• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Berbahaya Dan Beracun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan Berbahaya Dan Beracun"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik,rumah tangga,perusahaan, kantor-kantor, sekolah dan sebagainya. Yang berupa cair,padat bahkan berupa zat gas dan semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita. Tetapi ada limbah yang lebih berbahaya lagi yang disebut dengan limbah B3(bahan berbahaya dan beracun).Hal tersebut sebenarnya bukan merupakan masalah kecil dan sepele,karena apabila limbah Bahan Berbahaya dan Beracun(B3) tersebut dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya,atau bahkan melakukan penanganan yang salah dalam menanganani limbah B3 tersebut.

Maka dampak yang luas dari Limbah Bahan Berbahaya dan beracun tersebut akan semakin meluas. Bahkan dampaknyapun akan sangat dirasakan bagi lingkungan sekitar kita,dan tentu saja dampak tersebut akan menjurus pada kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka pendek. Ataupun dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa yang akan datang,dan kita tidak akan tahu seberapa parah kelak dampak tersebut akan terjadi,namun seperti kata pepatah”Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”.

Hal tersebut menjadi salah satu aspek pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah dampak dari limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut,ketimbang menyaksikan dampak dari limbah B3 tersebut telah terjadi dihadapan kita,dan kita semakin sulit untuk menanggulanginya

Secara garis besar,hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita,bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menanggulanginya,khususnya pada masalah limbah Bahan Berbahaya dan(B3) Beracun tersebut

Dan yang menjadi permasalahannya sekarang adalah bagaimana cara mengatasi ataupun menanggulangi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun(B3) tersebut merupakan sesuatu yang sebenarnya harus menjadi perhatian khusus untuk pemerintah,dan bahka menjadi salah satu hal yang juga patut menjadi perhatian kita bersama.

Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3 adalah hal yang penting dan mendasar. Banyak hal yang yang sebelumnya perlu diketahui agar dalam

(2)

penanggulangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut menjadi tepat dan bukannya malah menambahkan masalah pada limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut.Untuk itu pengenalan secara umum mengenai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut sangatlah penting,baik dari segi penanggulangannya pada suatu tempat secara luas ataupun secara khusus,mengetahui klasifikasi didalam limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut,mengidentifikasi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut,serat hal-hal lain yang menjadi pendukung dalam mengenal limbah B3 tersebut.

Rumusan Masalah

1. Pengertian limbah B3 ?

2. Apa saja sumber – sumber pencemaran ? 3. Bagaimana proses pencemaran ?

4. Bagaimana dampak pencemaran limbah B3 ? 5. Bagaimana cara pengendaliannya ?

Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu dapat mengetahui pengertian limbah B3, sumber – sumber pencemaran, proses pencemaran dan dampak dari pencemaran serta cara pengendaliannya.

(3)

BAB II PEMBAHASAN SUMBER PENCEMARAN B3

Sumber-sumber yang dapat menghasilkan limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

- primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tanki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah mengendap,

- chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi/flokulasi,

- excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses bpengolahan dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur hasil proses tersebut,

- digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik yang berupa lumpur hasil proses tersebut.

INDIKATOR

Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemanfatan, pengolahan dan penimbunan.

Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengelolaan limbah B3 harus dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan limbah B3 di daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga ditembuskan ke Bapedalda setempat.Namun tidak sedikit pabrik pabrik atau industri sering membuang limbah B3nya tanpa diolah terlebih dahulu karena memerlukan proses yang panjang dan memakan biaya sehingga pabrik sering melakukan jalan pintas,yaitu langsung dibuang ke alam bebas sehingga mencemari lingkungan di sekitar pabrik yang ,meliputi lingkungan air,tanah dan udara.berikut beberapa indikator jika lingkungan telah tercemar limbah b3.

Indikator Pencemaran B3 di Lingkungan air:

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :

(4)

 Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa

 Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH

 Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen

Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau konsentrasi ion hidrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).

1. pH atau konsentrasi ion hidrogen

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.

Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahab pH dan menyukai pH antara 7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan , misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah. Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae yaitu Chlamydomonas acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae Euglena pada pH 1,6.

2. Oksigen terlarut (DO)

Tanpa adanya oksegen terlarut, banyak mikroorganisme dalam air tidak dapat hidup karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi senyawa organic dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari reaksi fotosintesa algae. Oksigen yang dihasilkan dari reaksi fotosintesa algae tidak efisien, karena oksigen yang terbentuk akan digunakan kembali oleh algae untuk proses metabolisme pada saat tidak ada cahaya.Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dengan jumlah cukup banyak. Kebutuhan oksigen ini bervariasi antar organisme. Keberadaan logam berat yang berlebihan di perairan akan mempengaruhi

(5)

system respirasi organisme akuatik,sehingga pada saat kadar oksigen terlarut rendah dan terdapat logam berat dengan konsentrasi tinggi, organisme akuatik menjadi lebih menderita.

Indikator pencemaran limbah B3 di lingkungn tanah: 1. Struktur tanah berubah,

Dikarenakan masuknya bahan bahan beracun sehingga tanah menjadi tercemar, biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah.Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

2. Mikroorganisme tanah berkurang

Jika limbah beracun tertimbun dalam tanah dalam jangka waktu yang lama,permukaan tanah akan rusak dan air akan susah masuk ke dalam tanah.kibatnya kualitas air tanah akan menurun jika musim kemarau tiba,sementara jika tanah tercemari limbah berbahaya maka organisme yang membantu menyuburkan tanah seperti cacing akan mati.Juga penggunaan pupuk yang berlebihan tidak hanya membunuh hama tapi juga organisme yang ada di dalam tanah. 3. Tekstur tanah berubah

Perubahan kimiawi tanah yang radikal yang timbul karena adanya bahan kimiaberacun atau berbahaya dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan anthropoda yang hidup di lingkungan tanah yang tercemar.

Dampak yang timbul pada pertanian yang menyebabkan perubahan metabolismetanaman dapat menimbulkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimanatanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.

4. Bertambahnya zat-zat kimia yang mengganggu kehidupan mikroorganisme tanah 5. PH tanah berubah

(6)

Indikator pencemaran limbah B3 pada lingkungan Udara: 1. Indikator fisik

Indikator fisik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya polusi udara adalah: Sifat-sifat udara yang dapat diamati antara lain yaitu nkadar debu yang ada pada udara.

2. Indikator kimia

ISPU : Indeks Standar Pencemar Udara

Jenis Polutan yang dipantau : CO, SO2, NO2, O3, PM10

3. Indikator biologi

Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi polutan di udara dapat dijadikan sebagai indikator biologi

Referensi

Dokumen terkait

Perbaikan Hak

Meskipun munculnya dan ketekunan dari sistem tersebut tampaknya akan tergantung pada stabilitas yang relatif tinggi dalam fitur budaya yang terkait dengan kelompok etnis -

Untuk tepung ubi jalar putih, perendaman dalam air biasa menghasilkan rendemen yang lebih rendah dibanding perendaman dalam larutan garam, sedangkan untuk tepung ubi

Hepatopulmonary syndrome atau HPS merupakan komplikasi sirosis hepatis pada paru yang ditandai oleh trias yang terdiri dari kegagalan hati stadium lanjut, hipoksemia

Trojan horse atau biasa disebut trojan adalah suatu progam yang memiliki kemampuan untuk tidak terdeteksi, dan seolah-olah tidak nengubah atau merusak sistem.. Trojan

Jadi, umur Nasti dan Misna sekarang masing-masing adalah 20 dan 15 tahun.. Evaluasi Pengertian atau

Sektor pertanian akan dapat menyediakakn bahan makanan dalam keadaan mentah atau yang telah jadi, untuk diperdagangkan atau diolah menjadi bahan-bahan industri dan salah satu

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum strategi yang digunakan guru Fikih dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs