• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kasus Audit PT KAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kasus Audit PT KAI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kasus Audit PT. Keret Api Indonesia (Persero) Kasus Audit PT. Keret Api Indonesia (Persero)

Kasus PT. KAI berawal dari perbedaan pandangan antara Manajemen dan Komisaris,

Kasus PT. KAI berawal dari perbedaan pandangan antara Manajemen dan Komisaris,

khususnya Ketua Komite Audit dimana Komisaris menolak menyetujui dan menandatangani

khususnya Ketua Komite Audit dimana Komisaris menolak menyetujui dan menandatangani

laporan keuangan tahun buku 200 yang telah diaudit oleh Auditor !ksternal yaitu oleh

laporan keuangan tahun buku 200 yang telah diaudit oleh Auditor !ksternal yaitu oleh

Akuntan Publik "rs. #alam Mannan. Komisaris yang menolak itu adalah $ekinus Manao

Akuntan Publik "rs. #alam Mannan. Komisaris yang menolak itu adalah $ekinus Manao

lantaran laporan keuangan itu tidak benar sehingga menyebabkan perseroan yang seharusnya

lantaran laporan keuangan itu tidak benar sehingga menyebabkan perseroan yang seharusnya

me

merurugi gi %p %p &' &' mimilialiar r kekelilihathatan an memeraraup up lalaba ba %p %p &,&,( ( mimililiarar. . KoKomimisasaris ris memmemininta ta ununtutuk k 

dilakukan audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan se)ara transparan dan sesuai

dilakukan audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan se)ara transparan dan sesuai

dengan *akta yang ada. #alah satu *aktor yang menyebabkan terjadinya kasus PT. KAI adalah

dengan *akta yang ada. #alah satu *aktor yang menyebabkan terjadinya kasus PT. KAI adalah

rumitnya laporan keuangan PT. KAI. Perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris

rumitnya laporan keuangan PT. KAI. Perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris

tersebut bersumber pada perbedaan mengenai+

tersebut bersumber pada perbedaan mengenai+

. Masalah piutang PP-. Piutang PP- per ' "esember 200 senilai %p. (,2 milyar,

. Masalah piutang PP-. Piutang PP- per ' "esember 200 senilai %p. (,2 milyar,

menur

menurut ut KomitKomite e AuAudit dit harus di)adangkaharus di)adangkan n penghpenghapusanapusannya nya pada tahun pada tahun 200 karena200 karena

diragu

diragukan kan kolekkolektibilittibilitasnyaasnya, , tetapi tidak tetapi tidak dilakudilakukan kan oleh manajemen oleh manajemen dan dan tidak dikoreksitidak dikoreksi

oleh

oleh auditor.auditor.

2. Masalah eban "itangguhkan yang berasal dari penurunan nilai persediaan. #aldo

2. Masalah eban "itangguhkan yang berasal dari penurunan nilai persediaan. #aldo

 beban

 beban yang ditangguhkan yang ditangguhkan per per ' "ese' "esember mber 200 sebesar 200 sebesar %p. & %p. & milyar milyar yang merupakanyang merupakan

 penurunan nilai

 penurunan nilai persediaan persediaan tahun 2002 tahun 2002 yang belum yang belum diamortisasi, diamortisasi, menurut Komite menurut Komite AuditAudit

harus dibebankan sekaligus pada tahun 200 sebagai beban usaha.

harus dibebankan sekaligus pada tahun 200 sebagai beban usaha.

'.

'. Masalah persediaan dalam Masalah persediaan dalam perjalperjalanan. erkaitan dengan pengalihaanan. erkaitan dengan pengalihan n persedpersediaan sukuiaan suku

)adang %p. ,/ milyar yang dialihkan dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya di

)adang %p. ,/ milyar yang dialihkan dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya di

lingkungan PT. KAI yang belum selesai proses akuntansinya per ' "esember 200,

lingkungan PT. KAI yang belum selesai proses akuntansinya per ' "esember 200,

menurut Komite Audit seharusnya telah menjadi beban tahun

menurut Komite Audit seharusnya telah menjadi beban tahun 200.200.

/.

/. MasMasalalah ah uauang ng mumuka ka gagajiji. . iiayaya a didibaybayar ar didimumuka ka sebsebesaesar r %p%p. . 2 2 mimilylyar ar yayangng

merupakan gaji 1anuari 200& dan seharusnya dibayar tanggal  1anuari 200& tetapi telah

merupakan gaji 1anuari 200& dan seharusnya dibayar tanggal  1anuari 200& tetapi telah

dib

dibayaayar r per per ' ' "ese"esembmber er 200200  dipdiperlerlakuakukan kan sebasebagai gai uanuang g mukmuka a biaybiaya a gagaji, ji, yanyangg

menurut Komite Audit harus dibebankan pada tahun 200.

menurut Komite Audit harus dibebankan pada tahun 200.

.

. Masalah antuan Masalah antuan PemeriPemerintah antah ang ng elum "itentukan #tatusnyelum "itentukan #tatusnya a 3P"3P"#4 #4 dandan

Penyertaan Modal -egara 3PM-4. P"# sebesar %p. &5/, milyar dan PM- sebesar 

Penyertaan Modal -egara 3PM-4. P"# sebesar %p. &5/, milyar dan PM- sebesar 

%p. 50 milyar yang dalam laporan audit digolongkan sebagai pos tersendiri di bawah

%p. 50 milyar yang dalam laporan audit digolongkan sebagai pos tersendiri di bawah

hutang jangka panjang, menurut Komite Audit harus direklasi*ikasi menjadi kelompok 

hutang jangka panjang, menurut Komite Audit harus direklasi*ikasi menjadi kelompok 

ekuitas dalam nera)a tahun buku 200.

(2)

Pada akhirnya, Menteri Keuangan 3Menkeu4 terhitung sejak tanggal & 1uli 2005, membekukan i6in Akuntan Publik 3AP4 "rs. #alam Mannan, Pemimpin %ekan pada Kantor Akuntan Publik 3KAP4 #. Mannan, #o*wan, Adnan dan %ekan selama sepuluh  bulan melalui Keputusan Menkeu -omor 007KM.72005. #anksi pembekuan i6in diberikan karena AP tersebut telah melakukan pelanggaran terhadap #tandar Pro*esional Akuntan Publik 3#PAP4 dan Kode !tik dalam kasus audit umum atas laporan keuangan PT. Kereta Api Indonesia 3Persero4 Tahun 200 3antaranews.)om4.

Analisis berdasarkan Standar Audit :

. #tandar Audit 38#A94 '00 : Peren)anaan #uatu Audit atas ;aporan Keuangan

2. #tandar Audit 38#A94 ' : Pengindenti*ikasian dan Penilaian %isiko #alah #aji Material Melalui Pemahaman atas !ntitas dan ;ingkungannya

'. #tandar Audit 38#A94 '20 : Materialitas dalam Tahap Peren)anaan dan Pelaksanaan Audit

/. #tandar Audit 38#A94 ''0 : %espons Auditor Terhadap %isiko yang Telah "inilai . #tandar Audit 38#A94 /02 : Pertimbangan Audit Terkait dengan !ntitas yang

Menggunakan #uatu <rganisasi 1asa

&. #tandar Audit 38#A94 /0 : Penge=aluasian atas Kesalahan Penyajian yang "iidenti*ikasi #elama Audit

(3)

4. Standar Audit (“SA”) 330 – espons Auditor Ter!adap isiko "an# Tela! $inilai

Analisis +

Pada kasus PT. Kereta Api Indonesia 3persero4, auditor eksternal tidak melakukan  prosedur substanti* untuk risiko kesalahan saji material terkait akun piutang PP- yang

seharusnya di)adangkan penghapusannya, persediaan dalam perjalanan dan penurunan nilai  persediaan yang seharusnya menjadi beban , biaya dibayar dimuka yang seharusnya menjadi  beban dan akun hutang jangka panjang yang seharusnya masuk kelompok ekuitas pada

laporan posisi keuangan.

Terbukti ketika laporan keuangan yang telah diaudit telah sampai kepada komisaris untuk ditandatangani, tetapi komisaris $ekinus Manao menolak lantaran baru terdeteksi  bahwa laporan keuangan tersebut salah saji sehingga menyebabkan perseroan yang

seharusnya merugi %p &' miliar kelihatan meraup laba %p &,( miliar.

SA 330

Auditor harus merespons risiko potensial kesalahan penyajian dengan menggunakan

prosedur substantif.

 Tanpa memperhatikan risiko yang telah dinilai atas kesalahan penyajian material, auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur substantif untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang material. (Ref

!ara. A"#$A"%& !rosedur substantif yang dilakukanauditor harus mencakup prosedur audit berikut yang berkaitan dengan proses tutup buku laporan keuangan (a& 'encocokkan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan catatan akuntansi yang melandasinya dan (b& 'emeriksa entri jurnal yang material dan penyesuaian lainnya yang dibuat selama penyusunan laporan keuangan. (Ref !ara. A)#&  Jika auditor telah menentukan

bahwa risiko kesalahan penyajian material yang telah ditentukan pada tingkat asersi merupakan risiko signikan, auditor harus melaksanakan prosedur substantif  yang secara khusus untuk   merespons risiko tersebut. *etika pendekatan terhadap risiko signi+kan hanya terdiri dari prosedur substantif,

(4)

%. Standar Audit (“SA”) 40& – Perti'ban#an Audit Terkait den#an ntitas "an# en##unakan Suatu *r#anisasi +asa

Analisis +

Pada kasus PT. Kereta Api Indonesia 3persero4, tidak terdapat in*ormasi bahwa PT. Kereta Api Indonesia 3persero4 menggunakan suatu organisasi jasa. #ehingga kami tidak  dapat mengidenti*ikasi terkait dengan #A>/02.

SA "0#

Auditor pengguna harus mempunyai pemahaman yang memadai tentang organisasi jasa yang digunakan entitas pengguna, dan memperoleh suatu

dasar untuk menilai risiko kesalahan penyajian material kemudian melaksanakan prosedur lebih lanjut untuk memperoleh bukti audit baik itu bukti

alam merespons risiko yang telah dinilai berdasarkan SA 330, auditor pengguna harus melakukan hal-hal sebagai berikut

(a& 'enentukan apakah kecukupan dan ketepatan bukti audit tentang asersi laporan keuangan yang relean tersedia dari catatan yang ada di tangan entitas pengguna dan,  jika tidak,

(b& 'elaksanakan prosedur audit lebih lanjut untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat atau menggunakan auditor lain untuk melaksanakan prosedur tersebut di or anisasi asa ba i ke entin an auditor

Auditor pengguna harus meminta keterangan kepada manajemen entitas pengguna apakah organisasi jasa telah melaporkan kepada entitas pengguna, atau apakah entitas pengguna menyadari adanya kecurangan, ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, atau kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi yang memengaruhi laporan keuangan entitas pengguna. Auditor pengguna harus mengealuasi bagaimana hal-hal tersebut memengaruhi sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut, termasuk dampak terhadap kesimpulan dan laporan auditor pengguna. (Ref !ara. A"/&

Auditor pengguna harus menentukan apakah suatu pemahaman yang memadai tentang sifat dan signi+kansi jasa yang disediakan oleh organisasi jasa dan dampaknya terhadap pengendalian internal entitas pengguna yang relean terhadap audit telah diperoleh untuk menyediakan suatu dasar untuk mengidenti+kasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material.

(5)

,. Standar Audit (“SA”) 4%0 – Pen#e-aluasian atas Kesala!an Pen"aian "an# $iidenti/ikasi Sela'a Audit

Analisis +

Pada kasus PT. Kereta Api Indonesia 3persero4, auditor eksternal mungkin saja menemukan risiko salah saji, tetapi tidak melakukan prosedur substanti* kemudian juga tidak  melakukan e=aluasi atas salah saji se)ara tepat. Auditor tersebut gagal mengidenti*ikasi dampak dari kesalahan saji dan pihak manajemen pada akhirnya tidak melakukan koreksi terhadap kesalahan saji. Padahal salah saji tersebut berdampak *atal, dimana perseroan yang

SA ")0

Auditor harus menentukan apakah kesalahan penyajian yang tidak  dikoreksi adalah material, secara individual atau secara agregasi. alam membuat penentuan ini, auditor harus mempertimbangkan

(a& Ukuran dan sifat kesalahan penyajian tersebut baik dalam hubungannya dengan golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan tertentu dan laporan keuangan secara keseluruhan, dan kondisi tertentu tentang terjadinya kesalahan penyajian tersebut dan (Ref !ara. A/3$A/%, A/$ A#0&

(b& Dampak kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi yang berkaitan den an eriode lalu atas olon an transaksi, saldo akun, atau en un ka an

 1ika manajemen menolak untuk mengoreksi beberapa atau semua kesalahan penyajian yang dikomunikasikan oleh auditor, auditor harus memperoleh pemahaman tentang alasan manajemen untuk tidak membuat koreksi dan harus memperhitungkan pemahamannya tersebut pada 2aktu mengealuasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan Auditor harus mengomunikasikan secara

tepat 2aktu semua kesalahan penyajian yang diakumulasi selama audit dengan tingkat manajemen yang tepat, kecuali jika dilarang oleh peraturan perundang-undangan. Auditor harus meminta manajemen untuk mengoreksi kesalahan penyajian tersebut. (Ref !ara. A%$A&

Auditor harus mengevaluasi dampak kesalahan penyajian material yang tidak dikoreksi secara

individual atau agregasi, terhadap saldo akun ataupun laporan keuangan secara keseluruhan

dan opini dalam laporan audit

Auditor harus mengomunikasikan dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi dan dampaknya, secara individual atau agregasi, terhadap opini dalam laporan audit, kecuali jika dilarang oleh peraturan perundangundangan. !omunikasi auditor harus mengidentikasi kesalahan penyajian material yang tidak dikoreksi secara individual. Auditor harus

(6)

seharusnya merugi %p &' miliar menjadi kelihatan meraup laba %p &,( miliar. $ingga akhirnya hal ini disadari oleh salah satu komisaris perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini penting karena dengan peran dari auditor internal dan efektivitas pelaksanaan audit internal dapat membantu manajemen untuk mencapai tujuan yang

(2011:450) Audit internal dilakukan oleh seseorang yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan yang disebut dengan auditor internal yang berfungsi untuk membantu

Variabel pada faktor facilitating condition yang berpengaruh besar, yaitu facilitating condition karena sebagian pengguna merasakan adanya fasilitas yang disediakan

Dimana Lingkungan Kerja adalah kondisi – kondisi material dan psikologis yang ada dalam organisasi.Maka dari itu organisasi harus menyediakan lingkungan kerja yang

Variabel pada faktor facilitating condition yang berpengaruh besar, yaitu facilitating condition karena sebagian pengguna merasakan adanya fasilitas yang disediakan

Untuk itu maka tujuan dari makalah ini adalah melakukan analisis kualitas jasa dengan fokus pada pengukuran persepsi dan harapan pengguna jasa perusahaan dengan

PLN (Persero) Jasa Sertifikasi. a) Iklim organisasi memiliki nilai terendah dengan interpretasi kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa ruang kerja yang disediakan

Program Kerja Akhir Tahun (PKAT) yang telah disusun oleh Internal Auditor selanjutnya harus dievaluasi setiap bulan/triwulan dengan Direksi agar dapat menentukan solusi