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yg bermoral Pancasila

Mencerdaskan Bangsa Indonesia PROFESI MENDIDIK MENGAJAR MELATIH Meneruskan dan Mengembangkan nilai – nilai hidup Meneruskan & mengembangkan ilmu pengetahuan & teknologi Mengembangkan keterampilan dan penerapannya

(4)

R

RA

A

G

G

AM

A

M

P

PE

E

N

N

DE

D

E

K

K

AT

A

TA

AN

N

B

B

EL

E

LA

AJ

JA

AR

R

P

P

e

e

n

n

d

d

e

e

k

k

a

a

t

t

a

a

n

n

B

B

e

e

l

l

a

a

j

j

a

a

r

r

y

y

g

g

R

R

e

e

p

p

r

r

e

e

s

s

e

e

n

n

t

t

a

a

t

t

i

i

f

f

anyak pendekatan belajar yang dapat anda ajarkan kepada mahasiswa untuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yang sedang mereka tekuni dari yang paling klasik sampai yang paling modern, diantaranya :

B

B

1

1

.

.

P

P

e

e

n

n

d

d

e

e

k

k

a

a

t

t

a

a

n

n

H

H

u

u

k

k

u

u

m

m

J

J

o

o

s

s

t

t

• Perumpamaan pendekatan belajar dengan cara bertahap (mencicil/sedikit demi sedikit). • Menurut Reber (1988), salah satu asumsi pendting yang mendasari Hukum Jost (Jost’s

Law) adalah Siswa lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah memanggil kembali memori – memori lama yang berhubungan dengan materi yang akan ditekuni.

Contoh :

Belajar dengan kiat 5 x 3 adalah lebih baik daripada 3 x 5 walaupun perkalian kedua kelipatan tersebut adalah sama.

Maksudnya : Mempelajari suatu materi dengan alokasi waktu 3 jam perhari selama 5 hari akan lebih efektif daripada mempelajari materi tersebut dengan alokasi waktu 5 jam sehari tetapi hanya selama 3 hari.

2

2

.

.

P

P

e

e

n

n

d

d

e

e

k

k

a

a

t

t

a

a

n

n

B

B

a

a

l

l

l

l

a

a

r

r

d

d

&

&

C

C

l

l

a

a

n

n

c

c

h

h

y

y

• Menurut Ballard & Clanchy (1990), pendekatan belajar mahasiswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan (Attitude to Knowledge), yang terdiri atas :

a)

Sikap

Conserving

(Melestarikan apa yang sudah ada)

Siswa / mahasiswa yang bersikap Conserving pada umumnya menggunakan pendekatan belajar Reproduktif (bersifat menghasilkan kembali fakta dan informasi).

(5)

b)

Sikap

Extending

(Memperluas)

Siswa / mahasiswa yang bersikap Extending biasaya menggunakan pendekatan

Analitis (berdasarkan pemilihan & interpretasi fakta dan informasi) dan pendekatan Spekulatif (berdasarkan pemikiran mendalam) yang bukan saja bertujuan menyerap

pengetahuan tetapi juga mengembangkannya.

• Perbandingan Pendekatan menurut Ballard dan Clanchy R

RAAGGAAMMPPEENNDDEEKKAATTAANNBBEELLAAJJAARRDDAANNCCIIRRIIKKHHAASSNNYYAA

REPRODUKTIF ANALITIS SPEKULATIF

STRATEGI

¾ Menghafal ¾ Meniru ¾ Menjelaskan ¾ Meringkas ¾ Berpikir kritis ¾ Mempertanyakan ¾ Menimbang ¾ Berargumen ¾ Sengaja mencari kemungkinan dan penjelasan baru. ¾ Berspikulasi dan membuat hipotesis

PERTANYAAN

™ Apa ….? ™ Mengapa ….. ? ™ Bagaimana …? ™ Apa benar ….? ™ Apa penting ..? ™ Bagaimana kalau…………. ?

TUJUAN

Pembenaran / Penyebutan kembali Pembentukan kembali materi kedalam pola baru / berbeda.

Menciptakan pengetahuan baru.

Ballard, Brigid & Clanchy, John, 1990, Study Abroad : A Manual for Asian Student, Selangor : Longman Malaysia.

3

3

.

.

P

P

e

e

n

n

d

d

e

e

k

k

a

a

t

t

a

a

n

n

B

B

i

i

g

g

g

g

s

s

• Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan belajar siswa/mahasiswa dapat dikelompokkan ke dalam 3 Prototipe ( Bentuk Dasar ), yaitu :

a)

Pendekatan

Surface

(Permukaan / Bersifat Lahiriah)

Mau belajar karena dorongan dari luar (ekstrinsik), misalnya : takut tidak lulus yang menyebabkan dia malu. Sehingga gaya belajarnya santai, asal hafal dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.

(6)

b)

Pendekatan

Deep

(Mendalam)

Mempelajari materi karena memang tertarik dan merasa membutuhkannya (instrinsik). Oleh karena itu gaya belajarnya serius dan berusaha mendalami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. Bagi siswa seperti ini, lulus dengan nilai baik adalah penting, tetapi yang lebih penting adalah memiliki pengetahuan yang cukup banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya.

c)

Pendekatan

Achieving

(Pencapaian Prestasi Tinggi)

Dilandasi oleh motif ekstrinsik yang berciri khusus yang disebut Ego-Enhancement yaitu : ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi setinggi – tingginya.

Memiliki keterampilan belajar (Study Skills) dalam arti : sangat cerdik dan efisien dalam mengatur waktu, ruang kerja dan penelaahan isi materi.

Berkompetisi dengan teman – teman dalam meraih nilai tertinggi adalah penting, sehingga sangat disiplin, rapid an sistematis serta berencana maju ke depan (plans ahead).

Table perbandingan prototipe pendekatan belajar menurut Biggs :

PENDEKATAN BELAJAR MOTIF & CIRI STRATEGI

Surface Approach

™ Ekstrinsik

™ Dengan ciri : menghindari kegagalan tetapi tidak belajar keras.

™ Memusatkan pada rincian – rincian materi dan mereproduksi secara persis.

Deep Approach

™ Instrinsik

™ Dengan ciri : berusaha memuaskan

keingintahuannya terhadap isi materi.

™ Memaksimalkan

pemahaman dengan berpikir, banyak membaca

dan diskusi.

Achieving Approach

™ Ego-Enhancement

™ Dengan ciri : bersaing untuk meraih nilai prestasi tertinggi.

™ Mengoptimalkan

pengaturan waktu dan usaha (Study Skills)

(7)

METODE BELAJAR SQ3R

Suatu Metode Memahami Teks/Bacaan

M

etode ini dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat, yang bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar.

SQ3R

merupakan singkatan dari langkah – langkah mempelajari teks yang meliputi :

1.

S

S

U

U

R

R

V

V

E

E

Y

Y

:

Memeriksa atau meneliti atau mengindentifikasi seluruh teks dalam bacaan.

2

2

.

.

Q

Q

U

U

E

E

S

S

T

T

I

I

O

O

N

N

:

:

Menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks yang dipelajari.

3

3

.

.

R

R

E

E

A

A

D

D

:

:

Membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertayaan – pertanyaan yang telah disusun.

4

4

.

.

R

R

E

E

C

C

I

I

T

T

E

E

:

:

Menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.

5

5

.

.

R

R

E

E

V

V

I

I

E

E

W

W

:

:

(8)

P

P

E

E

R

R

U

U

M

M

U

U

S

S

A

A

N

N

T

T

U

U

J

J

U

U

A

A

N

N

P

P

E

E

M

M

B

B

E

E

L

L

A

A

J

J

A

A

R

R

A

A

N

N

&

&

K

K

A

A

I

I

T

T

A

A

N

N

N

N

Y

Y

A

A

D

D

E

E

N

N

G

G

A

A

N

N

T

T

A

A

K

K

S

S

O

O

N

N

O

O

M

M

I

I

H

H

A

A

S

S

I

I

L

L

B

B

E

E

L

L

A

A

J

J

A

A

R

R

.

.

asil belajar yang dicapai oleh mahasiswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan pembelajaran yang direncanakan oleh guru sebalumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh kemampuan guru sebagai perancang (designer) belajar – mengajar. Untuk itu guru dituntut untuk menguasai Klasifikasi Tujuan Pendidikan ( Taxonomy of Educational Objectives ). Tujuan pembelajaran pada umumnya dikelompokkan ke dalam 3 kategori, yaitu :

H

H

1. Domain Kognitif,

Mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan (recall), pengetahuan, dan kemampuan intelektual.

2. Domain Afektif,

Mencakup tujuan – tujuan yang berhubungan dengan perubahan – perubahan sikap, nilai, perasaan dan minat.

3. Domain Psikomotor.

Mencakup tujuan – tujuan yang berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan gerak (motor).

A

A

.

.

K

K

l

l

a

a

s

s

i

i

f

f

i

i

k

k

a

a

s

s

i

i

T

T

u

u

j

j

u

u

a

a

n

n

K

K

o

o

g

g

n

n

i

i

t

t

i

i

f

f

(

(

B

B

l

l

o

o

o

o

m

m

,

,

1

1

9

9

5

5

6

6

)

)

:

:

Domain Kognitif terdiri atas 6 bagian sebagai berikut :

1. Ingatan (recall) / Pengetahuan

Mengacu kepada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori – teori yang sukar.

Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.

2. Pemahaman

Mengacu kepada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat diatas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah.

(9)

3. Penerapan

Mengacu kepada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan atau prinsip.

4. Analisis

Mengacu kepada kemampuan menguraikan materi kedalam komponen – komponen atau factor penyebabnya dan mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lainnya, sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.

5. Sintesis

Mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau komponen – komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.

6. Evaluasi

Mengacu kepada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai – nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat berpikir yang tinggi.

B

B

.

.

K

K

l

l

a

a

s

s

i

i

f

f

i

i

k

k

a

a

s

s

i

i

T

T

u

u

j

j

u

u

a

a

n

n

A

A

f

f

e

e

k

k

t

t

i

i

f

f

(

(

K

K

r

r

a

a

t

t

h

h

w

w

o

o

h

h

l

l

,

,

1

1

9

9

6

6

4

4

)

)

:

:

Terbagi dalam 5 kategori, yakni :

1. Penerimaan

Mengacu pada kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan dan memberikan respons terhadap stimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar yang terendah dalam domain afektif.

2. Pemberian Respons

Dalam hal ini, mahasiswa mulai terlibat secara aktif, menjadi peserta dan tertarik.

3. Penilaian

Mengacu pada nilai – nilai pribadi yang ditandai dengan reaksi – reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Hal ini dapat terlihat dalam sikap dan apresiasi.

(10)

4. Pengorganisasian

Mengacu kepada penyatuan nilai. Sikap – sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik – konflik internal dan akhirnya membentuk suatu system nilai internal mahasiswa yang tercermin dalam perilakunya.

5. Karakterisasi

Mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan ketentuan pribadi, social dan emosi mahasiswa.

C

C

.

.

K

K

l

l

a

a

s

s

i

i

f

f

i

i

k

k

a

a

s

s

i

i

T

T

u

u

j

j

u

u

a

a

n

n

P

P

s

s

i

i

k

k

o

o

m

m

o

o

t

t

o

o

r

r

(

(

D

D

a

a

v

v

e

e

,

,

1

1

9

9

7

7

0

0

)

)

:

:

Terbagi dalam 5 kategori sebagai berikut : 1. Peniruan

Terjadi ketika mahasiswa mengamati suatu gerakan. Mahasiswa mulai memberi respons serupa dengan yang diamatai. Mengurangi koordinasi dan control otot – otot syaraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan belum sempurna.

2. Manipulasi

Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan – gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini, mahasiswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk – petunjuk dan tidak hanya meniru tingkah laku saja. 3. Ketetapan

Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respons – respons lebih terkoreksi dan kesalahan – kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.

4. Artikulasi

Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau terbentuk konsistensi internal diantara gerakan – gerakan yang berbeda.

5. Pengalamiahan

Menuntut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotor.

Gambar

Table perbandingan prototipe pendekatan belajar menurut Biggs :  PENDEKATAN BELAJAR  MOTIF & CIRI  STRATEGI

Referensi

Dokumen terkait

Pada kelas yang proses pembelajaranya menggunakan metode ceramah plus mendapatkan nilai rata-rata yaitu sebesar 23,23 skor dari jumlah soal sebanyak 30 soal, dari

Bukti berupa polen atau spora yang telah terendapkan berupa fosil, merupakan suatu bukti sangat penting dalam palinologi guna mengungkap sejarah hutan mangrove di

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Berikut ini adalah usaha yang tidak wajib disertai AMDAL adalah ….

Skema Kerangka Pemikiran Industri Keripik Belut Proses Produksi + Masukan (bahan utama) Biaya Implisit:  Biaya tenga kerja dalam keluarga  Bunga modal  Keuntungan

Dalam rangka mengetahui seberapa besar kebijakan anggaran pemerintah daerah Kabupaten lndragiri Hilir dan Pekanbaru untuk mendukung pembangunan ketahanan pangan ,

Menurut Elizabeth dan Boyle (1997), produksi monoasilgliserol menggunakan katalis lipase memiliki beberapa kelebihan antara lain; kondisi reaksi lebih ramah, khususnya suhu

Cara lain bagi tenaga kesehatan untuk melindungi diri dari tuntutan malpraktek adalah dengan mengadakan suatu perjanjian atau kontrak khusus dengan penderita, yang berjanji tidak

[r]