ABSTRAK
ANALISIS PERAN AUDITOR INTERNAL DAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL
Studi Kasus Pada PT. Wings Surya Novina Febi Kosasih
NIM: 112114081
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peran auditor internal pada PT. Wings Surya dan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan audit internal pada PT. Wings Surya. Penelitian ini penting karena dengan peran dari auditor internal dan efektivitas pelaksanaan audit internal dapat membantu manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan peran auditor internal pada PT. Wings Surya baik sebagai pengawas, konsultan, dan katalis. Pelaksanaan audit internal pada PT. Wings Surya sudah dilakukan dengan sangat efektif hal ini berdasarkan perhitungan rata-rata seluruh responden dan setiap item pernyataan pada kuesioner.
ABSTRACT
ANALYSIS FOR SHI ROLI OF INSIRNAL AUDISOR AND IFFICSIVINISS OF INSIRNAL AUDIS
Case Study at Wings Surya Company Novina Febi Kosasih
NIM: 112114081
Sanata Dharma University Yogyakarta 2016
The purposes of this research are to determine the differences between the roles of internal auditor and to analyze the effectiveness of internal audit at Wings Surya Company. The research is important because the roles internal auditor and the effectiveness of internal audit will help management in achieving its company’s goal.
This research is a case study. Data was collected by interview and questionaire. Data analysis technique was descriptive qualitative.
The result showed that there was no differences between the roles of internal auditor as the watchdog, consultant, and catalyst at Wings Surya Company. The implementation of internal audit at Wings Surya Company was very effective based on the average score of internal audit effectiveness
0
ANALISIS PERAN AUDIT INTERNAL DAN
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL
Studi Kasus Pada PT. WINGS SURYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Novina Febi Kosasih
NIM: 112114081
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ANALISIS PERAN AUDITOR INTERNAL DAN
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL
Studi Kasus Pada PT. WINGS SURYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Novina Febi Kosasih
NIM: 112114081
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2015
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Novina Febi Kosasih
Nomor Mahasiswa : 112114081
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Analisis Peran Auditor Internal dan Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal Studi Kasus Pada PT. Wings Surya
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun mem-berikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 29 Januari 2016
Yang menyatakan
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar kepada penulis.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar
kepada penulis.
4. Ir. Drs. Hansiadi Y. H. M.Si. Ak. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing dari awal masuk kuliah hingga saat ini,
5. Dr.Fr. Ninik Yudianti, M. Acc; QIA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii
ABSTRAK ... xiii
D. Efektivitas Audit Internal ... 16
BAB III METODE PENELITIAN... 21
A. Jenis Penelitian ... 21
B. Subjek dan Objek Peneltian... 21
C. Waktu dan Tempat Peneltian... 21
D. Populasi dan Sampel... 21
E. Sumber Data ... 22
F. Teknik Pengumpulan Data ... 22
G. Pengujian Instrumen ... 26
H. Teknik Analisa Data ... 29
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 38
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 38
B. Visi PT Wings Surya ... 38
C. Misi PT Wings Surya ... 38
D. Struktur Organisasi ... 40
BAB V ANALISIS DATA ... 51
A. Deskripsi Data ... 51
B. Pengujian Instrumen ... 54
C. Hasil Analisis Kuesioner Peran Auditor Internal ... 62
D. Hasil Analisis Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal ... 69
BAB VI PENUTUP ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Keterbatasan Penelitian ... 77
C. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
LAMPIRAN ... 81
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pernyataan Kuesioner Peran Auditor Internal... 23
Tabel 2 Pernyataan Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal ... 24
Tabel 2 Pernyataan Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal (Lanjutan) ... 25
Tabel 3 Deskripsi Skala Likert ... 26
Tabel 4 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Teknik Alpha ... 29
Tabel 5 Skor Penilaian Skala Likert... 29
Tabel 6 Kesimpulan Hasil Perhitungan Rata-rata ... 34
Tabel 7 Kesimpulan Hasil Perhitungan Rata-rata ... 36
Tabel 8 Data Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
Tabel 9 Data Jumlah Responden Berdasarkan Usia... 51
Tabel 10 Data Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan ... 52
Tabel 11 Data Jumlah Responden Berdasarkan Jabatan ... 53
Tabel 12 Data Jumalah Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 54
Tabel 13 Hasil Uji Validitas Kuesioner Peran Auditor Internal ... 55
Tabel 14 Hasil Uji Validitas Kuesioner Peran Auditor Internal ... 56
Tabel 15 Hasil Uji Validitas Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal ... 58
Tabel 16 Hasil Uji Validitas Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal ... 60
Tabel 17 Hasil Uji Realibilitas ... 61
Tabel 18 Kategori Penyusunan Kuesioner ... 62
Tabel 19 Hasil Perhitungan Rata- rata Skor Total Seluruh Responden ... 62
Tabel 20 Hasil Perhitungan Rata- rata Skor per Item Pernyataan Seluruh Responden ... 65
Tabel 21 Mean Ranks dengan Uji Friedman ... 68
Tabel 22 Hasil Perhitungan Rata- rata Skor Total Seluruh Responden ... 69
Tabel 23 Hasil Perhitungan Rata- rata Skor per Item Pernyataan Seluruh Responden ... 71
Tabel 23 Hasil Perhitungan Rata- rata Skor per Item Pernyataan Seluruh Responden(Lanjutan) ... 72
Tabel 23 Hasil Perhitungan Rata- rata Skor per Item Pernyataan Seluruh Responden(Lanjutan) ... 73
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Rentang Nilai Rata-rata Skor Total Seluruh Responden... 31 Gambar 2 Rentang Nilai Rata-rata Skor Per Item Pernyataan Seluruh
Responden ... 32 Gambar 3 Rentang Nilai Rata-rata Skor Total Seluruh Responden... 34 Gambar 4 Rentang Nilai Rata-rata Skor Per Item Pernyataan Seluruh
Responden ... 36 Gambar 5 Struktur Organisasi PT. Wings Surya ... 39
ABSTRAK
ANALISIS PERAN AUDITOR INTERNAL DAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL
Studi Kasus Pada PT. Wings Surya
Novina Febi Kosasih NIM: 112114081
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peran auditor internal pada PT. Wings Surya dan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan audit internal pada PT. Wings Surya. Penelitian ini penting karena dengan peran dari auditor internal dan efektivitas pelaksanaan audit internal dapat membantu manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan peran auditor internal pada PT. Wings Surya baik sebagai pengawas, konsultan, dan katalis. Pelaksanaan audit internal pada PT. Wings Surya sudah dilakukan dengan sangat efektif hal ini berdasarkan perhitungan rata-rata seluruh responden dan setiap item pernyataan pada kuesioner.
Kata Kunci: peran auditor internal, efektivitas audit internal, pengawas, konsultan., katalis.
ABSTRACT
ANALYSIS FOR THE ROLE OF INTERNAL AUDITOR AND EFFECTIVENESS OF INTERNAL AUDIT Case
Study at Wings Surya Company
Novina Febi Kosasih NIM: 112114081
Sanata Dharma University Yogyakarta 2016
The purposes of this research are to determine the differences between the roles of internal auditor and to analyze the effectiveness of internal audit at Wings Surya Company. The research is important because the internal auditor and the effectiveness of internal audit will help management in achieving its company’s goal.
This research is a case study. Data was collected by interview and questionaire. Data analysis technique was descriptive qualitative.
The result showed that there was no differences between the roles of internal auditor as the watchdog, consultant, and catalyst at Wings Surya Company. The implementation of internal audit at Wings Surya Company was very effective based on the average score of internal audit effectiveness.
Keyword: role of internal auditor, effectiveness of internal audit, watchdog, consultant, catalyst
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang berkaitan dengan pengendalian intern yang tidak
efektif bukan hal yang baru lagi masyarakat. Banyak kasus yang terjadi akibat
pengendalian intern yang tidak efektif. Seperti yang dilansir dalam koran
berita online (www.sindonews.com, 16/07/2012) seperti kasus-kasus korupsi
yang terjadi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu kasus korupsi PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Rajawali Nusantara Indonesia, dan PT
Jasa Marga Tbk yang merugikan negara sampai milyaran rupiah. Bahkan
dalam situs tersebut dikatakan bahwa kebanyakan BUMN memiliki
pengendalian intern yang tidak efektif. Pengendalian internal tidak hanya
diperlukan oleh perusahaan milik pemerintah saja namun semua bentuk
perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang, manufaktur,
perusahaan privat, ataupun perusahaan sektor publik, baik yang besar maupun
yang kecil.
Perkembangan kegiatan usaha yang semakin pesat dan cepat, menuntut
setiap unit usaha/ perusahaan memiliki pengendalian internal yang lebih
efektif. Dengan pelaksanaan pengendalian internal yang efektif secara tidak
langsung akan meningkatkan kinerja perusahaan baik dari segi keuangan
ataupun dari segi performa perusahaan. Semakin besar perusahaan, semakin
besar pula risiko- risiko yang akan dihadapi perusahaan. Jika perusahaan
tidak mampu menanggulangi ataupun mencegah risiko-risiko tersebut
kemungkinan besar perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan.
Untuk mencegah hal itu terjadi, maka perusahaan memiliki bagian khusus
yang bersifat independen yang bertugas untuk membantu manajemen dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya yaitu auditor internal. Audit internal
pada saat ini memberikan jasa-jasa berupa pemeriksaan dan penilaian atas
kontrol, kinerja, risiko, dan tata kelola (governance) perusahaan baik sektor
publik maupun sektor privat (Sawyer 2005: 3).
Dalam proses pelaksanaannya diharapkan audit internal mampu
dilaksanakan secara efektif. Pelaksanaan audit internal yang efektif dapat
membantu perusahaan agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan sebelumnya dan dengan pelaksanaan audit internal
yang efektif juga dapat memberikan jaminan kepada perusahaan agar dapat
terhindar risiko-risiko yang berdampak pada kerugian bagi perusaahaan
tersebut, serta nilai tambah yang berguna untuk kelangsungan hidup
perusahaan ke depan.
Dalam proses pelaksanaan audit internal ini pula auditor internal memiliki
peran yang besar. Peran auditor internal juga dianggap penting dalam suatu
perusahaan. Ada beberapa peran yang dipegang oleh auditor internal yaitu
sebagai pengawas, konsultan, ataupun katalis. Ketiga peran tersebut
merupakan peran yang secara umum dilakukan oleh auditor pada perusahaan.
Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti “ Analisis Peran
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan peran auditor internal pada PT. Wings Surya?
2. Apakah pelaksanaan audit internal pada PT. Wings Surya sudah berjalan
secara efektif?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan dapat diketahui bahwa
tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peran dari auditor internal
pada PT. Wings Surya.
2. Untuk mengetahui efektivitas dari pelaksanaan audit internal pada PT.
Wings Surya.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak perusahaan
a. Memberikan tolak ukur bagi perusahaan terhadap pelaksanaan audit
internal yang baik
b. Memberikan masukan bagi perusahaan terkait efektifitas pelaksanaan
audit internal.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
a. Memberikan tambahan referensi kepada Universitas Sanata Dharma
b. Memberikan informasi tambahan kepada peneliti selanjutnya yang ingin
mengangkat topik ini sebagai topik penelitiannya.
3. Bagi penulis
a. Memberikan pengetahuan tambahan bagi penulis terkait analisa peran
auditor internal dan efektivitas pelaksanaan audit internal.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, serta manfaat penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori- teori dan konsep yang mendukung
penelitian penulis tentang analisa peran auditor internal dan efektifitas
pelaksanaan audit internal.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian yang digunakan penulis, tempat
dan waktu penulisan, populasi dan sampel, sumber data, teknik pengumpulan
data, serta teknik analisa data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum perusahaan yang meliputi:
sejarah perusahaan, visi, misi, struktur organisasi, dan deskripsi pekerjaan dari
bidang yang bersangkutan.
Bab ini menguraikan tentang hasil analisisa data beserta pembahasannya yang
diperoleh dari pengolahan data perusahaan dengan menggunakan metode dan
teknik yang sesuai dengan teori yang telah ada.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Audit
1. Pengertian Audit
Untuk menambah pemahaman mengenai audit internal, terlebih
dahulu kita harus memahami definisi dari kata audit itu sendiri. Audit
sering disebut juga dengan auditing. Menurut Konrath (2002: 5), auditing
didefinisikan sebagai berikut :
“systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the results to interested users”
Definisi audit menurut Arens (2001: 15) adalah
“Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen.”
Berdasarkan pandangan berbagai ahli mengenai audit, banyak yang
berpendapat bahwa audit merupakan suatu proses sistematik untuk
mendapatkan bukti secara objektif mengenai informasi-informasi yang
berhubungan dengan kegiatan ekonomi suatu perusahaan yang bertujuan
untuk menentukan kesesuaian informasi terhadap kriteria tertentu, yang
kemudian hasilnya akan disampaikan pada pihak yang berkepentingan
dengan kegiatan tersebut.
2. Jenis Audit
Sunyoto (2014: 7-11) membedakan auditing menjadi tiga kelompok
yaitu, berdasarkan pelaksanaannya, berdasarkan objeknya, dan berdasarkan
waktu pelaksanaannya serta tujuan audit.
a. Berdasarkan Pelaksanaannya audit terdiri dari:
1) Internal Audit
Internal audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang
diterapkan dalam suatu organisasi yang berfungsi untuk menguji dan
mengevaluasi kegiatan organisasi sebagai jasa yang diberikan kepada
organisasi tersebut.
2) Eksternal Audit
Eksternal audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh
pihak luar yang bukan merupakan karyawan perusahaan, yang
berkedudukan bebas tidak memihak (independen) baik terhadap
kliennya maupun terhadap pihak- pihak yang berkepentingan dengan
kliennya.
3) Govermental Audit
Govermental audit merupakan pemeriksaan yang dilakukan suatu
instansi yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan keuangan
instansi pemerintah dan perusahaan-perusahaan pemerintah. Di
Indonesia pihak yang berkepentingan melakukan audit ini adalah
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang
Keuangan (BPK) yang bertindak sebagai akuntan ekstern pemerintah
dan memiliki tanggung jawab kepada DPR.
b. Berdasarkan Objeknya audit terdiri dari
1) Audit Laporan Keuangan (financial statement audit)
Audit ini dilakukan untuk memberikan pendapat apakah laporan
keuangan yang dibuat suatu badan usaha secara keseluruhan sudah
sesuai dengan kriteria yang telah diterapkan. Kriteria yang digunakan
dalam audit ini adalah prinsip akuntansi berlaku umum (PABU).
Objek dari audit ini adalah laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas,
dan laporan perubahan posisi keuangan.
2) Audit Operasional (management audit)
Audit operasional/ audit manajemen adalah suatu kegiatan
meneliti kembali atau mengkaji ulang hasil operasi pada setiap bagian
dalam suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengevaluasi atau
menilai efektifitas dan efisiensinya.
3) Audit Kepatuhan (compliance audit)
Audit ini mempunyai tujuan untuk menentukan apakah
perusahaan atau klien mengikuti prosedur-prosedur khusus atau
c. Berdasarkan waktu pelaksanaannya serta tujuan audit, audit terdiri dari
1) Audit terus-menerus (continous audit)
Dalam audit ini, auditor yang bertugas mengunjungi beberapa kali
dalam satu periode akuntansi dan setiap kali melakukan kunjungan
mengadakan audit sejak kunjungan sebelumnya.
2) Audit periodik (periodical audit)
Pelaksanaan audit secara periodik dapat dilakukan setiap
semester atau kuartal. Laporan audit yang formal hanya dibuat pada
akhir tahun akuntansi.
B. Audit Internal
1. Pengertian Audit Internal
Dalam buku Standar Profesi Audit Internal (2004: 9) audit internal
didefinisikan sebagai:
“Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui satu pendekatan sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance.”
Orang yang menjalankan kegiatan audit internal ini disebut dengan
auditor internal. Auditor internal merupakan pihak independen dari dalam
perusahaan yang memiliki tugas untuk menjalankan audit internal sebagai
suatu fungsi penilaian untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas dari
2. Lingkup Penugasan
Dalam buku Standar Profesi Audit Internal (2004: 20-22) dituliskan
bahwa fungsi auditor internal melakukan evaluasi dan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian,
dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur,
dan menyeluruh. Adapun penjabaran dari fungsi audit internal tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan Risiko
Fungsi audit internal harus dapat membantu organisasi dengan cara
mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan
kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem
pengendalian intern
b. Pengendalian
Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara
pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan,
efektifitas dan efisiensi pengendalian tersebut, serta mendorong
peningkatan pengendalian intern secara berkesinambungan.
1) Berdasarkan hasil penilaian risiko, fungsi audit internal harus
mengevaluasi kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian
intern yang mencakup governance, kegiatan operasidan sistem
informasi organisasi. Evaluasi sistem pengendalian intern harus
a.) Efektifitas dan efisiensi kegiatan operasi.
b.) Keandalan dan integritas informasi
c.) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
d.) Pengamanan aset organisasi
2) Fungsi audit internal harus memastikan sampai sejauh mana
sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi telah
ditetapkan dan sejalan dengan sasaran dan tujuan organisasi.
3) Auditor internal harus mereviu kegiatan operasi dan program
untuk memastikan sampai sejauh mana hasil-hsil yang diperoleh
konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
4) Untuk mengevaluasi sistem pengendalian intern diperlukan
kriteria yang memadai.
c. Proses Governance
Fungsi audit ini harus menilai dan memberikan rekomendasi yang
sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan-
tujuan berikut.
1) Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai di dalam
organisasi.
2) Memastikan pengolaan kinerja organisasi yang efektif dan
akuntabilitas.
3) Secara efektif mengkomunikasikan risiko dan pengendalian
4) Secara efektif mengkoordinasikan kegiatan, dari dan
mengkomunikasi informasi di antara pimpinan, dewan pengawas,
auditor internal dan eksternal serta manajemen.
Fungsi auditor internal harus mengevaluasi rancangan,
implementasi dan efektifitas dari kegiatan program dan sasaran
organisasi yang berhubungan dengan etika organisasi.
C. Peran Auditor Internal
Secara umum ada beberapa peran yang dijalankan oleh auditor internal
dalam melaksanakan tugasnya, yaitu peran auditor internal sebagai
pengawas, konsultan, dan katalis. Ketiga peran dari auditor internal
tersebut dapat dikatakan sebagai peran utama yang dijalankan oleh auditor
internal pada perusahaan.
1. Peran Auditor Internal sebagai Pengawas
Tampubolon (2005: 1) menyatakan bahwa ada beberapa peran
dari auditor internal salah satunya adalah peran sebagai “watchdog”
pada awalnya audit intern lebih banyak berperan sebagai mata dan
telinga manajemen karena manajemen butuh kepastian bahwa kebijakan
yang ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang oleh
pegawai. Peran ini merupakan peran yang dilakukan oleh auditor
internal sejak dulu. Orientasi audit intern lebih banyak dilakukan
pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan para pelaksana terhadap
ketentuan yang ada. Namun secara berangsur-angsur peran ini mulai
Tugiman (2006: 28) menyatakan bahwa bagian audit internal
haruslah memberikan kepastian bahwa pelaksanaan pemeriksaan internal
akan diawasi sebagaimana mestinya. Dikatakan juga bahwa pimpinan
audit internal bertanggung jawab melakukan pengawasan pemeriksaan
yang pantas. Pengawasan merupakan suatu proses yang berkelanjutan,
dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan penyimpulan hasil
pemeriksaan yang dilakukan.
Dalam perannya sebagai pengawas, auditor akan melakukan
aktivitas inspeksi, observasi, perhitungan, dan pengujian transaksi yang
bertujuan untuk memastikan kepatuhan pada ketentuan, peraturan, ataupun
kebijakan yang telah ditetapkan (Kurniawan 2012: 12).
2. Peran Auditor Internal sebagai Konsultan.
Dalam perannya sebagai konsultan audit intern wajib melayani
klien dengan baik dan mendukung kepentingan klien sambil
mempertahankan loyalitasnya ke perusahaan. Fokus utama audit intern
adalah membantu satuan kerja operasional mengelola risiko dengan
mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi
nilai tambah untuk memperkuat organisasi (Tampubolon 2005 : 2).
Rekomendasi dari jasa auditor internal sebagai konsultan harus
dilaporkan kepada manajemen sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan, dan bahwa konsultasi merupakan jasa
pemberian saran, bukan bagian dari proses manajemen. Jasa konsultasi
Auditor internal merupakan pihak yang pantas untuk melaksanakan jasa
ini karena diaanggap memiliki pengalaman, keahlian investigasi, dan
kemampuan analitis (Sawyer 2003 : 40-41).
Hal itu juga diperkuat dengan penelitian oleh Tjahyono (2010)
tentang analisis peran audit internal di perguruan tinggi swasta yang
dilakukan di Universitas Sanata Dharma. Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa peran audit internal yang paling berperan pada
Universitas Sanata Dharma adalah sebagi konsultan. Hal yang sama juga
dinyatakan oleh Listiatik (2007) dalam penelitiannya tentang persepsi
karyawan tentang peranan internal auditor yang dilakukan pada rumah
sakit Panti Rini, Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
peranan auditor internal pada rumah sakit tersebut lebih banyak sebagai
Konsultan.
3. Peran Auditor Internal sebagai Katalis
Auditor internal dimungkinkan untuk memiliki peran sebagai
katalisator yang akan ikut menentukan tujuan perusahaan (Tampubolon
2005 : 2). Peran ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengarahkan
manajemen agar sesuai dengan program dan tujuan yang telah dibuat
oleh perusahaan. Pekerjaan auditor internal dalam melaksanakan
perannya sebagai katalis berkaitan dengan pemberian jaminan kualitas
dan berperan sebagai fasilitator serta agen perubahan di dalam suatu
4. Peran Lain dari Auditor Internal
Selain dari ketiga peran di atas, ada beberapa peran yang dijalankan
oleh auditor internal dalam perusahaan. Menurut Andayani (2008: 58-59)
auditor internal bisa sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi
sistem pengendalian dan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam
pengendalian internal. Selain itu auditor internal juga berperan untuk
membantu manajemen dalam hal:
a. Mengawasi aktivitas manajemen puncak yang tidak dapat
dilakukan sendiri oleh manajemen puncak.
b. Melakukan validasi laporan kepada manajemen puncak
c. Melindungi manajemen dalam hal- hal teknis.
d. Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
e. Melakukan review aktivitas perusahaan masa lalu dan juga masa
mendatang.
f. Membantu manajer dalam pembuatan perencanaan,
mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan masalah.
Kumaat (2011: 12-13) juga menyatakan bahwa ada tiga peran ideal bagi
internal audit yaitu:
a. Peran analisis/ penelaah data berbasis risiko bisnis (Risk- Based
Data Analyzer/ Reviewer).
b. Peran akselerator/pendorong terwujudnya pengawasan
D. Efektifitas Audit Internal
Handoko (2011: 7) menyatakan bahwa ”Efektifitas merupakan
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.” Seperti yang penulis kutip
dari Mark (2013)
“Internal auditing is effective if it provides the audit committee and executive management with the assurance they need, namely that they can rely on the organization's processes and systems to manage risks to the achievement of the organization's objectives. That means providing assurance on the risks that matter to the organization today, in a form and timeframe that is useful. Additional value is provided through the role of internal audit as a change agent, making recommendations for improvement that are embraced and acted on by management.”
Audit internal dapat dikatakan efektif jika dapat memberikan
jaminan kepada komite audit dan manajemen eksekutif berkaitan dengan
jaminan yang mereka butuhkan, yaitu bahwa mereka dapat mengandalkan
proses dan sistem organisasi untuk mengelola risiko terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Hal itu menunjukkan bahwa auditor internal memberikan
jaminan pada risiko yang penting bagi organisasi saat ini, dalam bentuk dan
kerangka waktu yang berguna. Nilai tambah yang diberikan melalui peran
audit internal sebagai agen perubahan, membuat rekomendasi untuk
perbaikan yang merangkul dan ditindaklanjuti oleh manajemen.
Menurut Bayangkara (2008: 24) ada 3 perhatian utama yang yang
ditekankan oleh auditor internal dalam ruang lingkup efektivitas audit
internal, yaitu:
1. Pencapaian tujuan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan.
3. Pengaruh pemanfaatan hasil program atau kegiatan terhadap
pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Dalam artikel International Professional Practices Framework
(IPPF) yang dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA) agar
pelaksanaan audit internal semakin efektif ada 10 prinsip yang harus
dipenuhi. Prinsip-prinsip tersebut tertuang dalam Core Principles For The
Professional Practice Of Internal Auditing. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. “Demonstrates integrity
2. Demonstrates competence and due professional care 3. Is objective and free from undue influence (independent) 4. Aligns with the strategies, objectives, and risks of the
organization
5. Is appropriately positioned and adequately resourced 6. Demonstrates quality and continuous Improvement 7. Communicates effectively
8. Provides risk-based assurance
9. Is insightful, proactive, and future-focused 10. Promotes organizational improvement”
Praktisi dan aktivitas dari audit internal harus dapat menjalankan
kesepuluh prinsip dari Core Principles For The Professional Practice Of
Internal Auditing. Berdasarkan Proposed Enhancements to The Institute of
Internal Auditors International Professional Practices Framework (IPPF)
prinsip pertama sampai ketiga berhubungan dengan individu auditor
internal dan aktivitas audit internal. Untuk prinsip keempat sampai ketujuh
berhubungan dengan aktivitas audit dan prosesnya. Sedangkan untuk
pernyataan kedelapan sampai kesepuluh berhubungan dengan hasil dari
Standards for The Proffesional Practice Of International
Auditing(Standards) dan kode etik auditor internal.
1. Demonstrates integrity
Pada saat melakukan aktivitas audit internal, auditor dapat
menunjukkan integritas. Integritas juga merupakan salah satu dari kode
etik yang harus dimiliki auditor internal. “The integrity of internal
auditors establishes trust and thus provides the basis for reliance on
their judgment”. Integritas dari auditor internal harus menciptakan
kepercayaan dan menyediakan dasar untuk kepercayaan pada keputusan
mereka.
2. Demonstrates competence and due professional care
Competence berarti auditor internal harus memiliki
pengetahuan, kemampuan, dan kompetensi lain yang diperlukan untuk
menunjukkan tanggung jawab individual mereka. Due proffesional
care, auditor internal harus menerapkan perhatian dan keterampilan
yang diharapkan dari audit internal yang cukup bijaksana dan
kompeten.
3. Is objective and free from undue influence (independent)
“Internal auditors exhibit the highest level of professional
objectivity in gathering, evaluating, and communicating information
about the activity or process being examined. Internal auditors make a
unduly influenced by their own interests or by others in forming
judgments.”
Auditor internal harus dapat menunjukkan level tertinggi dari
objektivitas profesional. Setiap keputusan yang dibuat haruslah
seimbang, tidak terpengaruh dengan ketertarikan mereka atau dengan
pertimbangan orang lain, dan auditor internal harus dapat menghindari
kemungkinan timbulnya pertentangan kepentingan.
4. Aligns with the strategies, objectives, and risks of the organization
Pelaksanaan dari audit internal harus selaras dengan strategi, tujuan,
dan risiko organisasi.
5. Is appropriately positioned and adequately resourced
“The chief audit executive must ensure that internal audit
resources are appropriate, sufficient, and effectively deployed to
achieve the approved plan.” Kepala eksekutif audit harus memastikan
bahwa sumber audit internal tepat, cukup, dan efektif digunakan untuk
mencapai recana yang disetujui.
6. Demonstrates quality and continuous Improvement
Auditor internal menunjukkan kualitas dan perbaikan lanjutan
hal ini dimaksudkan agar dapat mengevaluasi aktivitas audit internal
dengan definisi dari internal audit dan standar internal audit dan juga
mengevaluasi apakah auditor menerapkan kode etik. Hal ini juga dapat
menilai efisiensi dan efektivitas dari aktivitas audit internal dan
7. Communicates effectively
Internal auditor harus mengkomunikasikan hasil audit.
komunikasi yang dilakukan harus akurat, objektif, jelas, ringkas,
membangun, lengkap, dan tepat waktu
8. Provides risk-based assurance
Pada pelaksanaan audit internal, auditor internal harus dapat
memberikan jaminan berbasis risiko kepada perusahaan.
9. Is insightful, proactive, and future-focused
Auditor internal dalam melaksanakan audit internal harus berwawasan,
proaktif, dan berfokus pada masa depan.
10. Promotes organizational improvement
Pelaksanaan audit internal menjadi efektif jika auditor internal mampu
mengembangkan perbaikan bagi organisasi.
Efektivitas pelaksanaan audit internal ini juga diperkuat oleh
penelitian Monica (2007) tentang hubungan persepsi auditor internal atas
kode etik dengan efektivitas pelaksanaan audit internal yang dilakukan
pada beberapa bank yang ada di kota Bandung. Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis termasuk dalam jenis
penelitian studi kasus yang meliputi analisis mendalam dan kontekstual
terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, dimana definisi masalah
yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami situasi saat ini (Sekaran, 2006).
B. Subyek dan Objek Penelitian.
1. Subyek dalam penelitian ini adalah auditor internal serta karyawan
perusahaan.
2. Objek dalam penelitian ini adalah peran auditor internal dan efektifitas
pelaksanaan audit internal.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian : Juni 2015-Agustus 2015
2. Tempat Penelitian : PT. Wings Surya Gedung Ekonomi Lantai 7
Jalan Embong Malang no 61-65, Surabaya
D. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di
Perusahaan . Untuk sampel dalam penelitian ini adalah
1. Auditor internal,
2. Direktur Perusahaan,
3. Manajer Perusahaan,
4. Karyawan yang menjadi pihak yang diaudit.
Untuk teknik pengambilan sampel ini peneliti akan menggunakan
pengambilan sampel secara purposive sampling atau pengambilan sampel
dengan kriteria atau tujuan tertentu. Kriteria sampel yang ditetapkan penulis
dalam penelitian ini adalah sampel mengerti tentang peran auditor internal
dalam pelaksanaan audit internal perusahaan.
E. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan sumber data primer
untuk menunjang penelitiannya. Data primer (data tangan pertama) merupakan
data yang diambil langsung dari subyek penelitian. Data ini didapat dari
wawancara dan pembagian kuesioner kepada pihak-pihak yang berhubungan
baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan audit internal.
Dari data primer ini penulis ingin mendapatkan data mengenai peran auditor
internal dan keefektifan pelaksanaan audit internal yang dilakukan perusahaan.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara.
Wawancara merupakan proses tanya jawab lisan yang diarahkan
pada permasalahan tertentu. Dalam tahap ini peneliti akan melakukan
wawancara terhadap pihak auditor internal perusahaan. Data yang akan
didapatkan dari teknik pengumpulan data ini berkaitan dengan standar audit
internal yang dilakukan perusahaan, sejarah umum, dan gambaran umum
perusahaan. Beberapa pertanyaan yang akan penulis ajukan dalam
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
membuat daftar-daftar pernyataan yang dibuat sesuai dengan data yang
ingin didapatkan oleh peneliti. Data yang ingin penulis dapatkan dalam
penelitian ini berkaitan dengan peran dari auditor internal dan efektivitas
pelaksanaan audit internal. Untuk kuesioner peran auditor internal terdapat
15 butir pernyataan yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu peran auditor
internal sebagai pengawas, konsultan, dan katalis.
Tabel 1. Pernyataan Peran Auditor Internal
Kategori Pernyataan
Pengawas
Auditor internal berperan sebagai pengawas kegiatan manajemen. Auditor internal bertugas untuk mencari kesalahan pihak yang diaudit Auditor internal bertugas mencari kebenaran catatan akuntansi Auditor internal memeriksa pelaksanaan prosedur untuk otorisasi penerimaan kas
Auditor internal mencocokkan bukti- bukti penerimaan dengan catatan akuntansi.
Konsultan
Auditor internal memiliki kewenangan untuk memberikan saran dan rekomendasi tindakan korektif kepada manajemen.
Auditor internal dipercaya sebagai orang dalam organisasi oleh pihak manajemen serta bagian seksi terkait untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Auditor internal menguji dan mengevaluasi kecukupan efektifitas dan kualitas kinerja pelaksanaan prosedur operasional perusahaan. Auditor internal menganalisa kecukupan (adequacy), efektifitas dan efisiensi terhadap penggunaan semua sumber daya.
Auditor internal mengevaluasi perbaikan pelaksanaan prosedur operasional perusahaan yang berkesinambungan.
Katalis
Auditor internal memiliki kewenangan untuk mengarahkan pelaksanaan kualitas manajemen agar sesuai dengan program dan tujuan perusahaan. Auditor internal memberikan penilaian dan usaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Auditor internal tidak dilibatkan dalam perencanaan untuk menentukan tujuan perusahaan.
Auditor internal melakukan analisis risiko atas aktivitas operasional perusahaan.
Auditor internal menganalisa masukan (feedback) dari pihak yang diaudit dan memberikan tanggapan yang positif terhadap masukan tersebut.
Untuk kuesioner efektivitas pelaksanaan audit internal terbagi menjadi 3 bagian
internal. Jumlah pernyataan pada kuesioner efektivitas audit internal adalah
sebanyak 33 pernyataan.
Tabel 2. Pernyataan Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal
Pernyataan
Efektifitas Audit Internal
Akses
Dalam melakukan audit, ketersediaan informasi yang diperlukan bersumber dari observasi langsung, catatan, dan wawancara terhadap karyawan
Auditor melakukan perlindungan fisik terhadap dokumen dan catatan yang ada di dalam perusahaan
Objektivitas
Sikap tidak memihak terhadap bagian lain yang diperiksa dapat dipertanggungjawabkan sehingga pemeriksaan berjalan secara objektif
Auditor tidak boleh ditempatkan dalam keadaan yang membuat mereka merasa tidak dapat melakukan pelaksanaan audit dengan objektif
Kebebasan Pendapat
Pernyataan yang dikeluarkan oleh auditor internal bebas dari tekanan dari pihak lain dan bebas dari keragu- raguan
Auditor dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi yang berguna bagi manajemen sebagai informasi untuk pengambilan keputusan perusahaan.
Ketekunan
Ketekunan auditor menandakan bahwa auditor berkualitas
Ketanggapan
Auditor harus selalu melaporkan setiap temuan yang diketahuinya kepada manajemen
Pelaksanaan Audit Internal
Tahap Perencanaan Audit
Bagian audit internal membuat program audit setiap kali pelaksanaan audit
Program audit dibuat secara sistematis dan tertulis
Sebelum melaksanakan audit, auditor melakukan koordinasi dan komunikasi dengan auditee
Pembuatan program audit dilaksanakan sebelum memulai pengamatan sekilas atas fasilitas fisik
Program pelaksanaan audit yang dibuat didistribusikan kepada para stakeholders perusahaan, seperti : pemegang saham, dewan komisaris, direksi, manajer
Tahap Pengujian dan Pengevaluasian Informasi
Pada waktu tertentu auditor melakukan audit secara mendadak ( tanpa pemberitahuan sebelumnya)
Proses pengumpulan, analisis, penafsiran, dan pembuktian kebenaran informasi harus diawasi untuk memberikan kepastian sikap objektif auditor.
Pelaksanaan audit mencakup pula kegiatan penyusunan tim dan jadwal pelaksanaan audit.
Informasi yang dikumpulkan haruslah mencukupi, kompoten, releven, dan berguna
Tahap Penyampaian Hasil Audit
Dalam setiap laporan audit disajikan saran- saran dan rekomendasi kepada pimpinan perusahaan.
Laporan hasil audit ditujukan kepada direktur utama, direksi, manajer.
Laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu.
Pelaksanaan audit dinyatakan selesai pada saat survei kelapangan telah selesai, auditor telah selesai menganalisis dan laporan auditor telah selesai dibuat.
Laporan audit harus ditandatangani oleh auditor yang bersertifikat.
Tahap Tindak Lanjut Hasil Audit
Auditor melakukan tindak lanjut atas hasil audit.
Sifat, ketepatan waktu dan luas tindak lanjut sebagai bagian dari pembuatan jadwal pekerjaan pemeriksaan.
Pimpinan perusahaan langsung mengambil tindakan untuk mengatasi penyelewengan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap perusahaan.
Auditor ikut memonitor proses tindak lanjut hasil audit
Tujuan Audit Internal
Pengelolaan Risiko
Manajemen perusahaan sangat tanggap atas risiko- risiko yang mungkin terjadi.
Faktor- faktor yang menghalangi keberhasilan pelaksanaan audit dapat diidentifikasi, dievaluasi, dan dibatasi secara tepat.
Pengendalian internal
Struktur pengendalian intern yang baik menjamin pemeriksaan yang dilakukan tidak terlalu menghabiskan waktu.
Dalam melakukan audit, auditor perlu memberikan daftar checklist sementara audit berlangsung, sehingga tahap demi tidak ada satu pun yang ketinggalan.
Proses Governance
Adanya sumber daya fungsi audit yang sesuai, memadai, dan dapat digunakan secara efektif untuk mencapai rencana- rencana yang telah disetujui.
Fungsi audit memastikan bahwa kegiatan fungsi audit adalah memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Kedua kuesioner ini diberi skala likert 1-4 dimana angka 1
menunjukkan bahwa responden sangat tidak setuju dengan pernyataan yang
yang ada pada kuesioner peran auditor internal dan efektifitas pelaksanaan
setuju dengan pernyataan yang ada pada kuesioner peran auditor internal
dan efektifitas pelaksanaan audit internal.
Tabel 3. Deskripsi Skala Likert
Skala Deskripsi
1 Sangat Tidak Setuju
2 Tidak setuju
3 Setuju
4 Sangat Setuju
G. Pengujian Instrumen
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian atas instrumen
pernyataan dari kuesioner peran auditor internal dan kuesioner efektivitas
pelaksanaan audit internal. Pengujian ini berguna untuk mendapatkan
keakuratan dan kebenaran instrumen-instrumen tersebut.
1. Uji Validitas
Menurut Jogiyanto (2010: 120), validitas menunjukkan seberapa
jauh suatu tes dari alat ukur mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengujian ini berhubungan dengan ketepatan dari alat ukur yang
digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi yang diinginkan peneliti.
Pengukuran dikatakan valid jika hasil dari pengukuran tersebut
memberikan hasil yang benar dan senyatanya. Apabila alat ukur yang
digunakan peneliti tidak valid maka akan memberikan hasil pengukuran
yang menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai peneliti.
Validitas dari suatu instrumen ditentukan dengan cara
mengorelasikan antara skor yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan
pertanyaan/ pernyataan secara kesuluruhan. Jika skor butir pertanyaan dan
total skor pertanyaan memiliki korelasi secara signifikan pada tingkat alfa
tertentu maka, dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut valid.
Validitas seperti penjelasan di atas dikenal dengan validitas konstruk.
Untuk mengetahui nilai korelasinya digunakan korelasi Pearson Product
Moment dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = skor butir
Y = skor total butir
N = jumlah sampel(responden)
Nilai r yang dihasilkan dari rumus di atas kemudian dibandingkan
dengan nilai r tabel dengan derajat kebebasan (n-2). Jika r hasil
perhitungan lebih besar daripada r tabel dengan alfa tertentu maka dapat
dikatakan bahwa butir dari setiap pertanyaan/ pernyataan valid ( Sanusi,
2. Uji Reliabilitas
Sekaran (2003: 203) mendefinisikan reliabilitas sebagai suatu
pengukur yang menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari suatu
instrumen yang mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses
“kebaikan” dari suatu pengukur. Pengujian ini berhubungan dengan
akurasi dan konsistensi dari pengukurnya. Pengukur dikatakan reliabel
jika dapat menghasilkan informasi yang dapat dipercaya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Alpha untuk
pengujian reliabilitas kuesioner. Teknik Alpha dalam uji ini dirumuskan
sebagai berikut :
]
Keterangan:
r
11 : Reliabilitas kuesionerk : Banyaknya butir pertanyaan
∑σb : Jumlah varian butir
σ1 : Varian total
Nilai r yang didapat kemudian ditarik kesimpulan semakin tinggi
nilai
r
11 (mendekati 1) maka dapat dikatakan instrumen dari penelitianini reliabel. Adapun tingkatan dari reliabiltas dengan teknik Alpha
Tabel 4. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Teknik Alpha
Rentang Nilai Reliabilitas
0,80-1,00 Sangat Tinggi
0,60-0,80 Tinggi
0,40-0,60 Sedang
0,20-0,40 Rendah
H. Teknik Analisa Data
1. Rumusan masalah pertama akan dijawab menggunakan kuesioner
yang berhubungan dengan peran auditor dalam pelaksanaan audit
internal dengan penggunaan skala likert 1-4 yang dapat
dideskripsikan sebagai berikut
Tabel 5. Skor Penilaian Skala Likert
Pilihan Jawab Skor Penilaian
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Setuju 3
Sangat Setuju 4
Ketika responden memilih jawaban kuesioner pada angka 1
artinya responden sangat tidak setuju dengan pernyataan tentang
peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan, dan katalis.
Hal ini juga dapat diartikan bahwa peran sebagai pengawas,
konsultan, ataupun katalis belum berperan di dalam perusahaan
menurut persepsi responden. Sebaliknya, jika responden memilih
jawaban kuesioner pada angka 4 dapat diartikan responden sangat
setuju dengan pernyataan tentang peran auditor sebagai pengawas,
konsultan, atau katalis. Hal ini dapat diartikan bahwa peran sebagai
perusahaan menurut persepsi responden Adapun langkah-langkah
untuk menganalisa data adalah sebagai berikut:
a. Menjumlah hasil perkalian jawaban responden dengan skor
penilaian untuk setiap pilihan jawaban untuk mengetahui total
skor setiap responden.
Jumlah skor untuk x pernyataan yang dijawab sangat tidak setuju = x X 1
Jumlah skor untuk x pernyataan yang dijawab tidak setuju = x X 2
Jumlah skor untuk x pernyataan yang dijawab setuju = x X 3
Jumlah skor untuk x pernyataan yang dijawab sangat setuju = x X 4
Jumlah Total Skor = ...
Skor ideal jika seluruh responden menjawab sangat setuju adalah 4 x 12 =
48
b. Membuat rata-rata skor total seluruh responden. Tujuan dari
pembuatan rata-rata skor total seluruh responden untuk
mengetahui nilai rata-rata dari jawaban seluruh responden
terhadap ketiga peran auditor internal yaitu sebagai pengawas,
konsultan, dan katalis.
c. Mengkategorikan hasil perhitungan rata-rata skor total seluruh
responden pada rentang nilai yang dibuat. Rentang nilai rata-
rata terendah untuk ketiga peran auditor internal adalah 1
Gambar 1: Rentang Nilai Rata-Rata Skor Total Seluruh Responden Kuesioner Peran Auditor Internal
STS TS S SS
1 1,75 2,50 3,25 4
1< x ≤ 1,75 = Sangat Tidak Setuju (STS)
1,75 < x ≤ 2,50 = Tidak setuju ( TS )
2,50 < x ≤ 3,25 = Setuju ( S )
3,25 < x ≤ 4 = Sangat Setuju ( SS )
d. Membuat Mean Ranks dengan Uji Friedman untuk mengetahui
peran auditor internal yang paling dirasakan oleh responden
pada PT. Wings Surya. Skala pada pengujian ini minimal
menggunakan skala ordinal atau interval, dengan sebaran data
atau distribusi yang tidak normal (Setiawan 2015: 179).
2. Rumusan masalah kedua berkaitan dengan efektivitas pelaksanaan
audit internal akan dianalisis dengan menggunakan kuesioner yang
diadopsi dari kuesioner dalam penelitian yang dibuat oleh Monica
(2007). Langkah-langkah analisa untuk kuesioner efektivitas
pelaksanaan audit internal adalah sebagai berikut :
a. Menjumlah hasil perkalian jawaban responden dengan skor
penilaian untuk setiap pilihan jawaban untuk mengetahui total
skor setiap responden.
Jumlah skor untuk x pernyataan yang dijawab tidak setuju = x X 2
Jumlah skor untuk x pernyataan yang dijawab setuju = x X 3
Jumlah skor untuk x pernyataan yang dijawab sangat setuju = x X 4
Jumlah Total Skor = ...
Skor ideal jika seluruh responden menjawab sangat setuju adalah 4 x 28
= 112
b. Membuat rata-rata skor total seluruh responden. Tujuan dari
rata-rata skor total seluruh responden adalah untuk mengetahui
nilai rata-rata dari jawaban seluruh responden terhadap
efektivitas pelaksanaan audit internal pada PT. Wings Surya.
Untuk mencari rata-rata total skor seluruh responden dapat
digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut
= Rata-rata
∑X = jumlah nilai X1...sampai Xn
N = jumlah sampel
c. Mengkategorikan hasil perhitungan rata-rata pada rentang nilai
yang dibuat. Rentang nilai rata-rata per item pernyataan
terendah adalah 1 sedangkan nilai tertingginya adalah 4.
Gambar 3: Rentang Nilai Rata-rata Skor Total Seluruh Responden Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal
STS TS S SS
1< x ≤ 1,75 = Sangat Tidak Setuju (STS)
1,75 < x ≤ 2,50 = Tidak setuju ( TS )
2,50 < x ≤ 3,25 = Setuju ( S )
3,25 < x ≤ 4 = Sangat Setuju ( SS )
d. Menarik kesimpulan dari perhitungan rata-rata total skor
seluruh responden untuk kuesioner efektivitas audit seperti
yang terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Kesimpulan Hasil Perhitungan Rata-Rata Skor Total Seluruh Responden Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal
Range Nilai Deskripsi Kesimpulan
1< x ≤ 1,75 Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Efektif 1,75 < x ≤ 2,50 Tidak Setuju Tidak Efektif
2,50 < x ≤ 3,25 Setuju Efektif
3,25 < x ≤ 4 Sangat Setuju Sangat Efektif
Ketika nilai rata-rata berada pada range nilai sangat tidak
setuju maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan dari audit
internal sangat tidak efektif. Sebaliknya jika nilai rata-rata
berada pada range nilai sangat setuju maka dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan dari audit internal sudah sangat efektif.
e. Menjumlah hasil perkalian jawaban responden dengan skor
penilaian untuk setiap pilihan jawaban untuk mengetahui total
skor setiap item pernyataan.
Jumlah skor untuk x orang yang menjawab sangat tidak setuju = x X 1
Jumlah skor untuk x orang yang menjawab tidak setuju = x X 2
Jumlah skor untuk x orang yang menjawab sangat setuju = x X 4
Jumlah Total = ...
Skor ideal jika seluruh responden menjawab sangat setuju adalah 4 x 25
= 100
f. Membuat rata-rata skor per item pernyataan. Tujuan dari
pembuatan rata-rata per item pernyataan adalah untuk
memperkuat hasil analisa rata-rata skor total seluruh
responden. Dari 28 pernyataan, pernyataan berkaitan dengan
efektivitas pelaksanaan audit yang mana yang dirasa responden
sudah sangat efektif dilaksanakan pada perusahaan. Untuk
mencari rata-rata per item pernyataan seluruh responden dapat
digunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut
= Rata-rata
∑X = jumlah nilai X1...sampai Xn
N = jumlah sampel
g. Mengkategorikan hasil perhitungan rata-rata pada rentang nilai
yang dibuat. Rentang nilai rata-rata per item pernyataan
terendah adalah 1 sedangkan nilai tertingginya adalah 4.
Gambar 4: Rentang Nilai Rata-rata Skor Per Item Pernyataan Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal
STS TS S SS
1< x ≤ 1,75 = Sangat Tidak Setuju (STS)
1,75 < x ≤ 2,50 = Tidak setuju ( TS )
2,50 < x ≤ 3,25 = Setuju ( S )
3,25 < x ≤ 4 = Sangat Setuju ( SS )
h. Menarik kesimpulan dari perhitungan rata-rata untuk setiap
item pernyataan yang dijawab 25 orang responden pada
kuesioner efektivitas pelaksanaan audit internal seperti yang
terdapat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Kesimpulan Hasil Perhitungan Rata-Rata Per Item Pernyataan Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Audit Internal
Range Nilai Deskripsi Kesimpulan
1< x ≤ 1,75 Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Efektif 1,75 < x ≤ 2,50 Tidak Setuju Tidak Efektif
2,50 < x ≤ 3,25 Setuju Efektif
3,25 < x ≤ 4 Sangat Setuju Sangat Efektif
Ketika nilai rata-rata berada pada range nilai sangat tidak
setuju maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan dari audit
internal sangat tidak efektif. Sebaliknya jika nilai rata-rata
berada pada range nilai sangat setuju maka dapat disimpulkan
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Wings merupakan perusahaan yang berfokus untuk memproduksi produk-
produk rumah tangga dan juga pemeliharaan kesehatan diri. Perusahaan ini
didirikan pertama kali dengan nama Fa Wings pada tahun 1949 oleh Ferdinand
Katuari dan Harjo Sutanto di Jawa Timur. Pada awal pendirian Fa Wings
hanya memproduksi sabun cuci colek. Pada masa itu Fa Wings masih belum
dikenal secara luas. Pada tahun 1991 Fa Wings berubah nama menjadi PT
wings Surya pada saat itulah PT. Wings Surya selalu mengembangkan diri
untuk menjadi perusahaan yang terkemuka. Perusahaan ini berdomisili di
Jakarta dan juga Surabaya. Dengan tetap menjunjung tinggi slogan “ Quality
and affordability at the convenience of our customers.” PT Wings Surya yang
dikenal dengan nama PT Wings selalu melakukan inovasi pada produk- produk
mereka.
B. Visi PT Wings Surya
Menjadi perusahaan multinasional di bidang consumer good yang
terbesar, yang disegani, yang paling menarik dan terkelola dengan baik di
Indonesia, sekaligus dikenal di pasar internasional.
C. Misi PT Wings Surya
Menunjang kualitas hidup dan meningkatkan standart hidup masyarakat
Indonesia.
Board of
Gambar 5: Struktur Organisasi PT. Wings Surya Sumber : PT. Wings Surya
D. Struktur Organisasi
1. Job Description PT. Wings Surya.
a. Kasir Penerimaan
1) Bertanggung jawab atas uang tunai, bilyet giro dan cheque hasil
penjualan tunai dan tagihan kredit milik perusahaan.
2) Menerima laporan setoran penjusalan kontan (dari admin Sumber
Daya) dan list sket tagihan (dari collection) sebagai dasar untuk
menerima uang setoran penjual.
3) Menerima, memeriksa dan menagih uang tunai, bilyet giro dan
cheque beserta slip setornya dari sales/kolektor.
a) Untuk Penjualan Kontan : Periksa dan bandingkan dengan
Laporan Setoran Penjualan Kontan(harus sama).
Khusus yang luar kota menginap, harus mengetahui jadwal
kembali kru kiriman.
b) Untuk Tagihan Kredit : Periksa dan bandingkan dengan Sket
Tagihan (yang telah dikerjakan Sales/Kolektor).
c) Wajib menerima uang Penjualan Kontan Kantor (tidak boleh
diwakilkan).
4) Memeriksa bilyet giro dan cheque yang diterima dari
Sales/Kolektor apakah telah sesuai dengan Kebijakan Perusahaan
(sudah ditulis Nama PT/Rek PT sebagai penerima, Tanda Tangan,
Tanggal Jatuh Tempo yang diperbolehkan) sebelum disimpan
menggunakan giro orang lain, wajib ada Tanda Tangan atau
Stempel di belakang giro.
5) Apabila ada Penyimpangan wajib lapor GM/DM/CA. (Contoh
penyimpangan: kurang setoran, tgl jatuh tempo giro mundur terlalu
lama, Giro Account Sama Customer Beda,dsb).
6) Membuat dan membukukan BKK/BKM/BBK/BBM.
7) Menginput Laporan Penerimaan Kas (LPK) di Program SmartOpr
Untuk yang sudah menggunakan PDA/Android, WAJIB
melakukan pengecekan detail pengisian LPK yang sudah dilakukan
oleh Sales/Kolektor di PDA/Android.
8) Setelah penginputan LPK kemudiaan menyerahkan Sket Tagihan
kepada bagian Settlement.
9) Menghitung serta merapi
10) kan uang kertas dan logam per satuan untuk memudahkan pada saat
penyetoran ke Bank.
11) Wajib melakukan opname kas harian.
12) Menyiapkan & Menyetor uang tunai, bilyet giro dan cheque ke
Rekening Bank perusahaan paling lama keesokan harinya (H+1)
Untuk BG disesuaikan dengan kebijakan bank di masing-masing
daerah.
14) Memastikan petugas pick up service asli dari perusahaan penyedia
jasa pick up (cth: advantage, Kejar, G4S, dsb) dan harus ada
dokumen serah terima uang yang jelas dan resmi.
15) Meminta print out Laporan Rekening Koran Harian ke Bank.
16) Melakukan deposit/transaksi setor ke Bank (Tunai & Giro) di
Program SmartOpr.
17) Melakukan pencairan Bilyet Giro setiap hari di Program SmartOpr.
18) Memberikan informasi Bilyet Giro Tolak ke GM/DM/SPV/CA dan
melakukan proses Giro Tolak di Program SmartOpr.
19) Memberikan informasi Transfer Masuk ke Rekening Bank dari
pelanggan untuk diteruskan ke Bagian Collection.
20) Memeriksa dan memberikan informasi saldo bank efektif ke
GM/CA untuk dibukakan BG/Cek sebagai pembayaran hutang ke
supplier (kecuali yang sudah Autodebet).
21) Melakukan posting semua BKM/BKK/BBK/BBM di Program
SmartOpr paling lambat keesokan harinya (H+1) dan wajib
dilampiri dokumen pendukung (Slip Setor Sales, Slip Setor Bank,
Rekening Koran Harian, Sket Tagihan).
22) a) Mencetak Laporan Kas Harian (WAJIB Cash Journal, Laporan
Penerimaan Kas Harian) dari Program SmartOpr dan dilampiri
b) Mencetak Laporan Bank Harian dari Program SmartOpr dan
dilampiri dengan BBK/BBM dan Rekening Koran Harian paling
lambat keesokan harinya (H+1).
23) Menyerahkan Laporan Kas dan Bank Harian untuk diperiksa dan
ditandatangani GM/DM/CA dan disetujui Direktur (jika ada).
b. Kasir Operasional
1) Bertanggung jawab untuk menyimpan uang kas operasional
perusahaan.
2) Membuat dan membukukan BKM/BKK/BBM/BBK disertai bukti
pendukung :
a) Penerimaan Kas Operasional (pengisian saldo, angsuran
piutang karyawan, pendapatan lain-lain) di Program SmartOpr.
b) Membukukan Pengeluaran Kas Operasional (biaya, piutang
karyawan, dll) di Program SmartOpr.
3) Memastikan setiap pengeluaran atau bon sementara telah disetujui
oleh GM/DM/CA sebelum mengeluarkan uang tunai.
4) Pertanggungjawaban Bon Sementara harus segera diselesaikan tepat
waktu (maksimal 14 hari) dan menagih bon sementara yang umurnya
lebih dari 14 hari untuk diselesaikan.
5) Memeriksa bukti ekstern pengeluaran biaya harus lengkap dan benar
dan telah diotorisasi GM/DM/CA.
6) Menginput transaksi harian di Program SmartOpr paling lama